Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH RISET OPERASI

TEORI DUALITAS (PRIMAL-DUAL)

DOSEN PENGAMPU : Dr. YARMAN, M.Pd

OLEH :

ANNISA SUHATMAN 17101155310523

BUNGA FERSICA ANGELIANA 17101155310525

DEVI YULIANTI 17101155310528

DICKY ARMANDO 17101155310529

DIVA TRIMULIANI 17101155310530

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YTPK” PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah kepada baginda rasul kita yakini Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik dan
sarannya supaya menjadi lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Riset
Operasi Bapak Dr. Yarman, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini.

Padang, 11 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG............................................................................... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................... 2

1.3. TUJUAN PENULISAN............................................................................. 2

1.4. MANFAAT PENULISAN........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. KONSEP DASAR TEORI DUALITAS................................................... 3

2.2. KETENTUAN TEORI DUALITAS......................................................... 5

2.3. CONTOH SOAL TEORI DUALITAS..................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN........................................................................................... 10

3.2 KRITIK DAN SARAN............................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat seiring perkembangan teknologi yang kian
mumpuni. Semua perkembangan teknologi yang telah ada sekarang berhasil menciptakan
berbagai keilmuwan yang membantu pola pikir dan kehidupan manusia seperti ilmu sains dan
humanity. Beragamnya kajian keilmuwan tersebut tentu memberikan manfaat tersendiri bagi
manusia, seperti cabang keilmuwan matematika yang memberikan pembelajaran tentang logika
dan perhitungan yang mendasar dalam setiap lini kehidupan.

Matematika (dari bahasa Yunani: μαθημα - mathēma, yang berarti "pengetahuan,


pemikiran, pembelajaran") adalah ilmu yang mempelajari hal-hal seperti besaran, struktur, ruang,
dan perubahan. Para matematikawan merangkai dan menggunakan berbagai pola, dan
menggunakannya untuk merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran
melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang
bersesuaian.

Melalui penggunaan penalaran logika dan absatraksi, matemaatika berkembang dari


pencacahan, perhitungan, pengukuran dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan
pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis mewujud dalam kegiatan manusia sejak
adanya rekaman tertulis. Argumentasi matematika yang ketat pertama muncul di dalam
Matematika Yunani terutama di dalam karya Euklides, Elemen.

Dari berbagai perkembangan matematika tersebut lahirlah berbagai situasi-situasi yang


diharapkan akan mengahasilkan keadaan yang optimal terhadap hasil yang diharapkan. Namun
terkadang tidak lain suatu peristiwa akan mengahasilkan dua kemungkinan hasil. Dimana
kejadian awal atau mula-mula ini disebut dengan primal dan kejadian kedua disebut dengan dual.
Maka berkembanglah teori primal-dual atau biasa disebut teori dualitas. Dimana teori dualitas ini
sangat berguna bagi penyelesaian kasus-kasus program linear dengan model persamaan
matematika.
Sedangkan Program linear  sendiri adalah suatu metode penentuan nilai optimum dari
suatu persoalan linear. Setiap permasalahan linear mempunyai permasalahan yang kedua yang
berhubungan dengannya. Kedua permasalahan tersebut sangat dekat berhubungan, sehingga
solusi optimal disatu permasalahan menghasilkan informasi yang legkap untuk solusi optimal
yang lainnya

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana konsep dasar teori dualitas (primal-dual) ?
2. Bagaimana ketentuan teori dualitas (primal-dual) ?
3. Seeperti apa contoh soal dari teori dualitas (primal-dual) ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui konsep dasar teori dualitas (primal-dual).
2. Untuk mengrtahui ketentuan teori dualitas (primal-dual).
3. Untuk mengetahui contoh soal teori dualitas (primal-dual).

1.4 MANFAAT PENULISAN

Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca bisa mengetahui dan menambah
wawasan mengenai materi yang dibuat. Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan akan
memiliki pengetahuan baru tentang konsep dasar teori dualitas, ketentuan teoori dualitas dan
contoh soal teori dualitas dalam pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR TEORI DUALITAS

Meminjam pengertian dari buku Wayne Winston dualitas adalah “Associated with any
LP is another LP, called the dual”. Baik dari sudut pandang teori maupun praktik, teori dualitas
merupakan salah satu konsep yang sangat penting dan menarik dalam linear programing (LP).
Istilah dualitas menunjuk pada kenyataan bahwa setiap LP terdiri dari dua bentuk. Bentuk
pertama atau bentuk asli dinamakan primal, sementara bentuk yang kedua yang berhubungan
dinamakan dual demikian sehingga suatu solusi terhadap LP yang asli juga memberikan solusi
pada bentuk dualnya. Jadi, jika suatu LP diselesaikan dengan metode simpleks, sesungguhnya
diperoleh penyelesaian untuk kedua masalah LP.

Dapat pula diartikan sebagai “lawan dari”, maksud nya apabila terdapat persamaan mula-
mula dalam bentuk prima maka mempunyai lawan dalam bentuk dual, jika bentuk dual itu
dianggap sebagai prima maka bentuk dualnya adalah persamaan mula-mula tersebut diatas.
Bentuk pertama (asli) dinamakan prima, sedangkan bentuk kedua adalah dual. Apabila dalam
solusi optimum pada table simpleks bentuk asli (prima) telah terpecahkan, maka table simpleks
optminum tersebut dapat juga menjawab permasalahan dualnya.

Ditinjau dari teori dan praktek, maka dualitas merupakan konsep linear programming. Ide
dasar dari teori dualitas adalah bahwa setiap persoalan linear programming mempunyai satu
linear program yang berkaitan yang disebut “dual”. Sehingga solusi dari persoalan asli LP
(prima), juga memberikan solusi pada dualnya.

Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara langsung
didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP prima. Dalam kebanyakan perlakuan LP,
dualitas sangat tergantung kepada prima dalam hal tipe kendala, variable keputusan dan kondisi
optimum. Oleh karena itu dalam kenyataanya teori dualitas secara tegas tidak diharuskan
pengguanaannya.
Hubungan antara permasalahan model asli dengan bentuk dualnya sangat bermanfaat
untuk berbagai hal, khususnya interpretasi ekonominya. Bentuk dual dari bentuk ini adalah
bentuk primal.

Primal Dual

Persoalan Primal :

Max : Z = c1 X1 + c2 X2 + ………………….. + cn Xn

Kendalan : a11 X1 + a12 X12 + ………………… .. + a1n Xn ≤ b1

a21 X1 + a21 X1 + ……………………. + a2n Xn ≤ b2

am1 X1 + am2 X2 + …………………... + amn Xn ≤ bm

X1 : X2 ; ………………… ; Xn ≥ 0

Model dualnya :

Min : Y0 = b1 Y1 + b2 Y2 + ………………... + bn Yn

Kendala : a11 Y1 + a21 Y2 + …………………… + am1 Y m ≤ c1

a12 Y1 + a22 Y2 + ……………………. + am2 Xm ≤ c2

a1n Y1 + a2n Y2 + ………………...….. + amn Ym ≤ cm

Y1 : Y2 : ………………………………. + Ym ≥ 0

Catatan :

Y1 : Y2 : ……………….. Ym adalah variabel pada model dual.


Secara umum model liner programming bentuk primal dan dual yang standar dapat ditulis
dalam model persamaan matematis sebagai berikut :

a. Bentuk Primal

am1 X1 + am2 X2 + ……………………….. + amn Xn ≤ bm

X1, X2, ……….., Xn ≥ 0

b. Bentuk Dual

a1n Y1 + a2n Y2 + ……………………….. + amn Ym ≥ bn

Y1, Y2, …………, Ym ≥ 0

2.2 KETENTUAN TEORI DUALITAS

Jika bentukmatematis dari linear programming dalam bentuk persamaan umum dibuat
dalam table simpleks akan lebih mudah memahaminya. Sebagai contoh berikut table simpleks
dari baris satu (baris fungsi tujuan Z)

Tabel 4.1 : Notasi pada Baris Satu dari Tabel Simpleks

VD. Z X1 X2 …. Xn S1 S2 …. Sm NK
Z 1 (Z1-c1) (Z2-c2) …. (Zn-cn) Y1 Y2 …. Ym Y0

Dimana :

S : Variabel Slack

Y : Variabel Keputusan pada bentuk dual


Tabel primal-dual dapat dilihat sebagai berikut :

Table 4.2 Tabel Primal Dual Linear Programming

Persoalan P R I M A L

X1 X2 ……………….. Xn NK
Persoalan D U A L

a11 a12 ……………….. a1n  b1

Koefisien Fungsi Objective Dual (Min)


Y1
Y2 a21 a22 ……………….. a2n  b2

… ……………………………………….. …

… ……………………………………….. …

… ……………………………………….. …

Yn am1 am2 ………………… amn  bm

NK c1 c2 ………………….. cn

Koefisien Fungsi Objective Primal (Max)

Terdapat beberapa ketentuan awal yang harus dipahami sebelum memasukkan konsep
prima dual untuk kasus program linear maximasi dan minimasi. Adapunnya ketentuan primal-
dual sebagau berikut :

No Bentuk Primal Bentuk Dual


1 Umumnya notasi fungsi tujuan adalah Umumnya bentuk fungsi tujuan adalah
Z W
2 Umumnya notasi variable keputusan Umumnya notasi variable keputusan
dalam bentuk X adalah Y
3 Unsur koefisien matriks pembatas Transport koefisien matriks pembatas
4 Vector luas kanan pada kendala Koefisien fungsi tujuan
5 Koefisien fungsi tujuan Vector luas kanan pada kendala
6 Pembatas ke-i berupa “=” Yi tidak terbatas dalam tanda
7 XJ tidak terbatas dalam tanda Pembatas ke-g berupa “=”
Untuk fungsi tujuan berbentuk maksimasi primal-dual adalah sebagai berikut :

No Bentuk Primal Bentuk Dual


1 Fungsi tujuan berbentuk minimasi Fungsi tujuan berbentuk maksimasi
2 Pembatas ke-I berupa “≤” Yi ≤ 0
3 Pembatas ke-I berupa “≥” Yi ≥ 0
4 Xj ≥ 0 Pembatas ke-j berupa “≤”
5 Xj ≤ 0 Pembatas ke-j berupa “≥”

Tabel 4.3 : Hubungan primal-dual

PRIMAL (DUAL) DUAL (PRIMAL)


Maximisasi Minimisasi
Elemen Nilai Kanan Koefisien fungsi objective
Tanda fungsi kendala :  Tanda Variabel :  0
Tanda fungsi kendala :  Tanda Variabel :  0
Tanda fungsi kendala : = Tidak terbatas dalam tanda.
Tanda Variabel :  0 Tanda fungsi kendala : 
Tanda Variabel :  0 Tanda fungsi kendala : 
Tidak terbatas dalam tanda. Tanda fungsi kendala : =
Koefisien fungsi objective Elemen nilai kanan
Minimisasi Maximisasi

Adapun hubungan persoalan primal dengan dual adalah sebagai berikut :

1. Koefisien fungsi tujuan primal menjadi konstanta ruas kanan persoalan dual. Sedangkan
konstanta ruas kanan primal menjadi koefisien fungsi tujuan bagi dual.
2. Untuk setiap pembatas primal ada satu variabel dual. Dan untuk setiap variabel primal
ada satu pembatas dual.
3. Setiap variabel primal berkorespondensi dengan pembatas dual. Dan setiap pembatas
primal berkorespondensi dengan variabel dual.
4. Fungsi tujuan berubah bentuk yaitu maksimal menjadi minimasi dan sebaliknya.
Sedangkan tanda ketidaksamaan bergantung pada fungsi tujuan yaitu maksimum dual
bertanda ≤ , minimum dual bertanda ≥.
5. Dual dari dual adalah primal.

2.3 CONTOH SOAL TEORI DUALITAS

Untuk lebih memahami tentang penerapan teori dualitas maka silakan pelajari contoh soal
berikut :

1. ● Model persoalan primal :


Max : Z = 2 X1 + X2
Kendala : X1 + X2 ≤ 7
2 X1 + 3 X2 ≤ 9

4 X1 + X2 ≤ 10

X1 : X2 ≥ 0

● Maka bentuk model dualnya :

Min : Y0 = 7 Y1 + 9 Y2 + 10 Y3

Kendala : Y1 + 2 Y2 + 4 Y3 ≥ 2

Y1 + 3 Y2 + Y3 ≥ 1
Y1 : Y2 : Y3 ≥ 0

2. ● Model persoalan primal :

Kendala : 4 x1 + 8 x2 + 5x3 ≤ 80

9 x1 + 6x2 + 8x3 ≤ 108


x1, x2, x3 ≥ 0

● Bentuk Standar :
Maksimumkan : Z = 5x1 + 8x2 + 6x3 + 0S1 + OS2
Kendala :4x1 + 8x2 + 5x3 + s1 = 80
9x1 + 6x2 + 8x3 + s2 = 108
X1,x2,x3,S1,S2 ≥0

● Maka bentuk primal-dualnya adalah sebagai berikut :


Minimumkan : W = 80 Y1 + 108 Y2
Kendala : 4Y1 + 9X2 ≥ 5
8Y1 + 6Y2 ≥ 8
5Y1 + 8Y2 ≥ 6
Y1 ≥ 0
Y2 ≥ 0

3. ● Bentuk primal :
Maksimumkan : Z = 4x1+6x2 +5x3 + s1
Kendala :2x1 + 4x2 + x3+ s1 = 40
X1 + x2 + 3x3 = 48
X1,x2,x3,S1 ≥0
● maka bentuk dualnya :
Minimumkan : W = 40 Y1 + 48 Y2
Kendala : 2 y1 + y2 ≥ 4
4y1 + y2 ≥ 6
Y1 + 3y2 ≥ 5
Y1 ≥ 0
Y2 tidak terbatas dalam tanda

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setiap persoalan linear programming selalu mempunyai bentuk kedua yang berkaitan
dengan bentuk pertama yang disebut bentuk dual. Istilah dualitas menunjuk pada kenyataan
bahwa setiap LP terdiri dari dua bentuk. Bentuk pertama atau bentuk asli dinamakan primal,
sementara bentuk yang kedua yang berhubungan dinamakan dual demikian sehingga suatu
solusi terhadap LP yang asli juga memberikan solusi pada bentuk dualnya. Jadi, jika suatu LP
diselesaikan dengan metode simpleks, sesungguhnya diperoleh penyelesaian untuk kedua
masalah LP.
Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara langsung
didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP prima. Dalam kebanyakan perlakuan LP,
dualitas sangat tergantung kepada prima dalam hal tipe kendala, variable keputusan dan kondisi
optimum. Oleh karena itu dalam kenyataanya teori dualitas secara tegas tidak diharuskan
pengguanaannya.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami mohon saran dari
pembaca semua untuk makalah ini lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

https://www.studiobelajar.com/program-linear/

https://www.dounkey.com/2017/05/teori-dualitas-primal-dual.html

https://indrahardiyanasite.wordpress.com/2014/03/19/teori-dualitas-2/

http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/MBB3401/document/TEKS_BOOK/Bab_4_Dualitas.pdf?
cidReq=MBB3401

https://repository.unikom.ac.id/35477/1/OR%2008.pdf

Anda mungkin juga menyukai