Anda di halaman 1dari 86

PENERAPAN ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU DENGAN

MENGGUNAKAN METODE ABC PADA

PT. INTAN SEJATI KLATEN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya


Manajemen Industri

Oleh:

JOKO SANTOSO

F3507029

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3

MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memasuki era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Persaingan antar

produk di Indonesia sekarang ini menjadi sangat berat, selain bersaing dengan

produk lokal, produk Indonesia juga harus bersaing dengan produk-produk

luar negeri, terutama produk dari negara China. Karena negara China

memiliki cukup besar, diantaranya produk-produk yang murah dan

berkualitas, dengan diproduksi secara masal siap bersaing di kawasan ASEAN

khususnya di Indonesia. Apalagi dengan dimulainya FTA ( Free Trade

Agreement ) ASEAN-China pada awal Januari 2010 dan perkembangan

teknologi yang sangat pesat berdampak besar pada kemajuan dunia bisnis dan

persaingan sesama pelaku ekonomi yang sangat ketat terutama di sektor

industri. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang

berkualitas agar mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional terutama

China.

Sedangkan tingkat kualitas produk Indonesia diprediksi belum secara

keseluruhan mampu bersaing dengan produk luar negeri. Indonesia dengan

jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa merupakan pasar yang potensial,

dengan tingkat produktifitas yang rendah, bahkan cenderung konsumtif.

Sehingga produsen Indonesia harus bekerja ekstra keras untuk dapat

memenangkan persaingan dengan produk luar negeri.

Dalam dunia industri, persediaan bahan baku merupakan salah faktor yang

utama dalam proses produksi. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan


2
harus menjalankan kebijakan-kebijakannya. Salah satu kebijakannya adalah

kebijakan dalam hal pengendalian persediaan bahan baku. Dalam

pengendalian persediaan bahan baku, perusahaan harus menentukan secara

tepat jumlah persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku yang terlalu besar

bila dilihat dari proses produksi maka tidak akan mengalami gangguan karena

persediaan selalu ada. Namun disisi lain, persediaan bahan baku yang terlalu

besar akan mengakibatkan :

1. Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan

maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.

2. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang maka

risiko kerusakan barang semakin tinggi. Barang-barang yang tersimpan

lama akan “out of date” atau ketinggalan jaman (Ristono, 2009 : 4).

Jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan

persediaan (stock-out) karena sering kali barang atau bahan baku tidak dapat

didatangkan secara mendadak dan sebesar apa yang dibutuhkan. Hal ini

menyebabakan perusahaan tidak dapat memenuhi semua permintaan,

akibatnya pelanggan akan kecewa dan beralih ke perusahaan lain karena

terhentinya proses produksi yang disebabkan oleh habisnya stock bahan baku.

Bahan baku terdiri dari beberapa macam dan mempunyai karakteristik

yang berbeda antara satu bahan dengan bahan yang lainnya. Baik dari segi

harga per unit bahan, dari segi unit bahan yang diperlukan dan dari segi cara

penyimpanan bahan baku. Apabila perusahaan memperlakukan seluruh

bahan baku yang diperlukan dengan sama rata, maka tindakan tersebut akan

merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan karena terdapatnya perbedaan nilai

3
rupiah dari bahan yang diperlukan serta jumlah unit yang diperlukan dalam

perusahaan. Didalam kenyataanya akan terdapat bahan baku yang akan

dipergunakan dalam jumlah unit yang sangat besar namun mempunyai nilai

rupiah yang kecil, sebaliknya akan terdapat pula sejumlah bahan baku dalam

nilai rupiah yang tinggi walaupun jumlah unit fisiknya tidak seberapa besar.

Dengan demikian harus ada perlakuan yang berbeda untuk masing-masing

bahan baku yang mempunyai karakteristik yang berbeda pula, salah satunya

dengan menggunakan analisis ABC.

Dalam analisis ABC, persediaan suatu perusahaan dibagi menjadi 3

klasifikasi, yaitu : A, B dan C sehingga dikenal sebagai analisis ABC

(Prasetyawan dan Nasution, 2008 : 236). Analisis ABC diperkenalkan oleh

HF. Dickie pada tahun 1950-an, kemudian dikembangkan oleh Vilfredo

Pareto. Menggunakan prinsip Pareto, the critical few and trivial many. Idenya

untuk memfokuskan pengendalian persediaan kepada jenis persediaan yang

bernilai tinggi dari pada yang bernilai rendah. Analisis ABC membagi

persediaan dalam tiga kelas berdasarkan atas nilai (volume) persediaan.

Kriteria masing-masing kelas dalam analisis ABC adalah sebagai berikut :

1. Kelas A

Persediaan yang memiliki nilai volume tahunan rupiah yang tinggi.

Persediaan yang termasuk kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi

dalam pengadaannya karena berdampak pada biaya yang tinggi dan

pemeriksaan dilakukan secara intensif.

2. Kelas B

4
Persediaan dengan nilai tahunan rupiah yang menengah. Dalam kelas ini

diperlukan tehnik pengendalian yang moderat.

3. Kelas C

Persediaan yang nilai volume tahunan rupiahnya rendah, yang hanya

sekitar 10% dari total nilai persediaan. Dalam kelas ini diperlukan tehnik

pengendalian yang sederhana, pemeriksaan dilakukan sesekali.

Dengan mengetahui kelas-kelas tersebut, dapat diketahui item persediaan

tertentu yang harus mendapat perhatian yang lebih intensif atau serius bila

dibandingkan dengan item yang lain.

Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti, PT Intan Sejati Klaten belum

menggunakan analisis ABC untuk klasifikasi kebijakan pengendalian

persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Sehingga peneliti ingin

meneliti klasifikasi antara bahan yang satu dengan bahan yang lain, yang

mempunyai harga yang paling tinggi dan harga yang paling rendah, serta

jumlah penggunaannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil kesimpulan

tugas akhir dengan judul “Penerapan Analisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku dan Bahan Pembantu dengan Menggunakan Metode ABC

pada PT Intan Sejati Klaten”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, serta luas cakupan mengenai

persediaan bahan baku dan bahan pembantu maka perlu dilakukan pembatasan

5
masalah agar lebih terfokus. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Yang menjadi kajian dalam penelitian adalah bahan baku dan bahan

pembantu pada tahun 2009.

2. Bahan baku dan bahan pembantu yang diteliti adalah bahan baku dan

bahan pembantu yang paling sering digunakan dan yang nilai rupiahnya

tinggi.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengelolaan persediaan bahan baku dan bahan pembantu

pada PT. Intan Sejati Klaten selama tahun 2009?

2. Bagaimana pengelompokan persediaan bahan baku dan bahan pembantu

pada pada PT. Intan Sejati Klaten dengan menggunakan metode ABC?

3. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku dan bahan pembantu

setelah menggunakan analisis ABC pada PT. Intan Sejati Klaten?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengelolaan persediaan bahan baku dan bahan pembantu

pada PT. Intan Sejati Klaten selama tahun 2009?

2. Mengetahui pengelompokan persediaan bahan baku dan bahan

pembantu pada PT. Intan Sejati Klaten.

3. Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku dan bahan pembantu

setelah menggunakan metode ABC pada PT. Intan Sejati Klaten.

6
E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam

menentukan kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan pengendalian

persediaan bahan baku dan bahan pembantu.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengendalian

persediaan bahan baku dan bahan pembantu pada suatu perusahaan serta

menerapkan ilmu yang diterima selama duduk dibangku perkuliahan.

3. Bagi Pembaca

Sebagai referensi serta masukan untuk penelitian lanjutan dalam

permasalahan pengendalian persediaan bahan baku dan bahan pembantu

dimasa yang akan datang.

7
F. KERANGKA PEMIKIRAN

Evaluasi data bahan baku dan bahan pembantu

Menghitung volume penggunaan Menghitung volume (dalam rupiah)

Analisis ABC

Klasifikasi persediaan

8
Gambar I.1
Kerangka Pemikiran

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa yang dilakukan pertama kali

adalah mengevaluasi data kebutuhan bahan baku dan data bahan pembantu

kemudian baru menghitung volume penggunaan bahan baku dan bahan

pembantu dan juga menghitung volume nilai uang. Kemudian baru

melakukan analisis ABC dan akan diperoleh output berupa klasifikasi

persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Dan dari hasil klasifikasi

tersebut akan dijadikan dasar dalam melakukan kebijakan pengendalian

persediaan bahan baku dan bahan pembantu yang optimal.

G. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan desain kasus karena dilakukan untuk

menjawab pertanyaan “ Bagaimana “ yang menjadi permasalahan utama

peneliti dengan keharusan membuat metode deskriptif yang digunakan

untuk menjawab atau menganalisis masalah tersebut. Dalam penelitian ini

kasus yang diteliti mengenai persediaan bahan baku dan bahan pembantu

tahun 2009 pada PT. Intan Sejati Klaten.

2. Objek Penelitian

9
Objek Penelitian yang diambil yaitu pada PT. INTAN SEJATI

KLATEN merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penerbitan dan

percetakan dengan alamat di Jl. Kopral Sayom (Ringroad) Klaten 57471.

3. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan:

1) Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka, meliputi:

a) Sejarah berdirinya perusahaan

b) Struktur organisasi perusahaan

c) Gambaran umum perusahaan

d) Data tenaga kerja perusahaan

e) Data jenis kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu tahun

2009

2) Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka, meliputi :

a) Harga bahan baku dan bahan pembantu per unit

b) Volume penggunaan bahan baku dan bahan pembantu pada

tahun 2009

b. Sumber Data

1) Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang

sesuai dengan permasalahan yang diteliti melalui wawancara

dengan karyawan dan staff yang dapat memberikan tambahan

informasi agar diperoleh gambaran yang akurat tentang persediaan

bahan baku. Diantaranya adalah data tentang pengelolaan

10
persediaan bahan baku dan bahan pembantu pada PT. Intan Sejati

Klaten.

2) Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari hasil laporan maupun catatan –

catatan dokumen yang dimiliki perusahaan.

Adapun data yang diperoleh adalah :

a) Sejarah berdirinya perusahaan

b) Struktur organisasi perusahaan

c) Gambaran umum perusahaan

d) Data tenaga kerja perusahaan

e) Harga bahan baku dan bahan pembantu

f) Volume penggunaan bahan baku per tahun

4. Teknik pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data yang akan diperoleh, penulis

menggunakan teknik:

a. Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk

mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2007 : 93). Peneliti

melakukan wawancara langsung dengan narasumber yaitu dengan

personalia umum atau kepala bagian produksi dan karyawan yang

bersangkutan dalam perusahaan.

b. Observasi

11
Menurut Jogiyanto (2007 : 89) observasi (observation) merupakan

teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara

mengamati secara langsung.

c. Studi Pustaka

Yaitu kegiatan mengumpulkan informasi yang diperoleh dengan

membaca dan memahami buku yang berhubungan dengan

pengendalian persediaan bahan baku terutama yang berkaitan dengan

analisis ABC sehingga diperoleh pemahaman mengenai masalah yang

diteliti.

5. Metode Pembahasan

Teknik pembahasan ini berupa:

a. Pembahasan Deskriptif

Penulis membuat gambaran secara deskriptif, sistematis dan akurat

mengenai pengendalian persediaan bahan baku dan bahan pembantu

pada PT. Intan Sejati Klaten.

b. Optimasi Keputusan

Yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal

dalam bidang Manajemen Industri.

Menurut Gaspers (2004 : 274) terdapat sejumlah prosedur untuk

pengelompokkan material – material inventori ke dalam kelas A, B,

dan C,antara lain :

12
1) Tentukan volume penggunaan per periode waktu (per tahun) dari

material – material inventori yang ingin diklasifikasikan.

2) Gandakan (kalikan) volume penggunaan per periode waktu (per

tahun) dari setiap material inventori dengan biaya per unitnya

untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya per periode waktu

(per tahun) untuk setiap material inventori itu.

3) Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material

inventori itu untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya

keseluruhan.

4) Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu

dengan nilai total penggunaan biaya keseluruhan dari setiap

material inventori itu.

5) Daftarkan material – material itu ke dalam rank persentase nilai

total penggunaan biaya dengan urutan menurun dari terbesar

sampai terkecil.

6) Klasifikasikan material – material inventori itu ke dalam kelas A,

B, dan C dengan kriteria 20% dari jenis material diklasifikasikan

ke dalam kelas A, 30% dari jenis material diklasifikasikan ke

dalam kelas B, dan 50% dari jenis material diklasifikasikan ke

dalam kelas C.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERSEDIAAN

1. Definisi Persediaan

Pada setiap perusahaan, persediaan memegang peranan yang sangat

penting dalam menunjang kelancaran proses produksi perusahaan. Terlebih

– lebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana – mana,

memiliki bentuk, nilai, dan tingkat kepentingan yang berbeda – beda.

Untuk perusahaan menengah atau perusahaan besar persediaan bahan baku

dipersiapkan dengan baik. Akan tetapi pada perusahaan kecil kadang –

kadang persediaan tidak dipersiapkan dengan baik. Walaupun demikian

pada prinsipnya semua perusahaan akan mengadakan persediaan bahan

baku.

14
Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008 : 114) Persediaan adalah

sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih

lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem

distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga.

Menurut Ristono (2009 : 1) Persediaan dapat diartikan sebagai barang –

barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode

yang akan datang.

2. Fungsi Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005 : 60) Persediaan dapat melayani

beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan.

Empat fungsi persediaan adalah:

a. Untuk men – “decouple” atau memisahkan beragam bagian proses

produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan

berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan untuk

men – decouple proses produksi dari para pemasok.

b. Untuk men – decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang – barang yang akan memberikan

pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini umumnya terjadi

pada pedagang eceran.

c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian

dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau

pengiriman barang.

d. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

15
3. Jenis Persediaan

Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008 : 113) Menurut jenisnya,

persediaan dapat dibedakan atas:

a. Bahan baku (raw material), adalah barang – barang yang dibeli dari

pemasok (supplier) yang akan digunakan atau diolah menjadi produk

jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

b. Bahan setengah jadi (work in process),adalah bahan baku yang sudah

diolah dan dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan

langkah – langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

c. Bahan jadi (finished goods), adalah barang jadi yang telah selesai

diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau

didistribusikan ke lokasi – lokasi pemasaran.

d. Bahan – bahan pembantu (supplies), adalah barang – barang yang

dibutuhkan untuk menunjang proses produksi, namun tidak akan

menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan.

Menurut Ristono (2009 : 7) jenis persediaan berdasarkan proses

manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori, yakni:

a. Persediaan bahan baku dan penolong.

b. Persediaan bahan setengah jadi.

c. Persediaan bahan jadi.

Sedangkan jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari:

a. Persediaan pengaman (Safety Stock)

16
Persediaan pengaman atau sering pula disebut sebagai safety stock

adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur

ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan

pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan

terjadi kekurangan persediaan (stockout).

b. Persediaan Antisipasi

Persediaan Antisipasi disebut sebagai stabilization stock

merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

c. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)

Persediaan dalam pengiriman disebut work – in process stock

adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu:

1) Eksternal Transit stock adalah persediaan yang masih berada

dalam transportasi.

2) Internal Transit Stock adalah persediaan yang masih menunggu

untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.

4. Tujuan Persediaan

Menurut Yamit (1998 : 216) Tujuan diadakannya persediaan yaitu:

a. Untuk memberikan layanan yang terbaik pada pelanggan.

b. Untuk memperlancar proses produksi.

c. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan

persediaan (stockout).

d. Untuk menghadapi fluktuasi harga.

17
5. Biaya Persediaan

Menurut Handoko (1999 : 337) Dalam pembuatan setiap keputusan

yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan, biaya – biaya

variabel berikut ini harus dipertimbangkan :

a. Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) terdiri atas

biaya – biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas

persediaan. biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila

kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata – rata

persediaan semakin tinggi. Biaya – biaya yang termasuk sebagai biaya

penyimpanan adalah : Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk

penerangan, pemanas, atau pendingin), biaya modal (opportunity costs

of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan

dalam persediaan), biaya keusangan, biaya penghitungan fisik dan

kondisi laporan, biaya asuransi persediaan, biaya pajak persediaan,

biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan, biaya penanganan

persediaan, dan sebagainya.

b. Biaya Pemesanan (pembelian)

Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung biaya

pemesanan (order cost atau procurement costs). Biaya – biaya

pemesanan secara terperinci meliputi : pemrosesan pesanan dan biaya

ekspedisi, upah, biaya telepon, pengeluaran surat – menyurat, biaya

pengepakan dan penimbangan, biaya pemeriksaan (inspeksi)

18
penerimaan, biaya pengiriman ke gudang, biaya hutang lancar dan

sebagainya.

c. Biaya penyiapan (manufacturing)

Bila bahan – bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri “dalam

pabrik” perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup

costs) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya – biaya ini terdiri

dari : biaya mesin – mesin menganggur, biaya penyiapan tenaga kerja

langsung, biaya scheduling, biaya ekpedisi, dan sebagainya.

d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan

Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan tingkat

persediaan, biaya kekurangan bahan (shortage costs) adalah yang

paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak

mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya – biaya yang termasuk

biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut : kehilangan penjualan,

kehilangan langganan, biaya pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih

harga, terganggunya operasi, tambahan pengeluaran kegiatan

manajerial, dan sebagainya.

B. PENGENDALIAN PERSEDIAAN

19
1. Pengendalian persediaan

Teknik Pengendalian Persediaan merupakan tindakan yang sangat

penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang

diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali

(Rangkuti, 2002 : 19)

Menurut Baroto (2002 : 52) Pengendalian Persediaan merupakan

fungsi manajerial yang sangat penting. Bila persediaan dilebihkan, biaya

penyimpanan dan modal yang diperlukan akan bertambah. Bila

perusahaan menanam terlalu banyak modalnya dalam persediaan,

menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Kelebihan persediaan

juga membuat modal menjadi terhenti, semestinya modal tersebut dapat

diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan (Opportunity

Cost). Sebaliknya, bila persediaan dikurangi, suatu ketika bisa mengalami

Stock Out (Kehabisan Barang). Bila perusahaan tidak memiliki persediaan

yang mencukupi, biaya pengadaan darurat akan lebih mahal. Dampak lain,

mungkin kosongnya barang di pasaran dapat membuat konsumen kecewa

dan lari ke merek lain.

2. Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Ristono (2009 : 4) tujuan Pengendalian Persediaan adalah

sebagai berikut :

a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan

cepat (memuaskan konsumen)

20
b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan

tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan

terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan :

1) Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka

sehingga sulit diperoleh.

2) Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang

dipesan.

c. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan

dan laba perusahaan.

d. Menjaga agar pembelian secara kecil – kecilan dapat dihindari, karena

dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.

e. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar –

besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.

3. Pengelolaan Persediaan Barang

Menurut Indriyo dan Mulyono (2002 : 111 – 114) Masalah persediaan

merupakan suatu bidang yang cukup penting dari pembagian kegiatan

yang dibutuhkan guna dapat memberikan pengembalian atas investasi

modal yang telah digunakan perumusan kebijakan penentuan persediaan.

Bahan baku dalam perusahaan haruslah mengetahui empat fungsi pokok

antara lain :

a. Spesialisasi Tempat

Adalah suatu usaha memungkinkan spesialisasi ekonomi diantara

unit – unit pembuatan dari perusahaan – perusahaan tempat melihat

21
persediaan dalam bentuk persediaan bahan mentah, bahan penolong,

barang setengah jadi, persediaan barang jadi.

b. Efisiensi Operasi Dalam Fasilitas

Adalah pencarian efisiensi kegiatan dalam persediaan di gudang

yang diadakan sebelum kebutuhan, akan memungkinkan distribusi

kepada konsumen dalam pengiriman barang dalam jumlah yang cukup

besar.

c. Penyeimbangan Penawaran dan Permintaan

Adalah penitikberatan pada keseimbangan antara jarak waktu

mengkonsumsi suatu barang dengan waktu lamanya pembelian barang

yang bersangkutan.

d. Persediaan pengaman

Adalah penentuan jumlah persediaan yang disebabkan karena

ketidakpastian mengenai penjulalan dan adanya ketidakpastian

mengenai keterlambatan dalam pengisian kembali.

C. BAHAN BAKU

1. Pengertian Bahan Baku

Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008 : 113) Bahan baku adalah

barang – barang yang dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan

atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

Menurut Ristono (2009 : 5) ada dua macam kelompok bahan baku,

yaitu :

22
a. Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk

dan merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah

bisa ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku

langsung bersifat variabel, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi

oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output.

Contoh : kertas adalah bahan baku utama yang digunakan dalam

industri percetakan.

b. Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang

dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit menelusuri biayanya pada

setiap barang jadi.

Contoh : tinta adalah bahan baku yang digunakan dalam industri

percetakan.

2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Menurut Agus Ristono (2009 : 6) besar kecilnya persediaan bahan

baku dipengaruhi oleh faktor :

a. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk

menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak

jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat

persediaan bahan baku. Volume produksi yang direncanakan, hal ini

ditentukan oleh penjualan terdahulu dan ramalan penjualan. Semakin

tinggi volume produksi yang direncanakan berarti membutuhkan bahan

baku yang lebih banyak yang berakibat pada tingginya tingkat

persediaan bahan baku.

23
b. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan

baku yang tinggi dan sebaliknya.

c. Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak (durable good) atau

tahan lama (undurable good). Barang yang tidak tahan lama tidak dapat

disimpan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan

tergolong barang yang tidak tahan lama maka tidak perlu disimpan

dalam jumlah yang banyak.

3. Model Analisis ABC

Menurut Render dan Heizer (2005 : 62) Analisis ABC membagi

persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam

jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan penerapan persediaan dari

prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan ada beberapa yang penting dan

banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan analisis

ABC, permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan

dikalikan dengan harga per unit. Barang kelas A adalah barang – barang

dengan volume dolar tahunan tinggi. Walaupun barang seperti ini mungkin

hanya mewakili sekitar 15% dari total persediaan barang, mereka

mempresentasikan 70% hingga 80% dari total pemakaian dolar. Kelas B

adalah untuk barang – barang persediaan yang memiliki volume dolar

tahunan menengah. Barang ini mempresentasikan sekitar 30% barang

persediaan dan 15% hingga 25% dari nilai total. Barang – barang yang

memiliki volume dolar tahunan rendah adalah kelas C, yang mungkin

hanya mempresentasikan 5% dari volume dolar tahunan tetapi sekitar 55%

dari total barang persediaan.

24
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC Mencakup hal –

hal sebagai berikut :

a. Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada pengembangan

pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A dibandingkan barang

C.

b. Barang A tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki kontrol

persediaan fisik yang lebih ketat, mungkin mereka dapat diletakkan

pada tempat yang lebih aman, dan mungkin akurasi catatan persediaan

untuk barang A lebih sering diverifikasi.

c. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibanding dengan

prediksi barang B dan C.

Secara grarfis, persediaan di perusahaan akan terlihat sebagaimana pada

contoh penggunaan analisis ABC tunjukkan dalam penggambaran grafik

dari analisis ABC berikut ini :

25
80
80
70

Persentase Pemakaian
Tahunan Dalam Dollar
60
50
40
30
20 15
10 5
0
15 45 100
Persentase dari Keseluruhan Butir
Persediaan

Gambar II.1
Grafik Analisis ABC
Sumber : Prinsip – Prinsip Manajemen Operasi

Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008 : 237) Pareto

mengklasifikasikan barang – barang dalam analisis persediaan ABC

dengan kriteria – kriteria umum sebagai berikut :

Kelas A : Barang – barang dengan jumlah unit 10% - 20% tetapi

nilai investasinya 30% - 70% dari total investasi tahunan

persediaan

Kelas B : Barang – barang dengan jumlah unit 20% - 30% dengan

nilai investasi 20% - 30% dari total investasi tahunan

persediaan.

26
Kelas C : Barang – barang dengan jumlah unit 30% - 70% dengan

nilai investasi 10% - 20% dari total investasi tahunan

persediaan.

Menurut Gasper (273 : 2004) Klasifikasi ABC mengikuti prinsip

Pareto atau hukum Pareto dimana sekitar 80% dari nilai total inventory

material dipresentasikan (diwakili) oleh 20% material inventory.

Penggunaan analisia ABC adalah untuk menetapkan :

a. Frekuensi penghitungan Inventory (Cycle Counting), dimana

material – material kelas A harus diuji lebih sering dalam hal

akurasi catatan inventory dibandingkan material – material kelas B

atau C.

b. Prioritas rekayasa (engineering), dimana material – material kelas

A dan B memberikan petunjuk pada bagian rekayasa dalam

peningkatan program reduksi biaya ketika mencari material –

material tertentu yang perlu difokuskan.

c. Prioritas pembelian (perolehan) dimana aktivitas pembelian

seharusnya difokuskan pada bahan – bahan baku bernilai tinggi

(high cost) dan penggunaan dalam jumlah yang tinggi (high

usage). Fokus pada material – material kelas A untuk pemasokan

(sourcing) dan negosiasi.

d. Keamanan : meskipun nilai biaya per unit merupakan indikator

yang lebih baik dibandingkan nilai penggunaan (usage value),

namun analisis ABC boleh digunakan sebagai indikator dari

material – material mana (kelas A dan B) yang seharusnya lebih


27
aman disimpan dalam ruangan terkunci untuk mencegah

kehilangan, kerusakan, atau pencurian.

e. Sistem pengisian kembali (replenishment system) dimana

klasifikasi ABC akan membantu mengidentifikasi metode

pengendalian yang digunakan. Akan lebih ekonomis apabila

mengendalikan material – material kelas C dengan simple two bin

system of replenishment (synonym : bin reserve system or visual

review system) dan metode – metode yang lebih canggih untuk

material – material kelas A dan B.

f. Keputusan investasi : karena material – material kelas A

menggambarkan investasi yang lebih besar dalam inventori, maka

perlu lebih berhati – hati dalam membuat keputusan tentang

kuantitas pesanan dan stock pengaman terhadap material – material

kelas A, dibandingkan terhadap material – material kelas B dan C.

Seyogyanya implementasi sistem JIT (Just In Time) pada bagian

pembelian diterapkan pertama kali dalam pembelian material –

material kelas A,kemudian material kelas B,dan pada akhirnya

pada material kelas C.

BAB III

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT. INTAN SEJATI KLATEN

28
Didirikan pada tahun 1978 sebagai usaha perorangan di Klaten, Jawa

Tengah. PT Intan Sejati Klaten dikukuhkan sebagai Perseroan Terbatas pada

tanggal19 Desember 1998 berdasarkan Akta No. 09 tanggal 19 Desember

1998, Akta Pendirian Perseroan Terbatas yang dibuat oleh dan dihadapan

Herry Prabowo Kurniawan, S.H, Notaris di Klaten. Akta perubahan terakhir

adalah Akta perubahan No.10 tanggal 27 Januari 2008 yang dibuat oleh dan

dihadapan Emanuel Retinanto, S.H, Notaris di Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dibawah pengendalian sistem manajemen yang profesional

membuat kami terus berkembang hingga saat ini. Dengan berpegang prinsip

saling menguntungkan dan dengan dukungan sumber daya manusia yang

berpengalaman dan berbagai peralatan produksi yang kami miliki, kami yakin

Anda tidak perlu untuk bersusah payah berurusan dengan berbagai pihak

dalam menghasilkan suatu produk cetak. Percayakan produk cetak anda

kepada kami, maka anda akan merasakan kemudahan dalam pelayanan

dengan hasil produksi yang maksimal.

B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

1. VISI

Menjaga efisiensi dan produktifitas, dengan tujuan memberikan jaminan

kualitas hasil kerja dan harga yang kompetitif, demi kepuasan pelanggan.

2. MISI

29
Bertanggung jawab dan sanggup menjaga kepercayaan yang diberikan

oleh para pelanggan. Menjadikan pelanggan sebagai mitra bisnis dengan

tujuan kerja sama yang saling menguntungkan.

C. ALASAN PEMILIHAN LOKASI

1. Faktor harga, karena harga tanah yang masih murah sehingga menjadi

prioritas oleh perusahaan untuk memilih lokasi.

2. Faktor Pengembangan, karena lokasi perusahaan yang strategis serta

masih banyaknya lahan kosong di sekitar perusahaan sangat

memungkinkan untuk melakukan pengembangan dimasa yang akan

datang.

3. Faktor tenaga kerja, di sekitar lokasi tersedia banyak tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

4. Faktor transportasi, lokasi perusahaan yang cukup strategis membuat

perusahaan bisa menghemat biaya tarnsportasi.

5. Faktor Fasilitas, tersedianya listrik dan air menjadikan kegiatan

produksi berjalan lancar.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi disusun untuk menentukan wewenang, posisi, tugas,

tanggung jawab dan hubungan antar - satuan organisasi yang terdapat pada

perusahaan. Struktur perusahaan harus meningkatkan adanya koordinasi antar

semua bagian untuk mengambil tindakan – tindakan dalam upaya mencapai

tujuan perusahaan.

30
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi dari PT. Intan Sejati Klaten :

Purchasing

Marketing

Finance

HRD

31
Security
DIREKSI :

· Direktur Utama

· Direktur I Expedition
Gambar III.1
Struktur Organisasi PT. Intan Sejati Klaten
Sumber : Departemen HRD PT. Intan Sejati Klaten

Deskripsi Tugas dan Wewenang :

1. Direktur Utama

Adalah pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab penuh dalam

menjalankan tugasnya untuk kepentingan perusahaan dalam mencapai

maksud dan tujuannya.

2. Direktur I

32
Adalah pimpinan tertinggi kedua yang bertanggung jawab dalam hal

produksi.

3. Direktur II

Adalah pimpinan tertinggi ketiga yang bertanggung jawab dalam hal

tehnis (mesin-mesin produksi). Bertugas mengatasi semua gangguan yang

terjadi pada mesin-mesin ataupun instalasi kelistrikan pada perusahaan.

4. Purchasing (Pembelian)

Bertugas melayani semua pembelian untuk kebutuhan perusahaan.

5. Marketing (Pemasaran)

Bertugas membuat kalkulasi harga dari pemesanan atau dari pemberi

order.

6. Finance (Keuangan)

Bertugas mengurusi tenntang semua hal yang berkaitan dengan pemasukan

dan pengeluaran perusahaan.

7. HRD (Human Resource and Development)

Bertugas mengurusi data karyawan, mengurusi gaji, mengurusi surat-surat

perusahaan, mengurusi tata tertib perusahaan dan hubungan kepada

masyarakat.

8. Security (Keamanan)

Bertugas menjaga keamanan dan ketertiban perusahaan dari hal-hal yang

tidak diinginkan.

33
9. Ekspedisi

Bertugas mengantar dokumen, barang-barang hasil produksi dan menagih

nota pembayaran untuk dalam kota.

10. PPIC (Production Planning Inventory Controling)

a. Bertugas mengatur dan merencanakan jalannya proses produksi.

b. Memantau jalannya proses produksi dari pracetak sampai pengiriman

barang hasil produksi.

c. Mengatur order keluar (outsourches / sub kontrak)

11. Planning

Membuat program (schedule) dari cetak sampai finishing dan pengiriman

(proses mana yang harus didahulukan).

12. Repro / Montage

Bertugas mengatur setting, design, film dan plate.

13. Production

Bertugas menjalankan order kerja dari PPIC dan planning.

14. Finishing

Bertugas melaksanakan proses akhir dari sebuah proses produksi, seperti :

penjilidan, lipat, susun, jahit, binding, potong, penyortiran, srhink dan

packing (pengepakan).

E. ASPEK TENAGA KERJA

1. Tenaga Kerja

Tabel III.1
34
Data Karyawan PT. Intan Sejati Klaten

Karyawan Bagian Jumlah


Marketing (pemasaran) 5
PPIC 5
Gudang (bahan baku) 7
Purchasing 2
Repro (pracetak) 13
Cetak 31
Tehnisi 9
WIP (Work in Process) 6
Finishing 79
Pengiriman 5
Keuangan 6
Personalia 3
Ekspedisi 10
Rumah tangga 12
Security 24
TOTAL 217
Sumber : Departemen HRD PT. Intan Sejati Klaten

2. Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana karyawan dapat melaksanakan tugas – tugas yang

diamanatkan padanya. Selama ini penilaian dilakukan dari atas ke bawah.

3. Sistem Pengupahan

Manajemen PT. Intan Sejati Klaten menerapkan tiga sistem

pengupahan yaitu:

a. Upah Bulanan

Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan tetap setiap bulannya.

Upah ini diberikan kepada staff kantor, karyawan produksi dan

keamanan.

b. Upah Lemburan

35
Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan yang melakukan

lemburan yang perhitungannya berdasarkan jam lembur.

c. Upah Mingguan

Yaitu upah yang dibayarkan kepada karyawan borongan yang besarnya

berdasarkan output yang dihasilkan, semakin besar output yang

dihasilkan semakin besar pula upah yang diterima begitupun

sebaliknya. Upah ini diberikan kepada karyawan bagian finishing

biasanya bagian penjilidan dan pengepakan.

5. Jaminan Sosial

Perusahaan memberikan jaminan sosial kepada karyawan sebagai

bentuk kepedulian perusahaan kepada kesejahteraan karyawan yang

bertujuan memberikan kenyamanan bagi karyawan. Jaminan sosial

tersebut antara lain :

a. Setiap karyawan memperoleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(JAMSOSTEK) dari perusahaan.

b. Pemberian biaya pengobatan kepada karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja.

c. Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada semua karyawan pada

saat hari raya.

d. Mengadakan rekreasi/ piknik karyawan diadakan secara kontinyu

setiap tahun sekali.

6. Hari dan Jam Kerja

36
Kegiatan Operasional yang dilaksanakan dalam perusahaan

menentukan kebijakan mengenai hari dan jam kerja adalah sebagai berikut

Dalam satu bulan karyawan masuk sebanyak 26 hari dengan asumsi dalam

satu bulan terdiri 30 hari. Perusahaan meliburkan karyawannya pada saat

hari libur nasional. Pembagian hari dan jam kerja adalah sebagai berikut :

Shift I :

a. Hari Senin – Kamis

Jam bekerja mulai masuk jam 07.30 – 15.45, dengan jam istirahat

12.00 – 13.00.

b. Hari Jum’at

Jam bekerja mulai masuk jam 07.30 – 15.45, dengan jam istirahat

11.30 – 13.00.

c. Hari Sabtu

Jam bekerja mulai masuk jam 07.30 – 12.00 tanpa ada jam istirahat.

Shift II :

a. Hari Senin – Jum’at

Jam bekerja mulai pukul 15.45 – 23.00, dengan diselingi jam istirahat

18.00 – 19.00.

b. Hari Sabtu

Jam bekerja mulai masuk jam 13.00 – 17.00 tanpa ada jam istirahat.

7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

37
a. Menyediakan dokter pribadi perusahaan (yang dapat dihubungi setiap

saat).

b. Asuransi atas kecelakaan kerja.

F. ASPEK PRODUKSI

1. Jenis Produk

a. Majalah

b. Flyer (pamflet), Leaflet (selebaran)

c. Kalender

d. Stopmap, amplop dan kop surat

e. Kartu nama

f. Label

g. Paper bag

h. Doss

i. Brosur

2. Jenis Jasa

a. Cetak full color

b. Cetak web

c. Perfect bending

d. UV Varnish

e. UV Spot

f. Stitching (jahit benang / kawat)

g. Laminating

h. Hard Cover

38
3. Bahan Baku dan Bahan Pembantu

a. Bahan Baku

Adalah berbagai macam kertas yang digunakan dalam proses produksi.

b. Bahan Pembantu

Adalah semua bahan selain kertas yang digunakan dalam proses

produksi. Antara lain tinta, plastik, coated medium powder, spare gum

dan lain-lain.

4. Mesin Produksi

Tabel III.2
Mesin Produksi PT. Intan Sejati Klaten

No Jenis Mesin Unit Merk dan Tipe


PRA CETAK
1 Mesin Plate maker 2 Nuarc
2 Mesin Complater 1 Glunz + Jense
CETAK
1 Speed Master 102 2 Heidelberg
2 Hamada 800 1 Hamada
3 UV Spot 1 Stanof
4 Speed Master 52 (4 warna) 1 Heidelberg
5 Speed Master 52 (1 warna) 1 Heidelberg
6 Mesin Risso 1 Heidelberg
FINISHING
1 Mesin Nomerator 2 Heidelberg
2 Mesin Lipat 1 Stahl TH 82 4/4/2
3 Mesin Jahit kawat 1 Roshback 201B
4 Mesin Potong Polar 115 X 1 polar 115 X
5 Mesin Potong Polar 115 E 1 Polar 115 E
39
6 Mesin shrink 1 -
7 Mesin Foil 1 -
8 Mesin Pon 3 -
9 Mesin Porporator 3 -
Mesin Bending Sulby 2500 Perfect
10 Bending 1 Sulby
11 Mesin Bending Pony 1 3020.04
Sumber : Departemen PPIC PT. Intan Sejati Klaten

5. Proses Produksi (Pracetak, Cetak, Finishing dan Packing)

Naskah/ File

Repro

Plate

Cetak

Finishing

Packing 40

Pengiriman barang
Gambar III.2
Proses Produksi PT. Intan Sejati Klaten
Sumber : Departemen PPIC PT. Intan Sejati Klaten

Naskah yang telah siap dalam bentuk file akan diserahkan kebagian

image setter untuk disusun berdasarkan halaman (Montage) dengan output

master film yang kemudian akan dibuat plate cetak.

Beberapa unit mesin cetak merek Heidelberg dalam berbagai ukuran

cetak telah dilengkapi dengan CPC (Computer Print Control) dimana

semua pengaturan menggunakan sistem komputer.

Hasil cetak akan dilipat menggunakan mesin lipat berkapasitas output

6000 lembar per jam, yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan dan

penjilidan baik binding maupun jahit kawat.

Untuk mendapatkan hasil akhir sesuai dengan ukuran yang telah

ditetapkan maka mesin potong yang telah terkomputerisasi siap

memberikan hasil maksimal. Mesin potong dilengkapi dengan sensor

untuk keselamatan kerja karyawan.

Setelah proses finishing selesai, tahap berikutya adalah dilakukan

penyortiran dan pengemasan. Pengemasan dengan plastik akan

memberikan perlindungan hasil produksi terhadap air. Kemudian akan

dimasukan kedalam kardus double wall corrugated dan diberi label untuk
41
setia jenis dan jumlah barang produksi. Proses produksi yang terakhir

adalah pengiriman barang. Kegiatan distribusi dilakukan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan.

G. ASPEK PEMASARAN

1. Produk

Produk yang ditawarkan berupa jasa Cetak full color, Cetak web,

Perfect bending, UV Varnish, UV Spot, Stitching, Laminating , Jahit

benang, Hard Cover.

2. Promosi Penjualan

Promosi dilakukan dengan cara menyeponsori event tertentu, melalui

website, iklan dimajalah, melalui pameran dan juga melalui kantor

pemasaran yang terdapat diberbagai daerah.

3. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran hampir tersebar diberbagai daerah. Berikut

merupakan daearah pemasaran PT. Intan Sejati Klaten :

a. Klaten

b. Yogyakarta

c. Surakarta

d. Surabaya

e. Bandung

f. Jakarta

42
4. Harga

Cara menentukan harga produk tergantung pada jenis pesanan atau

spesikasi yang diminta oleh pelanggan. Dan juga disesuaikan dengan

harga pesaing di pasaran sehingga produk mampu bersaing dengan

produk sejenis di pasaran.

H. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah kerja praktek yang dilakukan untuk

membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan

yang terjadi di lapangan. Magang kerja wajib dilakukan oleh mahasiswa

Diploma Tiga jurusan Manajemen Industri pada semester akhir. Lamanya

pelaksanaan magang kerja minimal selama satu bulan. Karena magang

kerja juga membantu mahasiswa menyelesaikan tugas akhir. Perusahaan

yang menjadi tujuan magang kerja yaitu perusahaan yang bersifat

produksi. Dengan magang kerja diharapkan mahasiswa mampu

menerapkan ilmu yang telah didapat pada perusahaan.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

43
Tempat pelaksanaan magang kerja di PT. Intan Sejati Klaten yang

beralamat di Jl. Kopral Sayom (Ringroad) Klaten 57471.

Waktu pelaksanaan magang kerja pada tanggal 25 Januari 2010 – 31

Maret 2010.

3. Tujuan Magang Kerja

Membandingkan ilmu – ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan

dengan aplikasi di lapangan yang dilaksanakan di PT. Intan Sejati Klaten,

yaitu :

a. Mahasiswa dapat melihat secara langsung aplikasi dari berbagai teori

yang telah dipelajari dalam perkuliahan.

b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan langsung

mengenai berbagai aktivitas dalam dunia kerja.

c. Setelah lulus diharapkan mahasiswa mampu mengatasi permasalahan –

permasalahan di dunia kerja.

4. Kegiatan Magang Kerja

a. Minggu I : Penulis diperkenalkan dengan proses

pracetak sampai dengan proses cetak.

b. Minggu II, III dan IV : Penulis diajak untuk mengikuti alur

proses produksi dan ikut memantau

jalannya produksi.

c. Minggu V dan VI : Penulis diajarkan untuk membuat SOKI

(Slip Order Kerja Intern) pada departemen

PPIC.

d. Minggu VII, VIII dan IX : Membantu membuat SOKI (Slip Order

44
kerja Intern) pada departemen PPIC.

I. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Bahan Baku

Kebutuhan bahan baku pada PT. Intan Sejati Klaten cukup tinggi

terlihat dalam data yang diperoleh penulis. Berikut ini adalah tabel

kebutuhan bahan baku di PT. Intan Sejati Klaten untuk tahun 2009.

Jumlah bahan baku yang ada di PT. Intan Sejati Klaten ada 139 item.

Bahan baku tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel III.3
Penggunaan Bahan Baku
PT. Intan Sejati Klaten
Tahun 2009
VOLU
N ME SATU HARGA PER
NAMA BARANG
O kebutu AN UNIT
han
Linen Holland tebal 79X109 cm Rp
1 White 35 rim 193.928
Rp
2 Bottom 24 rim 223.773
Woodfree paper 72,1gr 109x78,8cm Rp
3 cream 283 pak 180.000
Wib. F. Linen 125gr 102x85cm Rp
4 White 500 13 pak 1.419.581
Wib. F. Linen 125gr 102x85cm Rp
5 Buttermilk 509 194 pak 8.481
Straderm Wove 240gr 72x102cm A Rp
6 Gold 2 pak 1.282.055
Straderm Wove 120gr 72x102cm A Rp
7 Gold 1 pak 2.189.350
Straderm Wove 240gr 72x102cm A Rp
8 Emerald 6 pak 1.420.000
Straderm Wove 240gr 72x102cm Rp
9 Emerald 570 rim 13.000
Rp
10 HVS 80gr 65x90 NCC 520 rim 195.710
45
Rp
11 HVS 100gr 65x100 NCC 60 rim 271.819
Rp
12 HVS 70gr 61x86 jangkar 480 rim 173.656
Rp
13 HVS 100gr 61x86 cm Aviator 43,5 rim 257.530
Rp
14 HVS 70 610x860mm 500 8078,84 kg 9.507
Rp
15 HVS 60 610x860mm 500 4327,95 kg 10.557
HVS Sheet 100gr 61x86cm, New Rp
16 Copycut (NCC) 45 rim 255.150
Rp
17 HVS 100gr 65x100 cm Paper One 66,5 rim 286.590
Rp
18 HVS 100gr 61x86cm Paper One 116 rim 231.300
Rp
19 HVS 70gr 79x109 NCC 132 rim 257.554
Rp
20 HVS 80gr 650x1000mm 500 200 rim 218.881
HVS 80gr W860 D100cm C3 inr/b Rp
21 A5A 24922 rim 8.036
HVS 100gr 65x100cm CK Rp
22 Extraprint 30 rim 313.182
HVS Sheet 64gr 86x61cm, segitiga Rp
23 KWB 75 rim 152.610
Rp
24 HVS 70gr 65x100 cm CK Extraprint 200 rim 221.295
Rp
25 HVS 70gr 79x109 Tiger 80 rim 285.139
Rp
26 HVS 64gr 54,5x78,8 88 rim 119.996
Rp
27 HVS 64gr 76,5x108,5 22 rim 231.919
Rp
28 HVS 64gr 76,5x54,3 396 rim 116.066
HVS 80gr 610x860x500 SPA Rp
29 Lemon 136 rim 222.894
HVS 80gr 610x860x500 SPA Rp
30 Turquise 136 rim 222.894
Rp
31 HVS 80gr 610x860x500 SPA Parrot 136 rim 222.894
HVS 80gr 610x860x500 SPA Rp
32 Saffiron 687 rim 222.894
Rp
33 HVS 80gr 610x860x500 SPA Red 136 rim 222.894
34 HVS 80gr 650x1000mm 250 30 rim Rp
46
147.204
Rp
35 HVS IT 240 80 610x860mm 500 68 rim 222.893
Rp
36 HVS 70gr 79x109cm Extraprint 200 rim 269.878
Rp
37 HVS 70gr 79x109cm Pindo 40 rim 269.878
Lanjutan Tabel III.3

Rp
38 HVS 70gr 61x86cm Extraprint 220 rim 161.076
Rp
39 HVS 70gr Extraprint Roll 73cm 230630 kg 7.182
Rp
40 HVS 60gr 65x100 NCC 200 rim 200.762
Rp
41 HVS 60gr Roll L86 cm CK NCC 103396 kg 9.907
Rp
42 HVS55gr 65x100cm IK Jambon 489 rim 306.642
Rp
43 HVS 70gr NR 79x109cm 110 rim 246.049
Rp
44 HVS 70gr 65x100 cm IK Mirage 98 rim 206.215
Rp
45 AC UW 230gr 79x109 GC A 40,4 rim 883.009
Rp
46 AC UW 210gr 79x109 GC A 65,4 rim 837.034
Rp
47 AC UW 210gr 65x100 GC A 24,6 rim 629.764
Rp
48 AC UW 190gr 79x109 GC A 128,4 rim 723.585
Rp
49 AC UW 310gr 79x109 GC A 23,3 rim 1.225.505
Rp
50 AC UW 260gr 79x109 GC A 6,6 rim 1.032.935
Rp
51 C2M 150gr 61x92 cm 120 rim 384.546
Rp
52 C2M 100gr 63x89cm 2250 rim 250.953
Rp
53 C2M 85gr 65x100cm 47 rim 986.360
Rp
54 C2M 85gr 76x105cm 2226 rim 346.266
Rp
55 C2M 85gr 63x89 cm 2499 rim 217.695
Rp
56 C2M 85gr 63x104cm 2250 rim 250.953
47
Rp
57 C2M 85gr 73x104cm 63 rim 294.763
Rp
58 C2M 85gr Roll 90,2 cm 1716 kg 8.215
Rp
59 C2M 100gr Roll 90 cm 20278 kg 8.215
Rp
60 C25 85gr Roll 87 cm 1739 kg 8.215
Rp
61 C25 118gr 23,5x35 58542 kg 8.400
Rp
62 C25 118gr 17,5x23 17464,8 kg 8.400
Rp
63 CS2 120gr 79x109 142 rim 457.110
Rp
64 C2S 85gr 60x86 357 rim 223.278
Rp
65 C2S 85gr 73x93 525 rim 294.153
Rp
66 C2S 120gr 54x83 1980 rim 346.266
Rp
67 C2S 100gr 65x100 99 rim 299.890
Rp
68 C2S 150gr 65x100 67,5 rim 487.890
Rp
69 C2S 150gr 79x109 94,5 rim 644.710
Rp
70 C2S 150gr 65x90 361 rim 426.784
Rp
71 Art Carton 230gr 79x109 cm pindo 5,6 rim 909.240
Rp
72 Art Carton 230gr 79x109 136,8 rim 980.810
Rp
73 Art Acrton 190gr 65x100 37,6 rim 617.790
Rp
74 Art Carton 190gr 79x109cm PD 28,2 rim 758.560
Rp
75 Art Carton 310gr 79x109 29 rim 1.335.739
Rp
76 Art Carton 310gr 79x109 cm PD 5,8 rim 1.298.305
Rp
77 Art Carton 210gr 65x100 cm PD 8,2 rim 670.091
Rp
78 Art Carton 210gr 75x108 319 rim 853.226
Lanjutan Tabel III.3

79 Art Carton 210gr 79x109 cm PD 32,2 rim Rp


48
1.023.907
Rp
80 Art Carton 260gr 79x109 cm 112,2 rim 1.109.254
Rp
81 Art Carton 260gr 79x109 cm ST 13,2 rim 1.043.105
Rp
82 Art Carton 400gr 79x109 cm PD 4,2 rim 1.714.373
Art Carton 360gr 109x79 cm 2/S SG Rp
83 B Coklat 4,8 rim 1.409.080
Rp
84 AC 210 790x1090mm 100 164 rim 162.222
Rp
85 AC 210 650x1000mm 100 123 rim 122.454
Rp
86 CD 43gr Uk. 81,3x50 cm 343,6 rim 57.205
Rp
87 CD 43gr Uk. 81,3x65 cm 429 rim 74.368
Rp
88 CD 43gr Uk. 81,3x62 cm 184 rim 70.935
Rp
89 CD 50gr Uk. 86x61 cm Suparma 51 rim 81.073
Rp
90 CD 50gr Uk. 65x100 cm Suparma 90 rim 94.550
Rp
91 CD 51gr uk 81,3 cm =12 roll 6122 pcs 8.364
Rp
92 CD putih 50gr 65x100 19 rim 73.330
Rp
93 CD 75 rim 92.364
Rp
94 Matt paper 80gr Uk.76,5x108,5 76 rim 332.010
Rp
95 Matt paper 80gr 65x100 Byzantium 374 rim 242.660
Rp
96 Matt coated 80gr 65x100 Byzantium 572 rim 242.660
Rp
97 Matt coated 120gr 65x100 tjiwi 30 rim 361.640
Duplex 400gr 79x109cm Coated Rp
98 pakerin 36 rim 983.180
Duplex 270gr 79x109cm Coated Rp
99 pakerin 22,4 rim 742.000
10 Rp
0 Duplex C 270gr 79x109cm IK (LB) 25 rim 739.591
10 Rp
1 Duplex C 250gr 79x109cm IK (LB) 21 rim 647.055
10 Rp
2 Duplex C 250gr 80,5x109cm Surya 11 rim 619.920
49
10 Rp
3 Samson Craft 80gsm 90x120cm 612 rim 357.382
10 NCR 65x100cm IMP KW I BOT Rp
4 YELLOW 10 rim 254.545
10 NCR 65x100cm IMP KW I MID Rp
5 BLUE 10 rim 309.091
10 NCR 65x100cm IMP KW I BOT Rp
6 WHITE 20 rim 261.364
10 NCR 65x100cm IMP KW / TOP Rp
7 WHITE 5 rim 269.091
10 NCR 65x100cm IMP KW / MID Rp
8 PINK 10 rim 270.909
10 NCR 21,5X33CM IMP KW I MID Rp
9 GREEN 10 rim 33.864
11 NCR 21,5X33CM IMP KW I MID Rp
0 YELLOW 20 rim 33.864
11 NCR 21,5X33CM IMP KW I TOP Rp
1 WHITE 200 rim 32.273
11 NCR 21,5X33CM IMP KW I MID Rp
2 PINK 200 rim 32.995
11 NCR 21,5X33CM IMP KW I BOT Rp
3 YELLOW 200 rim 28.273
11 Rp
4 BC 160gr 61X86cm PD Biru Muda 54 rim 440.909
11 BC 160gr 61X86cm PD Jambon Rp
5 Muda 18 rim 436.364
11 Rp
6 BC 150gr 61X86cm 1270 rim 306.573
11 Rp
7 BC 160gr 61X86cm Pindo Kuning 9 rim 392.270
11 Rp
8 BC 160gr 61X86cm Pindo Biru 16 rim 398.700
11 Rp
9 BC 160gr 61X86cm Pindo Jambon 9 rim 392.970
Lanjutan Tabel III.3

12 BC 160gr 610X860mm 250 18pk/p Rp


0 GCA O White 1510,85 rim 8.940
12 Art Paper 115gr 78,7x109,2cm Rp
1 Byzantium 576 rim 432.840
12 Art Paper 85gr 78,7x109,2cm Rp
2 Byzantium 25 rim 334.360
12 Rp
3 Art Paper 85gr 79x109cm CK 42 rim 352.660
12 Rp
4 Art Paper 120gr 65x100cm CK 136 rim 382.909
12 Art Paper 150gr 79x109cm CK 67,5 rim Rp
50
5 645.827
12 Rp
6 Dorslag 30gr 44x69 cm CK Biru 40 rim 60.910
12 Dorslag 30gr 44x69 cm CK Putih Rp
7 Litho 460 rim 60.909
12 Rp
8 Dorslag Red 28gr / 44x69 160 rim 42.501
12 Rp
9 DS 30 440x690mm 500 280 rim 54.469
13 Rp
0 Ivory 170gr 67,5x88,5 384 rim 440.871
13 Rp
1 Ivory 190gr 67,5x88,5 193,6 rim 469.483
13 Rp
2 Kertas Europremium Natural 250gr 84 rim 1.710.000
13 Linmaster 100gr 1020mmx1000mm Rp
3 D.Blue 11 11 rim 781.200
13 Rp
4 Koran 50gr 65x100 cm LG 75 rim 93.070
13 Wib Buckram 125gr 70x100 cm Rp
5 White 500 600 rim 5.320
13 Rp
6 Cyclus Offset 250gr 70x100 cm XX 125 sheet 5.540
13 Rp
7 Cyclus Print 115gr 64x92cm XX 25 sheet 2.780
13 Rp
8 Cyclus Print 200gr 70x100 cm XX 25 sheet 5.280
13 Rp
9 Magnecote XX 19x24 11 point 25 sheet 11.370
Sumber : Departemen Purchasing PT. Intan Sejati Klaten

51
2. Bahan Pembantu

Kebutuhan bahan pembantu pada PT. Intan Sejati Klaten cukup tinggi

terlihat dalam data yang diperoleh penulis. Jumlah bahan pembantu yang

ada di PT. Intan Sejati Klaten ada 85 item. Berikut ini adalah tabel

kebutuhan bahan pembantu di PT. Intan Sejati Klaten untuk tahun 2009 :

Tabel III.4
Penggunaan Bahan Pembantu
PT. Intan Sejati Klaten
Tahun 2009
VOLUM
N E SATUA HARGA PER
NAMA BARANG
O kebutuha N UNIT
n
Rp
1 IPA 66 drum 2.400.000
Intan Sejati isi buku black Rp
2 IV 900 kg 35.000
Best One Neo Proc Yellow Rp
3 MX 1 325 kg 51.760
Best One Neo Proc Rp
4 Magenta MX 1 275 kg 54.400
Best One Neo Proc Cyan Rp
5 MX 1 275 kg 56.560
Best One Neo Proc Black Rp
6 MX 1 275 kg 46.960
Rp
7 Plate Plus Pink 620 ltr 49.950
Rp
8 DJP-701 Developer Positif 168 gall 84.000
Rp
9 3009 CF Dark Blue 10 kg 76.000
Rp
10 TC 3405 Light Blue (345) 20 kg 96.883
Rp
11 Fountex Plus 3 gall 153.400
Rp
12 Supreme 129 gall 136.000
52
Rp
13 0706 CF Orange 1 kg 63.500
Rp
14 0704 CF Orange 3 kg 66.100
Rp
15 0706 CGB Red 4 kg 63.000
Rp
16 1318 CF Red 1 kg 67.000
Rp
17 3008 CF Reflex Blue 28 kg 89.000
Rp
18 TC 3005 Reflex Blue 10 kg 99.535
Rp
19 2304 CF Purple 1 kg 175.000
Ivory 28127 Bluish Green Rp
20 IS 2 kg 64.200
Rp
21 TC 7000 White (700) 3 kg 41.395
Rp
22 TC 6409 Silver 4 kg 88.995
Rp
23 TC 41115 Green 3 kg 75.395
Rp
24 8165 CF Green 58 kg 66.000
Rp
25 4205 CF Green 10 kg 67.000
Best One Neo Proc Yellow Rp
26 QD 200 kg 51.760

Lanjutan Tabel III.4

Best One Neo Proc Magenta Rp


27 QD 150 kg 54.400
Rp
28 Best One Neo Proc Cyan QD 200 kg 56.560
Best One Neo Proc Black Rp
29 QD 150 kg 46.960
Rp
30 P 1225 C Deep Yellow 16 kg 66.350
Rp
31 0305 CF Deep Yellow 2 kg 63.500
Rp
32 Max Staples 3-1M 3000 2.338
Rp
33 Max Staples 1231 FA-H 20 12.955
34 Max Staples 1210 FA-H 50 Rp
53
11.932
Rp
35 Coated Medium Powder 100 kg 43.875
Rp
36 Roll O Past 10 pcs 175.000
Rp
37 Premeplus Process Black 660 kg 48.136
Rp
38 Premeplus Process Cyan 788 kg 52.818
Rp
39 Premeplus Process Magenta 743 kg 51.773
Rp
40 Premeplus Process Yellow 1016 kg 51.773
Rp
41 P 872 C Gold 18 kg 69.500
Rp
42 P 7500 C Light Brown 1 kg 68.400
Rp
43 0417 CF Light Brown 50 kg 70.200
Rp
44 TC 1105 Bronze Red (115) 21 kg 61.200
Rp
45 TC 1405 Red (135) 3 kg 72.590
Rp
46 1204 CF Pink 3 kg 63.400
Rp
47 1711 CF Pink 2 kg 62.200
Rp
48 W Black II/III 40 kg 21.590
Rp
49 1019 CF Brown IS 3 kg 78.100
Rp
50 6308 CF Silver IS 5 kg 112.500
Rp
51 6216 CF Gold IS 10 kg 176.000
Rp
52 Fount Clean 12 kg 188.750
Art 1597 50 sheet Yellow Rp
53 Green 10 kg 64.100
Rp
54 Art 1597 100 sheet Green 10 kg 65.400
Rp
55 HVS Garis Buku Grey IS 150 kg 21.500
Rp
56 Cahaya Process Cyan 15 kg 46.495
Rp
57 Cahaya Process Magenta 15 kg 44.200
54
Rp
58 Nomerator Black KJ 5 kg 62.900
Rp
59 Fox PVAC (M) KTG 800gr 240 8.850
Rp
60 Bechem Hight lub 2 EP 20 kg 142.200
Bechem Berusynth CU 250 Rp
61 spray 2 can 481.000
Rp
62 Bechem Staroil NR 46 60 ltr 79.200
Rp
63 Fusion Black 1 kg 72.000
Rp
64 Fusion Cyan 1 kg 86.000
Rp
65 Fusion Magenta 1 kg 85.500
Rp
66 Fusion Yellow 1 kg 80.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
67 640X3000mm 52,42 kg 41.000

Plastik OPP film PFP-15 : Rp


68 580X3000mm 47,5 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
69 590X3000mm 48,32 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
70 440X3000mm 36,04 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
71 500X3000mm 40,96 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
72 430X3000mm 123,27 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
73 630X3000mm 51,6 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
74 590X2000mm 81,2 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
75 550X2000mm 34,4 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
76 640X2000mm 44,04 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
77 330X2000mm 22,7 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
78 440X2000mm 30,28 kg 41.000
Plastik OPP film PFP-15 : Rp
79 450X2000mm 61,92 kg 41.000
80 Plastik OPP film PTT-20 : 40,6 kg Rp
55
590X2000mm 41.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp
81 580X2000mm 878 kg 41.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp
82 630X2000mm 260 kg 41.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp
83 500X2000mm 431 kg 41.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp
84 440X2000mm 54,06 kg 41.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp
85 430X2000mm 237 kg 41.000
Lanjutan Tabel III.4

Sumber : Departemen Purchasing PT. Intan Sejati Klaten

3. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu

Selama ini PT. Intan Sejati Klaten memperoleh bahan baku dan bahan

pembantu dari banyak supplier seperti kebanyakan perusahaan percetakan

pada umumnya. PT. Intan Sejati Klaten memperlakukan bahan baku

dengan cara yang sama rata, jadi PT. Intan Sejati Klaten belum

menerapkan analisis ABC untuk kebijakan pengelompokkan bahan baku

dan bahan pembantu. Kebijakan pengelompokkan bahan baku dan bahan

pembantu dilakukan dengan perkiraan sesuai dengan kebutuhan bahan

baku dan bahan pembantu yang ada. Kebutuhan bahan baku dan bahan

pembantu percetakan PT. Intan Sejati Klaten cukup tinggi, terlihat dalam

data yang diperoleh penulis dalam tabel kebutuhan bahan baku dan bahan

pembantu selama tahun 2009.

Pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang dilakukan oleh PT.

Intan Sejati Klaten selama ini mempunyai frekuensi pemesanan yang

cukup tinggi, perusahaan membeli bahan baku dengan cara melihat

permintaan konsumen dan perkiraan (feeling). Perusahaan kurang


56
memperhatikan pengelompokkan bahan baku dan bahan pembantu yang

sesuai dengan nilainya. Dengan mengabaikan pengelompokkan bahan

baku dan bahan pembantu yang sesuai dengan nilainya perusahaan

terkadang akan mengalami kekurangan bahan baku yang tampaknya tidak

penting padahal bahan baku tersebut penting, yang menyebabkan

perusahaan harus menanggung biaya kekurangan bahan baku yang akan

mengurangi laba yang diperoleh perusahaan.

Berikut ini merupakan skema pengelolaan persediaan bahan baku dan

bahan pembantu pada PT. Intan Sejati Klaten :

Mulai

Gudang 1

Terima slip penggunaan /


penyediaan bahan / bon gudang

Ada stock? 2
Tidak

SOP Pembelian barang 5 57

Gudang 3
Ya

Ya (bahan baku)

Tidak (bahan

pembantu)

Gambar III.3
Skema Pengelolaan Persediaan
PT. Intan Sejati Klaten
Sumber : Departemen PPIC PT. Intan Sejati Klaten
Keterangan :

1. Bagian gudang menerima slip penggunaan / penyediaan

bahan dari bagian PPIC, Bon dari departemen lain, guna

menyiapkan bahan yang diperlukan dalam proses produksi.

58
2. Tidak semua kertas / bahan pembantu memiliki stock hanya

kertas tertentu seperti Art Paper, Art Carton, Matt Paper /

HVS atau tinta / chemical tertentu.

3. Jika bahan pembantu khusus seperti tinta, plastik dan dos

untuk ukuran khusus dibelikan sesuai order.

4. Untuk bahan pembantu tinta, chemical, dos dan plastik

biasanya sudah ada stock limit dan dikeluarkan

menggunakan bon gudang.

5. Jika ada bahan yang tidak ada atau kuarang dari stock limit

maka akan dilakukan pemesanan ke bagian purchasing.

6. Untuk bahan baku kertas yang dikerjakan di intern

langsung dipotong sesuai ukuran naik cetak dan diserahkan

dengan bukti penyerahan. Dan untuk bahan yang akan

dicetak di perusahaan rekanan tidak perlu dipotong, yang

penting jumlah dan ukuran sesauai dengan slip penyediaan

bahan dari PPIC. Penyerahan ke perusahaan rekanan harus

dibuktikan dengan dengan bukti penyerahan bahan.

7. Setaelah bahan baku diserahkan ke produksi, data jumlah

penyerahan akan diisikan ke lembar (form) pemantauan

produksi yang selanjutnya diserahkan ke departemen

terkait.

4. Pengelompokan Persediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu

dengan Menggunakan Analisis ABC

59
Dalam melakukan penelitian mengenai persediaan bahan baku dan

bahan pembantu pada PT. Intan Sejati Klaten, peneliti menggunakan

Analisis ABC. Analisis ABC merupakan aplikasi yang menggunakan

prinsip Pareto. Idenya untuk memfokuskan pengendalian persediaan

kepada item (jenis) persediaan yang bernilai tinggi (critical) daripada yang

bernilai rendah (trivial). Analisis ABC membagi persediaan dalam tiga

kelas berdasarkan atas nilai (volume) persediaan. dengan mengetahui kelas

– kelas tersebut, maka dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus

mendapatkan perhatian lebih intensif atau serius dibandingkan item yang

lain.

a. Bahan Baku

Volume Tahunan Dalam Nilai Uang ( V = Kebutuhan X

Harga)

1) HVS 80gr W860 D100cm C3 inr/b A5A


V = 24.922 rim X Rp 8.036
= Rp 200.273.200

2) HVS 80gr 610x860x500 SPA Saffiron


V = 687 rim X Rp 222.894
= Rp 153.128.200

3) HVS 70gr Extraprint Roll 73cm


V = 230630 kg X Rp 7.182
= Rp 1.656.385.000
4) HVS 60gr Roll L86 cm CK NCC
V = 103396 kg X Rp 9.907
= Rp 1.024.344.000

60
5) HVS55gr 65x100cm IK Jambon
V = 489 rim X Rp 306.642
= Rp 149.947.900
6) C2M 100gr 63x89cm
V = 2250 rim X Rp 250.953
= Rp 564.644.200
7) C2M 85gr 76x105cm

V = 2226 rim X Rp 346.266


= Rp 770.788.100

8) C2M 85gr 63x89 cm


V = 2499 rim X Rp 217.695
= Rp 544.019.800
9) C2M 85gr 63x104cm
V = 2250 rim X Rp 250.953
= Rp 564.644.200
10) C2M 100gr Roll 90 cm
V = 20278 kg X Rp 8.215
= Rp 166.583.800

11) C25 118gr 23,5x35


V = 58542 kg X Rp 8.400
= Rp 491.752.800

12) C2S 85gr 73x93


V = 525rim X Rp 294.153
= Rp 154.430.300
13) C2S 120gr 54x83

V = 1980 rim X Rp 346.266


= Rp 685.606.700
14) C2S 150gr 65x90
V = 361 rim X Rp 426.784

61
= Rp 154.069.000
15) Art Carton 210gr 75x108
V = 319 rim X Rp 853.226
= Rp 272.191.800

16) Samson Craft 80gsm 90x120cm


V = 612 rim X Rp 357.382
= Rp 218.717.800
17) BC 150gr 61X86cm
V = 1270 rim X Rp 306.573
= Rp 389.347.700
18) Art Paper 115gr 78,7x109,2cm Byzantium
` V = 576 rim X Rp 432.840
= Rp 249.315.800

19) Ivory 170gr 67,5x88,5


V = 384 rim X Rp 440.871
= Rp 169.294.500
20) Kertas Europremium Natural 250gr
V = 84 rim X Rp 1.710.000
= Rp 143.640.000

Tabel III.5
Volume Tahunan (Bahan Baku) Dalam Nilai Uang
PT. Intan Sejati Klaten

VOLUME HARGA PER Volume tahunan


NO NAMA BARANG SATUAN
kebutuhan UNIT dalam nilai uang

HVS 80gr W860 D100cm C3 Rp Rp


1 inr/b A5A 24922 rim 8.036 200.273.200
HVS 80gr 610x860x500 SPA Rp Rp
2 Saffiron 687 rim 222.894 153.128.200
62
Rp Rp
3 HVS 70gr Extraprint Roll 73cm 230630 kg 7.182 1.656.385.000
HVS 60gr Roll L86 cm CK Rp Rp
4 NCC 103396 kg 9.907 1.024.344.000
Rp Rp
5 HVS55gr 65x100cm IK Jambon 489 rim 306.642 149.947.900
Rp Rp
6 C2M 100gr 63x89cm 2250 rim 250.953 564.644.200
Rp Rp
7 C2M 85gr 76x105cm 2226 rim 346.266 770.788.100
Rp Rp
8 C2M 85gr 63x89 cm 2499 rim 217.695 544.019.800
Rp Rp
9 C2M 85gr 63x104cm 2250 rim 250.953 564.644.200
Rp Rp
10 C2M 100gr Roll 90 cm 20278 kg 8.215 166.583.800
Rp Rp
11 C25 118gr 23,5x35 58542 kg 8.400 491.752.800
Rp Rp
12 C2S 85gr 73x93 525 rim 294.153 154.430.300
Rp Rp
13 C2S 120gr 54x83 1980 rim 346.266 685.606.700
Rp Rp
14 C2S 150gr 65x90 361 rim 426.784 154.069.000
Rp Rp
15 Art Carton 210gr 75x108 319 rim 853.226 272.191.800
Rp Rp
16 Samson Craft 80gsm 90x120cm 612 rim 357.382 218.717.800
Rp Rp
17 BC 150gr 61X86cm 1270 rim 306.573 389.347.700
Art Paper 115gr 78,7x109,2cm Rp Rp
18 Byzantium 576 rim 432.840 249.315.800
Rp Rp
19 Ivory 170gr 67,5x88,5 384 rim 440.871 169.294.500
Kertas Europremium Natural Rp Rp
20 250gr 84 rim 1.710.000 143.640.000
Rp
JUMLAH 8.723.125.000
Tahun 2009
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Prosentase Volume Tahunan dalam Nilai Uang

1) HVS 80gr W860 D100cm C3 inr/b A5A

63
200.270.70 0
x 100% = 2,3 %
8.723.031. 194

2) HVS 80gr 610x860x500 SPA Saffiron

153.127.99 3
x 100% = 1,76 %
8.723.031. 194

3) HVS 70gr Extraprint Roll 73cm

1.656.343. 147
x 100% = 18,99 %
8.723.031.194

4) HVS 60gr Roll L86 cm CK NCC

1.024.305. 915
x 100% = 11,74 %
8.723.031. 194

5) HVS55gr 65x100cm IK Jambon

149.947.850
x 100% = 1,72 %
8.723.031. 194

6) C2M 100gr 63x89cm

564.644.385
x 100% = 6,47 %
8.723.031. 194

7) C2M 85gr 76x105cm

770.787.470
x 100% = 8,84 %
8.723.031. 194

8) C2M 85gr 63x89 cm

544.019.305
x 100% = 6,24 %
8.723.031. 194

9) C2M 85gr 63x104cm

564.644.385
x 100% = 6,47 %
8.723.031. 194

10) C2M 100gr Roll 90 cm


64
166.593.09 8
x 100% = 1,91 %
8.723.031. 194

11) C25 118gr 23,5x35

491.746.36 0
x 100% = 5,64 %
8.723.031. 194

12) C2S 85gr 73x93

154.430.27 3
x 100% = 1,77 %
8.723.031. 194

13) C2S 120gr 54x83

685.606.106
x 100% = 7,86 %
8.723.031. 194

14) C2S 150gr 65x90

154.069.01 7
x 100% = 1,77 %
8.723.031. 194

15) Art Carton 210gr 75x108

272.179.04 6
x 100% = 3,12 %
8.723.031. 194

16) Samson Craft 80gsm 90x120cm

218.717.67 4
x 100% = 2,51 %
8.723.031. 194

17) BC 150gr 61X86cm

389.348.07 8
x 100% = 4,46 %
8.723.031. 194

18) Art Paper 115gr 78,7x109,2cm Byzantium

249.315.84 0
x 100% = 2,86 %
8.723.031. 194

19) Ivory 170gr 67,5x88,5


65
169.294.552
x 100% = 1,94 %
8.723.031. 194

20) Kertas Europremium Natural 25

143.640.000
x 100% = 1,65 %
8.723.031. 194

Tabel III.6
Prosentase Volume Tahunan (Bahan Baku) Dalam Nilai Uang
PT. Intan Sejati Klaten
Tahun 2009
Persentase
Volume
Tahunan
Volume tahunan dalam ∑ Volume tahunan Dalam Nilai
NO NAMA BARANG
nilai uang dalam nilai uang Uang
V
( å X100%)
V
HVS 80gr W860 D100cm C3 Rp Rp
1 inr/b A5A 200.273.200 8.723.125.000 2,30%
HVS 80gr 610x860x500 SPA Rp Rp
2 Saffiron 153.128.200 8.723.125.000 1,76%
HVS 70gr Extraprint Roll Rp Rp
3 73cm 1.656.385.000 8.723.125.000 18,99%
HVS 60gr Roll L86 cm CK Rp Rp
4 NCC 1.024.344.000 8.723.125.000 11,74%
HVS55gr 65x100cm IK Rp Rp
5 Jambon 149.947.900 8.723.125.000 1,72%
Rp Rp
6 C2M 100gr 63x89cm 564.644.200 8.723.125.000 6,47%
Rp Rp
7 C2M 85gr 76x105cm 770.788.100 8.723.125.000 8,84%
Rp Rp
8 C2M 85gr 63x89 cm 544.019.800 8.723.125.000 6,24%
Rp Rp
9 C2M 85gr 63x104cm 564.644.200 8.723.125.000 6,47%
Rp Rp
10 C2M 100gr Roll 90 cm 166.583.800 8.723.125.000 1,91%
Rp Rp
11 C25 118gr 23,5x35 491.752.800 8.723.125.000 5,64%
Rp Rp
12 C2S 85gr 73x93 154.430.300 8.723.125.000 1,77%
Rp Rp
13 C2S 120gr 54x83 685.606.700 8.723.125.000 7,86%
66
Rp Rp
14 C2S 150gr 65x90 154.069.000 8.723.125.000 1,77%
Rp Rp
15 Art Carton 210gr 75x108 272.191.800 8.723.125.000 3,12%
Samson Craft 80gsm Rp Rp
16 90x120cm 218.717.800 8.723.125.000 2,51%
Rp Rp
17 BC 150gr 61X86cm 389.347.700 8.723.125.000 4,46%
Art Paper 115gr 78,7x109,2cm Rp Rp
18 Byzantium 249.315.800 8.723.125.000 2,86%
Rp Rp
19 Ivory 170gr 67,5x88,5 169.294.500 8.723.125.000 1,94%
Kertas Europremium Natural Rp Rp
20 250gr 143.640.000 8.723.125.000 1,65%
Rp
JUMLAH 8.723.125.000 - 100%
Sumber : Hasil pengolahan data

b. Bahan Pembantu

Volume Tahunan Dalam Nilai Uang ( V = Kebutuhan X

Harga)

1) IPA
V = 66 drum X Rp 2.400.000
= Rp 158.400.000

2) Intan Sejati isi buku black IV


V = 900kg X Rp 35.000
= Rp 31.500.000
3) Best One Neo Proc Yellow MX 1
V = 325kg X Rp 51.760
= Rp 16.822.000
4) Best One Neo Proc Magenta MX 1
V = 275kg X Rp 54.400
= Rp 14.960.000

5) Best One Neo Proc Cyan MX 1


V = 275kg X Rp 56.560
= Rp 15.554.000
67
6) Best One Neo Proc Black MX 1
V = 275kg X Rp 46.960
= Rp 12.914.000
7) Plate Plus Pink
V = 620 liter X Rp 49.950
= Rp 30.969.000

8) DJP-701 Developer Positif


V = 168 gall X Rp 84.000
= Rp 14.112.000
9) Supreme
V = 129 gall X Rp 136.000
= Rp 17.544.000
10) Best One Neo Proc Yellow QD
V = 200kg X Rp 51.760
= Rp 10.352.000

11) Best One Neo Proc Magenta QD


V = 150kg X Rp 54.400
= Rp 8.160.000
12) Best One Neo Proc Cyan QD
V = 200kg X Rp 56.560
= Rp 11.312.000
13) Premeplus Process Black
V = 660kg X Rp 48.136
= Rp 31.769.760

14) Premeplus Process Cyan


V = 788kg X Rp 52.818
= Rp 41.620.580
15) Premeplus Process Magenta
V = 743kg X Rp 51.773
= Rp 38.467.340

16) Premeplus Process Yellow


V = 1016 kg X Rp 51.773
= Rp 52.601.370

68
17) Plastik OPP film PTT-20 : 580X2000mm
V = 878kg X Rp 41.000
= Rp 35.998.000
18) Plastik OPP film PTT-20 : 630X2000mm
V = 260 kg x Rp 41.000
= Rp 10.660.000
19) Plastik OPP film PTT-20 : 500X2000mm
V = 431kg X Rp 41.000
= Rp 17.671.000

20) Plastik OPP film PTT-20 : 430X2000mm


V = 237kg X Rp 41.000
= Rp 9.717.000

Tabel III.7
Volume Tahunan (Bahan Pembantu) Dalam Nilai Uang
PT. Intan Sejati Klaten
Tahun 2009
VOLUME HARGA PER Volume tahunan
NO NAMA BARANG SATUAN
kebutuhan UNIT dalam nilai uang
Rp Rp
1 IPA 66 drum 2.400.000 158.400.000
Rp Rp
2 Intan Sejati isi buku black IV 900 kg 35.000 31.500.000
Best One Neo Proc Yellow Rp Rp
3 MX 1 325 kg 51.760 16.822.000
Best One Neo Proc Magenta Rp Rp
4 MX 1 275 kg 54.400 14.960.000
Best One Neo Proc Cyan MX Rp Rp
5 1 275 kg 56.560 15.554.000
6 Best One Neo Proc Black MX 275 kg Rp Rp
69
1 46.960 12.914.000
Rp Rp
7 Plate Plus Pink 620 ltr 49.950 30.969.000
Rp Rp
8 DJP-701 Developer Positif 168 gall 84.000 14.112.000
Rp Rp
9 Supreme 129 gall 136.000 17.544.000
Rp Rp
10 Best One Neo Proc Yellow QD 200 kg 51.760 10.352.000
Best One Neo Proc Magenta Rp Rp
11 QD 150 kg 54.400 8.160.000
Rp Rp
12 Best One Neo Proc Cyan QD 200 kg 56.560 11.312.000
Rp Rp
13 Premeplus Process Black 660 kg 48.136 31.769.760
Rp Rp
14 Premeplus Process Cyan 788 kg 52.818 41.620.580
Rp Rp
15 Premeplus Process Magenta 743 kg 51.773 38.467.340
Rp Rp
16 Premeplus Process Yellow 1016 kg 51.773 52.601.370
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
17 580X2000mm 878 kg 41.000 35.998.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
18 630X2000mm 260 kg 41.000 10.660.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
19 500X2000mm 431 kg 41.000 17.671.000
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
20 430X2000mm 237 kg 41.000 9.717.000
Rp
TOTAL 581.104.100
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Prosentase Volume Tahunan dalam Nilai Uang


1) IPA

158.400.00 0
x 100% = 27,26 %
581.103.95 6
2) Intan Sejati isi buku black IV

31.500.000
x 100% = 5,42 %
581.103.956

70
3) Best One Neo Proc Yellow MX 1

16.822.000
x 100% = 2,89 %
581.103.956
4) Best One Neo Proc Magenta MX 1

14.960.000
x 100% = 2,57 %
581.103.956
5) Best One Neo Proc Cyan MX 1

15.554.000
x 100% = 2,68 %
581.103.956
6) Best One Neo Proc Black MX 1

12.914.000
x 100% = 2,22 %
581.103.956
7) Plate Plus Pink

30.969.000
x 100% = 5,33 %
581.103.956
8) DJP-701 Developer Positif

14.112.000
x 100% = 2,43 %
581.103.956
9) Supreme

17.544.000
x 100% = 3,02 %
581.103.956
10) Best One Neo Proc Yellow QD

10.352.000
x 100% = 1,78 %
581.103.956
11) Best One Neo Proc Magenta QD

8.160.000
x 100% = 1,4 %
581.103.956
12) Best One Neo Proc Cyan QD

71
11.312.000
x 100% = 1,95 %
581.103.956
13) Premeplus Process Black

31.769.998
x 100% = 5,47 %
581.103.956
14) Premeplus Process Cyan

41.620.726
x 100% = 7,16 %
581.103.956
15) Premeplus Process Magenta

38.467.138
x 100% = 6,62 %
581.103.956
16) Premeplus Process Yellow

52.601.094
x 100% = 9,05 %
581.103.956
17) Plastik OPP film PTT-20 : 580X2000mm

35.998.000
x 100% = 6,19 %
581.103.956
18) Plastik OPP film PTT-20 : 630X2000mm

10.660.000
x 100% = 1,83 %
581.103.956
19) Plastik OPP film PTT-20 : 500X2000mm

17.671.000
x 100% = 3,04 %
581.103.956
20) Plastik OPP film PTT-20 : 430X2000mm

9.717.000
x 100% = 1,67 %
581.103.956

72
Tabel III.8
Prosentase Volume Tahunan (Bahan Pembantu) Dalam Nilai Uang
PT. Intan Sejati Klaten
Tahun 2009
Persentase
Volume
∑ Volume tahunan dalam
Volume tahunan
NO NAMA BARANG tahunan dalam nilai uang
dalam nilai uang
nilai uang V
( å X100%)
V
Rp Rp
1 IPA 158.400.000 581.104.100 27,26%
Rp Rp
2 Intan Sejati isi buku black IV 31.500.000 581.104.100 5,42%
Best One Neo Proc Yellow Rp Rp
3 MX 1 16.822.000 581.104.100 2,89%
Best One Neo Proc Magenta Rp Rp
4 MX 1 14.960.000 581.104.100 2,57%
Best One Neo Proc Cyan MX Rp Rp
5 1 15.554.000 581.104.100 2,68%
Best One Neo Proc Black Rp Rp
6 MX 1 12.914.000 581.104.100 2,22%
Rp Rp
7 Plate Plus Pink 30.969.000 581.104.100 5,33%
Rp Rp
8 DJP-701 Developer Positif 14.112.000 581.104.100 2,43%
Rp Rp
9 Supreme 17.544.000 581.104.100 3,02%
Best One Neo Proc Yellow Rp Rp
10 QD 10.352.000 581.104.100 1,78%
Best One Neo Proc Magenta Rp Rp
11 QD 8.160.000 581.104.100 1,40%
Rp Rp
12 Best One Neo Proc Cyan QD 11.312.000 581.104.100 1,95%
Rp Rp
13 Premeplus Process Black 31.769.760 581.104.100 5,47%
Rp Rp
14 Premeplus Process Cyan 41.620.580 581.104.100 7,16%
Rp Rp
15 Premeplus Process Magenta 38.467.340 581.104.100 6,62%
Rp Rp
16 Premeplus Process Yellow 52.601.370 581.104.100 9,05%
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
17 580X2000mm 35.998.000 581.104.100 6,19%
73
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
18 630X2000mm 10.660.000 581.104.100 1,83%
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
19 500X2000mm 17.671.000 581.104.100 3,04%
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
20 430X2000mm 9.717.000 581.104.100 1,67%
Rp
JUMLAH 581.104.100 - 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data

c. Hasil Perhitungan Analisis ABC

1) Bahan Baku

Tabel III.9
Hasil Analisis ABC (Bahan Baku)

Persent
ase
VO
Volum
LU Volume Persent
e
N ME SAT HARGA tahunan ase Kateg
NAMA BARANG Tahun
O keb UAN PER UNIT dalam nilai Kumul ori
an
utuh uang atif
Dalam
an
Nilai
Uang
HVS 70gr Extraprint Roll 2306 Rp Rp
1 73cm 30 kg 7.182 1.656.385.000 18,99% 18,99% A
HVS 60gr Roll L86 cm CK 1033 Rp Rp
2 NCC 96 kg 9.907 1.024.344.000 11,74% 30,73% A
Rp Rp
3 C2M 85gr 76x105cm 2226 rim 346.266 770.788.100 8,84% 39,57% A

74
Rp Rp
4 C2S 120gr 54x83 1980 rim 346.266 685.606.700 7,86% 47,43% A
Rp Rp
5 C2M 85gr 63x104cm 2250 rim 250.953 564.644.200 6,47% 53,90% B
Rp Rp
6 C2M 100gr 63x89cm 2250 rim 250.953 564.644.200 6,47% 60,37% B
Rp Rp
7 C2M 85gr 63x89 cm 2499 rim 217.695 544.019.800 6,24% 66,61% B
5854 Rp Rp
8 C25 118gr 23,5x35 2 kg 8.400 491.752.800 5,64% 72,25% B
Rp Rp
9 BC 150gr 61X86cm 1270 rim 306.573 389.347.700 4,46% 76,71% B
1 Rp Rp
0 Art Carton 210gr 75x108 319 rim 853.226 272.191.800 3,12% 79,83% B
1 Art Paper 115gr Rp Rp
1 78,7x109,2cm Byzantium 576 rim 432.840 249.315.800 2,86% 82,69% C
1 Samson Craft 80gsm Rp Rp
2 90x120cm 612 rim 357.382 218.717.800 2,51% 85,20% C
1 HVS 80gr W860 D100cm 2492 Rp Rp
3 C3 inr/b A5A 2 rim 8.036 200.273.200 2,30% 87,49% C
1 Rp Rp
4 Ivory 170gr 67,5x88,5 384 rim 440.871 169.294.500 1,94% 89,43% C
1 2027 Rp Rp
5 C2M 100gr Roll 90 cm 8 kg 8.215 166.583.800 1,91% 91,34% C
1 Rp Rp
6 C2S 85gr 73x93 525 rim 294.153 154.430.300 1,77% 93,11% C
1 Rp Rp
7 C2S 150gr 65x90 361 rim 426.784 154.069.000 1,77% 94,88% C
1 HVS 80gr 610x860x500 Rp Rp
8 SPA Saffiron 687 rim 222.894 153.128.200 1,76% 96,63% C
1 HVS55gr 65x100cm IK Rp Rp
9 Jambon 489 rim 306.642 149.947.900 1,72% 98,35% C
2 Kertas Europremium Rp Rp
0 Natural 250gr 84 rim 1.710.000 143.640.000 1,65% 100% C
4542 Rp
TOTAL 80 - - 8.723.125.000 - - -
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa:

a) Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

47,43% dari total nilai persediaan, yang terdiri dari 4 item

(20%) persediaan yaitu : HVS 70gr Extraprint Roll 73cm,

75
HVS 60gr Roll L86 cm CK NCC, C2M 85gr 76x105cm,

C2S 120gr 54x83.

b) Kelas B memiliki volume tahunan rupiah sebesar 32,4%

dari total persediaan, yang terdiri dari 6 item (30%)

persediaan, yaitu: C2M 85gr 63x104cm, C2M 100gr

63x89cm, C2M 85gr 63x89 cm, C25 118gr 23,5x35, BC

150gr 61X86cm, Art Carton 210gr 75x108.

c) Kelas C memiliki volume tahunan rupiah sebesar 20,17%

dari total persediaan, yang terdiri dari 10 item (50%)

persediaan, yaitu : Art Paper 115gr 78,7x109,2cm

Byzantium, Samson Craft 80gsm 90x120cm, HVS 80gr

W860 D100cm C3 inr/b A5A, Ivory 170gr 67,5x88,5, C2M

100gr Roll 90 cm, C2S 85gr 73x93, C2S 150gr 65x90,

HVS 80gr 610x860x500 SPA Saffiron, HVS55gr

65x100cm IK Jambon, Kertas Europremium Natural 250gr.

Apabila digambarkan dalam bentuk grafik, dapat dilihat lebih

jelas berapa besarnya proporsi kelas A dibandingkan dengan kelas

B dan C, seperti gambar di bawah ini :

76
50 47,43

Tahunan Dalam Rupiah


Persentase Pemakaian
40
32,4
30

20,17
20

10

0
20 50 100
Persentase dari Keseluruhan Butir
Persediaan

Gambar III.4
Grafik Hasil Analisis ABC (Bahan Baku)

2) Bahan Pembantu
Tabel III.10

77
Present
ase
VO
Volum K
LU Present
SA Volume e at
N ME HARGA PER ase
NAMA BARANG TU tahunan dalam tahuna eg
O keb UNIT Kumul
AN nilai uang n or
utu atif
dalam i
han
nilai
uang
dru Rp Rp
1 IPA 66 m 2.400.000 158.400.000 27,26% 27,26% A
101 Rp Rp
2 Premeplus Process Yellow 6 kg 51.773 52.601.370 9,05% 36,31% A
Rp Rp
3 Premeplus Process Cyan 788 kg 52.818 41.620.580 7,16% 43,47% A
Premeplus Process Rp Rp
4 Magenta 743 kg 51.773 38.467.340 6,62% 50,09% A
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
5 580X2000mm 878 kg 41.000 35.998.000 6,19% 56,29% B
Rp Rp
6 Premeplus Process Black 660 kg 48.136 31.769.760 5,47% 61,75% B
Intan Sejati isi buku black Rp Rp
7 IV 900 kg 35.000 31.500.000 5,42% 67,18% B
Rp Rp
8 Plate Plus Pink 620 ltr 49.950 30.969.000 5,33% 72,55% B
Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
9 500X2000mm 431 kg 41.000 17.671.000 3,04% 75,55% B
1 gal Rp Rp
0 Supreme 129 l 136.000 17.544.000 3,02% 78,56% B
1 Best One Neo Proc Yellow Rp Rp
1 MX 1 325 kg 51.760 16.822.000 2,89% 81,46% C
1 Best One Neo Proc Cyan Rp Rp
2 MX 1 275 kg 56.560 15.554.000 2,68% 84,14% C
1 Best One Neo Proc Rp Rp
3 Magenta MX 1 275 kg 54.400 14.960.000 2,57% 86,71% C
1 gal Rp Rp
4 DJP-701 Developer Positif 168 l 84.000 14.112.000 2,43% 89,14% C
1 Best One Neo Proc Black Rp Rp
5 MX 1 275 kg 46.960 12.914.000 2,22% 91,36% C
1 Best One Neo Proc Cyan Rp Rp
6 QD 200 kg 56.560 11.312.000 1,95% 93,31% C
1 Plastik OPP film PTT-20 : Rp Rp
7 630X2000mm 260 kg 41.000 10.660.000 1,83% 95,14% C
1 Best One Neo Proc Yellow Rp Rp
8 QD 200 kg 51.760 10.352.000 1,78% 96,92% C
1 Plastik OPP film PTT-20 : 237 kg Rp Rp 1,67% 98,60% C
78
9 430X2000mm 41.000 9.717.000
2 Best One Neo Proc Rp Rp
0 Magenta QD 150 kg 54.400 8.160.000 1,40% 100% C
859 Rp
TOTAL 6 - - 581.104.100 - - -
Hasil Analisis ABC (Bahan Pembantu)
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa:

a) Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

50,09% dari total nilai persediaan, yang terdiri dari 4 item

(20%) persediaan yaitu : IPA, Premeplus Process Yellow,

Premeplus Process Cyan, Premeplus Process Magenta.

b) Kelas B memiliki volume tahunan rupiah sebesar 28,47%

dari total persediaan, yang terdiri dari 6 item (30%)

persediaan, yaitu: Plastik OPP film PTT-20 :

580X2000mm, Premeplus Process Black, Intan Sejati isi

buku black IV, Plate Plus Pink, Plastik OPP film PTT-20 :

500X2000mm, Supreme.

c) Kelas C memiliki volume vahunan rupiah sebesar 21,44%

dari total persediaan, yang terdiri dari 10 item (50%)

persediaan, yaitu : Best One Neo Proc Yellow MX 1, Best

One Neo Proc Cyan MX 1, Best One Neo Proc Magenta

MX 1, DJP-701 Developer Positif, Best One Neo Proc

Black MX 1, Best One Neo Proc Cyan QD, Plastik OPP

film PTT-20 : 630X2000mm, Best One Neo Proc Yellow

79
QD, Plastik OPP film PTT-20 : 430X2000mm, Best One

Neo Proc Magenta QD.

Apabila digambarkan dalam bentuk grafik, dapat dilihat lebih

jelas berapa besarnya proporsi kelas A dibandingkan dengan kelas

B dan C, seperti gambar di bawah ini :

60
50,09
Tahunan Dalam Rupiah
Persentase Pemakaian

50

40

30 28,47
21,44
20

10

0
20 50 100
Persentase dari Keseluruhan Butir
Persediaan

Gambar III.5
Grafik Hasil Analisis ABC (Bahan Pembantu)

80
5. Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu

a. Pengendalian Kelas A

1) Pengendalian ketat.

2) memerlukan perhatian yang tinggi dalam pengadaannya.

3) Harus diuji lebih sering dalam hal akurasi catatan inventory

dibandingkan material kelas B atau C.

4) Penyimpanan secara baik yaitu laporan – laporan penerimaan

dan penggunaan barang berdasarkan pada perhitungan

kebutuhan.

5) Pengecekan secara ketat.

6) Monitoring terus – menerus.

7) Persediaan pengaman tidak ada atau rendah (1 – 2 minggu).

b. Pengendalian Kelas B

1) Pengendalian Moderat.

2) Penyimpanan secara baik yaitu laporan – laporan penerimaan

dan penggunaan barang berdasarkan perhitungan pemakaian di

waktu yang lalu atau daftar permintaan.

3) Serangkaian pengecekan perubahan – perubahan kebutuhan.

4) Monitoring untuk memungkinkan kekurangan persediaan.

5) Persediaan pengaman moderat (sampai 2 atau 3 bulan).

c. Pengendalian Kelas C

1) Pengendalian longgar.

2) Pemeriksaan dilakukan sesekali.

81
3) Bila suplai mencapai titik pemesanan kembali, maka

pemesanan kembali dilakukan.

4) Pengecekan sedikit dilakukan dengan membandingkan

terhadap kebutuhan.

5) Monitoring tidak perlu atau sedikit dilakukan.

6) Persediaan pengaman jumlah besar (2 – 6 bulan atau lebih).

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada Bab

III secara garis besar dapat diambil kesimpulan :

1. Manajemen Persediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu

PT. Intan Sejati Klaten belum menerapkan Analisis ABC dalam

pengelompokkan persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Dan

memperlakukan semua bahan baku dan bahan pembantu dengan sama

rata.

2. Pengelompokkan Persediaan Menurut Analisis ABC

a. Bahan Baku

1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

47,43% dari total nilai persediaan, yang terdiri dari 4 item

(20%) persediaan yaitu : HVS 70gr Extraprint Roll 73cm,

HVS 60gr Roll L86 cm CK NCC, C2M 85gr 76x105cm,

C2S 120gr 54x83.


82
2) Kelas B memiliki volume tahunan rupiah sebesar 32,4%

dari total persediaan, yang terdiri dari 6 item (30%)

persediaan, yaitu: C2M 85gr 63x104cm, C2M 100gr

63x89cm, C2M 85gr 63x89 cm, C25 118gr 23,5x35, BC

150gr 61X86cm, Art Carton 210gr 75x108.

3) Kelas C memiliki volume tahunan rupiah sebesar 20,17%

dari total persediaan, yang terdiri dari 10 item (50%)

persediaan, yaitu : Art Paper 115gr 78,7x109,2cm

Byzantium, Samson Craft 80gsm 90x120cm, HVS 80gr

W860 D100cm C3 inr/b A5A, Ivory 170gr 67,5x88,5, C2M

100gr Roll 90 cm, C2S 85gr 73x93, C2S 150gr 65x90,

HVS 80gr 610x860x500 SPA Saffiron, HVS55gr

65x100cm IK Jambon, Kertas Europremium Natural 250gr.

b. Bahan Pembantu

1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

50,09% dari total nilai persediaan, yang terdiri dari 4 item

(20%) persediaan yaitu : IPA, Premeplus Process Yellow,

Premeplus Process Cyan, Premeplus Process Magenta.

2) Kelas B memiliki volume tahunan rupiah sebesar 28,47%

dari total persediaan, yang terdiri dari 6 item (30%)

persediaan, yaitu: Plastik OPP film PTT-20 :

580X2000mm, Premeplus Process Black, Intan Sejati isi

buku black IV, Plate Plus Pink, Plastik OPP film PTT-20 :

500X2000mm, Supreme.

83
3) Kelas C memiliki volume tahunan rupiah sebesar 21,44%

dari total persediaan, yang terdiri dari 10 item (50%)

persediaan, yaitu : Best One Neo Proc Yellow MX 1, Best

One Neo Proc Cyan MX 1, Best One Neo Proc Magenta

MX 1, DJP-701 Developer Positif, Best One Neo Proc

Black MX 1, Best One Neo Proc Cyan QD, Plastik OPP

film PTT-20 : 630X2000mm, Best One Neo Proc Yellow

QD, Plastik OPP film PTT-20 : 430X2000mm, Best One

Neo Proc Magenta QD.

B. SARAN

Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah yang

dihadapi oleh PT. Intan Sejati Klaten, maka penulis dapat mengajukan saran

yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan kebijaksanaan dalam

pengelompokkan bahan baku dan bahan pembantu, adapun saran – saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis ABC

dalam kebijakan pengelompokkan bahan baku dan bahan pembantu.

Karena dengan menggunakan Analisis ABC perusahaan akan lebih

mudah dalam menetapkan kebijakan dan pengendalian untuk setiap

kelas yang ada.

2. Kebijakan yang dapat didasarkan pada Analisis ABC mencakup hal –

hal di bawah ini :

84
a. Butir persediaan A pada PT. Intan Sejati Klaten harus dikendalikan

secara lebih ketat dibandingkan butir persediaan B dan C mungkin

karena butir persediaan A ini ditempatkan di wilayah yang lebih

tertutup dan keakuratan catatan persediaannya harus lebih sering

diverifikasi.

b. PT. Intan Sejati Klaten dalam meramalkan butir persediaan A

harus lebih berhati – hati daripada meramalkan butir (kelas)

persediaan yang lain. Karena butir persediaan A memiliki nilai

volume rupiah yang tinggi tetapi jumlah unitnya kecil.

Dari beberapa kebijakan di atas, PT. Intan Sejati Klaten sebaiknya

mengelompokkan bahan baku dan bahan pembantu sesuai dengan nilai dan

kebutuhannya, dengan menggunakan Analisis ABC agar perusahaan bisa lebih

efisien dalam mengendalikan kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu.

85
DAFTAR PUSTAKA

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Ghalia


Indonesia. Jakarta

Gasper, Vincent.2004. Production Panning And Inventory Control. PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Gito Sudarmo. Indriyo dan Agus Mulyono.2002. Manajemen Bisnis logistik,


Edisi Pertama, BPFE : Yogyakarta

Handoko, Hani T. 1999. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.


UNS PRESS. Surakarta

Heyzer J, dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Salemba
Empat.Jakarta

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE : Yogyakarta

Nasution, Arman Hakim dan Prasetyawan Yudha. 2008. Perencanaan dan


Pengendalian Produksi, Edisi Pertama, Graha Ilmu,Yogyakarta

Rangkuti, Freddy. 2002. Manajemen Persediaan. PT. Raja Grafindo Persada.


Jakarta

Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Graha Ilmu. Yogyakarta

Yamit, Zulian. 1998. Manajemen Persediaan. Ekonosia FE – UII.Yogyakarta

86

Anda mungkin juga menyukai