Oleh:
TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PERKEBUNAN PELALAWAN INDONESIA
KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU
T.A 2022/2023
A. Analisis ABC
Analisis ABC adalah adalah metode pengklasifikasian barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok
besar yang disebut kelompok A, B dan C.
Analisis ABC membagi persediaan yang menjadi tiga kelas berdasarkan besarnya
nilai (value) yang dihasilkan oleh persediaan tersebut (Schroeder,2010). Analisis
ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip pareto. Prinsip ini
menyatakan bahwa “critical view and trivial many” . Prinsip ini mengajarkan untuk
memfokuskan pengendalian persediaan kepada jenis persediaan yang bernilai
tinggi atau kritikal daripada yang bernilai rendah atau trivial. Menurut Schroeder
(2010), klasifikasi ABC adalah sebagai berikut:
2. Fungsi Persediaan
a) Fungsi Decoupling
b) Fungsi Economic Lot Sizing
c) Fungsi Antisipasi
C. Jenis Persediaan
Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008) menurut jenisnya, persediaan
dapat dibedakanatas:
D. Biaya Persediaan
a) Biaya penyimpanan
b) Biayapemesanan ataupemebelian
c) Biaya penyiapan
d) Biaya kehabisan atau kekurangan bahan
E. Pengendalian Persediaan
1. Pengertian Pengendalian Persediaan
F. Pembahasan
Dengan mengawa item kelas A sebanyak 20% dengan nilai penggunaan sebesar 80%
maka pengawasannya ketat, sedangkan pada item kelas B sebanyak 30% dengan nilai
penggunaan sebesar 15% sehingga pengawasannya moderat dan item kelas C
sebanyak 50% dengan nilai penggunaan sebesar 5% pengawasannya tidak perlu
terlalu ketat
Dengan mengetahui kelas-kelas itu dapat diketahui item persediaan tertentu yang
harus mendapat perhatian lebih intensif atau serius dibandingkan item yang lain. Dari
hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa untuk kegiatan operasi dari perusahaan
yang bersangkutan memerlukan pengendalian persediaan. Apabila persediaan
dikendalikan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menggangur yang besar
(yang tertanam dalam persediaan), meningkatnya biaya penyimpanan dan resiko
kerusakan barang yang lebih besar. Namun jika persediaan terlalu sedikit
mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (Shock-out) karena sering
kali barang tidak didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang
menyebabkan terhentinya proses produksi, undanya keuntungan dan bahkan
hilangnya pelanggan