Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BAHASA INDONESIA

A. NAMA : FENI IKA HILVINA


NIM : 210202137
FAKULTAS : SYARIAH
PRODI : HUKUM KELUARGA ISLAM

B. JUDUL ASLI:

TRADISI PERKAWINAN MERARIQ SUKU SASAK

C. JUDUL MODIFIKASI

ADAT ISTIADAT MERARIQ DI DAERAH SASAK, LOMBOK NTB

A. Latar Belakang

Suku Sasak adalah penduduk asli Pulau Lombok yang sekarang sudah mencapai 15 generasi.
Mereka tersebar di sembilan dusun di Pulau Lombok dengan dusun utama di Sade, Desa Rambitan,
Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Di Desa Sade berdiri 150 rumah dari 150
kepala keluarga dengan jumlah penduduk lebih dari 700 jiwa.

Merariq adalah suatu adat unik dalam perkawinan dimana seorang laki-laki harus melarikan
atau menculik si gadis sebelum melakukan ritual pernikahan. Merariq ini umum terjadi dikalangan
masyarakat Sasak Lombok, yang mayoritas muslim.
1
Masyarakat pulau lombok terutama etnis sasak yang tinggaldi desa-desa sangat
mempertahanakan adat istiadat dan sistem norma dalam kehidupan kesehaariannya. Masing-masing
dusun atau desa mempunyai awiq-awiq dusun yang diterapkan oleh para tokoh agama dan tokoh
mayarakat dan bagi merekayang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai kesepakatan.

Merariq sebagai sebuah tradisi yang biasa berlaku pada suku Sasak di Lombok ini memiliki
logika tersendiri yang unik. Bagi masyarakat Sasak, Merariq berarti mempertahankan harga diri dan
menggambarkan sikap kejantanan seorang pria Sasak, karena ia berhasil mengambil (melarikan)
seorang gadis pujaan hatinya. Sementara pada sisi lain, bagi orang tua gadis yang dilarikan juga
cenderung enggan, kalau tidak dikatakan gengsi, untuk memberikan anaknya begitu saja jika diminta
secara biasa (konvensional), karena mereka beranggapan bahwa anak gadisnya adalah sesuatu yang
berharga, karena perempuan/gadis di lombok itu sangat dihargai, ditambah kalau perempuan itu
memiliki tahta atau garis keturunan bangsaawan, tetapi tetap wanita yang tidak memiliki tahta atau
garis keturunan bangsawan tetap sangat berharga, jika diminta secara biasa, maka dianggap seperti
meminta barang yang tidak berharga. 2 Ada ungkapan yang biasa diucapkan dalam bahasa Sasak:
Ara’m ngendeng anak manok baen (seperti meminta anak ayam saja). Jadi dalam konteks ini,

1
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, h. 153
2
Sunnah, Dinamika Agama Lokal di Indonesia ( Jakarta: kementrian Agama 2004), h. 161-162
Merariq dipahami sebagai sebuah cara untuk melakukan prosesi pernikahan, di samping cara untuk
keluar dari konflik.

Anda mungkin juga menyukai