Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Pengertian APBD

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan


tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.

Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah baik dalam bentuk uang,
barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam
APBD. Setiap penganggaran penerimaan dan pengeluaran dalam APBD harus memiliki
dasar hukum penganggaran. Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk
melaksanakan kewajiban pemerintah daerah sebagaimana ditetapkann dalam peraturan
perundang-undangan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan


salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan
umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah.

Menurut Halim (2012: 10) :

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD.

Menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 :

“ Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), dan ditetapkan dengan peraturan daerah”.
Unsur – unsur APBD

Unsur – unsur APBD menurut Halim (2012: 22) adalah :

1) Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci.


2) Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi
biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang
merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan.
3) Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.
4) Periode anggaran yang biasanya 1 (satu) tahun

Struktur APBD

I.       Pendapatan daerah

Pendapatan daerah dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok,


jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan. Pendapatan daerah dikelompokkan atas:

1. Pendapatan asli daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dll.
2. Dana perimbangan, seperti dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi
khusus.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, seperti hibah dari pemerintah/pemda lain,
badan/lembaga, organisasi swasta dalam negeri, dll.

II.    Belanja daerah

Dalam rangka memudahkan penilaian kewajaran biaya suatu program atau kegiatan,
maka belanja terdiri dari atas 2 (dua) kelompok, yaitu:

1) Belanja tidak langsung

Ialah kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan tidak memiliki hubungan apapun
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja jenis ini, pada umumnya dibagi menjadi :

 Belanja pegawai

Belanja pegawai tidak langsung merupakan belanja kompensasi yang diberikan


dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

 Belanja bunga

Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang


dihitung atas kewajiban pokok utang, sesuai dengan perjanjian pinjaman
berjangka yang terdiri dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

 Belanja subsidi

Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada


perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa yang
dihasilkan, dapat terjangkau oleh masyarakat luas.

 Belanja hibah

Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk


uang, barang dan jasa kepada pemerintah maupun pemerintah daerah lainnya, dan
kelompok masyarakat serta perorangan yang secara spesifik telah memiliki
peruntukan yang jelas.

 Bantuan sosial

Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk


uang dan barang kepada masyarakat, dengan tujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
2) Belanja langsung

Adalah kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan berhubungan secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah daerah. Belanja jenis ini, pada
umumnya dibagi menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

Belanja jenis ini, pada umumnya dibagi menjadi :

 Belanja pegawai

Belanja pegawai langsung biasanya digunakan untuk pengeluaran


honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan
daerah.

 Belanja barang dan jasa

Belanja barang dan jasa langsung digunakan untuk pengeluaran dalam bentuk
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan
pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

 Belanja modal

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka


pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai
nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan,
seperti tanah, mesin, bangunan, jalan, irigasi dan aset tetap lainnya.

Anda mungkin juga menyukai