Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

(Bank dan Sumber Dana Bank & Penyaluran Dana Bank)

OLEH KELOMPOK 2 :

1. RESKY PERMATA SARI 16101155310221


2. MIRANDA 17101155310028
3. DIVA TRIMULIANI 17101155310530
4. YUFFI ROSYIDAH 17101155310158
5. AGUNG BIMA RAMANDA 17101155310470

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada
baginda rasul kita yakini Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik dan sarannya supaya
menjadi lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya Bapak Robby Dharma, SE, MM. yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Padang, 4 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………….………………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………… 2

1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Bank dan Sumber Dana Bank

2.1.1. Pengertian bank……………………………………………….……... 2

2.1.2. Jenis dan Fungsi Bank

2.1.2.1. Jenis Bank……………..……………………………………………. 4

2.1.2.2. Fungsi Bank………….……………………………………………... 9

2.2. Sumber Dana Bank

2.2.1. Sumber Sendiri………………………………………………………. 11

2.2.2. Masayarakat Lain……………………………………………………. 13

2.2.3. Lembaga Lain………………………………………………….…….. 14

2.3. Penyaluran Dana Bank

2.3.1. Unsur-unsur Kredit…………………………………………….……. 15

2.3.2. Tujuan dan Fungsi Kredit

2.3.2.1. Tujuan Kredit…………………………………………….……..… 16

2.3.2.2. Fungsi Kredit……………………………………………………… 16


2.3.3. Jenis Penyaluran Dana Bank………………………………………. 17

2.3.4. Jaminan Pemberian Kredit……….………………………………… 19

2.3.5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit………………………………….. 20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………..……..… 23

3.2 Kritik Dan saran…………………………………………………..……... 23

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menjalankan bisnis perdagangan terdapat sejumlah barang yang akan dibeli yang akan
dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Begitu pula perusahaan industry terdapat kegiatan
membeli bahan baku untuk diproses menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Salah satu kendala
bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya adalah masalah kebutuhan dana. Maka dari
itu pentingnya dana membuat setiap perusahaan untuk mencari sumber dana yang tersedia termasuk ke
lembaga keuangan seperti bank.

Bagi bank yang menjadi bisnis keuangan, kegiatan membeli barang dan menjuak juga terjadi,
hanya bedanya dalam bisnis bank yang dijual dan dibeli adalah jasa keuangan. Sebelum dilakukannya
penjualan jasa keuangan, bank terlebih dahulu membeli jasa keuangan yang tersedia di masyarakat yang
dijadikan sebagai sumber dana dari masyarakat kepada bank. Dana untuk membiayai operasi sebuah bank
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung kepada bank itu sendiri apakah
secara pinjaman (titipan) dari masyarakat dan lembaga keuangan lainnya atau diperoleh dengan modal
sendiri yaitu modal yang disetor dari para pemilik bank mengeluarkan atau menjual saham baru.

Kemampuan bank untuk memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat memengaruhi
kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber dana bank harus mempertimbangkan beberapa faktor
seperti kemudahan untuk memperoleh, jangka waktu sumber dana serta biaya yang harus dikeluarkan
untuk memperoleh dana tersebut. Dalam prakteknya dana yang tersedia sangat beragam dengan berbagai
persyaratan pula. Dalam hal ini bank harus bisa menentukan kebutuhan dana serta kegunaannya sehingga
tidak salah dalam menentukan pilihan.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga penyalur dana kepada masyarakat, bank meiliki
salah satu kegiatan penyaluran dana tersebut melalui kegiatan pemberian kredit. Jika dilihat dari skema
penghimpunan dana hingga penyaluran tersebut, untuk bank konvensional dalam menghimpun dana,
penabung diberikan jasa dalam bentuk bunga simpanan. Sementara dalam pemberian kredit, penerima
kredit (debitur) dikenakan jasa pinjaman dalam bentuk bunga dan biaya admininstrasi. Produk-produk
yang ditawarkan dalam penyaluran dana bank cukup beragam mulai dari pemberian kredit, Letter of
Credit, bank garansi sampai dengan safe deposit box, dimana jenis produk yang ditawarkan bank nantinya
disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
1.2. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud denga bank ?

2. Bagaimana jenis dan fungsi bank ?

3. Bagaimana sumber bank ?

4. Bagaimana penyaluran dana bank ?

5. Apa saja jenis penyaluran dana bank ?

6. Bagaimana jaminan kredit ?

1.3. Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui pengertian bank

2. Untuk mengetahui jenis dan fungsi bank

3. Untuk mengetahui sumber dana bank

4. Untuk mengetahui penyaluran dana bank

5. Untuk mengetahui jenis penyaluran dana bank

6. Untuk mengetahui jaminan kredit


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bank dan Sumber Dana Bank

2.1.1. Pengertian Bank

Bank berasal dari bahsa itali “ banca”, yang berarti meja yang dipergunakan oleh para penukar
uang di pasar. Pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau
penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Menurut UU Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Jadi simpulannya, bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan.
Di Negara berkembang, seperti Indonesia dan Negara di Asia lainnya, pemahaman sebagian
masyarakat tentang bank masih sedikit, masih pada masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaab masih
mengganggap keberadaan bank hanya untuk kalangan tertentu. Pada umumnya, masyarakat hanya
menganggap bank sebagai tempat penyimpanan dan meminjam uang. Bagi masyarakat di pedesaan,
pemahaman tentang bank sangat minim bahkan ada yang tidak tahu sama sekali tentang bank. Masyarakat
desa, bahkan merasa takut berhubungan dengan bank, sehingga tidak banyak yang melakukan transaksi
keuangan di bank. Keterbatasan akan pengetahuan masyarakat terhadap bank tersebut berdampak pada
terhambatnya pertumbuhan bank di pedesaan, sehingga menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan
ekonomi di desa.
Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
Negara. Hampir semua sector usaha, yang meliputi sector industry, perdagangan, pertanian, perkebunan,
jasa dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan.
Semua sector usaha maupun individu saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sector
perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan dalam mendukung
kelancaran usaha. Peran bank bagi masyarakat individu, maupun masyarakat bisnis sangat penting bahkan
bagi suatu Negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang sangat berperan dan berpengaruh dalam
perekonomian suatu Negara.
Bank mempunyai peran dalam menghimpun dana masyarakat, karena merupakan lembaga yang
dipercaya oleh masyarakat dari berbagai macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman.
Masyarakat percaya bahwa dana yang ditempatkan di bank keamanan lebih terjamin dibandingkan di
lembaga lain. Di sisi lain bank berperan dalam menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank merupakan
lembaga yang dapat memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana, sepanjang
masyarakat pengguna dana tersebut dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh pihak bank. Dengan
demikian. Pada dasarnya bank mempunyai peran dalam dua sisi, yaitu menghimpun dana yang berasal
dari masyarakat yang sedang kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan dua fungsi tersebut, yaitu menghimpun dana
dari masyarakat dan sekaligus menyalurkannya, sehingga bank merupakan lembaga perantara keuangan
bagi masyarakat dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, kemudian
menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dana.

Penghimpun Dana Penyaluran Dana

Masyarakt yang kelebihan Bank Masyarakat yang


dana (Surplus Unit) kekuarangan dana (Defisit
Unit)

Gambar 1. Bank sebagai Lembaga Perantara Keuangan

2.1.2. Jenis dan Fungsi Bank

2.1.2.1. Jenis-jenis Bank

jumlah bank yang ada di Indonesia pada saat ini tentunya sudah tergolong banyak. Jumlah bank
yang banyak tentunya memiliki perbedaan antara satu bank dengan bank lainnya, baik dari segi jasa
layanannya, adapun jenis-jenis bank yaitu sebagai berikut :

a. Dilihat dari Fungsinya


Sesuai Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi
sebagai berikut :
1. Bank Umum
Bank umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip yang ada. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum secara lengkap adalah (Santoso &
Triandaru, 2008, 84-86) :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, deposito berjangka,
sertifikat deposit, tabungan dan bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menerbitkan surat pengakuan utang.
4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri ataupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabah.
5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun nasabah.
6) Menempatkan dana, meminjam dana, atau menjaminkan dana kepada pihak lain, baik
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun wesel tunjuk, cek, atau sarana lainnya.
7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga.
8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga.
9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
10) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kredit dan kegiatan wali amanat.
12) Menyediakan pembiayaan dan melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai
dengan ketentuan BI.
13) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
BI.
14) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan
seperti perusahaan efek, asuransi dengan memenuhi ketentuan BI.
15) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
berdasarkan prinsip syariah dengan memenuhi ketentuan BI.
16) Bertindak sebagai pendiri dana pensium dan pengurus dana pension sesuai peraturan yang
berlaku.
17) Membeli seluruh atau sebagian agunan baik melalui pelanggan atau diluar pelanggan
berdasarkan penyerahan secara suka rela oleh pemilik agunan dalam hal ini nasabah tidak
memnuhi kewajibannya pada bank.
18) Melakukan kegaiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang yang berlaku.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan secara konvensional atau dalam
kegiatannya tidak memberikan layanan jasa dalam pembayaran.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Badan Perkreditan Rakyat adalah (Santoso &
Triandaru, 2006 : 84-86) :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan
ketentuan BI.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka atau
tabungan pada bank lain.

b. Dilihat dari Kepemilikan


1. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah adalah bank yang akta pediriannya maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki pemerintah. Akta atau modalnya dimiliki
pemerintah sehingga seluruh keuntungan dimiliki pemerintah. Seperti BNI, BRI, BTN.

2. Bank Milik Swasta Nasional


Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta
nasional serta kata pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula keuntungannya dimiliki oleh
swasta.
Bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional dan aktanya didirikan
oleh swasta, Seperti :
1. Bank Muamalat
2. Bank Central Asia
3. Bank Bumi Putra
4. Bank Danamon

3. Bank Milik Koperasi


Kepemilikan saham sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
Contohnya Bank Umum Koperasi Indonesia.

4. Bank Milik Asing


Bank milik asing adalah cabang dari bank yang ada di diluar negeri baik milik pihak swasta asing
maupun pemerintah asing suatu Negara. Merupakan cabang dari bank yang ada di l;uar negeri,
milik swasta maupun pemerintah asing. Seperti :
1. Deutsche Bank’
2. American Express Bank
3. Bank of America
4. Bank of Tokyo
5. Bangkok Bank

5. Bank Milik Campuran


Bank milik campuran adalah bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dari
swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara
Indonesia. Kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Seperti :
1. Bank sakura swadarma
2. Bank finconesia
3. Mitsubishi Buana Bank
4. Interpacific Bank

c. Dilihat dari Segi Status


Jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank
tersebut. Dalam prakteknya jenis bank dari status dibagi kedalam dua macam, yaitu :
1. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakasanakan transaksi ke luar negeri atau yanmg
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya, transfer ke luar negeri atau
inkaso keluar negeri.

2. Bank Non Devisa


Bank non devisa merupakan bank yang belum memiliki izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa sehingga tidak bisa melaksankan transaksi sebagai bank devisa.

d. Dilihat dari Segi Menentukan Harga


Ditinjau dari segi menentukan harga, bank dapat dibagi menjadi dua (Ismail, 2011 -19-20) yaitu :
1. Bank Konvensional
Bank konvesional merupakan bank yang dalam penentuan harga menggunakan bunga sebagai
balas jasa. Balas jasa yang diterima oleh bank atas penyaluran dana kepada masyarakat, namun
balas jasa yang dibayarkan oleh bank kepada masyarakat atas penghimpunan dana. Disamping
itu, juga mendapatkan keuntungan dari pelayanan jasanya, bank konvensional akan
membebankan fee kepada nasabahnya. Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah
bank yang berorientasi pada oprinsip konvensional.

2. Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mngacu pada hukum islam dan dalam
kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan
yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan nasabah tergantung dari akad dan
perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian tersebut didasarkan pada hukum syariah baik
perjanjian yang dilakukan bank dengan nasabah dalam menghimpun dana maupun
penyalurannya. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat
dan rukun akad tersebut. Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional.

Tabel 1. Perbedaan Antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional


No Bank Syariah Bank Konvensional
1 Berinvestasi pada usaha yang halal Bebas nilai
2 Atas dasar bagi hasil, margin Sistem bunga
keuntungan dan fee
3 Besarnya bagi hasil berubah-ubah Besarannya tetap
tergantung kinerja usaha
4 Profit dan falah oriented Profit oriented
5 Pola hubungan kemitraan Hubungan debitur-kreditur
6 Ada dewan syariah Tidak ada lembaga sejenis

2.1.2.2. Fungsi Bank


Dalam menjalankan kegiatannya, setiap bank tentunya berbeda dalam operasionalnya. Kegiatan bank
umum tentunya berbeda dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Namun secara umum fungsi bank di
Indonesia meliputi :
a. Penghimpun Dana
Mengimpun dana dari masyarakat dalam bentuk :
1. Simpanan Giro
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek atau bilyet giro.
2. Simpanan Tabungan
Simpanan tabungan yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai
perjanjian antara pihak bank dengan nasabah dan penarikannya dengan slip penarikan, buku
tabungan, kartu ATM atau sarana penarikan lainnya.
3. Simpanan Deposito
Simpanan deposit merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh
tempo) dan dapat ditarik kembali dengan bilyet deposito atau sertifikat deposito.
Adapaun sumber dari penghimpunan dana masyarakat pada bank yaitu :
1. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
3. Dana yang berasal dari lembaga keuangan

b. Penyalur Dana
Dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit,
pembelian surat-surat berharga, dan pemilikan harta tetap. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam
bentuk :
1. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada para investor untuk penggunaan investasi
baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak dan penggunaan jangka waktu atas
kredit ini berjangka panjang.
2. Kredit Modal
Kredit modal adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha untuk membiayai kegiatan usaha
operasional suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi
perdagangan.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha yang bergerak di bidang
perdagangan, baik pedagang skala besar, ataupun pengecer.
4. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memnuhi kebutuhan
konsumtif nasabah yang biasanya banyak digunakan untuk kepentingan pribadi.
5. Kredit Produktif
Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang
digunakan untuk kegiatan produktif.

c. Pelayanan Jasa Bank


Dalam mengemban tugas sebagai pelayan lalu lintas pembayaran uang, bank melakukan berbagai
aktivitas diantaranya pengiriman uang, inkaso, kartu kredit dan lainnya. Adapun bentuk jasa yang
diberikan sebagai berikut :
1. Menerima Setoran
Seperti pembayaran pajak, pembayaran air, pembayaran listrik, dan pembayaran uang kuliah.
2. Melayani Pembayaran
Seperti pembayarn gaji/pensiun/honorarium, pembayaran deviden. Pembayaran kupon , dan
pembayaran bonus/hadiah.
3. Didalam Pasar Modal
Dapat memberikan menjadi penjamin emisi, penanggung, wali amanat, perantara perdagangan
efek, pedagang efek, dan perusahan pengelola dana.
4. Transfer
Transfer merupakan jasa kiriman uang antar bank baik antar bank yang sama maupun bank yang
berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan dalam kota, luar kota, maupun luar negeri.
5. Inkaso
Inkaso merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang berasal dari luar kota berupa cek,
bilyet giro atau surat berharga lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri ataupun
luar negeri.
6. Kliring
Kliring adalah jasa penarikan warkat yang berasal dari dalam satu kota, termasuk transfer dalam
kota antar bank.
7. Safe Deposit
Safe deposit merupakan jasa penyimpanan dokumen berupa surat berharga atau benda berharga.
8. Bank Card
Bank card merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai
transaksi dan penarikan uang tunai di ATM setiap hari.
9. Bank Garansi
Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam pembiayaan proyek
tertentu.
10. Referensi Bank
Referensi bank merupakan surat referensi yang di keluarkan oleh pihak bank.
11. Bank Draft
Bank draft adalah wesel yang diterbitkan oleh bank.
12. Letter of Credit (L/C)
L/C merupakan jasa yang diberikan dalam rangka mendukung kegiatan atau transaksi ekspor-
import.
13. Cek Wisata
Cek wisata merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan di
berbagai tempat perbelanjaan.

2.2. Sumber Dana Bank


Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana
ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya.
Sedangkan pengertian dari manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.
Secara garis besar sumber dana bank terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Sumber dana bank dari itu sendiri.
2. Sumber dana bank dari masyarakat.
3. Sumberr dana bank dari lembaga lainnya.

2.2.1. Sumber Sendiri


Sumber sendiri disebut juga dengan dana modal atau dana pihak I, adalah dana yang dihimpun
dari pihak pemegang saham bank atau pemilik bank. Dana yang dihimpun dari pemilik tersebut dapat
dibedakan menjadi :
a. Modal Director
Modal director merupakan dana awal yang disetorkan oleh pemilik pada awal bank didirikan.
Setiap bank yang akan didirikan harus memiliki sejumlah modal tertentu sebgai modal pendirian. Modal
tersebut pada umumnya digunakan untuk pengadaan aktiva tetap seperti pembelian gedung kantor,
inventaris kantor, computer, dan kendaraan. Disamping itu, sebagian dari modal di sector tersebut
digunakan untuk biaya pendirian dan promosi untuk menarik minat masyarakat kepada bank yang akan
didirikan.

Sumber dana

Dana Sendiri Dana Pinjaman Dana Pihak Ketiga


ᵉ Modal Director ᵉ Pinjaman dari ᵉ Simpanan Giro
ᵉ Cadangan bank dalam negeri ᵉ Tabungan
ᵉ Sisa Laba ᵉ Pinjaman dari ᵉ Deposito
bank luar negeri Deposito
ᵉ Pinjaman dari Berjangka
lembaga keuangan Sertifikat Depostiro
bukan bank Deposito On Call
ᵉ Obligasi

Gambar 2. Sumber Dana Bank

b. Cadangan

Cadangan sangat diperlukan oleh bank terutama untuk antisipasi apabila terdapat kerugian di
masa yang akan datang. Menurut Kuncono dan Suharjono (2002:1:52) cadangan adalah sebagian dari
laba yang digunakan dalam bentuk menutup timbulnya risiko di kemudian hari. Cadangan tersebut dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan laba bank setiap tahunnya. Besarnya cadangan akan berpengaruh pada
besaran modal bank.

c. Sisa Laba

Sisa laba merupakan akumulasi dari keuntungan yang diperoleh oleh bank setiap tahun. Sisa laba
merupakan laba yang menjadi milik pmegang saham, akan tetapi dalam rangka meningkatkan modal
bank, maka dalam rapat umum pemegang saham , diputuskan laba tersebut tidak dibagi akan tetapi
digunakan digunakan untuk menambah modal bank. Sisa laba terdiri dari
1. Laba/rugi tahun-tahun lalu.
Merupakan akumulasi laba/rugi tahun-tahun lalu.
2. Laba/rugi tahun berjalan.
Merupakan laba/rugi yang diperoleh pada tahun berjalan.

Besarnya modal bank dapat menimbulkan dampak positif terhadap keberadaannya, karena bank
dengan modal besar akan lebih mendapat kepercayaan dari masyarakat di dalam negeri maupun luar
negeri. Masyarakat akan merasa lebih aman menyimpan dananya di sebuah bank yang meiliki modal
besar.

2.2.2. Masyarakat Lain

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber ini. Untuk memperoleh dana dari
masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis
simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga bank harus bisa dalam menyiasati pemilihan sumber
dana. Sumber dana yang dimaksud adalah :

1. Simpanan Giro.
2. Simpanan Tabungan.
3. Simpanan Deposito.

Penyimpanan jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para nasabah
mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tujuan utama menyimpan uang dalam bentuk
rekening giro adalah untuk kemudahan dalam melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang
bergelut dalam dunia bisnis dan pemegang giro tidak perlu memperhatikan bunganya. Sedangkan bagi
mereka yang menyimpan uangnya di rekening tabungan disamping kemudahan untuk mengambil
uangnya juga mengharapkan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening giro. Kemudian
tujuan menyimpan uang di rekening deposito dengan mengharapkan penghasilan dari bunga yang lebih
besar. Hal ini disebabkan bunga deposito yang diberikan jepada deposan paling tinggi dari simpanan
lainnya.

2.2.3. Lembaga Lain


Dalam prakteknya sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencairan sumber dana pertama dan kedua diatas. Perolehan dana dari pihak lain dapat
diperoleh dari :

1. Bentuk Likuiditas Bank Indonesia


Bentuk likuiditas BI merupakan kredit yang diberikan BI kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan likuiditasnya.
2. Pinjaman Antar Bank (Call Money)
Call money biasanya dibebankan kepada bank-bank yang mengalamo kalah kliring di dalam
lembaga kliring dan tidak mampu membayar kekalahannya.
3. Pinjaman dari Bank Luar Negeri.
4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang
berminat.

2.3. Penyaluran Dana Bank

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benat dapat diperaya
makan bank terlebih dahulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah
atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis
ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

2.3.1. Unsur-unsur Kredit


Setiap pemberian kredit sebenarnya apabila dijabarkan sacara mendalam mengandung beberapa arti. Jadi
dengan menyebutkan kata kredit sudah terkandung beberapa arti. Atau dengan kata lain pengertian kata
kredit jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terdapat didalamnya
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut

1. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit bahwa kredit yang diberikan bank baik
berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan yaitu kesepakatan atau perjanjian antara si pemberi kredit dn si penerima kredit.
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani
hak dan kewajibannya. Kesepakatan penyaluran dana kredit dituangkan dalam akad kredit yang
ditangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Kredit yang diberikan memiliki
jangka waktu mencakup masa pengembalian kredit yang telah ditetapkan.
4. Resiko
Resiko adalah adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak
tertagihnya atau macet pemberian kredit. Faktor resiko dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu
resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal
mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah yang tidak disengaja yaitu musibah
seperti bencana alam. Semakin panjang waktu pengembalian suatu kredit semakin besar
resikonya tidak tertagih demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan pihak bank
baik resiko yang disengaja ataupun tidak disengaja
5. Balas Jas
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang kita kenal dengan
bunga yang diterima pihak bank dari peminjam. Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank
tertentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atass pemberian
suatu kredit atau jasa tersebut dalam bentuk bunga, biaya provisi, da komisi serta biaya
admininstrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi hasil yang
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

2.3.2. Tujuan dan Fungsi Kredit


2.3.2.1. Tujuan Kredit

Adapun tujuan kredit yang diberikan pihak bank kepada pihak lain atau nasabah yang
meminjam dana ke bank adalah sebagai berikut :

1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama diberikan kredit oleh bank adalah mencari keuntungan berrupa balas jasa
yang bisa berbentuk seperti bunga, yang besaran bunga nya sudah ditetapkan oleh pihak
bank yang akan diberikan kepada peminjam. Dimana bunga merupakan sumber utama
pendanaan kegiatan operasional suatu bank.
2. Mencari Usaha Nasabah
Selain fungsi bank sebagai peghimpun dana juga sebagai penyalur dana. Dana yang
disalurkan berrbentuk pemberian kredit kepada yang membutuhkan dana. Untuk itu
dalam pemberian kredit pihak bank berusaha untuk mencari nasabah dengan menawarkan
pemberian bunga yang menarik pihak peminjam untuk meminjam uang di bank.
Sehingga pihak bank mampu memiliki banyak nasabah dalam penyaluran kreditnya.
3. Membantu Pemerintah
Pemberian kredit oleh bank bisa membantu pemerintah medukung berbagai pendanaan
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga anggaran pembiayaan pemerintah untuk
subsidi bantuan dana kepada masyarakat dapat dialokasikan kepada hal lain.

2.3.2.2. Fungsi Kredit

Adapun fungsi dari diberikannya kredit oleh pihak bank kepada nasabah atau peminjam
adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan daya guna uang


Dengan adanya pemberian kredit uang yang tidak terpakai dapat digunakan sebagai
bentuk pemberian kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang


Dengan meingkatkan pemberian kredit dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
4. Meningkatkan peredaran barang
5. Sebagai stablitas ekonomi
Dengan adanya pemberian kredit maka jumlah uang yang bergerak di masyarakat
menjadi cepat dan tidak adanya uang yang tidak bergerak.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Dengan beragamnya pilihan kredit yang ditawarkan oleh pihak bank, maka akan
meningkatkan semangat berusaha masyarakat.
2.3.3. Jenis Penyaluran Dana Bank

Beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya.
Dalam prakteknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan
pemberian kredit oleh bank kepada masyarakat. Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan ke
dalam jenis yang masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai
sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki karakeristik tertentu.

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank bisa dilihat dari berbagai segi yaitu :

a. Dilihat dari Segi Kegunaan


Maksud jenis kredit ini adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan
dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari kegunaan terdapat dua
jenis kredit yaitu :
1. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
projek atau pabrik baru dimana pemakaiannya untuk satu periode yang relative lama dan
biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
2. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya.

b. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit


Kredit jenis ini dilihat tujuan pemakaian suatu kredit, apakah tujuan untuk diusahakan kembali
atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit yaitu :

1. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini
diberikan untuk menhasilkan barang atau jasa. Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan
sehingga menghasilkan suatu baik berupa barang atau jasa.

2. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangannya tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau
agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

c. Dilihat dari Segi Jangka Waktu


Dilihat dari segi jangka waktu artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali
diberikan sampai pelunasannya, jenis kredit ini adalah :
1. Kredit Jangka Pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurag dari satu tahun atau paling
lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya antara satu tahun sampai dengan lima tahun. Kredit ini dapat
diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit menengah menjadi
kredit jangka panjang.
3. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau
lima tahun. Biasanya kredit inindigunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet, kelapa sawit atau maufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

d. Dilihat dari Segi Jaminan


Dilihat sari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian kredit harus dilindungi dengan
suatu barang atau surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari
segi jaminan yaitu :

1. Kredit dengan Jaminan


Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan berwujud. Jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang diberikan akan
dilindungi senilai jaminan ayang diberikan si calon debitur.
2. Kredit Tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini
diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter erta loyalitas si calon debitur selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

e. Dilihat dari Segi Sektor Usaha


Setiap sector usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas
kredit pun berbeda. Jenis kredit jika dilihat dari sector usaha yaitu :
1. Kredit Pertanian
2. Kredit Peternakan
3. Kredit Pertambangan
4. Kredit Industri
5. Kredit Pendidikan
6. Kredit Profesi
7. Kredit Perumahan
8. Dan sector usaha lainnya

2.3.4. Jaminan Kredit

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam menjalankan suatu usaha apapun tertentu
mengandung suatu tingkat kerugian. Resiko ini dapat saja terjadi akibat suatu musibah yang tidak dapat
dielakkan seperti terkena bencana alam, namun resiko yang paling fatal adalah nasabah yang mampu
tetapi tidak mau membayar kewajibannya. Ada resikonya kerugian dimana nasabah tidak sanggup lagi
untuk mmembayar semua kewajibannya baik untuk sementara waktu atau selamanya harus diantisipasi
oleh dunia perbankan. Kalau tidak maka sudah dapat dipastikan kredit tersebut macet alias tidak terbayar
lagi. Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kreditnya, dapat ditutupi dengan suatu jaminan kredit,.
Fungsinya adalah untuk melindungi bank dari kerugian.

Dalam prakreknya yang dapat dijadikan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut :

1. Jaminan dengan barang-barang


 Tanah
 Bangunan
 Kendaraan bermotor
 Mesin-mesin/ peralatan
 Barang dagangan
 Tanaman/kebun/sawah
 Dan barang-barang berharga lainnya
2. Jaminan surat berharga
 Sertifikat saham
 Sertifikat obligasi
 Sertifikat tanah
 Sertifikat deposito
 Promes
 Wesel
 Dan surat berharga lainnya.
3. Jaminan orang atau perusahaan
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada bank terhadap fasilitas
kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebut macet maka orang atau perusahaan yang
memberikan jaminan itulah yang diminta pertanggung jawabannya atau menanggung resikonya.
4. Jaminan asuransi
Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama terhadap phisik objek
kredit, seperti kendaraan, gedung, dan lainnya. Jadi apabila terjadi kehilangan atau kebakaran
maka pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.

2.3.5. Prinsip Pemberian Kredit

Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C,
analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang
terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut kedalam prinsip 7P dan didalam prinsip 7P disamping lebih
terinci juga jangkauan lebih luas dari 5C.

Adapun prinsip 5C tersebut adalah sebagai berikut :

1. Character
Suatu kelayakan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat pribadi dan
latar belakang pekerjaan.

2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang
ketentuan-ketentuan pemerintah.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal, apakah cukup efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan
melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya sehingga jika terjadi suatu permasalahan maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai pemberian kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang
dan masa yang akan datang sesuai dengan sector masing-masing serta prospek usaha dari sector
yang dijalankan.

Sedangkan penilaian 7P kredit adalah sebagai berikut :

1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya sehari-harinya maupun masa
lainnya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu, atau penggolongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau
dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari
periode ke periode apakah tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit
yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Disamping penilaian 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan studi kelayakan, terutama
untuk kredit dalam jumlah yang relative besar. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan adalah
sebagai berrikut :

1. Aspek hukum
2. Aspek pasar dan pemasaran
3. Aspek keuangan
4. Aspek operasi/teknis
5. Aspek manajemen
6. Aspek ekonomi/social
7. Aspek AMDAL

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bank berasal dari bahsa itali “ banca”, yang berarti meja yang dipergunakan oleh para penukar
uang di pasar. Pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau
penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Menurut UU Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Jadi simpulannya, bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan.
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana
ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya.
Sedangkan pengertian dari manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.
Secara garis besar sumber dana bank terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Sumber dana bank dari itu sendiri.
2. Sumber dana bank dari masyarakat.
3. Sumberr dana bank dari lembaga lainnya.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

3.2. Kritik dan Saran

Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami mohon saran dari
pembaca semua untuk makalah ini lebih baik lagi kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
Putra, A., Saraswati,D. (2020). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Surabaya : CV. Jakad Media
Publishing.

Ismail. (2010). Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta : Preanadamedia Group.

Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Memahami Audit Intern Bank. Jakarta : Gramedia.

Hadinoto, S. (2008). Bank Strategy : on Funding and Liability Management. Jakarta : Gramedia.

Muchtar, B., Rahmidani, R., Siwi, M.K. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta :
Kencana.

Andrianto, Fatihuddin, D., Firmansyah, A. Manajemen Bank. Jakarta : Gramedia.

Astarina, I., Hapsila, A. (2019). Manajemen Perbankan. Yogayakarta : CV. Budi Utama

Hardanto, S.S. (2006). Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Jakarta : Gramedia.

Ikatan Bankir Indonesia. (2016). Tata Kelola Manajemen : Risiko Perbankan. Jakarta : Gramedia.

Qamariah, N. (2015). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jember : Cahaya Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai