Oleh :
1491661007
1491661022
Para manajer sering kali memiliki kekuasaan untuk melakukan manipulasi laba. Situasi
dan kondisi juga bisa menyebabkan manajer lebih mudah untuk menjalankan keinginannya.
Para manajer lebih suka melaporkan laba yang meningkat, tetapi tidak tajam atau drastis, dari
pada melaporkan suatu penurunan. Manajer cenderung menyimpan kenaikan laba yang tajam
atau drastis pada periode yang telah dianggap sukses, untuk dipergunakan pada saat periode
yang dirasa mengalami kegagalan.
Para manajer memusatkan perhatiannya pada laba karena pikirnya laba adalah yang
terpenting bagi pemegang saham. Pasar lebih menyukai laporan keuangan yang labanya baik,
lancar dan dapat diprediksi. Laporan-laporan yang menyenangkan para pemegang saham
merupakan kepentingan pribadi para manajer. Hal tersebut merupakan kartu prestasi mereka,
yang pada akhirnya bonus dan insentif lainnya yang diharapkan manajer dapat diperoleh.
Cara yang paling banyak dipakai dalam mengelola laba dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu:
1.
pemilihan
prinsip
akuntansi
yang
digunakan.
Investor
perlu
saham dan kreditur ke asumsi yang salah, sama halnya dengan melebih-lebihkan laba.
Informasi akuntansi diharapkan dapat memberikan arahan yang penting untuk
pengambilan keputusan, tetapi akan sia-sia jika angka yang diberikan adalah angka yang
bukan sebenarnya. Dan, rupanya auditor mentolerir cara seperti itu sepanjang angka yang
disajikan salah, tidak material. Hal ini akan mendorong para manajer membuat
pertimbangan-pertimbangan seperti itu.
3.
Mengubah periode dimana biaya dan pendapatan termasuk di dalam laporan tersebut.
Para manajer dapat mengganti waktu pembiayaan dan laba untuk memaipulasi laba.
Misalnya, mereka menunda pembuatan iklan atau promosi sampai kwartal berikutnya.
Dengan menunda demikian memang dapat meningkatkan laba, tetapi hal ini dapat
menyebabkan hilangnya pangsa pasar dan penjualan.