Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODELOGI STUDI ISLAM

“METODE PENELITIAN EKONOMI ISLAM”

DISUSUN OLEH

HAFIDATURRAHMI (210202151)

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM

2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Penelitian Ekonomi Islam” baik dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Metodelogi Studi


Islam”. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “Metode
Penelitian Ekonomi Islam” bagi para pembaca dan juga bagi diri saya sendiri

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Dr. H. Ahmad


Muhasim MHI mata kuliah Metodologi Studi Islam. Saya menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya harap Bapak memberikan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 16 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Metode Penelitian Ekonomi Islam.........................................................................6
B. Metode-Metode Yang Terdapat Dalam Penelitian Ekonomi..................................6
C. Penelitian dan Pengkajian dalam Bidang Ekonomi Islam......................................8
D. Fungsi Metodologi dalam Penelitian Ekonomi Islam...........................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan tinggi, penelitian memiliki fungsi penting yang tidak
bisa dipisahkan dalam fungsi pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat.
Ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang tanpa adanya penelitian. Penelitian
merupakan prioritas bagi mereka yang menginginkan penemuan-penemuan
baru atau hal yang baru. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa penelitian
merupakan kunci dalam keberhasilan pengembangan ilmu pengetahuan.
(Purba dkk, 2021)
Dalam konteks indonesia ilmu ekonomi sudah mengalami beberapa kali
mengalami pekembangan salah satunya konsep ekonomi yang digagas oleh
Moh. Hatta dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi Terpimpin” pada tahun
1967. Kemudian pada akhir tahun 1970-an muncul konsep ekonomi
pancasila. Menurut Raharjo (1980) ide sistem ekonomi pancasila hanya
muncul pada tataran konsep saja dan penerapannya dalam kebijakan
pemerintah tidak pernah terjadi.
Setelah terjadinya krisis moneter, isu islamisasi ekonomi muncul dangan
ditandai berdirinya Bank Syariah Muamalat Indonesia. Pada periode ini
sekitar tahun 1990-an pemikiran dan gerakan ekonomi islam berkembang
dalam dua tataran, yakni tataran teoritis dan praktis. Pada tataran teoritas
dikembangkan melalui pendidikan tinggi, kajian keilmuan dan perkembangan
riset-riset islamisai ekonomi. Mulai saat itu, sangat banyak riset-riset terkait
pengembangan sistem ekonomi islam. (Ismail dkk, 2020:72) Sehingga dalam
mendukung hal ini, perlu adanya metode penelitian ekonomi islam secara
khusus untuk memudahkan kegiatan riset terkait perkembangan keilmuan
ekonomi islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian metode penelitian ekonomi islam?

4
2. Bagaimana metode-metode yang terdapat dalam penelitian ekonomi
islam?
3. Bagaimana penelitian dan pengkajian dalam bidang ekonomi islam?
4. Apa fungsi metodologi dalam penelitian ekonomi islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode penelitian ekonomi Islam
2. Untuk mengetahui metode-metode yang terdapat dalam Penelitian
Ekonomi Islam
3. Mengetahui penelitian dan pengkajian dalam bidang Ekonomi Islam
4. Mengetahui fungsi Metodologi dalam penelitian Ekonomi Islam

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian Ekonomi Islam


Metode penelitian lebih khusus atau spesifik. Menurut Sugiyono “metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Yang dimaksud cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional adalah aktivitas penelitian yang
dilaksanakan secara logia atau masuk akal, sehingga akal atau nalar manusia
bisa menjangkau. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu bisa diamati
oleh indra manusia. Dan sistematis adalah proses yang dilakukan dalam
penelitian yang menggunakan teknik atau cara tertentu yang bersifat login
Kemudian, metode penelitian ekonomi islam adalah cara sistematika yang
digunakan penelitian dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam proses
identifikasi dan penjelasan mengenai penelitian yang ditujukan untuk
permasalahan ekonomi dalam perspektif Islam, misalnya masalah muamalah
perniagaan dan perbankan syariah, serta permasalahan lainnya yang
berhubungan dengan aktivitas masyarakat dalam ekonomi baik ekonomi
makro maupun mikro.
Dalam penelitian ekonomi Islam (muamalah), yakni hukum-hukum
ekonomi Islam uang praktis atau berupa perilaku ekonomi di kalangan umat
Islam, dapat diterapkan metode deskriptif dengan pendekatan normatif.
Penelitian muamalah dapat berkaitan dengan pemikiran ulama tentang
ekonomi Islam, fatwa para ulama, kesepakatan komunitas umat Islam dengan
mazhab tertentu, misalnya malikiyah, syafiiyah, dan habilah, dan sebagainya,
bahkan metode deskriptif dapat digunakan dalam penelitian yang
menggunakan berbagai pendekatan perbandingan.

B. Metode-Metode Yang Terdapat Dalam Penelitian Ekonomi


1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat drskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.
a. Pengertian penelitian kualitatif menurut para ahli
1. Menurut Denzin dan Lincoln penelitian kualitatif adalah suatu
pendekatan a priori yang didasarkan pada ansumsi filosofis
(pendekatan naturalistis interpretif) pada penelitian kualitatif dan
sumber-sumber informasi jamak dan pendekatan naratif yang
tersedia bagi peneliti

6
2. Menuut Creswell mendefinisikan penelitian kualitatif yang kurang
bertumpu pada sumber-sumber informasi, tetapi membawa ide-ide
yang sama. Cresswell menekankan suatu gambaran yang "kompleks
dan holistik", suatu rujukan pada naratif yang kompleks yang
mengajak pembaca ke dalam dimensi jamak dari sebuah masalah
atau isu dan menyajikannya dalam semua kompleksitasnya.
3. Menurut Lodico, Spaulding dan Voegtle penelitian kualitatif adalah
suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi
dan antropologi dan diadaptasi ke dalam sering pendidikan.
b. Karakteristik penelitian kualitatif
1. Naturalistik
Penelitian kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber
langsung data dan penelitian merupakan instrumen kunci. Kata
naturalistik berasal dari pendekatan ekologis dalam biologi.
2. Data deskriptif
Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan
lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-
angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut
mencangkup transkrip, wawancara, catatan lapangan, fotografi,
dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya.
3. Berurusan dengan proses
Penelitian kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada
dengan hasil atau produk. Bagaimana orang melakukan negosiasi
makna? Bagaimana istilah-istilah atau label-label tertentu muncul
untuk diaplikasikan tanda tanya bagaimana pemikiran-pemikiran
tertentu datang untuk diambil menjadi bagian dari apa yang kita
kenal sebagai pengertian umum? Apa sejarah alami dari aktivitas
atau peristiwa yang diteliti?
4. Induktif
Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara
induktif. Mereka tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti
untuk menolak atau menerima menerima hipotesis yang mereka
ajukan sebelum pelaksanaan penelitian
5. Makna
Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan
kualitatif.. penelitian yang menggunakan pendekatan ini tertarik pada
bagaimana orang membuat pengertian tentang kehidupan mereka.
Dengan kata lain, penelitian kualitatif peduli dengan apa yang
disebut dengan perspektif partisipan.

7
2. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatempiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif
a. Pengertian menurut para ahli
1. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:39) penelitian kuantitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
2. Menurut Sugiyono (2017:8) adalah Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

C. Penelitian dan Pengkajian dalam Bidang Ekonomi Islam


Penelitian dan pengkajian dalam bidang ekonomi Islam merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
agama Islam. Penelitian agama memang berbeda dengan penelitian-penelitian
ilmu sosial, namun berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan dari metode-
metode penelitian sosial pada umumnya. Perbedaan antara penelitian agama
dengan penelitian ilmu sosial terletak pada medan, tujuan dan pendekatan
(sudut penilaian) yang berbeda. Inilah trilogi yang membedakan antara
penelitian agama dengan penelitianpenelitian dalam ilmu sosial pada
umumnya.
Penelitian terhadap ekonomi Islam dapat dipahamisebenarnya adalah
kombinasi yang saling bersinergis antara penelitian sosial keagamaan dan
penelitian agama. Disebut sebagai penelitian sosial keagamaan karena
penelitian ekonomi Islam berkaitan dengan masalah ekonomi manusia. Dalam
bagian ini penelitian bertujuan untuk mengembangkan ilmu ekonomi Islam
itu sendiri. Kemudian disebut sebagai penelitian agama karena berpihak
kepada pengembangan kehidupan dan pemikiran umat beragama. Hal ini
tercermin dari definisi ekonomi Islam itu sendiri yaitu mempelajari masalah
ekonomi manusia berdasarkan nilai-nilai Islam.
Sedangkan cakupan ilmu ekonomi Islam, pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan dengan cakupan ilmu ekonomi pada umumnya. Sebab keduanya

8
merupakan hasil pemikiran manusia. Para pemerhati ekonomi Islam
sepertiMuhammad Akram Khan membagi kajian ekonomi Islam menjadi 12
tema, yaitu sebagai berikut:
1. Kepemilikan.
2. Kekayaan.
3. Mencari Rezeki.
4. Tanah.
5. Perburuhan.
6. Modal.
7. Sikap Konsumer
8. Mekanisme Pasar.
9. Uang dan Kredit.
10. Keuangan Negara.
11. Pembangunan Ekonomi.
12. Nilai-nilai Ekonomi.
Ke-12 tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Faktor-faktor produksi: tanah, tenaga kerja, modal;
2. Perdagangan dan konsumsi;
3. Masalah-masalah ekonomi, seperti soal kepemilikan, kekayaan, mencari
rezeki, keuangan negara, mekanisme pasar, pembangunan ekonomi dan
nilai-nilai ekonomi.
Perkembangan obyek kajian dalam wilayah ekonomi Islam juga dilakukan
oleh IRTI-IDB-IIU Islam abad. Menurut mereka ruang lingkup ekonomi
Islam dalam perkembangannya saat ini dapat dibagi menjadi enam bidang,
yaitu:6
1. Pemikiran dan Perkembangan Pemikiran, Konsep dan Metodologi
Ekonomi Islam
2. Jurisprudensi Ekonomi Islam atau Fiqh Muamalah.
3. Sistem Ekonomi Islam (Kelembagaan Ekonomi Islam).
4. Mikro-ekonomi.
5. Makro-ekonomi.
6. Kebijakan Moneter dan Fiskal.
Berdasarkan gambaran di atas maka penelitian dalam bidang ekonomi
Islam obyeknya bisa berwujud ajaran-ajaran para pemikir ekonomi Islam
masa lampau yang telah terbukukan atau kegiatan-kegiatan ekonomi dalam
berbagai bidang, seperti industri, perdagangan, ekonomi publik, ekonomi
moneter, perbankan, otonomi daerah, ekonomi regional dan perkotaan.
Bidang-bidang tersebut menurut Muhammad dapat dijadikan sebagai
benchmark dalam pengembangan penelitian ekonomi Islam. Di samping itu,
medan penelitian ekonomi Islam masih amat terbentang luas dan juga belum

9
banyak dijamah oleh para peneliti. Ibaratnya, bidang ekonomi Islam sebagai
hutan yang belum pernah dijamah oleh manusia dan siapa pun dapat
menelusurinya untuk menentukan bidang dan topik penelitiannya.

D. Fungsi Metodologi dalam Penelitian Ekonomi Islam


Istilah “metodologi” berasal dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”.
Kata “metode” dapat pula diartikan dengan cara kerja yang dipergunakan
dalam memahami obyek penelitian. Metode penelitian itu merupakan alat
bukan tujuan, maka metode sifatnya netral apa saja dapat dipakai asalkan
memenuhi syarat-syarat keilmuan, valid dan realible.
Dengan demikian, metodologi dapat diartikan sebagai logika dari
penelitian ilmiah, studi terhadap prosedur dan teknik penelitian dan suatu
sistem dari prosedur dan teknik penelitian. Jadi, yang dimaksud dengan
metodologi sebagaimana diutarakan Robert Bogdan dan Steven J Taylor
adalah “...the process, principles, and procedures by which we approach
problems and seek answers. In the social sciences the term applies to how one
conducts research”. Berdasarkan pengertian ini maka dapat dipahami bahwa
metodologi pada hakekatnya adalah memberikan pedoman, tentang cara-cara
seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa, dan memahami lingkungan-
lingkungan yang dihadapinya. Metodologi merupakan suatu unsur yang
mutlak harus ada di dalam suatu penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Suatu kegiatan penelitian dimulai, apabila seorang ilmuwan
melakukan usaha untuk bergerak dari teori, ke pemilihan metode. Di dalam
proses ini, akan timbul preferensi seorang ilmuwan terhadap teori-teori dan
metode-metode tertentu.
Soejono Soekanto menguraikan bahwa ada empat peranan metodologi
dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu:
1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan dan
melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.
2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang
belum diketahui.
3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian
interdisipliner.
4. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan
pengetahuan mengenai masyarakat.
Pada ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu ekonomi Islam, maka kelangsungan
perkembangan suatu ilmu senantiasa tergantung pada unsur-unsurnya, yaitu
teori, metodologi, aktivitas penelitian dan imajinasi sosial. Suatu teori di
samping suatu sistem yang berisikan proposisiproposisi yang telah diuji
kebenarannya, juga mungkin memberikan pengarahan pada aktivitas
penelitian yang dijalankan, dan dapat pula suatu teori itu memberikan taraf

10
pemahaman tertentu. Metodologi digunakan oleh ilmuwan untuk memberikan
pedoman dan arahan dalam mempelajari dan menganalisa lingkungan dan
permasalahan yang dihadapinya. Sedangkan imajinasi sosial berarti bahwa
seorang ilmuwan mendasarkan pemikirannya pada kerangka sistem
masyarakat. Hal ini berarti bahwa mungkin seluruh masyarakat yang menjadi
pusat perhatiannya, atau mungkin salah satu komponen dari masyarakat.
Walaupun hanya menelaah salah satu komponen saja, seorang peneliti harus
menyadari bahwa komponen tersebut mempunyai hubungan fungsional
dengan komponen-komponen lainnya.
Berdasarkan paparan di atas timbul pertanyaan, yaitu bedakah metodologi
penelitian ekonomi Islam dengan metodologi penelitian ekonomi
konvensional? Secara umum, kegiatan-kegiatan penelitian, yaitu: perumusan
masalah, penentuan variabel, cara pengumpulan data, pengorganisasian data,
analisis data, penulisan laporan, baik untuk ilmu ekonomi Islam maupun
konvensional adalah sama. Dengan kata lain, hampir semua alat yang
digunakan dalam ilmu ekonomi konvensional dapat dipakai dalam ekonomi
Islam. Meskipun demikian, pada dataran prinsip, norma dan nilai tetap
terdapat perbedaan. Baju misalnya, pada umumnya dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu baju muslim dan baju konvensional. Tujuan seseorang
memakai baju adalah hampir sama, yaitu sama-sama sebagai alat/media untuk
menutupi tubuh dan keindahan sebagaimana layaknya manusia beradab. Akan
tetapi, tujuan seorang muslim memakai baju muslim tidak hanya terbatas
seperti di atas, tetapi juga menutup aurat sesuai ajaran syariah Di sinilah letak
perbedaannya, tetapi alat yang digunakan untuk menjahit pakaian tersebut
adalah sama, yaitu mesin jahit, benang, penjahit dan sebagainya. Inti
perbedaannya adalah terletak pada teori dan modelnya, karena masing-masing
diturunkan dari sistem ekonomi yang berbeda.
Dari segi pendekatan, penelitian ekonomi Islam merupakan wilayah
penelitian agama. Adapun mengenai segi pendekatan untuk memahamai
fenomenafenomena keagamaan dalam bidang ekonomi memiliki arti khusus
dari penelitian agama. Fenomena keagamaan hanya bisa dimengertiapabila
diselami dari sudut agamis, dan bukan dari sudut ilmu sosial (dalam hal ini
ilmu ekonomi). Agama mempunyai kepentingan yang berbeda dengan
penelitian sosial. Penelitian agama adalah alat untuk mendukung
pengembangan ajaran agama dan pengembangan pemikiran umatnya sesuai
dengan tuntutan kemajuan peradaban manusia. Pendekatan dari sudut agama
di samping untuk menjawab masalah ilmiah, yakni apa atau bagaimana dan
mengapa terjadi demikian, harus dilanjutkan pada persoalan ketiga. Yakni
seberapa jauh hal itu bisa menunjang atau menghambat ketegaran
perkembangan budaya agama dan alam pikiran umat Islam.

11
Suatu penelitian dan pembahasan ilmiah umumnya cukup sampai pada
explanasi, yakni berusaha menemukan hubungan sebab-musabab atau faktor-
faktornya. Namun penelitian agama merupakan alat untuk mendukung dan
merekayasa pengembangan ajaran agama dan umat Islam. Mereka tidak
berhenti pada semboyan “ilmu untuk ilmu”, akan tetapi ilmu untuk
kepentingan pengembangan agama dan umat beragama. Pada titik inilah
terdapat perbedaan yang mendasar antara penelitian ekonomi Islam dan
penelitian ekonomi konvensional.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode penelitian ekonomi islam adalah cara sistematika yang digunakan
penelitian dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam proses
identifikasi dan penjelasan mengenai penelitian yang ditujukan untuk
permasalahan ekonomi dalam perspektif Islam, misalnya masalah
muamalah perniagaan dan perbankan syariah, serta permasalahan lainnya
yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat dalam ekonomi baik
ekonomi makro maupun mikro.
2. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat drskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
3. Penelitian dan pengkajian dalam bidang ekonomi islam merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
agama Islam.
4. Soejono Soekanto menguraikan bahwa ada empat peranan metodologi
dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu:
 Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan dan
melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.
 Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang
belum diketahui.
 Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian
interdisipliner.
 Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan
pengetahuan mengenai masyarakat.

13

Anda mungkin juga menyukai