Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa ANANG PRABOWO :


………………………………………………………………
………………………..
Nomor Induk Mahasiswa/NIM 042651874:
………………………………………………………………
………………………..
Tanggal Lahir 18-Agustus-1999:
………………………………………………………………
………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah MKDU4221/Pendidikan Agama Islam:
………………………………………………………………
………………………..
Kode/Nama Program Studi Akuntansi:
………………………………………………………………
………………………..
Kode/Nama UPBJJ 20/BANDAR LAMPUNG:
………………………………………………………………
………………………..
Hari/Tanggal UAS THE Rabi/7 Juli 2021:
………………………………………………………………
…………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa ANANG PRABOWO:


……………………………………………………………
………………………..
NIM 042651874:
……………………………………………………………
………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah MKDU4221/Pendidikan Agama Islam:
……………………………………………………………
………………………..
Fakultas FAKULTAS EKONOMI:
……………………………………………………………
………………………..
Program Studi AKUNTANSI:
……………………………………………………………
………………………..
UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG:
………………………………………………………………
………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

……7., Juli 2021………………………

Yang Membuat Pernyataan


Anang Prabowo

MKDU4221

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Pendidikan Agama Islam


MKDU4221
No. Soal Skor
1. Dalam beragama Islam kita dilarang untuk fanatik terhadap golongan karena akan menimbulkan 20
perpecahan, sedangkan Islam mengajarkan persamaan.

Jelaskan dengan landasan Al-Quran dan Hadist!

2. Islam merupakan Agama Rahmat bagi seluruh Alam serta nabi muhammad merupakan teladan 30
bagi umat islam, Hal tersebut menunjukan bahwa Islam telah mengatur hubungan dengan
manusia dan hubungan dengan Allah.

Jelaskan pendapat saudara beserta dalil naqlinya!

3. Buatlah makalah tentang pemahaman politik dan agama dalam persfektif Islam menurut 30
pemahaman Anda!

4. Islam mempunyai kontribusi dalam memelihara persatuan dan kesatuan dalam kehidupan 20
bermasyarakat dan berbangsa. Prinsip-prinsip dalam islam tersebut dapat mengatasi
perselisihan yang timbul dari sifat egoisme manusia yang timbul sewaktu-waktu.

Jelaskan prinsip tersebut dalam Al-Quran dan Hadist!

Skor Total 100

Jawab:
1. Dikutip buku berjudul “40 Hadits Shahih: Terapi Nabi Mengikis Terorisme”, Islam melarang
membanggakan kesukuan karena sikap tersebut bertentangan dengan prinsip Islam yang menghargai
perbedaan.
Perbedaan bukanlah alasan untuk saling memusuhi dan berpecah belah. Justru, perbedaan itu
bermanfaat bagi manusia demi menjalin silaturrahim antarmanusia. Perbedaan tercipta bukan untuk
dipisahkan, melainkan untuk saling mendekatkan.

Tidak ada satu suku atau bangsa yang lebih mulia dari suku atau bangsa lainnya. Tidak ada juga satu
kelompok yang lebih mulia dari kelompok lainnya. Islam hanya membedakan manusia dari sisi
amal perbuatannya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫ين ََ هييَآٰيي‬
‫َ الي َُّناي ُ اس لا‬ ‫ن ي‬ ‫ن اىُل ْن َاو يٍ ير َاك َّْ ْا‬
‫ِّ ْْسَ لك ْا‬ ‫م يك ْلسَ لك ْا‬
‫ا لك ْوعُي يى ي‬ ‫ن ا َّ يو يكيا ليع ْوُ اى يلى َييبَ يا‬
‫ق ل‬ ‫ن َُّ اا‬ ‫ن ُي ْر يكْ ل‬
‫يك ْا‬ ‫َ ْس يا‬ ‫ن ُ ل ّٰ َّا‬
َّ ‫ل‬ ‫ن ُي ْم َْ ل‬
‫ٰك ْا‬ ‫َُّ اا‬
‫ن ُ ل ّٰ يا‬
‫ل‬ ‫َىَّ ْي َاك يَلَّ ْي َا‬
‫ي‬

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. " (QS. Al-Ḥujurat [49]:13)

Islam juga memandang manusia sama dan berasal dari satu keturunan, yakni Nabi Adam. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞‫ن‬ ‫ِ ير اك ْْسيي يى ي يْ ْا‬ ‫مه ْيلسَ لٰٓ ْا‬


‫ن َُ يم يا‬
‫د عيسَّ ْ ها‬ ‫يْ َّاك ُ ْى َّايك عَّو يى ي‬
ْ ‫ن ىيُ ْى‬ ‫ن ُ تايَّ َى َّا‬
‫ط َِّّْيا يى ياه ْيلسَ لٰٓ ْا‬ ‫ه ْلسَ لٰٓ ْا‬
‫ِّ يراَّ ْي اك يَ َلو ى ييع ا‬
َ ‫َلي ْْسيي َّْ ا‬
‫ه ْا‬ ‫ي‬
‫ه ْي ُا‬
‫ف‬ َّ ‫ࣖ مي ْل‬
"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di
laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (QS.Al-Isra' [17]:70)

Selain itu, kedatangan Islam yang dibawa Nabi Muhammad juga telah menempatkan manusia pada
kedudukan yang semestinya sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna di antara makhluk lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫َلي ْْسيي ي يْ ْنا‬ ‫ِ ُ ْ َّ ْن ي‬


‫ْ يا‬
‫ين ي‬ ‫ِّ عَّ ْها‬ ْ ‫ن ُي‬
‫م ي‬
‫ْ َّا‬ ‫مي ْْ َّو َْ َ َا‬
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," (QS.At-Tin
[95]:4).
2. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang Muslim itu adalah orang yang
orang-orang Muslim lainnya merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya."

Hadits riwayat Bukhari berbunyi, "Seseorang bertanya kepada Nabi, apakah (amalan-amalan) yang
baik di dalam Islam? Nabi menjawab: engkau memberikan makanan dan mengucapkan salam
kepada orang yang engkau kenal dan kepada orang yang engkau tidak kenal.

Selain itu, dalam hadits riwayat An-Nasa'i, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang muslim itu
adalah orang yang orang-orangnya manusia lainnya merasa aman (kejahatan) lisan dan tangannya
dan orang mukmin adalah orang yang manusia lainnya merasa aman atas darah (jiwa) dan harta
mereka."

Dari tiga hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam sebagai agama secara normatif memastikan
terwujudnya kedamaian dan keselamatan seluruh umat manusia, dan orang muslim tidak lain adalah
mereka yang mewujudkan nilai-nilai luhur Islam tersebut. Adapun, Islam rahmatan lil alamin terdiri
dari dua kata, yakni rahmat yang berarti kasih sayang, dan lil alamin yang berarti seluruh alam.
Namun, ulama tafsir berbeda pendapat mengenai maksud rahmatan lil alamin dalam surat Al
Anbiya. Menurut Ath-Thabari yang paling benar adalah [rahmat] bagi orang beriman maka
sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepadanya dan memasukkan keimanan ke dalam dirinya
dan memasukkanya ke dalam surga dengan mengerjakan amal yang diperintahkan Allah.

3.

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama Allah merupakan suatu sistem kehidupan yang meliputi semua aspek
kehidupan. Salah satu aspek yang diatur pula dalam Islam adalah politik. Dalam perspektif
Islam, politik dapat diposisikan sebagai instrumen dakwah. Karena itu, kekuasaan yang
diberikan oleh rakyat pada hakikatnya adalah suatu amanah. Maka kekuasaan atau jabatan apa
pun yang dipangku oleh seseorang muslim haruslah dinisbahkan dengan pertanggungjawaban.
Di sinilah dituntut bahwa berpolitik perlu memperhatikan akhlak, etika, aspirasi rakyat, dan
tuntunan nilai-nalai Islam.1 Politik adalah salah satu aspek yang diatur dalam Islam. Hal ini
sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw ketika Hijrah ke Madinah. Nabi Muhammad Saw
menciptakan suatu kekuatan sosial-politik dalam sebuah Negara Madinah. Hal yang pertama
dilakukan Nabi Muhammad Saw di Madinah dalam rangka pembentukan sebuah negara adalah
membuat Piagam Madinah pada tahun pertama Hijriyah. Piagam yang berisi 47 pasal ini
memuat peraturan-peraturan dan hubungan antara berbagai komunitas dalam masyarakat
Madinah yang mejemuk. Di negara baru ini Nabi Muhammad bertindak sebagai Kepala Negara
dengan piagam Madinah sebagai Konstitusinya.2 Pakar ilmu politik Islam 1 Sahar L. Hassan,
Kuat Sukardiyono dan Dadi M.H. Basri, Memilih Partai Islam Visi, Misi, dan Persepsi (Jakarta :
Gema Insani, 1998), hlm. 13. 2Muhammad Iqbal., Fiqih Siyasah (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2001), hlm. 33 2 beranggapan bahwa Piagam Madinah adalah konstitusi atau undang-undang
dasar bagi negara Islam yang pertama dan yang dirikan oleh Nabi Muhammad di Madinah.3
Terwujudnya Piagam Madinah merupakan bukti sifat kenegarawan Muhammad. Beliau tidak
hanya mementingkan umat Islam, tetapi juga mengakomodasi kepentingan orang-orang Yahudi
dan mempersatukan kedua umat serumpun ini di bawah kepemimpinannya. Bagi umat Islam,
Nabi Muhammad berhasil menciptakan persatuan dan kesatuan serta persaudaraan di antara
kaum Muhajirin dan Ansar, juga antara suku-suku kalangan Ansar sendiri. Di kalangan Ansar,
Nabi diakui telah merekat kembali hubungan antar suku yang sebelumnya selalu bermusuhan.4
Setelah Rasulullah Saw wafat kepemimpinan beliau dilanjutkutkan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, Abu Bakar berusaha konsisten dengan sistem yang
berlaku pada masa hidup Rasulullah. Setelah Abu Bakar wafat, Umar diangkat sebagai khalifah
kedua. Umar menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun dari 13H-23H (634-644 M). Dalam
masa pemerintahannya, ia berhasil membebaskan negeri-negeri jajahan imperium Romawi dan
Persia, seperti Suriah, Persia, Mesir, dan Pelestina, serta membebaskan Baitul Maqdis dari
pendudukan Romawi. Karena wilayah kekuasaan Islam semakin luas, maka pemerintahannya
dilengkapi dengan lembaga-lembaga politik, dengan tugas antara lain mengatur hubungan antara
daerah taklukan dan pemerintahan pusat. Bangunan dasar negara Islam sudah 3H. Munawir
Sjadzali, Islam dan Tata Negara (Jakarta: UI-Press, 1990), hlm. 10. 4Op.Cit, hlm. 33-34. 3 mulai
dilembagakan, yang strukturnya kemudian dikembangkan oleh pemerintahan Dinasti Ummayah.
Setelah Umar wafat maka khalifah digantikan oleh Utsman bin Affan. Masa pemerintahan
berlangsung selama 12 tahun, yaitu 23-35 H (644-656). Masa kepemimpinan Utsman ditandai
oleh perpecahan. Hal ini berbeda dengan dua khalifah sebelumnya, yang walaupun proses
pemilihannya diperselisihkan, setelah khalifah menimbulkan kelompok pembangkang, seperti
gerakan separatis Irak dan Mesir. Setelah Utsman wafat khalifah digantikan Ali bin Abi Thalib
masa pemerintahan Ali juga dibayang-bayangi oleh pertentangan, yang semakin tampak sejak
terbunuhnya Utsman.5 Di Indonesia Politik Islam bisa dilihat dari Semangat tokoh Islam
mendirikan partai politik sejak permulaan abad ke-20. Sejarah bangsa ini mencatat, Sarekat
Dagang Islam yang didirikan Samanhudi, yang tadinya merupakan perkumpulan bercorak niaga,
tak lama kemudian berubah menjadi gerekan politik Islam di bawah ancaman kebijakan Belanda
yang menetapkan pemisahan antara negara dan agama. Dalam pengertian, Belanda kala itu ingin
memaksukan umat Islam ke dalam kotak Islam ‘Ubu@diah belaka atau Islam kultural semata,
agar kekuatan Islam yang besar tidak menjadi kekuatan politik yang potensial untuk
menggoyang eksistensi penjajah Belanda. Akan tetapi ketika itu, tokoh Islam yang memahami
bahwa adalah mustahil memisahkan agama (termasuk politik Islam) dari kekuasaan kenegaraan,
dengan segala daya menerobos rambu-rambu yang dibuat Belanda, sehingga kemudian lahirlah
5Abdul Azis Thaba, Islam dan Negara Dalam Politik Orde Baru (Jakarta : Gema Insani Press,
1996), hlm. 102-106. 4 berbagai partai politik Islam, baik secara langsung bersikap
nonkooperatif atau berpura-pura kooperatif (bekerja sama). Buah dari semua itu adalah
terbangunnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta menguatnya kesadaran atas
kemerdekaan.6 Munculnya partai-partai Islam di Indonesia, setelah selama bertahun-tahun sejak
rezim Orde lama di bawah Soekarno partai Islam seperti Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi) dibubarkan, demikian pula Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Nahdltul
Ulama (NU), Partai Sarekat Islam maka politisi muslim kehilangan ruang artikulasi politik
secara nyata dan tegas. Situasi semacam itu terus berlangsung sampai dengan rezim orde baru
berkuasa, yang hanya membolehkan adanya tiga partai politik di Indonesia, yakni Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) gabungan dari banyak partai Islam dan mazhab keislaman,
Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Serta harus diingat ketiga
partai harus mengusung asas dan dasar Pancasila bukan yang lain, padahal sebagian umat Islam
yang aktif dalam politik tetap berkehendak menjadi Islam sebagai dasar dan asas partai tetapi
Soeharto tidak mengizinkan. Tahun 1984-1985 terbitlah UU politik yang melarang partai atau
ormas keagamaan berasaskan di luar Pancasila. Siapa yang berani melawan maka sudah dapat
dipastikan hukumannya yakni dibubarkan. Kondisi seperti itu berakhir pada tahun 1998, setelah
negara dihujani kritik keras secara terus menerus oleh berbagai kalangan. Termasuk intelektual
dan mahasiswa serta aktivis LSM dan demokrasi, rezim orde baru di bawah Soeharto 6Op.Cit,
hlm. 139-140. 5 mengundurkan diri digantikan Habibie, dimana Soeharto tidak
memertanggungjawabkan kepemimpinannya selama 32 tahun. Namun anehnya, tak seorang pun
dari 200 juta penduduk ketika itu, tidak ada yang bisa memaksanya untuk bertanggungjawab.
Namun, di lapangan lainnya, euphoria masyarakat atas turunnya Soeharto demikian meluap-
luap. Luapan kegembiraan dapat disaksikan di antara berdirinya partai politik yang mencapai
181 partai sebagai bentuk yang diandaikan dapat menjadi saluran aspirasi masyarakat setelah
selama 32 tahun dipasung. Di antara 181 partai inilah terdapat partai-partai Islam turut pula
mengambil hikmah dari gelombang reformasi 1998.7 Semangat untuk mendirikan partai politik
Islam yang tidak pernah surut dari Pemilu ke Pemilu ternyata tidak berbanding lurus dengan
perolehan suara yang diraihnya. Bahkan dibandingkan dengan pemilu pertama yang
dilaksanakan di Indonesia (1955), perolehan suara partai politik Islam di era reformasi jauh di
bawahnya. Pada Pemilu 1955, total kursi partai politik Islam, seperti Masyumi, Partai NU, Partai
Syarikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Partai Politik Tarikat
Islam adalah 155 kursi atau 43,72 persen suara. Sementara total kursi partai politik Islam di era
reformasi (1999) hanya 84 kursi atau 17,23 persen suara. Kemerosotan perolehan kursi atau
suara partai politik Islam pada era reformasi dibandingkan dengan era sebelumnya karena
beberapa faktor. pertama, jumlah partai politik Islam yang semakin banyak di era reformasi. Hal
ini menyebabkan konsentrasi suara umat Islam terpecah ke dalam banyak partai Islam. Kedua,
semakin mencairnya orientasi politik umat Islam terhadap 7 Zuly Qodir, Sosiologi Politik Islam:
Kontestasi Islam Politik dan Demokrasi diIndonesia (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm.
195-197. 6 partai politik Islam. Sekularisasi politik yang berlangsung selama orde baru telah
ikut mengubah orientasi politik umat Islam yang tidak lagi mengidentikkan partai dengan
Islam.8 Perkembangan jumlah partai politik berasaskan Islam, selanjutnya disebut partai politik
Islam. Di era reformasi cenderung menurun. Pada pemilu 1999, dari 48 partai politk yang
mengikuti pemilu, tercatat 13 partai politik Islam dan hanya 7 partai yang mendapatkan kursi di
DPR RI, yaitu PPP, Partai Keadilan, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Nahdlatul Ummah,
Partai Persatuan, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Kebangkitan Umat. Pada pemilu
2004 dari 24 partai politik terdapat 5 partai politik Islam yang ikut pemilu dan hanya 4 partai
yang mendapatkan kursi di DPR RI, yaitu PPP, Partai Keadilan sejahtera (PKS), PBB, dan
Partai Bintang Reformasi (PBR). Pada pemilu 2009 dari 38 partai politik nasional terdapat 7
partai politik Islam yang ikut pemilu dan hanya 2 partai yang yang mendapatkan kursi di DPR
RI, yaitu PPP dan PKS. Pada Pemilu 2014 dari 3 partai politik Islam yang ikut bertarungan 9
partai lainnya, hanya 2 partai yang berhasil mendapatkan kursi di DPR RI, yaitu PPP dan PKS,
sementara PBB gagal memenuhi standar minimal parliamentary treshold. Dalam hal perolehan
jumlah kursi di DPR RI sejak era reformasi, partai politik Islam mengalami fluktuasi. Pada
pemilu 1999 total perolehan kursi partai 8A. Bakir Ihsan, Ideologi Islam dan Partai Partai
Politik, (Jakarta: Orbit, 2016), hlm. 4-5. 7 politik Islam adalah 84 kursi, pada pemilu 2004
berjumlah 128 kursi, pada pemilu 2009 memperoleh 94 kursi, dan Pemilu 2014 memperoleh 79
kursi.9 Dari uraian diatas kita mengetahui bagaimana eksistensi partai politik Islam dalam
pemilu yang selalu sulit bersaing dengan partai politik yang bukan berbasis Islam sedangkan
kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritasya beragama Islam.

B. Rumusan Masalah

Persepsi berasal dari bahasa latin, percipere, menerima, perceptio, pengumpulan,


penerimaan, pandangan, pengertian. Dari istilah tersebut penulis mengambil arti kata
pandangan dari istilah persepsi yang sesuai dengan judul penulis yaitu pandangan Tentang
Eksistensi Partai Islam di dalam Pemilu,10 2. Eksistensi adalah keberadaan, maksud dari
penulis disini ialah keberadaan Partai Politik Islam di dalam Pemilu. Partai Politik Islam
adalah sebuah organisasi permanen yang beranggotakan orang-orang Islam yang bertujuan
untuk melakukan aktivitas politik sesuai dengan ketentuan Syariah Islam. dari judul peneliti
menitikberatkan bagaimana konsep politik Islam Menurut Taqiyuddin An-Nabhani,
sedangkan penulis lebih menitikberatkan persepsi dosen tentang eksistensi partai politik
Islam dalam Pemilu. G. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari empat bab yang
disusun secara sistematis. Dalam sitematika ini diharapkan mempermudah dalam mencari
poin-poin tertentu, sehingga penulis mencoba mericikannya sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, signifikasi penulisan, definisi operasional, kajian pustaka dan sistematika
penulisan.

Bab II adalah landasan teori, merupakan acuan untuk menganalisis data yang diperoleh.
Berisikan pengertian partai politik Islam, dasar hukum partai politik, tujuan dan fungsi partai
politik dan perjalanan partai politik Islam di Indonesia.

Bab III berisi motode penelitian, yang memuat jenis, sifat, dan lokasi penelitian, subjek dan
objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data
dan analisa data, serta tahapan penelitian.

Bab IV menyajikan laporan hasil penelitian, dalam bab inilah semua hasil penelitian dan
analisanya yang berhubungan langsung dengan rumusan

C. Bahasan Masalah

Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat, yang
dapat berwujud berupa proses pembuatan keputusan khususnya dalam bernegara. Selain itu,
politik dapat diartikan sebagai seni untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non
konstitusional. Dalam kontek berpolitik, terdapat beberapa kunci seperti konsep polyik,
legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses bahkan partai politik.
Begitupula dengan islam, definisi politik dalam islam tidak jauh berbeda dengan definisi politik
secara umumnya, namun dengan menitikberatkan pada sumbernya yaitu Al-Qur'an dan hadits
sebagai sumber utama.Selain itu, adanya hukum-hukum atau yang disebut dengan syariat dan
pentingnya kepala negara berkonsultasi dengan dewan syura mengenai permasalaha syariat dan
adanya kewajiban menggulingkan kepala negara yang tidak berbuat adil.Awal belajar ilmu HI,
yaitu bukanlah dari barat terutama perjanjian Westphalia yang mencetuskan pembentukan
negara modern. Namun jauh sebelum itu, yaitu berasal dari Madinah, yang ditandai dengan
berdirinya kota Madinah yang asalnya bernama Yatsrib. Dimana Rasulullah menyatukan kaum
Muhajirin dan kaum Anshor melalui suatu perjanjian, yaitu Piagam Madinah. Sehingga politik
dalam islam sangat dianjurkan bahkan diwajibkan untuk sesuai dengan syariat islam dan
bertujuan untuk memperbaiki ahlaq manusia dengan cara memperkenalkan agama dalam politik,
atau lebih tepatnya bukan berdasarkan pada konsep sekulerisasi seperti konsep yang ditawarkan
Barat. Karena sifat manusia tanpa adanya agama seperti mufsidun fil-ard wa yusfiqu dima'
(Perusak di dunia dan penumpah darah).Bahkan, jika terpaksa melakukan peperangan sebagai
usaha terakhir untuk mengakhiri perang itu sendiri. Sehingga perang memiliki fungsi yang
sesungguhnya untuk menjaga masyarakat muslim sendiri dari kolonialisme bangsa lain dan
menjaga dari ancaman.Selain itu, perang bukan untuk berperang seperti pada umumnya namun
sebagai upaya menjaga orang-orang yang lemah dan menghilangkan rasa kebencian dan
permusuhan. Dan perang diperbolehkan jika umat muslim terdzolimi, adanya pengkhianatan
sepeti pemberantasan orang-orang yang murtad ketika masa Abu Bakar (itu diperbolehkan) dan
juga jika terjadi permusuhan atas umat islam.

4. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.
(QS 3: 1)

Hanya Allah yang mampu menyatukan hati orang-orang beriman (QS 8: 63). Tidak ada kekuatan
lain yang mampu menyatukan orang-orang beriman kecuali Allah. Termasuk Rasulullah SAW tidak
akan mampu meski seandainya beliau memiliki dan memafaatkan harta sepenuh bumi.

Umat Islam mestinya sangat bersyukur, bahwa Allah telah menjadikan mereka sebagai umat yang
satu (QS 23: 52), dengan berusaha menjaga persatuan dan kesatuannya. Namun yang terjadi bahkan
sebaliknya, sebagian pengikut agama ini telah menjadikan umat berpecah-belah menjadi beberapa
golongan dan masing-masing merasa bangga dengan golongannya (QS 23: 53).

Anda mungkin juga menyukai