Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa Muhammad Raihan Ramadhan:


…………………………………………………………………
……………………..
Nomor Induk Mahasiswa/NIM 043560319:
…………………………………………………………………
……………………..
Tanggal Lahir 03 Desember 2001:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Mata Kuliah Perekonomian Indonesia (ESPA4314):
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Program Studi 54/ Manajemen-S1:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama UPBJJ Jakarta 21:
…………………………………………………………………
……………………..
Hari/Tanggal UAS THE Minggu, 26 Juni 2022:
…………………………………………………………………
………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa Muhammad Raihan Ramadhan:


………………………………………………………………
……………………..
NIM 043560319:
………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Mata Kuliah Perekonomian Indonesia (ESPA4314):
………………………………………………………………
……………………..
Fakultas Ekonomi :
………………………………………………………………
……………………..
Program Studi 54/ Manajemen-S1:
………………………………………………………………
……………………..
UPBJJ-UT 21-Jakarta:
………………………………………………………………
………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jakarta,26 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Raihan Ramadhan


1. Tahun 1998 seolah menjadi momen kelam bagi negara Indonesia dan rakyatnya. Di tahun
tersebut Indonesia harus mengalami krisis moneter (krismon) yang kemudian berdampak ke segala
bidang. Di saat yang sama, kondisi semakin diperparah karena tuntutan para mahasiswa yang
meminta Presiden Soeharto mundur dari jabatannya setelah berkuasa sebagai orang nomor satu
Indonesia selama 32 tahun. Pada Juni 1997, banyak yang berpendapat bahwa Indonesia masih
jauh dari krisis. Karena beberapa pandangan ketika itu menyatakan bahwa Indonesia berbeda
dengan Thailand. Indonesia memiliki inflasi yang rendah, surplus neraca perdagangan lebih dari
US$900 juta, cadangan devisa cukup besar, lebih dari US$20 miliar, dan sektor perbankan masih
baik-baik saja. Walaupun sebenarnya di tahun-tahun sebelumnya, cukup banyak perusahaan
Indonesia yang meminjam dalam bentuk dolar. Karena sebelum 1997 memang tercatat bahwa
rupiah menguat atas dolar Amerika. Jadi, pinjaman dalam bentuk dolar dianggap jauh lebih murah.
Pertanyaan :
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya krisis moneter di Indonesia?
2. Mengapa Indonesia lamban keluar dari krisis?

Jawaban:
a. Krisis moneter yang dialami oleh Indonesia sejak tahun 1997 disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar dari tahun
ke tahun, tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi dan utang luar negeri Indonesia yang
terlalu banyak sehingga terjadi outflow negatif. Faktor eksternal yang mendorong terjadinya krisis
moneter adalah pergerakan finansial di tiga kutub dunia (As, Eropa dan Jepang), terdapat institusi
finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang memiliki otoritas yang lebih besar daripada
negara berkembang, dan spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global.

Sumber Referensi: BMP ESPA4314 Modul 1 Hal: 1.29

b. Sudah lebih dari 1 dekade sejak krisis ekonomi yang lebih dikenal dengan krisis moneter tahun 1997-
1998, namun demikian sepertinya Indonesia belum benar-benar mampu bangkit dari keterpurukan,
jangankan untuk mengembalikan kedudukannya sebagai macan Asia, Indonesia cenderung terlihat
semakin tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lain. Daya saing Indonesia dilihat dari
IPM-nya (Indeks Pembangunan Manusia), saat ini berada dibawah Malaysia dan Singapura. Sebagai
ilustrasi, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2013 berada pada urutan ke 121, jauh
dibawah negara Malaysia dan Singapura yang masing-masing menempati urutan ke-64 dan ke-18.
Industrialisasi yang sebelumnya berkembang pesat, kemudian mengalami perlambatan. Kondisi ini
menunjukkan bahwa IPM merupakan faktor yang penting mendukung proses industrialisasi.

Tidak hanya itu di ranah Internasional , Indonesia seperti belum mampu memperkuat sistem
perekonomiannya. Sepertinya, krisis moneter 1997/1998 belum memberikan efek pembelajaran yang
memperkuat perekonomian Indonesia. Krisis Global yang kembali melanda di tahun 2008 (mortgage
subprime) masih memberi shock terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini cukup memberikan bukti
bahwa perekonomian Indonesia belum mandiri.

Sumber Referensi: BMP ESPA4314 Modul 1 Hal:1.23

2. Pada periode sebelum krisis yakni tahun 1983 sampai 1997 terdapat beberapa kebijakan
perbankan yang berpengaruh luas terhadap perekonomian. Paket kebijakan yang pertama adalah
Paket Kebijakan Juni 1983 (Pakjun’83) dan yang kedua adalah Paket Kebijakan Oktober 1988
(Pakto’88).
Pertanyaan :
1. Apakah tujuan kedua kebijakan tersebut digulirkan pemerintah?
2. Apakah isi kedua kebijakan tersebut?
3. Efektifkah kebijakan tersebut untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Terangkan
jawaban anda

Jawaban:
Paket Kebijakan Juni 1983 (Pakjun’83)

Tujuan Paket Kebijakan Juni 1983 (Pakjun’83) adalah untuk mendorong ekspor non-migas sebagai antisipasi
atas merosotnya penerimaan devisa dari minyak. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong perbankan
untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang berorientasi pada pasar. Bentuk-bentuk subsidi bunga
dibatasi dan hanya diberikan untuk skala prioritas tertentu, sedangkan penentuan suku bunga kredit non
prioritas diserahkan pada pasar.

Isi Paket Kebijakan Juni 1983 adalah:


1. Penghapusan pagu kredit sehingga perbankan dapat memberikan kredit secara lebih fleksibel sesuai
dengan kemampuan .
2. Bank diberi kebebasan dalam menentukan suku bunga, baik deposito, tabungan maupun kredit dalam
meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat.
3. Pengaturan volume kredit likuiditas dapat mengurangi ketergantungan bank-bank kepada bank sentral
dengan memperkenalkan alat kebijakan moneter berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan fasilitas
diskonto.

Menurut saya efektif dengan kebijakan tersebut, pada bulan Mei 1983 tingkat suku bunga deposito jangka
waktu 6 bulan untuk bank-bank milik pemerintah dibebaskan. Pada bulan Juni 1983 pengendalian atas suku
bunga dihilangkan.

Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto’88)

Tujuan nya adalah Pertama meningkatkan pengerahan dana masyarakat, kedua memperluas jangkauan
layanan bagi masyarakat terutama pelaku ekspor, ketiga mendorong tercapainya efisiensi dan profesionalisme
dalam pengelolaan bank dengan kompetensi yang sehat.

Isi Paket Kebijakan Oktober 1988 adalah:


1. Pembukaan pasar bagi industri perbankan nasional dengan cara memberi kemudahan perijinan bagi
bank devisa dan kemudahan untuk membuka kantor cabang.
2. Penetapan pajak atas bunga deposito sebesar 15 persen, sama halnya dengan pajak keuntungan dari
sekuritas dan obligasi.
3. Penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 15 persen utang lancar menjadi 2 persen dari DPK
(Dana Pihak Ketiga)
4. Penentuan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) dengan batasan sampai dengan 20 persen
dari total modal kepada peminjam tunggal atau 50 persen kepada peminjam grup.
5. Penempatan dana BUMN di bank-bank pemerintah sampai 50 persen dan 20 persen pada setiap bank
lainnya.
6. Diperbolehkannya bank-bank untuk melakukan diferensiasi produk DPK baik dalam tabungan
maupun deposito.
7. Adanya kelonggaran persyaratan untuk memperoleh ijin perdagangan valuta asing.
Menurut saya sangat efektif dikarenakan cakupan paket deregulasi ini tidak terbatas pada sektor perbankan
saja, akan tetapi juga pada sektor keuangan pada umumnya seperti perusahaan asuransi dan pasar modal.
Dengan kebijakan ini pula pendirian dan perluasan cabang sangat mudah, sehingga saat itu berdiri ratusan
bank baru di Indonesia, bahkan oleh pengusaha besar yang tidak menguasai dunia perbankan sekalipun.
Bank-bank didirikan hanya untuk memudahkan pembiayaan perusahaan mereka sendiri.

Sumber Referensi: BMP ESPA4314 Modul 3 Hal: 3.6-3.7

3. Jumlah penduduk miskin di Indonesia kembali mengalami peningkatan pada Maret 2020 menjadi
9,78 persen atau sebanyak 26,42 juta orang. Bertambahnya kemiskinan disebut akibat dampak
dari pandemi Covid-19 yang menganggu keseimbangan sektor ekonomi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan, dampak dari pandemi Covid-19
yang menganggu ekonomi cukup luar biasa. Salah satunya terhadap kenaikan harga sembako
khususnya pangan pokok yang menjadi kebutuhan harian masyarakat.
BPS mencatat, pada periode September 2019 ke Maret 2020, secara nasional harga eceran
beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan. Yakni beras 1,78 persen, daging ayam ras 5,53
persen, minyak goreng 7,06 persen, telur ayam ras 11,10 persen serta gula pasri 13,35 persen.
Pertanyaan :
1. Uraikan konsep lingkaran setan kemiskinan (the vicious circle of poverty) yang anda
ketahui.
2. Apakah strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan

Jawaban:
a. Sumber pertama
Ada tiga sebab yang saling bertautan kenapa kemiskinan menimpa penduduk, yang kemudian disebut
Lingkaran Setan Kemiskinan. Lingkaran ini, ada tiga hal yang selalu berputar tiada ujung dan
pangkal, yaitu tingkat pendapatan, tingkat kesehatan, dan tingkat pendidikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng menjelaskan lingkaran setan kemiskinan (Vicious Circle) ini saat
berlangsung rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan Povinsi Kalteng, Selasa (28/11/2017).

Lingkaran Setan Kemiskinan ini mengartikan bahwa penduduk miskin adalah mereka yang tingkat
pendapatan rendah. Akibat pendapatan rendah ini, akhirnya menyebabkan tingkat kesehatan rendah.
Akibat kesehatan rendah, menyebabkan tingkat pendidikan rendah. Selanjutnya akibat pendidikan
rendah menyebabkan penghasilan atau pendapatan rendah.

'Karena itulah pentingnya Basis Data Terpadu (BDT), untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.
Karena dengan sistem BDT ini berguna untuk perencanaan program perlindungan sosial yang
dicanangkan pemerintah guna mengurangi jumlah penduduk miskin,' kata Kepala BPS Kalteng Hanif
Yahya.

Dengan BDT pula, lanjutnya, akan seiring denan tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan
kualitas hidup masyarakay secara berkelanjutan. Sistem BDT, akan berisi data siapa dan dimana calon
penerima bantuan sosial, dilengkapi keterangan sosial ekonomi.

Sementara itu Kepala Badan perencanaan pembangunan daerah dan penelitian pengembangan
(Bappedalitbang) Kalteng Yuren S Bahat mengatakan, kemiskinnan merupakan permasalahan bangsa
yang mendesak dan memerlukan langkah langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik,
terpadu dan menyeluruh.

'Tujuan dilakukan Rakor adalah untuk meningkatkan pemanfaatan data dan inovasi untuk penajaman
sasaran program pembangunan dan penajaman program penanggulangan kemiskinan, serta inovasi
kebijakan,' terangnya.

Sumber Referensi: https://www.borneonews.co.id/berita/80621-ini-lingkaran-setan-kemiskinan

Sumber kedua
Kemiskinan masih menjadi masalah bangsa Indonesia. Jika dulu hampir semua penduduk Indonesia
miskin atau dikenal sebagai share poverty, sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di tengah-tengah
sebagian masyarakat yang berlimpah (affluent society). Kemiskinan yang terjadi saat ini disebabkan
kesenjangan pendapatan dalam masyarakat sehingga ada perbedaan akses untuk terlibat dalam
aktivitas ekonomi. Masalah kemiskinan disebabkan oleh lingkaran setan kemiskinan (the vicious
circle of poverty).

Sumber Referensi: BMP ESPA4314 modul 7 Hal: 7.18

b. Program pemberantasan kemiskinan di Indonesia dapat secara efektif dijalankan melalui berbagai
langkah berikut ini (Mubyarto,2004:14):
1. Penerbitan undang-undang pemberantasan kemiskinan sehingga program pengganguran
kemiskinan lebih diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat.
2. Program pemberantasan kemiskinan harus bersifat multi-sektoral.
3. Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan bersama antara masyarakat dan pemerintah sehingga
program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi aktual masyarakat dapat lebih tergali.
4. Masyarakat dijadikan subjek bukan sekadar objek program.
5. Pertanggungjawaban program tidak saja pada pemerintah tetapi juga pada masyarakat
6. Program yang berkesinambungan
7. Ukuran keberhasilan ditentukan berdasarkan kemampuan masyarakat ke luar dari belenggu
kemiskinan.

Hal lain yang perlu dilakukan untuk pemberantasan kemiskinan adalah pola pikir tindakan perilaku
ekonomi. Jika selama ini tindakan sebagian besar pelaku ekonomi semata-mata untuk mencari
keuntungan finansial maka, sudah seharusnya hal itu didasarkan pada moral dan etika. Etika dan
moral tersebut akan mengubah paradigma pelaku ekonomi yang akan memperhatikan keadilan sosial
dan kesejahteraan bersama. Tindakan ekonomi yang dilakukan oleh para pelakunya tidak saja
bertujuan untuk mendatangkan keuntungan pribadi tetapi juga untuk mendatangkan kesejahteraan
bersama yang dibagi secara adil. Moral dan etika tersebut sesungguhnya telah tertuang dalam
Pancasila, namun selama ini pembangunan ekonomi diasingkan dari dasar yang telah kita sepakati
tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan antara idealita dan realitanya, yang bermuara pada kemiskinan
yang masih tinggi seperti saat ini.

Sumber Referensi: BMP ESPA4314 modul 7 Hal: 7.16

Menurut opini pribadi saya strategi pemerintah mengentaskan kemiskinan di Indonesia yaitu tidak
mengkorupsikan dana-dana anggaran yang sudah dilakukan program pemerintah oleh oknum tersebut.
Selanjutnya korupsi tidak ada di Indonesia pemerintah harus memfokuskan pendidikan karena
pendidikan kita masih dikatakan sangat mundur dibandingkan dengan negara lain yaitu mengratiskan
seluruh pendidikan di Indonesia minimal SMA atau SMK sudah mendapatkan pendidikan selanjutnya
pemerintah melakukan program mandiri siap kerja untuk anak SMK sedangkan untuk anak SMA
melakukan program kuliah mandiri. Dan yang terakhir kalau semua sudah dilakukan barulah
pemerintah harus membangun fasilitas yang memadai seperti negara maju supaya kita bisa menjadi
negara yang mandiri.

Anda mungkin juga menyukai