Anda di halaman 1dari 135

TESIS

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN


ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

DWI HARYADI NUGRAHA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TESIS

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN


ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

DWI HARYADI NUGRAHA


NIM 1491661022

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN


ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


pada Program Magister, Program Studi Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana

DWI HARYADI NUGRAHA


NIM 1491661022

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 31 MARET 2016

Pembimbing I,

Pembimbing II

Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA


NIP. 19590510 199003 1 001

Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, M.Si.


NIP. 19690115 199402 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi


Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana,

Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, MSBA, Ak.


NIP. 19590510 199003 1 001

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)


NIP. 19690115 199402 2 001

iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI


TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada


Tanggal 31 Maret 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor


Universitas Udayana, No. : 1298/UN14.4/HK/2016, Tanggal 29 Maret 2016

Ketua

: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA

Anggota :
1. Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi
2. Dr. I.D.G Dharma Suputra, SE, MSi., Ak.
3. Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak.
4. Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE., MSi., Ak.

iv

PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS TESIS

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis dengan


judul Pengaruh Locus of Control Dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Audit
Dengan Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi adalah benar
hasil karya saya sendiri dan belum pernah digunakan untuk memperoleh gelar
keilmuan dimanapun. Tesis ini sepenuhnya hasil karya saya, kecuali kutipankutipan yang telah disebutkan sumbernya dalam daftar pustaka. Oleh karena itu,
semua isi tesis ini menjadi tanggung jawab saya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah pemikiran saya sendiri, saya
bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Denpasar, 31 Maret 2016


Yang Membuat Pernyataan,

Dwi Haryadi Nugraha

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama

perkenankanlah

penulis

memanjatkan

puji

syukur

kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya, tesis ini dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA selaku
Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan selama penulis mengikuti program
pascasarjana, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE,
M.Si. selaku Pembimbing II yang memberikan bimbingan, semangat, dan saran
kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.
A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi
mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga
ditujukan kepada Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi dan Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
pendidikan di Program Magister Akuntansi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
penguji tesis, yaitu: Dr. I.D.G Dharma Suputra, SE, MSi., Ak., Dr. I Made
Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak., dan Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE.,
MSi., Ak., yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran, sehingga tesis ini
dapat terwujud.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
Dosen Pengajar Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang

vi

memberikan bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan, serta para


pegawai yang telah membantu dalam proses pendidikan selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan adik yang
telah banyak memberikan motivasi, doa, dan semangat. Ucapan terima kasih juga
kepada teman-teman seangkatan di Program Magister Akuntansi Universitas
Udayana angkatan XIV, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidka
langsung dalam penyelesaian tesis ini. Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan teori, referensi peneliti berikutnya, serta diharapkan mampu
memberikan kontribusi berupa informasi hasil penelitian bagi Kantor Akuntan
Publik di Bali.

Denpasar, 31 Maret 2016

Penulis,

vii

ABSTRAK
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI
PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN
WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Penelitian ini bertujuan menguji perilaku audit dengan mengintegrasikan


karakteristik individual auditor (locus of control dan komitmen organisasi) dengan
tekanan anggaran waktu audit. Perilaku audit yang diuji adalah perilaku reduksi
kualitas audit. Secara spesifik penelitian ini menguji, (1) pengaruh locus of
control dan komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit, (2)
pengaruh locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran waktu
audit pada perilaku audit, dan (3) tekanan anggaran waktu audit memediasi
pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit.
Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan menyebarkan
kuesioner kepada auditor yang bekerja di KAP di Bali. Populasi penelitian
berjumlah 82 auditor. Penentuan sampel menggunakan metode purposive
sampling. Sampel penelitian berjumlah 35 auditor. Kuesioner yang dapat
digunakan berjumlah 35 kuesioner. Analisis data dilakukan dengan model analisis
jalur.
Hasil penelitian menunjukkan locus of control eksternal berpengaruh
positif pada tekanan anggaran waktu audit dan perilaku reduksi kualitas audit.
Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu audit dan
perilaku reduksi kualitas audit. Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif
pada perilaku reduksi kualitas audit. Tekanan anggaran waktu audit memediasi
pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil lainnya,
tekanan anggaran waktu audit tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi
pada perilaku reduksi kualitas audit.
Kata Kunci: Perilaku Audit, Tekanan Anggaran Waktu Audit, Locus of Control,
Komitmen Organisasi

viii

ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND ORGANIZATIONAL
COMMITMENT ON AUDIT BEHAVIORS WITH AUDIT TIME
BUDGET PRESSURE AS INTERVENING VARIABLE
This study exams audit behaviors by relating auditors individual
characteristic (locus of control and organizational commitment) and audit time
budget pressure. The audit behaviors examined are audit quality reduction
behaviors. Specifically, the primary purposes of this study is to examines:
(1) influence of locus of control and organizational commitment on audit time
budget pressure, (2) influence of locus of control, organizational commitment,
audit time budget pressure on audit behaviors, and (3) the audit time budget
pressure mediating influence of locus of control and organizational commitment
on audit behaviors.
This study conducted with survey method by distributing questionnaires
to auditors working at audit firms in Bali. The population of this study is 82
auditors. The sampling method is purposive sampling. The sampling of this study
is 35 auditors. The questionnaire can be used as many as 35 questionnaires. Data
analysis is done by path analysis model.
The result of this study suggest external locus of control has positive
influence on audit time budget pressure and audit quality reduction behaviors.
Organizational commitment has negative influence on audit time budget pressure
and audit quality reduction behaviors. The audit time budget pressure has
positive influence on audit quality reduction behaviors. The audit time budget
pressure mediating influence of locus of control on audit quality reduction
behaviors. Other result, audit time budget pressure does not mediate the influence
of organizational commitment on audit quality reduction behaviors.
Keywords: Audit Behaviors, Audit Time Budget Pressure, Locus of Control,
Organizational Commitment

ix

RINGKASAN

Perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit merupakan faktor


penting yang memengaruhi kualitas audit yang dihasilkan KAP. Pelaksanaan
prosedur audit secara cermat dan seksama sebagaimana tercantum dalam program
audit, membantu KAP untuk dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas.
Namun, hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan terdapat ancaman atas
penurunan kualitas audit sebagai akibat tindakan audit disfungsional yang kadangkadang dilakukan auditor dalam menyelesaikan tugas audit. Perilaku
disfungsional auditor yang yang diuji dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi
kualitas audit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh
locus of control dan komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit;
pengaruh locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran waktu
audit pada perilaku reduksi kualitas audit; serta tekanan anggaran waktu audit
memediasi pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori atribusi dan
teori model stres kerja. Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang
menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya. Teori model
stres kerja menjelaskan bahwa penyebab stres yang dihadapi individual dalam
lingkungan kerja dapat mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam
melakukan pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan
perilaku individual. Penggunaan teori atribusi yaitu untuk menjelaskan hubungan
pengaruh langsung variabel bebas pada variabel terikat, sedangkan teori model
stres kerja untuk menjelaskan hubungan pengaruh tidak langsungnya melalui
variabel mediasi.
Variabel bebas penelitian ini adalah locus of control dan komitmen
organisasi. Variabel terikat adalah perilaku reduksi kualitas audit. Serta, variabel
mediasi adalah tekanan anggaran waktu audit. Untuk menjawab ketiga rumusan
masalah, ditarik tujuh hipotesis. Hipotesis tersebut, yaitu locus of control
eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran waktu audit; komitmen
organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu audit; locus of
control berpengaruh positif pada perilaku reduksi kualitas audit; komitmen
organisasi berepengaruh negatif pada perilaku reduksi kualitas audit tekanan
anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku reduksi kualitas audit;
tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of control pada perilaku
reduksi kualitas audit; serta tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh
komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audiit.
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di
Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah 82 auditor. Penentuan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria penentuan sampel yaitu auditor
yang minimal menjadi ketua tim dalam penugasan audit, yaitu sebanyak 35

auditor. Metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Kuesioner yang


dapat digunakan berjumlah 35 kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas
menunjukkan bahwa instrumen variabel locus of control, komitmen organisasi,
tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit seluruhnya
valid dan reliabel. Analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa locus of control berpengaruh
positif pada tekanan anggaran waktu audit sedangkan komitmen organisasi
berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu audit. Locus of control dan
tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku reduksi kualitas
audit sedangkan komitmen organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi
kualitas audit. Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of
control pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil lainnya, tekanan anggaran
waktu audit tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi
kualitas audit.
Peneliti berikutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
karakteristik individual auditor lainnya yang mungkin berpengaruh pada perilaku
reduksi kualitas audit seperti kesadaran etis individu auditor. Sedangkan faktorfaktor situasional lainnya dapat menggunakan efektivitas kontrol mutu di KAP
dan gaya kepemimpinan. Selain itu, penelitian berikutnya dapat meneliti kembali
hipotesis yang ditolak, yaitu hubungan komitmen organisasi dengan perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit.

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ........................................................................................


i
PRASYARAT GELAR .................................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TESIS ..............................
nv
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................
ix
RINGKASAN ................................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
n

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

1
1
8
8
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................


2.1 Landasan Teori ...................................................................
2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory) ........................
2.1.2 Teori Model Stres Kerja ..........................................
2.1.3 Perilaku Audit .........................................................
2.1.5 Karakteristik Personal Auditor ...............................
2.1.4 Tekanan Anggaran Waktu Audit ............................
2.2 Penelitian Sebelumnya ........................................................

10
10
10
11
13
16
20
22

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS


PENELITIAN .............................................................................
3.1 Kerangka Berpikir ...............................................................
3.2 Konsep Penelitian ...............................................................
3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................
3.3.1 Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ...........................................
3.3.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ...........................................
3.3.3 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi
Kualitas Audit .........................................................
3.3.4 Pengaruh Komitmen Organisasi ada Perilaku
Reduksi Kualitas Audit ...........................................
xii

26
26
27
29
29
29
30
31

3.3.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada


Perilaku Reduksi Kualitas Audit .............................
3.3.6 Pengaruh Locus of Control dan Komitmen
Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Melalui Tekanan Anggaran Waktu Audit ................

32

32

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN ...............................................


4.1 Rancangan Penelitian ..........................................................
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................
4.3 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................
4.4 Data Penelitian ....................................................................
4.4.1 Jenis Data ................................................................
4.4.2 Sumber Data ............................................................
4.5 Populasi dan Sampel ............................................................
4.6 Variabel Penelitian ..............................................................
4.6.1 Identifikasi Variabel ................................................
4.6.2 Definisi Operasional Variabel .................................
4.7 Metode Pengumpulan Data .................................................
4.8 Teknik Analisis Data ..........................................................
4.8.1 Pengujian Intrumen .................................................
4.8.2 Analisis Jalur (Path Analysis) .................................

34
34
35
36
36
36
37
37
39
39
39
45
46
46
47

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................


5.1 Gambaran Umum Responden dan Data Penelitian .............
5.1.1 Deskripsi Responden ..............................................
5.1.2 Profil Responden .....................................................
5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian .................................
5.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................
5.2.1 Uji Validitas ............................................................
5.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................
5.3 Pengujian Hipotesis Dengan Analisis Jalur ........................
5.3.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis
Jalur .........................................................................
5.3.2 Evaluasi Terhadap Validitas Model ........................
5.3.3 Hasil Analisis Regresi .............................................
5.3.4 Pengujian Hipotesis ................................................
5.4 Pembahasan ........................................................................
5.4.1 Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ...........................................
5.4.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ...........................................
5.4.3 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi
Kualitas Audit .........................................................
5.4.4 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku
Reduksi Kualitas Audit ...........................................

52
52
52
52
54
55
55
57
57

xiii

58
59
60
63
65
65
66
68
70

5.4.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada


Perilaku Reduksi Kualitas Audit .............................
5.4.6 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi
Kualitas Audit Melalui Tekanan Anggaran Waktu
Audit .......................................................................
5.4.7 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku
Reduksi Kualitas Audit Melalui Tekanan Anggaran
Waktu Audit ............................................................
BAB VI

71

73

75

SIMPULAN DAN SARAN ........................................................


6.1 Simpulan .............................................................................
6.2 Saran ...................................................................................

79
79
80

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ....................................................................................................

81
87

xiv

DAFTAR TABEL

4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8

Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................


Indikator-Indikator Konstruk Perilaku Reduksi Kualitas Audit .............
Indikator-Indikator Konstruk Locus of Control......................................
Indikator-Indikator Konstruk Komitmen Organisasi .............................
Indikator-Indikator Konstruk Tekanan Anggaran Waktu Audit ............
Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Penelitian ............................
Profil Responden ...................................................................................
Hasil Statistik Deskriptif Variabel .........................................................
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ............................................................
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ........................................................
Ringkasan Model Linier ........................................................................
Ringkasan Koefisien Jalur .....................................................................
Koefisien Hubungan Langsung, Tidak Langsung, dan Total
Antarvariabel ..........................................................................................

xv

38
40
42
43
44
52
53
54
56
57
58
60
61

DAFTAR GAMBAR

2.1
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
5.1

Model Teori Stres Kerja .........................................................................


Kerangka Berpikir .................................................................................
Konsep Penelitian Rumusan Masalah I dan II .......................................
Konsep Penelitian Rumusan Masalah III ..............................................
Skema Rancangan Penelitian .................................................................
Model Statistik ........................................................................................
Koefisien Jalur Locus of Control, Komitmen Organisasi,
Tekanan Anggaran Waktu Audit, dan Perilaku Reduksi Kualitas
Audit ......................................................................................................

xvi

12
27
28
28
35
47

61

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7

Kuesioner Penelitian.................................................................
Ringkasan Penelitian Sebelumnya ..........................................
Statistik Deskriptif Data Uji ....................................................
Uji Validitas Instrumen Penelitian ..........................................
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................................
Hasil Olahan Curva Fit dan Regression ..................................
Hasil Pengujian Variabel Mediasi ...........................................

xvii

87
93
99
100
110
114
117

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Pada umumnya, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor

independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan


keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti
audit yang cukup dan tepat yang diperoleh melalui pelaksanaan serangkaian
prosedur audit. Hal ini sesuai dengan Standar Audit (SA 500 tentang Bukti Audit)
yang menyatakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat mencakup
inspeksi, observasi, konfirmasi, penghitungan kembali, pelaksanaan ulang
(reformance), dan prosedur analitis, serta sering kali memadukan beberapa
prosedur sebagai tambahan atas prosedur permintaan keterangan dari manajemen
(IAPI, 2013).
Dalam rangka mendapatkan bukti audit kompeten dan cukup, maka
sebelum melaksanaan audit, kantor akuntan publik (KAP) terlebih dahulu
menyusun program audit dan anggaran waktu audit. Program audit merupakan
kumpulan dari prosedur-prosedur audit yang harus dilaksanakan selama proses
audit, sedangkan anggaran waktu audit merupakan taksiran atau estimasi waktu
yang dialokasikan untuk pelaksanaan setiap prosedur audit (Fleming, 1980; Otley
dan Pierce, 1996). Penyusunan program audit dan anggaran waktu audit
merupakan wujud kepatuhan KAP terhadap Standar Audit (SA 300 tentang
1

Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan), yang mensyaratkan auditor


harus merencanakan audit agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif
(IAPI, 2013).
Prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik akan
memberikan hasil yang baik, dengan demikian akan dapat meningkatkan
kepercayaan pemakai. Kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan
terhadap profesi akuntan publik sangat bergantung pada kualitas audit yang
dihasilkan KAP. Kualitas audit merupakan probabilitas auditor dapat menemukan
dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi dalam laporan
keuangan yang diaudit (DeAngelo, 1981). Probabilitas auditor menemukan
kekeliruan dan ketidakberesan dalam laporan keuangan yang diaudit dipengaruhi
kemampuan

teknis

auditor

(pendidikan,

pengalaman,

profesionalisme),

independensi, dan perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit (DeAngelo,


1981; Raghunathan, 1991).
Perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit merupakan faktor
penting yang memengaruhi kualitas audit yang dihasilkan KAP (Kelley dan
Margheim, 1990; Raghunathan, 1991; Malone dan Robert, 1996). Pelaksanaan
prosedur audit secara cermat dan seksama sebagaimana tercantum dalam program
audit, membantu KAP untuk dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas
(McDaniel, 1990; Malone dan Robert, 1996). Namun, hasil-hasil penelitian
terdahulu menunjukkan terdapat ancaman atas penurunan kualitas audit sebagai
akibat tindakan audit disfungsional yang kadang-kadang dilakukan auditor dalam
menyelesaikan tugas audit (Alderman dan Deitrick, 1982; Kelley dan Seiler,

1982; Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001;
Coram et al., 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).
Perilaku disfungsional auditor merupakan setiap tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat menurunkan kualitas audit
secara langsung maupun tidak langsung. Tindakan-tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat menurunkan kualitas audit
secara langsung disebut sebagai perilaku reduksi kualitas audit (audit quality
reduction behaviors), sedangkan yang dapat menurunkan kualitas audit secara
tidak langsung disebut perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim,
1990; Otley dan Pierce, 1996).
Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan yang dilakukan
auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti
audit yang dikumpulkan (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996,
Pierce dan Sweeney, 2004). Perilaku reduksi kualitas audit dapat dilakukan
dengan berbagai tindakan misalnya; penghentian prematur prosedur audit, review
yang dangkal atas dokumen klien, tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan
akuntansi yang diterapkan klien, penerimaan atas penjelasan klien yang tidak
memadai, mengurangi pekerjaan audit dari yang seharusnya dilakukan, dan tidak
memperluas ruang lingkup pengauditan ketika terdeteksi transaksi atau pos yang
meragukan (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996; Otley dan
Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004).
Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap
kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan

prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai dasar memadai bagi auditor
untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit
(Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001). Perilaku tidak etis yang dilakukan
individu dalam organisasi dapat diakibatkan oleh karakteristik personal,
situasional maupun interaksi antara faktor-faktor tersebut (Trevino, 1986).
Pendapat tersebut didukung oleh Ford dan Rhichardson (1994) dalam telaah
empiris pengambilan keputusan etis yang menjelaskan bahwa salah satu
determinan penting dalam pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor yang
secara unik berhubungan dengan individu pembuat keputusan. Karena perilaku
audit disfungsional dapat dikategorikan sebagai perilaku yang tidak etis, maka
kecenderungan

auditor

melakukan

tindakan

tersebut

dapat

dipengaruhi

karakteristik individual auditor (Silaban, 2009).


Karakteristik personal auditor (faktor internal) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah locus of control. Locus of control menggambarkan tingkat
keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktorfaktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya (Rotter,
1966). Seseorang yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya
berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus of control internal, sedangkan
yang di luar kontrolnya disebut memiliki locus of control eksternal (Lefcourt,
1982).
Penelitian sebelumnya, Nadirsyah dan Zuhra (2009); Wijayanti (2009);
dan Tanjung (2013) menunjukkan locus of control berpengaruh positif pada
perilaku disfungsional auditor. Penelitian Kurnia (2009); Silaban (2009); Hartati

(2012); Gustati (2012); Triono dkk. (2012); Hidayat (2012); Sudirjo (2013),
memberikan hasil bahwa locus of control eksternal berpengaruh pada penerimaan
perilaku disfungsional auditor. Hasil penelitian yang berbeda, yaitu penelitian
Andani dan Mertha (2014) menemukan bahwa locus of control berpengaruh
negatif pada penghentian prematur prosedur audit. Penelitian lainnya, Aisyah dkk.
(2014) menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara locus of control eksternal
dengan perilaku disfungsional auditor.
Selain locus of control, karakteristik personal lainnya yang digunakan
dalam penelitian ini adalah komitmen auditor terhadap organisasinya. komitmen
organisasi merupakan tingkat dimana seseorang pekerja mengidentifikasi sebuah
organisasi, tujuan, dan harapannya untuk tetap menjadi anggota (Robbins dan
Timothy, 2015). Auditor yang memiliki komitmen organisasional akan memiliki
tingkat loyalitas yang lebih baik dan lebih bersedia melakukan pekerjaan melebihi
apa yang seharusnya dikerjakan (Irawati dkk., 2005).
Penelitian

sebelumnya,

Wijayanti

(2009);

Triono

dkk.

(2012);

Aisyah dkk. (2014) menunjukkan komitmen organisasi berpengaruh negatif pada


penerimaan perilaku disfungsional audit. Tingginya komitmen organisasional
akan meminimalkan keinginan untuk pindah kerja yang akan berdampak pada
rendahnya penerimaan perilaku disfungsioanal auditor. Berbeda dengan Harini
dkk. (2010) yang menyebutkan bahwa komitmen organisasi tidak mempunyai
hubungan langsung dengan perilaku disfungsional audit.
Faktor situasional dalam penelitian ini adalah kendala anggaran waktu
audit. Kendala anggaran waktu merupakan faktor utama yang mendorong auditor

melakukan tindakan audit disfungsional (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan
Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004). Kendala anggaran waktu merupakan
suatu kondisi dimana auditor menghadapi keterbatasan waktu dalam pelaksanaan
program audit. Keterbatasan waktu tersebut timbul dari adanya batas waktu yang
ditetapkan KAP dalam menyelesaikan suatu prosedur audit. (Fleming, 1980;
McNair, 1991).
Keterbatasan

waktu

menjadi

kendala

tersendiri

dalam

kondisi

berkompetisi satu dengan yang lain. Kompetisi yang intensif pada pasar audit
menuntut KAP melakukan efisiensi melalui pengendalian biaya audit. Untuk
meningkatkan efisiensi salah satu cara yang sering ditempuh KAP adalah dengan
menetapkan anggaran waktu audit secara ketat (McNair, 1991; Arens dan
Loebecke, 2002).
Anggaran waktu audit yang ketat dapat mengakibatkan auditor
merasakan tekanan dalam pelaksanaan prosedur audit karena ketidakseimbangan
antara waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas audit, dan selanjutnya kondisi tersebut dapat mendorong auditor melakukan
tindakan audit disfungsional (Kelley dan Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988).
Hal ini terjadi karena pada umumnya auditor meyakini bahwa penyelesaian
prosedur audit dalam batas anggaran merupakan faktor penting untuk
mendapatkan laba dari suatu perikatan audit dan kelangsungan karir mereka di
KAP (Kelley dan Seiler, 1982; Lightner et al., 1982).
Hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tekanan anggaran
waktu audit berpengaruh positif pada perilaku disfungsional adalah Simanjuntak

(2008); Nadirsyah dan Zuhra (2009); Kurnia (2009); Manullang (2010); Tanjung
(2013); dan Kholidiah dan Murni (2014). Semakin tinggi tekanan anggaran waktu
yang dirasakan auditor dalam pelaksanaan program audit, maka semakin
meningkat kecenderungan auditor melakukan tindakan disfungsional (Kelley dan
Seiler, 1982; Lightner et al., 1982; Otley dan Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney,
2004).
Tekanan anggaran waktu menjadi variabel mediasi dalam penelitian ini,
yang memediasi pengaruh karakteristik personal auditor (locus of control dan
komitmen organisasi) pada perilaku audit. Penelitian sebelumnya yang
menggunakan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi dalam
pengaruh karakteristik personal auditor pada perilaku audit adalah Silaban (2009)
dan Sudirjo (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
tidak langsung locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit melalui
tekanan anggaran waktu yang dirasakan. Sedangkan penelitian yang menguji
pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit
melalui tekanan anggaran waktu audit belum ditemukan.
Subjek penelitian ini adalah auditor KAP di Bali, yang pemilihannya
dimotivasi karena belum ditemukan penelitian serupa sebelumnya yang subjek
penelitiannya adalah auditor KAP di Bali. Subjek penelitian Silaban (2009) adalah
auditor KAP di Jakarta, Medan, dan Surabaya; Hartati (2012) adalah auditor KAP
di Jawa Tengah; Triono dkk. (2012) dan Sudirjo (2013) adalah auditor KAP di
Semarang; Tanjung (2013) adalah auditor KAP di Kota Padang dan Pekanbaru;
Kholidiah dan Murni (2014) adalah auditor KAP di Jawa Timur. Dengan lokasi

yang berbeda, maka akan memunculkan karakteristik yang berbeda karena setiap
daerah mempunyai budaya organisasi yang berbeda pula. Budaya organisasi akan
memengaruhi karakteristik personal individu (Susanti dan Subroto, 2015).
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penelitian ini menguji
pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit KAP di
Bali dengan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka rumusan masalah

disusun sebagai berikut:


1) Apakah locus of control dan komitmen organisasi berpengaruh pada tekanan
anggaran waktu audit?
2) Apakah locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran waktu
audit berpengaruh pada perilaku audit?
3) Apakah tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of control
dan komitmen organisasi pada perilaku audit?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai

berikut:
1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh locus of control dan komitmen
organisasi pada tekanan anggaran waktu audit.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh locus of control, komitmen


organisasi, dan tekanan anggaran waktu audit pada perilaku audit.
3) Untuk mendapatkan bukti empiris tekanan anggaran waktu audit memediasi
pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

menambah

pengetahuan

dalam

pengembangan ilmu akuntansi keperilakuan khususnya studi tentang faktorfaktor yang memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit.
Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti
berikutnya dalam menghadapi permasalahan yang sejenis.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pimpinan KAP
dalam mengevaluasi kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif bagi auditor dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja yang
kondusif dalam pelaksanaan tugas dapat menghindari kemungkinan
terjadinya perilaku reduksi kualitas audit oleh auditor dalam pelaksanaan
program audit, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit yang
dihasilkan oleh KAP.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait

secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper


dan Schindler, 2006). Kajian teori merupakan dasar berpikir yang bersumber dari
suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk
memecahkan permasalahan dalam penelitian.
2.1.1

Teori Atribusi (Attribution Theory)


Teori

atribusi

mempelajari

proses

bagaimana

seseorang

menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya. Teori atribusi


dikembangkan oleh Fritz Heider tahun 1958 yang mengargumentasikan bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal, yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal, yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang (Suartana, 2010).
Gordon dan Graham (2006) menjelaskan situasi di sekitar yang
menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial disebut dengan
dispositional attributions dan situational attributions. Dispositional attributions
merupakan penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual yang
ada dalam diri seseorang, misalnya kepribadian, persepsi diri, kemampuan, dan
motivasi. Sedangkan situational attributions merupakan penyebab eksternal yang

10

11

mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat memengaruhi perilaku, misalnya


kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan teori atribusi untuk menjelaskan dan
memrediksi pengaruh karakteritik personal auditor, yaitu locus of control dan
komitmen organisasi pada perilaku audit dalam pelaksanaan program audit.
2.1.2

Teori Model Stres Kerja


Stres adalah suatu keadaan yang menekankan diri dan jiwa seseorang di

luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini
akan berdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu saja namun sebabsebab stres timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang memengaruhi
kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga
kondisi tersebut telah menekankan jiwanya (Fahmi, 2014).
Faktor yang menyebabkan stres adalah kondisi pekerjaan individu,
tekanan peran, kesempatan pelibatan diri dalam tugas, tanggung jawab individu,
dan faktor organisasi (Tosi, 1971). Pada dasarnya, sumber stres merupakan hasil
interaksi dan transaksi antara individu dan lingkungannya. Dalam pembahasan ini
lingkungan individu tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor sebagai
sumber dari stres, yaitu faktor-faktor pekerjaan dan faktor-faktor di luar pekerjaan
itu sendiri (Wijono, 2010).
Pada latar belakang penelitian telah diuraikan bahwa keterbatasan atau
kendala anggaran waktu dapat mengakibatkan auditor merasakan suatu tekanan
dalam mengerjakan tugas audit tertentu, dan kondisi tersebut selanjutnya dapat
memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit. Hal tersebut sesuai

12

dengan literatur stres yang berkaitan dengan pekerjaan (stres kerja) yang
menjelaskan bahwa penyebab stres yang dihadapi individual dalam lingkungan
kerja dapat mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan
pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku
individual (Silaban, 2009). Model teori stres kerja dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Penyebab stres

Stres

Konsekuensi

Karakteristik
Personal
Gambar 2.1
Model Teori Stres Kerja
Sumber: Gibson et al. (1995)
Auditor dapat menghadapi berbagai penyebab stres, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar KAP. Penyebab stres yang berasal dari dalam KAP,
misalnya: beban tugas, konflik peran, kendala anggaran waktu dan kondisi fisik
lingkungan kantor. Sedangkan penyebab stres yang berasal dari luar KAP,
misalnya: keadaan keluarga dan tuntutan dari klien, kompetisi pada pasar audit,
dan tuntutan ligitasi.
Lazarus (1995) dengan teori proses transaksional menyatakan stres yang
dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab
stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Hubungan antara individu
dengan lingkungannya adalah bersifat dinamis, bergantung pada kondisi tertentu
dan konteks personal. Secara spesifik dinyatakan bahwa stres yang berdampak
pada sikap, intensi dan perilaku individual dipengaruhi oleh karakteristik personal.

13

Dengan kata lain, tingkat stres yang dirasakan serta tindakan yang dipilih auditor
untuk mengatasi penyebab stres dipengaruhi oleh karakteristik personal auditor
tersebut.
Penelitian ini menggunakan teori model stres kerja, yaitu untuk
menjelaskan penyebab stres yang berasal dari dalam KAP serta dipengaruhi oleh
karakteristik personal seorang auditor, menyebabkan auditor mengalami stres
yang selanjutnya akan memengaruhi perilaku audit. Penyebab stres yang berasal
dari dalam KAP pada penelitian ini, yaitu tekanan anggaran waktu audit yang
dihadapi auditor dalam pelaksanaan program audit.
2.1.3

Perilaku Audit
Perilaku dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang dimiliki oleh

seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa, dan dipahami untuk
selanjutnya terbentuk dalam perbuatan dan sikap. Dalam konteks ilmu perilaku
dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar
belakang (background) yang pernah dijalaninya. Aplikasi tergambarkan pada
setiap keputusan yang dibuat, termasuk keputusan itu bisa memberi pengaruh
pada organisasi tempat ia bernaung (Fahmi, 2014). Tingkah laku seseorang salah
satunya dipengaruhi oleh faktor situasional dan kepribadian (Allen et al., 1980).
Perilaku auditor merupakan faktor penting yang memengaruhi kualitas
audit yang dihasilkan KAP (Kelley dan Margheim, 1990; Raghunathan, 1991;
Malone dan Robert, 1996). Perilaku auditor yang menurunkan kualitas audit
secara langsung maupun tidak langsung disebut perilaku disfungsional audit.

14

Perilaku disfungsional audit terdiri dari perilaku reduksi kualitas audit dan
perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce,
1996).
Perilaku audit yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi
kualitas audit. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas
bukti-bukti audit yang dikumpulkan (Malone dan Robert, 1996). Alderman dan
Deitrick (1982) serta Raghunathan (1991) memfokuskan pada satu tipe perilaku
reduksi kualitas audit yang dianggap paling serius adalah penghentian prematur
atas prosedur audit (premature sign-off). Penghentian prematur atas prosedur audit
merupakan tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak melaksanakan atau
mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun auditor
mendokumentasikan semua prosedur audit telah diselesaikan secara lengkap
(Alderman dan Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991). Hasil penelitiannya
mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang menemukan respondennya
mengakui mereka kadang-kadang melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit.
Temuan-temuan dari penelitian lainnya, Kelley dan Margheim (1990),
Malone dan Robert (1996), Otley dan Pierce (1996), Herrbach (2001), serta Pierce
dan Sweeney (2004) menunjukkan selain penghentian prematur prosedur audit,
berbagai bentuk tindakan lainnya yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan
program audit yang berpotensi mereduksi kualitas audit adalah sebagai berikut:

15

1) Review yang dangkal terhadap dokumen klien. Hal ini merupakan tindakan
auditor tidak memberi perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas
dokumen klien.
2) Pengujian terhadap sebahagian item sampel. Hal ini merupakan tindakan
auditor tidak melaksanakan prosedur audit pada seluruh item sampel yang
didesain dalam program audit.
3) Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan. Hal ini merupakan
tindakan auditor tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi
suatu transaksi atau pos yang mencurigakan.
4) Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah. Hal ini merupakan tindakan
auditor menerima penjelasan klien sebagai pengganti suatu bukti audit yang
tidak diperoleh selama pelaksanaan audit.
5) Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan klien. Hal ini merupakan
tindakan auditor tidak meneliti lebih lanjut kesesuaian perlakuan akuntansi
yang diterapkan klien dengan prinsip akuntansi.
6) Pengurangan pekerjaan audit pada tingkat yang lebih rendah dari yang
disyaratkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor
mengurangi pekerjaan audit yang dilakukan dari yang seharusnya
dilaksanakan sesuai dengan program audit.
7) Penggantian prosedur audit dari yang ditetapkan dalam program audit. Hal ini
merupakan tindakan auditor yang tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan
dalam program audit.

16

8) Pengandalan berlebihan terhadap hasil pekerjaan klien. Hal ini merupakan


tindakan auditor mengandalkan bukti audit atas hasil pekerjaan yang
dilakukan klien.
9) Pendokumentasian bukti audit yang tidak sesuai dengan kebijakan KAP. Hal
ini merupakan tindakan auditor tidak mendokumentasikan bukti audit atas
pelaksanaan suatu prosedur audit yang disyaratkan sesuai program audit yang
ditetapkan oleh KAP.
Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap
kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan
prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai dasar memadai bagi auditor
untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit
(Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001).
2.1.4

Karakteristik Personal Auditor


Karakteristik personal merupakan ciri yang membedakan seseorang

dengan orang lain. Karakteristik personal yang membedakan setiap individu


meliputi kepribadian, gender, kebangsaan dan hasil-hasil dari proses sosialiasi dan
pengembangan sumber daya manusia seperti komitmen organisasional dan
komitmen profesional (Ford dan Rhichardson, 1994). Pada penelitian ini
karakteristik individual auditor yang dikaji adalah adalah locus of control dan
komitmen auditor terhadap organisasinya. Kedua karakteristik individual auditor
ini mengacu pada sikap dan keyakinan individu auditor yang diduga berpengaruh
pada persepsi auditor atas anggaran waktu audit serta perilaku audit dalam
pelaksanaan program audit.

17

1) Locus of Control
Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian
(personility). Kepribadian merupakan jumlah total cara-cara dimana
seseorang individu beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain (Robbins
dan Timothy, 2015). Locus of control didefinisikan sebagai keyakinan
individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri
(Kreitner dan Kinicki, 2005). Seseorang yang meyakini keberhasilan atau
kegagalan yang dialaminya berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus
of control internal, sedangkan yang diluar kontrolnya disebut memiliki locus
of control eksternal (Lefcourt, 1982).
Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang
berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda.
Pada umumnya, individu yang memiliki locus of control internal memandang
kejadian atau pengalaman adalah saling berkaitan dan mereka belajar dari
pengalaman yang berulang, sedangkan individu yang memiliki locus of
control eksternal cenderung memandang suatu kejadian atau pengalaman
tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya dan mereka tidak belajar dari
pengalaman (Lefcourt, 1982).
Individu yang memiliki locus of control internal cenderung
memandang suatu keadaan atau kondisi sebagai peluang atau kondisi yang
tidak menimbulkan tekanan, sedangkan individu yang memiliki locus of
control eksternal menganggap sebagai ancaman atau menimbulkan tekanan.
Ketika individu yang ber-locus of control internal menghadapi stres potensial,

18

mereka sebelumnya akan mempelajari terlebih dahulu peristiwa-peristiwa


yang dianggap mengancap dirinya, kemudian ia bersikap tertentu secara
rasional dalam menghadapi stres kerja tersebut. Sebaliknya, individu yang
ber-locus of control eksternal menganggap bahwa segala peristiwa yang ada
dalam lingkungan kerja di sekitarnya amat memengaruhi dirinya (Wijono,
2012).
Individu yang memiliki locus of control eksternal, sikap hidupnya
amat dikendalikan oleh faktor lingkungan. Mereka mempunyai perasaan
cemas, mudah stres, depresi, neurosis, pekerjaan dan hidupnya selalu
ditentukan oleh nasib yang mengendalikan dirinya (Wijono, 2012). Dengan
demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal diprediksi lebih
cenderung menerima perilaku disfungsional dibandingkan dengan auditor
yang memiliki locus of control internal (Donnelly et al., 2003; Irawati dkk.,
2005).
2) Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah perasaan keterkaitan atau keterikatan
psikologis dan fisik pegawai tempat ia bekerja atau orang dimana ia menjadi
anggota (Wirawan, 2013). Definisi lain, komitmen organisasi merupakan
tingkat dimana seseorang pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan,
dan harapannya untuk tetap menjadi anggota (Robbins dan Timothy, 2015).
Komitmen dibutuhkan oleh organisasi agar sumber daya manusia yang
kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik
(Suparman, 2007). Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri

19

setiap individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan
maksimal. Komitmen yang kuat sangat berhubungan erat dengan rasa
memiliki individu setiap organisasi.
Komitmen organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan
kecenderungan

disfungsional

(Triono

dkk.,

2012).

Seiring

dengan

peningkatan komitmen, organisasi tidak dipandang sebagai musuh dan


manipulasi tidak diperlukan untuk mendapatkan yang diinginkan. Seseorang
yang memiliki keyakinan kuat terhadap organisasi dan bersedia untuk bekerja
keras untuk mencapai tujuan organisasi, akan kurang menerima perilaku
disfungsional untuk mencapai tujuan pribadi (Triono dkk., 2012).
Komitmen organisasi memiliki peran penting lainnya, yaitu dapat
mencerminkan perbedaan dalam motivasi antara individu yang memiliki
komitmen organisasi tinggi dan yang rendah (Nouri dan Parker, 1996).
Lincoln

dan

Kalleberg

(1990)

berpendapat

bahwa

Individu

yang

berkomitmen tinggi terhadap organisasinya akan mengupayakan demi


kesuksesan organisasi, walaupun upaya tersebut tidak langsung berkontribusi
kepada kompensasi atau peluang karir individu. Sebaliknya, bila individu
memandang beberapa perilaku sebagai perilaku disfungsional, individu
tersebut akan kurang menerima aktivitas tersebut. Individu dengan komitmen
organisasional yang rendah, mungkin akan lebih tertarik untuk mengejar
kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan organisasi. Dengan
demikian, seseorang yang memiliki komitmen organisasi yang rendah lebih

20

cenderung untuk melihat perilaku disfungsional sebagai sesuatu yang dapat


diterima, demi kepentingan pribadi (Triono dkk., 2012).
2.1.5

Tekanan Anggaran Waktu Audit


Dalam Standar Audit (SA 300 tentang Perencanaan Suatu Audit Atas

Laporan Keuangan), mensyaratkan auditor harus merencanakan audit agar audit


tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif (IAPI, 2013). Untuk memenuhi standar
audit tersebut, salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan anggaran
waktu audit. Anggaran waktu audit merupakan perkiraan waktu yang dialokasikan
untuk pelaksanaan tugas audit dalam suatu penugasan (Fleming, 1980). Anggaran
waktu audit memiliki manfaat sebagai berikut:
1) Sebagai dasar untuk memperkirakan biaya audit.
2) Sebagai dasar untuk membagi tugas setiap personil tim
3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja personil auditor.
Kompetisi yang intensif pada pasar audit menuntut KAP untuk dapat
beroperasi secara efektif dan efisien. KAP diharuskan mengumpulkan bukti
kompeten yang cukup dalam memenuhi standar profesional, dan sisi lain KAP
diharuskan melakukan efisiensi melalui pengendalian biaya audit (Arens dan
Loebecke, 2002). Sebagian besar biaya audit ditimbulkan oleh waktu audit, maka
untuk meningkatkan efisiensi salah satu usaha yang sering ditempuh KAP adalah
menetapkan anggaran waktu audit secara ketat (McNair, 1991). Anggaran waktu
audit yang ketat dapat mengakibatkan auditor merasakan tekanan dalam
pelaksanaan prosedur audit karena ketidakseimbangan antara waktu yang tersedia
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas audit (Kelley dan

21

Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988; Kelley dan Margheim, 1990). Akers dan
Eaton (2003) mengemukakan jika auditor merasakan terdapat tekanan anggaran
waktu dalam pelaksanaan tugas audit, maka auditor mungkin bertindak dengan
salah satu dari cara berikut:
1) Melaksanakan proses audit sebagaimana mestinya dan melaporkan waktu
sebenarnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam hal ini
auditor menanggulangi tekanan anggaran waktu dengan cara fungsional.
2) Melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi memanipulasi
catatan waktu dengan tidak melaporkan waktu sebenarnya yang digunakan
untuk pelaksanaan tugas audit. Dalam hal ini auditor menanggulangi tekanan
anggaran waktu dengan melakukan perilaku underreporting of time.
3) Tidak melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi auditor
mengklaim bahwa prosedur audit telah dilakukan sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini auditor menanggulangi ketekanan anggaran waktu dengan
melakukan perilaku reduksi kualitas audit.
Meskipun auditor dapat menanggulangi kendala anggaran waktu dengan
cara fungsional (misalnya, dengan meminta tambahan anggaran waktu), bukti
empiris dari hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan auditor kadang-kadang
merespon kendala anggaran waktu dengan melakukan perilaku reduksi kualitas
audit atau underreporting of time (Cook dan Kelley, 1988; Otley dan Pierce,
1996; Coram et al., 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).

22

2.2

Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009), variabel yang digunakan

adalah locus of control, komitmen profesional, tekanan anggaran waktu audit,


posisi auditor, tipe KAP, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of
time. Sampel penelitian, yaitu 1.500 responden di 90 KAP di Kota Jakarta,
Medan, dan Surabaya. Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik individual auditor
(locus of control dan dimensi komitmen profesional) berpengaruh terhadap
tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit disfungsional (RKA
dan URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh
terhadap perilaku audit disfungsional; serta posisi auditor di KAP dan tipe KAP
berpengaruh terhadap model perilaku audit disfungsional (RKA dan URT).
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus
of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit.
Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta
waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2012), variabel yang digunakan
adalah locus of control eksternal, locus of control internal, dan perilaku
disfungsional audit. Populasi penelitian adalah seluruh Pejabat Fungsional
Auditor (PFA) dan yang pernah menjabat sebagai PFA yang masih aktif di
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of
control internal tidak berpengaruh terhadap penerimaan perilaku disfungsional
audit, sedangkan locus of control eksternal berpengaruh terhadap penerimaan
perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel

23

yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, locus of control internal,
dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak
menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang
digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Triono dkk. (2012), variabel yang
digunakan adalah locus of control, komitmen organisasional, posisi auditor di
KAP, dan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control
berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasional; locus of control
berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; posisi
auditor berpengaruh positif dan terhadap komitmen organisasional; posisi auditor
berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; komitmen
organisasional berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional
audit; locus of control, posisi auditor, dan komitmen organisasional mempunyai
pengaruh yang terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan
dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control,
komitmen organisasi, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah
penelitian ini tidak menggunakan tekanan anggaran waktu audit, serta waktu dan
tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirjo (2013), variabel yang digunakan
adalah locus of control, komitmen professional, tekanan anggaran waktu audit,
perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Populasi yang
digunakan dalam penelitian adalah 230 auditor pada akuntan publik di Semarang.
Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control dan komitmen profesional berpengaruh

24

terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit (RKA dan
URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap
perilaku audit (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel
yang digunakan sama yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan
perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak
menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang
digunakan berbeda.
Penelitian yang digunakan oleh Tanjung (2013), variabel yang digunakan
adalah karakteristik personal auditor, time budget pressure, dan perilaku
disfungsional auditor. Variabel karakteristik personal auditor terdiri dari
subvariabel: locus of control, harga diri, ketelitian dan kemantapan emosional.
Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik personal auditor berpengaruh positif
terhadap perilaku disfungsional auditor dan time budget pressure berpengaruh
positif terhadap perilaku disfungsional auditor pada KAP di Kota Padang dan
Pekanbaru. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan
sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku
disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan
komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Wintari (2015), variabel yang digunakan
adalah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, locus of control
eksternal, komitmen profesional, dan perilaku penurunan kualitas audit. Hasil
penelitiannya, yaitu: tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap
perilaku penurunan kualitas audit; locus of control internal berpengaruh negatif

25

pada perilaku penurunan kualitas audit sedangkan locus of control eksternal


berpengaruh positif pada perilaku penurunan kualitas audit; serta komitmen
profesional berpengaruh negatif pada perilaku penurunan kualitas audit.
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus
of control eksternal, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku penurunan
kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen
organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1

Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antarvariabel

yang disusun dari beberapa teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teoriteori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang
diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2014)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi, seperti yang
dijelaskan di latar belakang penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut
kemudian dirumuskanlah suatu permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dan
manfaat penelitian berperan sebagai arah penelitian ini ke depan.
Sebelum menentukan hipotesis atau dugaan sementara dari rumusan
masalah yang diteliti, terlebih dahulu mengetahui teori-teori yang mendukung
(kajian teori) dan hasil penelitian sebelumnya (kajian empiris). Kajian teori dan
kajian empiris menjadi dasar penelitian di dalam menjelaskan hubungan kausalitas
antarvariabel penelitian. Selanjutnya, kajian teori dan kajian empiris ini menjadi
penentu dan pendukung dalam menentukan hipotesis.
Hipotesis yang telah disusun diuji dengan alat bantu statistik untuk
memperoleh hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini dibandingkan dengan
hipotesis, kemudian dapat menarik suatu kesimpulan secara menyeluruh mengenai
26

27

penelitian yang dilakukan serta saran yang dapat diberikan. Kerangka berpikir
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Fenomena
Rumusan
Masalah
Kajian Teori
Teori-Teori
- Teori Atribusi
- Teori Model Stres Kerja

Hipotesis

Uji Statistik

Penjelasan Konseptual
- Perilaku Reduksi Kualitas
Audit
- Locus of Control
- Komitmen Organisasi
- Tekanan Anggaran Waktu
Audit

Kajian Empiris:
1. Silaban (2009)
2. Gustati (2012)
3. Triono dkk., (2012)
4. Sudirjo (2013)
5. Tanjung (2013)
6. Wintari (2015)

Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan
dan Saran

Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
Keterangan:
: prosedur
: membandingkan
3.2

Konsep Penelitian
Konsep penelitian menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian

ini. Konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.

28

Locus of Control
(X1)

H2a
H1a

H1b

Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)

Komitmen
Organisasi (X2)

H2c

Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)

H2b

Gambar 3.2
Konsep Penelitian Rumusan Masalah I dan II

Locus of Control
(X1)

H3a
Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)

Komitmen
Organisasi (X2)

Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)

H3b

Gambar 3.3
Konsep Penelitian Rumusan Masalah III
Gambar 3.2 menunjukkan terdapat lima pengaruh langsung yang diuji dalam
penelitian ini, yaitu pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit,
pengaruh komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit, pengaruh
locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit, pengaruh komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit, serta pengaruh tekanan anggaran
waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit. Sedangkan pada Gambar 3.3
menunjukkan terdapat dua pengaruh tidak langsung yang diuji dalam penelitian
ini, yaitu pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit melalui
tekanan anggaran waktu audit, serta pengaruh komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit.

29

3.3

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk


kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2014). Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris,
maka dapat disusun suatu hipotesis sebagai berikut:
3.3.1

Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan Anggaran Waktu Audit


Pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit didasarkan

pada teori model stres kerja, yang menyatakan bahwa stres yang dirasakan
individu merupakan interaksi antara faktor situasional (penyebab stres) dan
karakteristik individual seperti locus of control. Auditor yang ber-locus of control
eksternal cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit yang ketat sebagai
tekanan dibandingkan dengan auditor yang ber-locus of control internal.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Sudirjo (2013); dan Wintari
(2015); menunjukkan locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan
anggaran waktu yang dirasakan. Hasil penelitian ini menunjukkan auditor yang
memiliki locus of control eksternal lebih cenderung mempersepsikan anggaran
waktu audit sebagai tekanan. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai
berikut:
H1a:

Locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran


waktu audit.

3.3.2

Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan Anggaran Waktu


Audit
Pengaruh komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit

didasarkan pada teori model stres kerja, yang menyatakan bahwa stres yang

30

dirasakan individu merupakan interaksi antara faktor situasional (penyebab stres)


dan karakteristik individual seperti komitmen organisasi. Auditor yang memiliki
komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung berusaha bekerja dengan
sebaik-baiknya untuk pencapaian tujuan perusahaan dan mereka juga menganggap
anggaran waktu adalah sesuatu yang harus diterima karena untuk kepentingan
organisasinya. Sedangkan auditor yang memiliki komitmen organisasi yang
rendah cenderung menganggap anggaran waktu audit yang ketat sebagai tekanan.
Hasil penelitian sejenis oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) yang
menggunakan variabel komitmen profesional, menunjukkan bahwa komitmen
berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu audit. Dengan demikian, dapat
dihipotesiskan sebagai berikut:
H1b:

Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu


audit.

3.3.3

Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit


Pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit didasarkan

pada teori atribusi, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Locus of control
merupakan kekuatan internal yang memengaruhi perilaku seseorang. Individu
yang memiliki locus of control eksternal adalah individu yang percaya bahwa
mereka tidak dapat mengontrol kejadian-kejadian dan hasil. Locus of control
eksternal adalah perasaan yang dialami individu bahwa perilakunya ditentukan
oleh faktor-faktor di luar pengendaliannya.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Gustati (2012); Triono dkk.
(2012); Sudirjo (2013); Tanjung (2013); dan Wintari (2015) menunjukkan locus

31

of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku disfungsional audit. Hasil


penelitian ini menunjukkan auditor yang memiliki locus of control eksternal lebih
cenderung menerima perilaku reduksi kualitas audit. Dengan demikian, dapat
dihipotesiskan sebagai berikut:
H2a:

Locus of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku reduksi


kualitas audit.

3.3.4

Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas


Audit
Pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit

didasarkan pada teori atribusi, dimana komitmen organisasional merupakan


kekuatan internal individu yang memengaruhi bagaimana berperilaku. Komitmen
organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan kecenderungan
berperilaku disfungsional. Seseorang yang memiliki komitmen kuat terhadap
organisasinya

dan

bersedia

untuk

bekerja

keras

untuk

mencapai

tujuan organisasinya, akan kurang menerima perilaku disfungsional untuk


mencapai tujuan pribadi. Hal ini bertolak-belakang dengan seseorang yang
memiliki komitmen yang rendah.
Penelitian sebelumnya, Triono dkk. (2012) menunjukkan komitmen
organisasional berpengaruh negatif pada penerimaan perilaku disfungsional audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan auditor yang memiliki komitmen yang tinggi
terhadap organisasinya cenderung kurang menerima perilaku reduksi kualitas
audit. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H2b:

Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi kualitas


audit.

32

3.3.5

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada Perilaku Reduksi


Kualitas Audit
Pengaruh tekanan anggaran waktu audit pada perilaku reduksi kualitas

audit didasarkan pada teori model stres kerja. Anggaran waktu audit yang ketat
dapat menimbulkan auditor merasakan tekanan (stres) dalam melakukan
pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku audit
dalam pelaksanaan program audit.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Sudirjo (2013); Tanjung (2013);
dan Wintari (2015) menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu audit
berpengaruh positif pada perilaku disfungsional audit. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin meningkat tekanan anggaran waktu audit yang
dirasakan

pada

pelaksanaan

program

audit,

maka

semakin meningkat

kecenderungan auditor melakukan tindakan reduksi kualitas audit dalam


menyelesaikan tugas audit. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai
berikut:
H2c:

Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku reduksi


kualitas audit.

3.3.6

Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku


Reduksi Kualitas Audit Melalui Tekanan Anggaran Waktu Audit
Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) dalam penelitiannya menemukan

bahwa terdapat pengaruh tidak langsung locus of control eksternal pada perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu yang dirasakan. Pengaruh
tidak langsung tersebut dapat memperkuat hubungan antara karakteristik
individual auditor dengan perilaku audit disfungsional (Silaban, 2009). Sedangkan
pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit

33

melalui tekanan anggaran waktu audit didasarkan pada teori model stres kerja.
Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H3a:

Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of control


pada perilaku reduksi kualitas audit.

H3b:

Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh komitmen organisasi


pada perilaku reduksi kualitas audit.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan rencana kerja terstruktur yang

mengarahkan proses dan hasil riset yang valid, objektif, efektif dan efisien.
Rancangan penelitian ini diawali dengan fenomena, dimana seorang auditor bisa
berperilaku disfungsional ketika menerima suatu tekanan. Penelitian ini
menggunakan desain causal explanatory untuk mengetahui hubungan diantara
variabel locus of control, komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan
perilaku audit.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, masingmasing akan
diuraikan dalam indikator yang sesuai untuk kemudian diturunkan menjadi item
pertanyaan dalam instrumen penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang
dilanjutkan dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil analisis kemudian
diinterpretasikan dan tahap terakhir adalah pemberian kesimpulan dan saran.
Secara ringkas, rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1

34

35

Latar
Belakang

Rumusan
Masalah

Tujuan
Penelitian

Manfaat
Penelitian

Kajian
Pustaka dan
Penelitian
Sebelumnya
Data
Penelitian
Hipotesis
Penelitian

Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian

Hasil
Pengujian

Uji
Statistik

Kesimpulan
dan Saran

Gambar 4.1
Skema Rancangan Penelitian
Keterangan:
: prosedur
: membandingkan

4.2

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada KAP yang terdaftar di Bali berdasarkan

Directory Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015. Waktu penelitian adalah
tahun 2015.

36

4.3

Ruang Lingkup Penelitian


Bidang ilmu untuk penelitian ini adalah Akuntansi Keperilakuan.

Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang


mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi
Keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan
akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi dan fungsi auditing terhadap
perilaku (Suartana, 2010). Ruang lingkup penelitian ini adalah auditor KAP di
Bali yang memiliki pemahaman dan bertanggungawab dalam pelaksanaan
program audit.

4.4

Data Penelitian

4.4.1

Jenis Data
Berikut adalah jenis data untuk keperluan analisis dan menguji hipotesis.

Terdapat dua jenis data penelitian, yaitu:


1) Data kuantitatif adalah tipe data penelitian yang menunjukkan jumlah atau
banyaknya sesuatu (Ruslan, 2003). Data kuantitatif dalam penelitian ini, yaitu
jumlah KAP di Bali dan jumlah responden penelitian.
2) Data kualitatif adalah tipe data penelitian yang dikategorikan tidak
berdasarkan jumlah atau banyaknya sesuatu (Ruslan, 2003). Data kualitatif
dalam penelitian ini, yaitu persepsi responden mengenai locus of control,
komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku audit.

37

4.4.2

Sumber Data
Berikut adalah sumber data untuk keperluan analisis dan menguji

hipotesis. Terdapat dua sumber data penelitian, yaitu:


1) Data primer adalah data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab penelitian (Ruslan, 2003). Data primer dalam penelitian ini,
yaitu jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
penelitian.
2) Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (dicatat pihak lain), umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam bentuk arsip atau
dokumen (Ruslan, 2003). Data sekunder dalam penelitian ini, yaitu Directory
Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

4.5

Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: satu objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi
dalam penelitian ini adalah auditor KAP di Bali yang berjumlah 82 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Penentuan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

38

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Kriteria penentuan


sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang minimal menjadi ketua tim dalam
penugasan audit. Auditor yang belum pernah menjadi ketua tim sebanyak 47
orang, sehingga jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No

KAP

1 KAP I Wayan
Ramantha
2 KAP Drs. Ida Bagus
Djagera
3 KAP Johan Malonda
Mustika & Rekan
(Cabang Denpasar)
4 KAP K. Gunarsa

Alamat

Jl. Rampai No. 1 A Lantai


3 Denpasar Bali
Jl. Hassanuddin No. 1
Denpasar Bali
Jl. Muding Indah I No. 5
Kuta Utara, Kerobokan
Denpasar
Jk Tukad Banyusari Gang
II No. 5 Panjer Denpasar
Bali
KAP Drs. Ketut
Perumahan Padang Pesona
Budiartha
Graha Adhi Blok A 6,
Jl
Gunung
Agung
Denpasar Barat
KAP Rama Wendra
Pertokoan
Sudirman
(Cabang Denpasar)
Agung Blok A No. 43,
Jl. PB Sudirman Denpasar
Bali
KAP Drs. Sri Marmo Jl. Gunung Muria No. 4
Djogosarkoro &
Monang Maning Denpasar
Rekan
KAP Drs. Wayan
Jl. Pura Demak I Gang
Sunasdyana
Buntu No. 89 Teuku Umar
Barat, Pemecutan Kelod
Denpasar
KAP Drs. Ketut
Gedung Guna Teknosa, Jl.
Muliartha R.M &
Drupadi No. 25 Renon,
Rekan
Denpasar
Jumlah

Populasi

Belum Sampel
menjadi
ketua tim

10

12

11

14

16

10

10

82

47

35

Sumber: Directory KAP Tahun 2015 dan survei jumlah auditor per Nopember
2015

39

4.6

Variabel Penelitian

4.6.1

Identifikasi Variabel
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari atau ditarik kesimpulannya (Noor, 2015). Jenis-jenis variabel yang
dianalisis dalam penelitian ini adalah variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
mediasi.
1) Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah locus of control dan komitmen organisasi.
2) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi kualitas audit.
3) Variabel mediasi merupakan variabel yang secara teoritis memengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan terikat menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2014). Variabel
mediasi dalam penelitian ini adalah tekanan anggaran waktu audit.
4.6.2

Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat

diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel.
Dimensi (indikator) ini dapat berupa perilaku, aspek, atau sifat/karakteristik.
Definisi operasional lebih menekankan kepada hal-hal yang dapat dijadikan

40

sebagai ukuran/indikator dari suatu variabel, dan ukuran/indikator tersebut tidak


abstrak, namun mudah diukur (Noor, 2015).
1) Perilaku Reduksi Kualitas Audit (Y)
Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan yang dilakukan
auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas buktibukti audit yang dikumpulkan. Variabel ini mengukur seberapa sering
responden melakukan sekelompok tindakan-tindakan yang dapat mengurangi
efektivitas bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan program
audit. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur konstruk perilaku
reduksi kualitas audit adalah menggunakan indikator yang dirangkum oleh
Silaban (2009) yang diadopsi dari Alderman dan Deitrick (1982);
Raghunathan (1991); Kelley dan Margheim (1990); Malone dan Robert
(1996); Otley dan Pierce (1996); Herrbach (2001); Pierce dan Sweeney
(2004). Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Indikator-Indikator Konstruk Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Kode
RKA 1
RKA 2
RKA 3
RKA 4

Indikator
Penghentian prematur prosedur audit
Review yang dangkal terhadap dokumen klien
Pengujian terhadap sebagian item sampel
Tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi
suatu pos atau akun yang meragukan
RKA 5
Menerima penjelasan klien yang memadai
RKA 6
Tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan akuntansi yang
diterapkan klien
RKA 7
Mengurangi pekerjaan audit dari program audit
RKA 8
Merubah atau mengganti prosedur audit
RKA 9
Pengandalan lebih bertahap hasil pekerjaan klien
RKA 10
Mengurangi dokumentasi bukti audit
Sumber: Silaban (2009)

41

Instrumen ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan skala likert 5 poin,


yaitu sangat tidak sering (STS), tidak sering (TS), kadang-kadang (K), sering
(S), dan sangat sering (SS). Responden diminta menunjukkan seberapa sering
mereka melakukan setiap tindakan mereduksi kualitas dalam pelaksanaan
program audit. Skor yang tinggi pada skala likert menunjukkan frekuensi
perilaku reduksi kualitas audit pada tingkat yang lebih tinggi, dan sebaliknya
skor yang rendah menunjukkan frekuensi perilaku reduksi kualitas audit pada
tingkat yang lebih rendah.
2) Locus of Control (X1)
Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian
(personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu
tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri. Variabel ini mengukur keyakinan
individual atas faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan maupun
kegagalan yang dialaminya. Indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur konstruk locus of control adalah menggunakan indikator yang
dirangkum oleh Silaban (2009) yang diadopsi dari Spector (1988). Indikatorindikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.3.

42

Tabel 4.3
Indikator-Indikator Konstruk Locus of Control
Kode
LOC 1
LOC 2
LOC 3

Indikator
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil
Hasil dari suatu pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
Pekerjaan dapat terlaksana dengan baik jika ada perencanaan
yang baik
LOC 4
Seorang bawahan harus selalu memberi saran atau pendapat
kepada atasannya
LOC 5
Memperoleh pekerjaan yang sesuai adalah suatu
keberuntungan
LOC 6
Memperoleh penghargaan adalah suatu keberuntungan
LOC 7
Suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik jika
dilakukan secara sungguh-sungguh
LOC 8
Untuk memperoleh pekerjaan harus ada teman atau kenalan
yang membantu
LOC 9
Promosi merupakan suatu keberuntungan
LOC 10
Untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai, kenalan atau teman
lebih penting daripada kemampuan
LOC 11
Promosi diberikan kepada karyawan yang kinerjanya baik
LOC 12
Untuk mendapatkan yang diinginkan, seseorang harus kenal
dengan orang yang tepat
LOC 13
Untuk dapat berprestasi diperlukan keberuntungan
LOC 14
Karyawan yang bekerja dengan baik akan mendapat imbalan
yang sepadan
LOC 15
Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap atasannya lebih
besar dari yang dipikirkan karyawan bersangkutan
LOC 16
Keberuntungan merupakan faktor yang membedakan orang
yang berhasil dan gagal
Sumber: Silaban (2009)
Instrumen ini terdiri 16 butir pertanyaan dengan menggunakan skala
likert 5 poin, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak ada
pendapat (TAP), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Delapan pertanyaan
disusun dengan skor terbalik, yaitu pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 7, 11, 14, dan
15. Responden diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara hasil yang
diperoleh (outcome) dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Skor yang
lebih tinggi pada skala pengukuran menunjukkan locus of control eksternal

43

dan skor yang lebih rendah menunjukkan locus of control internal. Pada
pertanyaan dengan skor terbalik, skor yang tinggi pada skala pengukuran
menunjukkan locus of control internal, sedangkan skor yang rendah
menunjukkan locus of control eksternal.
3) Komitmen Organisasi (X2)
Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai keterikatan individu di
dalam suatu kelompok atau organisasi, dimana individu tersebut bekerja.
Variabel ini mengukur komitmen auditor terhadap organisasinya atau KAP
tempat mereka bekerja. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
konstruk komitmen organisasi adalah menggunakan indikator yang
dirangkum oleh Suparman (2007) yang diadopsi dari Meyer et al. (1993).
Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Indikator-Indikator Konstruk Komitmen Organisasi
Kode
Indikator
KO 1
Terikat secara emosional
KO 2
Merasakan
KO 3
Kebutuhan dan keinginan
KO 4
Biaya (pengorbanan)
KO 5
Percaya (setia)
KO 6
Loyalitas
Sumber: Suparman (2007)
Instrumen ini terdiri dari 6 pertanyaan dengan skala likert 5 poin,
yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak ada pendapat (TAP),
setuju (S), dan sangat setuju (SS). Responden diminta menunjukkan seberapa
tinggi komitmen mereka untuk tetap bertahan di dalam organisasi. Skor yang
tinggi pada skala likert menunjukkan auditor memiliki komitmen yang kuat

44

terhadap organisasinya, dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan


auditor memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasinya.
4) Tekanan Anggaran Waktu Audit (X3)
Tekanan anggaran waktu audit merupakan stres yang dirasakan oleh
auditor dalam pelaksanaan prosedur audit yang ditimbulkan karena ketatnya
anggaran waktu audit. Variabel ini mengukur seberapa sering responden
merasakan terdapat tekanan dalam pelaksanaan suatu prosedur audit tertentu
yang ditimbulkan anggaran waktu audit. Indikator-indikator yang digunakan
untuk mengukur konstruk tekanan anggaran waktu audit adalah indikator
yang dirangkum oleh Silaban (2009) yang diadopsi dari Kelley dan Seiler
(1982); Otley dan Pierce (1996); Coram et al. (2003); Pierce dan Sweeney
(2004). Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Indikator-Indikator Konstruk Tekanan Anggaran Waktu Audit
Kode
TAWA 1

Indikator
Merasakan suatu kewajiban untuk melaksanakan atau
menyelesaikan suatu prosedur audit tertentu pada batas
anggaran waktu
TAWA 2 Merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas
anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting untuk
dicapai
TAWA 3 Merasakan anggaran waktu audit sebagai kendala untuk
pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit tertentu
TAWA 4 Merasakan pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit
tertentu dalam batas anggaran waktu audit sulit untuk dipenuhi
TAWA 5 Merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan suatu
prosedur audit tertentu tidak mencukupi
TAWA 6 Merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan prosedur
audit tertentu sangat ketat
Sumber: Silaban (2009)

45

Instrumen yang digunakan mengukur tekanan anggaran waktu yang


dirasakan terdiri dari 6 item pertanyaan dengan skala likert 5 poin, yaitu
sangat tidak sering (STS), tidak sering (TS), kadang-kadang (K), sering (S),
dan sangat sering (SS). Responden diminta untuk memberikan respon atas
enam pertanyaan yang menunjukkan keadaan dimana responden merasakan
terdapat tekanan anggaran waktu pada pelaksanaan program audit. Skor yang
tinggi pada skala likert menunjukkan auditor merasakan tekanan anggaran
waktu audit pada tingkat yang lebih tinggi, dan sebaliknya skor yang rendah
menunjukkan auditor merasakan tekanan anggaran waktu audit pada tingkat
yang lebih rendah.

4.7

Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cross sectional survey

yang merupakan metode pengumpulan data dimana informasi dikumpulkan hanya


dapat digunakan sekali dalam suatu periode. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah menggunakan kuesioner yang berisi jenis pertanyaan tertutup
kepada auditor yang menjadi responden dengan menggunakan skala likert.
Kuesioner untuk mengukur variabel locus of control, tekanan anggaran waktu
audit, dan perilaku reduksi kualitas audit, menggunakan kuesioner yang
digunakan oleh Silaban (2009). Sedangkan kuesioner untuk mengukur variabel
komitmen menggunakan kuesioner digunakan oleh Suparman (2007).

46

4.8

Teknik Analisis Data

4.8.1

Pengujian Instrumen
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan

reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2014).
1) Pengujian Validitas Instrumen
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid bila pernyataan kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian
validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar skor item instrumen
dalam suatu faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif
dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.
Jadi berdasarkan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut
memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2014).
2) Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat menghasilkan
data yang sama (konsisten) bila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap
obyek yang sama. Walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel,
tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan karena reliabilitas
instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen (Sugiyono,

47

2014). Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha lebih
besar dari 0,6 (Noor, 2015).
4.8.2

Analisis Jalur (Path Analysis)


Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan model

analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan program SPSS
20. Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antarvariabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas pada variabel terikat. Adapun alasan
mengapa analisis jalur lebih tepat digunakan adalah: analisis jalur mampu menguji
suatu hubungan berantai yang membentuk model yang besar, seperangkap prinsip
dasar, atau suatu teori secara keseluruhan (Utama, 2014).
Langkah-langkah dalam pengujian analisis jalur dilakukan melalui
beberapa tahapan (Utama, 2014), adalah sebagai berikut:
1) Merancang model berdasarkan konsep dan teori
Berdasarkan hubungan antarvariabel secara teoritis dapat dibuat model
statistik berikut:

b1
Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)

e1
Komitmen
Organisasi (X2)

e2

b3

Locus of Control
(X1)

b2

b4
Gambar 4.2
Model Statistik

b5

Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)

48

Berdasarkan Gambar 4.2 dibuat sistem persamaan struktural sebagai berikut:


a) Pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada tekanan
anggaran waktu audit dengan persamaan sebagai berikut:
X3 = b1X1 + b2X2 + e1 ................... (1)
b) Pengaruh locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran
waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit dengan persamaan
sebagai berikut:
Y = b3X1 + b4X2 + b5X3 + e2 ........ (2)
Keterangan:
b1 = Koefisien jalur locus of control dengan tekanan anggaran waktu audit
b2 = Koefisien jalur komitmen organisasi dengan tekanan anggaran waktu
audit
b3 = Koefisien jalur locus of control dengan perilaku reduksi kualitas audit
b4 = Koefisien jalur komitmen organisasi dengan perilaku reduksi kualitas
audit
b5 = Koefisien jalur tekanan anggaran waktu audit dengan perilaku reduksi
kualitas audit
X1 = Locus of control
X2 = Komitmen organisasi
X3= Tekanan anggaran waktu audit
Y = Perilaku reduksi kualitas audit
e = Standar error
2) Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi
a) Di dalam model analisis jalur, hubungan antarvariabel adalah linier dan
aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip
parsimony yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan
berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.
b) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran
kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal
resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur.

49

c) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.


d) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan
reliabel).
e) Model yang dianalisis dispensifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan.
3) Pendugaan parameter atau koefisien jalur
Di dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat
pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan
koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak
langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang
dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung.
4) Pemeriksaan validitas suatu kesalahan model
Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi atau tidaknya
asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model di dalam
analisis jalur yaitu koefisien determinasi total dan theory trimming.
a) Koefisien Determinasi Total
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan:
R2m = 1 P2e1P2e2P2ep .. (3)
Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2m sama dengan interprestasi
koefisien determinasi (R) pada analisis regresi. P2ei yang merupakan
standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus:
P2ei = 1-R2 (4)

50

b) Theory Trimming
Uji validasi koefiisen jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung
adalah sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p-value)
dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan
secara parsial. Berdasarkan theory trimming, maka jalur yang
nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh
data empiris, kecuali model tertentu yang didukung oleh konsep atau
teori.
5) Pengujian variabel mediasi
Pengujian hipotesis mediasi dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan
oleh Sobel pada tahun 1982 dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel test). Uji
Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung
variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) melalui variabel
mediasi (X3) (Utama, 2014).
a) Jalur X1 ke X3 dengan X3 ke Y atau b1b5
Koefisien regresi tidak standar X1 ke X3 dan X3 ke Y ditulis dengan b1
dan b5, sedangkan standard error-nya ditulis dengan Sb1 dan Sb5.
Besarnya standard eror tidak langsung X1 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis
dengan Sb b , dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1

Sb b = b52Sb12 + b12Sb52 ... (5)


1

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka menghitung


nilai t dari koefisien X1 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis dengan z1,
menggunakan rumus sebagai berikut:

51

z1 =

b1b5
Sb b
1

(6)

b) Jalur X2 ke X3 dengan X3 ke Y atau b2b5


Koefisien regresi tidak standar X2 ke X3 dan X3 ke Y ditulis dengan b2
dan b5, sedangkan standard error-nya ditulis dengan Sb2 dan Sb5, besarnya
standard eror tidak langsung X2 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis dengan
Sb b , dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2

Sb b = b52Sb22 + b22Sb52 ... (7)


2

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka menghitung


nilai t dari koefisien X2 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis dengan z2,
menggunakan rumus sebagai berikut:
z2 =

b2b5
Sb b
2

(8)

Untuk mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesis H3a dan H3b, maka
dilakukan dengan cara membandingkan p value dan alpha (0,05), dengan
ketentuan sebagai berikut: (a) p value alpha (0,05) atau zhitung ztabel, berarti
X3 bukan variabel mediasi, dan (b) p value < alpha (0,05) atau zhitung > ztabel,
berarti X3 merupakan variabel mediasi.
6) Interprestasi Hasil Analisis
Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah melakukan interprestasi hasil
analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan
mengidentifikasi

jalur

yang pengaruhnya

lebih kuat

membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.

yaitu dengan

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

Gambaran Umum Responden dan Data Penelitian

5.1.1

Deskripsi Responden
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah tiga puluh lima auditor.

Berdasarkan tiga puluh lima kuesioner yang disebar, kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak tiga puluh lima kuesioner (seratus persen).
Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner penelitian disajikan dalam
Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1
Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Penelitian
Keterangan
Jumlah
Persentase
Kuesioner yang disebar
35
100%
Kuesioner yang tidak kembali
0
0%
Kuesioner yang kembali
35
100%
Kuesioner yang gugur/tidak lengkap
0
0%
Kuesioner yang dapat digunakan
35
100%
Tingkat pengembalian: 35/35 x 100% = 100%
Tingkat pengembalian yang digunakan = 35/35 x 100% = 100%

5.1.2

Profil Responden
Profil responden memaparkan mengenai jenis kelamin, pendidikan

terakhir, register akuntan, lama bekerja sebagai auditor di KAP, pendidikan,


lamanya responden bekerja sebagai auditor, dan jumlah penugasan audit yang
pernah ditangani. Tabel 5.2 menunjukkan profil responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini:

52

53

Tabel 5.2
Profil Responden
Keterangan

Jumlah

Persentase

Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
2. Perempuan
Jumlah

24
11
35

68,57%
31,43%
100,00%

Pendidikan Terakhir
1. Strata Satu
2. Strata Dua
3. Strata Tiga
4. Lainnya
Jumlah

32
3
0
0
35

91,43%
8,57%
0,00%
0,00%
100,00%

Register Akuntan
1. Ada
2. Tidak ada
Jumlah

20
15
35

57,14%
42,86%
100,00%

Jabatan
1. Manajer
2. Supervisor
3. Senior
4. Junior
Jumlah

0
6
16
13
35

0,00%
17,14%
45,71%
37,14%
100,00%

Lama Bekerja
1. 1 tahun sampai dengan 2 tahun
2. 2 tahun sampai dengan 5 tahun
3. Di atas 5 tahun
Jumlah

10
10
15
35

28,57%
28,57%
42,86%
100,00%

Jumlah Penugasan
1. Kurang dari 10 penugasan
2. 11 sampai dengan 20 penugasan
3. 21 sampai dengan 30 penugasan
4. Lebih dari 30 penugasan
Jumlah

12
6
6
11
35

34,29%
17,14%
17,14%
31,43%
100,00%

Berdasarkan profil responden, sampel penelitian ini dipertimbangkan cukup


representatif karena anggota sampel memiliki karakteristik demografi beragam,

54

baik dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, register akuntan, jabatan, lama
bekerja, dan jumlah penugasan.
5.1.3

Deskripsi Variabel Penelitian


Statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik variabel

penelitian seperti: jumlah amatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata
dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai terkecil atau terendah pada suatu
gugus data, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai terbesar atau nilai
tertinggi pada suatu gugus data. Nilai rata-rata dari suatu gugus data merupakan
suatu ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar atau sebaliknya. Penggunaan nilai rata-rata merupakan cara yang paling
umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data yang
diteliti. Standar deviasi merupakan ukuran penyimpangan sejumlah data dari nilai
rata-ratanya. Hasil statistik deskriptif variabel dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Hasil Statistik Desktiptif Variabel
Variabel
Locus of control (X1)
Komitmen Organisasi (X2)
Tekanan Anggaran Waktu Audit (X3)
Perilaku Reduksi Kualitas Audit (Y)
Valid N

N
35
35
35
35
35

Nilai
Nilai
Nilai
Minimum Maksimum Rata-rata
16
62
27,42
5
21
16,24
6
25
11,67
11
39
18,28

Standar
Deviasi
14,59
4,59
5,40
9,12

Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan data pada Tabel 5.3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Locus of control memiliki nilai terendah 16, nilai tertingginya 62, nilai ratarata sebesar 27,42 dan standar deviasinya 14,59. Nilai rata-rata sebesar 27,42
menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung mengarah ke

55

nilai terendah yang artinya responden cenderung memiliki locus of control


eksternal yang rendah.
2) Komitmen organisasi memiliki nilai terendah 5, nilai tertingginya 21, nilai
rata-rata sebesar 16,24 dan standar deviasinya 4,59. Nilai rata-rata sebesar
16,24 menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung mengarah
ke nilai tertinggi yang artinya responden cenderung memiliki komitmen
organisasi yang tinggi.
3) Tekanan anggaran waktu audit memiliki nilai terendah 6, nilai tertingginya
25, nilai rata-rata sebesar 11,67 dan standar deviasinya 5,40. Nilai rata-rata
sebesar 11,67 menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung
mengarah ke nilai terendah yang artinya responden cenderung pernah
merasakan tekanan anggaran waktu audit dalam pelaksanaan program audit.
4) Perilaku reduksi kualitas audit memiliki nilai terendah 11, nilai tertingginya
39, nilai rata-rata sebesar 18,28 dan standar deviasinya 9,12. Nilai rata-rata
sebesar 18,28 menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung
mengarah ke nilai terendah yang artinya responden cenderung kurang
menerima tindakan reduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.

5.2

Hasil Uji Instrumen Penelitian

5.2.1

Uji Validitas
Pengujian validitas kuesioner penelitian dengan menghitung korelasi

antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.
Hasil uji validitas disajikan dalam Tabel 5.4.

56

Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No

Variabel

1.

Locus of Control

2.

Komitmen Organisasi

3.

Tekanan Anggaran Waktu Audit

4.

Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Sumber: Lampiran 4

Butir
Pertanyaan
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.5
Y1.6
Y1.7
Y1.8
Y1.9
Y1.10

Koefisien
Korelasi
0,891
0,907
0,928
0,894
0,914
0,889
0,921
0,941
0,911
0,916
0,927
0,903
0,922
0,890
0,932
0,901
0,904
0,904
0,943
0,925
0,868
0,946
0,882
0,901
0,896
0,897
0,906
0,920
0,932
0,909
0,908
0,918
0,900
0,890
0,990
0,926
0,911
0,938

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

57

Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dijelaskan bahwa semua butir pertanyaan kuesioner
mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.
5.2.2

Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan nilai cronbachs

alpha untuk mengukur derajat kehandalan masing-masing variabel. Hasil uji


reliabilitas disajikan dalam Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No
1.
2.
3.
4.

Variabel
Locus of Control
Komitmen Organisasi
Tekanan Anggaran Waktu Audit
Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Cronbachs
Alpha
0,986
0,963
0,953
0,977

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dijelaskan bahwa semua instrumen mempunyai nilai
cronbachs alpha lebih besar dari 0,6. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian yang digunakan adalah reliabel.

5.3

Pengujian Hipotesis Dengan Analisis Jalur


Berdasarkan hasil olahan data dengan SPSS hubungan locus of control,

komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas
audit dapat dianalisis sebagai berikut.

58

5.3.1

Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur


Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur

perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur
adalah sebagai berikut.
1) Di dalam model analisis jalur hubungan antara variabel adalah linier dan
aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip
parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan,
berarti dapat ditetapkan seluruh model berbentuk linier. Berdasarkan olahan
data seperti ditampilkan pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa semua
hubungan antar variabel penelitian menunjukkan hubungan linier. Oleh
karena itu, model analisis yang dibuat layak untuk diterapkan.
Tabel 5.6
Ringkasan Model Linier
Hubungan
X1
X3 (b1)
X2
X3 (b2)
X1
Y (b3)
X2
Y (b4)
X3
Y (b5)

R
0,183
0,114
0,263
0,192
0,504

Fhitung
7,378
4,226
11,798
7,825
33,511

df1
1
1
1
1
1

df2
33
33
33
33
33

P.Value
0,010
0,047
0,002
0,009
0,000

Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Sumber: Lampiran 6
2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Seperti yang disajikan pada
Gambar 4.2 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu
arah, tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan.
3) Ukuran variabel endogen dan eksogen yang dianalisis berskala ukur interval.
Oleh karena itu, analisis jalur layak digunakan dalam penelitian ini.
4) Instrumen pengukuran valid dan reliabel.

59

5) Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan


konsep-konsep yang relevan (Bab II dan III).
5.3.2

Evaluasi Terhadap Validitas Model


Menguji validitas model di dalam analisis jalur, yaitu dengan

menggunakan rumus 4.1 dan 4.2. Hasil perhitungannya dapat dilihat sebagai
berikut.
1) Hasil Perhitungan Standard Error
P2ei = 1-R2
P2e1 = 1- 0,299
= 0,837
P2e2 = 1- 0,623
= 0,614
2) Perhitungan Koefisien Determinasi Total
R2m = 1 P2e1P2e2
R2m = 1 (0,837)2 (0,614)2
R2m = 0,736
P2ei merupakan standard error of estimate dari model regresi, P2e1 sebesar 0,837,
dan P2e2 sebesar 0,614. Koefisien determinasi total persamaan struktural dari
model penelitian sesuai dengan perhitungan pada Lampiran 6 diperoleh nilai
R2m = 0,736. Koefisien determinasi total sebesar 0,736 mempunyai arti bahwa
sebesar 73,6 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang
dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu 26,4 persen dijelaskan oleh variabel lain di
luar model yang dibentuk.

60

5.3.3

Hasil Analisis Regresi


Berdasarkan hasil olahan data regresi dapat diringkas koefisien jalur

sebagai yang ditampilkan pada Tabel 5.7.


Tabel 5.7
Ringkasan Koefisien Jalur

Regresi

Koefisien Koefisien Standard


Regresi
Regresi Error
Tidak Standar Standar
0,159
0,430
0,055
-0,402
-0,341
0,174
0,192
0,308
0,078
-0,549
-0,276
0,237
0,819
0,485
0,222

X1
X3 (b1)
X2
X3 (b2)
X1
Y (b3)
X2
Y (b4)
X3
Y (b5)
Sumber: Lampiran 6

thitung

2,904
-2,304
2,484
-2,319
3,682

P. Value

0,007
0,028
0,019
0,027
0,001

Keterangan

Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa locus of control eksternal


berpengaruh positif dan signifikan pada tekanan anggaran waktu audit, sedangkan
komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan pada tekanan anggaran
waktu audit. Pada persamaan lainnya, locus of control eksternal dan tekanan
anggaran waktu audit berpengaruh positif dan signifikan pada perilaku reduksi
kualitas audit, sedangkan komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan
pada perilaku reduksi kualitas audit (Y). Berdasarkan ringkasan koefisien jalur
pada Tabel 5.7 dapat dibuat gambar sebagai berikut.

61

e2

0,308

Locus of Control
(X1)

0,614

0,430
e1

0,837

Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)

0,485

Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)

-0,341

Komitmen
Organisasi (X2)

-0,276

Gambar 5.1
Koefisien Jalur Locus of Control, Komitmen Organisasi,
Tekanan Anggaran Waktu Audit dan Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Persamaan struktural untuk model tersebut adalah:
Model persamaan 1: X3 = 0,430 X1 - 0,341 X2 + e1
Model persamaan 2: Y = 0,308 X1 - 0,276 X2 + 0,485 X3 + e1
Koefisien pada Gambar 5.1 merupakan koefisien hubungan langsung
antarvariabel. Pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit lebih
besar dibandingkan dengan komitmen organisasi, yaitu sebesar 0,430 berbanding
dengan -0,341. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dihitung hubungan tidak langsung
dan total seperti Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Koefisien Hubungan Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel
Variabel

X1
PTL

PL
X3
0,430
Y
0,308 0,209
Sumber: Tabel 5.7

X2
PTL

PT
PL
PT
0,430 -0,341
- -0,341
0,517 -0,276 -0,165 -0,441

Keterangan:
PL:
Pengaruh Langsung
PTL: Pengaruh Tidak Langsung
PT:
Pengaruh Total

PL
0,485

X3
PTL

PT
-

0,485

62

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung


variabel locus of control pada tekanan anggaran waktu audit adalah 0,430. Tidak
ada pengaruh tidak langsung diantara variabel tersebut, sehingga pengaruh
totalnya tetap sebesar 0,430. Sedangkan pengaruh langsung komitmen organisasi
pada tekanan anggaran waktu audit adalah -0,341. Tidak ada pengaruh tidak
langsung diantara variabel tersebut, sehingga pengaruh totalnya tetap sebesar
-0,341.
Pengaruh langsung locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit
adalah 0,308. Pengaruh tidak langsung locus of control pada perilaku reduksi
kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit diperoleh dari (b 1 x b5) yaitu
(0,430 x 0,485) = 0,209. Sehingga pengaruh total locus of control pada perilaku
reduksi kualitas audit (0,308 + 0,209) = 0,517.
Pengaruh langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas
audit adalah -0,276. Pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit diperoleh dari
(b1 x b5) yaitu (-0,341 x 0,485) = -0,165. Sehingga pengaruh total komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit (-0,276 + -0,165) = 0,441.
Pengaruh langsung tekanan anggaran waktu audit pada perilaku reduksi
kualitas audit adalah 0,485. Tidak adanya pengaruh tidak langsung diantara
variabel tersebut, sehingga pengaruh totalnya tetap sebesar 0,485.

63

5.3.4

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.


1) Hipotesis 1a
H1a: Locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran
waktu audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari locus of
control pada tekanan anggaran waktu audit adalah sebesar 0,430 dengan taraf
signifikansi 0,007 < 0,050. Artinya, locus of control eksternal berpengaruh
positif pada tekanan anggaran waktu audit. Hasil penelitian ini menerima
hipotesis 1a.
2) Hipotesis 1b
H1b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran
waktu audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari komitmen
organisasi pada tekanan anggaran waktu audit adalah sebesar -0,402 dengan
taraf signifikansi 0,028 < 0,050. Artinya, komitmen organisasi berpengaruh
negatif pada tekanan anggaran waktu audit. Hasil penelitian ini menerima
hipotesis 1b.
3) Hipotesis 2a
H2a: Locus of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku reduksi
kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari locus of
control pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar 0,192 dengan taraf
signifikansi 0,019 < 0,050. Artinya, locus of control eksternal berpengaruh

64

positif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini menerima
hipotesis 2a.
4) Hipotesis 2b
H2b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi
kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar -0,549 dengan
taraf signifikansi 0,027 < 0,050. Artinya, komitmen organisasi berpengaruh
negatif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini menerima
hipotesis 2b.
5) Hipotesis 2c
H2c: Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku
reduksi kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari tekanan
anggaran waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar
0,819 dengan taraf signifikansi 0,001 < 0,050. Artinya, tekanan anggaran
waktu audit berpengaruh positif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil
penelitian ini menerima hipotesis 2c.
6) Hipotesis 3a
H3a: Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of control
pada perilaku reduksi kualitas audit.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi pada Lampiran 7, menunjukkan
bahwa zhitung 2,28 lebih besar dari 1,96, yang berarti tekanan anggaran waktu
audit memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas
audit. Hasil penelitian ini menerima hipotesis 3a.

65

7) Hipotesis 3b
H3b: Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi pada Lampiran 7, menunjukkan
bahwa zhitung 0,43 lebih kecil dari 1,96, yang berarti tekanan anggaran waktu
audit tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi
kualitas audit. Hasil penelitian ini menolak hipotesis 3b.

5.4

Pembahasan

5.4.1

Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan Anggaran Waktu Audit


Hipotesis 1a memprediksi terdapat hubungan positif antara locus of

control eksternal dengan tekanan anggaran waktu audit. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan hipotesis 1a diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung mempersepsikan
anggaran waktu sebagai tekanan dalam pelaksanaan program audit dibandingkan
dengan auditor yang memiliki locus of control internal.
Alasan atas diterimanya hipotesis 1a dapat diuraikan sebagai berikut.
Dalam literatur psikologi dijelaskan bahwa individu yang memiliki locus of
control eksternal meyakini bahwa mereka memiliki kemampuan yang terbatas
untuk melakukan kontrol terhadap keadaan (Lefcourt, 1992). Mereka cenderung
mempunyai perasaan cemas, mudah stres, dan depresi (Wijono, 2012). Dengan
demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung memandang
anggaran waktu sebagai tekanan dalam pelaksanaan program audit. Kondisi
demikian terjadi disebabkan oleh tuntutan kepada auditor untuk menyelesaikan

66

tugas audit dalam waktu yang sedikit. Sementara mereka memiliki kemampuan
yang terbatas atas anggaran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan audit.
Diterimanya hipotesis 1a dalam penelitian ini memberikan dukungan
terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013),
bahwa locus of control eksternal memiliki pengaruh pada tekanan anggaran waktu
yang dirasakan. Hasil ini sekaligus mendukung teori model stres kerja, bahwa
auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung mengalami stres kerja
pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of
control internal. Tekanan anggaran waktu audit merupakan stres yang dirasakan
oleh auditor dalam pelaksanaan program audit sebagai akibat penilaian atau
persepsi mereka terhadap anggaran waktu audit. Teori model stres kerja
menyatakan bahwa stres yang dialami seseorang dalam lingkungan kerja
dipengaruhi oleh karakteristik individual. Dengan demikian, locus of control
auditor yang merupakan karakteristik personal auditor memberikan pengaruh pada
tekanan anggaran waktu audit (stres) dalam pelaksanaan program audit.
5.4.2

Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan Anggaran Waktu


Audit
Hipotesis 1b memprediksi terdapat hubungan negatif antara komitmen

organisasi dengan tekanan anggaran waktu audit. Hasil pengujian hipotesis


menunjukkan hipotesis 1b diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung
kurang merasakan tekanan anggaran waktu pada level yang tinggi dalam
pelaksanaan program audit dibandingkan dengan auditor yang memiliki komitmen
yang rendah terhadap organisasinya. Dengan kata lain, semakin tinggi komitmen

67

yang dimiliki auditor terhadap organisasinya maka semakin rendah tekanan


anggaran waktu audit yang dirasakan.
Alasan atas diterimanya hipotesis 1b dapat diuraikan sebagai berikut.
Komitmen

organisasi

menciptakan

kekuatan

untuk

menyeimbangkan

kecenderungan berperilaku disfungsional. Komitmen organisasi yang tinggi yang


dimiliki auditor cenderung menghindari perilaku disfungsional walaupun ada
faktor situasional yang mengganggu. Auditor yang memiliki komitmen yang
rendah terhadap organisasinya akan lebih mudah merasakan stres ketika
mengalami tekanan anggaran waktu audit, yang kemudian akan berdampak pada
perilakunya yang menyimpang. Mereka cenderung tidak sejalan dengan tujuan
dan nilai-nilai organisasi, karena lebih mementingkan kepentingan pribadi.
Penelitian-penelitian terdahulu belum ada yang menguji hubungan
komitmen organisasi dengan tekanan anggaran waktu audit seperti yang diuji
dalam penelitian ini. Meskipun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian sejenis oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) yang menggunakan
variabel komitmen profesional, yang menunjukkan bahwa komitmen berpengaruh
negatif pada tekanan anggaran waktu audit. Tekanan anggaran waktu yang
dirasakan merupakan stres yang dirasakan auditor dalam pelaksanaan program
audit sebagai akibat kendala anggaran waktu.
Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan empiris terhadap teori
model stres kerja yang menyatakan bahwa stres yang dialami seseorang dalam
lingkungan kerja dipengaruhi oleh karakteristik individual. Dengan demikian,
komitmen organisasi yang dimiliki auditor yang merupakan karakteristik personal

68

auditor memberikan pengaruh pada tekanan anggaran waktu audit (stres) dalam
pelaksanaan program audit.
5.4.3

Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit


Hipotesis 2a memprediksi terdapat hubungan positif antara locus of

control eksternal dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan hipotesis 2a diterima. Temuan penelitian ini menunjukkan auditor
yang memiliki locus of control eksternal cenderung menerima perilaku reduksi
kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Alasan atas diterimanya hipotesis 2a dapat diuraikan sebagai berikut.
Individu yang memiliki locus of control eksternal meyakini keberhasilan dan
kegagalan diluar kontrol atau kemampuan mereka atas kondisi atau keadaan yang
mereka hadapi. Mereka cenderung memilih strategi berfokus emosi dalam
menanggulangi suatu kendala. Auditor yang memiliki locus of control eksternal
menghadapi anggaran waktu audit yang sempit, dimana mereka meyakini tidak
dapat melakukan kontrol atas anggaran waktu tersebut, mereka cenderung
memilih strategi berfokus emosi yang diwujudkan melalui tindakan mereduksi
kualitas audit untuk menghadapi kendala tersebut.
Selain berfokus pada emosi, individu yang memiliki locus of control
eksternal cenderung kurang mempertimbangkan konsekuensi atau akibat dari
suatu tindakan yang mereka lakukan. Ketika menghadapi kendala, mereka
cenderung

melakukan

perilaku

disfungsional.

bertanggungjawab atas tugas yang dikerjakan.

Mereka

menjadi

kurang

69

Diterimanya hipotesis 2a dalam penelitian ini memberikan dukungan


terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2009); Silaban (2009);
Hartati (2012); Gustati (2012); Hidayat (2012); dan Sudirjo (2013), bahwa auditor
yang memiliki locus of control eksternal lebih menerima perilaku disfungsional.
Penelitian ini juga mendukung teori atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider
tahun 1958 bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
internal dalam hal ini adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu
locus of control, dan kekuatan eksternal dalam hal ini adalah tekanan anggaran
waktu audit. Diterimanya hipotesis 2a ini sejalan dengan Gordon dan Graham
(2006) yang menjelaskan situasi di sekitar yang menyebabkan perilaku seseorang
dalam persepsi sosial yaitu dispositional attributions dalam hal ini adalah
karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu locus of control, dan situational
attributions dalam hal ini adalah tekanan anggaran waktu audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan locus of control individu auditor
memiliki pengaruh pada keyakinan auditor dalam melakukan kontrol atas kendala
anggaran waktu yang dihadapi pada pelaksanaan program audit. Hal tersebut
menunjukkan auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung memilih
strategi berfokus emosi untuk menanggulangi kendala anggaran waktu yaitu
dengan tindakan mereduksi kualitas audit. Mereka cenderung tidak memilih
strategi berfokus masalah dalam menghadapi suatu kendala, yaitu dengan cara
fungsional. Dengan demikian, locus of control auditor yang merupakan
karakteristik personal auditor memberikan pengaruh pada perilaku reduksi
kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.

70

5.4.4

Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas


Audit
Hipotesis 2b memprediksi terdapat hubungan negatif antara komitmen

organisasi dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis


menunjukkan hipotesis 2b diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung
kurang menerima perilaku reduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit
dibandingkan dengan auditor yang memiliki komitmen yang rendah terhadap
organisasinya. Dengan kata lain, semakin tinggi komitmen yang dimiliki auditor
terhadap organisasinya maka semakin rendah penerimaan perilaku reduksi
kualitas audit.
Alasan atas diterimanya hipotesis 2b dapat diuraikan sebagai berikut.
Auditor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya memiliki
keinginan yang kuat untuk mempertahankan diri dalam organisasi. Mereka
cenderung berusaha mengikuti semua aturan organisasi dan mengupayakan
kesuksesan organisasi. Mereka lebih mengutamakan kepentingan organisasi
dibandingkan kepentingan pribadinya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki
komitmen organisasi yang rendah lebih cenderung untuk melihat perilaku
disfungsional sebagai sesuatu yang dapat diterima, demi kepentingan pribadi.
Diterimanya hipotesis 2b dalam penelitian ini memberikan dukungan
terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2009); Triono dkk.
(2012); Aisyah dkk. (2014), bahwa auditor yang memiliki komitmen yang rendah
terhadap organisasinya lebih menerima perilaku disfungsional. Semakin rendah

71

komitmen organisasi yang dimiliki auditor semakin tinggi untuk berperilaku


menyimpang.
Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan empiris terhadap teori
atribusi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
internal dalam hal ini adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu
komitmen organisasi, dan kekuatan eksternal dalam hal ini adalah tekanan
anggaran waktu audit. Diterimanya hipotesis 2a ini sejalan dengan Gordon dan
Graham (2006) yang menjelaskan situasi di sekitar yang menyebabkan perilaku
seseorang dalam persepsi sosial yaitu dispositional attributions dalam hal ini
adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu komitmen organisasi, dan
situational attributions dalam hal ini adalah tekanan anggaran waktu audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki
komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung menghindari melakukan
tindakan reduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit dibandingkan
dengan auditor yang memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasinya.
Dengan demikian, semakin tinggi komitmen yang dimiliki auditor terhadap
organisasinya maka semakin rendah penerimaan perilaku reduksi kualitas audit.
5.4.5

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada Perilaku Reduksi


Kualitas Audit
Hipotesis 2c memprediksi terdapat hubungan positif antara tekanan

anggaran waktu audit dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan hipotesis 2c diterima. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin meningkat tekanan anggaran waktu audit yang dirasakan pada

72

pelaksanaan program audit, maka semakin meningkat kecenderungan auditor


melakukan tindakan reduksi kualitas audit dalam menyelesaikan tugas audit.
Alasan atas diterimanya hipotesis 2c dapat diuraikan sebagai berikut.
Pada umumnya auditor merasakan suatu tuntuntan untuk menyelesaikan tugas
audit dalam batas anggaran waktu yang telah ditentukan. Ketika auditor
memandang pelaksanaan tugas audit sulit atau tidak mungkin diselesaikan dalam
batas anggaran waktu yang ditentukan, maka untuk memenuhi anggaran waktu
mereka menempuh jalan pintas dengan melakukan tindakan mereduksi kualitas
audit dalam pelaksanaan program audit.
Diterimanya hipotesis 2c dalam penelitian ini memberikan dukungan
terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak (2008); Nadirsyah dan
Zuhra (2009); Kurnia (2009); Silaban (2009); Manullang (2010); Sudirjo (2013);
dan Tanjung (2013), bahwa terdapat hubungan searah antara tekanan anggaran
waktu audit yang dirasakan dengan perilaku disfungsional. Semakin sempit
anggaran watu audit, maka semakin cenderung auditor untuk mereduksi kualitas
audit dalam pelaksanaan program audit.
Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan empiris terhadap teori
model stres kerja yang menyatakan bahwa stres yang dialami individu dalam
lingkungan kerja memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual. Kendala
anggaran waktu merupakan faktor utama yang menimbulkan terjadinya stres yang
dirasakan auditor, sehingga auditor lebih melakukan perilaku reduksi kualitas
audit untuk menanggulanginya.

73

5.4.6

Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit


Melalui Tekanan Anggaran Waktu Audit
Penelitian terdahulu oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) menguji

locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan anggaran
waktu yang dirasakan sebagai variabel mediasi. Namun, penelitian sebelumnya
lebih membandingkan besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung melalui
variabel mediasi. Penelitian ini menguji apakah tekanan anggaran waktu audit
memediasi pengaruh locus of control pada perilaku audit seperti dalam rumusan
masalah nomor tiga. Hipotesis 3a yang merupakan jawaban sementara untuk
rumusan masalah nomor tiga, memprediksi bahwa tekanan anggaran waktu audit
memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.18, pengaruh tidak langsung locus of control pada
perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit tidak lebih
kuat dari pengaruh langsungnya. Selisih pengaruh tidak langsung memiliki
koefisien lebih kecil sebesar 0,099. Auditor yang cenderung memiliki locus of
control eksternal berdasarkan rekapan jawaban kuesioner, adalah berjumlah
sepuluh orang. Auditor yang cenderung merasakan tekanan anggaran waktu audit
dan menerima perilaku reduksi kualitas audit masing-masing adalah tigabelas
orang. Perbedaan jumlah tersebut menunjukkan terdapat tiga auditor yang
memiliki locus of control internal merasakan adanya tekanan anggaran waktu
audit dan menerima perilaku reduksi kualitas audit. Seharusnya, sesuai dengan
penelitian oleh Silaban (2009); Wintari (2015); dan Sudirjo (2013); Gustati
(2012); Triono dkk. (2012); dan Tanjung (2013), ketiga auditor tersebut tidak
merasakan tekanan anggaran waktu audit dan tidak menerima perilaku reduksi

74

kualitas audit. Hal ini menjadi penyebab pengaruh tidak langsung locus of control
pada perilaku reduksi kualitas audit lebih kecil dari pada pengaruh langsungnya.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi, tekanan anggaran waktu
audit memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit.
Walaupun pengaruh tidak langsungnya lebih kecil dari pengaruh langsungnya,
tekanan anggawan waktu audit dapat sebagai mediator, sehingga hipotesis 3a
diterima. Diterimanya hipotesis 3a ini mendukung teori model stres kerja bahwa
penyebab stres yang dihadapi individual dalam lingkungan kerja dapat
mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan,
dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual. Ketika
auditor yang memiliki locus of control eksternal mengahadapi tekanan anggaran
waktu audit, akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya memengaruhi
perilaku auditor untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan atas teori proses
transaksional oleh Lazarus (1995) yang menyatakan bahwa stres yang dirasakan
seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab stres) dan
faktor-faktor internal (karakteristik personal). Interaksi antara locus of control
sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu audit sebagai faktor
situasional, dapat menimbulkan stres yang dirasakan oleh auditor yang kemudian
akan memengaruhi perilakunya.

75

5.4.7

Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas


Audit Melalui Tekanan Anggaran Waktu Audit
Penelitian terdahulu oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) menguji

komitmen profesional pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan


anggaran waktu yang dirasakan sebagai variabel mediasi. Saat ini, belum
ditemukan penelitian-penelitian terdahulu yang menguji pengaruh komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan anggaran waktu
audit sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menguji apakah tekanan anggaran
waktu audit memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku audit seperti
dalam rumusan masalah nomor tiga. Hipotesis 3b yang merupakan jawaban
sementara untuk rumusan masalah nomor tiga, memprediksi bahwa tekanan
anggaran waktu audit memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.18, pengaruh tidak langsung komitmen organisasi
pada perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit tidak
lebih kuat dari pengaruh langsungnya. Selisih pengaruh tidak langsung memiliki
koefisien lebih kecil sebesar 0,111. Auditor yang cenderung memiliki komitmen
yang rendah terhadap organisasinya berdasarkan rekapan jawaban kuesioner,
adalah berjumlah delapan orang. Auditor yang cenderung merasakan tekanan
anggaran waktu audit dan menerima perilaku reduksi kualitas audit masingmasing adalah tigabelas orang. Perbedaan jumlah tersebut menunjukkan terdapat
lima auditor yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya merasakan
adanya tekanan anggaran waktu audit dan menerima perilaku reduksi kualitas
audit. Seharusnya, sesuai dengan penelitian oleh Silaban (2009); Gustati (2012);

76

Triono dkk. (2012); Sudirjo (2013); Tanjung (2013); dan Wintari (2015), kelima
auditor tersebut tidak merasakan tekanan anggaran waktu audit dan tidak
menerima perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini menjadi penyebab pengaruh
tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit lebih
kecil dari pada pengaruh langsungnya.
Menurut teori model stres kerja bahwa stres yang berkaitan dengan
pekerjaan (stres kerja) yang menyatakan bahwa penyebab stres yang dihadapi
individual dalam lingkungan kerja dapat mengakibatkan individu merasakan
tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi
sikap, intensi dan perilaku individual. Ketika auditor yang memiliki komitmen
yang rendah terhadap organisasinya mengahadapi tekanan anggaran waktu audit,
akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya memengaruhi perilaku auditor
untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Teori proses transaksional oleh Lazarus (1995) yang menyatakan bahwa
stres yang dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal
(penyebab stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Interaksi
antara komitmen organisasi sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu
audit sebagai faktor situasional, dapat menimbulkan stres yang dirasakan oleh
auditor yang kemudian akan memengaruhi perilakunya.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi, tekanan anggaran audit
tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas
audit, sehingga hipotesis 3b ditolak. Hasil ini belum dapat mendukung
sepenuhnya teori model stres kerja dan teori proses transaksional tersebut. Sesuai

77

dengan teori model stres kerja dan teori proses transaksional, tekanan anggaran
waktu audit yang merupakan faktor situasional seharusnya mampu memberikan
pengaruh tidak langsung yang lebih kuat atas komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit. Hal ini disebabkan terdapat faktor-faktor internal dan
eksternal lain di luar penelitian yang memengaruhi hubungan variabel-variabel ini
seperti yang terlihat pada karakteristik kelima auditor yang memiliki komitmen
tinggi terhadap organisasinya merasakan tekanan anggaran waktu audit dan
menerima perilaku reduksi kualitas audit. Kelima auditor tersebut memiliki
karakteristik, yaitu locus of control eksternal berjumlah dua orang, seluruhnya
junior auditor, lama bekerja diantara satu tahun sampai dengan dua tahun
sebanyak dua orang, serta jumlah penugasan audit kurang dari sepuluh kali
sebanyak empat orang.
Dua auditor yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya
memiliki locus of control eksternal, yang sesuai dengan uraian dari subbab
sebelumnya, cenderung merasakan adanya tekanan anggaran waktu audit dan
selanjutnya menerima perilaku reduksi kualitas audit. Posisi auditor di KAP
berpengaruh pada tekanan anggaran waktu audit dan perilaku reduksi kualitas
audit

(Silaban,

2009).

Auditor

yang

menduduki

posisi

level

bawah

mempersepsikan sempitnya anggaran waktu audit sebagai tekanan dalam


pelaksanaan program audit, lebih kuat dari pada auditor di level atas. Kelima
auditor ini merupakan junior auditor, sehingga cenderung merasakan adanya
tekanan anggaran waktu audit dan selanjutnya menerima perilaku reduksi kualitas
audit. Pengalaman juga berpengaruh pada perilaku auditor. Butt (1998)

78

mengemukakan bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat pertimbangan


yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang
kurang berpengalaman. Auditor yang memiliki pengalaman yang tinggi lebih
dapat menanggulangi sempitnya anggaran waktu audit dan menolak untuk
melakukan tindakan mereduksi kualitas audit. Kelima auditor tersebut memiliki
pengalaman yang rendah karena lamanya bekerja belum terlalu panjang, yaitu
diantara satu tahun sampai dengan dua tahun dan sedikitnya jumlah penugasan
audit, yaitu kurang dari sepuluh kali.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

hipotesis dari permasalahan yang diteliti telah dijelaskan pada bab sebelumnya
maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
1) Locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran waktu
audit sedangkan komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan
anggaran waktu audit. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki
locus of control eksternal cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit
sebagai tekanan. Serta, semakin tinggi komitmen yang dimiliki auditor
terhadap organisasinya maka semakin rendah tekanan anggaran waktu audit
yang dirasakan.
2) Locus of control eksternal dan tekanan anggaran waktu audit berpengaruh
positif pada perilaku reduksi kualitas audit sedangkan komitmen organisasi
berpengaruh negatif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini
menunjukkan bahwa auditor yang memiliki locus of control eksternal
cenderung menerima perilaku reduksi kualitas audit; semakin tinggi
komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya maka semakin rendah
penerimaan perilaku reduksi kualitas audit; serta semakin tinggi tekanan
anggaran waktu audit maka semakin tinggi penerimaan perilaku reduksi
kualitas audit.
79

80

3) Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of control eksternal


pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil berbeda, tekanan anggaran waktu
audit tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi
kualitas audit.

5.2

Saran
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pimpinan KAP

dalam mengevaluasi kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang


kondusif bagi auditor dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja yang
kondusif dalam pelaksanaan tugas dapat menghindari kemungkinan terjadinya
perilaku reduksi kualitas audit oleh auditor, dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP. Penelitian ini masih
menarik untuk diteliti untuk mengetahui pengaruh interaksi karakteristik
individual auditor dengan faktor-faktor situasional pada perilaku reduksi kualitas
audit. Peneliti berikutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menguji
karakteristik individual auditor lainnya yang mungkin berpengaruh pada perilaku
reduksi kualitas audit seperti kesadaran etis individu auditor. Sedangkan faktorfaktor situasional lainnya dapat menggunakan efektivitas kontrol mutu di KAP
(Malone dan Robert, 1996) dan gaya kepemimpinan (Kelley dan Margheim, 1990;
Pierce dan Sweeney, 2004). Penelitian berikutnya dapat meneliti kembali
hipotesis yang ditolak, yaitu hubungan komitmen organisasi dengan perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit.

81

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, R. N., Sukirman., dan Suryandini, D. 2014. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Disfungsional Audit: Penerimaan Auditor BPK RI
Jateng. Accounting Analysis Journal, 3 (1) (2014).
Akers, M. D., and Eaton, T. V. 2003. Underreporting of Chargeable Time: The
Impact of Gender and Characteristic of Underreporters. Journal of Managerial
Issues, Vol. XV. No. 1. p.82-89.
Alderman, C.W., and Deitrick, J.W. 1982. Auditors Perceptions of Time Budget
Pressure and Premature Sign-0ffs: A Replication and Extension. Auditing:
A Journal of Practice and Theory. Vol. 1 No. 2, p.54-58.
Allen, Donald R., Guy, RebeccPPa F., Edgley, Charles K. 1980. Social
Psychology as Social Process. In: Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Sosial.
Cetakan ke 3 (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. p.163.
Andani, Ni Made S., dan Mertha, I Made. 2014. Pengaruh Time Pressure, Audit
Risk, Professional Commitment Dan Locus of Control Pada Penghentian
Prematur Prosedur Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014),
p.185-196.
Arens, A., A., and Loebbecke, J. K., 2002. Auditing and Integrated Approach.
Eight Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Butt J. L. 1988. Frequency Judgment in an Auditing related task. Journal of
Accounting Research. Vol. 26, p. 315-330.
Cook, E. and Kelley, T. 1988. Auditor Stress and Time Budgets. The CPA
Journal, Vol. 58, No. 7, p.83-86.
Cooper, D and Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1. Edisi ke-9.
(Budjanto, Djunaedi, D., dan Sihombing, D., (Pentj). Jakarta: PT Media Global
Edukasi.
Coram, P., Juliana, Ng, J., and Woodliff, D. 2003. A Survey of Time Budget
Pressure and Reduced Audit Quality Among Australian Auditors. Australian
Accounting Review, Vol. 13 No. 1, p.38-45.
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting
and Economics, Vol. 3, No. 3, p.183-199.
Donnely, P. D., Quirin J. J., and OBryan D. 2003. Auditor Acceptance of
Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors Personal
Caracteristics. Behavioral Research In Accounting, Vol. 15, p.87-110.

82

Fahmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi (Teori, Aplikasi, dan Kasus). Cetakan
kedua Juli 2014. Bandung: Alfabeta.
Ford, Robert C. and Rhicardson D. 1994. Ethical Decision Making: A Review of
The Empirical Literature. Journal of Business Ethics, Vol. 13. pp. 205-221.
Fleming, M.K. 1980. Budgeting Practices in Large CPA Firms. The Journal of
Accountancy, May, p.55-62.
Gibson, J., L., Ivancevich, J.M., and Donnelly, J. H. 1995. Organizations. Eight
Edition, Richrad D. Irwin.
Gordon, L. M., Graham, S. 2006. Attribution theory, The Encyclopedia of Human
Development. Thousand Oaks: Sage Publications, 1, p.142-144.
Gustati. 2012. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Locus of Control Terhadap
Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Survey pada Auditor BPKP
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat). Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 7
No. 2 Desember 2012 ISSN 1858-3687, p.46-68.
Harini. D., Wahyudin, A., Anisykurlillah., I. 2010. Analisis Penerimaan Auditor
Atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal
Auditor. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.
Hartati, Nian L. 2012. Pengaruh Karakteristik Internal dan Eksternal Auditor
Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Atas Prosedur Audit. Accounting
Analysis Journal 1 (2) (2012).
Herrbach, O. 2001. Audit Quality, Auditor Behaviour and the Psychological
Contract. European Accounting Review, Vol. 10 No. 4, p.787-802.
Hidayat, Widi. 2012. ESQ dan Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan
Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit pada Badan
Pengawas Daerah (BAWASDA) Jawa Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol. 3, No. 1, April 2012, p.50-74.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2015. Directory Kantor Akuntan Publik
dan Akuntan Publik 2015. Jakarta.
________. 2013. Standar Audit (SA 300) Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
________. 2013. Standar Audit (SA 500) Bukti Audit. Jakarta: Salemba Empat.

83

Irawati, Y., Petrolina, A. T., dan Mukhlasin. 2005. Hubungan Karakteristik


Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam
Audit. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.
Kelley, T. and Margheim, L. 1990. The Impact of Time Budget Pressure,
Personality and Leadership Variabel on Dysfunctional Behavior. Auditing:
A Journal of Practice and Theory, Vol. 9. No. 2, p21-41.
_________ and Seiler, R. E. 1982. Auditor Stress and Time Budget. The CPA
Journal, December, p.24-34.
Kholidiah dan Murni, S. A. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Terjadinya Penghentian Prematur (Prematur Sign Off) Atas Prosedur
Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Timur). Simposium
Nasional Akuntansi XVII Lombok.
Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Kurnia. 2009. Pengaruh Tekanan Waktu Audit dan Locus of Control Terhadap
Tindakan yang Menurunkan Kualitas Audit. Ekuitas, Vol. 15 No. 4 Desember
2011 ISSN 1411-0393, p.456 476.
Lazarus, R. S. 1995. Psycological Stress in the Work Place. In: Crandall, R and
Perrewe, P.L., editors. Occupational Stress: A Handbook. Washington, DC:
Taylor & Francis, p.3-14.
Lefcourt, H. 1982. Locus of Control: Current Trends in Theory and Research.
Second Edition. Hillsdale: Lawrence Erlbaum.
Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. 1982. The Influence of Situasional,
Ethical and Expentancy Theory Variables on Accountants Underreporting
Behavior. Auditing: Journal of Practice and Theory, Vol. 2, p.1-12.
Lincoln, J. And Kalleberg, A. 1990. Culture, Control, and Commitment.
Cambridge: Cambridge University Press.
Malone, C.F, dan R.W Robberts. 1996. Factors Assosiated With The Incidence of
Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing: A Journal Practice and Theory, Vol.
15. No 2, p.49-64.
Manullang, Asna. 2010. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Resiko
Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (The Influence of Time Budget
Pressure and Risk of Error to Reduced Audit Quality). Fokus Ekonomi, Vol. 5
No. 1 Juni 2010, p.81 94.

84

McDaniel, L. S. 1990. The Effect of Time Pressure and Audit Program Structure
on Audit Performance. Journal of Accountancy Research, Vol. 28, p267- 285.
McNair, C.J. 1991. Proper Compromises: The Management Control Dilemma in
Public Accounting and Its Impact on Auditor Behavior. Accounting,
Organizations and Society, Vol. 16 No. 7, p.635-653.
Nadirsyah dan Zuhra I. M. 2009. Locus of Control, Time Budget Pressure dan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 2
No. 2 Juli 2009, p.104-116.
Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Cetakan ke-5. Jakarta: Prenada Group.
Nouri, H. and Parker, R. J. 1996. The Effect of Organizational Commitment on
the Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack. Behavioral
Research in Accounting. Vol. 8. p.74-90.
Otley, D. T., and Pierce, B. J. 1996. Audit Time Budget Pressure: Consequence
and Antecendents. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1,
p.31-58.
Pierce, B, and Sweeney, B. 2004. Cost-Quality Conflict in Audit Firms: An
Empirical Investigation. Europan Accounting Review. Vol. 13. No. 1, p.412-441.
Raghunathan, B. 1991. Premature Signing-Off of Auditor Procedure an Analysis.
Accounting Horizon, Vol. 5. No. 2, p.71-79.
Robbins, S. P. dan Timothy, A. J. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. (Ratna
Saraswati dan Febriella Sirait, Pentj). Jakarta: Salemba Empat.
Rotter, J. B. 1966. Generalized Expectancies For Internal Versus External Control
of Reinforcement. Psychological Monographs, Vol. 80, p.1-28.
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relationship dan Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Silaban, Adanan. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan
Program Audit (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik) (disertasi). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality) (Studi Empiris pada
Auditor KAP di Jakarta (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

85

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Teori dan Implementasi.


Denpasar: Andi Yogyakarta.
Sudirjo, Frans. 2013. Perilaku Auditor Dalam Pelaksanaan Program Audit (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Serat AcityaJurnal Ilmiah.
(UNTAG) Semarang.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke21 Desember 2014. Bandung: CV Alfabeta.
Suparman. 2007. Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan, Motivasi dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai (Studi pada Pegawai di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukamara di Propinsi Kalimantan Tengah) (tesis). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Susanti, M. dan Subroto, B. 2015. Penerimaan Auditor Terhadap Penyimpangan
Perilaku Audit Melalui Pendekatan Karateristik Personal Auditor. JIMFEB. (serial
online), [diunduh 11 Nopember 2015 jam 22.40]. Available from: URL:
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1844.
Tanjung, Roni. 2013. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor dan Time Budget
Pressure Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Empiris pada KAP di
Kota Padang dan Pekanbaru) (artikel). Padang: Universitas Negeri Padang.
Tosi, H. L. 1971. Organizational Stress as a Moderator of The Relationship
Between Inference and Role Response. Academic of Management Journal, 14,
p.7-12.
Trevino, L. K., 1986. Ethical Decision Making in Organizations: A Person
Situation Interactionist Model. Academy of Management Review, Vol. 11 No. 3,
p.601-617.
Triono, H., Anton, dan Setiawan. D. 2012. Pengaruh Locus of Control, Komitmen
Organisasional, dan Posisi Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit
(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang). Prosiding Seminar
Nasional Forum Bisnis & Keuangan I, ISBN: 978-602-17225-0-3, p.152-165.
Wijayanti, Provita. 2009. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap
Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor
Pemerintah Yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta). JAI, Vol.5, No.2, Juli 2009, p.251-271.
Utama, Suyana. 2014. Aplikasi Analisis Kuantitatif (Edisi Keempat). Modul
Statistika Bisnis (Materi 8 s/d 14). Denpasar: Universitas Udayana.

86

Wijono, Sutarto. 2012. Psikologi Industri & Organisasi. Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber daya Manusia. Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Wintari, Intan. 2015. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, dan
Komitmen Profesional Pada Perilaku Penurunan Kualitas Audit (tesis) Denpasar:
Universitas Udayana.
Wirawan. 2013. Kepemimpinan (Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi,
dan Penelitian). Cetakan kesatu Juni 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
p.713.

87

Lampiran 1
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
SURAT PENGANTAR
Yth. Bapak/Ibu/Sdr.
DiTempat

Dengan hormat,
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner dalam rangka
penelitian saya yang berjudul:
Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Audit Dengan
Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi
Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pernyataan. Perlu Bapak/Ibu/Sdr ketahui bahwa
keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Sdr dalam menjawab
kuesioner. Atas partisipasi dan kerja samanya, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.

Hormat saya,

Dwi Haryadi Nugraha


NIM. 1491661022

88

Bagian A: Demografi
Untuk setiap pertanyaan berikut, mohon beri tanda silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai
dengan pilihan Bapak/Ibu/Sdr atau mengisi data yang sesuai pada tempat yang disediakan.
1.
2.

Nama: .
Jenis Kelamin:
Laki-laki
Perempuan

3.

Pendidikan Terakhir:
Strata Tiga
Strata Dua

Strata Satu
Lainnya ..

4.

Apakah Bapak/Ibu/Sdr memiliki nomor register akuntan?


Ya
Tidak

5.

Jabatan atau posisi Bapak/Ibu/Sdr di KAP saat ini sebagai:


Manajer
Senior
Supervisor
Junior

6.

Lama bekerja sebagai auditor di KAP: tahun bulan.

7.

Berapa jumlah penugasan audit yang pernah Bapak/Ibu/Sdr tangani sampai dengan
sekarang?
Kurang dari 10 penugasan
21 sampai dengan 30 penugasan
11 sampai dengan 20 penugasan
Lebih dari 30 penugasan

Bagian B: Locus of Control


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana
Bapak/Ibu/Sdr mempertautkan antara keberhasilan atau kegagalan dalam suatu lingkungan
pekerjaan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Kami mohon beri
tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada
tempat yang tersedia.
STS
TS
TAP
S
SS

=
=
=
=
=

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Tidak Ada Pendapat
Setuju
Sangat Setuju

No.
Pertanyaan
1 Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang atau
sesuatu yang berguna bagi kehidupannya.

STS

TS

TAP

SS

89

3
4

9
10

11
12

13
14

15

Dalam kebanyakan pekerjaan, seseorang dapat


memperoleh
yang
diharapkannya
atau
diinginkannya seperti yang dia rencanakan
sebelumnya.
Suatu tugas dapat dikerjakan dengan baik, apabila
didukung perencanaan yang baik.
Jika seorang bawahan merasa tidak puas dengan
keputusan yang dibuat atasannya, maka bawahan
tersebut sebaiknya tetap melakukan usaha (seperti
memberi usulan atau masukan kepada atasannya).
Untuk memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai
dengan yang diharapkan memerlukan suatu
keberuntungan.
Jika
seseorang
mendapatkan
uang
atau
penghargaan, hal tersebut merupakan suatu
keberuntungan.
Pada umumnya seseorang dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik bila mereka berusaha dengan
sunguh-sungguh.
Dalam upaya memperoleh suatu pekerjaan atau
posisi yang lebih baik, seseorang harus mempunyai
anggota keluarga atau teman yang menduduki posisi
penting.
Promosi
dalam
karier
merupakan
suatu
keberuntungan.
Dalam memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai,
kenalan atau teman lebih penting daripada
kemampuan yang kita miliki.
Promosi diberikan kepada karyawan yang dapat
melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik.
Untuk dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan
seperti uang atau kekayaan, seseorang
harus
mempunyai kenalan atau teman yang tepat
Untuk menjadi karyawan yang berprestasi
diperlukan suatu keberuntungan
Pada umumnya, karyawan yang melaksanakan
suatu pekerjaan dengan baik akan mendapatkan
imbalan atau penghargaan yang sepadan
Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap
atasannya lebih besar daripada pengaruh yang
dipikirkan karyawan tersebut.

90

16

Keberuntungan merupakan faktor utama yang


membedakan orang yang berhasil dan gagal dalam
tugasnya.

Bagian C: Komitmen Organisasi


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai komitmen
Bapak/Ibu terhadap KAP tempat bekerja saat ini. Mohon beri tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada tempat yang tersedia.
STS
= Sangat Tidak Setuju
TS
= Tidak Setuju
TAP
= Tidak Ada Pendapat
S
= Setuju
SS
= Sangat Setuju
No.
Pertanyaan
1 Saya merasa terikat secara emosional pada KAP
ini.
2 Saya
benar-benar
merasakan
seakan-akan
permasalahan di dalam KAP adalah juga
permasalahan saya sendiri.
3 Saat ini saya tetap bekerja di KAP ini merupakan
kebutuhan sekaligus juga keinginan saya.
4 Salah satu alasan utama saya melanjutkan bekerja
untuk KAP ini adalah bahwa meninggalkan
organisasi akan membutuhkan pengorbanan pribadi
yang besar, organisasi lain mungkin tidak akan
sesuai dengan keseluruhan manfaat yang saya
dapat di sini.
5 Saya dididik untuk percaya terhadap nilai kesetiaan
pada satu organisasi.
6 Salah satu alasan utama untuk melanjutkan bekerja
pada KAP ini adalah bahwa saya percaya loyalitas
adalah penting dan oleh karena itu saya merasa
tetap bekerja di organisasi ini merupakan
kewajiban moral.

STS

TS

TAP

SS

Bagian D: Anggaran Waktu Audit


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan
pengalaman Bapak/Ibu atas anggaran waktu pada pelaksanaan audit. Mohon beri tanda silang
(X) pada kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu.

91
STS
TS
K
S
SS

=
=
=
=
=

Sangat Tidak Sering


Tidak Sering
Kadang-kadang
Sering
Sangat Sering

No.
Pertanyaan
1 Seberapa sering bapak/ibu merasakan terdapat suatu
kewajiban untuk melaksanakan prosedur audit
tertentu pada batas anggaran waktu yang
ditetapkan?
2 Seberapa sering bapak/ibu merasakan pelaksanaan
prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu
merupakan hal yang sangat penting untuk dipatuhi
atau dicapai?
3 Seberapa sering bapak/ibu merasakan anggaran
waktu audit sebagai kendala untuk pelaksanaan atau
penyelesaian suatu prosedur audit tertentu?
4 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan pelaksanaan
prosedur audit tertentu pada anggaran waktu yang
dialokasikan sulit untuk dilakukan?
5 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan anggaran
waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
prosedur audit tertentu tidak mencukupi?
6 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan anggaran
waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
prosedur audit tertentu sangat ketat?

STS

TS

SS

Bagian E: Perilaku Audit


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan
tindakan-tindakan tertentu yang Bapak/Ibu lakukan pada pelaksanakan prosedur audit atas
audit umum laporan keuangan. Kami mohon beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu pada tempat yang disediakan.
STS
TS
K
S
SS

=
=
=
=
=

Sangat Tidak Sering


Tidak Sering
Kadang-kadang
Sering
Sangat Sering

No.
Pertanyaan
STS
1 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melaksanakan atau
mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang
ditentukan dalam program audit?

TS

SS

92
2

10

Seberapa sering Bapak/Ibu kurang memberi


perhatian terhadap validitas dan keakuratan dokumen
klien?
Seberapa sering Bapak/Ibu melakukan pengujian
hanya pada sebagian item sampel dari item sampel
yang ditentukan pada program audit?
Seberapa sering Bapak/Ibu tidak memperluas ruang
lingkup pengujian ketika terdeteksi suatu pos atau
akun yang meragukan?
Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan penjelasan
klien sebagai pengganti bukti yang tidak dapat
diperoleh selama pelaksanaan audit?
Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melakukan
investigasi lebih lanjut atas kesesuaian perlakuan
akuntansi yang diterapkan klien dengan Standar
Akuntansi Keuangan?
Seberapa sering Bapak/Ibu mengurangi pekerjaan
audit
dari
yang
seharusnya
dilaksanakan
sebagaimana ditetapkan pada program audit?
Seberapa sering Bapak/Ibu merubah atau mengganti
prosedur audit dari ketentuan yang ditetapkan pada
program audit?
Seberapa sering Bapak/Ibu mengandalkan hasil
pekerjaan klien sebagai pengganti prosedur audit
yang ditetapkan pada program audit?
Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melakukan
dokumentasi bukti audit atas pelaksanaan suatu
prosedur audit yang disyaratkan sesuai program
audit?

93

Lampiran 2

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No

Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
1 Silaban (2009)

Variabel

Variabel Bebas:
- Locus of control
Perilaku Disfungsional eksternal
Auditor Dalam
- Komitmen
Pelaksanaan Program
profesional afektif
Audit
- Komitmen
profesional kontinu
- Komitmen
profesional normatif

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

Pengujian hipotesis - Locus of control


menggunakan
berhubungan positif
Structural Equation
dengan tekanan
Model (SEM)
anggaran waktu yang
dengan bantuan
dirasakan dan perilaku
program AMOS.
audit disfungsional
(RKA dan URT).
- Komitmen profesional
afektif berhubungan
negatif dengan
perilaku RKA, tetapi
Variabel Mediasi:
hubungannya dengan
- Tekanan anggaran
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
waktu yang dirasakan
dan perilaku URT
Variabel Terikat:
tidak signifikan.
- Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (RKA)
- Komitmen profesional
kontinu dengan
tekanan anggaran
- Perilaku
waktu yang dirasakan
Underrepoting of
dan perilaku audit
Time (URT)
disfungsional (RKA
dan URT) tidak
Variabel Dikotomi:
signifikan.
- Posisi auditor
- Tipe Kantor Akuntan
- Komitmen profesional
Publik (KAP)
normatif berhubungan
negatif dengan
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
dan perilaku audit
disfungsional (RKA
dan URT).
- Tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
berhubungan positif
dengan perilaku audit
disfungsional (RKA
dan URT).
- Hubungan positif
antara locus of control
dengan tekanan
anggaran waktu yang
dirasakan lebih kuat
pada auditor yang
menduduki posisi
level bawah (junior
dan senior)
dibandingkan dengan
auditor yang
menduduki posisi
level atas (supervisor,
manajer, dan partner).

94

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No

Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul

Variabel

Teknik Analisis

Hasil Penelitian
senior) dibandingkan
dengan auditor yang
menduduki posisi
level atas (supervisor,
manajer, dan partner).
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional normatif
dengan perilaku URT
lebih kuat pada
auditor auditor yang
menduduki posisi
level atas (supervisor,
manajer, dan partner)
dibandingkan auditor
yang menduduki
posisi level bawah
(junior dan senior).
- Hubungan positif
locus of control
eksternal dengan
perilaku RKA lebih
kuat pada auditor yang
bekerja di KAP
Afiliasi dibandingkan
dengan KAP NonAfiliasi.
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional afektif
dengan perilaku RKA
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Non-Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Afiliasi.
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional normatif
dengan perilaku RKA
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Non-Afiliasi.

95

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No

Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul

Variabel

Teknik Analisis

Hasil Penelitian
- Hubungan positif
antara tekanan
anggaran waktu yang
dirasakan dengan
perilaku RKA lebih
kuat pada auditor yang
bekerja di KAP NonAfiliasi dibandingkan
dengan KAP Afiliasi.

2 Gustati (2012)

Variabel Bebas:
- Locus of control
internal
- Locus of control
eksternal

Persepsi Auditor
Tentang Pengaruh
Locus Of Control
Terhadap Penerimaan
Perilaku Disfungsional Variabel Terikat:
Audit (Survey Pada
- Perilaku
Auditor BPKP
Disfungsional Audit
Perwakilan Provinsi
Sumatra Barat)

- Hubungan positif
locus of control
dengan perilaku URT
yang lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
di KAP Non-Afiliasi.
- Hasil analisis
pengaruh langsung
karakteristik
individual auditor
(locus of control dan
dimensi komitmen
profesional) terhadap
perilaku audit
disfungsional (RKA
dan URT) dan
pengaruh tidak
langsung yaitu melalui
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
menunjukkan
pengaruh langsung
lebih kuat
dibandingkan dengan
pengaruh tidak
langsung.
Pengujian secara
- Secara parsial tidak
parsial
terdapat pengaruh
menggunakan
locus of control
Simple Regression
internal terhadap
Model (SRM).
penerimaan perilaku
disfungsional audit.
Pengujian secara
- Locus of control
simultan
eksternal berpengaruh
menggunakan
positif terhadap
Multiple Regression penerimaan perilaku
Model (MRM).
disfungsional audit.

96

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No

Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
Perwakilan Provinsi
Sumatra Barat)

3 Triono, dkk., (2012)


Pengaruh Locus Of
Control , Komitmen
Organisasional, Dan
Posisi Terhadap
Penerimaan Perilaku
Disfungsional Audit

Variabel

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

Multiple Regression
Model (MRM).

penerimaan perilaku
disfungsional audit.
- Secara simultan, locus
of control internal dan
eksternal berpengaruh
secara negatif
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit.

Variabel Bebas:
Analisis Jalur (Path - Pengaruh locus of
Analysis).
control terhadap
- Locus of control
komitmen
eksternal
organisasional
- Posisi auditor di KAP
berpengaruh secara
negatif.
Variabel Mediasi:
- Komitmen
- Pengaruh locus of
organisasional
control terhadap
penerimaan perilaku
disfungsional audit
Variabel Terikat:
berpengaruh positif.
- Perilaku
disfungsional audit
- Posisi auditor
mempunyai hasil yang
postif namun tidak
signifikan terhadap
komitmen
organisasional.
- Pengaruh posisi
auditor terhadap
penerimaan perilaku
disfungsional audit
berpengaruh secara
negatif.
- Pengaruh komitmen
organisasional
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit secara negatif.
- Locus of control ,
posisi auditor, dan
komitmen
organisasional
mempunyai pengaruh
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit.

97

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No

Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
4 Sudirjo (2013)
Perilaku Auditor
Dalam Pelaksanaan
Program Audit (Studi
Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di
Semarang)

Variabel

Hasil Penelitian

Variabel Bebas:
- Locus of control
eksternal
- Komitmen
profesional afektif
- Komitmen
profesional kontinu
- Komitmen
profesional normatif

Pengujian hipotesis - Locus of control


menggunakan
eksternal berpengaruh
Structural Equation
positif dengan
Model (SEM).
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
dan perilaku audit
(RKA dan URT).
- Komitmen profesional
afektif berhubungan
terbalik dengan
perilaku RKA, tetapi
Variabel Mediasi:
hubungannya dengan
- Tekanan anggaran
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
waktu yang dirasakan
dan perilaku URT
Variabel Terikat:
tidak signifikan.
- Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (RKA)
- Pengaruh komitmen
profesional kontinu
terhadap tekanan
- Perilaku
anggaran waktu yang
Underrepoting of
dirasakan dan perilaku
Time (URT)
audit (RKA dan URT)
tidak signifikan.
- Komitmen profesional
normatif berhubungan
terbalik dengan
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
dan perilaku audit
(RKA dan URT).
- Tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
berpengaruh positif
dengan perilaku audit
(RKA dan URT).

5 Tanjung (2013)

Variabel Bebas:
- Karakteristik personal
Pengaruh Karakteristik auditor
Personal Auditor Dan - Time budget pressure
Time Budget Pressure
Terhadap Perilaku
Disfungsional Auditor Variabel Terikat:
(Studi Empiris Pada
- Perilaku
KAP Di Padang Dan
disfungsional auditor
Pekanbaru)

6 Wintari (2015)

Teknik Analisis

Variabel Bebas:
- Tekanan anggaran
waktu

Metode analisis data - Karakteristik personal


menggunakan
auditor berpengaruh
analisis regresi
positif terhadap
berganda.
perilaku disfungsional
auditor.
- Time budget pressure
berpengaruh positif
terhadap perilaku
disfungsional audit.

Analisis data
- Tekanan anggaran
penelitian dilakukan waktu berpengaruh
dengan regresi
positif pada perilaku
linear berganda.
penurunan kualitas
audit.

98

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No

Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
6 Wintari (2015)

Variabel

Variabel Bebas:
- Tekanan anggaran
waktu
Pengaruh Tekanan
Anggaran Waktu,
- Locus of contol
Locus Of Control , Dan internal
Komitmen Profesional - Locus of contol
Pada Perilaku
eksternal
Penurunan Kualitas
- Komitmen
Audit
profesional
Variabel Terikat:
- Perilaku penurunan
kualitas audit

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

Analisis data
- Tekanan anggaran
penelitian dilakukan waktu berpengaruh
dengan regresi
positif pada perilaku
linear berganda.
penurunan kualitas
audit.
- Locus of control
internal berpengaruh
negatif pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
- Locus of control
eksternal berpengaruh
positif pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
- Komitmen profesional
berpengaruh negatif
pada perilaku
penurunan kualitas
audit.

99

Lampiran 3
3
Statistik Desktiptif Data Uji

Descriptive Statistics
N
X1
X2
X3
Y

35
35
35
35

Valid N (listwise)

35

Minimum

Maksimum

16,00
5,00
6,00
11,76

62,19
20,96
25,04
38,56

Mean
27,4200
16,2374
11,6671
18,2834

Standard
Deviation
14,58899
4,58643
5,40041
9,12154

100

Lampiran 4
Uji Validitas Variabel Locus of Control
Correlations
X1.1
X1.1

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.2

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.3

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.4

#NAME?
Sig. (2-tailed)
N

X1.5

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.6

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.7

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.2
1

35
,794

X1.3

X1.5

X1.6

X1.7

X1.8

X1.9

X1.10

X1.11

X1.12

X1.13

X1.14

X1.15

X1.16

Total

,794**

,822**

,816**

,833**

,777**

,793**

,825**

,775**

,760**

,832**

,738**

,876**

,718**

,772**

,851**

,891**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

,907**

**

,000
35

35

**

**

,822

X1.4

,829

,829

,835

,784

,839

,803

,797

,832

,806

,837

,771

,808

,763

,857

,876

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

,928**

,738

,852

,810

,909

,831

,930

,834

,871

,813

,840

,856

,802

,799

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

,816
,000

**

,835
,000

**

,738
,000

**

,759
,000

**

,832
,000

**

,776
,000

**

,839
,000

**

,782
,000

**

,764
,000

**

,844
,000

**

,780
,000

**

,808
,000

**

,790
,000

**

,824
,000

**

,854
,000

,894**
,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,833**

,784**

,852**

,759**

,764**

,858**

,882**

,808**

,862**

,862**

,809**

,852**

,801**

,848**

,758**

,914**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,777**

,839**

,810**

,832**

,764**

,784**

,810**

,778**

,819**

,734**

,869**

,787**

,707**

,825**

,842**

,889**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,793**

,803**

,909**

,776**

,858**

,784**

,851**

,914**

,812**

,875**

,790**

,840**

,817**

,869**

,741**

,921**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

101

(Lanjutan)
X1.8

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.9

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X1.10 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.11 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.12 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.13 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.14 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.15 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

,825**

,797**

,831**

,839**

,882**

,810**

,851**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

,775

,832

,930

,782

,808

,778

,914

,786

,786**

,895**

,873**

,891**

,862**

,851**

,889**

,847**

,941**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

,911**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

**

,760

,806

,834

,764

,862

,819

,812

,895

,807

,807

,873

,748

,849

,830

,826

,765

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

,916**

,804

,875

,819

,846

,885

,783

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,832**

,837**

,871**

,844**

,862**

,734**

,875**

,873**

,873**

,804**

,767**

,899**

,829**

,842**

,790**

,927**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,738**

,771**

,813**

,780**

,809**

,869**

,790**

,891**

,748**

,875**

,767**

,776**

,831**

,900**

,829**

,903**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,876**

,808**

,840**

,808**

,852**

,787**

,840**

,862**

,849**

,819**

,899**

,776**

,806**

,820**

,807**

,922**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,718**

,763**

,856**

,790**

,801**

,707**

,817**

,851**

,830**

,846**

,829**

,831**

,806**

,811**

,756**

,890**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

,932**

,000

,000

35

35

,772

,857

,802

,824

,848

,825

,869

,889

,826

,885

,842

,900

,820

,811

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,832

102

(Lanjutan)
X1.16 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

,851**

,876**

,799**

,854**

,758**

,842**

,741**

,847**

,765**

,783**

,790**

,829**

,807**

,756**

,832**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,891**

,907**

,928**

,894**

,914**

,889**

,921**

,941**

,911**

,916**

,927**

,903**

,922**

,890**

,932**

,901**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

,901**
,000

35

103
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Nomor7
Nomor8
Nomor9
Nomor10
Nomor11
Nomor12
Nomor13
Nomor14
Nomor15
Nomor16
Total

Pearson Correlation
,891**
,907**
,928**
,894**
,914**
,889**
,921**
,941**
,911**
,916**
,927**
,903**
,922**
,890**
,932**
,901**
1

Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

N
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,891,
nomor2=0,907, nomor3=0,928, nomor4=0,894, nomor5=0,914, nomor6=0,889,
nomor7=0,921, nomor8=0,941, nomor9=0,911, nomor10=0,916, nomor11=0,927,
nomor12=0,903, nomor13=0,922, nomor14=0,890, nomor15=0,932, dan nomor16=0,901.

104

Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi


Correlations
X2.1
X2.1

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X2.2

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X2.3

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X2.4

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X2.5

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X2.6

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

Total

X2.6

,833**

,824**

,848**

,726**

,910**

,904**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,833**

,760**

,856**

,676**

,869**

,904**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,824**

,760**

,875**

,834**

,848**

,943**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,848**

,856**

,875**

,683**

,835**

,925**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,726**

,676**

,834**

,683**

,783**

,868**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,910**

,869**

,848**

,835**

,783**

,946**

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,904**

,904**

,943**

,925**

,868**

,946**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

,000

35

105
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Total

Pearson Correlation
,904**
,904**
,943**
,925**
,868**
,946**
1

Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

N
35
35
35
35
35
35
35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,904,
nomor2=0,904, nomor3=0,943, nomor4=0,925, nomor5=0,868, dan nomor6=0,946.

106

Uji Validitas Variabel Tekanan Anggaran Waktu Audit


Correlations
X3.1
X3.1

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X3.2

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X3.3

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X3.4

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X3.5

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X3.6

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

X3.2

X3.3

X3.4

X3.5

Total

X3.6

,741**

,813**

,756**

,690**

,752**

,882**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,741**

,720**

,804**

,835**

,777**

,901**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,813**

,720**

,694**

,754**

,854**

,896**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,756**

,804**

,694**

,805**

,788**

,897**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,690**

,835**

,754**

,805**

,802**

,906**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,752**

,777**

,854**

,788**

,802**

,920**

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

,882**

,901**

,896**

,897**

,906**

,920**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

,000

35

107
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Total

Pearson Correlation
,882**
,901**
,896**
,897**
,906**
,920**
1

Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

N
35
35
35
35
35
35
35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,882,
nomor2=0,901, nomor3=0,896, nomor4=0,897, nomor5=0,906, dan nomor6=0,920.

108
Uji Validitas Variabel Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Correlations
Y.1
Y.1

N
Y.2

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.3

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.4

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.5

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.6

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.7

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.8

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.9

Y.2

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Y.10 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

35

Y.3
**

,803

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

,792

,860

,837

,786

,791

,829

,786

,824

**

,909

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

,792

**

,860

,749

**

**

**

**

,895

**

**

,908

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

**

,749

**

**

**

**

,865

,769

,769

**

**

,918

,000

,000

,000

35

35

35

**

**

**

**

**

35

**

**

**

**

**

,816

,816

,849

**

,900

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

**

**

**

**

,890**

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

,793

,797

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

**

**

**

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

,758

,815

**

,889

,000

,000

,000

35

35

35

35

**

**

,758

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

,839

,839

,000

,000

,764

,764

35

,793

,788

,788

,000

,000

,736

,736

,000

,000

,804

,804

35

35

,764

,764

,000

,000

,870

**

35

35

,773

,813

,000

,000

,805

**

35

35

,845

,870

,000

,000

,796

**

35

35

,781

,805

,000

,000

,816

**

,796

35

35

,788

**

,816

,000

,000

,786

,773

35

35

,829

,845

,000

35

,791

**

,781

35

,000

,786

**

,788

,000

35
,837

,865

35

,000

,863

**

,932

,000

35

,872

,881

35

,000

,800

,863

**

,000

35

,779

,872

Total

Y.10
**

35

,000

,802

,800

Y.9
**

,000

35
**

,779

Y.8
**

35

,000

,873

,802

Y.7
**

,000

,000
**

,873

Y.6
**

35

,803

,805

,805

Y.5
**

,000
**

35

Y.4
**

,866

,866

,867

**

,926

,000

,000

,000

35

35

35

**

,802

**

,911

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

,881**

,824**

,895**

,813**

,849**

,797**

,815**

,867**

,802**

,938**

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**

**

**

**

**

**

**

**

**

**

,932

,909

,908

,918

,900

,890

,889

,926

,911

,000

,938

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

,000

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

35

109
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Nomor7
Nomor8
Nomor9
Nomor10
Total

Pearson Correlation
,932**
,909**
,908**
,918**
,900**
,890**
,889**
,926**
,911**
,938**
1

Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

N
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,932,
nomor2=0,909, nomor3=0,908, nomor4=0,918, nomor5=0,900, nomor6=0,890,
nomor6=0,889, nomor6=0,926, nomor6=0,911, dan nomor6=0,938.

110

Lampiran 5

Uji Reliabilitas Variabel Locus of Control


Case Processing Summary
N
%
Valid
35
100,0
Cases Excludeda
0
,0
Total
35
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,986
16
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,986 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16

Scale Mean
if Item
Deleted
29,4571
29,3143
29,3714
29,3714
29,2857
29,3143
29,4286
29,3143
29,4571
29,1429
29,3714
29,2000
29,4857
29,1714
29,2286
29,3714

Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
334,667
,986
,874
337,163
,986
,894
335,417
,985
,817
340,123
,986
,979
337,151
,985
,902
338,810
,986
,874
335,252
,985
,909
334,634
,985
,932
339,138
,985
,899
339,950
,985
,904
337,652
,985
,917
339,635
,986
,890
339,139
,985
,911
340,734
,986
,876
334,064
,985
,922
336,887
,986
,886

111

Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Organisasi


Case Processing Summary
N
%
Valid
35
100,0
Cases Excludeda
0
,0
Total
35
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,963
6
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,963 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6

Scale Mean
if Item
Deleted
19,0857
19,1429
18,9429
19,0000
19,0857
19,1714

Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
33,257
,904
,953
35,126
,865
,957
33,232
,903
,953
34,176
,891
,954
35,375
,793
,964
32,499
,930
,950

112

Uji Reliabilitas Variabel Tekanan Anggaran Waktu Audit


Case Processing Summary
N
%
Valid
35
100,0
Cases Excludeda
0
,0
Total
35
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,953
6
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,953 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6

Scale Mean
if Item
Deleted
10,6286
10,8286
10,7429
10,6000
10,7429
10,6000

Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
29,593
,825
,947
30,382
,858
,943
29,667
,848
,944
29,953
,850
,944
29,079
,859
,943
29,835
,883
,940

113

Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Reduksi Kualitas Audit


Case Processing Summary
N
%
Valid
35
100,0
Cases Excludeda
0
,0
Total
35
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,977
10
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,977 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
Y.9
Y.10

Scale Mean
if Item
Deleted
18,9714
18,7429
18,7143
18,9143
18,9714
18,7429
18,8286
18,8857
18,9143
18,8000

Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
117,676
,914
,974
121,785
,889
,975
120,328
,886
,975
116,963
,895
,974
123,146
,879
,975
120,608
,863
,975
123,323
,866
,975
118,516
,907
,974
119,198
,889
,975
115,988
,920
,974

114

Lampiran 6

Hasil Olahan Curva Fit


Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable: Tekanan Anggaran Waktu Audit
Equation
Linear

R Square
,183

Model Summary
F
df1 df2
7,378
1
33

Sig.
,010

Parameter Estimates
Constant
b1
7,328
,158

The independent variable is LOC.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Tekanan Anggaran Waktu Audit
Equation
Linear

R Square
,114

Model Summary
F
df1 df2
4,255
1
33

Sig.
,047

Parameter Estimates
Constant
b1
18,129
-,398

The independent variable is KO.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Equation
Linear

R Square
,263

Model Summary
F
df1 df2
11,798
1
33

Sig.
,002

Parameter Estimates
Constant
b1
9,485
,321

The independent variable is LOC.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Equation
Linear

R Square
,192

Model Summary
F
df1 df2
7,825
1
33

Sig.
,009

Parameter Estimates
Constant
b1
32,422
-,871

The independent variable is KO.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Equation
Linear

R Square
,504

Model Summary
F
df1 df2
33,511
1
33

The independent variable is TAWA.

Sig.
,000

Parameter Estimates
Constant
b1
4,295
1,199

115

Regression 1
Variables Entered/Removeda
Model
1

Variables Entered

Variables
Removed

LOC, KOb

Method
. Enter

a. Dependent Variable: TAWA


b. All requested variables entered.

Model Summary
Model
1

R Square

,547a

Adjusted
R Square

,299

Std. Error of
the Estimate

,255

4,66067

a Predictors: (Constant), LOC, KO

ANOVAa
Model
1

Sum of
Squares
Regression
Residual
Total

296,490
695,101
991,590

df

Mean Square

2
32
34

148,245
21,722

Sig.

6,825

,003b

a. Predictors: (Constant), LOC, KO


b. Dependent Variable: TAWA

Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients
Beta
Std. Error
(Constant)
LOC
KO

a. Dependent Variable: TAWA

13,823
,159
-,402

3,290
,055
,174

Standardized
Coefficients
Beta
,430
-,341

t
4,201
2,904
2,304

Sig.
,000
,007
,028

116

Regression 2
Variables Entered/Removeda
Model
2

Variables Entered

Variables
Removed

LOC, KO, TAWAb

Method
. Enter

a. Dependent Variable: PRKA


b. All requested variables entered.

Model Summary
Model
2

R Square

,789a

Adjusted
R Square

,623

Std. Error of
the Estimate

,587

5,86485

a Predictors: (Constant), LOC, KO, TAWA

ANOVAa
Model
2

Sum of
Squares
Regression
Residual
Total

df

1762,595
1066,290
2828,885

Mean Square

3
31
34

587,532
34,396

Sig.

17,081

,000b

a. Predictors: (Constant), LOC, KO, TAWA


b. Dependent Variable: PRKA

Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients
Beta
Std. Error
(Constant)
LOC
KO
TAWA

a. Dependent Variable: PRKA

12,366
,192
-,549
,819

5,157
,078
,237
,222

Standardized
Coefficients
Beta
,308
-,276
,485

t
2,398
2,484
-2,319
3,682

Sig.
,023
,019
,027
,001

117

Lampiran 7

Hasil Pengujian Variabel Mediasi


1) Jalur X1 ke X3 dengan X3 ke Y atau b1b5
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui sebagai berikut:
b1
b5
Sb1
Sb5

= 0,819
= 0,055
= 0,159
= 0,222

Besarnya Sb b dan z1 adalah sebagai berikut:


1

Sb b = b52Sb12 + b12Sb52
Sb b = (0,819)2 (0,055)2 + (0,159)2 (0,222)2
Sb b = 0,057
b1b5
z1 =
Sb b
0,819 x 0,159
z1 =
0,057
z1 = 2,28
1

2) Jalur X2 ke X3 dengan X3 ke Y atau b2b5


Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui sebagai berikut:
b1
b5
Sb1
Sb5

= 0,819
= 0,174
= 0,402
= 0,222

Besarnya Sb b dan z2 adalah sebagai berikut:


2

Sb b = b52Sb22 + b22Sb52
Sb b = (0,819)2 (0,402)2 + (0,174)2 (0,222)2
Sb b = 0,331
b2b5
z2
=
Sb b
0,819 x 0,174
z2
=
0,331
z2
= 0,43
1

Anda mungkin juga menyukai