Anda di halaman 1dari 133

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit merupakan salah satu dari assurance service maka dari itu
pengauditan tentu akan melibatkan kualitas informasi bagi pengambilan
keputusan, independensi serta kompetensi bagi pihak auditor. Meskipun
dalam teori dinyatakan jelas bahwa audit yang baik adalah yang mampu
meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya namun kenyataan di
lapangan berbicara lain (Nurhardianty, 2016).

(Donnelly, Quirin, & O'Bryan, 2011) dalam Hamrul (2020)


mengemukakan bahwa pemutusan prematur adalah perilaku yang
mengarah pada penurunan kualitas audit. Hal tersebut bisa terjadi saat
auditor memberhentikan langkahnya dalam mengaudit hal-hal yang
dibutuhkan dengan tidak mengganti prosedur tersebut menjadi prosedur
lainnya dalam mengaudit. Jadi, perlu dicatat bahwa setiap langkah audit
yang dilakukan akan mempengaruhi kualitas dari laporan audit yang
diperoleh secara langsung. Jika ada tahapan dalam proses audit yang
ditiadakan maka auditor akan lebih cenderung untuk membuat penilaian
yang salah.

Praktik penghentian prematur atas prosedur audit ini terjadi ketika


auditor mendokumentasikan prosedur audit secara lengkap tanpa benar-
benar melakukannya atau mengabaikannya bahkan tidak melakukan
beberapa prosedur audit yang disyaratkan akan tetapi auditor dapat
memberikan opini audit atas suatu laporan keuangan yang mereka audit.
Hal ini tentu akan mengurangi kualitas hasil audit atas suatu laporan
keuangan perusahaan.

Berdasarkan tindakan yang dapat memberikan pengurangan terhadap


kualitas audit yang dilakukan oleh auditor maka auditor telah menjalankan
salah satu perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit
behavior) (Sitorus, 2016).

1
2

Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku


menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk
manipulasi, kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit.
Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung
maupun tidak langsung. Perilaku yang mempunyai pengaruh langsung
diantaranya adalah premature sign off atau penghentian prosedur audit
secara dini, pemerolehan bukti yang kurang, pemrosesan yang kurang
akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit (Sitorus, 2016).

Prosedur audit merupakan instruksi rinci untuk mengumpulkan bukti


audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit
(Mulyadi, 2002). Dengan melakukan seluruh prosedur audit yang ada,
maka tujuan dari proses audit yaitu untuk meningkatkan kualitas dari
laporan keuangan dapat tercapai dan kesalahan yang terjadi dapat
diminimalisir. Auditor yang menghentikan prematur atas prosedur audit
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain locus of
control, time pressure, tindakan supervisi, dan komitmen profesional.

Pandemi covid-19 membuat pelaksaan audit di lapangan semakin


terbatas untuk bertemu secara tatap muka hal ini tentunya akan
mengakibatkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya suatu praktik
yang dinamakan penghentian prematur atas prosedur audit tersebut.

Beberapa peneliti telah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi


penghentian prematur atas prosedur audit. Akan tetapi dari penelitian
tersebut memiliki hasil yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang
faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit yang
telah diuji antara lain:

Locus of control (Nurhadianty, 2016; Rochman et.al, 2016; Jesica


dan Sugi, 2019; Rienaldi, 2019; Rosdiana, 2017; Syahdina dan Kinima,
2019; Rahmah; Maulana, Wilisrah dan Munawarah, 2020; Linda et.al;
Retna dan Nancy).

Time pressure (Handayani, 2016, Nurhadianty, 2016; Rochman et.al,


2016; Syahdina dan Kinima, 2019; Sitorus, 2016; Rosdiana, 2017;
Idawati; 2018; Hamrul, 2020; Nurdin, 2020; Linda et.al; Maulana,
Wilisrah dan Munawarah, 2020; Rahmah; Retna dan Nancy, Wibowo)
3

Tindakan supervisi (Rosdiana, 2017; Hamrul, 2020; Maulana,


Wilisrah dan Munawarah, 2020; Nurdin, 2020)

Komitmen profesional (Nurhadianty, 2016; Rochman et.al, 2016;


Sitorus, 2016; Yanti, 2018; Syahdina dan Kinima, 2019; Nurdin, 2020;
Linda et.al)

Faktor pertama yang mempengaruhi penghentian prematur atas


prosedur audit adalah locus of control. Locus of control atau lokus kendali
mengacu pada sejauh mana individu meyakini bahwa ia dapat
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya (Martini, 2017).
Auditor yang memiliki lokus kendali eksternal diduga cenderung
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Syahdina dan
Kinima, 2019).

Faktor kedua yang mempengaruhi penghentian prematur atas


prosedur audit adalah time pressure. Time Pressure merupakan suatu
keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik
tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran
biaya yang telah ditentukan sebelumnya (Wahyudi, et al. 2011 dalam
Idawati, 2018).

Faktor ketiga yang mempengaruhi penghentian prematur atas


prosedur audit adalah tindakan supervisi. Tindakan Supervisi adalah
tindakan mengawasi dan mengarahkan penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan oleh auditor senior yang diukur dari sikap kepemimpinan dan
mentoring, kondisi kerja, dan penugasan (Wulandari, 2013 dalam Nurdin,
2020).

Faktor keempat yang mempengaruhi penghentian prematur atas


prosedur audit adalah komitmen profesional. Menurut Trisnaningsih
(2003) komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas individu pada
profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Sitorus,
2016)

Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda


sehingga menyebabkan adanya ambiguitas dalam hal pengambilan
kesimpulan. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut, maka
peneliti kembali tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
4

penghentian prematur prosedur audit. Berdasarkan latar belakang yang


telah diuraikan di atas, maka penulis akan mengajukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Locus of Control, Time Pressure, Tindakan Supervisi dan
Komitmen Profesional Terhadap Terjadinya Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota
Surabaya)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh locus of control, time
pressure, tindakan supervisi, dan komitmen profesional. Sehingga dalam
penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah locus of control berpengaruh terhadap penghentian prematur


atas prosedur audit?
2. Apakah time pressure berpengaruh terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit?
3. Apakah tindakan supervisi berpengaruh terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
4. Apakah komitmen profesional berpengaruh terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah faktor locus of
control berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah time pressure
berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah tindakan
supervisi berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
4. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah komitmen
profesional berpengaruh terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
5

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi auditor
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan
dan bahan referensi bagi auditor dalam melakukan prosedur auditnya
terutama dalam hal pemberian opini audit terhadap faktor yang
mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat lebih


mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur
atas prosedur audit.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para


pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah
wacana keilmuan.
6

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi


Ikhsan dan Ishak (2008) menjelaskan bahwa teori atribusi
mempelajari tentang bagaimana seseorang menginterpretasikan
suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya. Apakah perilaku
itu disebabkan oleh faktor disposisional (faktor dalam/internal),
ataukah disebabkan oleh keadaan ekternal (Aji, 2010) dalam
Rochman dkk (2016).

Dalam penelitian ini, untuk menjelaskan motif ataupun


penyebab perilaku sesorang melakukan tindakan penghentian
premature atas prosedut audit, penelitian ini berdasar pada teori
pertama atribusi. Teori atribusi mencoba untuk menjabarkan cara
individu untuk menilai orang dengan cara yang berbeda,
tergantung dari makna yang dihubungkan ke perilaku tersebut.
Pada dasarnya orang secara berbeda-beda, tergantung kepada
definisi yang berhubungan terhadap perilaku tersebut. Dasar dari
teori ini mengemukakan apabila kita mengamati perilaku
seseorang, kita mencoba menemukan penyebab perilaku tesebut
akibat eksternal atau internal (Robbins, Judge, & Hasham, 2009)
dalam Hamrul (2020).

2.1.2 Teori Agensi


Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak agar anggota-
anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai
pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat
kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen
merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk
menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk
7
8

mempertanggung jawabkan apa yang telah diamanahkan oleh


prinsipal kepadanya (Rochman dkk, 2016).

2.1.3 Tinjauan Umum Atas Audit

2.1.3.1 Pengertian Audit


Ada beberapa pengertian Auditing (Pemeriksaan
Akuntan) yang diberikan oleh beberapa sarjana di bidang
akuntansi berdasar pada Sukrisno (2019:4) antara lain
sebagai berikut.
1. Menurut Hayes (2014: 4)

Audit Defenition

“An audit is a systematic process of objectively


obtaining and evaluating evidence regarding
assertions about economic actions and events to
ascertain the degree of correspondence between these
assertions and established criteria and communicating
the result to interested users.”
Yang bisa diartikan sebagai berikut:

“Suatu proses sistematis untuk secara objektif


mendapatkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai
asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.”

2. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley, dan


Randal J. Elder (2017, 28)

“Auditing is the accumulation and evaluation of


evidence about information to determine and report on
the degree of correspondence between the information
and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”
9

3. Menurut Konrath (2002: 5) mendefinisikan auditing


sebagai:
“Suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi
tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian
ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.”

4. Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Panny, (2012:


4)
“In a fnancial statement audit, the auditors undertake
to gather evidence and provide a high level of
assurance that the fnancial statements follow generally
accepted accounting principles, or some other
appropriate basis of accounting. An audit involves
searching and verifying the accounting records and
examining other evidence supporting the financial
statements. By gathering information about the
cbmpany and its environment, including internal
control; inspection documents; observing assets;
making inquiries? within and outside the company;
and pezforming other auditing procedures, the
auditors willgather the evidence necessary to issue and
audit report. That audit report states that it is the
auditors' opinion that the fnancial statements know
generally accepted accounting principles.”

5. Menurut Sukrisno (2019:4), pengertian auditing adalah


sebagai berikut.
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh plhak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pem bukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
10

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan


keuangan tersebut”.

2.1.3.2 Standar Audit


Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau
ukuran mutu pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Standar auditing
merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi
pertimbangan kualitas profesional auditor, seperti
keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan
bahan bukti. Standar auditing terdiri dari sepuluh
standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan,
dan standar pelaporan (IAI, 2001:150.1).
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai
11

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.


c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau
menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip tersebut dalam periode
sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor
harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

2.1.3.3 Prosedur Audit


Menurut Arens, et al. (2009:172), prosedur audit
(audit procedure) adalah rincian instruksi untuk
pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada
suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit.
Sedangkan Agoes (2004:125) mendefinisikan prosedur
audit sebagai langkah-langkah yang harus dijalankan
auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan
sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan
efektif.
12

Auditor dalam melaksanakan tugasnya harus


mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan (IAI, 2001:150.1).
Prosedur audit yang digunakan dalam penelitian ini
ialah prosedur audit yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan yang
telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP).

2.1.4 Locus of Control


Salah satu faktor internal yang memengaruhi penghentian
premature atas prosedur audit adalah locus of control. Locus of
control adalah variabel kepribadian yang didefinisikan sebagai
keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib
(destiny) sendiri (Robbins, 2006). Rochman, Rita dan Abrar (2016)
melakukan penelitian pada KAP di Semarang dan menyatakan
bahwa locus of control memiliki hubungan signifikan positif
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini bertolak
belakang dengan hasil dari penelitian Andani dan Mertha (2014)
yang melakukan penelitian pada kantor BPK-RI di Bali, yaitu locus
of control memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit (Jessica dan Sugi, 2019).
Robbins (2003) mendefinisikan locus of control sebagai cara
pandang seseorang tentang sumber nasibnya atau peristiwa yang
terjadi padanya. Locus of control terdiri dari internal locus of
control serta external locus of control. Menurut Wahyudi dkk.
(2011), internal locus of control yang dominan dalam diri seseorang
membuat orang tersebut lebih berusaha dengan baik untuk meraih
keberhasilan, sedangkan yang memandang bahwa hidup mereka
dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki external
locus of control (Robbins, 2003).

Locus of control dibedakan menjadi dua tipe, yaitu locus


of control internal dan locus of control eksternal (Robbins,
2006:132).
13

1. Locus of control internal, yaitu suatu kondisi dimana


individu-individu meyakini bahwa mereka dapat
mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka.
2. Locus of control eksternal, yaitu suatu kondisi dimana
individu-individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada
diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib
baik dan kesempatan.
Salah satu faktor internal yang memengaruhi penghentian
premature atas prosedur audit adalah locus of control. Locus of
control adalah variabel kepribadian yang didefinisikan sebagai
keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib
(destiny) sendiri (Robbins, 2006). Rochman, Rita dan Abrar (2016)
melakukan penelitian pada KAP di Semarang dan menyatakan
bahwa locus of control memiliki hubungan signifikan positif
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini bertolak
belakang dengan hasil dari penelitian Andani dan Mertha (2014)
yang melakukan penelitian pada kantor BPK-RI di Bali, yaitu locus
of control memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit (Jessica dan Sugi, 2019).
Terjadinya kegagalan audit dalam beberapa waktu
belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat
mengenai ketidakmampuan profesi auditor dalam melakukan
tindakan audit. Kegagalan audit tersebut kemungkinan dapat terjadi
oleh karena auditor melakukan penghentian premature atas
prosedur audit. Hal ini dapat disebabkan karena adanya tekanan
dalam melakukan efisiensi waktu, sehingga untuk dapat
menyelesaikan tugasnya maka auditor melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit. Keadaan ini dapat diperparah juga
oleh karena kurangnya tindakan supervisi. Dan auditor yang
memiliki locus of control yang tinggi juga dapat meningkatkan
probabilitas dalam melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit (Nasution dkk, 2020).

2.1.5 Time Pressure


Wahyudi, et.al (2011) mengartikan time pressure terjadi
disebabkan karena pada saat melakukan audit, auditor harus dapat
mempertimbangkan biaya dan waktu ketika auditor melakukan
14

prosedur audit yang telah direncanakan. Time pressure merupakan


suatu keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor
Akuntan Publik tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada
waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan, Andani, et.al (2014) menyebutkan pengetatan anggaran
waktu yang semakin tinggi membuat praktik penghentian prematur
prosedur audit semakin tinggi (Idawati, 2018).
Dalam Herningsih (2002), time pressure dibedakan menjadi
sebagai berikut.
1. Time budget pressure. Time budget pressure adalah keadaan
dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap
anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan
waktu dalam anggaran waktu yang sangat ketat. Time budget
pressure yang diberikan oleh sebuah organisasinya kepada
auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin
cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit
akan semakin kecil.
2. Time deadline pressure. Time deadline pressure adalah
kondisi dimana auditor dituntut menyelesaikan tugas audit
pada waktunya. Auditor yang menyelesaikan tugas melebihi
waktu normal yang telah dianggarkan, tidak dapat memenuhi
permintaan klien secara tepat waktu kemungkinan akan sulit
jenjang karir auditornya di masa depan (Sitorus, 2016).
Jadi, dapat diketahui bersama bahwa time pressure yang
diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya
bertujuan untuk pengurangan biaya audit melalui efisiensi biaya
dan waktu selama melaksanakan prosedur audit. Semakin cepat
waktu pengerjaan audit tentu akan membuat semakin kecil pula
biaya pelaksanaan audit. Keberadaan time pressure akan
memaksa auditor untuk menyelesaikan auditnya secepat yang
mereka bisa atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja
tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam
kondisi tanpa time pressure. Oleh karena hal tersebut maka
dimungkinkan terjadinya penghentian prematur atas prosedut audit.
15

2.1.6 Tindakan Supervisi


Tindakan Supervisi adalah tindakan mengawasi dan
mengarahkan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh auditor
senior yang diukur dari sikap kepemimpinan dan mentoring,
kondisi kerja, dan penugasan (Wulandari 2013). Maulina, dkk.
(2010) mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi yang kurang baik
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya
penghentian prematur atas prosedur audit.
Peranan dari supervisi yang baik akan dapat meningkatkan
kemungkinan terdeteksinya penghentian prematur atas prosedur
audit sebagai salah satu bentuk penyimpangan perilaku audit. Unsur
supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap
menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang
dijumpai dalam audit, mereviu pekerjaan yang dilaksanakan, dan
menyelesaikan perbedaan pendapat diantara para staf auditor (Putra
dan Wicahyani 2018).
Menurut Rosalina (2011) “peranan dari supervisi yang baik
akan dapat meningkatkan kemungkinan terdeteksinya penghentian
prematur atas prosedur audit sebagai salah satu bentuk
penyimpangan perilaku audit”. Dalam hal ini tindakan supervisi
diharapkan dapat mendeteksi adanya kemungkinan penghentian
prematur atas prosedur audit sebagai bentuk penyimpangan perilaku
audit yang dilakukan oleh auditor (Rosdiana, 2017).

2.1.7 Komitmen Profesionalisme


Komitmen auditor terhadap profesinya merupakan faktor
penting yang bepengaruh terhadap perilaku auditor dalam
melakukan tugas audit. Tranggono dan Kartika (2008) menjelaskan
komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas individu pada
profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut.
Aziza dan Andi (2008), mengungkapkan bahwa tidak ada
hubungan antara pengalaman internal auditor dengan komitmen
profesionalisme, lama bekerja hanya memperngaruhi
profesionalisme, hubungan dengan sesama profesi, keyakinan
terhadap peraturan profesi dan pengabdian pada profesi. Hal ini
16

disebabkan bahwa semenjak awal tenaga profesional telah dididik


untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen
dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
tugastugas dengan menggunakan keahlian dan dedikasi mereka
secara profesional (Sitorus, 2016).
Lebih jelas lagi, dikemukakan oleh Trisnaningsih, (2003)
selain faktor eksternal, praktik penghentian prematur atas prosedur
audit juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti komitmen
profesional dan locus of control. Komitmen profesional adalah
tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang
dipersepsikan oleh individu tersebut. Tenaga profesional sudah
dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara
independen dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan
keahlian dan dedikasi secara profesional (Nurhardianty, 2016).
Komitmen profesional dapat menjadi faktor penyebab terjadinya
penghentian prematur atas prosedur audit. Jika seorang auditor
semakin berkomitmen terhadap profesinya dan selalu menjaga
integritasnya, maka auditor tersebut akan berpikir untuk melakukan
hal tersebut, karena akan mencoreng integritas dan profesionalnya
apalagi jika diketahui oleh rekannya (Syahdina dan Kinima, 2019).

2.1.8 Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit


Pada pelaksanaan program audit, prosedur audit sangat
diperlukan agar auditor dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Namun, praktik di lapangan masih ada auditor yang mengurangi
atau mengabaikan prosedur- prosedur dalam melakukan program
audit yang dapat menyebabkan penurunan kualitas audit atau dapat
disebut juga (Reduced Audit Quality / RAQ behaviors) Rochman
dkk (2016).

Menurut Nisa (2013) dalam Yanti (2018) menyatakan bahwa


penghentian prematur atas prosedur audit merupakan sebagai suatu
praktik yang dilakukan oleh auditor ketika sedang melakukan
dokumentasi prosedur audit dengan lengkap tanpa benar-benar
melakukannya dan mengabaikannya serta tidak melakukan
beberapa prosedur audit yang telah ditetapkan tetapi auditor
17

tersebut tetap dan dapat memberikan kewajaran suatu laporan


keuangan.

Menurut Qurrahman, et.al (2012) perilaku profesional


akuntan publik dapat diwujudkan dengan menghindari perilaku
yang menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior),
dimana perilaku disfungsional yang dimaksud adalah perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh audit dalam bentuk manipulasi,
kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit dan
perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas audit secara langsung
maupun tidak langsung. Perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas
audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku yang
mempunyai pengaruh langsung adalah penghentian prematur
prosedur audit, pemerolehan bukti yang kurang, pemrosesan yang
kurang akurat dan kesalahan dari tahapan audit (Idawati, 2018)

Jadi dapat diketahui bahwa penghentian prematur atas


prosedur audit merupkan pengabaian atau pengurangan prosedur
audit yang telah disyaratkan atau telah direncanakan oleh auditor
dalam rencana audit tanpa mengganti dengan prosedur audit yang
lain. Prosedur audit merupakan langkah-langkah yang harus
dilaksanakan dalam melakukan audit namun pada prakteknya
auditor mengurangi langkah-langkah dalam melakukan audit seperti
pengurangan jumlah sampel, melakukan review dangkal terhadap
dokumen klien dan tidak memperluas pemeriksaan jika terdapat pos
yang dipertanyakan.

Penghentian prematur ini memengaruhi opini yang dibuat


oleh auditor hal ini dikarekanan semakin banyaknya prosedur audit
yang ditinggalkan maka kemungkinan opini yang buat oleh auditor
kurang tepat bahkan memungkinkan terjadinya kesalahan
pemberian opini dalam Laporan Auditor Independen (LAI)
nantinya. Akibat dari perilaku penghentian prematur adalah tidak
validnya informasi yang telah dikumpulkan auditor dan tidak
akuratnya laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu, praktek
penghentian prematur ini juga dapat penurunan kepercayaan publik
atas profesi akuntan publik atau auditor itu sendiri.
18

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenai penghentian prematur atas prosedur
audit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti locus of
control, time pressure, tindakan supervisi serta komitmen
profesional telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan
masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk mendeteksi
dan mengatasi terjadinya penghentian prematur atas prosedur
audit. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu
mengenai penghentian prematur atas prosedur audit.

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu


Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Penelitian
No.
(Tahun) Penelitian yang Diteliti Penelitian (Kesimpulan)
1. Handayani Pengaruh 1. Time Sampel: 1. Hasil pengujian
(2016) Time Pressure Kantor hipotesis pertama
Pressure, (X1) Akuntan menunjukan bahwa
Risiko 2. Risiko Publik di variable time pressure
Audit, Audit (X2) Kota berperngaruh
Turnover 3. Turnover Pekanbaru, terhadap penghentian
Intention, Intention Padang, dan prematur atas
Prosedur (X3) Medan. prosedur audit.
Review 4. Prosedur
2. Hasil pengujian
dan Review dan Metode
hipotesis kedua
Kontrol Kontrol analisis data
menunjukan bahwa
Kualitas Kualitas menggunaka
variable risiko audit
Terhadap (X4) n analisis
berperngaruh
Penghentia 5. Penghentian statistik
terhadap penghentian
n Prematur Prematur deskriptif, uji
prematur atas
Atas Atas asumsi
prosedur audit.
Prosedur Prosedur klasik, dana
Audit Audit (Y) analisis 3. Hasil pengujian
(Studi regresi hipotesis ketiga
Empiris berganda menunjukan bahwa
19

Pada dengan variable turnover


Auditor menggunaka intention
Kantor n bantuaan berperngaruh
Akuntan SPSS versi terhadap penghentian
Publik Di 21.0 for prematur atas
Pekanbaru, windows. prosedur audit.
Padang
4. Hasil pengujian
Dan
hipotesis keempat
Medan)
menunjukan bahwa
variable prosedur
review dan kontrol
kualitas berperngaruh
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.

2. Nurhardi Pengaruh 1. Tekanan Sampel: Hasil penelitian


anty Tekanan waktu Auditor tersebut didapatkan
(2016) Waktu, (X1) eksternal bahwa tekanan waktu,
Risiko 2. Risiko yang ada di risiko audit, materialitas,
Audit, audit (X2) Kantor prosedur review dan
Materialita 3. Materialita Akuntan kontrol kualitas,
s, Prosedur s (X3) Publik di komitmen profesional,
Review 4. Prosedur wilayah dan locus of control
dan review dan Pekanbaru, berpengaruh terhadap
Kontrol kontrol Medan, penghentian prematur
Kualitas, kualitas Batam, dan atas prosedur audit. Ini
Komitmen (X4) Padang. berarti semua hipotesis
Profesional 5. Komitme dalam penelitian
, dan Locus n tersebut diterima.
Of Control profesiona Metode
Terhadap l (X5) analisis data
Penghentia 6. Locus of menggunaka
n Prematur control n analisis
Atas (X6) regresi
Prosedur 7. Penghenti berganda.
20

Audit an
(Survey Prematur
Pada Atas
Auditor di Prosedur
KAP Audit (Y)
Wilayah
Pekanbaru,
Medan,
Batam,
Dan
Padang)
3. Rochman, Pengaruh 1. Time Sampel: 1. Adanya urutan
Andini, Time Pressure Auditor yang prioritas penghentian
Oemar Pressure, (X1) bekerja pada premature prosedur
(2016) Resiko 2. Risiko Kantor audit sesuai dengan
Audit, Audit Akuntan pengujian melalui uji
Materialita (X2) Publik yang Friedman. Adapun
s, Prosedur 3. Materialita ada di prosedur audit yang
Review s (X3) Semarang. paling sering
Dan 4. Prosedur ditinggalkan oleh
Kontrol Review Metode auditor adalah
Kualitas, Dan analisis data pemahaman bisnis
Locus Of Kontrol menggunaka klien, sedangkan
Control Kualitas n Regresi prosedur yang paling
Serta (X4) Logistik. jarang ditinggalkan
Komitmen 5. Locus of auditor adalah
Profesional Control prosedur
Terhadap (X5) pemeriksaan fisik.
Penghentia 6. Komitmen 2. Time pressure
n Prematur Profesiona berpengaruh positif
Atas l (X6) terhadap penghentian
Prosedur 7. Penghenti prematur atas
Audit an prosedur audit. Hasil
(Studi Prematur penelitian ini sejalan
Empiris Atas dengan penelitian
Pada Kap Prosedur yang dilakukan oleh
21

Semarang) Audit (Y) Heriningsih (2002),


Weningtyas et al.
(2006), Wibowo
(2010)
3. Resiko audit,
materialitas,
Prosedur review dan
kontrol kualitas,
locus of control serta
komitmen
profesional tidak
berpengaruh terhadap
penghentian
prematur atas
prosedur audit.
4. Sitorus Pengaruh 1. Time Sampel: 1. Time pressure dan
(2016) Time Pressure Auditor audit risk
Pressure, (X1) independen berpengaruh positif
Audit Risk, 2. Audit Risk yang bekerja secara signifikan
Professiona (X2) pada Kantor terhadap
l 3. Professiona Akuntan penghentian
Commitme l Publik (KAP) prematur atas
nt, Review Commitm di Pekanbaru, prosedur audit.
Procedure ent (X3) Padang dan 2. Professional
And 4. Review Medan. commitment, review
Quality Procedure procedure and
Control And quality control dan
Dan Self Quality Metode self esteem in
Esteem In Control analisis data relation to ambition
Relation (X4) menggunaka berpengaruh negatif
To 5. Self n analisis secara signifikan
Ambition Esteem In regresi terhadap
Terhadap Relation berganda. penghentian
Terjadinya To prematur atas
Penghentia Ambition prosedur audit.
n Prematur (X5) 3. Time pressure, audit
22

Atas 6. Penghenti risk, professional


Prosedur an commitment, review
Audit(Pre Prematur procedure and
mature Atas quality control dan
Sign Off) Prosedur self esteem in
(Studi Audit (Y) relation to ambition
Empiris berpengaruh secara
Pada simultan dan
Kantor signifikan terhadap
Akuntan penghentian
Publik prematur atas
Provinsi prosedur audit. Hasil
Riau, penelitian ini
Padang konsisten dengan
Dan penelitian yang
Medan) dilakukan oleh
Herningsih (2002),
Weningtyas, et al.
(2006), Liantih
(2010), Irawati dan
Mukhlasin (2005),
serta Kartika dan
Wijayanti (2007).
5. Rosdiana Pengaruh 1. Tekanan Sampel: Berdasarkan hasil
(2017) Tekanan Waktu (X1) Auditor baik analisis data seperti
Waktu, 2. Tindakan laki-laki yang telah diuraikan
Tindakan Supervisi maupun dalam pembahasan,
Supervisi (X2) perempuan maka ditarik suatu
dan Locus 3. Locus of yang bekerja simpulan sebagai
of Control Control di Kantor berikut; pertama,
Terhadap (X3) Akuntan tekanan waktu (time
Penghentia 4. Penghentian Publik (KAP) pressure) mempunyai
n Prematur Prematur wilayah pengaruh positif dan
Atas Atas Surabaya signifikan terhadap
Prosedur Prosedur yang penghentian prematur
Audit Audit (X4) terdaftar pada (premature sign off)
23

5. Penghentian Directory atas prosedur audit.


Prematur Ikatan Semakin besar tekanan
Atas Akuntan waktu yang diterima
Prosedur Publik oleh seorang auditor,
Audit (Y) Indonesia maka semakin besar
(IAPI) 2017 juga tindakan
untuk penghentian prematur
wilayah (premature sign off)
Surabaya dan atas prosedur audit
masih aktif. yang dilakukan auditor
tersebut. Kedua,
tindakan supervisi
Metode mempunyai pengaruh
analisis data negatif dan signifikan
menggunaka terhadap penghentian
n analisis prematur (premature
regresi sign off) atas prosedur
berganda. audit. Menunjukkan
semakin tinggi tindakan
supervisi yang dialami
oleh seorang auditor
maka tindakan
penghentian prematur
atas prosedur audit
yang dilakukan auditor
tersebut malah semakin
kecil atau berkurang.
Ketiga, Locus of
Control mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
penghentian prematur
(premature sign off)
atas prosedur audit.
Semakin tinggi external
locus of control yang
24

dialami oleh seorang


auditor maka tindakan
penghentian prematur
(premature sign off)
atas prosedur audit
yang dilakukan auditor
juga akan semakin
tinggi. Implikasi dari
penelitian ini bagi
auditor adalah semakin
tinggi penghentian
prematur atas prosedur
audit dilakukan oleh
auditor maka akan
mengakibatkan
menurunnya kualitas
audit dan meningkatnya
risiko audit.
6. Idawati Penghentia 1. Time Sampel: Berdasarkan hasil uji
(2018) n Prematur Pressure Auditor yang yang telah diteliti oleh
Atas (X1) bekerja pada peneliti, maka dapat
Prosedur 2. Risiko KAP di DKI disimpukan bahwa
Audit: Audit (X2) Jakarta. Time Pressure, risiko
Antara 3. Materialita audit dan materialitas
Time s (X3) Metode berpengaruh secara
Pressure, 4. Penghentia analisis dan simultan berpengaruh
Risiko n Prematur pengolahan terhadap penghentian
Audit dan Atas data yang prematur atas prosedur
Materialita Prosedur dilakukan audit. Time pressure
s Audit (Y) menggunaka tidak berpengaruh
n aplikasi secara parsial dan
komputerisas memiliki hubungan
i yaitu yang positif terhadap
aplikasi penghentian prematur
SPSS 22. atas prosedur audit,
risiko audit
25

berpengaruh secara
parsial dan memiliki
hubungan yang positif
terhadap penghentian
prematur atas prosedur
audit, materialitas
berpengaruh secara
parsial dan memiliki
hubungan yang negatif
terhadap penghentian
prematur atas prosedur
audit.
7. Lina Pengaruh 1. Time Sampel: Berdasarkan analisis
Candra Time Pressure Auditor yang tersebut penulis dapat
Sari Pressure, 2. Audit Risk bekerja pada mengambil kesimpulan
(2018) Audit 3. Locus Of KAP di DKI sebagai berikut: 1)
Risk, Control Jakarta. Time pressure tidak
Locus Of 4. Tindakan mempunyai pengaruh
Control Supervisi Metode terhadap penghentian
Dan 5. Penghenti statistik prematur atas prosedur
Tindakan an menggunaka audit atau karena t.sig
Supervisi Prematur n analisis (0,701) lebih besar dari
Terhadap Atas regresi linear 0,05 () maka secara
Penghenti Prosedur berganda. signifikan time pressure
an Audit tidak berpengaruh
Prematur terhadap penghentian
Atas prematur atas prosedur
Prosedur audit, 2) Audit risk
Audit tidak mempunyai
(Studi pengaruh terhadap
Kasus penghentian prematur
Pada atas prosedur audit atau
Kantor karena t.sig (0,716)
Akuntan lebih besar dari 0,05
Publik Di () maka secara
Surakarta signifikan audit risk
26

Dan tidak berpengaruh


Yogyakart terhadap penghentian
a) prematur atas prosedur
audit, 3) Locus of
control tidak
mempunyai pengaruh
terhadap penghentian 8
prematur atas prosedur
audit atau karena t.sig
(0,836) lebih besar dari
0,05 () maka secara
signifikan locus of
control tidak
berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit, 4)
Tindakan supervisi
berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit atau
karena t.sig (0,003)
lebih kecil dari 0,05 ()
maka secara signifikan
tindakan supervisi
berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit.
8. Yanti Analisis 1. Time Sampel: Berdasarkan hasil
(2018) Pengaruh Pressure Auditor penelitian,
Tekanan (X1) internal yang penganalisisan data,
Waktu, 2. Prosedur bekerja dari 7 dan pengamatan, dapat
Prosedur Reviu dan perusahaan ditarik beberapa
Reviu & Kontrol yang terletak kesimpulan atas
Kontrol Kualitas di wilayah penelitian ini yaitu:
Kualitas, (X2) DKI Jakarta. 1. Hasil pengujian
Profesional 3. Profesiona hipotesis mengenai
27

Komitmen, l Metode tekanan waktu


Dan Komitmen analisis dan berpengaruh positif
Profesional (X3) pengolahan terhadap penghentian
isme 4. Profesiona data yang prematur atas
Terhadap lisme (X4) dilakukan prosedur audit.
Penghentia 5. Penghentia menggunaka Dimana hal ini
n Prematur n Prematur n aplikasi menunjukkan bahwa
Atas Atas komputerisas apabila semakin
Prosedur Prosedur i yaitu tinggi tekanan waktu
Audit Audit (Y) aplikasi yang ditetapkan
(Studi SPSS. maka semakin tinggi
Empiris internal auditor
Pada melakukan
Internal penghentian prematur
Auditor Di atas prosedur audit.
Perusahaan Sedangkan hasil
Dki Jakarta pengujian mengenai
Tahun tekanan waktu
2017) menunjukkan
pengaruh signifikan
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.
Sehingga dapat
ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis
variabel tekanan
waktu mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit.
2. Hasil pengujian
hipotesis mengenai
prosedur reviu &
kontrol kualitas
28

berpengaruh negatif
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.
Dimana hal ini
menunjukkan bahwa
semakin rendah
prosedur reviu &
kontrol kualitas maka
semakin tinggi
internal auditor
dalam melakukan
penghentian prematur
atas prosedur audit.
Sedangkan hasil
pengujian mengenai
prosedur reviu &
kontrol kualitas
menunjukkan
pengaruh tidak
signifikan terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit.
Sehingga dapat
ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis
variabel prosedur
reviu & kontrol
kualitas mempunyai
pengaruh negative
dan tidak signifikan
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.
3. Hasil pengujian
hipotesis profesional
29

komitmen
berpengaruh negatif
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.
Dimana hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi
profesional
komitmen maka
semakin tinggi
kemungkinan auditor
dalam melakukan
penghentian prematur
atas prosedur audit.
Sedangkan hasil
pengujian terhadap
profesional
komitmen
menunjukkan bahwa
variabel tidak
signifikan terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit
Sehingga dapat
ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis
variabel profesional
komitmen tidak
berpengaruh
signifikan terhardap
penghentian prematur
atas prosedur audit.
4. Hasil pengujian
hipotesis
profesionalisme
30

berpengaruh negatif
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.
Dimana pada saat
auditor memiliki
profesionalisme yang
rendah, maka
kecenderungan
internal auditor untuk
mengabaikan atau
tidak melakukan
prosedur audit akan
semakin tinggi.
Sedangkan hasil
pengujian terhadap
profesionalisme
menunjukkan
pengaruh tidak
signifikan terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit.
Sehingga dapat
ditarik kesimpulan
bahwa variabel
profesionalisme
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.
9. Jessica Faktor- 1. Locus of Sampel: Berdasarkan penelitian
dan Faktor Control Auditor yang dilakukan, dapat
Suhartono Internal (X1) eksternal disimpulkan bahwa
(2019) yang 2. Self yang bekerja terbukti bahwa locus of
Mempenga Esteemn in di Kantor control berpengaruh
31

ruhi Relation to Akuntan positif terhadap


Penghentia Ambition Publik Non penghentian prematur
n Prematur (X2) Big-Four di atas prosedur audit.
Atas 3. Turnover Jakarta dan Namun tidak cukup
Prosedur Intentions mendapatkan bukti bahwa self esteem
Audit (X3) 108 in relation to ambition,
4. Pengalama responden. turnover intentions
n Auditor berpengaruh positif
(X4) Metode terhadap penghentian
5. Penghentia penelitian prematur atas prosedur
n Prematur yang audit. Begitu juga
Atas digunakan bahwa pengalaman
Prosedur dalam audit berpengaruh
Audit (Y) penelitian ini negatif terhadap
adalah penghentian prematur
analisis atas prosedur audit.
deskriptif
dengan
pendekatan
survey,
karena dalam
penelitian ini
bersifat
menerapkan,
mendeskripsi
kan, atau
menjelaskan
bagaimana
proses
pengaruh
faktor-faktor
yang
memengaruhi
penghentian
prematur atas
prosedur
32

audit.

10. Nurdin Faktor- 1. Time Sampel: 1. Hasil penelitian ini


(2020) Faktor Pressure Auditor yang menunjukan bahwa
Yang (X1) bekerja di tekanan waktu tidak
Mempenga 2. Risiko Kantor BPK berpengaruh terhadap
ruhi Audit (X2) RI penghentian prematur
Penghentia 3. Materialita Perwakilan atas prosedur audit.
n Prematur s (X3) Provinsi Hipotesis yang
Atas 4. Prosedur Maluku menyatakan bahwa
Prosedur Reviu dan Utara dengan tekanan waktu
Audit Kualitas jumlah berpengaruh terhadap
Kontrol sampel penghentian prematur
(X4) sebanyak 38 atas prosedur audit
5. Komitmen auditor. tidak diterima, dari
Profesiona hasil yang diperoleh
l (X5) Metode auditor yang bekerja
6. Tindakan analisis dan di kantor BPK
Supervisi pengolahan Perwakilan Provinsi
(X6) data yang Maluku Utara tidak
7. Penghentia dilakukan setuju jika tekanan
n Prematur menggunaka waktu merupakan
Atas n aplikasi alasan auditor
Prosedur komputerisas melakukan
Audit (Y) i yaitu penghentian prematur
aplikasi atas prosedur audit.
SPSS.
2. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
risiko audit tidak
berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit.
Hipotesis yang
menyatakan bahwa
risiko audit tidak
33

berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit,
auditor menganggap
bahwa risiko audit
bukan alasan untuk
melakukan tindakan
penghentian prematur
atas prosedur audit.

3. Hasil penelitian ini


menunjukan bahwa
materialitas tidak
berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit,
berdasarkan hasil
pada analisis
deskriptif
menunjukan tindakan
pengurangan sampel
audit dan
pemeriksaan fisik
yang merupakan
tindakan
mempengaruhi suatu
tingkat material yang
terdapat pada laporan
yang diterima auditor
tetap melakukan
prosedur audit yang
telah ditetapkan.

4. Hasil penelitian ini


menunjukan bahwa
prosedur reviu dan
kualitas kontrol tidak
34

berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit,
hasil yang didapatkan
dari auditor yang
bekerja pada kantor
BPK Perwakilan
Provinsi Maluku
Utara menyatakan
bahwa prosedur reviu
dan kualitas kontrol
bukan suatu alasan
untuk auditor
melakukan tindakan
penghentian prematur
atas prosedur audit.

5. Hasil penelitian ini


menunjukan bahwa
komitmen
profesional terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit,
Hipotesis yang
menyatakan bahwa
komitmen
profesional
berpengaruh terhadap
penghentian prematur
atas prosedur audit
tidak diterima,
auditor menganggap
bahwa komitmen
profesional bukan
alasan untuk
melakukan tindakan
penghentian prematur
35

atas prosedur audit.

6. Hasil penelitian ini


menunjukan bahwa
tindakan supervisi
tidak berpengaruh
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit,
Hipotesis yang
menyatakan bahwa
tindakan supervisi
tidak berpengaruh
terhadap penghentian
prematur atas
prosedur audit.

11. Maulana, Pengaruh 1. Time Sampel: Berdasarkan hasil


Wilisra, Tekanan Pressure Auditor yang penelitian dan
dan Waktu, (X1) bekerja di pembahasan yang telah
Munawar Tindakan 2. Tindakan Kantor diuraikan, maka dapat
ah (2020) Supervisi, Supervisi Badan ditarik kesimpulan
Locus Of (X2) Pengawasan bahwa Tekanan waktu,
Control, 3. Locus of Keungan dan Tindakan supervisi,
Dan Control Pembanguna Locus Of Control dan
Resiko (X3) n perwakilan Risiko audit secara
Audit 4. Risiko sumatra utara simultan berpengaruh
Terhadap Audit (X4) di Kota positif dan signifikan
Penghentia 5. Penghentia Medan, terhadap Penghentian
n Prematur n Prematur Sumatera Prematur Atas Prosedur
Prosedur Atas Utara. Audit pada BPKP di
Audit Di Prosedur Sumut. Secara parsial
Bpkp Audit (Y) Metode Tekanan waktu tidak
Sumut analisis dan berpengaruh positif dan
pengolahan tidak signifikan
36

data yang terhadap Penghentian


dilakukan Prematur Atas Prosedur
menggunaka Audit pada BPKP di
n aplikasi Medan. Secara parsial
komputerisas Tindakan supervisi
i yaitu berpengaruh positif dan
aplikasi signifikan terhadap
SPSS. Penghentian Prematur
Atas Prosedur Audit
pada BPKP di Sumut.
Secara parsial Locus Of
Control berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Penghentian
Prematur Atas Prosedur
Audit pada BPKP di
Sumut. Secara parsial
Risiko audit tidak
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap Penghentian
Prematur Atas Prosedur
Audit pada BPKP di
Sumut. Koefisien
determinasi (R2 ) dari
sama Tekanan waktu,
Tindakan supervisi,
Locus Of Control dan
Risiko audit mampu
menjelaskan variabel
Penghentian Prematur
Atas Prosedur Audit
pada BPKP di Medan
sebesar 82,4%, sisanya
sebesar 17,6%
dijelaskan oleh
37

variabel-variabel
independen yang tidak
diteliti.

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur


Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadianty (2016)
menyatakan bahwa locus of control berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Sedangkan, dalam Rochman et.al (2016) justru ditemukan
bahwa locus of control eksternal tidak berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosdiana (2017)
menyebutkan bahwa locus of Control mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap penghentian prematur (premature sign off)
atas prosedur audit. Semakin tinggi external locus of control yang
dialami oleh seorang auditor maka tindakan penghentian prematur
(premature sign off) atas prosedur audit yang dilakukan auditor juga
akan semakin tinggi. Implikasi dari penelitian ini bagi auditor
adalah semakin tinggi penghentian prematur atas prosedur audit
dilakukan oleh auditor maka akan mengakibatkan menurunnya
kualitas audit dan meningkatnya risiko audit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Jesica dan Sugi (2019)
menyimpulkan bahwa terbukti bahwa locus of control berpengaruh
positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Namun
tidak cukup bukti bahwa self esteem in relation to ambition,
turnover intentions berpengaruh positif terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Begitu juga bahwa pengalaman audit
berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nurhadianty (2016); Rochman et.al (2016); Rosdiana (2017); Jesica
dan Sugi (2019); Rienaldi (2019); Syahdina dan Kinima (2019);
Rahmah; Maulana, Wilisrah dan Munawarah (2020), dapat
38

disimpulkan bahwa locus of control mempengaruhi tindakan


penghentian prematur atas prosedur audit.

2.3.2 Time Pressure dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur


Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadianty (2016)
menyebutkan bahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani (2016)
menyatakan bahwa time pressure berperngaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rochman et.al (2016)
menyebutkan time pressure berpengaruh positif terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosdiana (2017)
menyebutkan bahwa tekanan waktu (time pressure) mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap penghentian prematur
(premature sign off) atas prosedur audit. Semakin besar tekanan
waktu yang diterima oleh seorang auditor, maka semakin besar juga
tindakan penghentian prematur (premature sign off) atas prosedur
audit yang dilakukan auditor tersebut
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Handayani (2016); Nurhadianty (2016); Rochman et.al (2016);
Sitorus (2016); Rosdiana (2017); Idawati (2018); Syahdina dan
Kinima (2019); Hamrul, (2020); Nurdin (2020), Maulana, Wilisrah
dan Munawarah (2020) dapat disimpulkan bahwa time pressure
mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur
audit.

2.3.3 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur Atas


Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2017)
menyebutkan bahwa tindakan supervisi mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap penghentian prematur (premature
sign off) atas prosedur audit. Menunjukkan semakin tinggi tindakan
supervisi yang dialami oleh seorang auditor maka tindakan
39

penghentian prematur atas prosedur audit yang dilakukan auditor


tersebut malah semakin kecil atau berkurang.
Sedangkan, penelitian lain yang dilakukan oleh Hamrul
(2020) berkesimpulan tindakan supervisi secara parsial (individu)
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan supervisi
tidak mempengaruhi terhadap sikap profesionalisme auditor untuk
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.
Tetapi penelitian lain yang dilakukan oleh Maulana, Wilisrah
dan Munawarah (2020) menyebutkan bahwa secara parsial
Tindakan supervisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit pada BPKP di Sumut.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rosdiana (2017); Hamrul (2020); Maulana, Wilisrah dan
Munawarah (2020); Nurdin (2020), dapat disimpulkan bahwa
tindakan supervisi mempengaruhi tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit.

2.3.4 Komitmen Profesional dengan Penghentian Prematur Atas


Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadianty (2016)
menyimpulkan bahwa komitmen profesional berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Tetapi penelitian lain yang dilakukan oleh Rochman et.al
(2016) menyebutkan bahwa komitmen profesional berpengaruh
negatif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Sitorus (2016)
juga mennyatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurdin (2020) juga
menyebtukan bahwa auditor menganggap bahwa komitmen
profesional bukan alasan untuk melakukan tindakan penghentian
prematur atas prosedur audit. Rendah atau tingginya tingkat
komitmen profesional seorang auditor tidak mendorong auditor
untuk melakukan tindakan penghentian prematur atas prosedur
audit. Penolakan hipotesis ini menunjukkan bahwa pengaruh
40

internal dalam diri auditor tidak memberi pengaruh terhadap


perilaku auditor dalam penghentian prematur atas prosedur audit.
hasil yang tidak berpengaruh ini karena sedikitnya auditor dengan
jabatan fungsional tinggi yang menjadi responden penelitian ini.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nurhadianty (2016); Rochman et.al (2016); Sitorus
(2016); Yanti, (2018); Syahdina dan Kinima (2019); Nurdin (2020)
dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional mempengaruhi
tindakan penghentian prematur atas prosedur audit.

2.4 Kerangka Konseptual


Berikut ini disajikan rerangka pikir penelitian secara ilustratif
mengenai pengaruh faktor locus of control, time pressure, tindakan
supervisi, dan komitmen profesional terhadap terjadinya penghentian
prematur atas prosedur audit.

Gambar 2.1

Gambar Kerangka Pemikiran Teoritis


Variabel Independen Variabel Dependen

Locus of Control (X1)


X1

X2 Penghentian Prematur
Time Pressure (X2)
X3 Atas Prosedur Audit (Y)
Tindakan Supervisi (X3) X4

Komitmen Profesional (X4)


41

2.5 Hipotesis
Di dalam penelitian ini, penulis mendapati ada beberapa hipotesis
diantaranya adalah sebagai berikut.
H1: Locus of control berpengaruh secara signigikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
H2: Time pressure berpengaruh secara signigikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
H3: Tindakan Supervisi berpengaruh secara signigikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
H4: Komitmen Profesional berpengaruh secara signigikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
42

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di beberapa Kantor Akuntan Publik
(KAP). Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis
penelitian mengenai “Pengaruh Faktor Locus of Control, Time Pressure,
Tindakan Supervisi dan komitmen Profesional Terhadap Terjadinya
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit” adalah tipe penelitian
kuantitatif.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan kuesioner yang


menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan. Pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh melalui survei dan studi kepustakaan dengan
proses pengambilan sampel dari suatu populasi serta kuesioner sebagai
alat pengumpulan data.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dalam penelitian ini dilakukan di Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya dan juga di beberapa Kantor Akuntan Publik di wilayah
surabaya karena di sanalah tempat objek penelitian ini dilaksanakan.
Waktu penelitian ini dilaksanakan atau dimulai pada bulan Maret-April
2021.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik yang
didapat dari individual atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti (Umar, 2001). Data
primer diolah berdasarkan jawabanjawaban kuesioner yang dibagikan
pada para responden. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber
data primer. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian
ini adalah melalui survey, yaitu dengan cara membagikan kuesioner yang

43
44

berisi daftar pernyataan kepada para responden penelitian yaitu auditor


yang bekerja di Kantor Akuntan Publik kota Surabaya.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dari penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Surabaya. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa 30 orang akuntan publik
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Surabaya.
Sedangkan, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara,
yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (LibraryResearch)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, directory kantor
akuntan publik 2020, internet dan perangkat lain yang berkaitan
dengan penghentian prematur atas prosedur audit.
2. Penelitian Lapangan (FieldResearch)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,
peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data
primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian
adalah auditor yang masih aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik.
Pengumpulan data kuisioner dilakukan dengan teknik personally
administered questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan
dikumpulkan langsung oleh peneliti.

3.6 Definisi Variabel dan Definisi Operasional


Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara
pengukurannya.

3.6.1 Locus of Control (X1)


Locus of control merupakan kondisi dimana individu
45

meyakini bahwa mereka dapat menentukan nasibnya sendiri.


Locus of control eksternal merupakan kondisi dimana individu-
individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka
dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib baik dan
kesempatan.
Variabel ini diukur berdasarkan 6 item pernyataan locus of
control eksternal menggunakan skala interval (interval scale) 5
poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3),
setuju (4) sampai sangat setuju (5). Pernyataan dalam variabel ini
berdasarkan instrumen The Work Locus of Control (WLCS)
yang dikembangkan oleh Spector (1988) dan digunakan oleh
Donelly et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta
Kartika dan Mukhlasin (2007). Kriteriapenilaian locus of control
eksternal ditunjukkan oleh nilai jawaban respondenyang lebih
besar dari meanscore.

3.6.2 Time Pressure (X2)


Time pressure merupakan suatu keadaan dimana auditor
mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik untuk
menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran
waktu yang telah ditetapkan (time budget pressure dan time
deadline pressure).
Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan
pernyataan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan
digunakan oleh Weningtyas et al. (2006). Terdiri dari 5 (lima)
item pernyataan dengan menggunakan skala interval (interval
scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang
(3), sering (4) sampai selalu (5).

3.6.3 Tindakan Supervisi (X3)


Bagian penting dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
adalah supervisi yang tepat atas personel audit. Partner perikatan
memiliki tanggung jawab menyeluruh untuk pelaksanaan dan
kinerja dan harus mengawasi tim perikatan audit, sehingga
pekerjaan berjalan dengan terarah dan mendukung tujuan yang
dicapai. Menurut Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia
46

(2013), pada tiap tahapan pemberian tugas pemeriksaan internal,


auditor harus dilakukan supervisi dengan relevan agar bisa
mencapai kepastian dari tujuan, kualitasnya juga bisa dijamin, serta
jumlah auditor yang kompeten juga meningkat (Hamrul, 2020).
Variabel ini diukur menggunakan pernyataan yang
dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh
Weningtyas et al. (2006). Terdiri dari 7 butir pernyataan yang
menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat
tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai
sangat setuju (5).

3.6.4 Komitmen Profesional (X4)


Komitmen profesional dapat dipersepsikan sebagai tingkat
loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh
individu tersebut (Trisnaningsih, 2003). Seseorang yang profesional
dalam pekerjaan, maka akan sedikit dicurigai melakukan
penyimpangan seperti penghentian prematur atas prosedur audit
(Nurhardianty, 2016).
Variabel komitmen profesional diukur menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh peneliti dengan menjadikan
Prinsip Dasar Etika dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik
sebagai acuan. Variabel ini memiliki 8 butir pernyataan yang
menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat
tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai
sangat setuju (5).

3.6.5 Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y)


Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan
tindakan penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan,
tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan
prosedur audit tetapi auditor berani untuk mengungkapkan opini
atas laporan keuangan. Prosedur audit yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pemahaman bisnis dan industri klien,
pertimbangan pengendalian internal, pertimbangan internal
auditor klien, informasi asersi manajemen, prosedur analitik,
konfirmasi, representasi manajemen, pengujian pengendalian
47

teknik audit berbantuan komputer, sampling audit, serta


perhitungan fisik.
Secara singkat, penghentian prematur atas prosedur audit
merupakan tindakan yang berkaitan dengan penghentian terhadap
prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara
lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani
mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya.
Variabel ini diukur menggunakan instrumen yang digunakan
oleh Raghunathan (1991) yang kemudian dikembangkan oleh
Heriningsih (2002) yaitu dengan memodifikasi 10 item pernyataan
prosedur audit yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia,
yang memungkinkan terjadi penghentian secara prematur atas
prosedur audit dengan menggunakan skala interval (interval
scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang
(3), sering (4) sampai selalu (5).
48

3.6.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Berikut penulis sertakan tabel untuk operasional masing
penelitian seperti tertera di bawah ini.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Sub Skala No. Butir


Variabel Indikator
Variabel Pengukuran Pernyataan
1. Memperoleh
Skala
Locus of Locus of pekerjaan adalah 1
Interval
Control control keberuntungan
(X1) eksternal 2. Faktor koneksi dan
keahlian dalam
Skala
(Sumber: memperoleh 2 dan 3
Interval
Spector jabatan dan
(1988) pekerjaan
dan 3. Promosi jabatan
Skala
Donelly et merupakan nasib 4
Interval
al. (2003)) baik
4. Jumlah peghasilan
yang diperoleh Skala
5 dan 6
tergantung pada Interval
keberuntungan
Time Anggaran 1. Kurangnya
Skala
Pressure waktu anggaran waktu 1
Interval
(X2) audit audit
2. Mengaudit
(Sumber: beberapa
Herningsih perusahaan pada Skala
2
(2001) dan periode yang Interval
Weningtyas bersamaan
et al. (2006))
Bersambung pada halaman selanjutnya
49

Tabel 3.1 (lanjutan)


Sub Skala No. Butir
Variabel Indikator
Variabel Pengukuran Pernyataan
Time Anggaran 3. Melanggar
Pressure waktu audit anggaran waktu Skala
3
(X2) audit yang telah Interval
(Sumber: direncanakan
Herningsih 4. Penggunaan jam
Skala
(2001) dan lembur saat 4
Interval
Weningtyas mengaudit
et al. (2006)) 5. Waktu cadangan
yang disediakan
Skala
untuk mengaudit 5
Interval
hal-hal yang tidak
terduga
Tindakan 1. Memperoleh
Skala
Tindakan supervisi feedback atas 1
Interval
Supervisi oleh kinerja yang baik
(X3) supervisor 2. Penyampaian
pada keluhan atau
auditornya ketidakpuasan Skala 2 dan 3
dalam melakukan Interval
penugasan audit
3. Supervisi
mengenai jenjang
Skala
karir dan peluang 4, 5 dan 6
Interval
serta rencana
jangka panjang
4. Tindakan
supervisor yang
dapat dijadikan Skala 7
panutan bagi Interval
bawahannya
Bersambung pada halaman selanjutnya
50

Tabel 3.1 (lanjutan)


Sub Skala No. Butir
Variabel Indikator
Variabel Pengukuran Pernyataan
1. Keanggotan
Komitmen Anggaran Perhimpunan
Skala
Profesional waktu audit Auditor 1
Interval
(X4) Eksternal bagi
akuntan publik
2. Keaktifan dalam
kegiatan auditor Skala 2
eksternal Interval
3. Penugasan dalam
tim dengan rekan Skala 3
sesama auditor Interval
4. Independensi Skala
4 dan 5
auditor eksternal Interval
5. Pemenuhan
Standar Kode Skala
6
Etik auditor Interval
eksternal
6. Dedikasi dalam
penugasan audit Skala
7 dan 8
sebagai auditor Interval
eksternal
Bersambung pada halaman selanjutnya
51

Tabel 3.1 (lanjutan)


Sub Skala No. Butir
Variabel Indikator
Variabel Pengukuran Pernyataan
Tidak melakukan
Penghentian Prosedur secara lengkap atau
Prematur audit pada mengabaikan, bahkan
menghentikan salah
Atas tahap Skala
satu atau beberapa
Prosedur perencanaa prosedur dari 10 Interval 1
Audit n audit dan Prosedur audit, yaitu:
(Y) pekerjaan
lapangan 1. Pemahaman bisnis
(Sumber: yang telah klien
Herningsih ditetapkan 2. Pertimbangan Sistem Skala
dalam Pengendalian Intern
(2001) dan Interval 2
klien
Weningtyas SPAP
3. Pertimbangan Skala
et al. (2006)) 3
informasi asersi Interval
4. Pertimbangan Skala
4
internal auditor klien Interval
Skala
5. Prosedur analitis 5
Interval
Skala
6. Konfirmasi 6
Interval
7. Penggunaan Skala
representasi 7
Interval
manajemen
8. Penggunaan Teknik Skala
Audit Berbantuan 8
Interval
Komputer (TABK)
Skala
9. Sampel audit 9
Interval
Skala
10. Perhitungan fisik 10
Interval
Sumber: diolah dari berbagai referensi
52

3.7 Proses Pengolahan Data


Proses pengolahan data melalui program SPSS (Statistical Product
and Service Solution) yaitu sebagai berikut :
1. Editing
Proses memeriksa data yang sudah terkumpul,meliputi kelengkapan
isian, keterbatasan tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban,
keseragaman satuan data yang digunakan.
2. Koding
Kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul
disetiap instrumen penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk
memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran data.
3. Tabulating
Memasukan data yang sudah dikelompokan ke dalam tabe-tabel
agar mudah dipahami.
4. Analizing
Upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik atau
sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian.
5. Verificating
Membandingkan antara analisis sementara dengan teori yang ada.

3.8 Metode Analisis Data


Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji
kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan
skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005:19).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka
peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan
53

pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan


diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pernyataan-pernyataan. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang
diperoleh adalah valid (Ghozali, 2005:45).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi
jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable, jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut.

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang.


2. One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pernyataan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan
pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005:42).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2005:91). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolonieritas (multiko). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance
dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi
54

antar variabel independen (Ghozali, 2005:91). Suatu model


regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai
VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance
mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi
antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat
dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar
variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika
korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso,
2004:203-206).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati
normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji
normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot).
Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi
dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti
garis diagonal (Santoso, 2004:212).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola
titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk
pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005:105).

3.9 Teknik Pengujian Hipotesis


Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data
55

variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,


2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier
(Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari
locus of control, time pressure, tindakan supervisi, serta komitmen
profesional. Sedangkan variabel dependennya adalah penghentian
prematur atas prosedur audit.
Rumus regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e


Keterangan:
Y : Penghentian prematur atas prosedur audit
a : Konstanta (harga Y, bila X=0)
b1-4 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
hubungan nilai variable independen
X1 : Locus of control
X1 : Time Pressure
X1 : Tindakan supervisi
X1 : Komitmen profesional
e : Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1
(satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2005: 83).
b. Uji Statistik T
56

Uji Statistik T menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu


variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84).
Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut.
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak
atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
c. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005:84).
Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut.
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak
atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua
variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah
Surabaya. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini
meliputi manajer, auditor senior dan auditor junior.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran
kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang
bekerja pada KAP di wilayah Surabaya dan terdaftar dalam
Directory Kantor Akuntan Publik 2021 yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 12 April
2021 hingga 28 Maret 2021 Peneliti mengambil sampel
sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di
wilayah Surabaya, dengan peta distribusi yang terlihat dalam
tabel 4.1.

57
58

Tabel 4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian


Kuisioner Kuisioner
No. Nama Kantor Akuntan Publik
dikirim dikembalikan
Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak
1. 5 5
& Rekan
2. Richard Risambessy & Budiman 5 5
3. Habib Basuni dan Heryadi 5 4
4. Drs. Arief H. P & Rekan 3 0
5. Buntaran & Lisawati 6 0
6. Robby Bumulo 5 0
7. Indra Sumijono & Rekan 3 0
8. Made Sudarma, Thomas & Dewi 3 3
9. Drs. Henry & Sugeng 6 6
10. Gideon Adi & Rekan 5 5
Supoyo, Sutjahjo, Subyantara &
11. 5 5
Rekan
12. Dony Firliawan 2 2
13. Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 1 1
14. Kreston HHES International 1 1
Total 55 37

Sumber: Data Primer

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 55 buah dan


jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 37
kuesioner atau 67%. Kuesioner yang tidak kembali
sebanyak 18 buah atau 33%. Kuesioner yang dapat diolah
berjumlah 35 buah atau 63,4% sedangkan kuisioner yang
tidak dapat diolah sebanyak 2 buah atau sebesar 3.6%.
Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel
4.2.
59

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian


No. Keterangan Auditor Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 55 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 37 67%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 18 33%
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 35 3,6%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 2 63,4%
Sumber: Data primer yang diolah

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian


Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Berikut ini adalah deskripsi
mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis
kelamin, pendidikan terakhir, posisi terakhir, dan pengalaman kerja
responden.

4.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pria 16 45.7 45.7 45.7
Wanita 19 54.3 54.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 16 orang atau


sekitar 45,7% responden dengan jenis kelamin pria, dan sisanya
sebesar 19 orang atau 54,3% responden didominasi jenis kelamin
wanita.
60

4.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir
Valid Cumulative
Frequenc Percent Percent Percent
y
Valid D3 2 5.7 5.7 5.7
S1 30 85.7 85.7 91.4
S2 0 0 0 91.4
S3 3 8.6 8.6 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan
jumlah 30 responden atau 85,7%. Sisanya sebesar 8,6% atau
sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir S3 dan sebesar 5,7%
atau sebanyak 2 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).

4.2.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Auditor Junior 32 91.4 91.4 91.4
Auditor Senior 2 5.7 5.7 97.1
Manajer 1 2.9 2.9 100.00
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
61

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa


sebanyak 32 responden atau sebesar 91,4% menduduki posisi
sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan
sebagai auditor senior sebanyak 2 orang atau 5,7% dan sisanya
adalah manajer sebanyak 1 orang atau sekitar 2,9%.

4.2.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja


Valid Cumulative
Frequenc Percent Percent Percent
y
Valid < 1 Tahun 7 20 20 20
1-3 Tahun 14 40 40 60
3-5 Tahun 8 22.9 22.9 82.9
5-10 Tahun 2 5.7 5.7 88.6
> 10 Tahun 4 11.4 11.4 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa


mayoritas responden atau sebanyak 40% atau sekitar 14 auditor
memiliki pengalaman bekerja 1-3tahun, 22,9 % atau sekitar 8
auditor memiliki pengalaman kerja 3-5 tahun, 20% atau sekitar 7
auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun, 11,4%
atau sekitar 4 auditor memiliki pengalaman bekerja di atas 10
tahun dan sisanya sebesar 5,7% atau sekitar 2 auditor memiliki
pengalaman bekerja 5-10 tahun.
62

4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian

4.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
locus of control, time pressure, tindakan supervises, komitmen
profesional dan penghentian prematur atas prosedur audit akan
diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel
4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation

Locus of
35 17.00 25.00 14.34 4.221
Control

Time
35 13.00 25.00 15.80 4.296
Pressure

Tindakan
35 21.00 29.00 26.34 2.555
Supervisi

Komitmen
35 24.00 33.00 30.109 2.638
Profesional

Penghentia
n Prematur
Atas 35 10.00 20.00 12.63 3.388
Porsedur
Audit

Valid N
35
(listwise)

Sumber: Data primer yang diolah


63

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel locus of


control jawaban minimum responden sebesar 17 dan maksimum
sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 14.34 serta standar
deviasi 4.221. Variabel time pressure meiliki jawaban minimum
responden sebesar 13 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-
rata total jawaban 16.40 dan standar deviasi sebesar 4.296. Pada
variabel tindakan supervisi minimum jawaban responden
sebesar 24 dan maksimum sebesar 33, dengan rata-rata total
jawaban 23.83 dan standar deviasi sebesar 2.555. Variabel
komitmen professional memiliki minimum jawaban responden
sebesar 24 dan maksimum sebesar 33, dengan rata-rata total
jawaban 29.11 dan standar deviasi sebesar 2.638. Sedangkan,
variabel penghentian prematur atas prosedur audit jawaban
minimum responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 20,
dengan rata-rata total jawaban 13.66 dan standar deviasi sebesar
3.388.

4.3.2 Hasil Uji Kualitas Data

4.3.2.1 Hasil Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model
dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05
maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid.
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji validitas dari lima variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu locus of
control (X1), time pressure (X2), tindakan supervisi (X3),
komitmen prosfesional (X4) serta penghentian prematr
atas prosedur audit (Y).
64

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas


Butir Pearson Sig
Variabel Keterangan
Pernyataan Corelation (2-Tailed)
X1.1 0,907** 0,000 Valid
X1.2 0,772** 0,000 Valid
Locus of X1.3 0,865** 0,000 Valid
Control (X1) X1.4 0,791** 0,000 Valid
X1.5 0,886** 0,000 Valid
X1.6 0,875** 0,000 Valid
X2.1 0,915** 0,000 Valid
X2.2 0,881** 0,000 Valid
Time Pressure
X2.3 0,895** 0,005 Valid
(X2)
X2.4 0,846** 0,000 Valid
X2.5 0,891** 0,000 Valid
X3.1 0,740** 0,000 Valid
X3.2 0,725** 0,000 Valid
Tindakan X3.3 0,663** 0,000 Valid
Supervisi X3.4 0,809** 0,000 Valid
(X3) X3.5 0,707** 0,000 Valid
X3.6 0,760** 0,000 Valid
X3.7 0,631** 0,000 Valid
X4.1 0,672 ** 0,000 Valid
X4.2 0,567** 0,000 Valid
X4.3 0,797** 0,000 Valid
Komitmen
X4.4 0,773** 0,000 Valid
Profesional
X4.5 0,824** 0,000 Valid
(X4)
X4.6 0,743** 0,000 Valid
X4.7 0,713 ** 0,000 Valid
X4.8 0,770 ** 0,000 Valid
Y.1 0,605** 0,006 Valid
Y.2 0,534** 0,000 Valid
Y.3 0,692** 0,000 Valid
Penghentian
Y.4 0,620** 0,000 Valid
Prematur Atas
Y.5 0,732** 0,000 Valid
Prosedur Audit
Y.6 0,719** 0,000 Valid
|(Y)
Y.7 0,732** 0,000 Valid
Y.8 0,779** 0,000 Valid
Y.9 0,631** 0,000 Valid
65

Y.10 0,659** 0,000 Valid


Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut di atas telah diperoleh hasil


yang menunjukan bahwa butir pernyataan untuk mencari
informasi mengenai variabel locus of control, time pressure,
tindakan supervisi, komitmen professional serta
penghentian prematur atas prosedur audit dinyatakan
seluruhnya telah valid. Hal ini bisa dilihat dari nilai rhitung <
rtabel. Angka kritik dalam penelitian ini adalah df = n-2 =
35-2 = 33 dengan taraf signifikansi 5% maka angka kritik
untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,3338. Suatu
instrumen dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel.
Jadi, dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item
pernyataan yang ada dalam penelitian ini dinyatakan valid.

4.3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi
dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian
dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada
diatas 0,6. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji reliabilitas
untuk delapan variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r alpha Kriteria Keterangan


Locus of Control (X1) 0,918 0.60 Reliabel
Time Pressure (X2) 0,931 0.60 Reliabel
Tindakan Supervisi (X3) 0,832 0.60 Reliabel
Komitmen Profesional (X4) 0,866 0.60 Reliabel
Penghentian Prematur Atas
0,826 0.60 Reliabel
Prosedur Audit (Y)

Sumber: Data primer yang diolah


66

Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas


variabel locus of control sebesar 0,918, time pressure
sebesar 0,931, tindakan supervisi sebesar 0,832,
komitmen professional sebesar 0,866 serta penghentian
premature atas prosedur audit sebesar 0,826. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa semua variabel
penelitian dalam penelitian ini yaitu variabel locus of
control, time pressure, tindakan supervisi, komitmen
professional serta penghentian prematur atas prosedur
audit memiliki pernyataan dalam kuesioner yang
dikatakan reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s
alpha lebih besar dari 0,6.
67

4.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.3.1 Hasil Uji Normalitas


Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan
dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah
kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi norma atau tidak normal.

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual

N 35

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,26877228

Most Extreme Absolute ,121


Differences
Positive ,121

Negative -,109

Test Statistic ,121

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 didapat hasil pengujian uji


normalitas yang menunjukan bahwa koefisien Asymp. Sig.
(2-tailed) adalah 0,200 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi distribusi adalah
normal.
68

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang


berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas.

4.3.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas ini digunakan untuk menguji
apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antara
variabel independennya. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan korelasi antar variabel-variabel bebas
(independen) yang akan digunakan dalam persamaan
regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
69

korelasi antara variabel independennya. Pengujian


multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance Value
atau Variance Inflation Factor (VIF), sebagai berikut.
a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat
diartikan tidak terdapat multikolinearitas pada
penelitian tersebut.
b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat
diartikan bahwa terdapat multikolinearitas pada
penelitian tersebut.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan
program komputer yang menggunakan SPSS, diperoleh
hasil senagai berikut.
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Locus of Bebas
0,311 3.215
Control Multikolinearitas

Time Bebas
0,381 2.625
Pressure Multikolinearitas

Tindakan Bebas
0,963 1.038
Supervisi Multikolinearitas

Komitmen Bebas
0,651 1.535
Profesional Multikolinearitas

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel 4.10


ditinjau dari nilai tolerance maka dapat diketahui bahwa
kempt variable yaitu locus of control, time pressure,
tindakan supervisi dan komitmen professional memiliki
nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa keempat variabel tidak terjadi
multikolinearitas. Begitu juga apabila ditinjau dari nilai
variance inflation factor (VIF), keempat variabel
70

menunjukkan nilai yang jauh dari angka 10. Hal ini


menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut jika ditinjau
dari nilai VIF maka juga tidak terjadi multikolinearitas.

4.3.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas berujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi tidak terjadi kesamaan varian dari
suatu residual pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk
mendekati heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi untuk melihatnya
yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu atau teratur maka mengindikasikan
telah terjadi Heteroskedastisitas. Sebaliknya apabila titk-
titik yang ada menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
2011).

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik


Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah


71

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot


menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah
angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola
yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi penghentian prematur atas prosedur audit
berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu locus
of control, time pressure, tindakan supervisi dan komitmen
professional.
72

4.3.4 Hasil Uji Hipotesis

4.3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas yaitu locus of control, time
pressure, tindakan supervisi serta komitmen profesional
dengan variabel terikat yaitu penghentian prematur atas
prosedur audit pada kantor akuntan publik di kota Surabaya.

Tabel 4.11

Hasil Uji Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 26,869 4,091 6,567 ,000
Locus of -,001 ,053 -,002 -,024 ,981
Control
Time ,405 ,082 ,431 4,955 ,000
Pressure
Tindakan -,376 ,112 -,290 - ,002
Supervisi 3,347
Komitmen -,377 ,081 -,377 - ,000
Profesional 4,630
a. Dependent Variable: Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 maka diperoleh model persamaan


regresi sebagai berikut.

Y = 26,869- 0,001X1+ 0,405X2 - 0,376 - 0,377 + e


73

Dimana:
Y = Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit, α = bilangan
konstanta sebesar 26,869, β1 = locus of control sebesar -
0,001, β2 = time pressure sebesar 0,405, β3 = tindakan
supervisi sebesar -0, 376, β4 = komitmen profesional sebesar
-0, 377 dan ɛ = Error.
1) Nilai konstanta sebesar 26,869 menyatakan bahwa apabila
variabel locus of control (X1), time pressure (X2),
tindakan supervisi (X3), komitmen profesional (X4) sama
dengan nol, maka penghentian prematur atas prosedur
audit mengalamai penurunan sebesar 26,869 satuan.
2) Nilai koefisien β1 = -0,001 menunjukan bahwa terdapat
pengaruh positif antara variabel locus of control (X1)
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Y)
sebesar -0,001. Hal ini berarti apabila variabel locus of
control (X1) turun sebesar satu satuan dengan asumsi
bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel
penghentian prematur atas prosedur audit (Y) akan
mengalami penurunan sebesar -0,001 satuan.
3) Nilai koefisien β2 = 0,405 menunjukan bahwa terdapat
pengaruh positif antara variabel penugasan time pressure
(X2) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
(Y) sebesar 0,405. Hal ini berarti apabila variabel time
pressure (X2) naik sebesar satu satuan dengan asumsi
bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel
penghentian prematur atas prosedur audit (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,405 satuan.
4) Nilai koefisien β3 = -0,376 menunjukan bahwa terdapat
pengaruh negatif antara variabel tindakan supervisi (X3)
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (Y)
sebesar -0, 376. Hal ini berarti apabila variabel tindakan
supervisi (X3) naik sebesar satu satuan dengan asumsi
bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel
penghentian prematur atas prosedur audit (Y) akan
mengalami penurunan sebesar -0, 376 satuan.
74

5) Nilai koefisien β4 = -0,377 menunjukan bahwa terdapat


pengaruh positif antara variabel komitmen profesional
(X4) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
(Y) sebesar -0,377. Hal ini berarti apabila variabel
komitmen profesional (X4) naik sebesar satu satuan
dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan,
maka variabel penghentian prematur atas prosedur audit
(Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,377 satuan.

4.3.4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi digunakan untuk
menunjukan seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependennya. Semakin tinggi nilai
koefisien determinasi berarti semakin tinggi kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan perubahan terhadap
variabel dependen.

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 ,940a ,884 ,868 1,231
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah

Hasil perhitungan uji koefisien determinasi,


mendapatkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,868.
Hal ini berarti bahwa 86,8% penghentian prematur atas
prosedur audit dipengaruhi oleh variasi locus of control, time
pressure, tindakan supervisi serta komitmen profesional.
Sedangkan sisanya yaitu 13,2% dipengaruhi oleh faktor
lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
75

4.3.4.3 Hasil Uji F (Uji Simultan)


Uji statistik F ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana variabel-variabel independen secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011). Uji ini bisa dilihat dari nilai F hitung > F tabel, maka
Ha diterima artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara locus of control, time pressure, tindakan supervisi
serta komitmen profesional terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit.

Tabel 4.13

Hasil Uji F (Uji Simultan)


ANOVAa

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square

1 Regression 344,740 4 86,185 56,911 ,000b

Residual 45,341 30 1,514

Total 390,171 34

a. Dependent Variable: Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

b. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Tindakan


Supervisi, Time Pressure, Locus of Control

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil uji F, nilai F hitung lebih besar dari


F tabel atau 56,911 > 2.92 dan nilai sig. adalah 0,000 < 0,05,
maka H05 ditolak atau Ha5 diterima. Hal ini berarti bahwa
locus of control, time pressure, tindakan supervisi serta
komitmen profesional berpengaruh secara simultan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
76

4.3.4.4 Hasil Uji T (Uji Parsial)


Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011). Cara untuk menganalisis uji t adalah dengan
membandingkan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%) dan
membandingkan nilai thitung dengan ttabel, termasuk nilai
koefisiennya untuk menentukan pengaruh variabel
independen berpengaruh secara positif atau negatif terhadap
variabel dependen.

Tabel 4.14

Hasil Uji T (Uji Parsial)


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 26,869 4,091 6,567 ,000
Locus of -,001 ,053 -,002 -,024 ,981
Control
Time ,405 ,082 ,431 4,955 ,000
Pressure
Tindakan -,376 ,112 -,290 - ,002
Supervisi 3,347
Komitmen -,377 ,081 -,377 - ,000
Profesional 4,630
a. Dependent Variable: Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Sumber: Data primer yang diolah
77

Hasil Uji T untuk Hipotesis 1: Pengaruh locus of


control terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
Hasil uji T terhadap hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel
4.14, diperoleh t hitung sebesar -0,024 dengan signifikansi
sebesar 0,981. Dari hal ini menunjukan nilai signifikansinya
lebih besar dari 5% (α=0,05) dan nilai thitung -0,024 < 1,96
hal ini berarti variabel locus of control tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hal ini dapat dikatakan bahwa persepsi
responden terhadap locus of control pada umumnya memiliki
internal locus of control yang tinggi daripada eksternal locus
of control. Auditor dengan internal locus of control
cenderung meyakini bahwa dengan usaha dan kerja keras
akan mendatangkan hasil yang lebih baik. Mereka memiliki
keyakinan bahwa nasib atau peristiwa-peristiwa dalam
kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak karena locus of
control tidak mempunyai pengaruh terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.

Hasil Uji T untuk Hipotesis 2: Pengaruh time pressure


terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

Hasil uji T terhadap hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel


4.14, diperoleh t hitung sebesar 4,955 dengan signifikansi
sebesar 0,000. Dari hal ini menunjukan nilai signifikansinya
lebih besar dari 5% (α=0,05) dan nilai thitung 4,955 < 1,96
hal ini berarti variabel time pressure berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Hal ini dapat dikatakan bahwa persepsi responden
terhadap time pressure memiliki keyakinan bahwa semakin
tinggi tekanan waktu dalam suatu penugasan audit dalam
suatu entitas maka semakin besar pula kemungkinan auditor
di suatu Kantor Akuntan Publik cenderung melakukan
penghentian prematur atas prosedur audit. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa H2 diterima karena time pressure
78

mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur atas


prosedur audit.

Hasil Uji T untuk Hipotesis 3: Pengaruh time pressure


terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji T terhadap hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel
4.14, diperoleh t hitung sebesar -3,347 dengan signifikansi
sebesar 0,002. Dari hal ini menunjukan nilai signifikansinya
lebih besar dari 5% (α=0,05) dan nilai thitung -3,347 < -1,96
hal ini berarti variabel tindakan supervisi berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Hal ini dapat diketahui bahwa antara komitmen
profesional dan penghentian prematur atas prosedur aufit
terdapat pengaruh negatif yang signifikan yaitu auditor yang
menjadi responden dalam penelitian ini berkeyakinan bahwa
semakin baik tindakan supervisi yang dilakukan oleh
supervisor atau auditor senior kepada auditor junior dalam
suatu Kantor Akuntan Publik maka semakin kecil pula
kemungkinan terjadinya penghwntian prematur atas prosedur
audit dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa H3 diterima karena tindakan supervisi
mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.

Hasil Uji T untuk Hipotesis 4: Pengaruh komitmen


profesional terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
Hasil uji T terhadap hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel
4.14, diperoleh t hitung sebesar -4,630 dengan signifikansi
sebesar 0,000. Dari hal ini menunjukan nilai signifikansinya
lebih besar dari 5% (α=0,05) dan nilai thitung -4,630 < -1,96
hal ini berarti variabel komitmen profesional berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hal ini dapat dikatakan bahwa auditor yang
menjadi responden dalam penelitian ini berkeyakinan
nbahwa semakin tinggi atau semakin baik komitmen
profesionalnya dalam bekerja sebagai auditor di suatu Kantor
79

Akuntan publik maka hal tersebut akan menyebabkan


semakijn kecil pula kemungkinan terjadinya penghentian
prematur atas prosedur audit dan begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H4 diterima karena
komitmen profesional mempunyai pengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.

4.4 Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini
secara ringkas disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis


Hipotesis Pernyataan Hasil
Locus of control tidak berpengaruh
Hipotesis
H1 signifikan terhadap penghentian prematur
Ditolak
atas prosedur audit
Time pressure tidak berpengaruh
Hipotesis
H2 signifikan positif terhadap penghentian
Diterima
prematur atas prosedur audit
Tindakan supervise berpengaruh signifikan
Hipotesis
H3 negatif terhadap penghentian prematur
Diterima
atas prosedur audit
Komitmen professional berpengaruh
Hipotesis
H4 signifikan negatif terhadap penghentian
Diterima
prematur atas prosedur audit
Sumber: Data primer yang diolah

1. Pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur


atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel locus of control 0,981 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa locus of control tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hubungan antara locus of control dan penghentian prematur
bersifat negatif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
80

responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki internal


locus of control yang tinggi daripada eksternal locus of control.
Auditor dengan internal locus of control cenderung meyakini
bahwa dengan usaha dan kerja keras akan mendatangkan hasil yang
lebih baik. Mereka memiliki keyakinan bahwa nasib atau peristiwa-
peristiwa dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rochman,
Andini, Oemar (2016) yang menyatakan bahwa locus of control
tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Namun, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Nurhadianty (2016), Rosdiana (2017), Jessica dan Suhartono
(2019), Maulana, Wilisra, dan Munawarah (2020).
2. Pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel time pressure 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara time
pressure dan penghentian prematur bersifat positif. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini
pada umumnya memiliki keyakinan bahwa semakin tinggi tekanan
waktu dalam suatu penugasan audit dalam suatu entitas maka
semakin besar pula kemungkinan auditor di suatu Kantor Akuntan
Publik cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit.Hal ini tentu saja sangat dimungkinkan dikarenakan semakin
sedikit waktu yang tersedia bagi auditor untuk mengerjakan
program auditnya maka hal tersebut akan menimbulkan terjadinya
pengurangan program audit yang dilakukan oleh auditor atau yang
dapat dikatakan dapat terjadinya suatu penghentian prematur atas
prosedur audit oleh auditor tersebut.
Adapun mengenai pressure budgeting yang mana semakin
sedikit dana dan waktu yang dihabiskan dalam pengerjaan waktu
audit di suatu entitas ini akan mengakibatkan semakin tingginya
kemungkinan terjadinya penghentian prematur atas prosedur
audit. Tetapi sebetulnya suatu pengerjaan audit yang dilakukan
dengan prosedur yang kurang akan menimbulkan kualitas hasil
audit yang kurang pula yang mana sejatinya tindakan
81

penghentian prematur atas prosedur audit ini sebisa mungkin


untuk dihindari.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Handayani
(2016), Nurhadianty (2016), Rochman, Andini, Oemar (2016),
Sitorus (2016), Rosdiana (2017), Yanti (2018), Maulana, Wilisra,
dan Munawarah (2020) yang menyatakan bahwa tekanan waktu
mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Namun, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Idawati (2018) dan Nurdin (2020).
3. Pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel tindakan supervisi 0,002 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tindakan supervisi berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hubungan antara tindakan supervisi dan penghentian prematur
bersifat negatif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketika
tindakan supervisi dilakukan dengan baik di suatu Kantor Akuntan
Publik dalam hal ini seperti supervisor membimbing bawahannya
seperti auditor senior dan auditor senior membimbing bawahannya
yaitu auditor junior dalam penugasan yang yang rumit sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu maka
akan mengecilkan kemungkinan terjadinya suatu penghentian
prematur atas prosedur audit. Demikian pula jika sebaliknya yang
terjadi yaitu tindakan supervisi dilakukan dengan tidak baik
sebagaimana mestinya maka justru akan membuat terjadinya
peluang penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin
besar pula.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Maulina,
dkk. (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Namun, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Maulana, Wilisra, dan Munawarah (2020). Namun, hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan Rosdiana (2017), Nurdin (2020) yang
menyatakan bahwa tindakan supervisi tidak berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
82

4. Pengaruh komitmen profsional terhadap penghentian


prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel komitmen profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa komitmen profesional berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hubungan antara locus of control dan penghentian prematur
bersifat negatif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin
tinggi komitmen profesional yang dimiliki oleh seorang auditor
maka semakin rendah pula kemungkinan terjadinya suatu
penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini disebabkan
karena auditor yang menjaga kualitas auditnya dengan cara
menerapkan standar audit dengan baik dan memiliki komitmen
professional yang baik pula maka akan meminimalisir terjadinya
penghentian prematur atas prosedur audit dan demikian pula
sebaliknya jiika komitmen profesional yang dimiliki oleh seorang
auditor tersebut semakin rendah makan akan cenderung
meningkatkan terjadinya suatu penghentian prematur atas prosedur
audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Nurhadianty
(2016) yang menyatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Namun,
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Rochman, Andini,
Oemar (2016), Sitorus (2016), Yanti (2018), Nurdin (2020).
5. Pembahasan mengenai contoh dan analisis tentang
penghentian prematur atas prosedur audit
Pandemi covid-19 membuat pelaksaan audit di lapangan
semakin terbatas untuk bertemu secara tatap muka hal ini tentunya
akan mengakibatkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya
suatu praktik yang dinamakan penghentian prematur atas prosedur
audit tersebut. Contoh kecil perilaku ini adalah meniadakan
prosedur audit cash opname dan stock opname. Dalam pengerjaan
audit pada umumnya, auditor mengecek saldo kas dan persediaan
pada entitas yang diaudit langsung ke perusahaan tersebut. Tetapi
dalam kondisi yang sekarang ini hal ini tidak dimungkinkan
dikarenakan untuk menghindari terjadinya penularan virus corona.
Prosedur yang ditiadakan tersebut apabila tidak diganti dengan
83

langkah kerja yang lain dinamakan penghentian prematur atas


prosedur audit yang mana akan berdampak pada kualitas hasil
audit dalam suatu entitas.

4.5 Implikasi Penelitian


Berdasarkan hasil pembahasan seperti yang telah dinyatakan di atas
maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Locus of control terdiri dari internal locus of control serta external
locus of control. Internal locus of control yang dominan dalam diri
seseorang membuat orang tersebut lebih berusaha dengan baik untuk
meraih keberhasilan sedangkan yang memandang bahwa hidup mereka
dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki external locus
of control Auditor dengan internal locus of control cenderung
meyakini bahwa dengan usaha dan kerja keras akan mendatangkan
hasil yang lebih baik. Mereka memiliki keyakinan bahwa nasib atau
peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya berada di bawah kontrol
dirinya.
2. Time Pressure merupakan suatu keadaan dimana auditor mendapatkan
tekanan dari Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja untuk
menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah
ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, semakin tinggi tekanan waktu
dalam suatu penugasan audit dalam suatu entitas maka semakin besar
pula kemungkinan auditor di suatu Kantor Akuntan Publik cenderung
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.Hal ini tentu saja
sangat dimungkinkan dikarenakan semakin sedikit waktu yang tersedia
bagi auditor untuk mengerjakan program auditnya maka hal tersebut
akan menimbulkan terjadinya pengurangan program audit yang
dilakukan oleh auditor atau yang dapat dikatakan dapat terjadinya
suatu penghentian prematur atas prosedur audit oleh auditor
tersebut. Adapun mengenai pressure budgeting yang mana semakin
sedikit dana dan waktu yang dihabiskan dalam pengerjaan waktu
audit di suatu entitas ini akan mengakibatkan semakin tingginya
kemungkinan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit.
Tetapi sebetulnya suatu pengerjaan audit yang dilakukan dengan
prosedur yang kurang akan menimbulkan kualitas hasil audit yang
84

kurang pula yang mana sejatinya tindakan penghentian prematur


atas prosedur audit ini sebisa mungkin untuk dihindari.
3. Tindakan supervisi adalah adalah tindakan mengawasi dan
mengarahkan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh auditor
senior yang diukur dari sikap kepemimpinan dan mentoring, kondisi
kerja, dan penugasan dalam suatu audit. Peranan dari supervisi yang
baik akan dapat meningkatkan kemungkinan terdeteksinya penghentian
prematur atas prosedur audit sebagai salah satu bentuk penyimpangan
perilaku audit. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada
asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah
penting yang dijumpai dalam audit, mereviu pekerjaan yang
dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat diantara para
staf auditor.
4. Komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas individu pada
profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. Oeh
karena itu, auditor yang menjaga kualitas auditnya dengan cara
menerapkan standar audit dengan baik dan memiliki komitmen
professional yang baik pula maka akan meminimalisir terjadinya
penghentian prematur atas prosedur audit dan demikian pula
sebaliknya jiika komitmen profesional yang dimiliki oleh seorang
auditor tersebut semakin rendah makan akan cenderung meningkatkan
terjadinya suatu penghentian prematur atas prosedur audit.

4.6 Keterbatasan Penelitian


Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses
penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi
beberapa faktor yang agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-
peneliti yang akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya
karna penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus
diperbaiki dalam penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Jumlah responden hanya berjumlah 35 orang yang mana tentunya


masih terlampau kurang untuk menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya.
2. Keterbatasan jumlah responden juga dikarenakan ada sejumlah
85

Kantor akuntan Publik yang enggan untuk menerima kuisioner yang


penulis berikan dikarenakan beberapa alasan.
3. Selain itu, terlalu lamanya waktu untuk pengembalian kuisioner juga
berpengaruh terhadap pengolahan data dan analisis yang dilakukan
oleh penulis.
4. Keterbatasan jumlah penyebaran kuisioner yang mana hanya
berjumlah 14 Kantor Akuntan Publik di kota Surabaya juga
merupakan kendala yang penulis alami.
5. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden
melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden
yang sebenarnya, hal ini terjadi karena dapat terjadi perbedaan
pemikiran, anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap responden,
juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat
responden dalam kuesionernya.
86

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian dengan
analisis regresi berganda yang telah dilakukan terhadap permasalahan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa locus of control tidak


berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hubungan antara locus of control dan penghentian
prematur bersifat positif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki internal locus
of control yang tinggi daripada eksternal locus of control. Auditor
dengan internal locus of control cenderung meyakini bahwa dengan
usaha dan kerja keras akan mendatangkan hasil yang lebih baik.
Mereka memiliki keyakinan bahwa nasib atau peristiwa-peristiwa
dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Qurrahman, dkk.
(2012) yang menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Namun, penelitian
ini tidak konsisten dengan penelitian Asrini & Sujana, dkk. (2014) dan
Andani, dkk. (2014).
2. Hasil uji hipotesis time pressure berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan
antara time pressure dan penghentian prematur bersifat positif.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian
ini pada umumnya memiliki keyakinan bahwa semakin tinggi tekanan
waktu dalam suatu penugasan audit dalam suatu entitas maka semakin
besar pula kemungkinan auditor di suatu Kantor Akuntan Publik
cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.Hal ini
tentu saja sangat dimungkinkan dikarenakan semakin sedikit waktu
yang tersedia bagi auditor untuk mengerjakan program auditnya maka
hal tersebut akan menimbulkan terjadinya pengurangan program audit
yang dilakukan oleh auditor atau yang dapat dikatakan dapat terjadinya
87
88

suatu penghentian prematur atas prosedur audit oleh auditor


tersebut.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Maulina, dkk. (2010),
Asrini & Sujana, dkk. (2014) dan Andani, dkk. (2014) yang
menyatakan bahwa tekanan waktu mempunyai pengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Namun, penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Wahyudi, dkk. (2011), Qurrahman, dkk.
(2012) dan Wulandari (2015).
3. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tindakan supervisi
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hubungan antara tindakan supervisi dan
penghentian prematur bersifat negatif. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa ketika tindakan supervisi dilakukan dengan baik di
suatu Kantor Akuntan Publik dalam hal ini seperti supervisor
membimbing bawahannya seperti auditor senior dan auditor senior
membimbing bawahannya yaitu auditor junior dalam penugasan yang
yang rumit sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu maka akan mengecilkan kemungkinan terjadinya suatu
penghentian prematur atas prosedur audit. Demikian pula jika
sebaliknya yang terjadi yaitu tindakan supervisi dilakukan dengan
tidak baik sebagaimana mestinya maka justru akan membuat terjadinya
peluang penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin besar
pula.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Maulina, dkk. (2010)
yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara tindakan
supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Namun,
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Asrini & Sujana, dkk.
(2014) dan Wulandari (2015).
4. Hasil uji hipotesis menunjukkan komitmen profesional berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Hubungan antara komitmen profesional dan penghentian
prematur bersifat negatif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
semakin baik komitmen profesional yang dimiliki auditor
dalam penugasannya maka semakin kecil pula kemungkinan
terjadinya perilaku penghentian prematur atas prosedur audit dan
begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena auditor yang
menjaga kualitas auditnya dengan cara menerapkan standar audit
89

dengan baik dan memiliki komitmen professional yang baik pula


maka akan meminimalisir terjadinya penghentian prematur atas
prosedur audit dan demikian pula sebaliknya jiika komitmen
profesional yang dimiliki oleh seorang auditor tersebut semakin rendah
makan akan cenderung meningkatkan terjadinya suatu penghentian
prematur atas prosedur audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Andani, dkk (2014)
yang menyatakan bahwa professional commitment berpengaruh
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Namun, penelitian
ini tidak konsisten dengan penelitian Qurrahman, dkk. (2012) dan
Wahyudi, dkk. (2011).
5. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa locus of control tidak
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki
internal locus of control yang tinggi daripada eksternal locus of
control. Auditor dengan internal locus of control cenderung meyakini
bahwa dengan usaha dan kerja keras akan mendatangkan hasil yang
lebih baik. Mereka memiliki keyakinan bahwa nasib atau peristiwa-
peristiwa dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya.
Sedangkan untuk time pressure, tindakan supervisi serta komitmen
profesional diperoleh hasil yang signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaan audit yaitu terjadinya penghentian prematur atas
prosedur audit diperlukan juga adanya penerapan waktu pengerjaan
audit yang cukup, tindakan supervisi yang baik oleh supervisor
dalam suatu Kantor akuntan Publik serta komitmen profesional
yang harus dijaga oleh setiap auditor dalam penugasan audit guna
meminimalisir terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit
ini.
90

5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian serta untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Disarankan bagi peneliti selanjutnya sebaiknya agar menggunakan


metode pengumpulan data dengan cara wawancara untuk mendapatkan
data yang lebih valid dan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
karena dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dalam
metode pengumpulan data sehingga memungkinkan terjadinya
ketidakjujuran dalam menjawab pernyataan serta dapat menambah
variabel lain yang dianggap dapat berpengaruh terhadap terjadinya
suatu penghentian prematur atas prosedur audit.
2. Disarankan bagi peneliti selanjutnya selanjutnya sebaiknya agar
memperhatikan waktu penelitian yang tepat saat menyebarkan dan
mengumpulkan kuesioner.
3. Disarankan bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) sebaiknya untuk selalu
meningkatkan kualitas audit para auditornya misalnya dengan cara
menambah waktu penugasan audit, memperbaiki kegiatan supervisi di
Kantor Akuntan Publik juga meningkatkan komitmen professional
para auditornya guna menghindari terjadinya penghentian prematur
atas prosedur audit.
Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno. 2019. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik). Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin A. and Loebbecke, James K. 1997. Auditing Arens & Loebbecke
Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.

Elder, Randal J et. all. 2009. AUDITING AND ASSURANCE SERVICES An


Integrated Approach. Singapore: Pearson Education South Asia PTE
LTD.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Pramana, Setia et. all. 2016. DASAR-DASAR STATISTIKA DENGAN


SOFTWARE R: KONSEP DAN APLIKASI. Bogor: IN MEDIA.

Sundayana, Rostina. 2018. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2014. AUDITING (Pemeriksaan Akuntansi). Jakarta: CAPS


(Center of AcademicPublishing Service).

Sutopo, Yeri dan Slamet, Achmad. 2017. STATISTIKA INFERENSIAL.


Yogyakarta: ANDI.

Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

Handayani, Vina, Yusralaini Yusralaini, and Riska Natariasari. Pengaruh TIME


Pressure, Risiko Audit, Turnover Intention, Prosedur Review Dan Kontrol
Kualitas Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi
Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Pekanbaru, Padang Dan
Medan). Diss. Riau University, 2016.

Idawati, Wiwi. "Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Antara Time


Pressure, Risiko Audit Dan Materialitas." Jurnal Akuntansi Bisnis 11.2
(2018).

Jessica Vianto, Sugi Suhartono. "FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG


MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR
AUDIT." Jurnal Akuntansi 8.1 (2019).

91
92

Kusumaningrum, Febriana. "Pengaruh Tekanan Waktu, Tindakan Supervisi,


Risiko Audit, Locus of Control, dan Komitmen Profesional Terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit." (2017).

Meganita, Linda, et al. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian


Prematur atas Prosedur Audit." EkBis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 1.2
(2018): 123-147.

Mujiono, Rohmad Suryani. "Pengaruh Tekanan Waktu Materialitas dan Risiko


Audit Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit." (2016).

Nasution, Maulana Idham S., Wilisra Wilfrida Marbun, and Munawarah


Munawarah. "Pengaruh Tekanan Waktu, Tindakan Supervisi, Locus of
Control, dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Prosedur
Audit di BPKP Sumut." Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah
(EKUITAS) 2.1 (2020): 63-70.

Nurdin, Nurdin. "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT." Jurnal
Ekonomi, Akuntansi dan Manajemen Multiparadigma (JEAMM) 1.2
(2020).

Rochman, Mochamad Nur, Rita Andini, and Abrar Oemar. "Pengaruh Time
Pressure, Resiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan Kontrol
Kualitas, Locus of Control Serta Komitmen Profesional Terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada Kap
Semarang)." Journal of Accounting 2.2 (2016).

Rosdiana, Mega. "Pengaruh Tekanan Waktu, Tindakan Supervisi dan Locus of


Control Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit." Journal of
Accounting Science 1.2 (2017): 119-142.

Safriliana, Retna, and Nancy Indah Susanti Boreel. "Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris
Auditor Kap Di Jawa Timur)." Jurnal Akuntansi Aktual 3.3 (2019): 226-
235.

Sari, Nurhardianty Kurnia, Kamaliah Kamaliah, and Rahmiati Idrus. Pengaruh


Tekanan Waktu, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review Dan
Kontrol Kualitas, Komitmen Profesional, Dan Locus of Control Terhadap
93

Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Survey Pada Auditor Di Kap


Wilayah Pekanbaru, Medan, Batam, Dan Padang). Diss. Riau University,
2016.

Sitorus, Santa Ulina, Zirman Zirman, and Rusli Rusli. Pengaruh TIME Pressure,
Audit Risk, Professional Commitment, Review Procedure and Quality
Control Dan Self Esteem in Relation to Ambition Terhadap Terjadinya
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (premature Sign Off) (Studi
Empiris Pada Kantor Akuntan P. Diss. Riau University, 2016.

Syahdina, Aang, and Pohinia Kinima. "PENGARUH TEKANAN WAKTU,


PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, KOMITMEN
PROFESIONAL, DAN EXTERNAL LOCUS OF CONTROL
TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR
AUDIT." Jurnal Akuntansi Bisnis 12.1 (2019).

Yanti, Yanti. "ANALISIS PENGARUH TEKANAN WAKTU, PROSEDUR


REVIU & KONTROL KUALITAS, PROFESIONAL KOMITMEN,
DAN PROFESIONALISME TERHADAP PENGHENTIAN
PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA
INTERNAL AUDITOR DI PERUSAHAAN DKI JAKARTA TAHUN
2017)." Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis 2.2 (2019): 499-508.

pelajaran.co.id. 13 Pengertian Akuntansi Auditing Menurut Para Ahli


Terlengkap. https://www.pelajaran.co.id/2017/28/pengertian-akuntansi-
auditing-menurut-para-ahli.html

Diakses pada 19 Maret 2021 pukul 18.57 WIB

id.wikipedia.org. Standar Auditing.


https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Auditing

Diakses pada 20 Maret 2021 pukul 20.03 WIB


94

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner
Surabaya, Maret 2021

Kepada,
Yth
Bpk/Ibu/S
dr/i
Responden
di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi
Program Strata Satu (S1) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, saya:
Nama : Ananda Aqilla Mutsaqim
Suwandana
NBI 1221700020

bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan


judul “Pengaruh Locus of Control, Time Pressure, Tindakan Supervisi
dan Komitmen Profesional Terhadap Terjadinya Penghentian
Prematur Atas Prosedur Audit”.

Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i


untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara
lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu
bekerjanya.

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang


mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Data yang
diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
95
96

 Dimohon untuk membaca setiap pernyataan secara hati-hati dan


menjawab dengan lengkap semua pernyataan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak
berlaku.
 Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan


menjawab semua pernyataan dalam kuisioner ini, saya ucapkan terima
kasih.

Mengetahui, Hormat saya,


Dosen Pembimbing, Peneliti,

(Prof. Dr. Tri Ratnawati, S.E., MS., Ak.CA., CPA.) (Ananda Aqilla M S)
IDENTITAS RESPONDEN

Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri


Bapak/Ibu/Saudara/I dengan memberi tanda ( ) pada jawaban yang
telah disediakan.
Nama : …………………….
Nama KAP : …………………….
 Jenis kelamin anda:
 Pria
 Wanita

 Pendidikan terakhir anda:


 D3
 S1
 S2
 S3
 Posisi anda saat ini:
 Auditor Junior
 Auditor Senior
 Supervisor
 Manajer
 Partner
 Lama anda bekerja sebagai auditor:
 < 1 tahun
 1-3 tahun
 > 3 tahun
 > 5 tahun
 > 10 tahun

97
98

1. Locus of Control
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban dari setiap
pernyataan dibawah ini yang paling sesuai dengan penilaian Anda
dengan kriteria jawaban:
1 : Sangat Tidak Setuju (STS) 4 : Setuju (S)
2 : Tidak Setuju (TS) 5 : Sangat Setuju (SS)
3 : Netral (N)

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

Pada umumnya untuk mendapatkan


1. pekerjaan yang Anda inginkan
tergantung nasib.
Untuk memperoleh pekerjaan yang
2. benar-benar baik, Anda membutuhkan
koneksi dengan orang yang mempunyai
kedudukan tinggi.
Untuk mendapatkan pekerjaan yang
3. cocok, koneksi yang Anda miliki lebih
penting daripada kemampuan yang Anda
miliki.
Kenaikan jabatan (promosi) lebih
4. merupakan masalah nasib baik
seseorang.
Besar kecilnya penghasilan seseorang
5.
tergantung pada nasib baik.
Perbedaan utama antara orang-orang
yang mendapatkan penghasilan yang
6. banyak dan orang yang mendapat
penghasilan yang sedikit adalah
keberuntungan.
99

2. Time Pressure
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban dari setiap
pernyataan dibawah ini yang paling sesuai dengan penilaian Anda
dengan kriteria jawaban:
1 = Tidak Pernah (TP) 3 = Kadang-kadang (KK) 5 = Selalu (S)
2 = Jarang (J) 4 = Sering (SR)

No. PERNYATAAN TP J KK SR S
Anda merasa anggaran waktu Anda
1. dalam melakukan audit kurang.

Anda berada dalam periode audit yang


bersamaan (melakukan audit pada lebih
2.
dari satu perusahaan dalam satu waktu
perode penugasan audit).
Anda melanggar anggaran waktu yang
3. telah direncanakan dalam melakukan
audit?
4. Anda lembur dalam audit?
Anda menyediakan waktu cadangan
untuk hal-hal yang tidak terduga dalam
5.
melakukan audit?
100

3. Tindakan Supervisi
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban dari setiap
pernyataan dibawah ini yang paling sesuai dengan penilaian Anda
dengan kriteria jawaban:
1 : Sangat Tidak Setuju (STS) 4 : Setuju (S)
2 : Tidak Setuju (TS) 5 : Sangat Setuju (SS)
3 : Netral (N)

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

Supervisor saya sering memberikan


1. feedback atas kinerja saya secara
jujur, terbuka dan interaktif.
Supervisor saya memperhatikan
2. keluhan -keluhan saya tentang
pekerjaan.
Ketika saya menyampaikan
3. ketidakpuasan, supervisor saya
menanyakan keadaan dan
penyebabnya.
Supervisor saya memperlakukan
saya sebagai individu yang
4. mempunyai karir jangka panjang di
KAP ini ( tidak bekerja dalam jangka
pendek).
Supervisor saya membantu saya
5. mengenali peluang kerja masa datang
saya.
Supervisor saya menaruh perhatian
6.
terhadap minat dan rencana saya.
Supervisor saya bisa menjadi
7. panutan bagaimana seorang
profesional seharusnya.
101

4. Komitmen Profesional
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban dari setiap
pernyataan dibawah ini yang paling sesuai dengan penilaian Anda
dengan kriteria jawaban:
1 : Sangat Tidak Setuju (STS) 4 : Setuju (S)
2 : Tidak Setuju (TS) 5 : Sangat Setuju (SS)
3 : Netral (N)

No. PERNYATAAN STS TS N S SS


1.
Auditor eksternal sebaiknya adalah
anggota dari Perhimpunan Auditor
Eksternal.
2.
Auditor eksternal sebaiknya sering
mengikuti seminar, konferensi, dan
pertemuan auditor eksternal.
3.
Saya sangat senang untuk bekerja dalam
tim dengan rekan sesama profesi.
4. Independensi adalah sesuatu yang wajib
dimiliki auditor eksternal.
5. Setiap auditor eksternal harus bebas dan
obyektif dalam memberikan opininya.
6. Auditor eksternal sebaiknya telah
memenuhi standar kode etik auditor
eksternal dengan sukarela.
7. Bukan masalah bagi saya untuk
berkorban baik secara financial maupun
nonfinancial asal dapat melakukan yang
terbaik untuk profesi auditor eksternal.
8. Bukan masalah bagi saya untuk berusaha
diatas batas normal demi kepentingan
profesi auditor eksternal
102

5. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.


Petunjuk: Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban dari setiap pernyataan
dibawah ini yang paling sesuai dengan penilaian Anda dengan kriteria
jawaban:
1 = Tidak Pernah (TP) 3 = Kadang-kadang (KK) 5 = Selalu (S)
2 = Jarang (J) 4 = Sering (SR)

No. PERNYATAAN TP J KK SR S

Dalam merencanakan audit, Anda tidak


1. memerlukan pemahaman mengenai bisnis
klien.
Anda tidak menggunakan pertimbangan
2. Sistem Pengendalian Intern dalam audit
laporan keuangan.
Anda tidak menggunakan informasi asersi
3. dalam merumuskan tujuan audit dan
merancang pengujian substantif.
Anda tidak menggunakan fungsi auditor
4.
internal dalam audit.
Anda tidak melakukan prosedur analitis
5.
dalam perencanaan dan review audit.
Anda tidak melakukan konfirmasi dengan
6.
pihak ketiga dalam laporan keuangan.
Anda tidak menggunakan representasi
7.
manajemen dalam audit laporan keuangan.
Anda tidak melakukan uji kepatuhan
8. terhadap pengendalian atas transaksi dalam
sistem online.
Anda mengurangi jumlah sampel yang
9. direncanakan dalam audit laporan
keuangan.
Anda tidak melakukan perhitungan fisik
10.
terhadap kas atau persediaan.
103

Lampiran 2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Surabaya


No Nama KAP Alamat KAP

1 KAP Adi Pramono & Rekan Komplek Ruko Rungkut Megah


Raya Blok M-27
Jl. Raya Kali Rungkut No.1 - 3
Kel. Panjangjiwo, Tenggilis Mejoyo
Surabaya 60229
2 KAP Agus Iwan Sutanto Gedung Medan Pemuda 4 Floor
Kusuma Jl. Pemuda No.27 – 31 Surabaya
60271
3 KAP Drs. Arief H. P. Perumahan Pondok Nirwana
Jl. Baruk Utara VIII/6 (B-201)
Surabaya 60298
4 KAP Aryanto, Amir Jusuf, Jl. Mayjend. Sungkono
Mawar & Saptoto (Cab) Komplek Darmo Park I Blok III B
17 Surabaya 60256
5 KAP Drs. Bambang Jl. Rungkut Asri Tengah III No.7 - 9
Siswanto Surabaya 60293
6 KAP Bambang, Sutjipto Jl. Pandugo Timur XIII Blok K No.
Ngumar 2
& Rekan (Cab) Surabaya 60297
7 KAP Drs. Basri Jl. Gubeng Kertajaya III F/10
Hardjosumarto, Surabaya
M.Si, Ak & Rekan (Pusat) 60281
8 KAP Drs. Benny & Veto Jl. Serayu No.2 G Surabaya 60151
9 KAP Benny, Tony, Frans & Jl. Raya Darmo Permai I No.39
Daniel (Cab) Surabaya 60226
10 KAP Budiman, Wawan, Medokan Ayu I Blok D-16
Pamudji Surabaya
& Rekan (Cab) 60295
11 KAP Drs. Buntaran & Jl. Rungkut Mapan Timur VI
Buntaran Blok EE No.3 Surabaya 60293
12 KAP Drs. Chandra Jl. Musi No.41 Surabaya 60264
Dwiyanto
13 KAP Chatim, Atjeng, Jl. Progo No.10 Surabaya 60241
104

Sugeng &
Rekan (Cab)
14 KAP Dra. Dian Hajati D. Komplek Ruko Rungkut Megah
Raya Blok Q 6
Jl. Raya Kalirungkut No.1 – 3
Surabaya 60293
15 KAP Fredy Jl. Dharmahusada Indah I No.39 (B
163) Surabaya 60115
16 KAP Drs. Gunardi Jl. Merak No.20 Lantai 3 Surabaya
Noerwono
17 KAP Habib Basuni Galaxi Bumi Permai Blok B1 - 03 Jl.
Arif Rahman Hakim No.152
Surabaya 60119
18 KAP Drs. Hadi A. Hamid Jl. Tenggilis Kauman IV No.29
Surabaya
19 KAP Hadori Sugiarto Adi Jl. Raya Dharmahusada Indah
& No.105
Rekan (Cab) Surabaya 60115
20 KAP Hadori Sugiarto Adi Jl. Ngagel Tama No.18 Surabaya
& 60283
Rekan (Cab)
21 KAP Hamzens Jl. Ngagel Kebonsari No.19 RT 012
/ 002 Kel. Ngagelrejo
Kec. Wonokromo Surabaya 60245
22 KAP Hananta Budianto & Darmo Business Center B-21
Rekan(Cab) Jl. Raya Darmo No.54 – 56
Surabaya 60265
23 KAP Drs. Hanny, Wolfrey Jl. Raya Gubeng No.56 Surabaya
& 60281
Rekan
24 KAP Hasnil, M. Yasin & Ruko Landmark Blok B 8 Jl. Kayun
Rekan(Cab) No.38 - 40
Embong Kaliasin, Genteng
Surabaya 60271
25 KAP Drs. Henry & Sugeng Jl. Manunggal Kebonsari Kencana
(Cab) No.45
105

Kebonsari Regency B 10 Surabaya


60233
26 KAP Drs. J. Tanzil & Rekan Jl. Mayjend. Sungkono
(Pusat) Darmo Park II Blok III No.19 – 20
Surabaya 60225
27 KAP Johan Malonda Jl. Manyar Kertoarjo V No.20
Mustika & Surabaya 60285
Rekan (Cab)
28 KAP Junaedi, Chairul Dan Gedung Graha Pena Ruang 806
Subyakto (Cab) Lantai 8
Jl. A. Yani No.88 Gayungan
Surabaya
29 KAP Klement & Mario Jl. Manyar Kertoarjo V No.62
Surabaya 60285
30 KAP Made Sudarma, Jl. Kayoon No.20 J Surabaya
Thomas &
Dewi (Cab)
31 KAP Osman Bing Satrio & Gedung Bumi Mandiri 10 Floor
Rekan Jl. Jend. Basuki Rachmat No.129 -
(Cab) 137
32 KAP Paul Hadiwinata, Jl. Ngagel Jaya No.90 Surabaya
Hidajat, Arsono, Ade Fatma 60283
& Rekan
(Cab)
33 KAP Purwantono, Plaza BRI Lantai 9
Suherman & Surja (Cab) Jl. Jend. Basuki Rahmat No.122
Surabaya 60271
34 KAP Richard Risambessy Jl. Tenggilis Timur Dalam No.12
& Surabaya 60295
Rekan (Pusat)
35 KAP Drs. Robby Bumulo Jl. Raya Kalirungkut 5 Surabaya
60293
36 KAP Santoso & Rekan Jl. Simpang Darmo Permai Selatan
(Pusat) XVI No.32 Surabaya 60231
37 KAP Setijawati Jl. Kutisari Indah Utara II No.85
Surabaya 60291
106

38 KAP Soebandi & Rekan Jl. Pucang Anom No.108 Surabaya


60282
39 KAP TFM (Pusat) Jl. Simpang Darmo Permai Selatan
XIII No. 21 Surabaya 61219
40 KAP Supoyo, Sutjahjo, Andhika Plaza Blok C 3 - 4
Subyantara & Rekan Jl. Simpang Dukuh No.38 - 40
GentengSurabaya 60275
41 KAP Drs. Thomas, Blasius, Jl. Taman Kendangsari No. 7
Widartoyo & Rekan (Cab) Surabaya 60292
42 KAP Ventje Jansen Dan Komp. Ruko 21 Klampis Kav.BB -
Royke 5 Jl. Arief Rachman Hakim No.51
Surabaya 60111
43 KAP Drs. Zulfikar Ismail Jl. Nginden Intan Tengah No 39
Surabaya 60118
107

Nomor
Nama Responden Nama KAP Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Posisi Saat Ini Lama Bekerja
Responden
1 Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan Pria S1 Auditor Junior 3-5 tahun
2 Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan Wanita S1 Auditor Junior 3-5 tahun
3 Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan Wanita S1 Auditor Junior 3-5 tahun
4 Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan Wanita S1 Auditor Junior 3-5 tahun
5 Agung Rianto KAP Habib Basuni dan Heryadi Pria S1 Auditor Junior 1-3 tahun
6 Wahyu Eka A KAP Habib Basuni dan Heryadi Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
7 Nur Khayati KAP Habib Basuni dan Heryadi Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
8 Yosua KAP Habib Basuni dan Heryadi Wanita S1 Auditor Junior <1 tahun
9 Putri Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
10 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
11 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan Pria S1 Auditor Junior 3-5 tahun
12 Robi KAP Gideon Adi dan Rekan Pria S1 Auditor Junior 5-10 tahun
13 Eka KAP Gideon Adi dan Rekan Wanita D3 Auditor Junior <1 tahun
14 Fina KAP Gideon Adi dan Rekan Wanita D3 Auditor Junior <1 tahun
15 Leni KAP Gideon Adi dan Rekan Wanita S3 Auditor Junior 1-3 tahun
16 Andi KAP Gideon Adi dan Rekan Pria S1 Auditor Junior 5-10 tahun
17 KAP Henry dan Sugeng Pria S1 Auditor Senior >10 tahun
18 Savira A KAP Henry dan Sugeng Wanita S1 Auditor Junior <1 tahun
19 KAP Henry dan Sugeng Wanita S1 Auditor Junior <1 tahun
20 KAP Henry dan Sugeng Pria S1 Auditor Junior 3-5 tahun
21 KAP Henry dan Sugeng Pria S1 Auditor Junior >10 tahun
22 KAP Henry dan Sugeng Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
Lampiran 3 Tabulasi Data

23 KAP MTD Pria S1 Auditor Junior <1 tahun


24 KAP MTD Pria S1 Auditor Junior 3-5 tahun
25 KAP MTD Pria S1 Auditor Junior 1-3 tahun
26 IBK Byangkara KAP BWP Pria S3 Auditor Senior >10 tahun
27 Tri Ratnawati Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan Wanita S3 Manajer >10 tahun
28 Ulfa Lusi M KAP DONY FIRLIAWAN Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
29 Devi KAP DONY FIRLIAWAN Wanita S1 Auditor Junior <1 tahun
30 M Bagus H KAP Kreston HHES International Pria S1 Auditor Junior 3-5 tahun
31 Syani Alfons Richard Risambessy & Budiman Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
32 Richard Risambessy & Budiman Wanita S1 Auditor Junior 1-3 tahun
33 Richard Risambessy & Budiman Pria S1 Auditor Junior 1-3 tahun
34 Richard Risambessy & Budiman Pria S1 Auditor Junior 1-3 tahun
35 Richard Risambessy & Budiman Pria S1 Auditor Junior 1-3 tahun
108

Locus of Control (X1)


Total X1
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
3 3 2 3 2 2 15
2 3 2 2 2 3 14
2 3 1 3 3 2 14
4 2 2 3 3 3 17
2 4 2 2 2 2 14
2 4 2 2 2 2 14
2 2 2 4 2 2 14
2 2 2 3 2 2 13
1 1 1 2 2 1 8
1 1 1 2 2 2 9
1 1 2 2 2 1 9
3 2 3 3 2 2 15
2 2 2 3 2 3 14
2 2 2 2 2 2 12
2 3 2 3 2 2 14
3 3 3 3 3 3 18
2 2 2 2 2 2 12
2 2 2 2 2 2 12
2 2 2 2 2 2 12
2 2 2 2 2 2 12
2 2 2 2 2 2 12
2 2 2 2 2 2 12
4 4 4 4 4 4 24
3 4 4 4 4 4 23
5 4 4 4 4 4 25
3 4 2 2 3 2 16
1 1 1 1 2 2 8
2 2 2 2 2 2 12
2 3 3 2 2 2 14
1 3 3 3 2 1 13
2 3 2 3 2 2 14
2 3 2 3 2 2 14
5 4 4 4 4 4 25
2 3 2 3 2 2 14
2 3 2 3 2 2 14
109

Time Pressure (X2)


Total X2
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
3 2 2 2 2 11
3 4 3 3 3 16
3 5 3 3 5 19
3 3 3 3 2 14
3 3 3 3 3 15
3 3 2 2 2 12
2 3 3 3 3 14
3 3 2 3 3 14
3 3 2 3 2 13
3 3 4 3 3 16
3 3 3 3 2 14
2 3 3 4 3 15
3 3 3 3 2 14
3 3 3 4 3 16
3 3 3 3 2 14
2 3 3 3 3 14
4 4 3 3 3 17
2 3 3 3 3 14
2 3 3 3 2 13
3 4 3 4 4 18
3 5 3 3 3 17
3 4 4 4 3 18
5 5 4 4 5 23
5 5 5 5 5 25
3 4 4 3 3 17
3 3 3 3 2 14
3 2 4 4 3 16
3 3 3 3 4 16
4 4 4 4 4 20
2 3 4 3 2 14
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
3 3 4 3 4 17
3 3 3 2 3 14
3 2 3 2 3 13
110

Tindakan Supervisi (X3)


Total X3
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7
4 3 4 4 3 3 4 25
4 3 4 4 3 4 4 26
4 3 4 4 3 3 4 25
4 4 4 4 4 3 3 26
3 3 3 3 3 3 4 22
3 3 3 4 5 4 5 27
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 5 4 4 4 4 29
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 3 4 27
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 3 4 4 3 3 4 25
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 3 4 4 3 3 4 25
4 3 4 4 3 3 4 25
4 3 4 4 3 3 4 25
3 3 3 3 3 3 3 21
3 3 3 3 3 3 3 21
4 4 4 4 4 3 4 27
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 3 27
3 4 4 4 4 4 4 27
3 4 4 4 4 3 2 24
5 4 3 5 3 4 4 28
3 3 3 3 3 3 3 21
3 3 3 3 3 3 3 21
4 3 4 4 4 4 4 27
3 3 3 3 3 3 3 21
3 3 3 3 3 3 3 21
111

Komitmen Profesional (X4)


Total X4
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8
4 4 4 4 3 3 3 4 29
4 4 4 4 3 3 4 4 30
4 4 4 4 3 3 2 4 28
4 4 4 4 3 3 4 4 30
2 4 3 3 3 4 3 4 26
2 2 3 2 2 3 3 3 20
4 4 4 4 4 3 4 4 31
4 4 4 4 5 4 4 4 33
4 4 4 4 4 5 4 4 33
4 4 4 4 4 4 5 4 33
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 5 4 4 4 4 4 33
4 4 4 5 4 4 4 4 33
4 4 4 5 4 4 3 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
3 3 4 4 4 4 4 4 30
4 4 3 3 3 3 3 3 26
4 4 4 4 4 3 4 3 30
4 4 3 3 4 4 4 4 30
4 4 3 3 3 3 3 3 26
4 4 4 4 3 3 3 4 29
4 4 4 3 3 4 3 4 29
3 3 3 3 3 3 3 3 24
3 3 3 3 3 3 3 3 24
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 3 4 31
4 4 4 4 4 4 3 4 31
4 4 4 4 3 3 3 4 29
3 4 4 4 3 3 3 3 27
4 4 4 4 4 4 4 4 32
3 3 3 3 3 3 3 3 24
3 3 3 3 3 3 3 3 24
4 4 4 4 4 4 3 4 31
4 3 4 4 4 4 4 5 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y)
Total Y
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10
1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 14
1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 13
1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 15
1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 13
5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 14
1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 14
1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 14
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11
1 1 1 4 1 1 1 1 3 2 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11
112
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
113

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS


Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil Uji Validitas Variabel Locus of Control (X1)

Hasil Uji Validitas Variabel Time Pressure (X2)


114

Hasil Uji Validitas Variabel Tindakan Supervisi (X3)

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Profesional (X4)


115

Hasil Uji Validitas Variabel Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y)

Hasil Uji Reliabilitas Item Kuisioner Variabel Locus of Control (X1)


116

Hasil Uji Reliabilitas Item Kuisioner Variabel Time Pressure (X2)


117

Hasil Uji Reliabilitas Item Kuisioner Variabel Tindakan Supervisi (X3)


118

Hasil Uji Reliabilitas Item Kuisioner Variabel komitmen Profesional (X4)


119

Hasil Uji Reliabilitas Item Kuisioner Variabel Penghentian Prematur Atas


Prosedur Audit (Y)
120

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


121

Hasil Uji Normalitas Grafik P Plot


122

Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot


123

Hasil Uji Hipotesis


124

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi


125

Lampiran 6 Hasil Turnitin Artikel


126
127
128
129
130
131
132
133

Anda mungkin juga menyukai