Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMERIKSAAN KETAATAN (COMPLIEN AUDIT)


DISUSUN GUNA MELENGKAPI TUGAS
SEMINAR AUDITING DAN ATESTASI

Disusun Oleh :

NANANG ASFUFI NIM 150820301001

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAFTAR ISI

Cover.............................................................................................................. i
Daftar isi......................................................................................................... ii
1. Pendahuluan ....................................................................................... 1
2. Pembahasan ........................................................................................ 2
2.1 Pengertian pemeriksaan ............................................................... 2
2.2 Audit Ketaatan (Compliance Audit) ........................................... 3
2.3 Definisi Auditing ......................................................................... 4
2.4 Jenis-Jenis Audit dan Fungsi Audit................................................ 5
2.4.1 Jenis – Jenis Audit ............................................................. 5
2.4.2 Fungsi Audit ..................................................................... 5
2.5 Tujuan Audit dan Kebutuhan akan Auditing............................. 6
2.6 Tahapan Dalam Proses Pemeriksaan Kataatan....................... 6
2.6.1 Tahap pengenalan dan perencanaan............................ 6
2.6.2 Tahap audit.................................................................. 7
2.6.3 Tahap Laporan............................................................. 10
2.6.4 Tahap Penindak lanjutan.............................................. 11
Daftar Pustaka ............................................................................................. iii

ii
I. Pedahuluan
Dalam era teknologi dan bisnis yang mengalami perkembangan semakin
pesat dan komperatif meyebabkan peningkatan pesat yang menyebabakan tututan
dari manajemen untuk meningkatkan kedisiplinan kerja dan meningkatkan
kualitas mutu dalam pengelolaaan operasional kerja suatu perusahaan. Disamping
manajemen perusahaan harus mematuhi peraturan yang dibuat perusahaan dan
aturan yang dibuat oleh Pemerintah,Lembaga Keuangan, dan Lembaga Penerbit
saham. Maupun pihak peberi pijaman modal dan Lembaga Asosiasi Usaha.

Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan kepatuhan atau audit kepatuhan
terhahadp aturan – aturan yang berlaku pemeriksaan atau ginerral audit biasanya
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik untuk Sektor privat sedangkan untuk
Sektor Pemerintah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Negara, Badan
Pemeriksa Keuangan Pemerintah Inspektorat Lembaga Negara atau Kemeterian.
Peran dari akuntan dalam pemriksaan ketaatan untuk memetahu aturan – aturan
yang ada yang berjalan secara konsisnten dan sesuai aturan.

Secara umum pengertian pemeriksaan adalah proses perbandingan antara


kondisi dan kriteria. Kondisi yang dimaksud disini adalah kenyataan yang ada
atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa.
Sedangkan kriteria adalah tolak ukur, yaitu hal yang seharusnya terjadi atau hal
yang seharusnya melekat pada objek yang diperiksa

Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan


mengvaluassi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuain antara pernyataan
tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan Menurut Mulyadi (2002 ; 40)

1
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian pemeriksaan
Alvin A. Arens, Raandel J. Elder dan Mark S. Beasley (2003 ;13-15)
dalam bukunya “Auditing And Assurance Services” membedakan jenis
pemeriksaan sebagai berikut :
2.. Operational Audits (Pemeriksaan Operasional)
Pemeriksaan operasional adalah salah satu jenis pemeriksaan yang
dilakukan terhadap prosedur, metode, dan operasi kegiatan suatu entitas untuk
menilai efektivitas dan efesiensi kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan
operasional diajukan saran-saran / rekomendasi yang ditujukan kepada pihak
manajemen peruasahaan. Tujuannya untuk memperbaiki jalannya operasi
perusahaan tersebut. Ruang lingkup pemeriksaan operasional tidak terbatas pada
masalah-masalah akuntansi saja, melainkan dapat meliputi evaluasi terhadap
struktur organisasi, metode produksi, pemasaran hasil produksi, dan bidang
lainnya yang menjadi keahlian pemeriksaan.

b. Compliance Audit ( Pemeriksaan Ketaatan)


Pemeriksaan ketaatan adalah suatu proses pemerikasaan atas ketaatan
perusahaan yang berssangkutan terhadap pelaksanaan peraturan, prosedur, kontrak
yang ditetapkan oleh pihak berwenang, baik pemerintah maupun manajemen
perusahan itu sendiri. Hasil pemeriksaan ketaatan semuanya dilaporkan kepada
pimpinan perusahaan.
c. Financial Statement Audits (Pemeriksaan Laporan Keuangan)
Pemeriksaan laporan keuangan adalah proses pemeriksaan yang
dilakkukan atas laporan suatu organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk
memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut
dimana criteria yang berlaku adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk
Indonesia atau secara internasional dikenal sebagai Generally Accepted
Acounting Principles (GAAP)

2
II.2 Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Audit ketaatan fungsi untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun
operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-
aturan dan regulasi yang telah ditentukan.Menurut Halim (2008,h.198)

Audit ketatan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-


bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah
sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang
ditetapkan dalam audit ini dapat berasal dari berbagai sumber contohnya :
menajemen dapat mengeluarkan kebijakan atau ketentuan yang berkenaan dengan
kondisi kerja, partisipasi dalam program 5ystem5. Hasil dari audit ketaatan
biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena
manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagin besar
pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit
organisasi seperti Dirjen Pajak ingin menentukan apakah individu atau organisasi
telah menaati persyartannya, auditor dipekerjakan oleh organisasi yang
mengeluarkan persyaran tersebut.

Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang


dipahaminya sebagai hal yang memiliki pengaruh langsung dan material dalam
penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai
contoh, peraturan perpajakan mempengaruhi besarnya accrual dan besarnya
jumlah yang diperlakukan sebagai beban dalam suatu periode akuntansi; demikian
pula halnya dengan penerapan hukum dan peraturan akan mempengaruhi jumlah
piutang pendapatan dalam kontrak kerja dengan pihak pemerintah. Namun,auditor
lebih mempertimbangkan hukum dan peraturan dari sudut pandang hubungan
hukum dan peraturan dengan tujuan audit yang ditentukan atas dasar
pernyataan dalam laporan keuangan, daripada tinjauan semata-mata dari
sudut pandang hukum.
3
Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi dan melaporkan salah saji
sebagai akibat adanya unsur pelanggaran hukum yang berdampak langsung dan
material terhadap penentuan jumlah-jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan adalah sama dengan tanggung jawab
auditor untuk mendeteksi adanya salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan
atau kecurangan sebagaimana dijelaskan dalam SA Seksi 110 [PSA No. 02]
Tanggung Jawab and Fungsi Auditor Independen.

II.3 Definisi Auditing

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi


bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan 6ystem6t-kriteria yang telah ditetapkan serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.Menurut
mulyadi (2002:9)

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan 6ystem6t yang
ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Ketiga definisi di atas dapat diketahui bahwa auditing mengandung unsur-


unsur sebagai berikut :
a. Suatu proses yang sistematik yang dilaksanakan oleh orang yang
kompeten
b. Suatu proses yang sistematik yang berupa suatu rangkaian langkah atau
prosedur yang logis, berkembang, terorganisasi, dan bertujuan.

4
c. Aktivitas untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai keterangan terstruktur dari kesatuan ekonomi tertentu.
d. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, yaitu dari proses
yang menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan
keuangan, yang umumnya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan
laba yang ditahan, dan laporan arus kas.
e. Aktivitas untuk menetapkan tingkat kesesuaian tingkat kesesuaian antara
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah di tetapkan
f. Penyampaian hasil auditing atau atestasi dalam bentuk laporan audit
kepada para pihak yang berkepentingan.

II.4 Jenis-Jenis Audit dan Fungsi Audit


2.4.1 Jenis – Jenis Audit
Terdapat bermacam-macam jenis audit yang biasa dilakukan auditor.
Menurut Mulyadi (2003:16) membagi tiga jenis audit yaitu

a. Audit laporan keuangan


b. Audit operasional
c. Audit ketaatan

2.4.2 Fungsi Audit


Fungsi merupakan suatu alat penggolangan kegiatan suatu perusahaan,
seperti fungsi penerimaan kas atau fungsi produksi. Seperti yang tersirat dalam
namanya, audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu
organisasi. Keunggulan audit fungsional adalah menungkinkan adanya spesialisasi
oleh auditor. Auditor dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk
memeriksa dalam bidang itu. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dapat
dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan didalam organisasi.

5
2.5 Tujuan Audit dan Kebutuhan akan Auditing
Tujuan audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Halim (2008:147).

Jasa auditing yang digunakan di kalangan pengusaha, pemerintah, dan lain –


lain pada hakikatnya adalah untuk mengurangi risiko informasi antara dua pihak
yang berkepentingan. Dalam hal ini adalah manajemen sebagai pembuat laporan
dan user sebagai pemakai laporan. Hal ini karena semakin kompleksnya kondisi
masyarakat yang memungkinkan para pengambil keputusan akan memperoleh
informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan. Pada umumnya
hal ini disebabkan:

a. Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasi .


b. Sikap memihak dan motif lain yang melatar belakangi pemberian
informasi.
c. Data yang berlebihan
d. Transaksi pertukaran yang komplek

2.6 Tahapan Dalam Proses Pemeriksaan Kataatan


2.6.1 Tahap pengenalan dan perencanaan

Tahap pengenalan dan perencanaan terdiri dari dua elemen yaitu 8ystem

pendahuluan dan review 8ystem pengendalian intern/manajemen. Pekerjaan yang

dilakukan pada masing-masing elemen bertujuan untuk menghasilkan rencana

penelitian (research plan) yang detail yang dapat membantu auditor dalam

mengukur kinerja dan mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara

kinerja dan 8ystem8t yang telah ditetapkan sebelumnya.

6
a.Survei pendahuluan

Pada tahap 9ystem pendahuluan, auditor akan berupaya untuk memperoleh

gambaran yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit, terutama

berkaitan dengan struktur dan operasi organisasi, lingkungan manajemen,

kebijakan, 9ystem9trat prosedur kinerja. Deskripsi yang akurat tentang

lingkungan organisasi yang diaudit akan membantu auditor untuk menentukan

tujuan audit dan rencana audit secara detail, memanfaatkan sumber daya yang ada

untuk hal-hal yang sifatnya material, mendesain tugas secara efisien dan

menghindari kesalahan.

b.Review 9ystem pengendalian

Pada tahap review 9ystem pengendalian, auditor menelaah 9ystem pengendalian

intern/manajemen dengan tujuan untuk menemukan kelemahan pengendalian

yang signifikan agar menjadi perhatian manajemen untuk menentukan luas, sifat,

dan waktu pekerjaan pemeriksaan berikutnya

2.6.2 Tahap audit


Secara rinci tahap audit dapat dijelaskan dengan thapan seperti dibawah ini
a. Identifikasi lingkungan manajemen

Auditor harus familiar dengan lingkungan manajemen untuk memahami

keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi organisasi. Untuk itu, auditor harus

mengetahui dengan seksama dan akurat gambaran menyeluruh organisasi dari

perspektif 9yste, organisasi, dan karyawan. Auditor mengumpulkan informasi

sehubungan dengan persyaratan 9yste dan kinerja, gambaran organisasi, 9ystem

informasi dan pengendalian, pemahaman karyawan atas kebutuhan dan harapan.

7
b. Perencanaan dan Tujuan

Komponen ini berkaitan dengan review atas proses penetapan rencana dan

tujuan organisasi. Auditor menguji keberadaan tujuan yang ditetapkan secara jelas

dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut, serta keterkaitan antara

aktivitas-aktivitas yang dilakukan dengan kebutuhan dan organisasi.

c. Struktur Organisasi

Komponen ini berkaitan dengan bagaimana sebuah unit diatur dan sumber

daya dialokasikan untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi

menunjuk pada otoritas formal maupun informal dan tanggung jawab yang terkait

dengan organisasi.

d. Kebijakan dan Praktik

Komponen ini mengacu pada kebijakan yang berlaku umum (kebijakan

10ystem) yang merupakan kesepakatan yang telah dirumuskan dan diformalkan

dalam peraturan atau petunjuk 10ystem10trative yang mengacu pada sejumlah

aktivitas yang harus dilaksanakan.

e. Sistem dan Prosedur

Sistem dan prosedur merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas untuk

menelaah struktur pengendalian, efektivitas, ketepatan, logika dan kebutuhan

suatu organisasi. Salah satu contoh 10ystem dan prosedur yang biasa digunakan

adalah Standard Operating Procedures yang menjelaskan bagaimana sebuah

fungsi atau tanggung jawab dilaksanakan.

8
f. Pengendalian dan Metode pengendalian

Komponen ini berhubungan dengan pengendalian intern terutama

pengendalian akuntansi (accounting control) dan pengendalian administratif

(administrative control). Pengendalian akuntansi diperlukan untuk menyusun

rencana, metode, dan prosedur organisasi untuk menjaga kekayaan perusahaan

dan reliabilitas data keuangan. Pengendalian administratif terdiri dari rencana,

metode, dan prosedur organisasi yang berfokus pada efisiensi operasional,

efektivitas organisasi, dan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen serta

ketentuan yang berlaku.

g.Sumber daya manusia dan Lingkungan fisik

Komponen sumber daya manusia dan lingkungan fisik berkaitan dengan

sikap karyawan, dokumentasi tentang berbagai aktivitas, dan kondisi fisik

pekerjaan.

h.Praktik pengelolaan staf (staffing practices)

Komponen ini mengacu pada metode dan prosedur yang digunakan untuk

melindungi sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan

organisasi, metode dan prosedur yang digunakan untuk mengtur administrasi

penggajian, metode dan prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja

karyawan, kebijakan dan prosedur pelatihan karyawan, dan affirmative action

plans, yaitu rencana-rencana tindakan yang disetujui oleh pihak-pihak tertentu.

9
i.Analisis fiskal

Analisis fiskal diperlukan untuk menganalisis informasi keuangan yang

secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk mengindikasikan

efisiensi operasi, ekonomis dan efektivitas unit organisasi yang dievaluasi.

j.Area khusus investigasi (special areas of investigation)

Investigasi ini lebih diarahkan pada usaha untuk mengevaluasi solusi

alternatif yang didesain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atau

peningkatan nilai ekonomis sebuah fungsi organisasi.

2.6.3 Tahap Laporan


Pengorganisasian dan pelaporan temuan-temuan audit secara tertulis akan
membuat hasil pekerjaan yang telah dilakukan menjadi lebih permanen. Selain itu,
laporan tertulis juga sangat penting untuk akuntabilitas publik. Laporan secara
tertulis merupakan sebuah ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor. Tanpa memandang sejauh mana profesionalisme dan
kemampuan pemeriksaan yang dimiliki oleh auditor, laporan yang disajikan oleh
auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan
pekerjaannya.
Ada tiga langkah utama yang penting dalam mengembangkan laporan
audit secara tertulis, yaitu:
a. Persiapan (preparation)
Pada tahap persiapan, auditor mulai mengembangkan temuan-temuan
audit, menggabungkan temuan-temuan tersebut menjadi sebuah laporan
yang koheren dan logis, serta menyiapkan bukti-bukti pendukung
dokumentasi yang diperlukan.
b. Penelaahan (review)
Penelaahan merupakan tahap analisis kritis terhadap laporan tertulis
yang dilakukan oleh staf audit, review dan komentar atas laporan
diberikan oleh pihak manajemen atau auditee.

10
c. Pengiriman (transmission)
Tahap pengiriman meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang
permanen agar dapat dikirim ke lembaga yang memberi tugas untuk
mengaudit dan kepada auditee.

Hal terpenting dalam sebuah laporan adalah bahwa laporan tersebut dapat
dipahami oleh pihak-pihak yang menerima dan membutuhkan laporan. Agar dapat
menyampaikan hasil audit dengan baik, auditor harus memastikan siapa yang
kompeten untuk menulis laporan dan siapa para pengguna laporan audit tersebut.

2.6.4 Tahap Penindak lanjutan

Setelah melaksanakan aktivitas-aktivitas utama audit, masih terdapat

aktivitas lain yang perlu dilakukan yaitu tahap penindaklanjutan. Dalam tahap

penindaklanjutan akan melibatkan auditor, auditee, dan pihak lain yang

berkompeten. Tahap penindaklanjutan didesain untuk memastikan/memberikan

pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan auditor sudah diimplementasikan.

Prosedur review follow-up dimulai dengan tahap perencanaan melalui pertemuan

dengan pihak manajemen untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

organisasi dalam mengimplementasikan rekomendasi auditor. Kemudian auditor

mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis terhadap data-data

tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A Alvin, Randal J. Elder, Mark Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance. Jakarta: indeks.

Arens dan Loebbecke . 2003. Auditing. Jakarta : Salemba Empat

Halim, Abdul 2008, Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, UPP STIM


YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat

Peraturan Standar Akuntansi no 62 Tahun 2001, Ikatan Akuntan


Indonesia

iii

Anda mungkin juga menyukai