BAB 2
BR ed
MANUSIA DAN KESADARAN
aspek yang membentuk manusia. Pengenalan akan aspek-aspek ini membuahkan pengenalan
terhadap diri sendiri. Dan pengenalan terhadap diri senditi merupakan syarat utama untuk
mencapai hidup yang otentk. Pengenalan diri sendii dan keberanian untuk menerimanya dengan
jujur menjadi awal proses pengembangan diri. Otentsitas bukan bersifat statis tetapi dinamis, yakni
proses menjadi lebih sempuma dengan syarat kejujuran di dalamnya. Selain didorong oleh moti-
vasinya, manusia juga dipengaruhi oleh kesadaran yang ada di dalam dirinya. Pada bab ini penulis
akan mencoba memberikan beberapa tfleksifilosofis tentang fenomena kesadaran manusia, Sebagai
kerangka, penulis banyak terinsprasi dari pembacaan penulis terhadap tulisan Ken Wilber dan Lycan
wc.
P= bab ini yang masih terhubung dengan bab sebelumnya, penulis akan membedah aspek-
Di dalam sejarah para filsuf dan psikolog seringkali berbicara tentang “problematika kesadar-
an’ (the problem of consciousness), seolah problem kesadaran merupakan problem yang sudah jelas
pemetaannya, Descartes seorang filsuf modern asal Prancis berupaya menanggapi problem itu de-
‘gan merumuskan pendapatnya sendir. fa berpendapat bahwa pikiran manusia merupakan entitas
yang lebih tinggi tingkatannya dari pada tubuh, Pikiran mempunyai priortas atas tubuh, Fakta bahwa
kita dapat berpikir menunjukkan bahwa manusia merupakan entitas yang memiliki kesadaran. Ada
relasi internal antara kesadaran dan pikiran.' Pikiran juga memiliki prioritas atas dunia. Tanpa pikiran
tidak ada realitas eksternal. Dengan demikian pikiran terpisah dari dunia, Pikiran adalah entitas yang
mandiri, Pikiran juga terlepas dari tubuh, Argumen Descartes banyak dikenal sebagai teori tentang
dualisme tubuh dan jiwa, Pandangan semacam ini mendominasi dunia filsafat, terutama dalam meta-
fisika dan epistemologi, dari abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-20. Pada akhir dekade 1950-an
Pandangan ini mulai ditantang dari berbagai penjuru.
Scanned with CamScannerMenjadi Manus 2
16
isme >
a Kritik terhadap Duall ikir positivisme logi a
e dal pertama adalah para pemikir positivisme logis, Mere|
: pom ikasi dari pikiran individual. Pernyataan yang bermakna
alae bisa diverifikasi langsung di ein realitas, Pernyataan
aie adalah pernyataan yang menggunakan “bahasa bersama Yangtig
bers seca inter personal” (interpersonally shared observation lan,
Car pendang ini kemudian menjadi basis bagi behaviorisme di dalam fs
dan psikologi.
B renavioris™
Behaviorisme baik di dalam filsafat maupun psikologi sebenarnya mg
pakan kritik terhadap pandangan Descartes tentang pikiran dan kesadaran,k
tik pertama berpendapat bahwa filsafat Descartes menggunakan bahasa-bahag
privat yang tidak diakui secara komunal, sehingga keakuratannya Patut dip
lanyakan. Kritik ke dua tethadap dualisme tubuh-jiwa Cartesian adalah ba
problem tentang keterpisahan tubuh dan jiwa di dalam filsafat Cartesian seolah
tidak akan pernah terselesaikan, dan hanya tetap tinggal sebagai misteri mane
sia selamanya. Untuk memberikan kontribusi tethadap problem itu, kita perk
‘menggunakan piranti sains yang empiris dan eksperimental, seperti eran oto
dan organ di dalam relasi antara tubuh dan Jiwa.? Di dalam kerangka ilmiah inj
hipotesis Cartesian tidak akan lagi mengambang, melainkan bisa diverftag
dan divjisecara empitis oleh orang banyak,
Menurut Lycan hipotesis Descartes tentang dualisme tubuh dan jiwa juga
menyalahi hukum fisika, Andatkan kita bisa membuka tengkorak kepala se
Seorang, kemuclan kita mengamati proses mekanis yang ada di dalam otaknya,_
dan di dalamnya kita melihat aliran listrik yang tidak berasal dari manapun,
kesimpulan itu, Tid i i ‘
atase itak mungkin ada ener Yang berasal dari kekosongan. Past
ols Yang belum keto i
Behaviorisme baik g;
st png A eam a maupun psikologi berpindah datl
eat Menjadi sudut Pandang orang ketiga, atau P&
' " an di dalam refleksi tentang pikiran dan kesadet
ine PEPEAMA, dan bye da a Se ed
mn erupakan cir khae eit pudut pandang Orang yang menghayatiny®
MA elias by dalam aon Petvsme dan bchavirisme di dali
‘lam tu
“sannya, Lycan dengan tegas menyatakaf_
Scanned with CamScannerManusia dan Kesadaran .
bahwa behaviorisme merupakan kritik yang salah sasaran terhadap dualisme di
dalam filsafat,
Kritik terhadap Behaviorisme
Bagi para pemikir behavioris, kondisi internal mental manusia bukan-
{ah sebuah fakta. Kondisi internal mental tidaklah relevan, karena itupun akan
tunduk pada hukum aksi reaksi dan stimulus respons, Misalnya anda bertanya
pada orang di pinggir jalan, “Bagaimana pendapat anda tentang sepeda mo-
tor?” la menjawab, “Benda itu berbahaya, Begitu banyak kecelakaan terjadi
karenanya.” Maka dapatlah dipastikan jika anda menawarkannya untuk meng-
endarai motor, maka ia akan menolaknya, Dalam hal ini kondisi internal mental
seseorang tidaklah relevan. Keputusannya nyaris bisa dipastikan, sama seperti
satu tambah satu sama dengan dua, Akan tetapi banyak filsuf berpendapat,
bahwa penolakan tethadap pengetahuan tentang kondisi mental seseorang jus-
tru merupakan “kelupaan” terhadap aspek paling penting yang mempengaruhi
perilaku seseorang. Para pemikir behaviors menolak mengakui kondisi internal
mental seseorang sebagai sesuatu yang faktual demi alasan rigorisitas saintifik
Misalnya anda duduk dan menghadap sebuah tembok berwarna hijau. Lalu
anda mengkontemplasikan warna hijau tersebut. Apakah warna hijau, yang
merupakan persepsi internal mental anda, tidaklah faktual? Hanya orang bodoh
yang menyebut bayangan anda tidak faktual.
Lycan kemudian_mengajukan alternatif terhadap behaviorisme dalam
bentuk teori identitas. Di dalam teori ini kondisi internal mental seseorang ber-
peran sangatlah penting di dalam menentukan perilakunya. la menyebutnya
sebagai perasaan-perasaan mentab (raw feels), yang hanya dapat dipahami de-
ngan menggunakan metode fenomenologi kualitatif. Perasaan-perasaan mental
ini melibatkan pengalaman inderawi sekaligus gambar-gambar mental (mental
images). Teori identitas dan juga behaviorisme memang menolak pandang-
an-pandangan dualisme Cartesian. Akan tetapi teori identitas juga menolak
pandangan-pandangan dasar behaviorisme. Dari sudut pandang teori identitas,
para pemikir behavioris mereduksikan kondisi internal mental manusia melulu
pada kondisi fisiknya. Menurut Lycan kondisi internal manusia berbeda de-
ngan kondisi fisiknya. “Kondisi mental”, demikian tulis Lycan. “...adalah kon-
disi yang menjadi penghubung antara stimulus dan respons.”* Kondisi mental
adalah kondisi di dalam diri manusia yang menentukan apa keputusan se-
seorang menghadapi keadaan yang ada.
Scanned with CamScannerMenjadi Manusia Otengy
adalah bagian dati kondisi internal manus, ]
ikian kesadaran fiiknya. DENGAN menolak behaviorisme
ran Kon dang rls antaraKesadaran, ty
ape ipandang sebagai penghubung any,
daran dapalan Or espons yang diberikannya rly
seseorang, dan Fes i
dalam teori identitas, yan8 menjadi alternatif day
irip dengan dualisme, yakni jiwa
‘tas pandangan ini memang miriP poe en
a ee dari badan. Namun di dalam teori identitas yang ditawarkan
melulu dipi manusia terhubung dengan tubuh untuk
Lycan, pikiran, kesadaran, dan jiwa
pas respons terhadap rangsangan yang datang, dari dunia luar, Pikiran,
kesadaran, tubub, dan dunia luar adalah empat konsep yang saling terhubung
satu sama lain, yang mempengaruhi perilaku manusia secara signifikan.
Teori tentang Kesadaran
Pemahaman di atas dapatlah kita jadikan titik tolak untuk merumuskan
teori tentang kesadaran.* Menurut Wilber dewasa ini banyak bermunculan be
regam pendekatan di dalam memahami fenomena kesadaran manusia. Ada be.
berapaaliran yang kiranya cukup dominan di dalamnya.
Pendekatan pertama adalah pendekatan ilmu pengetahuan kognitif (cog.
nitive science). Pendekatan ini mencoba memandang kesadaran sebagai ba-
sian dari fungsiotak yang kemudian berkembang (emerge). “Kesadaran dalam
pendekatan ini, demikian Wilber, “dipandang sebagai berkembanganya jaring:
anjaringan yang terintegrasi secara hirarkis.”® Kesadaran adalah sesuatu yang
bertumbuh dari kompleksnya jaringan yang saling terhubung di dalam tak
manusia,
Pendekatan ke dua adalah pendekatan instrospeksionisme (introspection
ism). Di dalam pandangan ini kesadaran dipandang sebagai kesadaran ofan
pertama yang tertuju pada sesuatu di luamnya, Penafsiran terhadap realits °°
dasarkan pada kesadaran langsung yang muncul dari pengalaman sehari-at,
én bun dr pengamatan bye orang ketiga, Menurut Wilber pendek
mencakup fenomenologi, eksistensilisme, dan psikologi intospektl
a Ketiga adalah neuropsikologi. Di dalam pandanga” !
toaster ang sebagai sesuatu yang berakar pada sistersiste™ a
nip ep an mekanisme otak yang bersifat organik.Sekilas pan
" pendeKatan ilmu pengetahuan kognitif. Namun lm’ pengel®
ini he
Scanned with CamScannerManusia dan Kesadaran
kognitf lebih menggunakan ilmu komputer seba
seringkali, menurut Wilber, pendekatan ini mengalami kebingungan tentang
relasi antara kesadaran dengan struktur organik dari otak. Sementara pendekat-
an neuropsikologi lebih berbasis pada ilmu biologi. “Dengan bersandar lebih
pada ilmu saraf daripada ilmu komputer,” demikian tulis Wilber, “neurop-
sikologi melihat kesadaran sebagai sesuatu Yang secara intrinsik terhubung de-
ngan sistem saraf organik dengan kompleksitas yang memadai.””
gai pisau analisisnya, sehingga
Pendekatan keempat adalah apa yang dsebut Wilber sebagat psikoterapi
individual (individual psychotherapy), Pendekatan ini menggunakan psikologi
interpretatif dan psikologi introspektif untuk menyelesaikan masalah-masalah
emosional dan personal. Pendekatan ini melihat kesadaran sebagai sesuatu
yang berakar pada kemampuan adaptif dari individu terhadap dunia luamnya.
Pendekatan psikoterapi sangat mengandalkan suatu pemahaman tertentu ten-
tang kesadaran, karena pendekatan itu berurusan langsung dengan kemam-
puan individu untuk menciptakan makna dari apa yang dialaminya, Ketidak-
mampuan individu untuk menciptakan makna dari perstiwa yang dialaminya,
terutama peristiwa buruk, akan membuatnya terjatuh kepada tekanan mental
emosional yang berat. Kondisiterakhir ini yang disebut sebagai psikopatologi.
Pendekatan kelima adalah pendekatan psikologi sosial. Menurut Wilber
pendekatan ini melihat kesadaran sebagai sesuatu yang tertanam pada jaringan
makna kultural tertentu, Dengan kata lain kesadaran adalah produ dari sistem
soxsial yang ada di dalam suatu masyarakat, Pendekatan in terdiri dari pendekat-
an marxisme, konstruktivisme, dan hermeneutika kultural, Sema pendekatan
ini berakar pada satu asumsi, bahwa kesadaran tidaklah terletak melulu di ke-
pala individu, tetapi ditentukan oleh kultur sosia-politik-ekonomi masyarakat.
Pendekatan keenam adalah pendekatan psikiatri klinis (clinical psychia-
try). Pendekatan ini berfokus pada relasi antara psikopatologi, pola peritaku,
dan psikofarmakologi. Sebenamya pendekatan ini mirip dengan neuropsikolo-
gi. Dewasa ini pendekatan psikiatri klinis banyak menggunakan kosa kata bi-
logis untuk menganalisis “penyakit mental” manusia. Problem emosional dan
mental, dari sudut pandang ini, dianggap merupakan problem yang terdapat
di dalam sistem saraf. Pengobatannya dapat dilakukan dengan meminum obat
tertentu, atau melakukan terapi tertentu.
Pendekatan ketujuh adalah pendekatan psikologi perkembangan.
Pendekatan ini memandang kesadaran bukan sebagai sesuatu yang tunggal,
tetapi sebagai sesuatu yang terus berkembang di dalam proses. Setiaptahap di
dalam proses tersebut memiliki perbedaan yang substansial, dan harus dianalisis
Scanned with CamScannerMenjadi Manusi 4 a
asing-masing. Menurut Wilber Pendekatay
isusannya Lae . IN ini
A mbangan-perkembangan unik ai dalam iti manusig 4 ‘
rk kena supernatural, Kemampuan int dianggap sebagai fungs
yent
iti, afektif, moral, dan spiritual yang berada di level yang lebih tinggi,
nit, a "
Pendekatan kedelapan adalah pendekatan Pengobatan psikoso
(psychosomatic medicine), Pendekatan ini melihat kesadaran Sebagai ses
yang terkat erat dengan proses-proses tubuh yang bersifat biologis. Pada love
yang lebih maju, pendekatan ini melihat adanya kemungkinan kesadaran
bagai fungsi penyembuh dari penyakit-penyakit akut yang diderita manusia,
sadaran bisa ditingkatkan dengan meningkatkan kekuatan doa di dalam tra
religivs, misalnya, Pendekatan ini juga mempelajari dampak kekuatan keh.
dak dan intensionalitas manusia untuk penyembuhan, Bentuknya mulai da
terapi svara,visualisasi, sampai dengan meditasi
Pendekatan kesembilan, menurut Wilber, adalah pendekatan non ordi-
nary states of consciousness. Pendekatan ini mencakup area yang luas, mi
lai dari tafsir mimpi hingga penggunaan obat-obat tertentu yang memiliki efek
halusinatif. Pendekatan ini, menurut Wilber, berusaha memahami kesadaran
dalam arti yang luas. Pada titik ekstrem penggunaan obat dengan efek halusine-
tifbisa menimbulkan keracunan. Akan tetapi jika digunakan secara tepat, obat
obat semacam itu dapat memberikan penyembuhan pada kesadaran dengan
cara-cara yang tampaknya diabaikan oleh ilmu pengetahuan, atau diremehkan
oleh pendekatan-pendekatan lainnya.
Pendekatan kesepulub yang diajukan oleh Wilber adalah pendekatan
yang berasal dari tradisi Timur yang bersifat kontemplatif. Di dalam pandang:
an ini kesadaran, seperti yang dimaksud oleh ilmu-ilmu yang mempelajariny,
berada pada tingkatan yang lebih rendah dari yang seharusnya bisa dicapl
manusia. Untuk meningkatkan kesadarannya orang perlu melakukan praktek
mediasi dan yoga, Kesadaran yang sesungguhnya hanya dapat dicapa, jk
orang melakukan praktek tersebut secara konsisten,
Pendekatan keseb
elas di i i
bulnya sebagai kesadara ' dalam pandangan Wilber adalah apa yang dis
dang bin n Kuantum Di dalam pendekatan itu, kesadaran dipa™
Yang secara intrinsik terikat dengan dunia fisik. Kesadara"
‘memiliki interaksi dan kem; mengubah dunia luai
8 ‘
fampuan untuk mengubah dunia luar. Jadi reall 5
ran, ten 3
Mena eo trang dane ns Pad lve nracelar,Pendeata il
'eor tentang hyperspacy. &! dalam memandang alam semesta, sama
Scanned with CamScannerManusia dan Kesadaran x
Pendekatan ke dua belas adalah pendekatan yang disebut sebagai teori
energi-energi halus (subtle energies). Di dalam pendekatan ini, penelitian di-
lakukan dengan berpijak pada pengandaian, bahwa ada sesuatu yang disebut
energi kehidupan yang melampaui fisika, Energi ini mempengaruhi kesadaran
dan perilaku manusia secara signifikan. Energi ini memiliki banyak nama lain,
seperti prana, ki, dan chi. Energi ini pula yang direkayasa di dalam praktek
akupunktur untuk kepentingan pengobatan. Menurut Wilber energi kehidupan
ini merupakan penghubung antara dunia luar yang bersifat material dengan ke-
sadaran manusia, dan sebaliknya, yakni dunia kesadaran manusia yang tertuju
pada dunia luarnya.
Pemadatan Teori Lebih Jauh
Wilber tidak hanya menjabarkan beragam pendekatan di dalam mema-
hami kesadaran, tetapi juga menawarkan teorinya sendiri. la menyebutnya se-
bagai teori yang integral tentang kesadaran, Pada hemat penulis teori ini cu-
kup representatif sebagai cara untuk memahami fenomena kesadaran manusia.
Coba kita lihat pandangannya lebih jauh.
Menurut Wilber suatu teori yang bersifat integral tentang, kesadaran ha-
ruslah menempuh dua langkah berikut ini. Yang pertama adalah penelitian
yang berkelanjutan di berbagai pendekatan yang ingin memahami fenomena
kesadaran manusia. Fenomena kesadaran adalah suatu enigma, yakni sesuatu
yang misterius. Masing-masing pendekatan yang telah dijabarkan sebelumnya
‘mampu memberikan sumbangan untuk memahami enigma ini. Setiap pendekat-
an penting dan layak mendapatkan dukungan lebih jauh untuk mengembang-
kan penelitiannya. Memang jika dilihat sekilas, beberapa pendekatan telihat
sangat dekat dengan mistik, sehingga kadar ilmiahnya memang patut diper-
tanyakan. Akan tetapi menurut Wilber, fenomena kesadaran itu tidak melulu
ilmiah, tetapi merupakan suatu misteri. Maka pendekatan apapun sebenarya
bisa membantu kita untuk memahaminya. Dalam hal ini kesombongan ilmiah
sedapat mungkin harus dicegah. “Tidak ada pikiran manusia", demikian tulis
Wilber, “yang dapat melakukan kesalahan seratus persen. Kita dapat berkata,
tidak ada orang yang cukup pintar untuk salah setiap waktu."? Dalam konteks
ini semua pendekatan dapat menyumbangkan kebenarannya masing-masing
di dalam proses memahami kesadaran, Semua cara harus ditempuh, supaya
‘enigma yang bemama kesadaran ini semakin dapat dipahami.
Yang kedva, walaupun masing-masing pendekatan memiliki keunikannya
sendiri tetapi upaya untuk menciptakan kerja sama di antara ragam pendekatan
Scanned with CamScannerMenjadi Manusia o,
MUSia Oteny
2
jupayakan. Hal ini sangat penting, supaya
tesebut i ane hones ae secara tampet 7
tang lends sstegan besar, pendekatan selama ini telah terkurung gi si
a masing-masing", demikian Wilber, “tidak berarti bahwa beg
realitas juga terkurung seperti itu.”"° Realitas itu melampaui batas-batas arg.
digma ilmiah yang digunakan oleh para peneliti. Realitas itu melompat dari
kerangkeng ke kerangkeng yang lain. Untuk merumuskan suatu teori kompre.
hensif tentang kesadaran, kita perlu juga untuk melompat dari satu endekatan
ke pendekatan yang lain, mengikuti lenturnya realitas yang ingin kita teliti, tery.
tama lenturnya fenomena kesadaran,
Setiap pendekatan memiliki asumsi dan metode yang berbeda. Akan teta._|
bi masing masing pendekatan itu sebenarnya melukiskan aspek yang berbeds_|
dari realitas yang sama. Dalam art ini setiap pendekatan sebenamya saling ber.
hubungan satu sama lain, Setiap pendekatan menye
hasakannya dengan menggunakan kerangka teoriny,
demikian setiap pendekatan, apapun bentuknya,
salah satu cara untuk memahami satu aspek dari
ntuh realitas, dan memba
4 masing-masing. Dengan
memiliki arti penting sebagai
Keseluruhan realitas.***
rtanyaan- Pertanyaan Reflektif
1. Apa inti pandangan Descartes te
disertai contoh secukupnyal
2. Jelaskan pandangan para Pemikir behaviorisme! Berikan contoh secukup- |
nyadan ajukan argumenmu terhadap Pandangan itu!
3.
Jelaskan pandangan para pemikir Positivisme logis! Mengapa mereka
mengajukan pandangan seperti itu? Apa tanggapanmu terhadap pemikiran
mereka? Jelaskan dan berikan contoh secukupnya!
4. Jelaskan teori identita
s tentang kesadaran yang d leh Lycan!
Apa anggapanmu tert yang dikemukakan oleh Ly
fae ‘dap pandangan Lycan, dan berikan contoh secuku-
ntang kesadaran? Berikan tanggapan dan
re
Bagian ini tein
3 ‘Pitas dati pe
ha bid ha, 9 mbacaan terhadap ‘ycan W.G, Consciousness, versi Ebook.
Bak, tea, hal 4,
Ibid, hal 8.
Bagian ini
ConsciouneasP
kan
dati Pemba,
Jour
ti al," Oaal
Caan say
of Va terhad, F
Consciousness Stcis, 4 ¢, CH ue
780) February 19
“An Integral Theory of
97, hal. 71-92,
Scanned with CamScannerManusia dan Kesadaran
Ibid, hal. 73.
Ibid, hal. 74,
Ibid, hal. 90.
Ibid, hal. 91.
-00000-
23
Scanned with CamScanner