Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

DECY MUTIA SUHARTINI


Nama Mahasiswa : ………………………………………………………………………………………..
530077976
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : ………………………………………………………………………………………..
12/12/1983
Tanggal Lahir : ………………………………………………………………………………………..
MAPO5102 / Teori dan Isu Pembangunan
Kode/Nama Mata Kuliah : ………………………………………………………………………………………..
590 / Magister Ilmu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik
Kode/Nama Program Studi : ………………………………………………………………………………………..
50 / Samarinda
Kode/Nama UPBJJ : ………………………………………………………………………………………..
Minggu / 19/06/2022
Hari/Tanggal UAS THE : …………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:


DECY MUTIA SUHARTINI
Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………………………………..
530077976
NIM : ……………………………………………………………………………………..
MAPO5102 / Teori dan Isu Pembangunan
Kode/Nama Mata Kuliah : ……………………………………………………………………………………..
Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP)
Fakultas : ……………………………………………………………………………………..
Magister Ilmu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik
Program Studi : ……………………………………………………………………………………..
Samarinda
UPBJJ-UT : ………………………………………………………………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tana Paser, 19 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

DECY MUTIA SUHARTINI


NIM. 530077976
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL & JAWABAN SOAL UAS-THE


UJIAN AKHIR SEMESTER – TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER 2021/22.1 92021.1)

Teori dan Isu Pembangunan


MAPO5102

SOAL NO. 1
Upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat pada hakikatnya selalu dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan
pemerintah secara umum diarahkan kepada pencapaian kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam mengurangi
ketimpangan antarkelompok pendapatan dan antar wilayah. Di sisi lain, tingkat pertumbuhan ekonomi sering menjadi
tolok ukur bagi kemajuan dan perkembangan suatu bangsa. Jelaskan fenomena perubahan social di Indonesia dengan
menggunakan pendekatan atau teori pertumbuhan!

JAWABAN NO. 1

Kebijakan pemerintah yang dilakukan dalam rangka mengurangi ketimpangan antar kelompok pendapatan dan antar
wilayah dapat dilihat dari penerapan konsep Desentralisasi sejak diterbitkannya UU no, 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah dan UU no, 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pemeirntah daerah hingga UU no. 2
Tahun 2022 tentang Hubugan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, berbagai kebijakan desentralisasi
sekaligus penyerahan kewenangan dalam pengelolaan daerahnya termasuk dalam hal desentralisasi fiskal
memberikan kesempatan bagi daerah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakatnya. Namun dalam
pelaksanaanya, konsep ini dan berbagai kebijakan dalam mendukung konsep desentralisasi ini tidak serta merta
mampu mengurangi ketimpangan pendapatan yang terjadi di masyarakat antar daerah.
Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan
Teori pertumbuhan merupakan teori yang menjelaskan perkembangan ekonomi suatu masyarakat yang dilihat
berdasarkan kenaikan output perkapita dalam jangka Panjang yang didasarkan pada hubungan terukur antara sarana
produksi dan hasilnya. Sebagai contoh dalam penghitungan indeks perekonomian secara keseluruhan dengan
menggunakan nilai PDB (Product Domestic Bruto). Jika melihat tabel pertumbuhan ekonomi indonesia menunjukkan
tren positif selama tahun 2001-2019 hingga mampu mencapai 5% pada tahun 2019. Namun berdasarkan survei atas
ketimpangan ekonomi dan sosial di masyarakat menunjukkan ketimpangan ekonomi masih dalam. Perhitungan
indeks pertumbuhan ekonomi yang berdasrkan pada pertumbuhan ekonomi namun melupakan variasi ketimpangan
sosial, struktur ekonomi masyarakat, kualitas hubungan sosial masyarakat, keamanan, Kesehatan yang justru sangat
memberikan pengaruh terhadap ketimpangan sosial yang berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Jika dilihat
pada Indeks Gini ratio yang mengukur keitmpangan pendapatan ekonomi masyarakat maka akan menujukkan trend
yang tidak dalam keadaan yang baik, berdasarkan data juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi terdistribusi secara
tidak merata kepada masyarakat kelas atas. Ketimpangan-ketimpangan sosial akan menimbulkan resistensi
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(sumber : data olah BPS)

Paradigma pertumbuhan ekonomi yang berpusat pada aliran kesejahteraan pada masyarakat kelas atas pada
prosesnya akan menyebabkan semakin lebarnya jurang ketimpangan sosial dan berakibat pada semakin
termarginalkannya pembangunan di daerah-daerah. Perbedaan pendapatan dalam segi modal, kekuatan pasar
bebas, sentra investasi, distribusi barang dan jasa menyebabkan ketidakrataan tingkat kesejahteraan antar wilayah.
Berdasarkan hasil analisa, fakta di atas antara kebijakan pemerintan dalam solusi ketimpangan dan kesejahteraan
masyarakat jika dikaji melalui teori pertumbuhan maka dapat disimpulkan, kebijakan desentralisasi seperti pajak
terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan daerah, namun pada pengeluaran masih terdapat
ketimpangan alokasi pemerintah pusat dengan daerah, untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
- Distrubusi atau aliran modal yang lemah terhadap daerah
- Masalah disintegritas daerah,
- Pengembangan sumber daya manusia dan transformasi perekonomian menuju industrialisasi pertanian untuk
mengimbangi ketimpangan kemajuan di daerah-daerah
- Perlindungan sosial terhadap masyarakat miskin melalui kebijakan Kesehatan, perumahan Pendidikan dan
perlindungan
- Evaluasi terhadap kebijakan pusat dan daerah melalui sinkroniasi

Referensi :
Agusalim, lestari. 2016. Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan dan Desentralisasi di Indonesia.
Universitas Trilogi. Vol. 20 No. 1 Hal 53-68.
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Buku Materi Pokok MAPO 5102. Universitas Terbuka.
Rika, Hana R. 2012. Mengkur Kesejahteraan. Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan informasi (P3DI) Sekretariat
Jenderal DPR RI. Penerbit : Marijin Kiri. 180 halaman.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

SOAL NO. 2
Teori modernisasi dan teori ketergantungan seringkali digunakan untuk menganalisis kebijakan pembangunan
suatu bangsa.Teori modernisasi berkembang pasca Perang Dunia II yang mendapat pengaruh pemikiran dari
penganut teori evolusi dan teori fungsionalisme. Sedangkan teori ketergantungan muncul karena didorong
ketidakpuasan terhadap teori modernisasi.
Buatlah analisis kasus di atas dengan perspektif teori modernisasi dan teori ketergantungan!

JAWABAN NO. 2
Teori modernisasi hadir pada pasca perang dunia ke II melanda dunia. Munculnya teori ini sebagai perluasan dari
produk sejarah Perang Dunia I yang ditandai dengan kekuasaan negara Amerika terhadap negara di dunia, kemudian
kedua perluasan negara komunis dan terakhir kelahiran negara-negara baru yang menjadi negara berkembang. Teori
modernisasi ditandai dengan berkembangan perekonomian yang diwarnai dengan perspektif politik dan sosial yang
berasal dari seperangkat asumsi berdasarkan teori evolusi dan fungsionalisme. Dalam teori evolusi, menjelaskan
bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang searah, liner, progresi dan perlahan yang membuat perubahan
ke arah lebih maju sehingga terdapat kesamaan bentuk dan struktur dalam masyarakatnya. Sedangkan teori
fungsionalisme menyebutkan adanya keterkaitan Lembaga sosial dalam masyarakat dan kebakuan dalam sistem
budaya dan perubahan dinamis-stasioner dalam perbuahan sosial (MAPO5102).
Sedangkan teori ketergantungan berkembang seiring dengan pemikiran imperialism Lenin dan neo-marxisme dengan
asumsi dasar : 1), ketergantungan adalah suatu gejala yang umum, 2) ketergantungan berasal dari faktor luar, 3)
sebagai akibat aliran surplus negara dunia ketiga terhadap negara maju, 4) sebagai akibat dari polarisasi regional
ekonomi global dan 5) sebagai suatu keadaan yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan.
Paradigma atau perspektif modernisasi dan ketergantungan kemudian banyak mendominasi munculnya kebijakan-
kebijakan pembangunan di negara berkembang atau negara dunia ketiga hingga sekarang ini.
Mengapa teori ini kemudian sering digunakan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan terjadap
pembangunan khususnya pada negara-negara berkembang, hal tersebut sebagaimana dijelaskan, bahwa
keberadaan teori atau konsep modernisasi dan ketergantungan memberikan gambaran analisa kemajuan dengan
model negara di dunia barat. Keadaan ini kemudian dijadikan patokan untuk dijadikan bahan perbandingan atau
diterapkan di berbagai kebijakan negara berkembang. Negara -negara berkembang yang umumnya mempunyai
kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup memadai namun minim dalam keterampilan dan
keahlian, ditambah sosial, politik dalam negaranya yang akhirnya tidak mampu mendorong keadaan negara menuju
ke arah perbaikan kemudian mengkaji dan menerima solusi langkah-langkah ekonomi yang ditawarkan dalam konsep
modernisasi dan bentuk kapitalisasi ketergantungan dalam teori-teori tersebut.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

Kebijakan Pembangunan dalam perspektif Teori Modernisasi dan Teori Ketergantungan


Teori Modernisasi
- Kemiskinan berasal dari faktor-faktor internal bangsa itu sendiri
- Pentingnya keberadaan negara-negara maju dalam memberikan pengaruh nilai-nilai positif pembangunan
dalam hal modal dan tekhnologi
- Adanya dikotomi masyarakat modern dan tradisional
Penerapan konsep modernisasi yang heterogen dan mempunyai latar budaya akan memerlukan langkah atau arah
kebijakan pembangunan yang berbeda dengan program-program pembangunan yang diterapkan pada negara barat.
Di Indonesia sendiri, tuntuntan pembangunan dan pengaruh globalisasi industri membawa pada pengambilan
kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA) dan banguan dana /hutang luar negara melalui bank dunia, IMF dan negara
G-7 yang akhirnya menimbulkan beban ekonomi yang luar biasa dan akhirnya membawa Indonesia ke masa resesi.
Masuknya bantuan-bantuan negara-negara asing yang kemudian menguasai asset perusahaan yang bergerak pada
penggalian sumber daya alam maupun sumber daya manusia dengan tujuan melakukan eksploitasi dengan tanpa
adanya kebijakan yang arif atas masyarakat lokal cukup banyak dapat disaksikan terjadi pada negara-negara
berkembang.
Teori Ketergantungan
Paradigma ketergantungan mencakup keterbelakangan, ketergantungan dan sistem dunia.
Latar belakang berkembangnya konsep ini berasal dari kekurangan dan keterbelakangan negara-negara berkembang
dalam hal skill, modal dan tekhnologi. Situasi ketergantungan ini mewarnai dalam pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja, proses indrustrialisasi, pembiayaan pembangunan, hingga pada persediaan bahan
makanan. Konsep ini kemudian masuk ke dalam sistem pemerintahan yang berkembang menjadi konsep kapitalis
internasional, kapitalis domestis dan pemerintah.
Keterbatasan akan kemampuan dalam mewujudkan pembangunan menyebabkan ketergantungan menjadi tidak
terhindarkan.
Kebijakan Pembangunan
Dalam hal menyikapi paradigma modernisasi dan ketergantungan tersebut, maka hal penting yang harus diperhatikan
dalam perumusan konsep pembangunan yaitu :
1. Koordinasi
Perlunya sebuah perencanaan yang terkoordinasi, modernisasi tidak hanya tentang ekonomi dan industri, namun
juga ke seluruh aspek kehidupan masyarakat sosial, politik, lingkungan dan budaya dalm konsep perencanaan
pembangunan dan kemandirian yang berkelanjutan
2. Terciptanya alternatif yang sesuai
Artinya kebijakan pembangunan yang ditawarkan dengan melihat pada paradigma modernisasi dan kondisi
ketergantungan yang sangat sulit untuk dihindarkan maka perlu dicari sebuah konsep pembangunan yang –

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS


berorientasi pada keberagaman dalam aspek kehidupan yang sesuai dengan kondisi bangsa serta penciptaan
kelembagaan, hukum yang transparan, efisien dan adil.
3. Aspirasi yang memberikan arah pembangunan dan pemecahan masalah dengan nilai-nilai moral dan etika
4. Penguatan terhadap kelemahan internal (sumber daya manusia, kekuatan BUMN, industrialisasi sektor-sektor
potensial hingga pembinaan mental dan pola pikir) dan eksternal (intervensi terhadap kebijakan impor dan ekspor
dan penguatan kedaulatan ekonomi dunia) dan pengembangan terhadap kelebihan potensi domestik (sumber
daya alam dan keanekaragaman budaya).
Referensi :
Firyal, Muh. 2018. Analisis Teori Pembangunan Strudi Mengenai Perkembangan Pembangunan Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Buku Materi Pokok MAPO 5102. Universitas Terbuka.
Moeis. Syarif. 2009. Pembangunan Masyarakat Indonesia menurut Pendekatan Teori Modernisasi dan Teori
Dependensi. Makalah. FPIPS UPI Bandung.

SOAL NO. 3
Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sering menjadi kata kunci dalam pembangunan. Lakukan analisis
tentang bagaimana kebijakan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat di Indonesia saat ini, terutama
dalam menangani kemiskinan dan ketimpangan antar kelompokpendapatan dan antar wilayah!
JAWABAN NO. 3
Kemiskinan menurut Sorjono Soekanto, seorang ahli sosiologi hukum, kemiskinan merupakan suatu keadaan yang
dimana seseorang tidak mempunyai kesanggupan untuk memelihara diri sendiri jika dibandingkan dengan standar
taraf kehidupan kelompok serta ketidakmampuan memanfaatkan tenaga, mental dan fisiknya.
Penyebab kemiskinan secara singkat dikelompokkan ke dalam kemiskinan alamiah yang terbentuk karena miskinnya
sumber daya yang dimiliki, kemiskinan struktural yang terjadi karena perbedaan struktur sosial yang memberikan
keterbatasan dalam penggunaan sumber-sumbernya dan ketiga kemiskinan kultural yakni kemiskinan yang
disebbakan karena budaya yang melekat pada orang atau kelompok tersebut.
Jika melihat pengelompokkan kategori kemiskinan tersebut maka, kemiskinan struktural dan alamiah dapat menjadi
sebab akibat ketimpangan antar suatu wilayah.
Kebijakan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

(sumber : Khairul Rahman, 2016)


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

Sebagaimana telah disebutkan oleh Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, bahwa upaya penanggulangan
kemiskinan dan ketimpangan tidak hanya bergantung kepada program yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Hal
ini disebabkan intervensi yang dilakukan sifatnya terbatas dan tidak berkelanjutan untuk itu diperlukan sebuah skema
program yang lebih agresif dan tepat. Dan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik adalah dengan upaya
mendorong keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, sebagaimana disebut sebagai kebijakan partisipatif
bertujuan agar arah pembangunan betul-betul dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan merata. Salah satu
ciri pembangunan partisipatif adalah adanya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan yang dapat diwujudkan
melalui partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya peningkatan derajat kehidupan pada level bawah dengan tujuan untuk
meningkatkan kemandirian dan pemerataan pembangunan di daerah. Pemberdayaan daerah dalam rangka
mengatasi kemiskinan akibat ketimpangan dapat dilakukan melalui konsep desentralisasi, sehingga daerah dengan
kewenangan dalam pengelolaan daerahnya secara fiscal dan teritori dapat memaksimalkan potensinya untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan di daerahnya misalnya pembentukan Peraturan Daerah dalam penetapan pajak
perdagangan, pengelolaan sumber daya alam sebagai PAD daerah, pemulihan Kawasan alam daerah dll.
Pemberdayaan dalam skala kecil dalam lingkup keluarga atau satuan terkecil dalam wilayah desa, yakni
pengembangan kegiatan-kegiatan produktif yang memberi nilai ekonomi.
Sebagai contoh kegiatan pemberdayaa adalah pemberdayaan desa dan keluarga melalui program pelatihan dan
keterampilan, hingga keerlibatan swasta dalam pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan kerja produktif,
penciptaan jejaring pengaman sosial dan lain-lain.
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi merupakan proses keterlibatan invidu atau masyarakat ke dalam proses pembangunan baik dalam hal
perencanaan, pelaksanana, maupun pengawasan atas program-program pembangunan yang dijalankan oleh
Pemerintah.
Peran partisipasi dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pemerataan pembangunan yaitu :
- Upaya pembangunan daerah tertinggal dan pemberdayaan masyarakat
- Pemantapan program otonomi dan desentralisasi
- Mendorong perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat

Cara-cara partisipasi yang dapat dilakukan antara lain keterlibatan masyarakat dalam musrawarah pembangunan,
partisipasi terhadap kondisi sosial, lingkungan masyarakat melalui keaktifan dalam organisasi masyarakat atau LSM.
Partisipasi masyarakat ini dapat dikelompokkan ke dalam hal, yakni partisipasi dalam pembangunan, partisipasi sosial
dan partisipasi warga.
Meskipun demikian dalam praktiknya, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat akan menemui kendala-kendala di
dalam pelaksanaanya, hal tersebut dikarenakan, sistem perencanaan pembangunan yang tidak cukup memberikan
ruang aspirasi masyarakat dalam pengusulan pembangunan daerahnya, terjadinya perubahan pola sosial, ekonomi,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

dan geografis suatu daerah, kurangnya koordinasi lintas sektor, sementara itu pada pemberdayaan, dalam
pelaksanaanya seringkali harus terbentur dengan kendala permodalan, sementara program-program yang ditawarkan
seringkali tidak begitu menraik bagi investor swasta.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam perbaikan sistem pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan kemiskinan dan pemerataan pembangunan yaitu :
1. Melakukan sinergi program pembangunan antar daerah dan pusat dan antar pelaku atau lembaga
2. Memberikan stimulus atau dukungan terhadap pengembangan program pemberdayaan masyarakat yang telah
dilakukan
3. Menciptakan iklim atau sistem perencanaan terbuka dan kemudahan akses dalam sumber daya dalam rangka
pengembangan kapasitas masyarakat dalam perencanaan, penyelenggaraan dan pelestarian
4. Mendukung memperkuat kelembagaan dalam masyarakat
5. Pemberian program dan kebijakan kemiskian yang tepat terhadap akses dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat miskin bukan pada bantuan secara fisik

Referensi :
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Buku Materi Pokok MAPO 5102. Universitas Terbuka.
Haboddin, Muhtar. 2017. Desentralisasi dan Kemiskinan. Jurnal Jejaring Administrasi Publik. Vol. 9 No.1.
Rahman, Khairul. 2016. Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa. Jurnal Pemerintahan,
Politik dan Birokrasi. Vol II No. 1.

SOAL NO. 4
Kemiskinan dan ketimpangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah merupakan masalah yang dialami
berbagai negara. Kebijakan pembangunan diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Susunlah analisis efektivitas kebijakan penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia! Jelaskan
bagaimana desentraslisasi fiscal dapat menjadi instrument penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan antar
kelompok pendapatan dan antara wilayah!
JAWABAN NO. 4
Pemerintah saat ini telah memiliki program-program unggulan dalam pennaggulangan kemiskinan dan mengatasi isu
ketimpangan sosial sebagai akibat kesenjangan pendapatan baik antar daerah maupun antara pusat dan daerah.
Kebijakan-kebijakan Pemerintah yang dirumuskan dalam strategi pengentasan kemiskinan disusun dalam program
prioritas nasional, seperti prigram pembangunan manusia melalui peningkatan pelayanan dasar, penguatan
konektivitas dan kelautan, penguatan sektor ekonomi mikro dan penciptaan lapangan kerja berbasis potensi daerah,
pemantapan ketahanan pangan dan enegri baik skala nasional maupun daerah serta penungkatan stailiatas
keamanan nasional. Meskipun sejumlah kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan namun angka kemiskinan dan penduduk miskin di pedesaan terus bertambah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

Sebut saja dalam kurang lebih 20 tahun terakhir, indeks Williamson yang mengukur tingkat kesenjangan ekonomi di
wilayah Indonesia, mengemukakan hasil bahwa 34 provinsi berada pada indeks kesenjangan yang cukup besar.
Bahkan menurut BPS struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera berdasarkan
sumbangan PDBnya. Melalui UU No. 33 tahun 3004 tentang perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
yang kemudian direvisi Kembali melalui UU No. 2 tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemeirntah Daerah, maka pemberian kewenangan atas pengelolaan keuangan daerah serta pembagian
dana perimbangan di revisi sebagai penguatan desentralisasi fiskal dengan tujuan penurunan fiskal secara vertikal dan
horizontal.
Berbagai kebijakan fiskal dalam konteks desentralisasi ini antara lain kewenangan pajak daerah dan retribusi daerah,
transfer ke daerah, pengelolaan belanja dan pembiayan dan sinergi keuangan. Sebagai contoh program
Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) di wilayah timur Indonesia, serta pembentukan
Kawasan andalan sebagai budidaya strategis nasional dengan pola kerjasama investor pada Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) melalui fasilitas fiscal tax holiday berdasarkan hasil evaluasi Bappenas menujukkan sejumlah kebijakan tersebut
belumlah efektif. Hal ini disebabkan ada banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan dan disoaritas ekonomi suatu
daerah seperti kualitas pemerintahan, insentif yang tidak menarik, implementasi program yang tidak tepat, faktor
lingkungan, pengaruh peran swasta dan internasioal dalam iklim ekonomi Indonesia ditambah faktor sosial geografis
yang menyulitkan pesatnya pertumbuhan pembangunan ekonomi di daerah.
Untuk itu sebagai implikasi kebijakan desentralisasi fiskal hal yang menjadi catatan sebagai berikut :
- Perlunya intervensi kebijakan yang sistematis dan komprehensif mengenai kebijakan fiskal secara umum
- Kebijakan pengentasan kemiskinan dan pembangunan agar tepat sasaran harus memperhatikan pendapatan dan
struktur penduduk
- Peningkatan kualitas belanja pemerintah daerah guna pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar masyarakat
- Pemberian insentif terhadap daerah dengan potensi lokal untuk mendorong pembangunan dan pengembangan
wilayah
- Peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah dalam mengelola sumber daya daerahnya
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mengimbangi tuntutan kualitas pengelolaan sumber daya
daerah
- Pemerintah aktif dalam menciptakan iklim atau suasana usaha yang kondusif industri-industri kecil di daerah
- Pengintegrasian program pemerintah terhadap sektor informal ke dalam rumusan perencanaan nasional
- Peningkatan kualitas tata Kelola pemerintahan secara administratif dan politis.

Referensi :
Agung, Eko & Alfia O. 2022. Analisis Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Penurunan Tingkat Kemiskinan
pada Kabuparen / Kota : Studi Kasus Indonesia pada 2010-2018. Bappenas-Working Papers. Vo. V no. 1. Hal
97-119.
https://theconversation.com/alasan-mengapa-usaha-pengembangan-wilayah-indonesia-timur-belum-berhasil-dan-
solusinya-127628

Anda mungkin juga menyukai