100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
431 tayangan12 halaman
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas produksi agar tetap berfungsi sesuai harapan dan mendukung tujuan organisasi. Ada dua jenis pemeliharaan: preventif untuk mencegah kerusakan, dan korektif untuk memperbaiki kerusakan. Pemilihan kebijakan pemeliharaan didasarkan pada perbandingan biaya pemeliharaan preventif dan biaya akibat kerusakan.
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas produksi agar tetap berfungsi sesuai harapan dan mendukung tujuan organisasi. Ada dua jenis pemeliharaan: preventif untuk mencegah kerusakan, dan korektif untuk memperbaiki kerusakan. Pemilihan kebijakan pemeliharaan didasarkan pada perbandingan biaya pemeliharaan preventif dan biaya akibat kerusakan.
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas produksi agar tetap berfungsi sesuai harapan dan mendukung tujuan organisasi. Ada dua jenis pemeliharaan: preventif untuk mencegah kerusakan, dan korektif untuk memperbaiki kerusakan. Pemilihan kebijakan pemeliharaan didasarkan pada perbandingan biaya pemeliharaan preventif dan biaya akibat kerusakan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dirancang sedemikian rupa untuk
menjaga dan mempertahankan fasilitas produksi tetap berfungsi sebagaimana diharapkan sehingga dapat menunjang tujuan organisasi . Pemeliharaan yang baik akan menjamin fasilitas produksi yang dimiliki dapat beroperasi secara efektif dan efisien , untuk itu diperlukan cara cara pemeliharaan yang antisipatif dengan melakukan pencegahan ( preventif ) atau dengan perbaikan yang cepat bila terjadi kerusakan agar supaya fasilitas dan tenaga kerja yang tidak produktif dapat ditekan . Reliabilitas ( Kehandalan ) Tujuan utama pemeliharaan adalah untuk menjaga atau memelihara reliabilitas ( kehandalan ) sistim operasi pada tingkat yang sebaik - baiknya agar dapat memaksimalkan laba dan meminimalkan biaya . Ada 2 ( dua ) kebijakan yang dapat diambil menyangkut Reliabilitas antara lain : a. Kebijakan untuk mengurangi frekwensi kerusakan , meliputi antara lain : - Melakukan pemeliharaan preventif - Penggantian komponen lebih awal - Instruksi yang tepat kepada operator - Perancangan reliabilitas kedalam komponen sistim - Simplifikasi operasi b. Kebijakan untuk mengurangi akibat kerusakan , meliputi : - mempercepat penyelesaian pelaksanaan perbaikan - Mempermudah tugas tugas pemeliharaan , dengan mendesain secara modular peralatan dan menetapkan layout yang fleksibel - Menyediakan fasilitas alternatif selama waktu perbaikan dengan peralatan cadangan ( redundancy ) , misalnya Genset untuk pengganti listrik yang padam . Redundancy digunakan untuk memastikan bila suatu komponen mengalami kerusakan maka sistim memiliki sumber daya yang lain sebagai pengganti . Jenis Jenis Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan dapat diklasifikasikan dalam 2 ( dua ) kelompok antara lain : a. Pemeliharaan Preventif ( Preventive Maintenance ) Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dirancang untuk mencegah secara dini kondisi kerusakan yang potensial agar terhindar dari kerusakan yang lebih besar dalam kegiatan operasi . Pencegahan lebih baik daripada memperbaiki kerusakan karena akibat yang ditimbulkannya tidak hanya menyangkut biaya tetapi meliputi juga antara lain : - Produksi menjadi terhenti - Karyawan dan mesin menjadi menganggur - Pesanan yang harus dipenuhi menjadi tertunda Akibat yang timbul tersebut pasti terjadi meskipun perbaikan terhadap kerusakan dapat dilakukan dengan cepat dan dapat dipastikan biayanya selalu lebih mahal dibandingkan dengan biaya pencegahan . b. Pemeliharaan Kerusakan ( Breakdown Maintenance ) Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah komponen atau fasilitas terjadi kerusakan atau biasa disebut kegiatan perbaikan atau reparasi , kondisi kerusakan akan berakibat pada munculnya kondisi darurat dengan biaya dan fasilitas ekstra sampai fasilitas yang rusak tersebut dapat berfungsi normal kembali . Pemeliharaan ini biasa disebut juga pemeliharaan Korektif . Biaya pemeliharaan preventif akan meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan pemeliharaan , sedangkan biaya pemeliharaan kerusakan akan semakin berkurang .
Pemilihan Kebijakan Pemeliharaan
Merupakan penetapan kebijakan yang harus diambil apakah perusahaan menggunakan pemeliharaan preventif atau pemeliharaan kerusakan (korektif ) . Strategi pemeliharaan dan reliabilitas yang baik membutuhkan keterlibatan karyawan serta penetapan prosedur yang baik . Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Keterlibatan Karyawan Berbagi informasi Hasil Pelatihan keahlian Persedian berkurang Sistim penghargaan Kualitas meningkat Kapasitas meningkat Prosedur Pemeliharaan Reputasi kualitas dan Reliabilitas Variabilitas menurun Pembersihan dan pelumasan Pengawasan dan penyesuaian Perbaikan kecil Pencatatan terkomputasi
Strategi pemeliharaan yang baik adalah menerapkan atau meningkatkan
pemeliharaan pencegahan dan meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan . Karena reliabilitas dan pemeliharaan pencegahan jarang yang sempurna maka kebanyakan perusahaan memiliki beberapa tingkatan kemampuan perbaikan . Meningkatkan fasilitas pemeliharaan yang dimiliki akan menjadikan sistim bekerja secara lebih cepat . Fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan beberapa komponen antara lain : - Personil yang terlatih baik - Sumber daya yang mencukupi - Kemampuan untuk membuat rencana perbaikan dan penentuan prioritas - Kemampuan dan otoritas untuk membuat perencanaan bahan - Kemampuan mengidentifikasi penyebab kerusakan , dan lain lain . Namun kadang tidak semua kegiatan perbaikan karena satu dan lain hal dapat dilakukan pada fasilitas yang dimiliki perusahaan sehingga dibutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk melakukan perbaikan yang dibutuhkan . Pemilihan alternatif pemeliharaan yang akan dilaksanakan dapat dipilih antara pemeliharaan preventif dengan pemeliharaan kerusakan dengan membandingkan biaya yang timbul dari keduanya dengan sendirinya perbandingan tersebut membutuhkan semua data biaya yang terkait . Metoda yang biasa digunakan dapat dibedakan dalam 2 ( dua ) jenis yaitu : a. Metoda Model Kemungkinan ( Probability model ) b. Metoda Perbandingan biaya Metoda Perbandingan Biaya Merupakan metoda yang digunakan untuk memilih kegiatan pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara membandingkan total biaya yang timbul antara pemeliharaan preventif dan pemeliharaan kerusakan ( korektif ) , kebijakan pemeliharaan yang dipilih adalah yang memiliki total biaya yang lebih rendah . Contoh : PT.Star Garmen sebagai produsen pakaian jadi untuk ekspor memiliki 20 mesin jahit kecepatan tinggi , selama operasi dijumpai beberapa mesin mengalami kerusakan dimana berdasarkan pengamatan selama 20 bulan terakhir kerusakan yang terjadi adalah sebagai berikut : Jumlah Kerusakan Jumlah bulan dimana kerusakan terjadi ------------------------------------------------------------------- 1 3 2 4 3 8 4 3 5 2 ------------------------------------------------------------------- Agar proses operasi lancar perusahaan ingin melaksanakan strategi pemeliharaan dengan alternatif pilihan antara lain : - Melakukan kontrak pemeliharaan dengan perusahaan Outsourcing dengan biaya Rp 25.000,- per mesin , bila terjadi kerusakan pihak outsourcing yang menanggung sedang perusahaan menanggung biaya kehilangan waktu dan pelayanan sebesar Rp 500.000,- - Melakukan Perbaikan bila terjadi kerusakan dengan biaya perbaikan Rp 400.000 ditambah beban pajak 10 %. Tentukan kebijakan pemeliharaan yang sebaiknya dipilih perusahaan tersebut ! Jawab : a.Jumlah kerusakan yang diperkirakan = [ ( jumlah kerusakan ) X ( frekwensi kerusakan ) ] = 1(3/20) + 2 (4/20) + 3(8/20) + 4(3/20) + 5(2/20) = 0,15 + 0,4 + 1,2 + 0,6 + 0,5 = 2,85 . b. Biaya kerusakan yang diperkirakan = jumlah kerusakan yang diperkirakan X biaya per kerusakan = 2,85 X Rp400.000,- X 110% = Rp 1.254.000,- c. Biaya preventif = Biaya preventif per mesin + biaya lain yang diperkirakan = (Rp 25.000 X 20 ) + Rp 500.000,- = Rp 1.000.000,- Kesimpulan : Karena biaya preventif lebih murah maka sebaiknya memilih kebijakan pemeliharaan preventif . Probability Model Merupakan metoda yang dapat digunakan untuk memilih alternatif pemeliharaan yang ingin dilaksanakan dengan berpedoman pada probabilitas terjadinya kerusakan setelah perbaikan pada periode sebelumnya Model ini dalam penerapannya harus memiliki data antara lain : - Besaran biaya preventif per mesin - Besaran biaya perbaikan kerusakan per mesin - Probabilitas terjadinya kerusakan setelah pemeliharaan periode sebelumnya . Contoh : PT. Prima Indonesia memiliki 100 mesin berbagai merek dimana perusahaan berniat melakukan pengujian dan pengamatan terhadap mesin mesin tersebut selama periode tertentu sampai mesin yang bersangkutan rusak . Hasil pengujian adalah sebagai berikut : Bulan setelah Pemeliharaan (M) Probabilitas kerusakan (Pm) ------------------------------------------------------------------------------------ 1 0,25 2 0,15 3 0,10 4 0,10 5 0,15 6 0,25 ------------------------------------------------------------------------------------- Biaya pemeliharaan preventif ( B1 ) = Rp 20.000,- per mesin Biaya perbaikan kerusakan ( B 2 ) = Rp 100.000,- per mesin Pertanyaan : Tentukan kebijakan pemeliharaan yang terbaik bagi perusahaan ! Jawab : a. Biaya kebijakan pemeliharaan kerusakan ( korektif ) dapat dihitung dengan rumus : TB = NB2 / Pm , dimana : TB = Total biaya N = Jumlah mesin B2 = Biaya perbaikan kerusakan per mesin Pm = Jumlah probabilitas terjadinya kerusakan dikalikan dengan bulan yang diperkirakan antar kerusakan . Perhitungannya sebagai berikut : TB = 100 ( 100.000 ) / [1(0,25) + 2(0,15) + 3(0,10) + 4(0,10) + 5 (0,15) + 6 ( 0,25 )] = Rp 10.000.000 / 3,5 = Rp 2.857.142,80 Total Biaya per bulan kebijakan perbaikan ( korektif ) adalah = Rp 2.857.142,80 b. Biaya kebijakan preventif Mencari jumlah kerusakan total untuk setiap alternatif bulan dengan persamaan : Rn = NPn+R(n-1)P1 +R(n-2)P2 + R(n-3)P3 + . R1 P(n-1) , dimana : Rn = Jumlah kerusakan bulan ke n N = Jumlah mesin Pn = Jumlah probabilitas bulan ke n Perhitungannya adalah sebagai berikut : R1 = NP1 = 100(0,25) = 25 mesin R2 = N(P1+P2)+R1P1 = 100(0,25+0,15) + 25(0,25) = 40 +6,25 = 46,25 mesin R3 = N(P1+P2+P3) + R2P1 + R1P2 = 100(0,25+0,15+0,10) + 0,25(46,25) + 25(0,15) = 65,31 mesin R4 = 85,77 mesin R5 = 113,36 mesin R6 = 156,12 mesin Dari data jumlah kerusakan tersebut dapat dihitung biaya preventif total bulanan sebagai berikut : Pemeliharaan Jml kerusakan Jml rata-rata Biaya kerusakan Biaya Biaya preventif tiap n yg diperkirakan kerusakan per yg diperkirakan pemeliharaan pemeliharaan bulan dlm bulan bulan per bulan preventif yang total (b:a) ( cxRp 100.000 ) diperkirakan per bulan (d+e) (b) (1/nxRp20.000x 100) (a) (c) (d) ( f) (e)
1 25 25 2.500.000 2.000.000 4.500.000
2 46,25 23,12 2.312.000 1.000.000 3.312.000
3 65,31 21,77 2.177.000 666.667 2.843.667
4 85,77 21,44 2.144.000 500.000 2.644.000
5 113,36 22,67 2.267.000 400.000 2.667.000
6 156,12 26,02 2.602.000 333.333 2.935.333
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melihat total biayanya maka kebijakan pemeliharaan preventif yang paling ekonomis adalah melakukan pemeliharaan preventif setiap 4 bulan sekali . Kebijakan ini juga lebih ekonomis bila dibandingkan dengan biaya kebijakan pemeliharaan kerusakan ( korektif ) yang total biaya per bulannya sebesar Rp 2.857.142,80 , jadi ada selisih biaya sebesar Rp 2.857.142,80 Rp 2.644.000,- = Rp 213.142,80 .