PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
Lembar Pengesahan
Pembimbing I,
Pembimbing II
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
iii
Ketua
Anggota :
1. Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi
2. Dr. I.D.G Dharma Suputra, SE, MSi., Ak.
3. Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak.
4. Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE., MSi., Ak.
iv
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS TESIS
Pertama-tama
perkenankanlah
penulis
memanjatkan
puji
syukur
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya, tesis ini dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA selaku
Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan selama penulis mengikuti program
pascasarjana, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE,
M.Si. selaku Pembimbing II yang memberikan bimbingan, semangat, dan saran
kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.
A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi
mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga
ditujukan kepada Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi dan Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
pendidikan di Program Magister Akuntansi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
penguji tesis, yaitu: Dr. I.D.G Dharma Suputra, SE, MSi., Ak., Dr. I Made
Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak., dan Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE.,
MSi., Ak., yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran, sehingga tesis ini
dapat terwujud.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
Dosen Pengajar Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang
vi
Penulis,
vii
ABSTRAK
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI
PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN
WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND ORGANIZATIONAL
COMMITMENT ON AUDIT BEHAVIORS WITH AUDIT TIME
BUDGET PRESSURE AS INTERVENING VARIABLE
This study exams audit behaviors by relating auditors individual
characteristic (locus of control and organizational commitment) and audit time
budget pressure. The audit behaviors examined are audit quality reduction
behaviors. Specifically, the primary purposes of this study is to examines:
(1) influence of locus of control and organizational commitment on audit time
budget pressure, (2) influence of locus of control, organizational commitment,
audit time budget pressure on audit behaviors, and (3) the audit time budget
pressure mediating influence of locus of control and organizational commitment
on audit behaviors.
This study conducted with survey method by distributing questionnaires
to auditors working at audit firms in Bali. The population of this study is 82
auditors. The sampling method is purposive sampling. The sampling of this study
is 35 auditors. The questionnaire can be used as many as 35 questionnaires. Data
analysis is done by path analysis model.
The result of this study suggest external locus of control has positive
influence on audit time budget pressure and audit quality reduction behaviors.
Organizational commitment has negative influence on audit time budget pressure
and audit quality reduction behaviors. The audit time budget pressure has
positive influence on audit quality reduction behaviors. The audit time budget
pressure mediating influence of locus of control on audit quality reduction
behaviors. Other result, audit time budget pressure does not mediate the influence
of organizational commitment on audit quality reduction behaviors.
Keywords: Audit Behaviors, Audit Time Budget Pressure, Locus of Control,
Organizational Commitment
ix
RINGKASAN
xi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................
1
1
8
8
9
BAB II
10
10
10
11
13
16
20
22
BAB III
26
26
27
29
29
29
30
31
32
32
BAB IV
34
34
35
36
36
36
37
37
39
39
39
45
46
46
47
BAB V
52
52
52
52
54
55
55
57
57
xiii
58
59
60
63
65
65
66
68
70
71
73
75
79
79
80
81
87
xiv
DAFTAR TABEL
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
xv
38
40
42
43
44
52
53
54
56
57
58
60
61
DAFTAR GAMBAR
2.1
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
5.1
xvi
12
27
28
28
35
47
61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Kuesioner Penelitian.................................................................
Ringkasan Penelitian Sebelumnya ..........................................
Statistik Deskriptif Data Uji ....................................................
Uji Validitas Instrumen Penelitian ..........................................
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................................
Hasil Olahan Curva Fit dan Regression ..................................
Hasil Pengujian Variabel Mediasi ...........................................
xvii
87
93
99
100
110
114
117
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
teknis
auditor
(pendidikan,
pengalaman,
profesionalisme),
1982; Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001;
Coram et al., 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).
Perilaku disfungsional auditor merupakan setiap tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat menurunkan kualitas audit
secara langsung maupun tidak langsung. Tindakan-tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat menurunkan kualitas audit
secara langsung disebut sebagai perilaku reduksi kualitas audit (audit quality
reduction behaviors), sedangkan yang dapat menurunkan kualitas audit secara
tidak langsung disebut perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim,
1990; Otley dan Pierce, 1996).
Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan yang dilakukan
auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti
audit yang dikumpulkan (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996,
Pierce dan Sweeney, 2004). Perilaku reduksi kualitas audit dapat dilakukan
dengan berbagai tindakan misalnya; penghentian prematur prosedur audit, review
yang dangkal atas dokumen klien, tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan
akuntansi yang diterapkan klien, penerimaan atas penjelasan klien yang tidak
memadai, mengurangi pekerjaan audit dari yang seharusnya dilakukan, dan tidak
memperluas ruang lingkup pengauditan ketika terdeteksi transaksi atau pos yang
meragukan (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996; Otley dan
Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004).
Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap
kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan
prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai dasar memadai bagi auditor
untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit
(Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001). Perilaku tidak etis yang dilakukan
individu dalam organisasi dapat diakibatkan oleh karakteristik personal,
situasional maupun interaksi antara faktor-faktor tersebut (Trevino, 1986).
Pendapat tersebut didukung oleh Ford dan Rhichardson (1994) dalam telaah
empiris pengambilan keputusan etis yang menjelaskan bahwa salah satu
determinan penting dalam pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor yang
secara unik berhubungan dengan individu pembuat keputusan. Karena perilaku
audit disfungsional dapat dikategorikan sebagai perilaku yang tidak etis, maka
kecenderungan
auditor
melakukan
tindakan
tersebut
dapat
dipengaruhi
(2012); Gustati (2012); Triono dkk. (2012); Hidayat (2012); Sudirjo (2013),
memberikan hasil bahwa locus of control eksternal berpengaruh pada penerimaan
perilaku disfungsional auditor. Hasil penelitian yang berbeda, yaitu penelitian
Andani dan Mertha (2014) menemukan bahwa locus of control berpengaruh
negatif pada penghentian prematur prosedur audit. Penelitian lainnya, Aisyah dkk.
(2014) menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara locus of control eksternal
dengan perilaku disfungsional auditor.
Selain locus of control, karakteristik personal lainnya yang digunakan
dalam penelitian ini adalah komitmen auditor terhadap organisasinya. komitmen
organisasi merupakan tingkat dimana seseorang pekerja mengidentifikasi sebuah
organisasi, tujuan, dan harapannya untuk tetap menjadi anggota (Robbins dan
Timothy, 2015). Auditor yang memiliki komitmen organisasional akan memiliki
tingkat loyalitas yang lebih baik dan lebih bersedia melakukan pekerjaan melebihi
apa yang seharusnya dikerjakan (Irawati dkk., 2005).
Penelitian
sebelumnya,
Wijayanti
(2009);
Triono
dkk.
(2012);
melakukan tindakan audit disfungsional (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan
Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004). Kendala anggaran waktu merupakan
suatu kondisi dimana auditor menghadapi keterbatasan waktu dalam pelaksanaan
program audit. Keterbatasan waktu tersebut timbul dari adanya batas waktu yang
ditetapkan KAP dalam menyelesaikan suatu prosedur audit. (Fleming, 1980;
McNair, 1991).
Keterbatasan
waktu
menjadi
kendala
tersendiri
dalam
kondisi
berkompetisi satu dengan yang lain. Kompetisi yang intensif pada pasar audit
menuntut KAP melakukan efisiensi melalui pengendalian biaya audit. Untuk
meningkatkan efisiensi salah satu cara yang sering ditempuh KAP adalah dengan
menetapkan anggaran waktu audit secara ketat (McNair, 1991; Arens dan
Loebecke, 2002).
Anggaran waktu audit yang ketat dapat mengakibatkan auditor
merasakan tekanan dalam pelaksanaan prosedur audit karena ketidakseimbangan
antara waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas audit, dan selanjutnya kondisi tersebut dapat mendorong auditor melakukan
tindakan audit disfungsional (Kelley dan Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988).
Hal ini terjadi karena pada umumnya auditor meyakini bahwa penyelesaian
prosedur audit dalam batas anggaran merupakan faktor penting untuk
mendapatkan laba dari suatu perikatan audit dan kelangsungan karir mereka di
KAP (Kelley dan Seiler, 1982; Lightner et al., 1982).
Hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tekanan anggaran
waktu audit berpengaruh positif pada perilaku disfungsional adalah Simanjuntak
(2008); Nadirsyah dan Zuhra (2009); Kurnia (2009); Manullang (2010); Tanjung
(2013); dan Kholidiah dan Murni (2014). Semakin tinggi tekanan anggaran waktu
yang dirasakan auditor dalam pelaksanaan program audit, maka semakin
meningkat kecenderungan auditor melakukan tindakan disfungsional (Kelley dan
Seiler, 1982; Lightner et al., 1982; Otley dan Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney,
2004).
Tekanan anggaran waktu menjadi variabel mediasi dalam penelitian ini,
yang memediasi pengaruh karakteristik personal auditor (locus of control dan
komitmen organisasi) pada perilaku audit. Penelitian sebelumnya yang
menggunakan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi dalam
pengaruh karakteristik personal auditor pada perilaku audit adalah Silaban (2009)
dan Sudirjo (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
tidak langsung locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit melalui
tekanan anggaran waktu yang dirasakan. Sedangkan penelitian yang menguji
pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit
melalui tekanan anggaran waktu audit belum ditemukan.
Subjek penelitian ini adalah auditor KAP di Bali, yang pemilihannya
dimotivasi karena belum ditemukan penelitian serupa sebelumnya yang subjek
penelitiannya adalah auditor KAP di Bali. Subjek penelitian Silaban (2009) adalah
auditor KAP di Jakarta, Medan, dan Surabaya; Hartati (2012) adalah auditor KAP
di Jawa Tengah; Triono dkk. (2012) dan Sudirjo (2013) adalah auditor KAP di
Semarang; Tanjung (2013) adalah auditor KAP di Kota Padang dan Pekanbaru;
Kholidiah dan Murni (2014) adalah auditor KAP di Jawa Timur. Dengan lokasi
yang berbeda, maka akan memunculkan karakteristik yang berbeda karena setiap
daerah mempunyai budaya organisasi yang berbeda pula. Budaya organisasi akan
memengaruhi karakteristik personal individu (Susanti dan Subroto, 2015).
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penelitian ini menguji
pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit KAP di
Bali dengan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka rumusan masalah
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh locus of control dan komitmen
organisasi pada tekanan anggaran waktu audit.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dalam
pengembangan ilmu akuntansi keperilakuan khususnya studi tentang faktorfaktor yang memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit.
Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti
berikutnya dalam menghadapi permasalahan yang sejenis.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pimpinan KAP
dalam mengevaluasi kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif bagi auditor dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja yang
kondusif dalam pelaksanaan tugas dapat menghindari kemungkinan
terjadinya perilaku reduksi kualitas audit oleh auditor dalam pelaksanaan
program audit, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit yang
dihasilkan oleh KAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait
atribusi
mempelajari
proses
bagaimana
seseorang
10
11
luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini
akan berdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu saja namun sebabsebab stres timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang memengaruhi
kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga
kondisi tersebut telah menekankan jiwanya (Fahmi, 2014).
Faktor yang menyebabkan stres adalah kondisi pekerjaan individu,
tekanan peran, kesempatan pelibatan diri dalam tugas, tanggung jawab individu,
dan faktor organisasi (Tosi, 1971). Pada dasarnya, sumber stres merupakan hasil
interaksi dan transaksi antara individu dan lingkungannya. Dalam pembahasan ini
lingkungan individu tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor sebagai
sumber dari stres, yaitu faktor-faktor pekerjaan dan faktor-faktor di luar pekerjaan
itu sendiri (Wijono, 2010).
Pada latar belakang penelitian telah diuraikan bahwa keterbatasan atau
kendala anggaran waktu dapat mengakibatkan auditor merasakan suatu tekanan
dalam mengerjakan tugas audit tertentu, dan kondisi tersebut selanjutnya dapat
memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit. Hal tersebut sesuai
12
dengan literatur stres yang berkaitan dengan pekerjaan (stres kerja) yang
menjelaskan bahwa penyebab stres yang dihadapi individual dalam lingkungan
kerja dapat mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan
pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku
individual (Silaban, 2009). Model teori stres kerja dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Penyebab stres
Stres
Konsekuensi
Karakteristik
Personal
Gambar 2.1
Model Teori Stres Kerja
Sumber: Gibson et al. (1995)
Auditor dapat menghadapi berbagai penyebab stres, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar KAP. Penyebab stres yang berasal dari dalam KAP,
misalnya: beban tugas, konflik peran, kendala anggaran waktu dan kondisi fisik
lingkungan kantor. Sedangkan penyebab stres yang berasal dari luar KAP,
misalnya: keadaan keluarga dan tuntutan dari klien, kompetisi pada pasar audit,
dan tuntutan ligitasi.
Lazarus (1995) dengan teori proses transaksional menyatakan stres yang
dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab
stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Hubungan antara individu
dengan lingkungannya adalah bersifat dinamis, bergantung pada kondisi tertentu
dan konteks personal. Secara spesifik dinyatakan bahwa stres yang berdampak
pada sikap, intensi dan perilaku individual dipengaruhi oleh karakteristik personal.
13
Dengan kata lain, tingkat stres yang dirasakan serta tindakan yang dipilih auditor
untuk mengatasi penyebab stres dipengaruhi oleh karakteristik personal auditor
tersebut.
Penelitian ini menggunakan teori model stres kerja, yaitu untuk
menjelaskan penyebab stres yang berasal dari dalam KAP serta dipengaruhi oleh
karakteristik personal seorang auditor, menyebabkan auditor mengalami stres
yang selanjutnya akan memengaruhi perilaku audit. Penyebab stres yang berasal
dari dalam KAP pada penelitian ini, yaitu tekanan anggaran waktu audit yang
dihadapi auditor dalam pelaksanaan program audit.
2.1.3
Perilaku Audit
Perilaku dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang dimiliki oleh
seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa, dan dipahami untuk
selanjutnya terbentuk dalam perbuatan dan sikap. Dalam konteks ilmu perilaku
dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar
belakang (background) yang pernah dijalaninya. Aplikasi tergambarkan pada
setiap keputusan yang dibuat, termasuk keputusan itu bisa memberi pengaruh
pada organisasi tempat ia bernaung (Fahmi, 2014). Tingkah laku seseorang salah
satunya dipengaruhi oleh faktor situasional dan kepribadian (Allen et al., 1980).
Perilaku auditor merupakan faktor penting yang memengaruhi kualitas
audit yang dihasilkan KAP (Kelley dan Margheim, 1990; Raghunathan, 1991;
Malone dan Robert, 1996). Perilaku auditor yang menurunkan kualitas audit
secara langsung maupun tidak langsung disebut perilaku disfungsional audit.
14
Perilaku disfungsional audit terdiri dari perilaku reduksi kualitas audit dan
perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce,
1996).
Perilaku audit yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi
kualitas audit. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas
bukti-bukti audit yang dikumpulkan (Malone dan Robert, 1996). Alderman dan
Deitrick (1982) serta Raghunathan (1991) memfokuskan pada satu tipe perilaku
reduksi kualitas audit yang dianggap paling serius adalah penghentian prematur
atas prosedur audit (premature sign-off). Penghentian prematur atas prosedur audit
merupakan tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak melaksanakan atau
mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun auditor
mendokumentasikan semua prosedur audit telah diselesaikan secara lengkap
(Alderman dan Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991). Hasil penelitiannya
mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang menemukan respondennya
mengakui mereka kadang-kadang melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit.
Temuan-temuan dari penelitian lainnya, Kelley dan Margheim (1990),
Malone dan Robert (1996), Otley dan Pierce (1996), Herrbach (2001), serta Pierce
dan Sweeney (2004) menunjukkan selain penghentian prematur prosedur audit,
berbagai bentuk tindakan lainnya yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan
program audit yang berpotensi mereduksi kualitas audit adalah sebagai berikut:
15
1) Review yang dangkal terhadap dokumen klien. Hal ini merupakan tindakan
auditor tidak memberi perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas
dokumen klien.
2) Pengujian terhadap sebahagian item sampel. Hal ini merupakan tindakan
auditor tidak melaksanakan prosedur audit pada seluruh item sampel yang
didesain dalam program audit.
3) Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan. Hal ini merupakan
tindakan auditor tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi
suatu transaksi atau pos yang mencurigakan.
4) Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah. Hal ini merupakan tindakan
auditor menerima penjelasan klien sebagai pengganti suatu bukti audit yang
tidak diperoleh selama pelaksanaan audit.
5) Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan klien. Hal ini merupakan
tindakan auditor tidak meneliti lebih lanjut kesesuaian perlakuan akuntansi
yang diterapkan klien dengan prinsip akuntansi.
6) Pengurangan pekerjaan audit pada tingkat yang lebih rendah dari yang
disyaratkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor
mengurangi pekerjaan audit yang dilakukan dari yang seharusnya
dilaksanakan sesuai dengan program audit.
7) Penggantian prosedur audit dari yang ditetapkan dalam program audit. Hal ini
merupakan tindakan auditor yang tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan
dalam program audit.
16
17
1) Locus of Control
Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian
(personility). Kepribadian merupakan jumlah total cara-cara dimana
seseorang individu beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain (Robbins
dan Timothy, 2015). Locus of control didefinisikan sebagai keyakinan
individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri
(Kreitner dan Kinicki, 2005). Seseorang yang meyakini keberhasilan atau
kegagalan yang dialaminya berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus
of control internal, sedangkan yang diluar kontrolnya disebut memiliki locus
of control eksternal (Lefcourt, 1982).
Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang
berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda.
Pada umumnya, individu yang memiliki locus of control internal memandang
kejadian atau pengalaman adalah saling berkaitan dan mereka belajar dari
pengalaman yang berulang, sedangkan individu yang memiliki locus of
control eksternal cenderung memandang suatu kejadian atau pengalaman
tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya dan mereka tidak belajar dari
pengalaman (Lefcourt, 1982).
Individu yang memiliki locus of control internal cenderung
memandang suatu keadaan atau kondisi sebagai peluang atau kondisi yang
tidak menimbulkan tekanan, sedangkan individu yang memiliki locus of
control eksternal menganggap sebagai ancaman atau menimbulkan tekanan.
Ketika individu yang ber-locus of control internal menghadapi stres potensial,
18
19
setiap individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan
maksimal. Komitmen yang kuat sangat berhubungan erat dengan rasa
memiliki individu setiap organisasi.
Komitmen organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan
kecenderungan
disfungsional
(Triono
dkk.,
2012).
Seiring
dengan
dan
Kalleberg
(1990)
berpendapat
bahwa
Individu
yang
20
21
Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988; Kelley dan Margheim, 1990). Akers dan
Eaton (2003) mengemukakan jika auditor merasakan terdapat tekanan anggaran
waktu dalam pelaksanaan tugas audit, maka auditor mungkin bertindak dengan
salah satu dari cara berikut:
1) Melaksanakan proses audit sebagaimana mestinya dan melaporkan waktu
sebenarnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam hal ini
auditor menanggulangi tekanan anggaran waktu dengan cara fungsional.
2) Melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi memanipulasi
catatan waktu dengan tidak melaporkan waktu sebenarnya yang digunakan
untuk pelaksanaan tugas audit. Dalam hal ini auditor menanggulangi tekanan
anggaran waktu dengan melakukan perilaku underreporting of time.
3) Tidak melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi auditor
mengklaim bahwa prosedur audit telah dilakukan sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini auditor menanggulangi ketekanan anggaran waktu dengan
melakukan perilaku reduksi kualitas audit.
Meskipun auditor dapat menanggulangi kendala anggaran waktu dengan
cara fungsional (misalnya, dengan meminta tambahan anggaran waktu), bukti
empiris dari hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan auditor kadang-kadang
merespon kendala anggaran waktu dengan melakukan perilaku reduksi kualitas
audit atau underreporting of time (Cook dan Kelley, 1988; Otley dan Pierce,
1996; Coram et al., 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).
22
2.2
Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009), variabel yang digunakan
23
yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, locus of control internal,
dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak
menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang
digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Triono dkk. (2012), variabel yang
digunakan adalah locus of control, komitmen organisasional, posisi auditor di
KAP, dan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control
berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasional; locus of control
berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; posisi
auditor berpengaruh positif dan terhadap komitmen organisasional; posisi auditor
berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; komitmen
organisasional berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional
audit; locus of control, posisi auditor, dan komitmen organisasional mempunyai
pengaruh yang terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan
dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control,
komitmen organisasi, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah
penelitian ini tidak menggunakan tekanan anggaran waktu audit, serta waktu dan
tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirjo (2013), variabel yang digunakan
adalah locus of control, komitmen professional, tekanan anggaran waktu audit,
perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Populasi yang
digunakan dalam penelitian adalah 230 auditor pada akuntan publik di Semarang.
Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control dan komitmen profesional berpengaruh
24
terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit (RKA dan
URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap
perilaku audit (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel
yang digunakan sama yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan
perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak
menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang
digunakan berbeda.
Penelitian yang digunakan oleh Tanjung (2013), variabel yang digunakan
adalah karakteristik personal auditor, time budget pressure, dan perilaku
disfungsional auditor. Variabel karakteristik personal auditor terdiri dari
subvariabel: locus of control, harga diri, ketelitian dan kemantapan emosional.
Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik personal auditor berpengaruh positif
terhadap perilaku disfungsional auditor dan time budget pressure berpengaruh
positif terhadap perilaku disfungsional auditor pada KAP di Kota Padang dan
Pekanbaru. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan
sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku
disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan
komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Wintari (2015), variabel yang digunakan
adalah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, locus of control
eksternal, komitmen profesional, dan perilaku penurunan kualitas audit. Hasil
penelitiannya, yaitu: tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap
perilaku penurunan kualitas audit; locus of control internal berpengaruh negatif
25
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antarvariabel
yang disusun dari beberapa teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teoriteori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang
diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2014)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi, seperti yang
dijelaskan di latar belakang penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut
kemudian dirumuskanlah suatu permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dan
manfaat penelitian berperan sebagai arah penelitian ini ke depan.
Sebelum menentukan hipotesis atau dugaan sementara dari rumusan
masalah yang diteliti, terlebih dahulu mengetahui teori-teori yang mendukung
(kajian teori) dan hasil penelitian sebelumnya (kajian empiris). Kajian teori dan
kajian empiris menjadi dasar penelitian di dalam menjelaskan hubungan kausalitas
antarvariabel penelitian. Selanjutnya, kajian teori dan kajian empiris ini menjadi
penentu dan pendukung dalam menentukan hipotesis.
Hipotesis yang telah disusun diuji dengan alat bantu statistik untuk
memperoleh hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini dibandingkan dengan
hipotesis, kemudian dapat menarik suatu kesimpulan secara menyeluruh mengenai
26
27
penelitian yang dilakukan serta saran yang dapat diberikan. Kerangka berpikir
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Fenomena
Rumusan
Masalah
Kajian Teori
Teori-Teori
- Teori Atribusi
- Teori Model Stres Kerja
Hipotesis
Uji Statistik
Penjelasan Konseptual
- Perilaku Reduksi Kualitas
Audit
- Locus of Control
- Komitmen Organisasi
- Tekanan Anggaran Waktu
Audit
Kajian Empiris:
1. Silaban (2009)
2. Gustati (2012)
3. Triono dkk., (2012)
4. Sudirjo (2013)
5. Tanjung (2013)
6. Wintari (2015)
Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan
dan Saran
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
Keterangan:
: prosedur
: membandingkan
3.2
Konsep Penelitian
Konsep penelitian menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian
ini. Konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
28
Locus of Control
(X1)
H2a
H1a
H1b
Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)
Komitmen
Organisasi (X2)
H2c
Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)
H2b
Gambar 3.2
Konsep Penelitian Rumusan Masalah I dan II
Locus of Control
(X1)
H3a
Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)
Komitmen
Organisasi (X2)
Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)
H3b
Gambar 3.3
Konsep Penelitian Rumusan Masalah III
Gambar 3.2 menunjukkan terdapat lima pengaruh langsung yang diuji dalam
penelitian ini, yaitu pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit,
pengaruh komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit, pengaruh
locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit, pengaruh komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit, serta pengaruh tekanan anggaran
waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit. Sedangkan pada Gambar 3.3
menunjukkan terdapat dua pengaruh tidak langsung yang diuji dalam penelitian
ini, yaitu pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit melalui
tekanan anggaran waktu audit, serta pengaruh komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit.
29
3.3
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
pada teori model stres kerja, yang menyatakan bahwa stres yang dirasakan
individu merupakan interaksi antara faktor situasional (penyebab stres) dan
karakteristik individual seperti locus of control. Auditor yang ber-locus of control
eksternal cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit yang ketat sebagai
tekanan dibandingkan dengan auditor yang ber-locus of control internal.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Sudirjo (2013); dan Wintari
(2015); menunjukkan locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan
anggaran waktu yang dirasakan. Hasil penelitian ini menunjukkan auditor yang
memiliki locus of control eksternal lebih cenderung mempersepsikan anggaran
waktu audit sebagai tekanan. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai
berikut:
H1a:
3.3.2
didasarkan pada teori model stres kerja, yang menyatakan bahwa stres yang
30
3.3.3
pada teori atribusi, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Locus of control
merupakan kekuatan internal yang memengaruhi perilaku seseorang. Individu
yang memiliki locus of control eksternal adalah individu yang percaya bahwa
mereka tidak dapat mengontrol kejadian-kejadian dan hasil. Locus of control
eksternal adalah perasaan yang dialami individu bahwa perilakunya ditentukan
oleh faktor-faktor di luar pengendaliannya.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Gustati (2012); Triono dkk.
(2012); Sudirjo (2013); Tanjung (2013); dan Wintari (2015) menunjukkan locus
31
3.3.4
dan
bersedia
untuk
bekerja
keras
untuk
mencapai
32
3.3.5
audit didasarkan pada teori model stres kerja. Anggaran waktu audit yang ketat
dapat menimbulkan auditor merasakan tekanan (stres) dalam melakukan
pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku audit
dalam pelaksanaan program audit.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Sudirjo (2013); Tanjung (2013);
dan Wintari (2015) menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu audit
berpengaruh positif pada perilaku disfungsional audit. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin meningkat tekanan anggaran waktu audit yang
dirasakan
pada
pelaksanaan
program
audit,
maka
semakin meningkat
3.3.6
bahwa terdapat pengaruh tidak langsung locus of control eksternal pada perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu yang dirasakan. Pengaruh
tidak langsung tersebut dapat memperkuat hubungan antara karakteristik
individual auditor dengan perilaku audit disfungsional (Silaban, 2009). Sedangkan
pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit
33
melalui tekanan anggaran waktu audit didasarkan pada teori model stres kerja.
Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H3a:
H3b:
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan rencana kerja terstruktur yang
mengarahkan proses dan hasil riset yang valid, objektif, efektif dan efisien.
Rancangan penelitian ini diawali dengan fenomena, dimana seorang auditor bisa
berperilaku disfungsional ketika menerima suatu tekanan. Penelitian ini
menggunakan desain causal explanatory untuk mengetahui hubungan diantara
variabel locus of control, komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan
perilaku audit.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, masingmasing akan
diuraikan dalam indikator yang sesuai untuk kemudian diturunkan menjadi item
pertanyaan dalam instrumen penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang
dilanjutkan dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil analisis kemudian
diinterpretasikan dan tahap terakhir adalah pemberian kesimpulan dan saran.
Secara ringkas, rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1
34
35
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan
Penelitian
Manfaat
Penelitian
Kajian
Pustaka dan
Penelitian
Sebelumnya
Data
Penelitian
Hipotesis
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil
Pengujian
Uji
Statistik
Kesimpulan
dan Saran
Gambar 4.1
Skema Rancangan Penelitian
Keterangan:
: prosedur
: membandingkan
4.2
Directory Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015. Waktu penelitian adalah
tahun 2015.
36
4.3
4.4
Data Penelitian
4.4.1
Jenis Data
Berikut adalah jenis data untuk keperluan analisis dan menguji hipotesis.
37
4.4.2
Sumber Data
Berikut adalah sumber data untuk keperluan analisis dan menguji
4.5
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi
dalam penelitian ini adalah auditor KAP di Bali yang berjumlah 82 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Penentuan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
38
KAP
1 KAP I Wayan
Ramantha
2 KAP Drs. Ida Bagus
Djagera
3 KAP Johan Malonda
Mustika & Rekan
(Cabang Denpasar)
4 KAP K. Gunarsa
Alamat
Populasi
Belum Sampel
menjadi
ketua tim
10
12
11
14
16
10
10
82
47
35
Sumber: Directory KAP Tahun 2015 dan survei jumlah auditor per Nopember
2015
39
4.6
Variabel Penelitian
4.6.1
Identifikasi Variabel
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari atau ditarik kesimpulannya (Noor, 2015). Jenis-jenis variabel yang
dianalisis dalam penelitian ini adalah variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
mediasi.
1) Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah locus of control dan komitmen organisasi.
2) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi kualitas audit.
3) Variabel mediasi merupakan variabel yang secara teoritis memengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan terikat menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2014). Variabel
mediasi dalam penelitian ini adalah tekanan anggaran waktu audit.
4.6.2
diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel.
Dimensi (indikator) ini dapat berupa perilaku, aspek, atau sifat/karakteristik.
Definisi operasional lebih menekankan kepada hal-hal yang dapat dijadikan
40
Indikator
Penghentian prematur prosedur audit
Review yang dangkal terhadap dokumen klien
Pengujian terhadap sebagian item sampel
Tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi
suatu pos atau akun yang meragukan
RKA 5
Menerima penjelasan klien yang memadai
RKA 6
Tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan akuntansi yang
diterapkan klien
RKA 7
Mengurangi pekerjaan audit dari program audit
RKA 8
Merubah atau mengganti prosedur audit
RKA 9
Pengandalan lebih bertahap hasil pekerjaan klien
RKA 10
Mengurangi dokumentasi bukti audit
Sumber: Silaban (2009)
41
42
Tabel 4.3
Indikator-Indikator Konstruk Locus of Control
Kode
LOC 1
LOC 2
LOC 3
Indikator
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil
Hasil dari suatu pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
Pekerjaan dapat terlaksana dengan baik jika ada perencanaan
yang baik
LOC 4
Seorang bawahan harus selalu memberi saran atau pendapat
kepada atasannya
LOC 5
Memperoleh pekerjaan yang sesuai adalah suatu
keberuntungan
LOC 6
Memperoleh penghargaan adalah suatu keberuntungan
LOC 7
Suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik jika
dilakukan secara sungguh-sungguh
LOC 8
Untuk memperoleh pekerjaan harus ada teman atau kenalan
yang membantu
LOC 9
Promosi merupakan suatu keberuntungan
LOC 10
Untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai, kenalan atau teman
lebih penting daripada kemampuan
LOC 11
Promosi diberikan kepada karyawan yang kinerjanya baik
LOC 12
Untuk mendapatkan yang diinginkan, seseorang harus kenal
dengan orang yang tepat
LOC 13
Untuk dapat berprestasi diperlukan keberuntungan
LOC 14
Karyawan yang bekerja dengan baik akan mendapat imbalan
yang sepadan
LOC 15
Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap atasannya lebih
besar dari yang dipikirkan karyawan bersangkutan
LOC 16
Keberuntungan merupakan faktor yang membedakan orang
yang berhasil dan gagal
Sumber: Silaban (2009)
Instrumen ini terdiri 16 butir pertanyaan dengan menggunakan skala
likert 5 poin, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak ada
pendapat (TAP), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Delapan pertanyaan
disusun dengan skor terbalik, yaitu pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 7, 11, 14, dan
15. Responden diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara hasil yang
diperoleh (outcome) dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Skor yang
lebih tinggi pada skala pengukuran menunjukkan locus of control eksternal
43
dan skor yang lebih rendah menunjukkan locus of control internal. Pada
pertanyaan dengan skor terbalik, skor yang tinggi pada skala pengukuran
menunjukkan locus of control internal, sedangkan skor yang rendah
menunjukkan locus of control eksternal.
3) Komitmen Organisasi (X2)
Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai keterikatan individu di
dalam suatu kelompok atau organisasi, dimana individu tersebut bekerja.
Variabel ini mengukur komitmen auditor terhadap organisasinya atau KAP
tempat mereka bekerja. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
konstruk komitmen organisasi adalah menggunakan indikator yang
dirangkum oleh Suparman (2007) yang diadopsi dari Meyer et al. (1993).
Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Indikator-Indikator Konstruk Komitmen Organisasi
Kode
Indikator
KO 1
Terikat secara emosional
KO 2
Merasakan
KO 3
Kebutuhan dan keinginan
KO 4
Biaya (pengorbanan)
KO 5
Percaya (setia)
KO 6
Loyalitas
Sumber: Suparman (2007)
Instrumen ini terdiri dari 6 pertanyaan dengan skala likert 5 poin,
yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak ada pendapat (TAP),
setuju (S), dan sangat setuju (SS). Responden diminta menunjukkan seberapa
tinggi komitmen mereka untuk tetap bertahan di dalam organisasi. Skor yang
tinggi pada skala likert menunjukkan auditor memiliki komitmen yang kuat
44
Indikator
Merasakan suatu kewajiban untuk melaksanakan atau
menyelesaikan suatu prosedur audit tertentu pada batas
anggaran waktu
TAWA 2 Merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas
anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting untuk
dicapai
TAWA 3 Merasakan anggaran waktu audit sebagai kendala untuk
pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit tertentu
TAWA 4 Merasakan pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit
tertentu dalam batas anggaran waktu audit sulit untuk dipenuhi
TAWA 5 Merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan suatu
prosedur audit tertentu tidak mencukupi
TAWA 6 Merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan prosedur
audit tertentu sangat ketat
Sumber: Silaban (2009)
45
4.7
46
4.8
4.8.1
Pengujian Instrumen
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2014).
1) Pengujian Validitas Instrumen
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid bila pernyataan kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian
validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar skor item instrumen
dalam suatu faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif
dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.
Jadi berdasarkan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut
memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2014).
2) Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat menghasilkan
data yang sama (konsisten) bila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap
obyek yang sama. Walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel,
tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan karena reliabilitas
instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen (Sugiyono,
47
2014). Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha lebih
besar dari 0,6 (Noor, 2015).
4.8.2
analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan program SPSS
20. Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antarvariabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung seperangkat variabel bebas pada variabel terikat. Adapun alasan
mengapa analisis jalur lebih tepat digunakan adalah: analisis jalur mampu menguji
suatu hubungan berantai yang membentuk model yang besar, seperangkap prinsip
dasar, atau suatu teori secara keseluruhan (Utama, 2014).
Langkah-langkah dalam pengujian analisis jalur dilakukan melalui
beberapa tahapan (Utama, 2014), adalah sebagai berikut:
1) Merancang model berdasarkan konsep dan teori
Berdasarkan hubungan antarvariabel secara teoritis dapat dibuat model
statistik berikut:
b1
Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)
e1
Komitmen
Organisasi (X2)
e2
b3
Locus of Control
(X1)
b2
b4
Gambar 4.2
Model Statistik
b5
Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)
48
49
50
b) Theory Trimming
Uji validasi koefiisen jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung
adalah sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p-value)
dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan
secara parsial. Berdasarkan theory trimming, maka jalur yang
nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh
data empiris, kecuali model tertentu yang didukung oleh konsep atau
teori.
5) Pengujian variabel mediasi
Pengujian hipotesis mediasi dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan
oleh Sobel pada tahun 1982 dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel test). Uji
Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung
variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) melalui variabel
mediasi (X3) (Utama, 2014).
a) Jalur X1 ke X3 dengan X3 ke Y atau b1b5
Koefisien regresi tidak standar X1 ke X3 dan X3 ke Y ditulis dengan b1
dan b5, sedangkan standard error-nya ditulis dengan Sb1 dan Sb5.
Besarnya standard eror tidak langsung X1 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis
dengan Sb b , dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1
51
z1 =
b1b5
Sb b
1
(6)
b2b5
Sb b
2
(8)
Untuk mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesis H3a dan H3b, maka
dilakukan dengan cara membandingkan p value dan alpha (0,05), dengan
ketentuan sebagai berikut: (a) p value alpha (0,05) atau zhitung ztabel, berarti
X3 bukan variabel mediasi, dan (b) p value < alpha (0,05) atau zhitung > ztabel,
berarti X3 merupakan variabel mediasi.
6) Interprestasi Hasil Analisis
Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah melakukan interprestasi hasil
analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan
mengidentifikasi
jalur
yang pengaruhnya
lebih kuat
yaitu dengan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
5.1.1
Deskripsi Responden
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah tiga puluh lima auditor.
Berdasarkan tiga puluh lima kuesioner yang disebar, kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak tiga puluh lima kuesioner (seratus persen).
Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner penelitian disajikan dalam
Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1
Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Penelitian
Keterangan
Jumlah
Persentase
Kuesioner yang disebar
35
100%
Kuesioner yang tidak kembali
0
0%
Kuesioner yang kembali
35
100%
Kuesioner yang gugur/tidak lengkap
0
0%
Kuesioner yang dapat digunakan
35
100%
Tingkat pengembalian: 35/35 x 100% = 100%
Tingkat pengembalian yang digunakan = 35/35 x 100% = 100%
5.1.2
Profil Responden
Profil responden memaparkan mengenai jenis kelamin, pendidikan
52
53
Tabel 5.2
Profil Responden
Keterangan
Jumlah
Persentase
Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
2. Perempuan
Jumlah
24
11
35
68,57%
31,43%
100,00%
Pendidikan Terakhir
1. Strata Satu
2. Strata Dua
3. Strata Tiga
4. Lainnya
Jumlah
32
3
0
0
35
91,43%
8,57%
0,00%
0,00%
100,00%
Register Akuntan
1. Ada
2. Tidak ada
Jumlah
20
15
35
57,14%
42,86%
100,00%
Jabatan
1. Manajer
2. Supervisor
3. Senior
4. Junior
Jumlah
0
6
16
13
35
0,00%
17,14%
45,71%
37,14%
100,00%
Lama Bekerja
1. 1 tahun sampai dengan 2 tahun
2. 2 tahun sampai dengan 5 tahun
3. Di atas 5 tahun
Jumlah
10
10
15
35
28,57%
28,57%
42,86%
100,00%
Jumlah Penugasan
1. Kurang dari 10 penugasan
2. 11 sampai dengan 20 penugasan
3. 21 sampai dengan 30 penugasan
4. Lebih dari 30 penugasan
Jumlah
12
6
6
11
35
34,29%
17,14%
17,14%
31,43%
100,00%
54
baik dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, register akuntan, jabatan, lama
bekerja, dan jumlah penugasan.
5.1.3
penelitian seperti: jumlah amatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata
dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai terkecil atau terendah pada suatu
gugus data, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai terbesar atau nilai
tertinggi pada suatu gugus data. Nilai rata-rata dari suatu gugus data merupakan
suatu ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar atau sebaliknya. Penggunaan nilai rata-rata merupakan cara yang paling
umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data yang
diteliti. Standar deviasi merupakan ukuran penyimpangan sejumlah data dari nilai
rata-ratanya. Hasil statistik deskriptif variabel dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Hasil Statistik Desktiptif Variabel
Variabel
Locus of control (X1)
Komitmen Organisasi (X2)
Tekanan Anggaran Waktu Audit (X3)
Perilaku Reduksi Kualitas Audit (Y)
Valid N
N
35
35
35
35
35
Nilai
Nilai
Nilai
Minimum Maksimum Rata-rata
16
62
27,42
5
21
16,24
6
25
11,67
11
39
18,28
Standar
Deviasi
14,59
4,59
5,40
9,12
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan data pada Tabel 5.3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Locus of control memiliki nilai terendah 16, nilai tertingginya 62, nilai ratarata sebesar 27,42 dan standar deviasinya 14,59. Nilai rata-rata sebesar 27,42
menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung mengarah ke
55
5.2
5.2.1
Uji Validitas
Pengujian validitas kuesioner penelitian dengan menghitung korelasi
antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.
Hasil uji validitas disajikan dalam Tabel 5.4.
56
Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No
Variabel
1.
Locus of Control
2.
Komitmen Organisasi
3.
4.
Sumber: Lampiran 4
Butir
Pertanyaan
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.5
Y1.6
Y1.7
Y1.8
Y1.9
Y1.10
Koefisien
Korelasi
0,891
0,907
0,928
0,894
0,914
0,889
0,921
0,941
0,911
0,916
0,927
0,903
0,922
0,890
0,932
0,901
0,904
0,904
0,943
0,925
0,868
0,946
0,882
0,901
0,896
0,897
0,906
0,920
0,932
0,909
0,908
0,918
0,900
0,890
0,990
0,926
0,911
0,938
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
57
Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dijelaskan bahwa semua butir pertanyaan kuesioner
mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.
5.2.2
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan nilai cronbachs
Variabel
Locus of Control
Komitmen Organisasi
Tekanan Anggaran Waktu Audit
Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Cronbachs
Alpha
0,986
0,963
0,953
0,977
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dijelaskan bahwa semua instrumen mempunyai nilai
cronbachs alpha lebih besar dari 0,6. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian yang digunakan adalah reliabel.
5.3
komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas
audit dapat dianalisis sebagai berikut.
58
5.3.1
perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur
adalah sebagai berikut.
1) Di dalam model analisis jalur hubungan antara variabel adalah linier dan
aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip
parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan,
berarti dapat ditetapkan seluruh model berbentuk linier. Berdasarkan olahan
data seperti ditampilkan pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa semua
hubungan antar variabel penelitian menunjukkan hubungan linier. Oleh
karena itu, model analisis yang dibuat layak untuk diterapkan.
Tabel 5.6
Ringkasan Model Linier
Hubungan
X1
X3 (b1)
X2
X3 (b2)
X1
Y (b3)
X2
Y (b4)
X3
Y (b5)
R
0,183
0,114
0,263
0,192
0,504
Fhitung
7,378
4,226
11,798
7,825
33,511
df1
1
1
1
1
1
df2
33
33
33
33
33
P.Value
0,010
0,047
0,002
0,009
0,000
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sumber: Lampiran 6
2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Seperti yang disajikan pada
Gambar 4.2 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu
arah, tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan.
3) Ukuran variabel endogen dan eksogen yang dianalisis berskala ukur interval.
Oleh karena itu, analisis jalur layak digunakan dalam penelitian ini.
4) Instrumen pengukuran valid dan reliabel.
59
menggunakan rumus 4.1 dan 4.2. Hasil perhitungannya dapat dilihat sebagai
berikut.
1) Hasil Perhitungan Standard Error
P2ei = 1-R2
P2e1 = 1- 0,299
= 0,837
P2e2 = 1- 0,623
= 0,614
2) Perhitungan Koefisien Determinasi Total
R2m = 1 P2e1P2e2
R2m = 1 (0,837)2 (0,614)2
R2m = 0,736
P2ei merupakan standard error of estimate dari model regresi, P2e1 sebesar 0,837,
dan P2e2 sebesar 0,614. Koefisien determinasi total persamaan struktural dari
model penelitian sesuai dengan perhitungan pada Lampiran 6 diperoleh nilai
R2m = 0,736. Koefisien determinasi total sebesar 0,736 mempunyai arti bahwa
sebesar 73,6 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang
dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu 26,4 persen dijelaskan oleh variabel lain di
luar model yang dibentuk.
60
5.3.3
Regresi
X1
X3 (b1)
X2
X3 (b2)
X1
Y (b3)
X2
Y (b4)
X3
Y (b5)
Sumber: Lampiran 6
thitung
2,904
-2,304
2,484
-2,319
3,682
P. Value
0,007
0,028
0,019
0,027
0,001
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
61
e2
0,308
Locus of Control
(X1)
0,614
0,430
e1
0,837
Tekanan Anggaran
Waktu Audit (X3)
0,485
Perilaku Reduksi
Kualitas Audit (Y)
-0,341
Komitmen
Organisasi (X2)
-0,276
Gambar 5.1
Koefisien Jalur Locus of Control, Komitmen Organisasi,
Tekanan Anggaran Waktu Audit dan Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Persamaan struktural untuk model tersebut adalah:
Model persamaan 1: X3 = 0,430 X1 - 0,341 X2 + e1
Model persamaan 2: Y = 0,308 X1 - 0,276 X2 + 0,485 X3 + e1
Koefisien pada Gambar 5.1 merupakan koefisien hubungan langsung
antarvariabel. Pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit lebih
besar dibandingkan dengan komitmen organisasi, yaitu sebesar 0,430 berbanding
dengan -0,341. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dihitung hubungan tidak langsung
dan total seperti Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Koefisien Hubungan Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel
Variabel
X1
PTL
PL
X3
0,430
Y
0,308 0,209
Sumber: Tabel 5.7
X2
PTL
PT
PL
PT
0,430 -0,341
- -0,341
0,517 -0,276 -0,165 -0,441
Keterangan:
PL:
Pengaruh Langsung
PTL: Pengaruh Tidak Langsung
PT:
Pengaruh Total
PL
0,485
X3
PTL
PT
-
0,485
62
63
5.3.4
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
64
positif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini menerima
hipotesis 2a.
4) Hipotesis 2b
H2b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi
kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar -0,549 dengan
taraf signifikansi 0,027 < 0,050. Artinya, komitmen organisasi berpengaruh
negatif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini menerima
hipotesis 2b.
5) Hipotesis 2c
H2c: Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku
reduksi kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari tekanan
anggaran waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar
0,819 dengan taraf signifikansi 0,001 < 0,050. Artinya, tekanan anggaran
waktu audit berpengaruh positif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil
penelitian ini menerima hipotesis 2c.
6) Hipotesis 3a
H3a: Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh locus of control
pada perilaku reduksi kualitas audit.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi pada Lampiran 7, menunjukkan
bahwa zhitung 2,28 lebih besar dari 1,96, yang berarti tekanan anggaran waktu
audit memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas
audit. Hasil penelitian ini menerima hipotesis 3a.
65
7) Hipotesis 3b
H3b: Tekanan anggaran waktu audit memediasi pengaruh komitmen
organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi pada Lampiran 7, menunjukkan
bahwa zhitung 0,43 lebih kecil dari 1,96, yang berarti tekanan anggaran waktu
audit tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi
kualitas audit. Hasil penelitian ini menolak hipotesis 3b.
5.4
Pembahasan
5.4.1
control eksternal dengan tekanan anggaran waktu audit. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan hipotesis 1a diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung mempersepsikan
anggaran waktu sebagai tekanan dalam pelaksanaan program audit dibandingkan
dengan auditor yang memiliki locus of control internal.
Alasan atas diterimanya hipotesis 1a dapat diuraikan sebagai berikut.
Dalam literatur psikologi dijelaskan bahwa individu yang memiliki locus of
control eksternal meyakini bahwa mereka memiliki kemampuan yang terbatas
untuk melakukan kontrol terhadap keadaan (Lefcourt, 1992). Mereka cenderung
mempunyai perasaan cemas, mudah stres, dan depresi (Wijono, 2012). Dengan
demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung memandang
anggaran waktu sebagai tekanan dalam pelaksanaan program audit. Kondisi
demikian terjadi disebabkan oleh tuntutan kepada auditor untuk menyelesaikan
66
tugas audit dalam waktu yang sedikit. Sementara mereka memiliki kemampuan
yang terbatas atas anggaran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan audit.
Diterimanya hipotesis 1a dalam penelitian ini memberikan dukungan
terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013),
bahwa locus of control eksternal memiliki pengaruh pada tekanan anggaran waktu
yang dirasakan. Hasil ini sekaligus mendukung teori model stres kerja, bahwa
auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung mengalami stres kerja
pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of
control internal. Tekanan anggaran waktu audit merupakan stres yang dirasakan
oleh auditor dalam pelaksanaan program audit sebagai akibat penilaian atau
persepsi mereka terhadap anggaran waktu audit. Teori model stres kerja
menyatakan bahwa stres yang dialami seseorang dalam lingkungan kerja
dipengaruhi oleh karakteristik individual. Dengan demikian, locus of control
auditor yang merupakan karakteristik personal auditor memberikan pengaruh pada
tekanan anggaran waktu audit (stres) dalam pelaksanaan program audit.
5.4.2
67
organisasi
menciptakan
kekuatan
untuk
menyeimbangkan
68
auditor memberikan pengaruh pada tekanan anggaran waktu audit (stres) dalam
pelaksanaan program audit.
5.4.3
control eksternal dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan hipotesis 2a diterima. Temuan penelitian ini menunjukkan auditor
yang memiliki locus of control eksternal cenderung menerima perilaku reduksi
kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Alasan atas diterimanya hipotesis 2a dapat diuraikan sebagai berikut.
Individu yang memiliki locus of control eksternal meyakini keberhasilan dan
kegagalan diluar kontrol atau kemampuan mereka atas kondisi atau keadaan yang
mereka hadapi. Mereka cenderung memilih strategi berfokus emosi dalam
menanggulangi suatu kendala. Auditor yang memiliki locus of control eksternal
menghadapi anggaran waktu audit yang sempit, dimana mereka meyakini tidak
dapat melakukan kontrol atas anggaran waktu tersebut, mereka cenderung
memilih strategi berfokus emosi yang diwujudkan melalui tindakan mereduksi
kualitas audit untuk menghadapi kendala tersebut.
Selain berfokus pada emosi, individu yang memiliki locus of control
eksternal cenderung kurang mempertimbangkan konsekuensi atau akibat dari
suatu tindakan yang mereka lakukan. Ketika menghadapi kendala, mereka
cenderung
melakukan
perilaku
disfungsional.
Mereka
menjadi
kurang
69
70
5.4.4
71
anggaran waktu audit dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan hipotesis 2c diterima. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin meningkat tekanan anggaran waktu audit yang dirasakan pada
72
73
5.4.6
locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan anggaran
waktu yang dirasakan sebagai variabel mediasi. Namun, penelitian sebelumnya
lebih membandingkan besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung melalui
variabel mediasi. Penelitian ini menguji apakah tekanan anggaran waktu audit
memediasi pengaruh locus of control pada perilaku audit seperti dalam rumusan
masalah nomor tiga. Hipotesis 3a yang merupakan jawaban sementara untuk
rumusan masalah nomor tiga, memprediksi bahwa tekanan anggaran waktu audit
memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 5.18, pengaruh tidak langsung locus of control pada
perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit tidak lebih
kuat dari pengaruh langsungnya. Selisih pengaruh tidak langsung memiliki
koefisien lebih kecil sebesar 0,099. Auditor yang cenderung memiliki locus of
control eksternal berdasarkan rekapan jawaban kuesioner, adalah berjumlah
sepuluh orang. Auditor yang cenderung merasakan tekanan anggaran waktu audit
dan menerima perilaku reduksi kualitas audit masing-masing adalah tigabelas
orang. Perbedaan jumlah tersebut menunjukkan terdapat tiga auditor yang
memiliki locus of control internal merasakan adanya tekanan anggaran waktu
audit dan menerima perilaku reduksi kualitas audit. Seharusnya, sesuai dengan
penelitian oleh Silaban (2009); Wintari (2015); dan Sudirjo (2013); Gustati
(2012); Triono dkk. (2012); dan Tanjung (2013), ketiga auditor tersebut tidak
merasakan tekanan anggaran waktu audit dan tidak menerima perilaku reduksi
74
kualitas audit. Hal ini menjadi penyebab pengaruh tidak langsung locus of control
pada perilaku reduksi kualitas audit lebih kecil dari pada pengaruh langsungnya.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi, tekanan anggaran waktu
audit memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit.
Walaupun pengaruh tidak langsungnya lebih kecil dari pengaruh langsungnya,
tekanan anggawan waktu audit dapat sebagai mediator, sehingga hipotesis 3a
diterima. Diterimanya hipotesis 3a ini mendukung teori model stres kerja bahwa
penyebab stres yang dihadapi individual dalam lingkungan kerja dapat
mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan,
dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual. Ketika
auditor yang memiliki locus of control eksternal mengahadapi tekanan anggaran
waktu audit, akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya memengaruhi
perilaku auditor untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan atas teori proses
transaksional oleh Lazarus (1995) yang menyatakan bahwa stres yang dirasakan
seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab stres) dan
faktor-faktor internal (karakteristik personal). Interaksi antara locus of control
sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu audit sebagai faktor
situasional, dapat menimbulkan stres yang dirasakan oleh auditor yang kemudian
akan memengaruhi perilakunya.
75
5.4.7
76
Triono dkk. (2012); Sudirjo (2013); Tanjung (2013); dan Wintari (2015), kelima
auditor tersebut tidak merasakan tekanan anggaran waktu audit dan tidak
menerima perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini menjadi penyebab pengaruh
tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit lebih
kecil dari pada pengaruh langsungnya.
Menurut teori model stres kerja bahwa stres yang berkaitan dengan
pekerjaan (stres kerja) yang menyatakan bahwa penyebab stres yang dihadapi
individual dalam lingkungan kerja dapat mengakibatkan individu merasakan
tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi
sikap, intensi dan perilaku individual. Ketika auditor yang memiliki komitmen
yang rendah terhadap organisasinya mengahadapi tekanan anggaran waktu audit,
akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya memengaruhi perilaku auditor
untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Teori proses transaksional oleh Lazarus (1995) yang menyatakan bahwa
stres yang dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal
(penyebab stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Interaksi
antara komitmen organisasi sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu
audit sebagai faktor situasional, dapat menimbulkan stres yang dirasakan oleh
auditor yang kemudian akan memengaruhi perilakunya.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi, tekanan anggaran audit
tidak memediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas
audit, sehingga hipotesis 3b ditolak. Hasil ini belum dapat mendukung
sepenuhnya teori model stres kerja dan teori proses transaksional tersebut. Sesuai
77
dengan teori model stres kerja dan teori proses transaksional, tekanan anggaran
waktu audit yang merupakan faktor situasional seharusnya mampu memberikan
pengaruh tidak langsung yang lebih kuat atas komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit. Hal ini disebabkan terdapat faktor-faktor internal dan
eksternal lain di luar penelitian yang memengaruhi hubungan variabel-variabel ini
seperti yang terlihat pada karakteristik kelima auditor yang memiliki komitmen
tinggi terhadap organisasinya merasakan tekanan anggaran waktu audit dan
menerima perilaku reduksi kualitas audit. Kelima auditor tersebut memiliki
karakteristik, yaitu locus of control eksternal berjumlah dua orang, seluruhnya
junior auditor, lama bekerja diantara satu tahun sampai dengan dua tahun
sebanyak dua orang, serta jumlah penugasan audit kurang dari sepuluh kali
sebanyak empat orang.
Dua auditor yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya
memiliki locus of control eksternal, yang sesuai dengan uraian dari subbab
sebelumnya, cenderung merasakan adanya tekanan anggaran waktu audit dan
selanjutnya menerima perilaku reduksi kualitas audit. Posisi auditor di KAP
berpengaruh pada tekanan anggaran waktu audit dan perilaku reduksi kualitas
audit
(Silaban,
2009).
Auditor
yang
menduduki
posisi
level
bawah
78
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap
hipotesis dari permasalahan yang diteliti telah dijelaskan pada bab sebelumnya
maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
1) Locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran waktu
audit sedangkan komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan
anggaran waktu audit. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki
locus of control eksternal cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit
sebagai tekanan. Serta, semakin tinggi komitmen yang dimiliki auditor
terhadap organisasinya maka semakin rendah tekanan anggaran waktu audit
yang dirasakan.
2) Locus of control eksternal dan tekanan anggaran waktu audit berpengaruh
positif pada perilaku reduksi kualitas audit sedangkan komitmen organisasi
berpengaruh negatif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini
menunjukkan bahwa auditor yang memiliki locus of control eksternal
cenderung menerima perilaku reduksi kualitas audit; semakin tinggi
komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya maka semakin rendah
penerimaan perilaku reduksi kualitas audit; serta semakin tinggi tekanan
anggaran waktu audit maka semakin tinggi penerimaan perilaku reduksi
kualitas audit.
79
80
5.2
Saran
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pimpinan KAP
81
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, R. N., Sukirman., dan Suryandini, D. 2014. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Disfungsional Audit: Penerimaan Auditor BPK RI
Jateng. Accounting Analysis Journal, 3 (1) (2014).
Akers, M. D., and Eaton, T. V. 2003. Underreporting of Chargeable Time: The
Impact of Gender and Characteristic of Underreporters. Journal of Managerial
Issues, Vol. XV. No. 1. p.82-89.
Alderman, C.W., and Deitrick, J.W. 1982. Auditors Perceptions of Time Budget
Pressure and Premature Sign-0ffs: A Replication and Extension. Auditing:
A Journal of Practice and Theory. Vol. 1 No. 2, p.54-58.
Allen, Donald R., Guy, RebeccPPa F., Edgley, Charles K. 1980. Social
Psychology as Social Process. In: Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Sosial.
Cetakan ke 3 (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. p.163.
Andani, Ni Made S., dan Mertha, I Made. 2014. Pengaruh Time Pressure, Audit
Risk, Professional Commitment Dan Locus of Control Pada Penghentian
Prematur Prosedur Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014),
p.185-196.
Arens, A., A., and Loebbecke, J. K., 2002. Auditing and Integrated Approach.
Eight Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Butt J. L. 1988. Frequency Judgment in an Auditing related task. Journal of
Accounting Research. Vol. 26, p. 315-330.
Cook, E. and Kelley, T. 1988. Auditor Stress and Time Budgets. The CPA
Journal, Vol. 58, No. 7, p.83-86.
Cooper, D and Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1. Edisi ke-9.
(Budjanto, Djunaedi, D., dan Sihombing, D., (Pentj). Jakarta: PT Media Global
Edukasi.
Coram, P., Juliana, Ng, J., and Woodliff, D. 2003. A Survey of Time Budget
Pressure and Reduced Audit Quality Among Australian Auditors. Australian
Accounting Review, Vol. 13 No. 1, p.38-45.
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting
and Economics, Vol. 3, No. 3, p.183-199.
Donnely, P. D., Quirin J. J., and OBryan D. 2003. Auditor Acceptance of
Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors Personal
Caracteristics. Behavioral Research In Accounting, Vol. 15, p.87-110.
82
Fahmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi (Teori, Aplikasi, dan Kasus). Cetakan
kedua Juli 2014. Bandung: Alfabeta.
Ford, Robert C. and Rhicardson D. 1994. Ethical Decision Making: A Review of
The Empirical Literature. Journal of Business Ethics, Vol. 13. pp. 205-221.
Fleming, M.K. 1980. Budgeting Practices in Large CPA Firms. The Journal of
Accountancy, May, p.55-62.
Gibson, J., L., Ivancevich, J.M., and Donnelly, J. H. 1995. Organizations. Eight
Edition, Richrad D. Irwin.
Gordon, L. M., Graham, S. 2006. Attribution theory, The Encyclopedia of Human
Development. Thousand Oaks: Sage Publications, 1, p.142-144.
Gustati. 2012. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Locus of Control Terhadap
Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Survey pada Auditor BPKP
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat). Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 7
No. 2 Desember 2012 ISSN 1858-3687, p.46-68.
Harini. D., Wahyudin, A., Anisykurlillah., I. 2010. Analisis Penerimaan Auditor
Atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal
Auditor. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.
Hartati, Nian L. 2012. Pengaruh Karakteristik Internal dan Eksternal Auditor
Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Atas Prosedur Audit. Accounting
Analysis Journal 1 (2) (2012).
Herrbach, O. 2001. Audit Quality, Auditor Behaviour and the Psychological
Contract. European Accounting Review, Vol. 10 No. 4, p.787-802.
Hidayat, Widi. 2012. ESQ dan Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan
Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit pada Badan
Pengawas Daerah (BAWASDA) Jawa Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol. 3, No. 1, April 2012, p.50-74.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2015. Directory Kantor Akuntan Publik
dan Akuntan Publik 2015. Jakarta.
________. 2013. Standar Audit (SA 300) Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
________. 2013. Standar Audit (SA 500) Bukti Audit. Jakarta: Salemba Empat.
83
84
McDaniel, L. S. 1990. The Effect of Time Pressure and Audit Program Structure
on Audit Performance. Journal of Accountancy Research, Vol. 28, p267- 285.
McNair, C.J. 1991. Proper Compromises: The Management Control Dilemma in
Public Accounting and Its Impact on Auditor Behavior. Accounting,
Organizations and Society, Vol. 16 No. 7, p.635-653.
Nadirsyah dan Zuhra I. M. 2009. Locus of Control, Time Budget Pressure dan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 2
No. 2 Juli 2009, p.104-116.
Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Cetakan ke-5. Jakarta: Prenada Group.
Nouri, H. and Parker, R. J. 1996. The Effect of Organizational Commitment on
the Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack. Behavioral
Research in Accounting. Vol. 8. p.74-90.
Otley, D. T., and Pierce, B. J. 1996. Audit Time Budget Pressure: Consequence
and Antecendents. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1,
p.31-58.
Pierce, B, and Sweeney, B. 2004. Cost-Quality Conflict in Audit Firms: An
Empirical Investigation. Europan Accounting Review. Vol. 13. No. 1, p.412-441.
Raghunathan, B. 1991. Premature Signing-Off of Auditor Procedure an Analysis.
Accounting Horizon, Vol. 5. No. 2, p.71-79.
Robbins, S. P. dan Timothy, A. J. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. (Ratna
Saraswati dan Febriella Sirait, Pentj). Jakarta: Salemba Empat.
Rotter, J. B. 1966. Generalized Expectancies For Internal Versus External Control
of Reinforcement. Psychological Monographs, Vol. 80, p.1-28.
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relationship dan Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Silaban, Adanan. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan
Program Audit (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik) (disertasi). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality) (Studi Empiris pada
Auditor KAP di Jakarta (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.
85
86
Wijono, Sutarto. 2012. Psikologi Industri & Organisasi. Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber daya Manusia. Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Wintari, Intan. 2015. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, dan
Komitmen Profesional Pada Perilaku Penurunan Kualitas Audit (tesis) Denpasar:
Universitas Udayana.
Wirawan. 2013. Kepemimpinan (Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi,
dan Penelitian). Cetakan kesatu Juni 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
p.713.
87
Lampiran 1
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
SURAT PENGANTAR
Yth. Bapak/Ibu/Sdr.
DiTempat
Dengan hormat,
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner dalam rangka
penelitian saya yang berjudul:
Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Audit Dengan
Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi
Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pernyataan. Perlu Bapak/Ibu/Sdr ketahui bahwa
keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Sdr dalam menjawab
kuesioner. Atas partisipasi dan kerja samanya, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.
Hormat saya,
88
Bagian A: Demografi
Untuk setiap pertanyaan berikut, mohon beri tanda silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai
dengan pilihan Bapak/Ibu/Sdr atau mengisi data yang sesuai pada tempat yang disediakan.
1.
2.
Nama: .
Jenis Kelamin:
Laki-laki
Perempuan
3.
Pendidikan Terakhir:
Strata Tiga
Strata Dua
Strata Satu
Lainnya ..
4.
5.
6.
7.
Berapa jumlah penugasan audit yang pernah Bapak/Ibu/Sdr tangani sampai dengan
sekarang?
Kurang dari 10 penugasan
21 sampai dengan 30 penugasan
11 sampai dengan 20 penugasan
Lebih dari 30 penugasan
=
=
=
=
=
No.
Pertanyaan
1 Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang atau
sesuatu yang berguna bagi kehidupannya.
STS
TS
TAP
SS
89
3
4
9
10
11
12
13
14
15
90
16
STS
TS
TAP
SS
91
STS
TS
K
S
SS
=
=
=
=
=
No.
Pertanyaan
1 Seberapa sering bapak/ibu merasakan terdapat suatu
kewajiban untuk melaksanakan prosedur audit
tertentu pada batas anggaran waktu yang
ditetapkan?
2 Seberapa sering bapak/ibu merasakan pelaksanaan
prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu
merupakan hal yang sangat penting untuk dipatuhi
atau dicapai?
3 Seberapa sering bapak/ibu merasakan anggaran
waktu audit sebagai kendala untuk pelaksanaan atau
penyelesaian suatu prosedur audit tertentu?
4 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan pelaksanaan
prosedur audit tertentu pada anggaran waktu yang
dialokasikan sulit untuk dilakukan?
5 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan anggaran
waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
prosedur audit tertentu tidak mencukupi?
6 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan anggaran
waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
prosedur audit tertentu sangat ketat?
STS
TS
SS
=
=
=
=
=
No.
Pertanyaan
STS
1 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melaksanakan atau
mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang
ditentukan dalam program audit?
TS
SS
92
2
10
93
Lampiran 2
Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
1 Silaban (2009)
Variabel
Variabel Bebas:
- Locus of control
Perilaku Disfungsional eksternal
Auditor Dalam
- Komitmen
Pelaksanaan Program
profesional afektif
Audit
- Komitmen
profesional kontinu
- Komitmen
profesional normatif
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
94
Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
Variabel
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
senior) dibandingkan
dengan auditor yang
menduduki posisi
level atas (supervisor,
manajer, dan partner).
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional normatif
dengan perilaku URT
lebih kuat pada
auditor auditor yang
menduduki posisi
level atas (supervisor,
manajer, dan partner)
dibandingkan auditor
yang menduduki
posisi level bawah
(junior dan senior).
- Hubungan positif
locus of control
eksternal dengan
perilaku RKA lebih
kuat pada auditor yang
bekerja di KAP
Afiliasi dibandingkan
dengan KAP NonAfiliasi.
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional afektif
dengan perilaku RKA
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Non-Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Afiliasi.
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional normatif
dengan perilaku RKA
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Non-Afiliasi.
95
Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
Variabel
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
- Hubungan positif
antara tekanan
anggaran waktu yang
dirasakan dengan
perilaku RKA lebih
kuat pada auditor yang
bekerja di KAP NonAfiliasi dibandingkan
dengan KAP Afiliasi.
2 Gustati (2012)
Variabel Bebas:
- Locus of control
internal
- Locus of control
eksternal
Persepsi Auditor
Tentang Pengaruh
Locus Of Control
Terhadap Penerimaan
Perilaku Disfungsional Variabel Terikat:
Audit (Survey Pada
- Perilaku
Auditor BPKP
Disfungsional Audit
Perwakilan Provinsi
Sumatra Barat)
- Hubungan positif
locus of control
dengan perilaku URT
yang lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
di KAP Non-Afiliasi.
- Hasil analisis
pengaruh langsung
karakteristik
individual auditor
(locus of control dan
dimensi komitmen
profesional) terhadap
perilaku audit
disfungsional (RKA
dan URT) dan
pengaruh tidak
langsung yaitu melalui
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
menunjukkan
pengaruh langsung
lebih kuat
dibandingkan dengan
pengaruh tidak
langsung.
Pengujian secara
- Secara parsial tidak
parsial
terdapat pengaruh
menggunakan
locus of control
Simple Regression
internal terhadap
Model (SRM).
penerimaan perilaku
disfungsional audit.
Pengujian secara
- Locus of control
simultan
eksternal berpengaruh
menggunakan
positif terhadap
Multiple Regression penerimaan perilaku
Model (MRM).
disfungsional audit.
96
Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
Perwakilan Provinsi
Sumatra Barat)
Variabel
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Multiple Regression
Model (MRM).
penerimaan perilaku
disfungsional audit.
- Secara simultan, locus
of control internal dan
eksternal berpengaruh
secara negatif
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit.
Variabel Bebas:
Analisis Jalur (Path - Pengaruh locus of
Analysis).
control terhadap
- Locus of control
komitmen
eksternal
organisasional
- Posisi auditor di KAP
berpengaruh secara
negatif.
Variabel Mediasi:
- Komitmen
- Pengaruh locus of
organisasional
control terhadap
penerimaan perilaku
disfungsional audit
Variabel Terikat:
berpengaruh positif.
- Perilaku
disfungsional audit
- Posisi auditor
mempunyai hasil yang
postif namun tidak
signifikan terhadap
komitmen
organisasional.
- Pengaruh posisi
auditor terhadap
penerimaan perilaku
disfungsional audit
berpengaruh secara
negatif.
- Pengaruh komitmen
organisasional
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit secara negatif.
- Locus of control ,
posisi auditor, dan
komitmen
organisasional
mempunyai pengaruh
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit.
97
Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
4 Sudirjo (2013)
Perilaku Auditor
Dalam Pelaksanaan
Program Audit (Studi
Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di
Semarang)
Variabel
Hasil Penelitian
Variabel Bebas:
- Locus of control
eksternal
- Komitmen
profesional afektif
- Komitmen
profesional kontinu
- Komitmen
profesional normatif
5 Tanjung (2013)
Variabel Bebas:
- Karakteristik personal
Pengaruh Karakteristik auditor
Personal Auditor Dan - Time budget pressure
Time Budget Pressure
Terhadap Perilaku
Disfungsional Auditor Variabel Terikat:
(Studi Empiris Pada
- Perilaku
KAP Di Padang Dan
disfungsional auditor
Pekanbaru)
6 Wintari (2015)
Teknik Analisis
Variabel Bebas:
- Tekanan anggaran
waktu
Analisis data
- Tekanan anggaran
penelitian dilakukan waktu berpengaruh
dengan regresi
positif pada perilaku
linear berganda.
penurunan kualitas
audit.
98
Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
(Tahun), dan Judul
6 Wintari (2015)
Variabel
Variabel Bebas:
- Tekanan anggaran
waktu
Pengaruh Tekanan
Anggaran Waktu,
- Locus of contol
Locus Of Control , Dan internal
Komitmen Profesional - Locus of contol
Pada Perilaku
eksternal
Penurunan Kualitas
- Komitmen
Audit
profesional
Variabel Terikat:
- Perilaku penurunan
kualitas audit
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Analisis data
- Tekanan anggaran
penelitian dilakukan waktu berpengaruh
dengan regresi
positif pada perilaku
linear berganda.
penurunan kualitas
audit.
- Locus of control
internal berpengaruh
negatif pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
- Locus of control
eksternal berpengaruh
positif pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
- Komitmen profesional
berpengaruh negatif
pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
99
Lampiran 3
3
Statistik Desktiptif Data Uji
Descriptive Statistics
N
X1
X2
X3
Y
35
35
35
35
Valid N (listwise)
35
Minimum
Maksimum
16,00
5,00
6,00
11,76
62,19
20,96
25,04
38,56
Mean
27,4200
16,2374
11,6671
18,2834
Standard
Deviation
14,58899
4,58643
5,40041
9,12154
100
Lampiran 4
Uji Validitas Variabel Locus of Control
Correlations
X1.1
X1.1
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.2
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.3
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.4
#NAME?
Sig. (2-tailed)
N
X1.5
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.6
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.7
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.2
1
35
,794
X1.3
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
Total
,794**
,822**
,816**
,833**
,777**
,793**
,825**
,775**
,760**
,832**
,738**
,876**
,718**
,772**
,851**
,891**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
,907**
**
,000
35
35
**
**
,822
X1.4
,829
,829
,835
,784
,839
,803
,797
,832
,806
,837
,771
,808
,763
,857
,876
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
,928**
,738
,852
,810
,909
,831
,930
,834
,871
,813
,840
,856
,802
,799
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
,816
,000
**
,835
,000
**
,738
,000
**
,759
,000
**
,832
,000
**
,776
,000
**
,839
,000
**
,782
,000
**
,764
,000
**
,844
,000
**
,780
,000
**
,808
,000
**
,790
,000
**
,824
,000
**
,854
,000
,894**
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,833**
,784**
,852**
,759**
,764**
,858**
,882**
,808**
,862**
,862**
,809**
,852**
,801**
,848**
,758**
,914**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,777**
,839**
,810**
,832**
,764**
,784**
,810**
,778**
,819**
,734**
,869**
,787**
,707**
,825**
,842**
,889**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,793**
,803**
,909**
,776**
,858**
,784**
,851**
,914**
,812**
,875**
,790**
,840**
,817**
,869**
,741**
,921**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
101
(Lanjutan)
X1.8
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.9
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.10 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.11 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.12 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.13 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.14 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.15 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,825**
,797**
,831**
,839**
,882**
,810**
,851**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
,775
,832
,930
,782
,808
,778
,914
,786
,786**
,895**
,873**
,891**
,862**
,851**
,889**
,847**
,941**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
,911**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
**
,760
,806
,834
,764
,862
,819
,812
,895
,807
,807
,873
,748
,849
,830
,826
,765
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
,916**
,804
,875
,819
,846
,885
,783
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,832**
,837**
,871**
,844**
,862**
,734**
,875**
,873**
,873**
,804**
,767**
,899**
,829**
,842**
,790**
,927**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,738**
,771**
,813**
,780**
,809**
,869**
,790**
,891**
,748**
,875**
,767**
,776**
,831**
,900**
,829**
,903**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,876**
,808**
,840**
,808**
,852**
,787**
,840**
,862**
,849**
,819**
,899**
,776**
,806**
,820**
,807**
,922**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,718**
,763**
,856**
,790**
,801**
,707**
,817**
,851**
,830**
,846**
,829**
,831**
,806**
,811**
,756**
,890**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
,932**
,000
,000
35
35
,772
,857
,802
,824
,848
,825
,869
,889
,826
,885
,842
,900
,820
,811
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,832
102
(Lanjutan)
X1.16 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,851**
,876**
,799**
,854**
,758**
,842**
,741**
,847**
,765**
,783**
,790**
,829**
,807**
,756**
,832**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,891**
,907**
,928**
,894**
,914**
,889**
,921**
,941**
,911**
,916**
,927**
,903**
,922**
,890**
,932**
,901**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,901**
,000
35
103
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Nomor7
Nomor8
Nomor9
Nomor10
Nomor11
Nomor12
Nomor13
Nomor14
Nomor15
Nomor16
Total
Pearson Correlation
,891**
,907**
,928**
,894**
,914**
,889**
,921**
,941**
,911**
,916**
,927**
,903**
,922**
,890**
,932**
,901**
1
Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
N
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,891,
nomor2=0,907, nomor3=0,928, nomor4=0,894, nomor5=0,914, nomor6=0,889,
nomor7=0,921, nomor8=0,941, nomor9=0,911, nomor10=0,916, nomor11=0,927,
nomor12=0,903, nomor13=0,922, nomor14=0,890, nomor15=0,932, dan nomor16=0,901.
104
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.2
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.3
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.4
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.5
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.6
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
Total
X2.6
,833**
,824**
,848**
,726**
,910**
,904**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,833**
,760**
,856**
,676**
,869**
,904**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,824**
,760**
,875**
,834**
,848**
,943**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,848**
,856**
,875**
,683**
,835**
,925**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,726**
,676**
,834**
,683**
,783**
,868**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,910**
,869**
,848**
,835**
,783**
,946**
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,904**
,904**
,943**
,925**
,868**
,946**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
,000
35
105
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Total
Pearson Correlation
,904**
,904**
,943**
,925**
,868**
,946**
1
Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
N
35
35
35
35
35
35
35
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,904,
nomor2=0,904, nomor3=0,943, nomor4=0,925, nomor5=0,868, dan nomor6=0,946.
106
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.2
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.3
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.4
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.5
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.6
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
Total
X3.6
,741**
,813**
,756**
,690**
,752**
,882**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,741**
,720**
,804**
,835**
,777**
,901**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,813**
,720**
,694**
,754**
,854**
,896**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,756**
,804**
,694**
,805**
,788**
,897**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,690**
,835**
,754**
,805**
,802**
,906**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,752**
,777**
,854**
,788**
,802**
,920**
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
,882**
,901**
,896**
,897**
,906**
,920**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
,000
35
107
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Total
Pearson Correlation
,882**
,901**
,896**
,897**
,906**
,920**
1
Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
N
35
35
35
35
35
35
35
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,882,
nomor2=0,901, nomor3=0,896, nomor4=0,897, nomor5=0,906, dan nomor6=0,920.
108
Uji Validitas Variabel Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Correlations
Y.1
Y.1
N
Y.2
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.3
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.4
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.5
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.6
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.7
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.8
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.9
Y.2
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y.10 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
35
Y.3
**
,803
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
,792
,860
,837
,786
,791
,829
,786
,824
**
,909
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
,792
**
,860
,749
**
**
**
**
,895
**
**
,908
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
**
,749
**
**
**
**
,865
,769
,769
**
**
,918
,000
,000
,000
35
35
35
**
**
**
**
**
35
**
**
**
**
**
,816
,816
,849
**
,900
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
**
**
**
**
,890**
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
,793
,797
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
**
**
**
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
,758
,815
**
,889
,000
,000
,000
35
35
35
35
**
**
,758
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
,839
,839
,000
,000
,764
,764
35
,793
,788
,788
,000
,000
,736
,736
,000
,000
,804
,804
35
35
,764
,764
,000
,000
,870
**
35
35
,773
,813
,000
,000
,805
**
35
35
,845
,870
,000
,000
,796
**
35
35
,781
,805
,000
,000
,816
**
,796
35
35
,788
**
,816
,000
,000
,786
,773
35
35
,829
,845
,000
35
,791
**
,781
35
,000
,786
**
,788
,000
35
,837
,865
35
,000
,863
**
,932
,000
35
,872
,881
35
,000
,800
,863
**
,000
35
,779
,872
Total
Y.10
**
35
,000
,802
,800
Y.9
**
,000
35
**
,779
Y.8
**
35
,000
,873
,802
Y.7
**
,000
,000
**
,873
Y.6
**
35
,803
,805
,805
Y.5
**
,000
**
35
Y.4
**
,866
,866
,867
**
,926
,000
,000
,000
35
35
35
**
,802
**
,911
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
,881**
,824**
,895**
,813**
,849**
,797**
,815**
,867**
,802**
,938**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
,932
,909
,908
,918
,900
,890
,889
,926
,911
,000
,938
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
109
(Lanjutan)
Rekapitulasi
Correlations
Nomor1
Nomor2
Nomor3
Nomor4
Nomor5
Nomor6
Nomor7
Nomor8
Nomor9
Nomor10
Total
Pearson Correlation
,932**
,909**
,908**
,918**
,900**
,890**
,889**
,926**
,911**
,938**
1
Sig. (2-tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
N
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,932,
nomor2=0,909, nomor3=0,908, nomor4=0,918, nomor5=0,900, nomor6=0,890,
nomor6=0,889, nomor6=0,926, nomor6=0,911, dan nomor6=0,938.
110
Lampiran 5
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
Scale Mean
if Item
Deleted
29,4571
29,3143
29,3714
29,3714
29,2857
29,3143
29,4286
29,3143
29,4571
29,1429
29,3714
29,2000
29,4857
29,1714
29,2286
29,3714
Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
334,667
,986
,874
337,163
,986
,894
335,417
,985
,817
340,123
,986
,979
337,151
,985
,902
338,810
,986
,874
335,252
,985
,909
334,634
,985
,932
339,138
,985
,899
339,950
,985
,904
337,652
,985
,917
339,635
,986
,890
339,139
,985
,911
340,734
,986
,876
334,064
,985
,922
336,887
,986
,886
111
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
Scale Mean
if Item
Deleted
19,0857
19,1429
18,9429
19,0000
19,0857
19,1714
Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
33,257
,904
,953
35,126
,865
,957
33,232
,903
,953
34,176
,891
,954
35,375
,793
,964
32,499
,930
,950
112
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
Scale Mean
if Item
Deleted
10,6286
10,8286
10,7429
10,6000
10,7429
10,6000
Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
29,593
,825
,947
30,382
,858
,943
29,667
,848
,944
29,953
,850
,944
29,079
,859
,943
29,835
,883
,940
113
Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
Y.9
Y.10
Scale Mean
if Item
Deleted
18,9714
18,7429
18,7143
18,9143
18,9714
18,7429
18,8286
18,8857
18,9143
18,8000
Item-Total Statistics
Scale Variance
Corrected
Cronbach's
if Item Deleted
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
117,676
,914
,974
121,785
,889
,975
120,328
,886
,975
116,963
,895
,974
123,146
,879
,975
120,608
,863
,975
123,323
,866
,975
118,516
,907
,974
119,198
,889
,975
115,988
,920
,974
114
Lampiran 6
R Square
,183
Model Summary
F
df1 df2
7,378
1
33
Sig.
,010
Parameter Estimates
Constant
b1
7,328
,158
R Square
,114
Model Summary
F
df1 df2
4,255
1
33
Sig.
,047
Parameter Estimates
Constant
b1
18,129
-,398
R Square
,263
Model Summary
F
df1 df2
11,798
1
33
Sig.
,002
Parameter Estimates
Constant
b1
9,485
,321
R Square
,192
Model Summary
F
df1 df2
7,825
1
33
Sig.
,009
Parameter Estimates
Constant
b1
32,422
-,871
R Square
,504
Model Summary
F
df1 df2
33,511
1
33
Sig.
,000
Parameter Estimates
Constant
b1
4,295
1,199
115
Regression 1
Variables Entered/Removeda
Model
1
Variables Entered
Variables
Removed
LOC, KOb
Method
. Enter
Model Summary
Model
1
R Square
,547a
Adjusted
R Square
,299
Std. Error of
the Estimate
,255
4,66067
ANOVAa
Model
1
Sum of
Squares
Regression
Residual
Total
296,490
695,101
991,590
df
Mean Square
2
32
34
148,245
21,722
Sig.
6,825
,003b
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Beta
Std. Error
(Constant)
LOC
KO
13,823
,159
-,402
3,290
,055
,174
Standardized
Coefficients
Beta
,430
-,341
t
4,201
2,904
2,304
Sig.
,000
,007
,028
116
Regression 2
Variables Entered/Removeda
Model
2
Variables Entered
Variables
Removed
Method
. Enter
Model Summary
Model
2
R Square
,789a
Adjusted
R Square
,623
Std. Error of
the Estimate
,587
5,86485
ANOVAa
Model
2
Sum of
Squares
Regression
Residual
Total
df
1762,595
1066,290
2828,885
Mean Square
3
31
34
587,532
34,396
Sig.
17,081
,000b
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Beta
Std. Error
(Constant)
LOC
KO
TAWA
12,366
,192
-,549
,819
5,157
,078
,237
,222
Standardized
Coefficients
Beta
,308
-,276
,485
t
2,398
2,484
-2,319
3,682
Sig.
,023
,019
,027
,001
117
Lampiran 7
= 0,819
= 0,055
= 0,159
= 0,222
Sb b = b52Sb12 + b12Sb52
Sb b = (0,819)2 (0,055)2 + (0,159)2 (0,222)2
Sb b = 0,057
b1b5
z1 =
Sb b
0,819 x 0,159
z1 =
0,057
z1 = 2,28
1
= 0,819
= 0,174
= 0,402
= 0,222
Sb b = b52Sb22 + b22Sb52
Sb b = (0,819)2 (0,402)2 + (0,174)2 (0,222)2
Sb b = 0,331
b2b5
z2
=
Sb b
0,819 x 0,174
z2
=
0,331
z2
= 0,43
1