INTEGRITAS
(STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA
TAHUN 2016 - 2018)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
1613010301/FE/EA
Kepada
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat, Hidayah, dan
Timur.
Proses penyusunan penelitian ini tidak lepas dari peran dan bantuan
beberapa pihak dan sumber. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
1. Kedua orang tua dan adik saya yang selalu mendoakan, memberikan nasihat
2. Dr. Dra. EC. Endah Susilowati., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
3. Dra. EC. Sari Andayani, M.AKS selaku Koordinator Program Studi Akuntansi
6. Teman – teman seperjuangan Katherine, Ria, Ruth, Siska, Afia, Giovani, Titan,
Yohana, Noni, Faris, Dini, Ine, dan Endah yang telah memberikan dukungan,
iv
Menyadari bahwa penelitian ini tidak luput dari berbagai kekurangan,
Peneliti
Tifanny Yunita. T. P
NPM 1613010301
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
2.2.1 Auditing............................................................................. 16
vi
2.2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Independensi . 21
Integritas ........................................................................... 31
Integritas ........................................................................... 33
vii
3.2.1.3 Variabel Intervening – Integritas (Z) ....................... 39
viii
4.1.2.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel
Integritas .......................................................................... 73
ix
4.3.7 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit melalui
Integritas .......................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
2019
5 : Kuesioner Penelitian
xiii
ANALISIS KUALITAS AUDIT MELALUI INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN
INTEGRITAS
(STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA
TAHUN 2016 - 2018)
Abstrak
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
akuntansi.
suatu refleksi mengenai kondisi perusahaan secara umum. Akuntan publik sangat
Akuntan publik merupakan suatu profesi yang memberikan jasa audit atas
perusahaan, selain itu dengan profesi akuntan publik, pihak luar perusahaan dapat
1
2
perusahaan kecil yang menjadi besar, dan banyak perusahaan besar yang
begitu ketat, yang dapat mengawasi jalannya suatu perusahaan dengan sangat
rinci, tetapi dengan pengawasan yang sangat baikpun terkadang tidak mampu
keuangan, oleh karena itu diperlukan jasa audit yang dapat membantu
Kecurangan dapat terjadi pada sektor swasta maupun sektor publik. Pada
sektor swasta, banyak terdapat kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
banyaknya kerugian yang besar, bukan hanya bagi orang – orang yang bekerja
Mengingat besarnya risiko setiap keputusan yang akan diambil oleh suatu
perusahaan, hasil audit oleh akuntan publik sangat dibutuhkan oleh banyak pihak
tidak boleh hanya bertindak atas kepentingan dari klien yang menyewa jasanya
tetapi juga pihak lain sebagai pemakai dari laporan keuangan, sehingga audit
kompetensi, dan integritas yang baik untuk menjamin kewajaran informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan, hal ini dilakukan agar hasil pemeriksaan itu
dibandingkan laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit, oleh karena itu
diperlukan suatu jasa profesional yang independen dan kompeten untuk menilai
Kepercayaan yang besar dari masyarakat serta pihak – pihak pemakai laporan
keuangan yang telah diaudit terhadap jasa yang diberikan akuntan publik
akuntan publik, tetapi sejauh mana akuntan publik tersebut patuh terhadap kode
masyarakat umum serta kode etik profesi. Kualitas audit adalah ketaatan pada
standar profesi dan perikatan kontrak selama audit audit berlangsung. (Mustakim
Kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik tengah mendapat sorotan dari
masyarakat setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik
diluar negeri maupun didalam negeri. Maraknya skandal keuangan yang terjadi
baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak besar terhadap
2015).
4
16.008 yang memuat 23.162 permasalahan, jumlah temuan untuk tahun 2017
sebanyak 14.159 yang memuat 20.849 permasalahan, dan jumlah temuan untuk
Masalah dalam penelitian ini adalah kualitas audit selama tahun 2016 – 2017
mengalami fluktuasi sebesar 11,55%, dan kualitas audit selama tahun 2017 – 2018
profesi audit untuk tetap menjaga kualitas auditnya dengan memegang teguh kode
etik akuntan publik dalam mengungkapkan kecurangan atau salah saji pada
laporan keuangan.
termasuk Surabaya. Skandal yang menarik perhatian publik pada tahun 2018
akuntan publik Marlinna dan akuntan publik Merliyana Syamsul yang tergabung
dalam KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan (Deloitte Indonesia). Akuntan publik
Marlinna dan akuntan publik Merliyana Syamsul melakukan audit atas laporan
pembiayaan itu untuk mendapatkan kredit dari perbankan dan menerbitkan utang
(OJK), SNP Finance terindikasi telah menyajikan laporan keuangan yang tidak
menyebabkan kerugian banyak pihak. Seperti yang diketahui KAP Satrio, Bing,
Eny dan Rekan memiliki mitra di Surabaya yang terdaftar dalam Directory Institut
Selain itu pada tahun 2017 terjadi kasus yang melibatkan kantor akuntan publik
mitra Ernst & Young’s di Indonesia, yakni KAP Purwanto, Suherman, dan Surja
yang telah melanggar kode etik. Temuan tersebut berawal ketika kantor akuntan
mitra Ernst & Young’s di Amerika Serikat melakukan kajian atas hasil audit kantor
telekomunikasi itu tidak didukung data yang akurat , yakni dalam hal persewaan
lebih dari empat ribu tower selular, namun afiliasi Ernst & Young’s di Indonesia itu
merilis laporan hasil audit dengan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Seperti yang diketahui KAP Purwanto, Suherman, dan Surja memiliki mitra di
Surabaya yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik Indonesia tahun
2019. (www.liputan6.com)
perbuatan atau mental dari seorang auditor ketika melaksanakan tugas audit
dimana seorang auditor dapat bertindak tegas dan tidak memihak kepada pihak –
pihak yang berkepentingan terhadap hasi laporan keuangan yang telah diaudit.
Pada saat melaporkan hasil pemeriksaan audit kepada manajemen senior dan
adalah tidak memihak atau netral untuk menghasilkan laporan audit yang
tanggung jawabnya adalah sangat penting, namun yang lebih penting daripada itu
2016)
melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat,
Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup sebagai auditor. Semakin tingginya Pendidikan yang dimiliki oleh
auditor, maka akan semakin luas juga pengetahuan yang dimiliki oleh auditor.
Pengalaman yang banyak akan membuat auditor lebih mudah dalam mendeteksi
kesalahan yang terjadi dalam melakukan audit. (Pitaloka dan Widanaputra, 2016)
kepercayaan publik dan merupakan tolak ukur bagi anggota dalam menguji semua
rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan
namun masih terdapat perbedaan hasil pada beberapa penlitian tersebut yang
berasal dari tiga faktor. Faktor pertama, independensi memiliki pengaruh terhadap
kualitas audit, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahputra,
berpengaruh positif terhadap kualitas audit, namun pada penelitian yang dilakukan
oleh Prihartini, dkk., (2015) memberikan hasil yang berbeda yaitu independensi
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, kondisi ini diduga karena sering terjadi
Faktor yang kedua yaitu kompetensi. Penelitian yang dilakukan oleh (Darayasa
terhadap kualitas audit, hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika
auditor memiliki kompetensi yang baik, namun penelitian yang dilakukan oleh (Biri,
Faktor ketiga yaitu integritas. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2015) dan
yang baik pada seorang auditor, namun penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
Berdasarkan hal – hal yang telah dijelaskan sebelumnya dan juga adanya
objek penelitian karena adanya kasus yang pernah terjadi pada Kantor Akuntan
Publik di Surabaya yang melibatkan anggota Kantor Akuntan Publik dari Big Four.
Selain itu penelitian ini juga memiliki motivasi untuk menguji dan membuktikan
apakah kualitas audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik yang ada di
Surabaya, baik Big Four maupun Non Big Four telah sesuai dengan kode etik yang
telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Kualitas audit yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik tersebut akan diuji dengan independensi,
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka judul penelitian yang
Publik di Surabaya?
Surabaya.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
serta dapat membandingkan antara ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi para akuntan
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Universitas
mengenai materi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam rangka
pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
oleh pihak lain yang menjadi referensi penulis dalam menentukan langkah –
sebelumnya yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ayu Kadek Prihartini, Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Ari Surya
Darmawan (2015)
a. Judul Penelitian
b. Rumusan Masalah
Daerah?
Pemerintahan Daerah?
Daerah?
Daerah?
Daerah?
11
12
Daerah?
a. Hasil Penelitian
Pemerintahan Daerah.
dihasilkannya.
Pemerintahan Daerah.
Pemerintahan Daerah.
a. Judul Penelitian
b. Rumusan Masalah
c. Hasil Penelitian
a. Judul Penelitian
b. Rumusan Masalah
c. Hasil Penelitian
a. Judul Penelitian
b. Rumusan Masalah
kualitas audit?
kualitas audit?
c. Hasil Penelitian
a. Judul Penelitian
b. Rumusan Masalah
integritas auditor?
c. Hasil Penelitian
kualitas audit.
kualitas audit.
kualitas audit.
16
Landasan teori menjelaskan mengenai teori – teori yang mendukung variabel pada
perumusan hipotesis.
2.2.1 Auditing
Auditing yaitu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik seksi 200 tujuan audit adalah
Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu
keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan
2016)
(Mulyadi, 2014:117)
2. Perencanaan Audit
Pada tahap ini disebut juga sebagai dengan pekerjaan lapangan yang
4. Pelaporan Audit
1. Audit Operasional
Audit operasional adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta
2. Audit Kepatuhan
prosedur, tata cara serta peraturan yang telah dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi.
19
1. Auditor Independen
dimaksudkan sebagai sikap mental auditor yang memiliki integritas tinggi, objektif
pada permasalahan yang timbul dan tidak memihak pada kepentingan manapun.
2. Auditor Pemerintah
3. Auditor Internal
Auditor internal adalah pegawai dari suatu organisasi atau perusahaan yang
masyarakat umum serta kode etik profesi. Kualitas audit adalah ketaatan pada
20
standar profesi dan perikatan kontrak selama audit audit berlangsung. (Mustakim
sikap kecermatan dan kehati – hatian profesional. Seorang auditor harus memiliki
ketentuan standar auditing yang berlaku umum dan standar pengendalian mutu.
2.2.3 Independensi
Akuntan Publik Seksi 220 menyatakan bahwa independen berarti tidak mudah
tugasnya harus jujur, bebas dari pengaruh kliennya dan tidak mempunyai
namun juga kepada pihak lain yang meletakkan kepercayaan pada pekerjaan
2015)
kantor akuntan publik tersebut telah melaksanakan audit pada perusahaan go-
public, sebaliknya kantor akuntan publik dikatakan kecil ketika kantor akuntan
kantor akuntan publik yang kecil. Alasan mengapa kantor akuntan publik yang
besar dipercaya lebih independen karena jika kantor akuntan publik yang besar
kehilangan satu klien maka dampak yang ditimbulkan tidak berpengaruh terhadap
akuntan publik yang kecil apabila kehilangan satu kliennya adalah sangat berarti
karena jumlah klien kantor akuntan publik yang kecil tidak sebanyak jumlah klien
perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang dihadapi auditor, risiko audit yang
dihadapi auditor serta nama kantor akuntan publik yang melaksanakan jasa audit.
Auditor akan bersikap professional dan sesuai kode etik apabila prosedur audit
22
pelaksanaan audit didukung oleh berbagai faktor yang diantaranya yaitu dari segi
pendanaan.
auditor akan semakin tinggi karena auditor akan tunduk pada tekanan klien.
Apabila auditor tunduk pada tekanan klien maka konsekuensi perilaku mereka
2.2.4 Kompetensi
auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat dan objektif. Dapat dipahami
bahwa audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup sebagai auditor. Semakin tingginya pendidikan yang dimiliki oleh
seorang auditor, maka akan semakin luas juga pengetahuan yang dimiliki oleh
auditor. Pengalaman yang banyak akan membuat auditor lebih mudah dalam
Widanaputra, 2016)
Kartika, 2015)
akan semakin luas juga pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Pengalaman yang
banyak akan membuat auditor lebih mudah dalam mendeteksi kesalahan yang
rendah, hal ini di sebabkan karena kantor akuntan publik khawatir klien akan
mencari kantor akuntan publik lainya yang dapat mengeluarkan opini sesuai
2.2.5 Integritas
lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh
masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua
keputusannya. Integritas mengharuskan auditor untuk jujur dalam segala hal pada
diucapkan atau dijanjikan oleh orang tersebut menjadi suatu kenyataan. Auditor
harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan
oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan akuntan publik yang
independen haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi
oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam
2015)
sehingga auditor akan lebih cenderung mendengarkan dan melakukan apa yang
klien katakan, besarnya audit fee, ukuran kantor akuntan publik, dan persaingan
auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkannya. Auditor dengan
keyakinannya yang sesuai dengan fakta yang ada, sehingga tingkat kualitas audit
Teori sikap dan perilaku etis (Theory of Attitude and Behaviour) yang
dikembangkan oleh Triandis (1971) dalam (Rakai dan Kartika, 2015), dipandang
menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh sikap, pikiran, kebiasaan, dan dengan
mengenai aspek dan perilaku manusia atau sikap manusia dalam suatu organisasi
tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat diukur dengan karakteristik personal
yang sesuai dengan etika profesi yang berlaku, maka kinerja auditor yang
diatas, maka logika berpikirnya yaitu ketika tingkat independensi auditor semakin
tinggi maka tingkat kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi.
dibutuhkan oleh seorang auditor untuk melakukan audit dengan benar dapat
diperoleh dari jenjang Pendidikan secara formal dan informal. Keahlian atau
kompetensi terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. (Biri,
2019)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Auditor menjadi pihak
rendah belum mampu melakukan analisis yang lebih teliti, terinci, dan runtut dalam
auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkannya. Auditor dengan
tingkat kompetensi yang tinggi cenderung akan dapat melakukan auditnya dengan
Heider (1958) dalam (Mustakim dan Wawo, 2017) yang beragumentasi bahwa
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau
usaha yang dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari
27
eksternal. Teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek dan perilaku manusia
atau sikap manusia dalam suatu organisasi khususnya auditor dalam berperilaku
kompeten ketika auditor melaksanakan tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat
Jika seorang auditor memiliki sikap yang sesuai dengan etika profesi yang berlaku,
diatas, maka logika berpikirnya yaitu ketika tingkat kompetensi auditor semakin
tinggi maka tingkat kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi.
masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua
keputusannya. Integritas mengharuskan auditor untuk jujur dalam segala hal pada
auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkannya. Auditor dengan
tingkat integritas yang tinggi mengharuskan auditor untuk jujur dalam segala hal
Teori sikap dan perilaku etis (Theory of Attitude and Behaviour) yang
dikembangkan oleh Triandis (1971) dalam (Rakai dan Kartika, 2015), dipandang
menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh sikap, pikiran, kebiasaan, dan dengan
mengenai aspek dan perilaku manusia atau sikap manusia dalam suatu organisasi
Suatu kinerja auditor dapat diukur dengan karakteristik personal auditor dalam
dengan etika profesi yang berlaku, maka kinerja auditor yang dihasilkan akan
semakin baik.
diatas, maka logika berpikirnya yaitu semakin tinggi tingkat integritas auditor maka
jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada
kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan auditor. (Biri,
2019). Hubungan kerja dengan jangka waktu yang lama antara auditor dan klien
independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh auditor, maka integritasnya
auditor, maka semakin tinggi integritas yang dimilikinya. Auditor dengan tingkat
tugasnya dan dalam laporan yang dihasilkannya sesuai dengan fakta yang ada di
lapangan.
Teori sikap dan perilaku etis (Theory of Attitude and Behaviour) yang
dikembangkan oleh Triandis (1971) dalam (Rakai dan Kartika, 2015), dipandang
menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh sikap, pikiran, kebiasaan, dan dengan
mengenai aspek dan perilaku manusia atau sikap manusia dalam suatu organisasi
tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat diukur dengan karakteristik personal
independensi yang semakin baik, maka integritas yang dimilikinya juga akan
semakin baik.
diatas, maka logika berpikirnya yaitu semakin tinggi independensi auditor maka
aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
kerja sesuai dengan standar atau sesuai dengan persyaratan yang telah
anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan
profesionalisme tinggi seperti yang disyaratkan oleh prinsip etika. (Biri, 2019)
memberi kembali, dedikasi, kredibilitas, dan berbagai hal pengabdian diri pada
nilai – nilai kemanuasiaan dalam hidup. Integritas dapat menerima kesalahan yang
rtidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima
diri auditor, sehingga auditor dalam menghasilkan kualitas audit yang maksimal.
Heider (1958) dalam (Mustakim dan Wawo, 2017) yang beragumentasi bahwa
31
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau
usaha yang dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari
eksternal. Teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek dan perilaku manusia
atau sikap manusia dalam suatu organisasi khususnya auditor dalam berperilaku
kompeten ketika auditor melaksanakan tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat
Jika seorang auditor memiliki sikap kompeten yang baik, maka integritas yang
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka logika berpikirnya yaitu
semakin tinggi kompetensi auditor maka tingkat integritas yang dimiliki juga
semakin tinggi.
siapapun dan tidak mudah dipengaruhi. Kualitas audit yang baik pada prinsipnya
dapat dicapai jika auditor menerapkan standar dan prinsip audit, bersikap bebas
tanpa memihak (independensi), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik
profesi. Auditor yang memiliki independensi yang tinggi, tidak dapat menerima
32
kecurangan atau peniadaan prinsip, hal ini akan meningkatkan kualitas audit yang
dihasilkan.
2015; Biri, 2019; Laksita dan Sukirno, 2019) membuktikan bahwa independensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus memiliki
dalam pengambilan keputusan audit, dimana hal tersebut harus didukung dengan
sikap independensi.
Dari hasil penelitian sebelumnya dan teori yang telah diuraikan di atas
auditor. Semakin tinggi independensi yang dimiliki seorang auditor, maka semakin
tinggi kualitas audit yang dihasilkannya. Auditor yang memiliki independensi yang
yang sesuai dengan fakta yang ada, tanpa memperhatikan pihak – pihak yang
berusaha mempengaruhinya.
Susilo dan Widyastuti,2015; Widiani, dkk., 2017). Integritas yang tinggi akan
integritas seorang auditor, maka kualitas yang dihasilkannya juga semakin rendah.
Teori sikap dan perilaku etis (Theory of Attitude and Behaviour) yang
dikembangkan oleh Triandis (1971) dalam (Rakai dan Kartika, 2015), dipandang
menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh sikap, pikiran, kebiasaan, dan dengan
mengenai aspek dan perilaku manusia atau sikap manusia dalam suatu organisasi
tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat diukur dengan karakteristik personal
yang sesuai dengan etika profesi yang berlaku, maka kinerja auditor yang
diatas, maka logika berpikirnya yaitu ketika tingkat independensi semakin tinggi
melalui integritas maka kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi
melakukan audit dengan benar, karena semakin tinggi kompetensi yang dimiliki
oleh seorang auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan.
nilai pada laporan keuangan sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dan
dan pengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bukti
Dari hasil penelitian sebelumnya dan teori yang telah diuraikan di atas
Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seorang auditor, maka semakin tinggi
kualitas audit yang dihasilkannya. Auditor yang memiliki kompetensi yang tinggi
yang dimilikinya.
terang dalam Batasan kerahasiaan (Susilo dan Widyastuti, 2015). Penelitian yang
dilakukan oleh (Prihartini, dkk., 2015; Susilo dan Widyastuti,2015; Widiani, dkk.,
2017). Integritas yang tinggi akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
Heider (1958) dalam (Mustakim dan Wawo, 2017) yang beragumentasi bahwa
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau
usaha yang dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari
eksternal. Teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek dan perilaku manusia
atau sikap manusia dalam suatu organisasi khususnya auditor dalam berperilaku
kompeten ketika auditor melaksanakan tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat
Jika seorang auditor memiliki sikap kompeten yang baik, maka integritas yang
diatas, maka logika berpikirnya yaitu ketika tingkat kompetensi semakin tinggi
melalui integritas maka kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Independensi
(X1)
Kualitas
Integritas (Z)
Audit (Y)
Kompetensi
(X2)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber : Peneliti
36
2.3 Hipotesis.
Publik di Surabaya
Publik di Surabaya
di Surabaya
di Surabaya
Surabaya
METODE PENELITIAN
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam Ikatan
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berada di Surabaya yang berkaitan dengan
37
38
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
yang digunakan adalah kualitas audit (Y), dan variabel intervening yang digunakan
pihak lain, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak bergantung pada pihak lain.
2. Ketergantungan ekonomi.
4. Periode tugas.
1. Perencanaan.
2. Pengetahuan.
3. Pengalaman.
1. Kejujuran auditor.
2. Keberanian auditor.
kliennya. Kualitas audit tercermin dari hasil laporan audit itu sendiri, apakah
sesungguhnya.
40
3. Reputasi auditor.
4. Spesialisasi auditor.
teknik likert yang menggunakan skala interval. Teknik likert adalah teknik yang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila
Hartono, 2015:71)
Skala likert terdiri dari lima skala poin yang terdiri dari Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Keterangan :
Netral (N) 3
Setuju (S) 4
3.3.1 Populasi
dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber
Lampiran 2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 108 auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya yang telah terdaftar dalam
3.3.2 Sampel
atau mengambil sampel dari suatu populasi yang diketahui informasinya. (Abdillah
sampling, yaitu pemilihan atau pengambilan sejumlah sampel dari suatu populasi
secara acak tanpa ada aturan tertentu untuk memilih. (Abdillah dan Hartono,
peneliti akan membuat daftar nama responden terlebih dahulu yang terdapat
mengambil beberapa undian sebanyak jumlah sampel minimal yang telah dihitung.
(Sugiyono, 2017:112).
Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Surabaya yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) 2019, dengan masa kerja minimum 2 tahun. Terdapat 108 auditor
dengan masa kerja minimum 2 tahun. Penelitian ini menjadikan auditor partner
sebagai sampel penelitian, karena auditor partner memiliki masa kerja minimum 2
tahun. Alasannya adalah bahwa dengan masa kerja minimum 2 tahun, auditor
telah mengetahui dan mempelajari proses penilaian audit. (Pawitra dan Suhartini,
2019)
Slovin :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 𝑒2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Poulasi
Cara Menghitung :
108
𝑛=
1 + 108 (0,1)2
108
𝑛=
1 + 1,08
108
𝑛=
2,08
𝑛 = 52 responden (dibulatkan)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang belum pernah diolah oleh pihak tertentu untuk
kepentingan tertentu. Data primer pada umumnya bersumber dari sumber primer.
Sumber primer adalah data yang diperoleh melalui atau berasal dari pihak pertama
yang memiliki suatu data (Abdillah dan Hartono, 2015:49-51). Sumber data dalam
penelitian ini berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 52 auditor yang
Kuesioner memiliki keunggulan karena memuat informasi yang efektif dan efisien
menjawab pertanyaan dalam suatu penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan
44
dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). SEM (Structural
Equation Modeling) adalah suatu teknik statistika untuk menguji dan mengestimasi
hubungan kausal dengan mengintegrasi analisis faktor dan analisis jalur. (Abdillah
Secara garis besar, teknik SEM terbagi atas dua jenis, yaitu kovarian dan
varian. SEM yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SEM berbasis
varian yang sering disebut Partial Least Square Path Modelling (PLS-SEM). Partial
2015:161-163)
bentuk tabulasi data responden yang diperoleh dari kuesioner serta penjelasannya
penelitian. Data demografi tersebut antara lain jabatan, lama pengalaman kerja,
latar belakang pendidikan, serta gelar profesional lain yang menunjang bidang
data penelitian dan menguji asumsi penelitian. Teknik statistika yang umumnya
digunakan adalah tendensi sentral (yaitu mean, median, dan modus) dan
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu
sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi
statistik inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang
diperoleh dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi. (Abdillah dan
Hartono, 2015:91)
Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model
prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap purifikasi
menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk
diukur. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam
mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi
eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat
digeneralisir ke semua objek, situasi, dan waktu yang berbeda. Validitas internal
pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap
46
tidak relevan. Uji validitas pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dapat
dilakukan secara manual atau pun dengan dukungan komputer. (Umar, 2009:166)
(AVE)
Diskriminan Akar AVE dan Korelasi Variabel Akar AVE > Korelasi Variabel
Laten Laten
variabel
Selain uji validitas, PLS juga melakukan uji reliabilitas untuk mengukur
ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS
Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability harus lebih besar dari
0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima. Namun, sesungguhnya uji konsistensi
internal tidak mutlak untuk dilakukan jika validitas konstruk telah terpenuhi, karena
47
konstruk yang valid adalah konstruk yang reliabel, sebaliknya konstruk yang
konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi
tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang
dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditujukan
oleh nilai T-statistic, harus diatas 1,96 untuk hipotsis dua ekor, dan diatas 1,64
untuk hipotesis satu ekor, untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen, dan
yang bekerja sebagai auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya yang
terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2019, yang
sampel. Lima puluh dua auditor yang terpilih tersebut berasal dari 18 Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Surabaya dari 46 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada,
sampai dengan 21 Maret 2020. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam
kuesioner dari 52 kuesioner yang seharusnya disebar atau sebesar 100%. Data
yang telah dikumpulkan, semuanya dapat digunakan dan diolah karena pengisian
48
49
Jumlah responden dilihat dari jenis kelamin laki – laki dan perempuan
sebagai berikut :
Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) 2019, yang namanya terpilih ketika dilakukan undian didominasi
oleh responden dengan jenis kelamin laki – laki, yaitu ada 28 orang atau setara
dengan 54% dari keseluruhan responden. Sisanya yaitu dengan jenis kelamin
4.1.1.2 Usia
Dilihat dari usia responden dibagi kedalam empat (4) kelompok, sebagai
berikut :
Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) 2019, yang namanya terpilih ketika dilakukan undian didominasi
oleh responden dengan usia antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun, yaitu ada
50
30 orang atau setara dengan 58% dari keseluruhan responden. Sisanya yaitu
responden dengan usia antara 31 tahun sampai dengan 40 tahun, yaitu ada 18
orang atau setara dengan 34%, responden dengan usia antara 41 tahun sampai
dengan 50 tahun, yaitu ada 2 orang atau setara dengan 4% serta responden
dengan usia antara 51 tahun sampai dengan 60 tahun, yaitu ada 2 orang atau
4.1.1.3 Pendidikan
Akuntan Publik (KAP) dibagi kedalam empat (4) kelompok, sebagai berikut :
Dilihat dari pendidikan terakhir responden seperti pada table 4.3, ternyata
latar belakang pendidikan responden didominasi Srata 1 (S1) yaitu 44 orang atau
setara dengan 84%. Sisanya berpendidikan Diploma 3 (D3) yaitu ada 4 orang atau
setara dengan 8%, pendidikan Strata 2 (S2) yaitu ada 2 orang atau setara dengan
4%, dan Strata 3 (S3) yaitu ada 2 orang atau setara dengan 4%.
terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2019, yang
namanya terpilih ketika dilakukan undian didominasi oleh responden dengan lama
bekerja minimal 2 tahun. Hal ini didasarkan pada kepentingan penelitian, dimana
51
semaki tinggi lama bekerja maka semakin baik karena pengisian kuesioner
semakin berkualitas.
dengan skala interval 5 (lima) poin yang terdiri dari 6 (enam) pernyataan terkait
persaingan pasar audit, ketergantungan ekonomi, layanan non audit dan periode
Skor
No. Item pernyataan 1 2 3 4 5 Total
STS TS N S SS
1 5 2 19 25 52
1 X1.1
1.9% 9.6% 3.8% 36.5% 48.1% 100%
0 3 5 20 24 52
2 X1.2
0% 5.8% 9.6% 38.5% 46.2% 100%
0 2 2 26 22 52
3 X1.3
0% 3.8% 3.8% 50% 42.3% 100%
5 5 1 33 8 52
4 X1.4
9.6% 9.6% 1.9% 63.5% 15.4% 100%
6 3 6 28 9 52
5 X1.5
11.5% 5.8% 11.5% 53.8% 17.3% 100%
1 8 2 24 17 52
6 X1.6
1.9% 15.4% 3.8% 46.2% 32.7% 100%
Rata - Rata Persentase 4.2% 8.3% 5.7% 48.1% 33.7% 100%
Sumber : Lampiran 8
pada skor 5) yaitu sebanyak 48,1% dan 36,5% memilih setuju (berada pada
skor 4), artinya 84,6% responden menyatakan bahwa responden merasa sulit
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 46,2% dan 38,5% memilih setuju (berada
membatasi lingkup pertanyaan pada saat audit karena auditee masih punya
hubungan darah.
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 42,3% dan 50% memilih setuju (berada
tetapi tidak semua kesalahan tersebut dilaporkan kepada atasan karena sudah
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 15,4% dan 63,5% memilih setuju (berada
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 17,3% dan 53,8% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 71,1% responden menyatakan bahwa responden tidak
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 32,7% dan 46,2% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 78,9% responden menyatakan bahwa ada pihak yang
audit.
53
7. Dilihat dari rata-rata keseluruhan dari item X1.1 sampai dengan X1.6
dengan skala interval 5 (lima) poin yang terdiri dari 6 (enam) pernyataan terkait
jawaban responden pada variabel kompetensi akan disajikan dalam tabel berikut:
Skor
No. Item pernyataan 1 2 3 4 5 Total
STS TS N S SS
1 3 2 33 13 52
1 X2.1
1.9% 5.8% 3.8% 63.5% 25% 100%
1 0 1 35 15 52
2 X2.2
1.9% 0% 1.9% 67.3% 28.8% 100%
0 1 3 36 12 52
3 X2.3
0% 1.9% 5.8% 69.2% 23.1% 100%
0 0 2 32 18 52
4 X2.4
0% 0% 3.8% 61.5% 34.6% 100%
0 0 6 32 14 52
5 X2.5
0% 0% 11.5% 61.5% 26.9% 100%
0 0 3 34 15 52
6 X2.6
0% 0% 5.8% 65.4% 28.8% 100%
Rata - Rata Persentase 0.6% 1.3% 5.4% 64.7% 27.9% 100%
Sumber : Lampiran 8
pada skor 5) yaitu sebanyak 25% dan 63,5% memilih setuju (berada pada skor
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 28,8% dan 67,3% memilih setuju (berada
memahami dan mampu melakukan audit sesuai standar akuntansi dan auditing
yang berlaku.
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 23,1% dan 69,2% memilih setuju (berada
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 34,6% dan 61,5% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 96,1% responden menyatakan bahwa keahlian auditing
semakin bertambah.
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 26,9% dan 61,5% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 88,4% responden menyatakan bahwa responden selalu
internal inspektorat.
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 28,8% dan 65,4% memilih setuju (berada
7. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan dari item X 2.1 sampai dengan X2.6
dengan skala interval 5 (lima) poin yang terdiri dari 11 (sebelas) pernyataan terkait
integritas auditor. Integritas terdiri dari beberapa indikator, yaitu kejujuran auditor,
frekuensi jawaban responden pada variabel integritas akan disajikan dalam tabel
berikut:
Skor
No. Item pernyataan 1 2 3 4 5 Total
STS TS N S SS
0 0 1 28 23 52
1 Z1
0% 0% 1.9% 53.8% 44.2% 100%
0 0 0 29 23 52
2 Z2
0% 0% 0% 55.8% 44.2% 100%
0 0 2 25 25 52
3 Z3
0% 0% 3.8% 48.1% 48.1% 100%
0 0 1 26 25 52
4 Z4
0% 0% 1.9% 50% 48.1% 100%
0 0 1 30 21 52
5 Z5
0% 0% 1.9% 57.7% 40.4% 100%
0 0 0 28 24 52
6 Z6
0% 0% 0% 53.8% 46.2% 100%
0 0 1 29 22 52
7 Z7
0% 0% 1.9% 55.8% 42.3% 100%
0 1 4 32 15 52
8 Z8
0% 1.9% 7.7% 61.5% 28.8% 100%
0 3 2 30 17 52
9 Z9
0% 5.8% 3.8% 57.7% 32.7% 100%
0 1 6 34 11 52
10 Z10
0% 1.9% 11.5% 65.4% 21.2% 100%
0 1 2 32 17 52
11 Z11
0% 1.9% 3.8% 61.5% 32.7% 100%
Rata - Rata Persentase 0% 1.0% 3.5% 56.5% 39.0% 100%
Sumber : Lampiran 8
56
pada skor 5) yaitu sebanyak 44,2% dan 53,8% memilih setuju (berada pada
skor 4), artinya 98% responden menyatakan bahwa taat pada peraturan-
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 44,2% dan 55,8% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 100% responden menyatakan bahwa bekerja sesuai
ada.
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 48,1% dan 48,1% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 96,2% responden menyatakan bahwa tidak menerima
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 48,1% dan 50% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 98,1% responden menyatakan bahwa tidak dapat
diintimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 40,4% dan 57,7% memilih setuju (berada
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 46,2% dan 53,8% memilih setuju (berada
57
pada skor 4), artinya 100% responden menyatakan bahwa memiliki rasa
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 42,3% dan 55,8% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 98,1% responden menyatakan bahwa selalu menimbang
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 28,8% dan 61,5% memilih setuju (berada
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 32,7% dan 57,7% memilih setuju (berada
10. Item pernyataan untuk Z10 responden cenderung menjawab sangat setuju
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 21,2% dan 65,4% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 86,6% responden menyatakan bahwa tidak mengelak
atau menyalahkan orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian orang lain.
11. Item pernyataan untuk Z11 responden cenderung menjawab sangat setuju
(berada pada skor 5) yaitu sebanyak 32,7% dan 61,5% memilih setuju (berada
pada skor 4), artinya 94,2% responden menyatakan bahwa memiliki rasa
penyempurnaan.
58
12. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan dari item Z1 sampai dengan Z11
dengan skala interval 5 (lima) poin yang terdiri dari 10 (sepuluh) pernyataan terkait
kualitas audit auditor. Kualitas audit terdiri dari beberapa indikator, yaitu
Skor
No. Item pernyataan 1 2 3 4 5 Total
STS TS N S SS
0 0 0 35 17 52
1 Y1
0% 0% 0% 67.3% 32.7% 100%
0 0 2 34 16 52
2 Y2
0% 0% 3.8% 65.4% 30.8% 100%
0 0 0 30 22 52
3 Y3
0% 0% 0% 57.7% 42.3% 100%
0 0 1 36 15 52
4 Y4
0% 0% 1.9% 69.2% 28.8% 100%
0 0 0 29 23 52
5 Y5
0% 0% 0% 55.8% 44.2% 100%
0 0 0 29 23 52
6 Y6
0% 0% 0% 55.8% 44.2% 100%
0 0 1 33 18 52
7 Y7
0% 0% 1.9% 63.5% 34.6% 100%
0 0 1 30 21 52
8 Y8
0% 0% 1.9% 57.7% 40.4% 100%
0 0 4 33 15 52
9 Y9
0% 0% 7.7% 63.5% 28.8% 100%
0 0 0 39 13 52
10 Y10
0% 0% 0% 75% 25% 100%
Rata - Rata Persentase 0% 0% 1.7% 63.1% 35.2% 100%
Sumber : Lampiran 8
59
disimpan dengan baik agar dapat secara efektif diambil, dirujuk, dan
dianalisis.
pada skor 4), artinya 55,8% responden menyatakan bahwa laporan hasil
audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara obyektif, serta
pada skor 4), artinya 63,5% responden menyatakan bahwa laporan hasil
pada skor 4), artinya 57,7% responden menyatakan bahwa laporan harus
pada skor 4), artinya 63,5% responden menyatakan bahwa laporan harus
10. Item pernyataan untuk Y10 responden cenderung menjawab setuju (berada
pada skor 4), artinya 75% responden menyatakan bahwa laporan yang
11. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan dari item Y1 sampai dengan Y10
kualitas audit yang tinggi baik dari segi independensi, kompetensi maupun
integritasnya.
61
permasalahan penelitian yang diajukan oleh peneliti menggunakan alat uji statistik.
hubungan indikator dengan variabel latennya. Uji validitas konvergen ini dengan
melihat nilai loading factor indikator - indikator yang mengukur konstruk. Untuk
menilai validitas konvergen maka nilai loading factor harus diatas 0,60 dan nilai
signifikan kurang dari 5%. Berikut ini hasil uji validitas konvergen masing-masing
variabel penelitian :
Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas P-Value
Audit
X1.1 0.840 -0.018 -0.016 -0.002 <0.001
X1.2 0.844 0.120 -0.078 0.119 <0.001
X1.3 0.810 0.119 -0.210 0.198 <0.001
X1.4 -0.458 0.192 -0.164 0.399 <0.001
X1.5 -0.482 -0.027 -0.265 0.561 <0.001
X1.6 0.744 -0.145 0.062 0.260 <0.001
X2.1 -0.099 0.737 -0.256 0.107 <0.001
X2.2 -0.107 0.805 -0.279 0.190 <0.001
X2.3 0.116 0.720 0.115 0.083 <0.001
X2.4 -0.168 0.769 0.110 0.059 <0.001
X2.5 0.094 0.817 -0.034 -0.031 <0.001
X2.6 0.161 0.798 0.343 -0.390 <0.001
Z1 0.086 0.333 0.653 -0.222 <0.001
Z2 -0.305 -0.177 0.740 -0.095 <0.001
Z3 -0.200 0.031 0.789 -0.067 <0.001
62
Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas P-Value
Audit
Z4 0.174 0.091 0.699 0.123 <0.001
Z5 -0.067 0.346 0.718 -0.049 <0.001
Z6 -0.239 -0.128 0.708 0.106 <0.001
Z7 0.001 0.082 0.736 0.045 <0.001
Z8 0.178 -0.249 0.615 0.119 <0.001
Z9 0.231 -0.093 0.707 0.032 <0.001
Z10 0.136 -0.302 0.310 0.029 0.008
Z11 0.409 -0.302 0.263 0.016 0.021
Y1 -0.126 -0.283 0.632 0.404 <0.001
Y2 0.021 0.135 0.113 0.651 <0.001
Y3 -0.076 -0.096 0.261 0.705 <0.001
Y4 0.109 0.233 -0.059 0.858 <0.001
Y5 -0.047 -0.116 -0.249 0.759 <0.001
Y6 0.153 -0.102 -0.080 0.803 <0.001
Y7 -0.197 -0.294 0.012 0.740 <0.001
Y8 0.120 -0.004 -0.048 0.690 <0.001
Y9 -0.051 0.115 -0.201 0.727 <0.001
Y10 0.014 0.270 -0.051 0.748 <0.001
Sumber : Lampiran 10
0,05 hanya saja ada 2 (dua) indikator dengan nilai loading kurang dari 0,6 yaitu
bahwa semua indikatornya nilai signifikan kurang dari 0,05 dengan nilai loading
lebih dari 0,6 sehingga semuanya dinyatakan valid dalam mengukur variabel
kompetensi (X2).
bahwa semua indikatornya memiliki nilai signifikan kurang dari 0,05 hanya saja
63
ada 2 (dua) indikator dengan nilai loading kurang dari 0,6 yaitu Z10 dan Z11
0,05 hanya saja ada 1 (satu) indikator dengan nilai loading kurang dari 0,6 yaitu
Setelah indikator X1.4, X1.5, Z10, Z11, dan Y1 dieliminasi, semua indikator yang
tersisa pada variabel independensi (X1), kompetensi (X2) integritas (Z) dan kualitas
audit (Y) menunjukkan bahwa semua indikatornya nilai signifikan kurang dari 0,05
dengan nilai loading lebih dari 0,6 sehingga semuanya dinyatakan valid.
Uji reliabilitas konstruk diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability
dan cronbach alpha dari blok indikator yang mengukur kontruk. Konstruk
dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha di atas
0,70. Adapun hasil composite reliability dan cronbach alpha pada variabel konstruk
adalah:
cronbach alpha pada variabel independensi (X1), kompetensi (X2), integritas (Z)
dan kualitas audit (Y) melebihi 0,70 yang artinya keempat variabel tersebut
output AVE. Konstrak memiliki convergent validity yang baik adalah apabila nilai
AVE lebih dari 0,50. Adapun hasil dari nilai AVE adalah:
Variabel AVE
Independensi 0.705
Kompetensi 0.601
Integritas 0.508
Kualitas audit 0.558
Sumber : Lampiran 10
integritas (Z) dan kualitas audit (Y) lebih dari 0,50 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa independensi (X1), kompetensi (X2), integritas (Z) dan kualitas
konstruk apabila nilai korelasi suatu konstruk terhadap konstruk itu sendiri lebih
besar dari pada nilai korelasi antara konstruk tersebut dengan kontruk yang lain.
tinggi dimana nilai-nilai diagonal lebih besar dari korelasi konstruk lainnya
catatan, nilai pada diagonal (nilai yang diblok) adalah nilai dari akar AVE. Nilai akar
66
AVE lebih besar dari korelasi konstruk lainnya menunjukkan bahwa semua kontruk
Square yang merupakan uji goodness fit model. Adapun nilai R-Square yang
Variabel R-Square
Independensi
Kompetensi
Integritas 0.366
Kualitas Audit 0.471
Sumber : Lampiran 10
sedangkan sisanya 63,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.
sebesar 47,1% sedangkan sisanya 52,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar
yang diteliti.
67
Pada PLS, koefisien parameter jalur diperoleh melalui bobot inner model
dengan terlebih dahulu dicari nilai T-statistic melalui prosedur bootstrap standart
Path P-Value
Coefficients
X1 → Y 0,208 0.056
X2 → Y 0,457 <0.001
Z → Y 0,245 0.029
X1 → Z 0,347 0.003
X2 → Z 0,468 <0.001
Sumber : Lampiran 10
dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis ke-1 tidak
teruji kebenarannya.
68
kebenarannya.
kebenarannya.
kebenarannya.
kebenarannya.
Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas
Audit
Independensi
Kompetensi
Integritas
Kualitas 0.085 0.115
Audit (0.188) (0.114)
Sumber : Lampiran 10
Bagian model fit indices dan p-value menampilkan hasil tiga indikator fit yaitu
average R-square (ARS), average variance inflation factor (AVIF), dan average
Sumber : Lampiran 10
Nilai signifikan pada ARS dan APC kurang dari 5% dan nilai AVIF kurang
dari nilai 5, hal ini berarti kriteria goodness of fit model telah terpenuhi.
oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan akuntan publik yang
independen haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi
oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam
2015)
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak
sependapat dengan penelitian (Syahputra, dkk., 2015; Utami, 2015; Darayasa dan
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis
dibutuhkan oleh seorang auditor untuk melakukan audit dengan benar dapat
diperoleh dari jenjang Pendidikan secara formal dan informal. Keahlian atau
kompetensi terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. (Biri,
2019)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Auditor menjadi pihak
rendah belum mampu melakukan analisis yang lebih teliti, terinci, dan runtut dalam
signifikan terhadap kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) kurang dari 5%,
masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua
keputusannya. Integritas mengharuskan auditor untuk jujur dalam segala hal pada
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) kurang dari 5%, sehingga hipotesis
jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada
72
kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan auditor. (Biri,
2019). Hubungan kerja dengan jangka waktu yang lama antara auditor dan klien
independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh auditor, maka integritasnya
aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
kerja sesuai dengan standar atau sesuai dengan persyaratan yang telah
anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan
Heider (1958) dalam (Mustakim dan Wawo, 2017) yang beragumentasi bahwa
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau
usaha yang dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari
dan tidak mudah dipengaruhi. Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat
dicapai jika auditor menerapkan standar dan prinsip audit, bersikap bebas tanpa
memihak (independensi), patuh kepada hokum serta mentaati kode etik profesi.
Auditor yang memiliki independensi yang tinggi, tidak dapat menerima kecurangan
atau peniadaan prinsip, hal ini akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
2015; Biri, 2019; Laksita dan Sukirno, 2019) membuktikan bahwa independensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus memiliki
dalam pengambilan keputusan audit, dimana hal tersebut harus didukung dengan
sikap independensi.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak
2015; Biri, 2019; Laksita dan Sukirno, 2019) yaitu integritas tidak terbukti sebagai
variabel mediasi antara independensi dengan kualitas audit dengan nilai signifikan
(P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis ke-6 tidak teruji kebenarannya.
melakukan audit dengan benar, karena semakin tinggi kompetensi yang dimiliki
oleh seorang auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan.
nilai pada laporan keuangan sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dan
dan pengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bukti
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini yaitu
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis
5.1 Kesimpulan
yang telah dijelaskan di Bab IV dan hasil dari pengujian hipotesis yang diuji dengan
lebih dari 5%, sehingga hipotesis ke-1 tidak teruji kebenarannya. Artinya
dari 5%, sehingga hipotesis ke-2 teruji kebenarannya. Artinya semakin tinggi
kompetensi auditor maka kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi.
dari 5%, sehingga hipotesis ke-3 teruji kebenarannya. Artinya semakin tinggi
Akuntan Publik (KAP) di Surabaya dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari
75
76
dari 5%, sehingga hipotesis ke-5 teruji kebenarannya. Artinya semakin tinggi
dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis ke-6
dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis ke-7
5.1 Saran
saran yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas auditor sebagai berikut :
karakteristik auditor, layanan non – audit, rotasi mitra audit dan fee audit.
3. Penelitian sejenis ini harus lebih diperbanyak karena akan membantu para
wilayah lainnya.
alamat Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya yang tidak sesuai dengan
(IAPI) 2019, diharapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) agar dapat
5.3.1 Keterbatasan
5.3.2 Implikasi
memerhatikan kode etik pada saat melakukan kegiatan audit pada Kantor
2. Kantor Akuntan Publik, dapat meningkatkan kualitas hasil audit dengan lebih
Abdillah, Willy, dan Jogiyanto Hartono. 2015. Partial Least Square (PLS) - Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Arumsari, Adelia Lukyta, dan I Ketut Budiartha. 2016. “Pengaruh Profesionalisme Auditor,
Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali.” E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana 5(8): 2297–2304.
Biri, Stefani Fransiska Lele. 2019. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Fee Audit
terhadap Kualitas Audit.” 3(2): 1–14.
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format – Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi,
Manajemen, dan Pemasaran. Edisi I. Jakarta: Erlangga.
Darayasa, I Made, dan I Gede Supartha Wisadha. 2016. “Etika Auditor Sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Pada Kualitas Audit Di Kota Denpasar.” E-
Jurnal Akuntansi 15(1): 142–70.
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180925191223-78-333175/kasus-snp-finance-
bank-mandiri-pidanakan-deloitte-indonesia Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com [Diunduh 15 Januari 2020]
http://www.liputan6.com/bisnis/read/2855707/ey-indonesia-kena-denda-ini-penjelasan-
indosat Retrieved from https://www.liputan6.com [Diunduh 17 Januari 2020]
Kurnia, Rahayu Siti, dan Suhayati Ely. 2010. Auditing : Konsep Dasar Pedoman Pemeriksaan
Akuntansi Publik (Cetakan Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurniawansyah, Deddy. 2017. “Auditor Independen Dan Kualitas Audit : Suatu Studi Empiris
pada Auditor di KAP Jawa Timur.” Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga 2(1):
117–34.
Lesmana, Rudi, dan Nera Marinda Machdar. 2015. “Pengaruh Profesionalisme , Kompetensi
, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit.” Jurnal Bisnis dan Komunikasi 2(1):
33–40.
Mustakim, dan Andi Wawo. 2017. “Pemoderasi Integritas terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Audit Internal.” Assets 7(2): 308–26.
Pawitra, Dyah Ayu Kanina, dan Dwi Suhartini. 2019. “The Influence of Individual Behavioral
Aspects Toward Audit Judgment : The Mediating Role of Self-Efficacy.” Journal of
Economics, Business, and Accountancy Ventura 22(2): 264–73.
Pitaloka, Yuli, dan A Widanaputra. 2016. “Integritas Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Kompetensi Dan Independensi Pada Kualitas Audit.” E-Jurnal Akuntansi 16(2): 1574–
1603.
Prihartini, Ayu Kadek, Luh Gede Erni Sulindawati, dan Nyoman Ari Surya Darmawan. 2015.
“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Integritas, dan Akuntabilitas
terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah ( Studi Empiris Pada 5 Kantor Inspektorat
Provinsi Bali ).” E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha 3(1).
Purwanda, Eka, dan Emmatyra Azmi Harahap. 2015. “Pengaruh Akuntabilitas dan
Kompetensi terhadap Kualitas Audit (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Bandung).”
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAR 19(3).
Rakai, Brilian Akbar, dan Andi Kartika. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Independensi Auditor di Jawa Tengah (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di
Jawa Tengah).” Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan 4(2): 124–35.
Sanjaya, Via Elma, dan Annisa Nurbaiti. 2018. “Pengaruh Independensi, Objektivitas, Etika,
Kompetensi, dan Profesionalisme terhadap Kualitas Audit.” e-proceed of management
5(3): 3402–11.
Shintya, Agneus, Muhammad Nuryatno, dan Ayu Aulia Oktaviani. 2016. “Pengaruh
Kompetensi Independensi, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit.”
Seminar Nasional Cendekiawan 6(1): 1–19.
Sirajuddin, Betri, dan Ade Riza Oktaviani. 2018. “Integritas Auditor Sebagai Pemoderasi :
Pengaruh Kompetensi, Independensi, Kompleksitas Tugas Dan Audit Time Budget,
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik dan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Sela.” Jurnal Balance
15(1): 90–110.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susilo, Pria Andono, dan Tri Widyastuti. 2015. “Integritas, Objektivitas, Profesionalime
Auditor dan Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan.” Jurnal Riset
Akuntansi dan Perpajakan JRAP 2(1): 65–77.
Syahputra, Aidil, Muhammad Arfan, dan Hasan Basri. 2015. “Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Pengalaman, dan Integritas terhadap Kualitas Audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) (Studi pada Inspektorat Kabupaten Bireuen).” Jurnal Magister
Akuntansi 4(3): 49–56.
Triandis, Harry C. 1971. Attitude and Attitude Change. New York: John Willey & Sons, Inc.
Tussiana, Anisa Ayu, dan Hexana Sri Lastanti. 2016. “Pengaruh Independensi, Kualitas Audit,
Spesialisasi Industri Auditor dan Corporate Governance terhadap Integritas Laporan
Keuangan.” Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi 16(1): 69.
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Wardana, Made Aris, dan Dodik Ariyanto. 2016. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Objektivitas, Integritas dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit.” E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 14(2): 948–76.
Widiani, Ni Made Nita, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, dan Nyoman Trisna Herawati. 2017.
“Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Tanggung Jawab Profesi, Integritas dan
Objektivitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat di Bali).” E-journal
S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha 8(2).
Wijaya, Novia. 2016. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal Bisnis dan
Akuntansi 18(2): 187–92.
Lampiran 1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
(tahun)
secara positif
signifikan terhadap
kualitas audit di
Pemerintahan
Daerah.
4. Integritas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
dihasilkannya.
5. Akuntabilitas
tidak berpengaruh
positif signifikan
di Pemerintahan
Daerah.
6. Secara
simultan kompetensi,
independensi,
objektivitas, integritas,
dan akuntabilitas
memiliki pengaruh
positif signifikan
terhadap kualitas
audit di Pemerintahan
Daerah.
Bireuen audit.
Regresi
terhadap kualitas Linear
audit. Berganda
5. Kompetensi,
independensi,
profesionalisme, dan
integritas secara
simultan berpengaruh
terhadap kualitas
audit.
hubungan kompetensi
berpengaruh
memoderasi
hubungan
independensi dengan
kualitas audit
2018
5. Integritas 4) Teknik
6. Integritas Regression
pengaruh (MRA)
independensi auditor
terhadap kualitas
audit.
7. Integritas
auditor memperkuat
pengaruh komplesitas
tugas auditor
terhadap kualitas
audit.
8. Integritas
auditor memperkuat
budget terhadap
kualitas audit.
Sumber : Peneliti
Lampiran 2 Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya yang terdaftar
(IAPI) 2019
Kepada
Di Tempat
Dengan hormat,
bagikan.
Semua informasi yang terkumpul melalui kuesioner ini hanya akan saya
gunakan untuk keperluan penelitian ini saja dan saya akan selalu menjaga
kerahasiannya.
kasih.
Pengantar
ini.
3. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban salah atau benar oleh karena itu
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
1. Nama : .................................................................................
3. Usia : 20 – 30 31 – 40
41 – 50 51 – 60
4. Pendidikan terahir : D3 S2
S1 S3
7. Jabatan : Partner
Manajer
Supervisor
Senior Auditor
Junior Auditor
Petunjuk : Mohon Bapak/Ibu/Saudara/(i) memberikan pendapat atas
3 = Netral (N)
DAFTAR PERTANYAAN
A. INDEPENDENSI
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
1. Saya merasa tidak independen. Auditee
meminta temuan yang ada tidak dicantumkan
dalam laporan audit. Saya sulit menolak
permintaan auditee tersebut karena yang
bersangkutan adalah kenalan baik yang
sewaktu-waktu mungkin akan saya butuhkan
bantuannya
2. Saya membatasi lingkup pertanyaan pada
saat audit karena auditee masih punya
hubungan darah dengan saya
3. Saya menemukan beberapa kesalahan
pencatatan yang disengaja oleh auditee akan
tetapi tidak semua kesalahan tersebut saya
laporkan kepada atasan karena saya sudah
memperoleh fasilitas yang cukup baik dari
auditee
4. Saya memberitahu atasan jika saya memiliki
gangguan independensi
5. Saya tidak peduli apakah saya akan dimutasi
karena mengungkapkan temuan apa adanya
6. Tidak ada gunanya saya melakukan audit
dengan sungguh-sungguh. Saya tahu, ada
pihak yang punya wewenang untuk menolak
pertimbangan yang saya berikan pada
laporan audit
Sumber: Sirajuddin dan Oktaviani, 2018
B. KOMPETENSI
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
7. Di bangku kuliah (pendidikan formal) saya
memperoleh pengetahuan yang sangat
berguna dalam proses audit
8. Saya memahami dan mampu melakukan audit
sesuai standar akuntansi dan auditing yang
berlaku
9. Saya memahami hal-hal terkait pemerintahan
(di antaranya struktur organisasi, fungsi,
program, dan kegiatan pemerintahan)
10. Seiring bertambahnya masa kerja saya
sebagai auditor, keahlian auditing saya pun
makin bertambah
11. Saya selalu mengikuti dengan serius pelatihan
akuntansi dan audit yang diselenggarakan
internal inspektorat
12. Dengan inisiatif sendiri saya berusaha
meningkatkan penguasaan akuntansi dan
auditing dengan membaca literature atau
mengikuti pelatihan di luar lingkungan
inspektorat
Sumber: Sirajuddin dan Oktaviani, 2018
C. INTEGRITAS
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
13. Auditor harus taat pada peraturan-peraturan
baik diawasi maupun tidak diawasi
14. Auditor harus bekerja sesuai keadaan yang
sebenarnya, tidak menambah maupun
mengurangi fakta yang ada.
15. Auditor tidak menerima segala sesuatu dalam
bentuk apapun yang bukan haknya.
16. Auditor tidak dapat diintimidasi oleh orang lain
dan tidak tunduk karena tekanan yang
dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi
sikap dan pendapatnya.
17. Auditor mengemukakan hal-hal yang menurut
pertimbangan dan keyakinannya perlu
dilakukan.
18. Auditor harus memiliki rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi berbagai kesulitan
19. Auditor selalu menimbang permasalahan
berikut akibatnya.
21. Auditor mempertimbangkan kepentingan
Negara
22. Auditor tidak mempertimbangkan keadaan
seseorang/sekelompok orang atau suatu unit
organisasi untuk membenarkan perbuatan
melanggar ketentuan atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
23. Auditor tidak mengelak atau menyalahkan
orang lain yang dapat mengakibatkan
kerugian orang lain.
24. Auditor memiliki rasa tanggung jawab bila
hasil pemeriksaannya masih memerlukan
perbaikan dan penyempurnaan.
Sumber: Sirajuddin dan Oktaviani, 2018
D. KUALITAS AUDIT
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
25. Saat menerima penugasan, auditor
menetapkan sasaran, ruang lingkup,
metodelogi pemeriksaan
26. Dalam semua pekerjaan saya harus direview
oleh atasan secara berjenjang sebelum
laporan hasil audit dibuat
27. Proses pengumpulan dan pengujian bukti
harus dilakukan dengan maksimal untuk
mendukung kesimpulan, temuan audit serta
rekomendasi yang terkait.
28. Auditor menatausahakan dokumen audit
dalam bentuk kertas kerja audit dan disimpan
dengan baik agar dapat secara efektif diambil,
dirujuk, dan dianalisis.
29. Dalam melaksanakan audit, auditor harus
mematuhi kode etik yang ditetapkan.
30. Laporan hasil audit memuat temuan dan
simpulan hasil audit secara obyektif, serta
rekomendasi yang konstruktif.
31. Laporan hasil mengungkapkan hal-hal yang
merupakan masalah yang belum dapat
diselesaikan sampai berakhirnya audit
32. Laporan harus dapat mengemukakan
pengakuan atas sesuatu prestasi
keberhasilan atau suatu tindakan perbaikan
yang telah dilaksanakan obyek audit.
33. Laporan harus mengemukakan penjelasan
atau tanggapan jabatan/pihak obyek audit
tentang hasil audit.
34. Laporan yang dihasilkan harus akurat,
lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas, ringkas,
serta tepat waktu agar informasi yang
diberikan bermanfaat secara maksimal
Sumber: Sirajuddin dan Oktaviani, 2018
Lampiran 6 Hasil Penyebaran Kuesioner pada Auditor yang Bekerja di
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2019 yang Terpilih Menjadi Sampel
Penelitian
1. Independensi (X1)
2. Kompetensi (X2)
Frequency Table
x1.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 5 9.6 9.6 11.5
3 2 3.8 3.8 15.4
4 19 36.5 36.5 51.9
5 25 48.1 48.1 100.0
Total 52 100.0 100.0
x1.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 5.8 5.8 5.8
3 5 9.6 9.6 15.4
4 20 38.5 38.5 53.8
5 24 46.2 46.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
x1.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 3.8 3.8 3.8
3 2 3.8 3.8 7.7
4 26 50.0 50.0 57.7
5 22 42.3 42.3 100.0
Total 52 100.0 100.0
x1.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 9.6 9.6 9.6
2 5 9.6 9.6 19.2
3 1 1.9 1.9 21.2
4 33 63.5 63.5 84.6
5 8 15.4 15.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
x1.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 6 11.5 11.5 11.5
2 3 5.8 5.8 17.3
3 6 11.5 11.5 28.8
4 28 53.8 53.8 82.7
5 9 17.3 17.3 100.0
Total 52 100.0 100.0
x1.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 8 15.4 15.4 17.3
3 2 3.8 3.8 21.2
4 24 46.2 46.2 67.3
5 17 32.7 32.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
x2.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 3 5.8 5.8 7.7
3 2 3.8 3.8 11.5
4 33 63.5 63.5 75.0
5 13 25.0 25.0 100.0
Total 52 100.0 100.0
x2.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
3 1 1.9 1.9 3.8
4 35 67.3 67.3 71.2
5 15 28.8 28.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
x2.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
3 3 5.8 5.8 7.7
4 36 69.2 69.2 76.9
5 12 23.1 23.1 100.0
Total 52 100.0 100.0
x2.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 3.8 3.8 3.8
4 32 61.5 61.5 65.4
5 18 34.6 34.6 100.0
Total 52 100.0 100.0
x2.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 11.5 11.5 11.5
4 32 61.5 61.5 73.1
5 14 26.9 26.9 100.0
Total 52 100.0 100.0
x2.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 3 5.8 5.8 5.8
4 34 65.4 65.4 71.2
5 15 28.8 28.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
z1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.9 1.9 1.9
4 28 53.8 53.8 55.8
5 23 44.2 44.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
z2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 29 55.8 55.8 55.8
5 23 44.2 44.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
z3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 3.8 3.8 3.8
4 25 48.1 48.1 51.9
5 25 48.1 48.1 100.0
Total 52 100.0 100.0
z4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.9 1.9 1.9
4 26 50.0 50.0 51.9
5 25 48.1 48.1 100.0
Total 52 100.0 100.0
z5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.9 1.9 1.9
4 30 57.7 57.7 59.6
5 21 40.4 40.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
z6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 28 53.8 53.8 53.8
5 24 46.2 46.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
z7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.9 1.9 1.9
4 29 55.8 55.8 57.7
5 22 42.3 42.3 100.0
Total 52 100.0 100.0
z8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
3 4 7.7 7.7 9.6
4 32 61.5 61.5 71.2
5 15 28.8 28.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
z9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 5.8 5.8 5.8
3 2 3.8 3.8 9.6
4 30 57.7 57.7 67.3
5 17 32.7 32.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
z10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
3 6 11.5 11.5 13.5
4 34 65.4 65.4 78.8
5 11 21.2 21.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
z11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
3 2 3.8 3.8 5.8
4 32 61.5 61.5 67.3
5 17 32.7 32.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
y1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 35 67.3 67.3 67.3
5 17 32.7 32.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 3.8 3.8 3.8
4 34 65.4 65.4 69.2
5 16 30.8 30.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
y3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 30 57.7 57.7 57.7
5 22 42.3 42.3 100.0
Total 52 100.0 100.0
y4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.9 1.9 1.9
4 36 69.2 69.2 71.2
5 15 28.8 28.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
y5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 29 55.8 55.8 55.8
5 23 44.2 44.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
y6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 29 55.8 55.8 55.8
5 23 44.2 44.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
y7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
4 33 63.5 63.5 65.4
5 18 34.6 34.6 100.0
Total 52 100.0 100.0
y8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.9 1.9 1.9
4 30 57.7 57.7 59.6
5 21 40.4 40.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
y9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 4 7.7 7.7 7.7
4 33 63.5 63.5 71.2
5 15 28.8 28.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
y10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 39 75.0 75.0 75.0
5 13 25.0 25.0 100.0
Total 52 100.0 100.0
Lampiran 10 Output Partial Least Square
PUTARAN PERTAMA
********************************
* General SEM analysis results *
********************************
****************************************
* Combined loadings and cross-loadings *
****************************************
Notes: Loadings are unrotated and cross-loadings are oblique-rotated. SEs and P values
are for loadings. P values < 0.05 are desirable for reflective indicators.
PUTARAN KEDUA
********************************
* General SEM analysis results *
********************************
Path coefficients
-----------------
P values
--------
*****************************************
* Standard errors for path coefficients *
*****************************************
**************************************
* Effect sizes for path coefficients *
**************************************
Notes: Loadings are unrotated and cross-loadings are oblique-rotated. SEs and P values
are for loadings. P values < 0.05 are desirable for reflective indicators.
********************************
* Latent variable coefficients *
********************************
R-squared coefficients
----------------------
Q-squared coefficients
----------------------
***************************************************
* Ccorrelations among latent variables and errors *
***************************************************
******************************
* Indirect and total effects *
******************************