Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

ANALISA PERSEDIAAN PRODUK FURNITURE DAN


AKSESORISE DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ABC DI PT. HOME CENTER
Wirda Novarika, Luthfi Parinduri, Dhiva Darvito
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara
wirdanovarika@gmail.com; luthfi.p@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sangat berpengaruh pada perkembangan perusahaan terutama di sektor industri, perusahaan dituntut
untuk terus melakukan perbaikan terutama pada kualitas produksi, sehingga dapat bersaing di pasar lokal
maupun internasional. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur memerlukan bahan baku
yang menunjang jalannya proses produksi perusahaan yang bersangkutan, sehingga pengendalian persediaan
menjadi hal yang cukup penting. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang baik pada persediaan bahan
baku. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali
proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi. Berdasarkan hasil
analisis ABC dapat diidentifikasi klasifikasi persediaan Aksesorise. Kelas A memiliki nilai volume tahunan
rupiah sebesar 47,61% dari total persediaan, yang terdiri dari 2 item (20%) persediaan. Kelas B memiliki nilai
volume tahunan rupiah sebesar 37,28% dari total persediaan, yang terdiri dari 3 item (30%) persediaan yaitu :
Lampu Gantung, Sprei, Gorden. Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 15,10% dari total
persediaan, yang terdiri dari 5 item (50%) persediaan yaitu : Bunga Artifisial, Keset, Vas, Bingkai foto, Jam
dinding.

Kata-Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan, Valide, Reliable

I. Pendahuluan yang bersangkutan, sehingga pengendalian


persediaan menjadi hal yang cukup penting. Oleh
Kondisi perindustrian di Indonesia saat ini karena itu diperlukan penanganan yang baik pada
secara global menjadi tumpuan kemajuan ekonomi persediaan bahan baku. Menurut Teguh Baroto
negara. Apalagi sektor industri yang merupakan (2002 : 53) Penyebab timbulnya persediaan adalah
tumpuan pendapatan nasional tidak akan maksimal sebagai berikut :
apabila tidak didukung dengan teknologi yang maju. a. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.
Maka seiring dengan perkembangan zaman, b. Keinginan untuk meredam ketidakpastian.
perkembangan teknologi dari tahun ketahun semakin c. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan
berkembang sesuai dengan tingkat kebutuhan untuk mendapatkan keuntungan besar dari
masyarakat. kenaikan harga di masa mendatang.
Dengan kondisi persaingan yang semakin
tinggi antar perusahaan, dan perkembangan ilmu Biasanya persediaan dibedakan dalam tiga
pengetahuan dan teknologi, sangat berpengaruh pada kelasyaitu A, B, dan C sehingga analisis ini dikenal
perkembangan perusahaan terutama di sektor dengan analisis ABC. Analisis ABC diperkenalkan
industri, perusahaan dituntut untuk terus melakukan oleh HF Dickie pada tahun 1950 an, Analisis ABC
perbaikan terutama pada kualitas produksi, sehingga merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan
dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional. prinsip pareto“ the critical Few and trivial many” .
Secara umum semua perusahaan mempunyai idenya untuk memfokuskan pengendalian persediaan
tujuan atau sasaran yang sama antara satu dengan kepada jenis persediaan yang bernilai tinggi dari
yang lainnya, yaitu agar perusahaan dapat bertahan pada yang bernilai rendah. Analisis ABC membagi
hidup, mampu mendapatkan keuntungan dan dapat persediaan dalam tiga kelas berdasar atas nilai
berkembang mengikuti perkembangan pasar yang (volume) persediaan.
terjadi. Untuk mencapai semua hal-hal tersebut, Kriteria masing-masing kelas dalam analisis
perusahaan harus mampu mengelola semua sumber- ABC, sebagai berikut :
sumber daya yang dimiliki secara tepat dan baik. 1. Kelas A, Persediaan yang memiliki nilai volume
Salah satuhal yang dapat dilakukan oleh perusahaan tahunan rupiah yang tinggi. Persediaan yang
adalah meningkatkan kegiatan pengendalian pada termasuk kelas ini memerlukan perhatian tinggi
persediaan. Karena masalah pengadaan persediaan dalam pengadaannya karena berdampak biaya
merupakan salah satu masalah penting yang yang tinggi, pemeriksaan baru dilakukan secara
dihadapi oleh perusahaan untuk dapat intensif.
menyeimbangkan dengan kegiatan produksi. 2. Kelas B, Persediaan dengan nilai volume
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang tahunan rupiah yang menengah. Dalam kelas ini
industri manufaktur memerlukan bahan baku yang diperlukan teknik pengendalian yang moderat.
menunjang jalannya proses produksi perusahaan
BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021 212
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

3. Kelas C, Persediaan yang nilai volume tahunan tersebut. Hal inilah yang dianggap penting untuk
rupiahnya rendah, yang hanya sekitar 10% dari dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat
total nilai persediaan. Di kelas ini diperlukan menunjukan tingkat persediaan yang sesuai dengan
teknik pengendalian yang sederhana, kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi
pemeriksaan hanya dilakukan sekali-kali. dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang
ekonomis. Tujuan pengelolaan persediaan menurut
Dengan mengetahui kelas-kelas itu, dapat Agus Ristono (2009:4) adalah :
diketahui item persediaan tertentu yang harus 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau
mendapat perhatian lebih intensif atau serius permintaan konsumen dengan cepat
dibandingkan item yang lain. Dari hal tersebut di (memuaskan konsumen).
atas dapat diketahui bahwa untuk kegiatan operasi 2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau
dari perusahaan yang bersangkutan memerlukan menjaga agar perusahaan tidak mengalami
pengendalian persediaan. Apabila persediaan kehabisan persediaan yang mengakibatkan
dikendalikan terlalu besar mengakibatkan timbulnya terhentinya proses produksi, hal ini
dana menggangur yang besar (yang tertanam dalam dikarenakan :
persediaan) , meningkatnya biaya penyimpanan dan a. Kemungkinan barang (bahan baku dan
resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, penolong) menjadi langka sehingga sulit
jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko diperoleh.
terjadinya kekurangan persediaan (Stock-out) karena b. Kemungkinan supplier terlambat
sering kali barang tidak didatangkan secara mengirimkan barang yang dipesan.
mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang 3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin
menyebabkan terhentinya proses produksi, meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
tertundanya keuntungan, dan bahkan hilangnya 4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan
pelanggan. dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan
Selama ini PT. Home Center belum ongkos pesan menjadi besar.
menggunakan analisis ABC untuk kebijakan 5. Menjaga agar penyimpanan dalam
pengendalian persediaan, sehingga penulis ingin emplacement tidak besar-besaran, karena
membandingkan antara kebijakan pengendalian akan mengakibatkan biaya menjadi besar.
persediaan perusahaan, tanpa menggunakan analisis
ABC dengan jika perusahaan menggunakan analisis Tujuan pengendalian persediaan menurut
ABC. Sofjan Assauri (2004:177) secara terinci dapat
dinyatakan sebagai berikut :
II. Injauan Pustaka
a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan
persediaan sehingga mengaibatkan terhentinya
2.1 Pengertian Persediaan
kegiatan produksi.
Menurut Sumayang, lalu (2003 : 213)
Persediaan adalah sebuah persediaan dari material b. Menjaga agar pembentukkan persediaan oleh
yang digunakan untuk menunjang produksi atau perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan,
untuk memenuhi permintaan pelanggan. Inventory sehingga biaya-biaya yang timbul dari
(persediaan) terdiri dari bahan mentah, barang dalam persediaan tidak terlalu besar.
proses dan barang jadi.
Menurut Zulfikarijzan (2005: 4) Persediaan Di samping itu, perusahaan juga sering
adalah stock bahan baku yang digunakan untuk menghadapi ketidakpastian jangka waktu
memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan pengiriman dan permintaan akan barang-barang
permintaan konsumen. Jenis persediaan meliputi : selama periode perssamaan kembali, sehingga
bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering
Menurut Nasution (2003 :103) Persediaan disebut persediaan pengaman. Pada kenyataanya,
sumberdaya yang menggangur ( idle resources ) persediaan pengaman merupakan pelengkap fungsi
yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud “decoupling”. Persediaan antisipasi ini penting agar
dengan proses lebih lanjut adalah proses produksi kelancaraan proses produksi tidak terganggu.
pada proses manufaktur, kegitaan konsumsi pangan, Menurut Render dan Heizer (2001 : 314)
pada sistem rumah bahan atau barang yang disimpan persediaan (inventory) dapat memiliki berbagai
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari
tertentu, misalnya untuk proses produksi atau untuk operasi suatu perusahaan. Ada enam penggunaan
perakitan, untuk dijual kembali dan untuk suku persediaan, yaitu :
cadang dari suatu peralatan atau mesin. 1. Untuk memberikan suatu stok barang-barang
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan agar dapat memenuhi permintaan yang
oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan- diantisipasi akan timbul dari konsumen.
tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang 2. Untuk memasarkan produksi dengan
dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan distribusi. Misalnya, bila akhir tahun
pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh permintaan produknya tinggi, perusahaan
penghematan-penghematan untuk biaya persediaan dapat membentuk stock dan kehabisan stock
dapat dihindari. Demikian pula bila pasokan
213 BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

suatu perusahaan berfluktuasi, persediaan yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
bahan baku ekstra mungkin diperlukan untuk tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
memasangkan proses produksinya. kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu
jumlah, karena pembelian dalam jumlah produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi
besar dapat secara substansial menurunkan konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
biaya produk. hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh
4. Untuk melakukan heading terhadap inflasi konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
dan perubahan harga. keputusan pembelian. Tjiptono, 2000 : 99-100 ).
5. Untuk menghindari dari kekurangan stok
yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan 2.3 Pengertian Activity Based Costing (ABC)
pasokan, masalah mutu, atau pengiriman Activity Based Costing (ABC) adalah suatu
yang tidak tepat. Stok pengaman misalnya, sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi
barang di tangan ekstra dapat mengurangi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu
resiko kehabisan stok. organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar
6. Efisiensi operasional suatu organisasi dapat dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya.
ditingkatkan karena berbagai fungsi penting ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada
perusahaan. Persediaan adalah sekumpulan produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi,
produk phisikal pada berbagai tahap proses mendistribusikan atau menunjang produk yang
trnsformasi dari bahan mentah ke dalam bersangkutan. Sistem ABC timbul sebagai akibat
proses dan kemudian barang jadi. Persediaan dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi
ini mungkin tetap tinggal di ruang yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya
penyimpanan gudang, pabrik/ toko-toko dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk
pengecer (Handoko, 1992:335). secara akurat. Hal ini didorong oleh:
 Persaingan global yang tajam yang memaksa
Menurut Tampu bolon (2004:189) mengatakan perusahaan untuk cost effective
bahwa peran manajemen sangat penting untuk dapat  Advanced manufacturing technology yang
menciptakan efisiensi biaya produksi, yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik
menyangkut : dalam product cost menjadi lebih tinggi
a. Penentuan jumlah produksi dari primary cost.
b. Penentuan harga persediaan  Adanya strategi perusahaan yang
c. Sistem pencatatan persediaan dan menerapkan market driven strategy.
d. Kebijakan tentang kualitas persediaan
Pencapaian tujuan tersebut menimbulkan 2.3.1. Model Analisis ABC
konsekuensi bagi perusahaan, yaitu harus Menurut Yamit (2003 : 246 – 247) system
menanggung biaya maupun resiko yang berkaitan klasifikasi ABC merupakan suatu prosedur
dengan keputusan persediaan. Oleh karena itu, sederhana yang didasarkan pada nilai rupiah
sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah pembelian. Klasifikasi system ABC merupakan
menghasilkan tingkat keputusan persediaan, yang petunjuk bagi manajemen dalam memberikan
menyeimbangkanya tujuan diadakanya persediaan prioritas pengawasan persediaan. Item kelompok A
adalah untuk meminimumkan total biaya dalam harus dilakukan pengawasan secara ketat
perubahan tingkat persedian. dibandingkan dengan item kelompok B maupun C.
Menurut Sumayang (2003 :217) metode
2.2 Definisi Produk inventori ABC atau analisis aturan 80-20, adalah
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan metode pengelolaan inventori dengan cara
pemasaran karena produk merupakan hasil dari mengelompokkan inventori berdasarkan nilai
suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar penggunaan. Metode inventori menjelaskan bahwa
untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu jumlah item yang sedikit tetapi dengan nilai
perusahaan untuk mencapai tujuan dari penggunaan yang besar akan memegang peranan di
perusahaannya. Suatu produk harus memiliki dalam inventori. Dengan mengawasi item kelas A
keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari sebanyak 20% dengan nilai penggunaan sebesar
segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, 80% maka sudah dapat dikelola secara keseluruhan,
pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik sedangkan pada item kelas C sebanyak 50% dengan
minat konsumen untuk mencoba dan membeli nilai penggunaan sebesar 5% pengawasan tidak
produk tersebut. perlu terlalu ketat.
Pengertian produk (product) menurut Menurut Render dan Heizer (2001 : 314)
Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah segala Analisis ABC membagi persediaan ditangan
sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk kedalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunan
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dalam jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau penerapan persediaan dari prinsip pareto. Prinsip
kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pareto menyatakan bahwa “ada beberapa yang
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu penting dan banyak yang sepele”. Untuk

BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021 214


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam 3.2 Jenis dan Sumber Data
analisis ABC. Adapun jenis data yang dibutuhkan adalah data
primer yang bersumber dari dokumen-dokumen PT.
2.3.2 Keunggulan Metode ABC
Amin (1994: 23) mengemukakan tentang 3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
keunggulan ABC adalah sebagai berikut: Adapun teknik pengumpulan data yang saya
1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan lakukan adalah sebagai berikut :
manajemen bahwa mereka harus mengambil 1. Melakukan observasi langsung dilapangan.
sejumlah langkah untuk menjadi lebih 2. Melakukan Tanya jawab pada karyawan PT.
kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat Home Center
berusaha untuk meningkatkan mutu sambil Menurut Herjanto (1999 : 223) untuk
secara simultan fokus pada mengurangi biaya. memperoleh pengelompokkan persedian dengan
Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana menggunakan analisis ABC, maka langkah-langkah
benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang dilakukan adalah :
yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas 1. Menentukan volume tahunan dalam nilai uang
untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu (rupiah) volume tahun (dalam unit) x harga per unit.
dan mengurangi biaya. 2. Susun urutan item persediaan berdasarkan volume
2. ABC dapat membantu dalam pengambilan tahunan rupiah dari yang terbesar nilainya ke yang
keputusan. terkecil.
3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi
untuk melakukan penawaran kompetitif yang
3. Jumlah volume tahunan rupiah secara kumulatif.
lebih wajar. 4. Menentukan persentase kumulatif
4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, Volume tahunan dalam nilai uang per unit x
manajemen dapat melakukan analisis yang lebih 100%
akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk ∑ Volume tahunan dalam nilai uang per unit
mencari break even atas produk yang bervolume 5. Klasifikasikan ke dalam kelas A, B, dan C secara
rendah. berturut-turut masing- masing sebesar lebih kurang
5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi 70%, 20%, dan 10% dari atas.
sumber daya, manajemen dapat mulai 6.
merekayasa kembali proses manufakturing 4.1 3.2.2 Pengumpulan Data
untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih PT. Home Center Indonesia Atau
efisien dan lebih tinggi. Informa adalah salah satu bisnis unit di bawah
payung Kawan Lama Retail, yang merupakan
III. Metodologi Penelitian sebuah pusat furnitur dan aksesoris terlengkap untuk
hunian dan bisnis dengan jumlah produk hingga
Metodologi penelitian adalah suatu proses 35.000 jenis. Pengumpulan data ini dilakukan
berfikir dari menentukan masalah, mengumpulkan dengan pengamatan langsung dengan panduan dari
data baik melalui buku-buku maupun studi lapangan pegawai yang bekerja. Selain pengamatan langsung
dan melakukan pengolahan data sampai akhirnya data juga diperoleh dengan melakukan wawancara
memberi kesimpulan dari masalah yang diteliti. dengan pihak perusahaan mengenai hasil penjualan
furniture dan aksesoris setiap tahunnya.
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan di PT. Home 3.3 Data Permintaan Furniture dan Aksesoris
Center JL. Ir. Juanda Baru No 88 Medan. Penilitian Persediaan untuk mencukupi permintaan
ini menggunakan metode studi kasus dengan analisis furniture pada Informa cukup tinggi terlihat dalam
ABC yang merupakan penerapan persediaan dari data penulis berikut ini adalah tabel permintaan
prinsip pareto, yaitu mengambil suatu masalah furniture dan aksesoris pada Informa tahun 2019.
kemudian menganalisisnya, penelitian dilakukan Penulis mengambil 20 item saja dengan melihat
pada PT. Home Center . Waktu penelitian ini permintaan paling banyak dalam kurun waktu satu
dilaksanakan dalam waktu dua bulan terhitung dari tahun terakhir pada tahun 2019.
bulan 25 Nopember 2019 s/d 05 Desember 2019
selesai. Dengan syarat dan ketentuan yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
Home Center, data primer bersumber dari hasil
observasi dan wawancara dengan tenaga kerja
langsung terlibat dalam pelaksanaan pengendalian
persediaan, yaitu :
1) Persediaan bahan baku tahun 2019.
2) Produk tahun 2019.

215 BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Tabel 1. Permintaan Furniture Tahun 2019


Kebutuhan Harga
No Item (Unit/Tahun) (Rp/Unit)
1 Bed 60 Rp. 6.000.000,-
2 Wardrobe 125 Rp. 4.199.300,-
3 Dinning Table 207 Rp. 5.199.000,-
4 Panci 209 Rp. 159.000,-
5 Chair 67 Rp. 1.299.000,-
6 Bookcase 165 Rp. 1.499.000,-
7 Wajan 145 Rp. 345.000,-
8 Coffee Table 75 Rp. 1.890.000,-
9 Vitrine 137 Rp. 3.150.000,-
10 TV Stand 128 Rp. 2.150.000,-
Sumber data : PT. Home Center Indonesia

Tabel 2. Permintaan Aksesoris Tahun 2019


Kebutuhan Harga
No Item (Unit/Tahun) (Rp/Unit)
1 Karpet 124 Rp. 560.000,-
2 Gorden 74 Rp. 490.000,-
3 Lampu gantung 159 Rp. 387.000,-
4 Bunga Artifisial 143 Rp. 149.000,-
5 Sprei 90 Rp. 425.000,-
6 Keset 113 Rp. 129.000,-
7 Jam dinding 50 Rp. 99.500,-
8 Bingkai foto 78 Rp. 59.000,-
9 Vas 69 Rp. 140.000,-
10 Walpaper 149 Rp. 700.000,-
Sumber data : PT. Home Center Indonesia

1. Langkah-langkah yang penulis gunakan 2. Untuk item Wadrobe


pada permintaan Furniture adalah sebagai Volume tahun (dalam unit) = 125 unit/tahun
berikut : Biaya per unit = Rp. 4.199.300,-
a. Volume tahunan dalam nilai uang pada
Maka :
permintaan furniture
Berdasarkan Tabel 1 yang berisi mengenai Volume tahun (dalam unit) x biaya per
permintaan furniture pada tahun 2019 dapat unit
diketahui volume tahunan dalam rupiah. = 125 unit/tahun x Rp. 4.199.300,- /unit =
Untuk perhitungan volume tahunan dalam Rp. 524.912.500,- /tahun
nilai uang adalah: 3. Untuk item Dinning Table
1. Untuk item Bed Volume tahun (dalam unit) = 207 unit/tahun
Volume tahun (dalam unit) = 60 unit/tahun Biaya per unit = Rp. 5.199.000,-
Biaya per unit = Rp. 6.000.000,-
Maka :
Maka :
Volume tahun (dalam unit) x biaya per unit
Volume tahun (dalam unit) x biaya per unit
= 207 unit/tahun x Rp. 5.199.000, /unit - =
= 60 unit/tahun x Rp. 6.000.000,- /unit = Rp. Rp. 1.076.193.000,- /tahun
360.000.000,-/tahun

BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021 216


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

4. Untuk item Panci IV. Analisa Dan Evaluasi


Volume tahun (dalam unit) = 209 unit/tahun
Biaya per unit = Rp. 159.000,- 4.1 Analisa
Maka : Berdasarkan hasil analisis ABC dapat
Volume tahun (dalam unit) x biaya per diidentifikasi klasifikasi persediaan Furniture
unit sebagai berikut:
= 209 unit/tahun x Rp. 159.000,- /unit = Rp. 1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah
33.231.000,- /tahun sebesar 49,62% dari total persediaan, yang
5. Untuk item Chair terdiri dari 2 item (20%) persediaan yaitu :
Volume tahun (dalam unit) = 67 unit/tahun Dinning table dan Wardrobe.
Biaya per unit = Rp. 1.299.000,- 2) Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah
Maka : sebesar 66,12% dari total persediaan, yang
Volume tahun (dalam unit) x biaya per terdiri dari 3 item (30%) persediaan yaitu :
unit Vitrine, Bed, TV Stand.
= 67 unit/tahun x Rp. 1.299.000,- /unit 3) Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah
= Rp. 87.033.000,- /tahun sebesar 17,29% dari total persediaan, yang
6. Untuk item Bookcase terdiri dari 5 item (50%) persediaan yaitu :
Volume tahun (dalam unit) = 165 unit/tahun Bookcase, Coffee table, Chair, Wajan, Panci.
Biaya per unit = Rp. 1.499.000,-
Maka : Berdasarkan hasil analisis ABC dapat
Volume tahun (dalam unit) x biaya per diidentifikasi klasifikasi persediaan Aksesorise
unit sebagai berikut:
= 165 unit/tahun x Rp. 1.499.000,- /unit 1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah
= Rp. 247.335.000,- /tahun sebesar 47,61% dari total persediaan, yang
7. Untuk item Wajan terdiri dari 2 item (20%) persediaan yaitu :
Volume tahun (dalam unit) = 145 unit/tahun Wallpaper dan Karpet.
Biaya per unit = Rp. 345.000,- 2) Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah
Maka : sebesar 37,28% dari total persediaan, yang
Volume tahun (dalam unit) x biaya per terdiri dari 3 item (30%) persediaan yaitu :
unit Lampu Gantung, Sprei, Gorden.
= 145 unit/tahun x Rp. 345.000,- /unit 3) Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah
= Rp. 50.025.000,- /tahun sebesar 15,10% dari total persediaan, yang
8. Untuk item Coffee Table terdiri dari 5 item (50%) persediaan.
Volume tahun (dalam unit) = 75 unit/tahun
Biaya per unit = Rp. 1.890.000,- 4.2 Evaluasi
Maka : Dengan mengawasi item kelas A sebanyak
Volume tahun (dalam unit) x biaya per 20% dengan nilai penggunaan sebesar 80% maka
unit sudah dapat dikelola secara keseluruhan, sedangkan
= 75 unit/tahun x Rp. 1.890.000,- /unit pada item kelas C sebanyak 50% dengan nilai
= Rp. 141.750,000,- /tahun penggunaan sebesar 5% pengawasan tidak perlu
9. Untuk item Vitrine terlalu ketat. keunggulan ABC adalah sebagai
Volume tahun (dalam unit) = 137 unit/tahun berikut:
Biaya per unit = Rp. 3.150.000,- 1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan
Maka : manajemen bahwa mereka harus mengambil
Volume tahun (dalam unit) x biaya per sejumlah langkah untuk menjadi lebih
unit kompetitif.
= 137 unit/tahun x Rp. 3.150.000,- /unit 2. ABC dapat membantu dalam pengambilan
= Rp. 431.550.000,- /tahun keputusan.
10. Untuk item TV Stand 3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi
Volume tahun (dalam unit) = 128 unit/tahun untuk melakukan penawaran kompetitif yang
Biaya per unit = Rp. 2.150.000,- lebih wajar.
Maka : 4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki,
Volume tahun (dalam unit) x biaya per manajemen dapat melakukan analisis yang lebih
unit akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk
= 128 unit/tahun x Rp. 2.150.000,- /unit mencari break even atas produk yang bervolume
= Rp. 275.200.000,- /tahun rendah.
5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi
sumber daya, manajemen dapat mulai
merekayasa kembali proses manufakturing
untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih
efisien dan lebih tinggi.

217 BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

V. Kesimpulan dan Saran 3. Pada Kelas C Pengendalian longgar, bila


supplay mencapai titik pemesanan kembali
5.1 Kesimpulan maka pemesanan kembali dilakukan,
Metode inventori ABC atau analisis aturan 80- pengecekan sedikit dilakukan dengan
20, adalah metode pengelolaan inventori dengan membandingkan terhadap kebutuhan,
cara mengelompokkan inventori berdasarkan nilai monitoring tidak perlu atau sedikit dilakukan
penggunaan. Metode inventori menjelaskan bahwa (2-6 bulan atau lebih.)
jumlah item yang sedikit tetapi dengan nilai
penggunaan yang besar akan memegang peranan di Daftar Pustaka
dalam inventori. Dengan mengawasi item kelas A
sebanyak 20% dengan nilai penggunaan sebesar [1]. Assauri, Sofjan, 2004, Manajemen Produksi
80% maka sudah dapat dikelola secara keseluruhan, dan Operasi, Lembaga Penerbit Fakultas
sedangkan pada item kelas C sebanyak 50% dengan Ekonomi Universitas Indonesia.
nilai penggunaan sebesar 5% pengawasan tidak [2]. Fandy, Tjiptono, 2000, Perspektif
perlu terlalu ketat. keunggulan ABC adalah sebagai Manajemen dan Pemasaran Kontemporer.
berikut: Penerbit Andi Yogyakarta
1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan [3]. Gloria Stefanie Rotikan, 2013, Penerapan
manajemen bahwa mereka harus mengambil Metode Activity Based Costing Dalam
sejumlah langkah untuk menjadi lebih Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Pt.
kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat Tropica Cocoprima. Fakultas Ekonomi dan
berusaha untuk meningkatkan mutu sambil Bisnis, Jurusan Akuntansi. Universitas Sam
secara simultan fokus pada mengurangi biaya. Ratulangi Manado, diakses pada tanggal 29
Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana Januari 2020. Melalui
benar-benar mahalnya proses manufakturing, https://media.neliti.com/media/publications/1
yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas 722-ID-penerapan-metode- activity- based-
untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu costing-dalam-penentuan-harga-pokok-
dan mengurangi biaya. produksi-pad.pdf
2. ABC dapat membantu dalam pengambilan [4]. Heizer, Jay., Barry Render, 2001, Operation
keputusan. Management 9th Edition”. USA. Pearson.
3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi [5]. Heizer, Jay & Render, Barry, 2015,
untuk melakukan penawaran kompetitif yang Operations Management-Manajemen
lebih wajar. Operasi. Edisi 11. Jakarta, Salemba
4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, Empat.
manajemen dapat melakukan analisis yang lebih [6]. Kotler dan Amstrong. 2001. Manajemen
akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk Pemasaran. Jilid I. Jakarta: PT. Indeks
mencari break even atas produk yang bervolume [7]. Martusa, Riki., Adie, Agnes. 2011, Peranan
rendah. Activity-Based Costing System Dalam
5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi Perhitungan Harga Pokok Produksi Kain
sumber daya, manajemen dapat mulai Yang Sebenarnya Untuk Penetapan Harga
merekayasa kembali proses manufakturing Jual. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No 04
untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih Tahun ke 2 Januari-April. Universitas Kristen
efisien dan lebih tinggi. Maranatha. Bandung.
[8]. Nasution, Arman Hakim, 2003. Perencanaan
5.2 Saran dan Pengendalian Produksi Edisi Pertama
1. Pada Kelas A Pengendalian ketat, Cetakan Ke-dua. Surabaya: Guna Widya.
penyimpanan secara baik yaitu laporan-laporan [9]. Pawitan Gandhi, 2008, Aplikasi Analisis
penerimaan dan penggunaan barang Pareto Dalam Pengendalian Inventori Bahan
berdasarkan pada perhitungan kebutuhan, Baku Pada Bisnis Restoran. Jurnal
pengecekan secara ketat revisi skedul, Administrasi Bisnis, Vol. 4 No. 1. FISIP.
monitoring terus-menerus, persediaan UNPAR.
pengaman tidak ada atau rendah (1-2 minggu). [10]. Sumayang, 2003, Dasar-Dasar Manajemen
2. Pada Kelas B Pengendalian moderat, Produksi & Operasi. Manajemen Industri.
penyimpanan secara baik yaitu laporan-laporan Jakarta
penerimaan dan penggunaan barang [11]. Tampubolon, 2004, Manajemen Operasional.
berdasarkan pada perhitungan pemakaian di Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta.
waktu yang lalu atau daftar permintaan [12]. Yamit, Zulian, 2003, Manajemen Kualitas
serangkaian pengecekan perubahan-perubahan Produk dan Jasa. Ekonisia Yogyakarta.
kebutuhan. [13]. Zulfikarijzan, 2005, Manajemen Persediaan,
UMM PRESS, Malang.

BuletinUtamaTeknik Vol. 16, No. 3, Mei 2021 218

Anda mungkin juga menyukai