NIM : 195221261
KELAS : AKS 5B
1. Perpanjangan keikut-sertaan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan berarti
peneliti tinggal di lapangan penelitian dalam waktu yang cukup panjang sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi:
a. membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks,
b. membatasi kekeliruan (biases) peneliti
c. mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh
sesaat.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu kepercayaan subjek dan kepercayaan diri
peneliti merupakan proses pengembangan dan alat untuk mencegah usaha coba-coba dari
pihak subjek.
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan/keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan. Hal ini
dimaksudkan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan
lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Hal itu berarti bahwa
peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaah secara
rinci sampai pada suatu titik sehingga pemeriksaan pada tahap awal tampak salah satu
atau seluruh faktor yang ditelaah sudaah dipahami dengan cara yang biasa. Persoalan
dalam keajegan pengamatan terletak pada situasi ketika subjek berdusta, menipu, atau
berpura-pura, sedangkan peneliti sudah sejak awal mengarahkan fokusnya padahal
barangkali belum waktunya berbuat demikian.
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Di luar data itu untuk melakukan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan
teori. Jadi triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.
Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya
dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.
4. Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini
dimaksudkan untuk: Pertama, membuat agar peneliti tetp mempertahankan sikap
terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi tersebut, kemelencengan peneliti diungkap dan
pengertian mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penefsiran.
Kedua, diskusi dengan teman sejawat memberikan suatu kesempatan awal yang baik
untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.
Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan
jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama
tentang apa yang sedang diteliti, sehingga mereka bersama dapat me-review persepsi,
pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan. Jika hal ini dilakukan maka hasilnya
adalah:
a. menyediakan pandangan kritis
b. mengetes hipotesis kerja (temuan teori substantif)
c. membantu mengembangkan langkah berikutnya
d. melayani sebagai pembanding
5. Kajian kasus negatif
Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak
sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan
sebagai bahan bahan pembanding. Misalkan: dalam suatu latihan kepemimpinan
perusahaan, sebagian peserta berhasil dengan baik dan telah menduduki jabatan yang
bagus. Peserta yang tidak menyelesaikan program atau meninggalkan pelatihan sebelum
waktunya diambil sebagai kasus untuk meneliti kekurangan program latihan tersebut.
Kasus negatif tersebut digunakan sebagai kasus untuk menjelaskan hipotesis kerja
alternatif sebagai upaya meningkatkan argumentasi penemuan.
6. Pengecekan anggota
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat
penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang di cek meliputi data, kategori
analisis, penafsiran, dan kesimpulan. Pengecekan anggota dapat dilakukan secara formal
maupun tidak formal. Banyak kesempatan yang tersedia untuk melakukan pengecekan
anggota. Pengecekan anggota berarti peneliti mengumpulkan para peserta yang telah
ikut menjadi sumber data dan mengecek kebenaran data serta interpretasinya. Hal ini
dilakukan dengan jalan:
a. penilaian dilakukan oleh responden,
b. mengoreksi kekeliruan,
c. menyediakan tambahan informasi secara sukarela
d. memasukkan responden dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk
mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data,
e. menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.
7. Uraian rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga
uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks
tempat penelitian diselenggarakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami temuan-temuan
yang diperoleh. Temuan itu sendiri tentunya bukan bagian dari uraian rinci, melainkan
penafsirannya yang dilakukan dalam bentuk uraian rinci dengan segala macam
pertanggungjawaban berdasarkan kejadian-kejadian nyata. Dengan kata lain, peneliti
tidak dapat membahas keteralihan jika dia hanya mempunyai sekeping data dari
penelitiannya saja
8. Auditing
Penelusuran audit tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan
catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Proses auditing dapat
mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh halpern, yaitu: pra-entri,
penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal, dan penentuan keabsahan
data. Penelusuran audit meliputi pemeriksaan terhadap kepastian maupun
kebergantungan.
Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian terdiri dari beberapa langkah kecil.
Pertama auditor perlu memastikan apakah hasil temuan itu benar-benar berasal dari data.
Kemudian auditor berusaha membuat keputusan apakah secara logis kesimpulan itu
ditarik dan berasal dari data. Auditor juga perlu melakukan penilaian terhadap derajat
ketelitian peneliti dan apakah ada kekeliruan.
Referensi:
Moleong, Lexy.J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Soendari, Tjutju. 2012. Pengujian Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. Jurusan PLB FIP
UPI