Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dirancang sedemikian rupa untuk


menjaga dan mempertahankan fasilitas produksi tetap berfungsi sebagaimana
diharapkan sehingga dapat menunjang tujuan organisasi . Pemeliharaan yang
baik akan menjamin fasilitas produksi yang dimiliki dapat beroperasi secara
efektif dan efisien , untuk itu diperlukan cara cara pemeliharaan yang antisipatif
dengan melakukan pencegahan ( preventif ) atau dengan perbaikan yang cepat
bila terjadi kerusakan agar supaya fasilitas dan tenaga kerja yang tidak produktif
dapat ditekan .
Reliabilitas ( Kehandalan )
Tujuan utama pemeliharaan adalah untuk menjaga atau memelihara reliabilitas
( kehandalan ) sistim operasi pada tingkat yang sebaik - baiknya agar
dapat memaksimalkan laba dan meminimalkan biaya . Ada 2 ( dua ) kebijakan
yang dapat diambil menyangkut Reliabilitas antara lain :
a. Kebijakan untuk mengurangi frekwensi kerusakan , meliputi antara lain :
- Melakukan pemeliharaan preventif
- Penggantian komponen lebih awal
- Instruksi yang tepat kepada operator
- Perancangan reliabilitas kedalam komponen sistim
- Simplifikasi operasi
b. Kebijakan untuk mengurangi akibat kerusakan , meliputi :
- mempercepat penyelesaian pelaksanaan perbaikan
- Mempermudah tugas tugas pemeliharaan , dengan mendesain
secara modular peralatan dan menetapkan layout yang fleksibel
- Menyediakan fasilitas alternatif selama waktu perbaikan dengan peralatan cadangan
( redundancy ) , misalnya Genset untuk pengganti listrik yang padam . Redundancy
digunakan untuk memastikan bila suatu komponen mengalami kerusakan maka sistim
memiliki sumber daya yang lain sebagai pengganti .
Jenis Jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dapat diklasifikasikan dalam 2 ( dua ) kelompok antara lain :
a. Pemeliharaan Preventif ( Preventive Maintenance )
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dirancang untuk mencegah secara dini kondisi
kerusakan yang potensial agar terhindar dari kerusakan yang lebih besar dalam kegiatan
operasi .
Pencegahan lebih baik daripada memperbaiki kerusakan karena akibat yang
ditimbulkannya tidak hanya menyangkut biaya tetapi meliputi juga antara lain :
- Produksi menjadi terhenti
- Karyawan dan mesin menjadi menganggur
- Pesanan yang harus dipenuhi menjadi tertunda
Akibat yang timbul tersebut pasti terjadi meskipun perbaikan terhadap kerusakan
dapat dilakukan dengan cepat dan dapat dipastikan biayanya selalu lebih mahal
dibandingkan dengan biaya pencegahan .
b. Pemeliharaan Kerusakan ( Breakdown Maintenance )
Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah komponen atau fasilitas terjadi
kerusakan atau biasa disebut kegiatan perbaikan atau reparasi , kondisi
kerusakan akan berakibat pada munculnya kondisi darurat dengan biaya dan
fasilitas ekstra sampai fasilitas yang rusak tersebut dapat berfungsi normal
kembali . Pemeliharaan ini biasa disebut juga pemeliharaan Korektif .
Biaya pemeliharaan preventif akan meningkat seiring dengan meningkatnya
kegiatan pemeliharaan , sedangkan biaya pemeliharaan kerusakan akan
semakin berkurang .

Pemilihan Kebijakan Pemeliharaan


Merupakan penetapan kebijakan yang harus diambil apakah perusahaan
menggunakan pemeliharaan preventif atau pemeliharaan kerusakan (korektif ) .
Strategi pemeliharaan dan reliabilitas yang baik membutuhkan keterlibatan
karyawan serta penetapan prosedur yang baik .
Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Keterlibatan Karyawan
Berbagi informasi Hasil
Pelatihan keahlian Persedian berkurang
Sistim penghargaan Kualitas meningkat
Kapasitas meningkat
Prosedur Pemeliharaan Reputasi kualitas
dan Reliabilitas Variabilitas menurun
Pembersihan dan pelumasan
Pengawasan dan penyesuaian
Perbaikan kecil
Pencatatan terkomputasi

Strategi pemeliharaan yang baik adalah menerapkan atau meningkatkan


pemeliharaan pencegahan dan meningkatkan kemampuan atau kecepatan
perbaikan .
Karena reliabilitas dan pemeliharaan pencegahan jarang yang sempurna
maka kebanyakan perusahaan memiliki beberapa tingkatan kemampuan
perbaikan . Meningkatkan fasilitas pemeliharaan yang dimiliki akan
menjadikan sistim bekerja secara lebih cepat . Fasilitas pemeliharaan
yang baik memerlukan beberapa komponen antara lain :
- Personil yang terlatih baik
- Sumber daya yang mencukupi
- Kemampuan untuk membuat rencana perbaikan dan penentuan prioritas
- Kemampuan dan otoritas untuk membuat perencanaan bahan
- Kemampuan mengidentifikasi penyebab kerusakan , dan lain lain .
Namun kadang tidak semua kegiatan perbaikan karena satu dan lain hal
dapat dilakukan pada fasilitas yang dimiliki perusahaan sehingga
dibutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk melakukan perbaikan
yang dibutuhkan .
Pemilihan alternatif pemeliharaan yang akan dilaksanakan dapat dipilih
antara pemeliharaan preventif dengan pemeliharaan kerusakan dengan
membandingkan biaya yang timbul dari keduanya dengan sendirinya
perbandingan tersebut membutuhkan semua data biaya yang terkait .
Metoda yang biasa digunakan dapat dibedakan dalam 2 ( dua ) jenis yaitu :
a. Metoda Model Kemungkinan ( Probability model )
b. Metoda Perbandingan biaya
Metoda Perbandingan Biaya
Merupakan metoda yang digunakan untuk memilih kegiatan pemeliharaan yang akan
dilaksanakan dengan cara membandingkan total biaya yang timbul antara
pemeliharaan preventif dan pemeliharaan kerusakan ( korektif ) , kebijakan
pemeliharaan yang dipilih adalah yang memiliki total biaya yang lebih rendah .
Contoh :
PT.Star Garmen sebagai produsen pakaian jadi untuk ekspor memiliki 20 mesin jahit
kecepatan tinggi , selama operasi dijumpai beberapa mesin mengalami kerusakan
dimana berdasarkan pengamatan selama 20 bulan terakhir kerusakan yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Jumlah Kerusakan Jumlah bulan dimana
kerusakan terjadi
-------------------------------------------------------------------
1 3
2 4
3 8
4 3
5 2
-------------------------------------------------------------------
Agar proses operasi lancar perusahaan ingin melaksanakan strategi pemeliharaan
dengan alternatif pilihan antara lain :
- Melakukan kontrak pemeliharaan dengan perusahaan Outsourcing
dengan biaya Rp 25.000,- per mesin , bila terjadi kerusakan pihak
outsourcing yang menanggung sedang perusahaan menanggung biaya
kehilangan waktu dan pelayanan sebesar Rp 500.000,-
- Melakukan Perbaikan bila terjadi kerusakan dengan biaya perbaikan Rp
400.000 ditambah beban pajak 10 %.
Tentukan kebijakan pemeliharaan yang sebaiknya dipilih perusahaan
tersebut !
Jawab :
a.Jumlah kerusakan yang diperkirakan = [ ( jumlah kerusakan ) X
( frekwensi kerusakan ) ] = 1(3/20) + 2 (4/20) + 3(8/20) + 4(3/20) +
5(2/20) = 0,15 + 0,4 + 1,2 + 0,6 + 0,5 = 2,85 .
b. Biaya kerusakan yang diperkirakan = jumlah kerusakan yang
diperkirakan X biaya per kerusakan = 2,85 X Rp400.000,- X 110% = Rp
1.254.000,-
c. Biaya preventif = Biaya preventif per mesin + biaya lain yang
diperkirakan = (Rp 25.000 X 20 ) + Rp 500.000,- = Rp 1.000.000,-
Kesimpulan :
Karena biaya preventif lebih murah maka sebaiknya memilih kebijakan
pemeliharaan preventif .
Probability Model
Merupakan metoda yang dapat digunakan untuk memilih alternatif pemeliharaan yang ingin
dilaksanakan dengan berpedoman pada probabilitas terjadinya kerusakan setelah
perbaikan pada periode sebelumnya Model ini dalam penerapannya harus memiliki data
antara lain :
- Besaran biaya preventif per mesin
- Besaran biaya perbaikan kerusakan per mesin
- Probabilitas terjadinya kerusakan setelah pemeliharaan periode sebelumnya .
Contoh :
PT. Prima Indonesia memiliki 100 mesin berbagai merek dimana perusahaan berniat
melakukan pengujian dan pengamatan terhadap mesin mesin tersebut selama periode
tertentu sampai mesin yang bersangkutan rusak .
Hasil pengujian adalah sebagai berikut :
Bulan setelah Pemeliharaan (M) Probabilitas kerusakan (Pm)
------------------------------------------------------------------------------------
1 0,25
2 0,15
3 0,10
4 0,10
5 0,15
6 0,25
-------------------------------------------------------------------------------------
Biaya pemeliharaan preventif ( B1 ) = Rp 20.000,- per mesin
Biaya perbaikan kerusakan ( B 2 ) = Rp 100.000,- per mesin
Pertanyaan : Tentukan kebijakan pemeliharaan yang terbaik bagi perusahaan !
Jawab :
a. Biaya kebijakan pemeliharaan kerusakan ( korektif ) dapat dihitung dengan rumus :
TB = NB2 / Pm , dimana :
TB = Total biaya
N = Jumlah mesin
B2 = Biaya perbaikan kerusakan per mesin
Pm = Jumlah probabilitas terjadinya kerusakan dikalikan dengan bulan yang diperkirakan
antar kerusakan .
Perhitungannya sebagai berikut :
TB = 100 ( 100.000 ) / [1(0,25) + 2(0,15) + 3(0,10) + 4(0,10) + 5 (0,15) + 6 ( 0,25 )] = Rp
10.000.000 / 3,5 = Rp 2.857.142,80
Total Biaya per bulan kebijakan perbaikan ( korektif ) adalah = Rp 2.857.142,80
b. Biaya kebijakan preventif
Mencari jumlah kerusakan total untuk setiap alternatif bulan dengan persamaan :
Rn = NPn+R(n-1)P1 +R(n-2)P2 + R(n-3)P3 + . R1 P(n-1) , dimana :
Rn = Jumlah kerusakan bulan ke n
N = Jumlah mesin
Pn = Jumlah probabilitas bulan ke n
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
R1 = NP1 = 100(0,25) = 25 mesin
R2 = N(P1+P2)+R1P1 = 100(0,25+0,15) + 25(0,25) = 40 +6,25 = 46,25 mesin
R3 = N(P1+P2+P3) + R2P1 + R1P2 = 100(0,25+0,15+0,10) + 0,25(46,25) + 25(0,15) = 65,31
mesin
R4 = 85,77 mesin
R5 = 113,36 mesin
R6 = 156,12 mesin
Dari data jumlah kerusakan tersebut dapat dihitung
biaya preventif total bulanan sebagai berikut :
Pemeliharaan Jml kerusakan Jml rata-rata Biaya kerusakan Biaya Biaya
preventif tiap n yg diperkirakan kerusakan per yg diperkirakan pemeliharaan pemeliharaan
bulan dlm bulan bulan per bulan preventif yang total
(b:a) ( cxRp 100.000 ) diperkirakan per
bulan (d+e)
(b) (1/nxRp20.000x
100)
(a) (c) (d) ( f)
(e)

1 25 25 2.500.000 2.000.000 4.500.000

2 46,25 23,12 2.312.000 1.000.000 3.312.000

3 65,31 21,77 2.177.000 666.667 2.843.667

4 85,77 21,44 2.144.000 500.000 2.644.000

5 113,36 22,67 2.267.000 400.000 2.667.000

6 156,12 26,02 2.602.000 333.333 2.935.333


Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan melihat total biayanya maka
kebijakan pemeliharaan preventif yang
paling ekonomis adalah melakukan
pemeliharaan preventif setiap 4 bulan
sekali . Kebijakan ini juga lebih ekonomis bila
dibandingkan dengan biaya kebijakan
pemeliharaan kerusakan ( korektif ) yang
total biaya per bulannya sebesar Rp
2.857.142,80 , jadi ada selisih biaya sebesar
Rp 2.857.142,80 Rp 2.644.000,- = Rp
213.142,80 .

Anda mungkin juga menyukai