Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO. 136/D/0/2001
JL. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan Banten
Telp. (021) 7412 566 Fax.(021)7412491

Nama Mahasiswa
Mata Kuliah : : Adelya Mifta Ulfani Mata Kuliah : Sosiologi Politik
Nomor Induk
NamaMahasiswa
Dosen : : 181011500361 Nama Dosen : Roni Rustandi, S.Pd.,M.H
SemesterNiai : : V (lima) Nilai :
Kelas
Progam Studi : : PPKN Kelas : 05PPKP003 / V.444

LEMBAR JAWABAN

1. Politik adalah, suatu proses pembentukan atau cara pembagian kekuasaan masyarakat
antara lain agar demi berwujud nya proses pembuatan keputusan. Politik juga
merupakan seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan

Sedangkan sosiologi politik politik adalah, ilmu yang menjelaskan tentang hubungan
antara kekuasaan dengan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pengaturan
kekuasan serta bagaimana dampak dari hubungan tersebut. partisipasi pada pembuatan
kegiatan terhadap kehidupan.yang mengarah pada aspek tingkat atau kelas sosial,
parpol, gerakan sosial, serta politik global.

2. A. Sosiologi politik adalah sebagai studi tentang negara :


Kajian didalam sosiologi politik yang pertama ialah spesifik dalam negara, khususnya
didalam tanggapan masyarakat yang terdapat di dalamnya serta kebijakan yang mesti
diambil untuk melangsungkan serta mensejahterakan masyarakat. contoh yang dapat
dilakukan ialah Kebijakan Program Indonesia Pintar atau Program Indonesia Sehat
yang dilakukan dalam upaya menyambut Bonus Demografi di Indonesia. Kebijakan ini
diambil oleh negara dengan berdasarkan pada kajian sosiologi politik.
B. Sosiologi politik sebagai studi tentang kekuasaan :
sosiologi politik juga dipergunakan didalam menggapai keuasaan dengan cara-cara
yang baik. Kekuasaan tersebut dipereoleh dengan melalui kajian dalam sosiologi politik
terutama didalam menarik partisipasi masyarakat untuk bisa memberikan kepercayaan.
Contoh yang dapat diberikan misalnya saja ialah disaat kampanye politik yang banyak
membutuhkan peran serta dari masyarakat Indonesia supaya dapat memperoleh
dukungan.

3. A. Karl Marx : Analisa dari Marx berkaitan dengan menjelaskan dan memprediksi
aspek dari dunia sosial beserta perubahan dalam struktur sosial dan proses yang
mengikutinya. Beberapa konsep dari Marx antara lain kelas yang merupakan kumpulan
orang yang berada dalam posisi yang sama, di mana dalam suatu proses produksi, kelas
dapat terbagi dalam kelas pemilik modal dan kelas pekerja. Pemikiran dari Marx sampai
saat ini masih merupakan referensi bagi ahli sosiologi politik dalam memberikan
penjelasan.

B. Max Weber : Pemikiran Weber antara lain berkaitan dengan aspek politik dari
hubungan sosial yaitu penggunaan kekuasaan. Salah satu sumbangan penting teori
Weber pada sosiologi politik adalah wewenang yang berhubungan dengan motivasi
yang mendorong seseorang untuk taat serta dasar yang dipakai oleh pemimpin untuk
menuntut ketaatan tersebut.

C. Emile Durkheim: Analisa Durkheim tentang solidaritas mekanik dan organik


memainkan peranan penting kehidupan politik masyarakat. Solidaritas mekanik, yaitu
mempersatukan individu sebagai suatu masyarakat karena adanya kepercayaan,
perasaan dan perilaku yang sama, sehingga yang terjadi adalah apa yang dianggap salah
oleh satu orang akan dianggap salah pula orang lain. Sedangkan dalam solidaritas
organik perbedaan antara individu memainkan peranan penting sehingga terbentuklah
suatu masyarakat, karena ada perbedaan tersebut maka setiap individu akan semakin
saling tergantung.

4. Motivasi, melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan
pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain. Motivasi diberikan kepada
seseorang dengan berbagi pengalaman yang dimiliki. Agen yang dapat melakukan
motivasi biasanya adalah mereka-meraka yang memiliki derajat kepercayaan lebih
tinggi terhadap seseorang atau kelompok. Selain itu, para agen juga memiliki keahlian
dan kompetensi sebagai motivator seperti orator, konselor, konsultan, maupun
kompetensi lain yang sejenis.

Jadi, Menurut saya dari ketiga cara sosialisasi politik yang paling dominan dan sering
dilakukan adalah Motivasi. karena seseorang lebih mengedepankan pengalamannya
untuk mensosialisasikan nya . dan kebanyakan masyarakat juga lebih percaya dengan
yang lebih berpengalaman dan apa yang sudah dialaminya.

5. Partisipasi politik lain sebelumnya pernah mereka lakukan sejak masa pembahasan atau
saat masih menjadi RUU seperti banyak petisi-petisi yang dilayangkan untuk menunda,
untuk menolak, untuk mengkaji ulang bersama dengan sektor-sektor masyarakat yang
seharusnya ikut terlibat dalam pembahasan. Namun ternyata hal itu tidak dipedulikan
oleh pemerintahan sehingga demonstrasi besar-besaran pun terjadi.

Demonstrasi besar-besaran serta pemogokan ini terjadi sebagai wujud penegasan


respon penolakan mereka terhadap pengesehan UU Cipta Kerja yang telah dilakukan
oleh DPR RI tanggal 5 Oktober lalu. Gerakan demonstrasi yang mereka lakukan
merupakan bentuk kontrol terhadap kinerja atau keputusan parlemen/DPR RI juga
bentuk kekecewaan mereka. Ini merupakan hak yang telah diatur/dijamin dalam pasal
28 UUD Negera Republik Indonesia Tahun 1945 yakni kemerdekaan untuk berkumpul
dan menyatakan pendapat.

Konflik antara mahasiswa dan aparat keamanan (pemerintah) yang berujung kekerasan
tersebut disebabkan oleh adanya kesenjangan antara tujuan sosial dan cara-cara
mencapai tujuan itu dapat menimbulkan perilaku ekstrem seperti teror dan
pembunuhan. Ini sesuai dengan hukum politik: kekerasan adalah jalan dan pilihan
terakhir ketika perundingan sudah tidak mungkin. (Emanuel Subangun. 1999:112).
Begitu banyak berita tentang kericuhan, pengrusakan serta kekerasan yang terjadi
diberbagai daerah pada demostrasi yang terjadi kali ini. Para pendemo melakukan hal
tersebut sebagai perwujudan kekesalan, kekecewaan mereka terhadap DPR yang
mereka rasa tidak memihak mereka sebagai rakyat. Sebab lain yang menyebabkan hal
tersebut adalah tindakan-tindakan represif yang dilakukan oleh oknum kepolisian
Namun kericuhan, pengrusakan, serta kekerasan bukanlah sesuatu yang baik karena
begitu banyak kerugian yang akan didapat dari hal tersebut. Masyarakat (mahasiswa,
buruh, serta pelajar), pihak keamanan serta pemerintah harus menyadari demostrasi
adalah bentuk penyampaian aspirasi oleh masyarakat. Mahasiswa sebagai kaum
intelektual harus bisa mewujudkan demonstrasi tanpa kericuhan. Pihak keamanan pun
juga harus bisa melakukan pengamanan tanpa tindakan represif. Serta pemerintah harus
terbuka terhadap kritik yang dilayangkan oleh masyarakat. Bukan hanya sekedar
menerima kritik tetapi juga menganalisa kritik yang telah dilayangkan.

Anda mungkin juga menyukai