Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ANANG PRABOWO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042651874

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4308/Auditing I

Kode/Nama UPBJJ : 20/ BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Apa pendapat Saudara terkait hubungan antara risiko perikatan dengan reputasi seorang auditor
atau KAP?
Variabel dependen berupa keberadaan opini audit berkaitan dengan going concern. Menurut
PSA No. 30 seksi 341, opini audit berkaitan dengan going concern diberikan jika terdapat
kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian
mengenai kelangsungan hidup (going concern) entitas. Keberadaan opini audit berkaitan
dengan going concern dapat ditemukan pada laporan auditor independen dalam laporan
keuangan perusahaan. Apabila perusahaan mendapat opini audit berkaitan dengan going
concern maka diberi kode 1, sedangkan opini audit yang tidak berkaitan dengan going concern
diberi kode 0.
2. Berikan pendapat Saudara mengenai pengaruh risiko audit dan materialitas terhadap keputusan
seorang Auditor melakukan Prematur sign off?
Tekanan waktu mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit.
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan Weningtyas, dkk. (2006). Tekanan waktu (time pressure) merupakan kondisi dimana
auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya
sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Keberadaan tekanan waktu ini akan memaksa auditor
untuk menyelesaikan pekerjaan audit secepat mungkin atau sesuai dengan anggaran waktu yang
telah ditetapkan. Keberadaan time pressureakan memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas
secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur
audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya apabila prosedur audit dilakukan dalam
kondisi tanpa time pressure. Materialitas mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur
prosedur audit. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan dengan
penelitian Wahyudi, dkk. (2011). Materialitas merupakan pertimbangan profesional dan
dipengaruhi oleh presepsi dari auditor sendiri. Saat auditor menetapkan bahwa materialitas
yang melekat pada suatu prosedur rendah, maka terdapat kecenderungan bagi auditor untuk
mengabaikan prosedur tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena auditor beranggapan jika
ditemukan salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit yang nilainya tidak material
sehingga tidak berpengaruh pada opini audit. Pengabaian seperti inilah yang menimbulkan
penghentian prematur atas prosedur audit. Risiko audit mempunyai pengaruh terhadap
penghentian prematur atas penghentian prematur. Berdasarkan hasil penelitian ini adanya
kesamaan dengan penelitian Surya dan Merta (2014). Risiko audit merupakan risiko yang
terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi sebagaimana mestinya
pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Risiko harus
dipertimbangkan oleh auditor pada saat perencanaan audit sebagai dasar yang memadai untuk
mengevaluasi laporan keuangan secara keseluruhan yang disajikan dengan wajar atau tidak
dalam semua hal yang material. Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa,
sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan
profesionalnya memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan. Tindakan
supervisi mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit. Berdasarkan
hasil penelitian ini adanya kesamaan dengan penelitian Asrini, dkk. (2014). Semakin tinggi
tindakan supervisi maka semakin rendah terjadinya tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit. Penerapan fungsi supervisi yang baik dapat mengurangi terjadinya tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit karena bentuk penyimpangan ini dapat terdeteksi
lebih dini.
3. Berikan penjelasan mengenai SOX! Apa kaitan antara SOX dengan pengungkapan kelemahan
pengendalian internal secara sukarela? Bagaimana cara untuk mengidentifikasi kelemahan
pengendalian internal?
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat SOx atau Sarbox adalah hukum federal Amerika Serikat
yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal akuntansi
perusahaan besar yang termasuk di antaranya melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia,
Peregrine Systems dan WorldCom.

Laporan auditor dalam pengendalian internal meliputi dua opini auditor yaitu:
1. Opini auditor tentang apakah penilaian manajemen atas efektifitas pengendalian internal atas
laporan keuangan pada akhir periode akuntansi telah disajikan secara fair dalam segala hal yang
material
2. Opini auditor tentang apakah perusahaan memelihara dalam segala hal yang material,
efektifitas pengendalian internal atas laporan keuangan pada tanggal tertentu.
Jenis jenis opini yang akan diperoleh oleh klien audit atas pengujian penilaian pengendalian
internal oleh majamemen adalah;
a. wajar tanpa pengecualian;
b. tidak wajar
c. wajar dengan pengecualian atau tidak memberikan opini Auditor akan mengeluarkan laporan
audit dengan opini wajar tanpa pengecualian bila tidak ada teridentifikasi salah saji material
dan tidak ada pembatasan ruang lingkup pekerjaan auditor.
Opini tidak wajar akan dikeluarkan bila ada kelemahan material dalam pengendalian internal
perusahaan. Sedangkan opini wajar dengan pengecualian didasarkan pada apabila auditor tidak
mampu untuk menentukan jika ada kelemahan material disebabkan oleh dibatasinya ruang
lingkup audit atas pengendalian internal atau karena kondisi tertentu auditor tidak mendapatkan
bukti yang mencukupi.

Sumber : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) , Naska Publikasi.Pdf

Anda mungkin juga menyukai