Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa RINDU ANDINI NURFIMALIA INTAN BIANCA:


…………………………………………………………………
……………………..
Nomor Induk Mahasiswa/NIM 044600114:
…………………………………………………………………
……………………..
Tanggal Lahir 20 FEBRUARI 1999:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Mata Kuliah BING4433/TRANSLATION III:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Program Studi 87/SASTRA INGGRIS:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama UPBJJ 24/BANDUNG:
…………………………………………………………………
……………………..
Hari/Tanggal UAS THE MINGGU/10 DESEMBER 2023:
…………………………………………………………………
………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat
Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa RINDU ANDINI NURFIMALIA INTAN BIANCA:


………………………………………………………………
……………………..
NIM 044600114:
………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Mata Kuliah BING4433/TRANSLATION III:
………………………………………………………………
……………………..
Fakultas FHISIP:
………………………………………………………………
……………………..
Program Studi SASTRA INGGRIS :
………………………………………………………………
……………………..
UPBJJ-UT BANDUNG:
………………………………………………………………
………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban
UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang
bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Yang Membuat Pernyataan

Rindu Bianca
BUKU JAWABAN UJIAN

UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban:
No.1

Ketika kamu memilih perguruan tinggi atau universitas, salah stu hal yang harus kamu
pertimbangkan adalah apakah sekolah tersebut terakreditasi atau tidak, dan oleh siapa. Hal ini
mnejadi lebih penting jika kamu pernah kuliah sebelumnya dan ingin kembali ke kelas.

Jadi mengapa penting untuk menghadiri perguruam tinggi atau universitas terakreditasi?
Singkatnya, ketersediaan bantuan keuangan, kualitas pendidikan, dan faktor penting lainnya
bergantung pada status akreditasi. Misalnya:

- Perguruan tinggi atau universitas, termasuk yang menawarkan gelar online, harus
terakreditasi agar dapat menawarkan bantuan keuangan federal (seperti hibah dan
pinjaman) kepada mahasiswanya.
- Pengalihan kredit sering kali bergantung pada status akreditasi sekolah dan jenis
akreditasinya.
- Akreditasi menjamin tingkat kualitas akadeik tertentu.
- Akreditasi berarti sekolah menunjukkan hasil siswa yang positif, seperti retensi,
kelulusan, da pekerjaan.
- Beberapa sertifikasi industry atau sebutan professional secara khusus memerlukan gelar
dari lembaga yang terakreditasi.
Untuk menggali lebih dalam tentang perguruan tinggi terakreditasi, ami berbicara dengan
seornag ahli, Dr. Joseph Hoey, wakil rector layanan akademik di Universias Nasional. Ia
mengatakan perlindungan konsumen adalah gagasan keseluruhan di balik akreditasi.

“Hal terbesaarnya adalah transferabilitas kredit,” jelasnya, seraya menjelaskan bahwa pindah
kerja atau memulai sebuah keluarga adalah salah satu alasan untuk menghentikan pendidikan
di perguruan tinggi. “Seseorang mungkin ingin kembali lagi nanti, dan jika kreditnya tidak
transfer, mereka bisa kehilangan banyak waktu dan uang.”
Kebanyakan perguruan tinggi atau universitas tradisional terakreditasi secara regional,
sedangkan sekolah kejuruan dan institusi khusus lainnya seringkali terakreditasi secara
nasional. Ada perbeda antara kedua jenis perguruan tinggi terakreditasi tersebut; dan, menurut
Hoey, regional “adalah standar emas akreditasi.” Karena mempunyai standar mutu yang sama,
sekolah terakreditasi daerah. Inilah sebabna mengapa penting juga untuk menanyakan
kebijakan transfer kredit ssebelum mendaftar.

Saat ini, kamu memiliki lebih banyak pilihan untuk belajar sesuai waktu dan jadwal kamu
sendiri. Namun, dengan semaki populernya gelar online, pertanyaan “Mengapa penting untuk
kuliah di perguruan tinggi atau universitas terakreditasi?” karena pesaaatnya perkemmbangan
program berbasis web, sangat penting untuk memastikan kamu hanya mencaari gelar online
yang terakreditasi. Kamu akan merasssa tentang karena engetahui bahwa kamu akan menerima
pengajaran berkualitas dan akan memiliki akses e sumber daya perpustakaan dan layanan siswa
lainnya.

No.2
In the midst of the never finished Corona (Covid-19) pandemic, banking issuers received a
sweet gift from the government. Minister of Finance Sri Mulyani Indrawati issued a new
regulation which is a derivative of Government Regulation Number 23 of 2020, namely Minister
of Finance Regulation (PMK) No. 70/PMK.05/2020.

In this regulation, the Ministry of Finance issued new regulations to help bank liquidity by
placing funds in commercial banks. The Minister of Finance can place funds in public banks
which are known as partner banks.
In this regulation, the Minister of Finance has the authority to carry out the placement of state
money in commercial banks for the acceleration of national economic recovery (PEN) program.
Nevertheless, this does not mean that problems in the banking sector have just ended. David
Sutyanto, Head of Research at Ekuator Swarna Sekuritas, said that one of the problems faced by
banking issuers is credit restructuring.

Quoting data from the Financial Services Authority (OJK), as of June 15 2020, the total value of
banking credit restructuring had reached IDR 655.8 trillion, consisting of 6.27 million customers.
Meanwhile, the total potential value of outstanding credit restructuring in banking reached IDR
1,352.52 trillion to 15.29 million debtors.

Furthermore, another problem faced by banks is an abundance of liquidity. This relates to the
distribution of bank credit in the midst of a difficult economic situation. "So, there are still many
challenges," explained David to Kontan.co.id

David assessed that placing state funds in partner banks had a positive impact on banking. This
is proven by the greening of banking issuer shares (especially blue chip banking) in today's
trading. "The market responded positively. This is a form of stimulus," he continued.

Meanwhile, Head of Research at Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, assessed that
banking issuers are also faced with the risk of depleting net interest margins (NIM) and the
potential for a decrease in net profit this year.

The increase in bad loans or non-performing loans (NPL) is also haunting the country's banking
industry despite restructuring and credit relaxation programs.

“This problem will continue until these customers operate normally again. Because this
problem is not because of naughty customers or bad credit, but because of Covid-19 which
made the government implement PSBB, making customers (debtors) unable to operate. "There
are disruptions in sales, and there are disruptions in production, for example," said Suria to
Kontan.co.id

Anda mungkin juga menyukai