Anda di halaman 1dari 6

BAB 3.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL

Seperti telah dibahas di Bab 2, Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang paling ditunggu
oleh masyarakat. Hal ini disebabkan, dalam laporan realisasi anggaran inilah nampak kinerja
pemerintah dalam satu tahun. Berikut ini akan dijelaskan format dan isi laporan realisasi anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran adalah perbandingan antara anggaran pemerintah (APBN/D) dan
realisasinya. Oleh sebab itu, format laporan realisasi menampilkan anggaran dan realisasi.
Sedangkan isi laporan seperti halnya APBD.
Isi Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi memuat tiga hal: Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Dalam konteks
pemerintahan daerah, pendapatan daerah bersumber dari tiga hal, yaitu pendapatan asli daerah,
pendapatan transfer, dan pendapatan lainnya. Belanja terdiri dari belanja operasional, belanja
modal, dan belanja tak terduga Sedangkan pembiayaan terkait dengan keluar masuknya dana
selain dari pendapatan dan belanja. Isi laporan secara vertikal sebagai berikut:
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah xxx
Pendapatan Transfer xxx
Pendapatan Lain-lain xxx
Total Pendapatan xxx
Belanja
Belanja Operasional xxx
Belanja Modal xxx
Belanja Tak Terduga xxx
Total Belanja (xxx)
Surplus (Defisit) xxx
Pembiayaan
Pembiayaan Masuk xxx
Pembiayaan Keluar (xxx)
Pembiayaan Neto xxx
Selisih Lebih (Kurang) Pemakaian Anggaran (SilPA) xxx

Mari kita ulas satu persatu sub komponen masing-masing elemen dalam laporan realisasi
anggaran. Namun, untuk lebih detilnya silahkan lihat dan simak laporan pemerintah kota surabaya
yang telah anda unduh.
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang bersumber dari potensi yang ada di daerah
itu. Pemerintah daerah menarik uang dari masyarakat secara
langsung.
Pajak Daerah Penerimaan dari pungutan atas pajak yang terdiri antara lain:
pajak tontonan dan hiburan, pajak restaurant, pajak hotel,
pajak reklame, pajak tambang galian C, pajak bumi dan
bangunan, pajak penerangan jalan, pajak air bawah tanah
Retribusi daerah Pungutan kepada masyarakat atas jasa/layanan secara
langsung, yaitu: retribusi parkir, retribusi jalan/jembatan,
retribusi terminal
Hasil pengelolaan Setoran laba perusahaan daerah, misalnya PDAM menyetor
kekayaan daerah yang 10 milyar setiap tahun dari keuntungannya kepada Pemkot.
dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah Jasa giro, pendapatan bunga, hasil penjualan kekayaan
daerah yang tidak dipisah (misalnya menjual kendaraan dinas
yang sudah habis masa ekonominya)
Pendapatan transfer Pendapatan yang diperoleh dari transfer masuk pemerintah
pusat atau pemerintah daerah lainnya dalam rangka dana
perimbangan.
Pendapatan Bagi Hasil Transfer dari pemerintah pusat yang jumlahnya dari
Pajak persentase tertentu atas pajak yang dipungut di daerah
misalnya: pajak penghasilan dan cukai. Besarnya persentyase
diatur dalam Undang undang
Pendapatan Bagi Hasil Kekayaan negara berupa perikanan, hutan, minyak dan gas,
Sumber Daya Alam batubara dikelola oleh pemerintah pusat sedangkan
pemerintah daerah diberi bagian dengan persentase yang
diatur Undang-undang,
Dana Alokasi Umum Merupakan salah satu transfer dana pemerintah kepada
pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN,
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.
Lain-lain Pendapatan Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh
pendapatan daerah selain pendapatan asli daerah dan
pendapatan transfer, yang meliputi hibah, dana darurat, dan
lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Belanja
Belanja pegawai Belanja untuk keperluan gaji, tunjangan, uang makan, pegawai
Belanja barang Belanjan barang untuk keperluan operasional: Belanja bahan ,
belanja pemeliharaan, beban sewa
Belanja barang keperluan nonoperasional: belanja jasa
konsultan, jasa profesi, belanja perjalanan, dst
Belanja bunga Belanja untuk membayar bunga utang
Belanja subsidi Belanja untuk memberi subsidi kepada masyarakat, misalnya,
subsidi beras, subsidi BBM, subsidi kesehatan .
Belanja bantuan sosial Bantuan kepada masyarakat untuk melindungi dari resiko
sosial. Misalnya saja bantuan langsung tunai, bantuan
pendidikan, dsb
Belanja Hibah Bantuan yang diberikan kepada pihak lain, misalnya organisasi
massa, parpol, organisasi kebudayaan, dll, yang sifatnya tidak
mengikat.
Belanja Modal Belanja terkait pengadaan aset tetap oleh sebab itu terdiri dari:
belanja tanah, belanja mesin dan peralatan, belanja gedung
dan bangunan, belanja jalan irigasi jaringan, dan aset tetap
lainnya
Belanja tak terduga Belanja untuk keperluan tanggap darurat
Pembiayaan
Pembiayaan masuk Pembiayaan yang mendatangkan dana bagi pemerintah dan
bukan berasal dari pendapatan asli daerah maupun transfer.
Penggunaan Silpa Penggunaan uang sisa anggaran tahun sebelumnya
Pinjaman dari Memperoleh pendanaan dari utang baik utang pemerintah
pemerintah pusat, pemerintah daerah lain ataupun pihak lain
pusat/pemerintah
daerah lain/Perbankan
Penerimaan Kembali Pemda menerima dari BUMD atas pembayaran cicilan piutang
Pinjaman-BUMD BUMD.
Penjualan Investasi Memperoleh pendanaan dari menjual investasi baik investasi
permanen maupun non permanen
Penjualan aset daerah Memperoleh pendanaan dari menjual aset daerah yang
yang dipisahkan pengelolaannya dipisahkan dari APBD. Misalnya, pemda
memiliki BUMD lalu BUMD tersebut dijual. BUMD adalah aset
daerah yang dikelola terpisah dari pemerintah.
Pencairan dana Aset dana cadangan yang disimpan di Bank dicairkan
cadangan
Pembiayaan keluar Pengeluaran dana yang bukan untuk belanja operasional dan
modal
Pemberian pinjaman Pemerintah daerah memberi pinjaman ke pihak lain, dalam hal
jangka panjang ini bisa kepada BUMD atau pemerintah daerah lain.
Pembayaran Pokok Pemda mengeluarkan uang untuk membayar pokok pinjaman
Pinjaman-Pemerintah kepada pemerintah pusat/Perbankan/Pemerintah daerah lain
pusat/Bank/Pemda Lain
Penyertaan modal Pemda memberikan dana ke BUMD berbentuk penyertaan
kepada BUMD modal.
Pembentukan dana Pemda menyisihkan uang untuk membangun sebuah aset
cadangan tetap di masa mendatang

Format Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran memiliki format dasar sebagai berikut:
Uraian Anggaran Realisasi Persentase
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah 1.000 1.100 110%
Retribusi Daerah 1.000 900 90%

Belanja Operasional
Belanja Pegawai 500 500 100%
Belanja Barang 300 250 83%

Bagian uraian memuat akun-akun yang ada di laporan realisasi. Kolom Anggaran adalah jumlah
rupiah mata anggaran yang diajukan serta disepakati antara pemerintah dan DPRD. Kolom
realisasi adalah realisasi anggaran yang terjadi selama satu periode. Realisasi dapat lebih besar
atau lebih kecil daripada anggaran. Kolom presentase berasal dari prosentase realisasi dari
anggaran. Rumusnya: (Realisasi/Anggaran)x100%
Persentase menunjukkan efektivitas pemerintah dalam merealisasikan anggaran. Anggaran
(APBD) adalah amanat dari Undang-undang sehingga serupa dengan kontrak yang harus
dijalankan pemerintah. APBN diatur dalam UU APBN, sedangkan APBD diatur dalam Peraturan
Daerah (Perda). Undang-undang dan Perda merupakan kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif.
Laporan Operasional
Tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintah mengalami perubahan dari prinsip modified accrual
basis menjadi fully accrual basis. Jadi kalau sebelumnya tidak ada laporan operasional, maka
tahun 2010 mewajibkan adanya laporan operasional. Jika laporan realisasi anggaran dasarkan
adalah cash basis (dicatat bila ada kas yang benar benar diterima atau dikeluarkan), maka laporan
operasional dasarnya adalah accrual basis (dicatat saat diakui, tidak usah menunggu kas diterima
atau dikeluarkan). Laporan operasional ini seperti halnya laporan laba rugi pada perusahaan.
Sebagian besar akun di laporan operasional sangat mirip dengan akaun di laporan realisasi
anggaran (serupa tapi tidak sama).
Isi Laporan Operasional
Secara singkat, isi laporan operasional (LO) adalah memuat hal-hal sebagai berikut:

(1) Kegiatan Operasional


(1a) Pendapatan xxx
(1b) Beban (xxx)
(2) Surplus/Defisit dari kegiatan operasional xxx
(3) Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional xxx
Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa xxx
(4) Pos Luar Biasa xxx
Surplus/Defist LO xxx

Mari kita kupas mulai dari Kegiatan Operasional.


Kegiatan operasional terdiri dari pendapatan operasional dan beban operasional.
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah-LO Pendapatan yang bersumber dari potensi yang ada di
daerah itu. Pemerintah daerah menarik uang dari
masyarakat secara langsung.
Pajak Daerah-LO Penerimaan dari pungutan atas pajak yang terdiri antara
lain: pajak tontonan dan hiburan, pajak restaurant, pajak
hotel, pajak reklame, pajak tambang galian C, pajak bumi
dan bangunan, pajak penerangan jalan, pajak air bawah
tanah
Retribusi daerah-LO Pungutan kepada masyarakat atas jasa/layanan secara
langsung, yaitu: retribusi parkir, retribusi jalan/jembatan,
retribusi terminal
Hasil pengelolaan Setoran laba perusahaan daerah, misalnya PDAM
kekayaan daerah yang menyetor 10 milyar setiap tahun dari keuntungannya
dipisahkan -LO kepada Pemkot.
Lain-lain PAD yang sah-LO Jasa giro, pendapatan bunga, hasil penjualan kekayaan
daerah yang tidak dipisah (misalnya menjual kendaraan
dinas yang sudah habis masa ekonominya)
Pendapatan transfer-LO Pendapatan yang diperoleh dari transfer masuk pemerintah
pusat atau pemerintah daerah lainnya dalam rangka dana
perimbangan.
Pendapatan Bagi Hasil Transfer dari pemerintah pusat yang jumlahnya dari
Pajak -LO persentase tertentu atas pajak yang dipungut di daerah
misalnya: pajak penghasilan dan cukai. Besarnya
persentyase diatur dalam Undang undang
Pendapatan Bagi Hasil Kekayaan negara berupa perikanan, hutan, minyak dan
Sumber Daya Alam-LO gas, batubara dikelola oleh pemerintah pusat sedangkan
pemerintah daerah diberi bagian dengan persentase yang
diatur Undang-undang,
Dana Alokasi Umum-LO Merupakan salah satu transfer dana pemerintah kepada
pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN,
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Khusus-LO Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.
Lain-lain Pendapatan-LO Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh
pendapatan daerah selain pendapatan asli daerah dan
pendapatan transfer, yang meliputi hibah, dana darurat, dan
lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Beban
Beban pegawai Beban untuk keperluan gaji, tunjangan, uang makan,
pegawai
Beban persediaan Beban terkait dengan bahan habis pakai yang telah habis
Beban jasa Beban terkait penggunaan jasa, layanan, atau konsultan
pemerintah
Beban pemeliharaan Beban terkait perawatan aset
Beban perjalanan dinas Beban terkait dengan kegiatan perjalanan pegawai ke luar
kota dalam rangka dinas
Beban bunga Beban untuk membayar bunga utang
Beban penyusutan Beban terkait penyusutan aset tetap
Beban subsidi Beban untuk memberi subsidi kepada masyarakat,
misalnya, subsidi beras, subsidi BBM, subsidi kesehatan .
Beban bantuan sosial Bantuan kepada masyarakat untuk melindungi dari resiko
sosial. Misalnya saja bantuan langsung tunai, bantuan
pendidikan, dsb
Beban Hibah Bantuan yang diberikan kepada pihak lain, misalnya
organisasi massa, parpol, organisasi kebudayaan, dll, yang
sifatnya tidak mengikat.
Beban Modal Beban terkait pengadaan aset tetap oleh sebab itu terdiri
dari: beban tanah, beban mesin dan peralatan, beban
gedung dan bangunan, beban jalan irigasi jaringan, dan
aset tetap lainnya
Beban lain-lain Beban untuk keperluan tanggap darurat
Kalau diperhatikan, banyak sekali kemiripan antara akun di LRA dan akun di LO dalam hal
kegiatan operasional. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:
Perbedaan Akun di LRA dan LO
No Lap Realisasi Anggaran Laporan Operasional
1 BELANJA PEGAWAI BEBAN PEGAWAI
2 BELANJA BARANG BEBAN PERSEDIAAN
BEBAN JASA
BEBAN PEMELIHARAAN
BEBAN PERJALANAN DINAS
3 BELANJA BUNGA BEBAN BUNGA
4 BELANJA HIBAH BEBAN HIBAH
5 BELANJA SUBSIDI BEBAN SUBSIDI
6 BELANJA BANTUAN SOSIAL BEBAN BANTUAN SOSIAL
7 TRANSFER BEBAN TRANSFER
8 BELANJA TAK TERDUGA BEBAN LAIN-LAIN
Kegiatan Non Operasional
Bila di LRA ada elemen Pembiayaan, maka hal ini tidak ditemukan pada LO. LO layaknya laporan
laba usaha, jadi hanya melaporkan hal-hal terkait pendapatan, beban, dan laba/rugi dari aktivitas
non operasional. Laba rugi dari aktivitas non operasional disebut lebeih tepatnya sebagai
Surplus/defisit dari aktivitas non operasional. Aktivitas nonoperasional sendiri terkait dengan
penjualan aset nonlancar, penyelesaian utang jangka panjang, dan kegiatn non operasional
lainnya. Berikut adalah elemen kegiatan non operasional dalam LO:

Aset non lancar misalnya aset tetap. Bila aset tetap


bergerak, misalnya kendaraan, telah habis umur
ekonomisnya, maka pemda diperbolehkan
Surplus Penjualan Aset Nonlancar melepas/menjual. Apabila nilai jual lebih besar
daripada nilaibuku, maka muncul surplus penjualan
aset nonlancar.
Kewajiban jangka panjang, misalnya utang bank,
dapat diliunasi sebelum jatuh temponya. Nilai
penulasan dibandingkan dengan nilai buku piutang
dan bila nilai pelunasan lebih kecil daripada nilai
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang buku piutang, maka tercipta surplus.
Defisit Penjualan Aset Nonlancar Lihat keterangan di atas
Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Lihat keterangan di atas

Anda mungkin juga menyukai