TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persediaan
Perusahaan yang tidak memiliki persediaan nantinya akan dihadapkan pada resiko
seperti kekurangan produk pada suatu waktu dan terhambatnya proses produksi,
namun apabila persediaan barang yang berlebih akan membuat biaya penyimpanan
relatif besar. Maka dari itu, persediaan harus dikelola dengan baik karena dapat
modal kerja yang merupakan aktiva dan selalu dalam keadaan berputar dimana
tujuan tertentu, misalnya proses produksi atau perakitan untuk dijual kembali dan
untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan
mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Apabila jumlah persediaan terlalu
besar (over stock) akan menimbulkan biaya yang besar, resiko kerusakan barang
serta biaya penyimpanan yang tinggi. Namun jika persediaan terlalu sedikit
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan masksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang dimana
masih dalam proses produksi ataupun barang yang masih menunggu penggunannya
dalam suatu proses produksi. Menurut Heizer & Render (2014), persediaan adalah
aset termahal dari perusahaan dan mewakili sebanyak 50% dari keseluruhan modal
menganggur yang menunggu untuk digunakan pada tiap perusahaan dimana setiap
perusahaan memiliki jenis persediaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula
dalam penggunaannya. Persediaan yaitu stok barang atau sumber daya apapun yang
menentukan barang tersebut harus selalu ada, kapan persediaan harus diisi kembali
dan berapa besar pesanan yang harus dipesan (Jacobs & Chase. 2014).
pembantu, bahan dalam proses dan barang jadi (finished goods) atau suku cadang
dimana disimpan dalam gudang (warehouse) untuk tujuan tertentu pada suatu
perusahaan.
10
2.1.2 Alasan Diadakan Persediaan
persediaan pada suatu perusahaan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :
secara satu-persatu dalam jumlah unit yang diperlukan perusahaan dan pada
perusahaan.
11
1. Mendukung rencana strategis perusahaan dalam memenuhi kepuasan
pelanggan.
3. Menjaga agar terjadinya material/barang disaat yang tepat, kondisi yang tepat,
Barang/bahan baku yang belum berupa barang jadi namun sudah diolah
langkah selanjutnya agar produk dapat selesai dan menjadi produk akhir.
diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dirakit dengan
12
komponen/suku cadang bagian lain tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
Barang yang telah selesai diproses dan siap untuk disimpan di gudang,
perusahaan.
bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah
yang dibutuhkan.
2) Pipeline/Transit Inventory
tempat dimana barang itu akan digunakan yang timbul karena adanya lead
3) Cycle Stock
13
Persediaan ini berfungsi untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan
kemudian mulai dengan siklus baru lagi (Pujawan, I., N., dan
Mahendrawathi, 2010).
4) Anticipation Stock
meningkat.
dalam penentuan titik optimum baik jumlah pemesanan maupun reorder point
Analisis ABC merupakan metode dalam menentukan jenis material yang paling
material dengan Analisis ABC berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi
hingga terendah (Wahyuni, 2015). Analisis ABC dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan atas nilai (volume) persediaan. Kriteria
14
1. Kelompok A (80-20)
2. Kelompok B (15-30)
3. Kelompok C (5-50)
100%).
15
Analisis ABC ini membantu menentukan pengendalian persediaan yang
biaya persediaan.
1. Menghitung jumlah pemakaian per tahun untuk setiap satuan unit material.
nilai investasi.
4. Mengurutkan nilai investasi dari yang terbesar hingga terkecil, setelah itu
16
7. Jika nilai frekuensi kumulatif adalah 0 sampai dengan 80% maka
klasifikasi ABC :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
Percentage Value = x 100%
𝐺𝑟𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
1. Persediaan Deterministik
pesanan yang dapat diketahui sebelumnya secara pasti atau tidak mengalami
1) Permintaan (Demand)
2) Biaya Persediaan
3) Lead Time
17
Dalam model deterministik, parameter tersebut dapat diperhitungkan secara
pasti dan lead time pemesanan dapat diasumsikan konstan (Ratnawiya, 2018).
Model persediaan probabilitas ditandai oleh perilaku permintaan dan lead time
yang tidak dapat diketahui sebelumnya secara pasti, namun nilai ekspektasi
1) Permintaan (Demand)
2) Biaya Persediaan
3) Lead Time
4) Safety Stock
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang per satuan unit apabila barang
tersebut dibeli dari pemasok. Faktor biaya pembelian menjadi sangat berarti
18
ketika supplier memberikan sejumlah diskon kepada perusahaan untuk
pembelian dalam jumlah banyak. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
jarang dan biaya pemesanan menjadi rendah (Lesmono & Limansyah, 2012).
19
4) Biaya gudang, yaitu biaya yang ditimbulkan akibat adanya persediaan
barang di gudang.
artinya tidak adanya barang saat ada permintaan. Biaya kekurangan ini
(Wahyuningsih, 2011).
tingkat persediaan yang terdapat di gudang. Spare part adalah suatu barang yang
part merupakan suatu komponen bagian dari suatu mesin yang mendukung mesin
20
1. Non Repairable Item
Spare part yang tidak dapat diperbaiki setelah mengalami suatu kerusakan.
Spare part yang dapat diperbaiki atau diganti apabila terjadi kerusakan.
Spare part yang harus diganti ketika mengalami kerusakan sampai dengan
kriteria tertentu.
penentuan keputusan suatu barang yang diperlukan, termasuk perlu atau tidaknya
dilakukan, apa dan berapa yang dipesan serta biaya-biaya yang diperlukan. Spare
dalam biaya perawatan. Ketersediaan spare part sangat penting untuk berjalannya
suatu kegiatan operasional perusahaan dimana ketika terjadi kekurangan spare part
maka hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian spare part adalah
kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam
seluruh operasi produksi di suatu perusahaan, dimana sesuai dengan apa yang sudah
21
direncanakan baik itu waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya dengan tujuan
banyak maka perusahaan harus mengeluarkan berbagai biaya persediaan, maka dari
disimpan berada pada jumlah, waktu, kondisi, tempat dan biaya yang tepat (Putri,
2011).
produksi.
2. Menjaga agar pembelian dalam jumlah sedikit dapat dihindari karena dapat
3. Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar, sehingga biaya yang
adalah dengan menghitung ukuran jumlah pesanan yang tepat. Dimana jumlah yang
22
tepat memiliki makna yaitu ukuran jumlah yang tidak terlalu banyak dan tidak
pesanan maka jumlah persediaan akan semakin cepat habis dan menimbulkan
frekuensi pemesanan semakin sering dan dampak biaya pemesanan menjadi lebih
pemesanan dan jumlah persediaan tidak cepat habis, namn ukuran jumlah
pemesanan yang besar akan berdampak pada biaya penyimpanan yang besar
gudang. Maka dari itu pengendalian persediaan dianggap paling penting dalam
sehingga kegiatan produksi dapat berjalan pada waktunya dan dilain pihak investasi
optimal. Menurut Apriyani & Muhsin (2017), Economic Order Quantity (EOQ)
adalah model pemecahan masalah yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan
dapat tercapai. Menurut Lahu & Sumarauw (2017), Economic Order Quantity
(EOQ) yaitu teknik pengendalian persediaan pada suatu perusahaan yang mana
23
dapat menjawab 2 (dua) pertanyaan penting, kapan harus memesan dan berapa
banyak harus memesan untuk setiap kali pemesanan kembali. Jadi, unsur-unsur
penyimpanan per unit, biaya pemesanan setiap kali pesan, kebutuhan barang untuk
satu periode tertentu dan harga pembelian. Secara garis besar siklus persediaan
Menurut Okitasari & Masruroh (2019), terdapat kasus dalam menentukan EOQ,
1. Demand dan lead time yang diketahui dengan pasti (Smooth Demand).
2. Demand diketahui dengan pasti namun lead time tidak diketahui dengan pasti
(Erratic Demand).
24
3. Demand tidak diketahui dengan pasti namun lead time diketahui dengan pasti
(Intermittent Demand)
4. Demand dan lead time tidak diketahui dengan pasti (Lumpy Demand).
Dikarenakan pola permintaan yang probabilistik, yaitu permintaan dan lead time
tidak diketahui dengan pasti maka metode yang digunakan adalah Economic Order
adalah suatu model yang digunakan dalam menentukan jumlah yang dipesan untuk
persediaan. Karena terjadi stock out maka dalam model ini diperlukan safety stock
2𝐷𝑆
EOQ = √
𝐻
Keterangan :
25
(ordering cost). Biaya pemesanan dihitung dengan mengalikan frekuensi
𝐷
Ordering Cost = S
𝑄
Keterangan :
S = biaya pemesanan
barang tersebut disimpan. Setiap hari, jumlah barang yang disimpan akan berkurang
seiring dengan pemakaian untuk proses produksi. Oleh karena itu yang perlu
Q unit ke nol unit (sampai habis) dengan tingkat pengurangan konstan, maka tingkat
𝑄+0 𝑄
persediaan rata-rata adalah : =2 , sehingga :
2
𝑄
Carrying Cost = H
2
Keterangan :
H = biaya penyimpanan
26
2.3.3 Safety Stock
ketidakpastian perbedaan antara peramalan dan permintaan aktual, antara lead time
yang diharapkan dan lead time aktualnya (Prayogo, Dwiatmanto, & Azizah, 2016).
Sebelum menentukan safety stock, data standar deviasi selama lead time perlu
dihitung. Berikut merupakan rumus dalam menentukan standar deviasi selama lead
time dan safety stock, dimana terdapat batasan bahwa lead time diketahui dengan
𝜎𝑑𝐿𝑇 = sd √LT
Safety Stock = z x 𝜎𝑑𝐿𝑇
Keterangan :
sd = stansar deviasi
sehingga kedatangan bahan yang dipesan tepat waktu saat stock diatas persediaan
pengaman sama dengan nol (Prayogo, Dwiatmanto, & Azizah, 2016). Rumus ROP
27
ROP = (D x LT) + SS
Keterangan :
D = demand
SS = safety stock
safety stock dan biaya stock out. Stock out disini mempunyai arti bahwa permintaan
𝐷𝑆 𝐼𝐶𝑄
TC = + + 𝐼𝐶𝑧 𝜎𝑑𝐿𝑇
𝑄 2
𝐷𝑆 𝐼𝐶𝑄 𝐷
TC = + + 𝐼𝐶𝑧 𝜎𝑑𝐿𝑇 + 𝑄 𝑘 𝜎𝑑𝐿𝑇 E(z)
𝑄 2
28
Keterangan :
D = demand
E(z) = sejumlah unit stock out dengan nilai yang didapat dari tabel unit
presentase, jika nilai service level mendekati angka 100% berarti tingkat permintaan
dapat terpenuhi dengan sangat baik. Berikut persamaan untuk menentukan service
level :
𝐸 (𝑧)𝜎𝑑𝐿𝑇)
SLu = 1- x 100%
𝑄
29
Keterangan :
kebutuhan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data dimasa lalu dan
sebelum membuat rencana tindakan yang akan diambil, perlu terlebih dahulu
untuk membuat strategi jangka panjang dalam penggunaan sumber daya yang
dimilikinya (Auliasari, 2019). Hasil peramalan akurat atau tidaknya dapat dilihat
dari kesalahan peramalan dari data masa lalu, jika nilai kesalahan peramalan kecil,
maka peramalan tersebut lebih akurat, maka dari itu metode-metode peramalan
akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisis terhadap pola dari data
30
yang sistematis dan memberikan tingkat ketepatan hasil ramalan yang dibuat (Putri,
2011).
berdasarkan pada beberapa variabel dan berdasarkan data masa lalu. Hasil dari
peramalan tidak selalu tepat dengan keadaan yang akan terjadi, maka perlu dilihat
dari keakuratan atau kesalahan peramalan, apabila nilai kesalahan peramalan kecil
maka hasil peramalan lebih akurat (Budiningsih & Jauhari, 2017). Permintaan
(demand) yang bersifat intermittent atau lumpy dilakukan dengan dua metode
Metode peramalan dengan nilai SMAPE lebih kecil merupakan metode yang cocok
31
lumpy (Okitasari & Masruroh, 2019). Berikut adalah penjelasan metode Croston
a) Croston’s Method
atau lumpy, yaitu permintaan dan lead time tidak dapat diketahui pasti.
St = St-1
It = It-1
q = q+1
It = αq + (1-α) It-1
q=1
32
Kombinasi dari ukuran kuantitas permintaan dan interval kejadian
𝑆𝑡
M(t) =
𝐼𝑡
Forecast Error :
SMAPE :
𝑁
1 𝐹𝑘−𝐴𝑘
SMAPE = ∑
𝑁 𝑘=1 𝐹𝑘+𝐴𝑘
Keterangan :
N = jumlah periode
Fk = forecast demand
Ak = actual demand
33
b) Synthetos Boylan Approximation Method
asli adalah bias. Untuk memperbaiki bias tersebut maka Syntetos dan Boylan
(1 – α). Sehingga metode SBA tidak jauh berbeda dengan metode Croston,
St = St-1
It = It-1
q = q+1
It = αq + (1-α) It-1
q=1
𝑆𝑡
M(t) = (1- α)
𝐼𝑡
34
Forecast Error :
SMAPE :
𝑁
1 𝐹𝑘−𝐴𝑘
SMAPE = ∑
𝑁 𝑘=1 𝐹𝑘+𝐴𝑘
Keterangan :
N = jumlah periode
Fk = forecast demand
Ak = actual demand
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan agar dapat memahami teori
dalam mengkaji penelitian yang akan dilakukan. Terdapat beberapa penelitian yang
dijadikan refrensi dalam memperkaya bahan kajian dalam penelitian ini. Berikut
35
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu
Peneliti Niken Trisnawati, Oyong Novareza, Agustina Eunike
Tahun 2016
Nama Journal of Engineering and Management in Industrial
Jurnal System
Judul Pengendalian Persediaan Suku Cadang Kritis Berdasarkan
Penelitian Analisis FNS
Hasil Hasil dari metode Economic Order Quantity probabilistik
Penelitian terhadap total biaya menunjukkan adanya penurunan biaya
yang signifikan dan peningkatan service level dibandingkan
dengan kebijakan eksisting. Metode EOQ probabilistik
mampu menghasilkan penurunan total biaya 12%-93%
dengan penurunan total biaya persediaan sebesar
Rp.98.485.639 dari total biaya dengan menggunakan metode
1 perusahaan yaitu Rp. 306.304.669 dan peningkatan service
level sebesar 99%-100%. Metode kebijakan pengendalian
yang terpilih adalah EOQ probabilistik karena mampu
meminimalkan ketidaktersediaan suku cadang tiap periode
dibandingkan kebijakan eksisting.
Keterkaitan Penelitian ini dijadikan pedoman dalam penggunaan metode
Penelitian perhitungan pengendalian persediaan yang sama yaitu
Economic Order Quantity (EOQ) Probabilistik. Pada jurnal
ini juga menghitung besarnya reorder point (ROP), safety
stock, total biaya persediaan dan service level dan juga
membandingkan antara total persediaan perusahaan dengan
menggunakan metode yaitu Economic Order Quantity (EOQ)
dan membandingkan service level perusahaan dengan service
level metode Economic Order Quantity (EOQ).
Peneliti Eri Wirdianto, Meiyola Syaflinda, Milana
Tahun 2019
Nama Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi
Jurnal
2 Judul Evaluasi Model Perencanaan Persediaan Obat dengan
Penelitian Pendekatan Simulasi
Hasil Berdasarkan hasil perhitungan kebijakan persediaan nilai
Penelitian service level dan total cost didapatkan bahwa nilai total cost
dengan metode EOQ menghasilkan nilai sebesar
36
Rp.367.960.003,39 dan service level 92%. Berdasarkan hasil
evaluasi dengan pendekatan simulasi untuk metode EOQ
menunjukkan nilai total cost Rp 295.515.866,79 dan service
level sebesar 93%.
Keterkaitan Penelitian ini dijadikan pedoman dalam penggunaan
Penelitian perhitungan pengendalian persediaan dengan menggunakan
metode EOQ, dimana penelitian ini menghitung reorder
point, total cost persediaan dan service level dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity.
Peneliti Putri Aprilia, Said Salim Dahda, Elly Ismiyah
Tahun 2020
Nama Jurnal Sistem dan Teknik Industri
Jurnal
Aplikasi Metode Always Better Control Dan Economic Order
Judul Quantity Probabilistik Pada Perencanaaan Dan Pengendalian
Penelitian
Barang Jadi
Hasil Penelitian ini mengklasifikasikan produk berdasarkan
Penelitian analisis ABC dan menghitung persediaan metode EOQ
probabilistik. Hasil dari perhitungan dengan metode EOQ
probabilistik dengan jumlah pemesanan optimal untuk 44
jenis barang yang termasuk kedalam kelompok A bervariasi
mulai dari 6-771unit, 80 jenis barang yang termasuk kedalam
3 kelompok B bervariasi mulai dari 7-125 unit, dan 132 jenis
barang yang termasuk kedalam kelompok C bervariasi mulai
dari 13-760 unit. Sedangkan untuk ROP kelompok A
bervariasi antara 1687 unit, untuk ROP kelompok B
bervariasi antara 1-21 unit, dan untuk ROP kelompok C
bervariasi antara 1-43 unit. Untuk safety stock barang
kelompok A bervariasi antara 037 unit, untuk kelompok B
bervariasi antara 0-6 unit, dan untuk kelompok C bervariasi
antara 0- 15 unit.
Keterkaitan Penelitian ini dijadikan refrensi yang mana menggunakan
Penelitian metode perhitungan persediaan yang sama yaitu Economic
Order Quantity (EOQ) probabilistik. Pada jurnal ini juga
menghitung besarnya Reorder Point (ROP) dan safety stock
untuk mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan.
Peneliti Ciswondo, Anastasia Lidya Maukar
Tahun 2019
4 Nama Journal of Industrial Engineering, Scientific Journal on
Jurnal Research and Application of Industrial System
37
Judul Pengendalian Persediaan Bahan Baku Impor dengan
Penelitian Menggunakan Metode EOQ Probabilistik pada Perusahaan
Cat Industri
Hasil Pada penelitian ini menggunakan metode yang sama yaitu
Penelitian metode Economic Order Quantity (EOQ) probabilistik untuk
mengetahui jumlah pemesanan optimal, safety stock, re-order
point dan frekuensi pemesanan sehingga dapat
meminimalkan total inventory cost. Metode EOQ
probabilistik menerapkan adanya safety stock akan dapat
meminimalkan resiko terjadinya kekurangan bahan baku
import sehingga beban shortage cost pun dapat minimalkan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa metode usulan
memberikan penghematan total inventory cost sebesar Rp
493.832.731 atau diperoleh reduce cost sebesar 66%
dibandingkan metode perusahaan.
Keterkaitan Penelitian ini dijadikan pedoman dalam penggunaan metode
perhitungan persediaan yang sama yaitu EOQ Probabilistik.
Pada jurnal ini juga menerapkan safety stock, reorder point
dan juga menghitung total inventory cost.
Peneliti Neeraj Kumar
Tahun 2019
Nama Journal of Advances and Scholarly Researches in Allied
Jurnal Education
Judul Analyzing the Impact of Economic Order Quantity Model
5 Penelitian on Inventory Management
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi EOQ
Penelitian manajemen persediaan mengakibatkan penurunan biaya
penyimpanan dan pemesanan. Setelah dilakukan perhitungan,
biaya persediaan perusahaan berkurang sekitar 10%.
38
Keterkaitan Penelitian ini dijadikan referensi karena penelitian ini
Penelitian bertujuan untuk mengendalikan persediaan menggunakan
Metode EOQ untuk mengurangi biaya persediaan.
Perbedaannya terletak pada perusahaan yang diteliti, item
yang diteliti, serta langkah-langkah pengolahan data, dimana
peneliti tersebut tidak melakukan forecasting terlebih dahulu
untuk mengetahui demand item yang akan diteliti untuk
menghitung pengendalian persediaan di masa yang akan
datang namun langsung menghitung pengendalian persedian
dan membandingkannya dengan biaya persediaan yang telah
dikeluarkan perusahaan di tahun tersebut.
39