1. Inventory
Merupakan bahan / barang yang disimpan guna memenuhi tujuan
tertentu . Tujuan tersebut antara lain :
- Untuk proses produksi bila yang disimpan berupa bahan mentah
- Untuk dijual kembali bila yang disimpan berupa barang dagangan
- Untuk dirakit bila yang disimpan berupa komponen / sparepart .
- Untuk dipakai sendiri bila yang disimpan berupa barang
keperluan pribadi .
Kebijakan persediaan yang baik adalah mencari keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan dengan memperhitungkan biaya yang
ekonomis .
2. Functions of Inventory
Persedian memiliki fungsi yang penting bagi perusahaan karena dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan , fungsi penting tersebut antara
lain
- Menghindari resiko keterlambatan bahan / barang yang dibutuhkan
perusahaan .
- Menghindari resiko bahan / barang yang dipesan kurang baik
sehingga harus dikembalikan
- Menghindari resiko inflasi dan kenaikan harga
- Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan
kuantitas ( quantity discount ) .
- Memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan karena
dapat menyediakan bahan / barang yang mereka butuhkan .
- Sebagai penyangga / buffer stock proses produksi sehingga dapat
berjalan lancar .
3. Costs of Inventory
Merupakan biaya-biaya yang harus dipertimbangkan dalam setiap
keputusan yang menyangkut besar / kecilnya persediaan . Biaya-
biaya tersebut antara lain :
- Holding cost / Carying cost , merupakan biaya yang terkait
langsung dengan kuantitas persediaan , artinya semakin besar
persediaan maka biaya penyimpanan akan semakin besar dan
sebaliknya .
- Ordering cost / Procurement cost , merupakan biaya yang timbul
setiap kali bahan / barang dipesan / dibeli .
- Set Up Cost , merupakan biaya yang timbul bila bahan / barang
tidak dibeli tetapi dibuat sendiri .
- Stockout cost / Shortage cost , merupakan biaya yang timbul
bila persediaan yang ada tidak mencukupi sesuai kebutuhan
sehingga memerlukan penanganan khusus agar kebutuhan dapat
segera terpenuhi .
4. Types of Inventory
Persediaan dapat dikelompokan dalam beberapa jenis antara lain :
- Raw Material Inventory , merupakan persediaan bahan mentah
yang sudah dibeli tetapi belum masuk proses produksi .
- Work In Process Inventory , merupakan persediaan barang
setengah jadi yang masih dalam proses produksi untuk menjadi
produk akhir .
- Supplies Inventory / MRO ( Maintenance , Repair , Operating ) ,
merupakan persediaan yang berfungsi sebagai penunjang operasi
agar berjalan lancar , misal : sparepart untuk pemeliharaan dan
perbaikan mesin , alat-alat kebutuhan kantor , dan sebagainya .
- Merchandise Inventory , merupakan
persediaan barang dagangan yang akan
dijual kepada konsumen .
- Finished Good Inventory , merupakan
persediaan barang jadi yang sudah siap
dijual tetapi masih disimpan digudang
perusahaan .
Inventory Management
Dalam menetapkan sistem untuk mengelola persediaan terdapat dua
komponen sistem yaitu :
1. Bagaimana Persediaan dapat diklasifikasikan ( disebut Analisis /
Klasifikasi ABC )
2. Seberapa akurat Catatan Persediaan dan Bagaimana Kontrol
Persediaan dilakukan .
70
A
B
B
C
0
20 50 100
Total Unit %
Record Accuracy
Akurasi catatan merupakan komponen penting
dalam sistim produksi dan persediaan . Akurasi
catatan memastikan berapa banyak barang dalam
persediaan sehingga dapat mengambil keputusan
yang tepat tentang pemesanan , penjadwalan
serta pengiriman .
Cycle Counting
Meskipun perusahaan telah melakukan pencatatan dengan
tertib , catatan tersebut tetap harus dilakukan verifikasi
secara periodik secara berkelanjutan melalui audit . Audit
semacam ini biasa dikenal sebagai perhitungan berkala
( cycle counting ) yang umumnya dilakukan prusahaan
setiap akhir tahun yang tujuannya untuk melakukan
pencocokan antara catatan dengan jumlah phisik , agar
supaya dapat segera dilakukan perbaikan apabila terjadi
penyimpangan . Nama yang populer proses cycle counting
ini di perusahaan disebut Stock Opname .
5. Inventory Models
Model persediaan dapat dibedakan dalam 2 jenis
antara lain :
- Independent Inventory , merupakan persediaan
bahan / barang yang permintaannya tidak memiliki
unsur ketergantungan antara satu item dengan
item yang lainnya . Misal : permintaan barang
konsumsi seperti sabun mandi , pasta gigi ,
sampoo dan lain-lain .
- Dependent Inventory , merupakan persediaan
bahan / barang yang permintaan komponennya
memiliki unsur ketergantungan antara satu item
dengan item yang lainnya . Misal :Permintaan
komponen sepeda memiliki ketergantungan antara
satu item dengan item yang lainnya untuk
membentuk satu sepeda ( gir , rantai , roda , pedal
, sadel , dan lain-lain )
Inventory Models for Independent Inventory
Ada tiga model yang dapat digunakan untuk
mengendalikan persediaan bebas yaitu :
1. Economic Order Quantity ( EOQ ) Model
2. Production Order Quantity Model
3. Quantity Discount Model
Tiga model tersebut digunakan untuk
menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan :
- Kapan harus melakukan pemesanan
- Berapa banyak yang harus dipesan .
1. Economic Order Quantity ( EOQ )
Merupakan model pengendalian persediaan yang cukup
populer dan diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun
1914 . Model ini banyak digunakan karena mudah dalam
penerapan dan penggunaannya . Model EOQ dalam
penggunaannya memiliki asumsi antara lain :
- Barang yang dipesan / disimpan hanya satu jenis /
macam
- Kebutuhan / permintaan selalu konstan / tetap dan
diketahui
- Waktu antara barang dipesan sampai barang diterima
( lead time ) tetap / konstan .
- Harga barang tetap dan tidak terpengaruh oleh besar /
kecilnya jumlah yang dibeli ( tidak ada potongan
pembelian ) .
Rumus EOQ adalah sebagai berikut
- EOQ Q = 2SD / H
Dimana :
D = kebutuhan per pereode
S = biaya pesanan per order
H = biaya penyimpanan per unit .
EOQ dapat digambarkan dalam grafik
sebagai berikut :
Biaya
Total Cosst (TC)
Holding cost ( H )
Ordering cost ( S )
0
EOQ Quantity ( Q )
Total Cost ( TC ) dapat diperoleh dengan Rumus :
TC = HQ/2 + SD/Q , dimana :
H = biaya penyimpanan
Q = jumlah EOQ
S = biaya pesanan
D = jumlah kebutuhan per pereode .
Contoh :
Suatu perusahaan membutuhkan material sebanyak 25.000 unit untuk
250 hari kerja per tahun , permintaan sepanjang tahun konstan dan
seragam dimana biaya penyimpanan yang terjadi Rp 50,- per unit
dan biaya pesanannya sebesar Rp 35.000 per pesanan . Pemasok
membutuhkan waktu 10 hari kerja untuk pengiriman . Pertanyaan :
a. Tentukan tingkat pesanan yang paling ekonomis
b. Tentukan titik pemesanan kembali ( Reorder point )
c. Gambarkan grafiknya .
Jawab :
D = 25.000 , S = Rp 35.000 / pesanan , H = Rp 50,- per unit , Hari Kerja
= 250 hari / tahun , Lead Time = 10 hari
a. Jumlah EOQ = 2 SD / H = 2 (35.000 ) (25.000 ) / 50 =
35.000.000 = 5.916 unit.
Jumlah pesanan per pereode = 25.000 / 5.916 = 4 X
b. Permintaan per hari = D / Jumlah hari kerja =
25.000 / 250 = 100 unit per hari , L = 10 hari = 10 X
100 unit = 1.000 unit .Jadi Reorder point ( R )
dilakukan setelah persediaan mencapai 1.000 unit .
c. Total Cost ( TC ) = HQ/2 + SD/Q = 50(5.916)/2 +
35.000(25.000)/5.916 = Rp147.900 + Rp147.904 =
Rp295.804 .-
d. Gambar grafiknya :
Jml unit
5.916 EOQ