OLEH KELOMPOK 2 :
JURUSAN MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada
baginda rasul kita yakini Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik dan sarannya supaya
menjadi lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya Bapak Robby Dharma, SE, MM. yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………..……..… 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan bisnis perdagangan terdapat sejumlah barang yang akan dibeli yang akan
dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Begitu pula perusahaan industry terdapat kegiatan
membeli bahan baku untuk diproses menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Salah satu kendala
bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya adalah masalah kebutuhan dana. Maka dari
itu pentingnya dana membuat setiap perusahaan untuk mencari sumber dana yang tersedia termasuk ke
lembaga keuangan seperti bank.
Bagi bank yang menjadi bisnis keuangan, kegiatan membeli barang dan menjuak juga terjadi,
hanya bedanya dalam bisnis bank yang dijual dan dibeli adalah jasa keuangan. Sebelum dilakukannya
penjualan jasa keuangan, bank terlebih dahulu membeli jasa keuangan yang tersedia di masyarakat yang
dijadikan sebagai sumber dana dari masyarakat kepada bank. Dana untuk membiayai operasi sebuah bank
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung kepada bank itu sendiri apakah
secara pinjaman (titipan) dari masyarakat dan lembaga keuangan lainnya atau diperoleh dengan modal
sendiri yaitu modal yang disetor dari para pemilik bank mengeluarkan atau menjual saham baru.
Kemampuan bank untuk memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat memengaruhi
kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber dana bank harus mempertimbangkan beberapa faktor
seperti kemudahan untuk memperoleh, jangka waktu sumber dana serta biaya yang harus dikeluarkan
untuk memperoleh dana tersebut. Dalam prakteknya dana yang tersedia sangat beragam dengan berbagai
persyaratan pula. Dalam hal ini bank harus bisa menentukan kebutuhan dana serta kegunaannya sehingga
tidak salah dalam menentukan pilihan.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga penyalur dana kepada masyarakat, bank meiliki
salah satu kegiatan penyaluran dana tersebut melalui kegiatan pemberian kredit. Jika dilihat dari skema
penghimpunan dana hingga penyaluran tersebut, untuk bank konvensional dalam menghimpun dana,
penabung diberikan jasa dalam bentuk bunga simpanan. Sementara dalam pemberian kredit, penerima
kredit (debitur) dikenakan jasa pinjaman dalam bentuk bunga dan biaya admininstrasi. Produk-produk
yang ditawarkan dalam penyaluran dana bank cukup beragam mulai dari pemberian kredit, Letter of
Credit, bank garansi sampai dengan safe deposit box, dimana jenis produk yang ditawarkan bank nantinya
disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
1.2. Rumusan Masalah
Bank berasal dari bahsa itali “ banca”, yang berarti meja yang dipergunakan oleh para penukar
uang di pasar. Pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau
penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Menurut UU Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Jadi simpulannya, bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan.
Di Negara berkembang, seperti Indonesia dan Negara di Asia lainnya, pemahaman sebagian
masyarakat tentang bank masih sedikit, masih pada masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaab masih
mengganggap keberadaan bank hanya untuk kalangan tertentu. Pada umumnya, masyarakat hanya
menganggap bank sebagai tempat penyimpanan dan meminjam uang. Bagi masyarakat di pedesaan,
pemahaman tentang bank sangat minim bahkan ada yang tidak tahu sama sekali tentang bank. Masyarakat
desa, bahkan merasa takut berhubungan dengan bank, sehingga tidak banyak yang melakukan transaksi
keuangan di bank. Keterbatasan akan pengetahuan masyarakat terhadap bank tersebut berdampak pada
terhambatnya pertumbuhan bank di pedesaan, sehingga menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan
ekonomi di desa.
Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
Negara. Hampir semua sector usaha, yang meliputi sector industry, perdagangan, pertanian, perkebunan,
jasa dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan.
Semua sector usaha maupun individu saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sector
perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan dalam mendukung
kelancaran usaha. Peran bank bagi masyarakat individu, maupun masyarakat bisnis sangat penting bahkan
bagi suatu Negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang sangat berperan dan berpengaruh dalam
perekonomian suatu Negara.
Bank mempunyai peran dalam menghimpun dana masyarakat, karena merupakan lembaga yang
dipercaya oleh masyarakat dari berbagai macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman.
Masyarakat percaya bahwa dana yang ditempatkan di bank keamanan lebih terjamin dibandingkan di
lembaga lain. Di sisi lain bank berperan dalam menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank merupakan
lembaga yang dapat memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana, sepanjang
masyarakat pengguna dana tersebut dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh pihak bank. Dengan
demikian. Pada dasarnya bank mempunyai peran dalam dua sisi, yaitu menghimpun dana yang berasal
dari masyarakat yang sedang kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan dua fungsi tersebut, yaitu menghimpun dana
dari masyarakat dan sekaligus menyalurkannya, sehingga bank merupakan lembaga perantara keuangan
bagi masyarakat dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, kemudian
menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dana.
jumlah bank yang ada di Indonesia pada saat ini tentunya sudah tergolong banyak. Jumlah bank
yang banyak tentunya memiliki perbedaan antara satu bank dengan bank lainnya, baik dari segi jasa
layanannya, adapun jenis-jenis bank yaitu sebagai berikut :
2. Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mngacu pada hukum islam dan dalam
kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan
yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan nasabah tergantung dari akad dan
perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian tersebut didasarkan pada hukum syariah baik
perjanjian yang dilakukan bank dengan nasabah dalam menghimpun dana maupun
penyalurannya. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat
dan rukun akad tersebut. Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional.
b. Penyalur Dana
Dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit,
pembelian surat-surat berharga, dan pemilikan harta tetap. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam
bentuk :
1. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada para investor untuk penggunaan investasi
baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak dan penggunaan jangka waktu atas
kredit ini berjangka panjang.
2. Kredit Modal
Kredit modal adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha untuk membiayai kegiatan usaha
operasional suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi
perdagangan.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha yang bergerak di bidang
perdagangan, baik pedagang skala besar, ataupun pengecer.
4. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memnuhi kebutuhan
konsumtif nasabah yang biasanya banyak digunakan untuk kepentingan pribadi.
5. Kredit Produktif
Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang
digunakan untuk kegiatan produktif.
Sumber dana
b. Cadangan
Cadangan sangat diperlukan oleh bank terutama untuk antisipasi apabila terdapat kerugian di
masa yang akan datang. Menurut Kuncono dan Suharjono (2002:1:52) cadangan adalah sebagian dari
laba yang digunakan dalam bentuk menutup timbulnya risiko di kemudian hari. Cadangan tersebut dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan laba bank setiap tahunnya. Besarnya cadangan akan berpengaruh pada
besaran modal bank.
c. Sisa Laba
Sisa laba merupakan akumulasi dari keuntungan yang diperoleh oleh bank setiap tahun. Sisa laba
merupakan laba yang menjadi milik pmegang saham, akan tetapi dalam rangka meningkatkan modal
bank, maka dalam rapat umum pemegang saham , diputuskan laba tersebut tidak dibagi akan tetapi
digunakan digunakan untuk menambah modal bank. Sisa laba terdiri dari
1. Laba/rugi tahun-tahun lalu.
Merupakan akumulasi laba/rugi tahun-tahun lalu.
2. Laba/rugi tahun berjalan.
Merupakan laba/rugi yang diperoleh pada tahun berjalan.
Besarnya modal bank dapat menimbulkan dampak positif terhadap keberadaannya, karena bank
dengan modal besar akan lebih mendapat kepercayaan dari masyarakat di dalam negeri maupun luar
negeri. Masyarakat akan merasa lebih aman menyimpan dananya di sebuah bank yang meiliki modal
besar.
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber ini. Untuk memperoleh dana dari
masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis
simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga bank harus bisa dalam menyiasati pemilihan sumber
dana. Sumber dana yang dimaksud adalah :
1. Simpanan Giro.
2. Simpanan Tabungan.
3. Simpanan Deposito.
Penyimpanan jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para nasabah
mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tujuan utama menyimpan uang dalam bentuk
rekening giro adalah untuk kemudahan dalam melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang
bergelut dalam dunia bisnis dan pemegang giro tidak perlu memperhatikan bunganya. Sedangkan bagi
mereka yang menyimpan uangnya di rekening tabungan disamping kemudahan untuk mengambil
uangnya juga mengharapkan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening giro. Kemudian
tujuan menyimpan uang di rekening deposito dengan mengharapkan penghasilan dari bunga yang lebih
besar. Hal ini disebabkan bunga deposito yang diberikan jepada deposan paling tinggi dari simpanan
lainnya.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benat dapat diperaya
makan bank terlebih dahulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah
atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis
ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
1. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit bahwa kredit yang diberikan bank baik
berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan yaitu kesepakatan atau perjanjian antara si pemberi kredit dn si penerima kredit.
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani
hak dan kewajibannya. Kesepakatan penyaluran dana kredit dituangkan dalam akad kredit yang
ditangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Kredit yang diberikan memiliki
jangka waktu mencakup masa pengembalian kredit yang telah ditetapkan.
4. Resiko
Resiko adalah adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak
tertagihnya atau macet pemberian kredit. Faktor resiko dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu
resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal
mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah yang tidak disengaja yaitu musibah
seperti bencana alam. Semakin panjang waktu pengembalian suatu kredit semakin besar
resikonya tidak tertagih demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan pihak bank
baik resiko yang disengaja ataupun tidak disengaja
5. Balas Jas
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang kita kenal dengan
bunga yang diterima pihak bank dari peminjam. Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank
tertentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atass pemberian
suatu kredit atau jasa tersebut dalam bentuk bunga, biaya provisi, da komisi serta biaya
admininstrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi hasil yang
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
Adapun tujuan kredit yang diberikan pihak bank kepada pihak lain atau nasabah yang
meminjam dana ke bank adalah sebagai berikut :
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama diberikan kredit oleh bank adalah mencari keuntungan berrupa balas jasa
yang bisa berbentuk seperti bunga, yang besaran bunga nya sudah ditetapkan oleh pihak
bank yang akan diberikan kepada peminjam. Dimana bunga merupakan sumber utama
pendanaan kegiatan operasional suatu bank.
2. Mencari Usaha Nasabah
Selain fungsi bank sebagai peghimpun dana juga sebagai penyalur dana. Dana yang
disalurkan berrbentuk pemberian kredit kepada yang membutuhkan dana. Untuk itu
dalam pemberian kredit pihak bank berusaha untuk mencari nasabah dengan menawarkan
pemberian bunga yang menarik pihak peminjam untuk meminjam uang di bank.
Sehingga pihak bank mampu memiliki banyak nasabah dalam penyaluran kreditnya.
3. Membantu Pemerintah
Pemberian kredit oleh bank bisa membantu pemerintah medukung berbagai pendanaan
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga anggaran pembiayaan pemerintah untuk
subsidi bantuan dana kepada masyarakat dapat dialokasikan kepada hal lain.
Adapun fungsi dari diberikannya kredit oleh pihak bank kepada nasabah atau peminjam
adalah sebagai berikut :
Beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya.
Dalam prakteknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan
pemberian kredit oleh bank kepada masyarakat. Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan ke
dalam jenis yang masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai
sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki karakeristik tertentu.
Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank bisa dilihat dari berbagai segi yaitu :
1. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini
diberikan untuk menhasilkan barang atau jasa. Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan
sehingga menghasilkan suatu baik berupa barang atau jasa.
2. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangannya tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau
agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam menjalankan suatu usaha apapun tertentu
mengandung suatu tingkat kerugian. Resiko ini dapat saja terjadi akibat suatu musibah yang tidak dapat
dielakkan seperti terkena bencana alam, namun resiko yang paling fatal adalah nasabah yang mampu
tetapi tidak mau membayar kewajibannya. Ada resikonya kerugian dimana nasabah tidak sanggup lagi
untuk mmembayar semua kewajibannya baik untuk sementara waktu atau selamanya harus diantisipasi
oleh dunia perbankan. Kalau tidak maka sudah dapat dipastikan kredit tersebut macet alias tidak terbayar
lagi. Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kreditnya, dapat ditutupi dengan suatu jaminan kredit,.
Fungsinya adalah untuk melindungi bank dari kerugian.
Dalam prakreknya yang dapat dijadikan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut :
Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C,
analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang
terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut kedalam prinsip 7P dan didalam prinsip 7P disamping lebih
terinci juga jangkauan lebih luas dari 5C.
1. Character
Suatu kelayakan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat pribadi dan
latar belakang pekerjaan.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang
ketentuan-ketentuan pemerintah.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal, apakah cukup efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan
melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya sehingga jika terjadi suatu permasalahan maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai pemberian kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang
dan masa yang akan datang sesuai dengan sector masing-masing serta prospek usaha dari sector
yang dijalankan.
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya sehari-harinya maupun masa
lainnya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu, atau penggolongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau
dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari
periode ke periode apakah tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit
yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
Disamping penilaian 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan studi kelayakan, terutama
untuk kredit dalam jumlah yang relative besar. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan adalah
sebagai berrikut :
1. Aspek hukum
2. Aspek pasar dan pemasaran
3. Aspek keuangan
4. Aspek operasi/teknis
5. Aspek manajemen
6. Aspek ekonomi/social
7. Aspek AMDAL
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bank berasal dari bahsa itali “ banca”, yang berarti meja yang dipergunakan oleh para penukar
uang di pasar. Pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau
penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Menurut UU Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Jadi simpulannya, bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan.
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana
ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya.
Sedangkan pengertian dari manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.
Secara garis besar sumber dana bank terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Sumber dana bank dari itu sendiri.
2. Sumber dana bank dari masyarakat.
3. Sumberr dana bank dari lembaga lainnya.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami mohon saran dari
pembaca semua untuk makalah ini lebih baik lagi kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
Putra, A., Saraswati,D. (2020). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Surabaya : CV. Jakad Media
Publishing.
Ismail. (2010). Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta : Preanadamedia Group.
Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Memahami Audit Intern Bank. Jakarta : Gramedia.
Hadinoto, S. (2008). Bank Strategy : on Funding and Liability Management. Jakarta : Gramedia.
Muchtar, B., Rahmidani, R., Siwi, M.K. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta :
Kencana.
Astarina, I., Hapsila, A. (2019). Manajemen Perbankan. Yogayakarta : CV. Budi Utama
Hardanto, S.S. (2006). Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Jakarta : Gramedia.
Ikatan Bankir Indonesia. (2016). Tata Kelola Manajemen : Risiko Perbankan. Jakarta : Gramedia.
Qamariah, N. (2015). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jember : Cahaya Ilmu.