1. Pemikiran Barat
a. Dinamisme
Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula
yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda,
seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India).
b. Animisme
Roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Menurut kepercayaan ini,
agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan
roh.
Roh yang lebih dari yang lain disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai
dengan bidangnya.
d. Henoteisme
Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih
mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan
henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu: deisme, panteisme,
dan teisme.
2. Definisi Iman
iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta
dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup
Kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya disebut iman haq.
Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya disebut iman bathil.
3. Proses Terbentuknya Iman
Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang
berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar
kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih iman.
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Dalam hal ini Nabi SAW
bersabda, “Setiap anak, lahir membawa fitrah. Orang tuanya yang berperan menjadikan anak
tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan,
kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal
dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang
tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.
Di samping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa
pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang. Seorang anak harus
dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang
dilarang-Nya, agar kelak setelah dewasa menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan
ajaran-ajaran Allah.
4. Prinsip Usaha Penanaman Keimanan
Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang panjang, terus menerus, dan tidak berkesudahan.
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin mampu bersikap selektif.
Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu
penting mengarahkan proses motivasi, agar dapat membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif
dalam menghadapi nilai-nilai hidup yang patut diterima atau yang seharusnya ditolak.
-internalisasi (yakni usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya)
Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan
Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan,
pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis
adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber
semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia.
Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengartian tauhid praktis
(tauhid ibadah).
- realitas hidup masyarakat yang majemuk (pluralistik), sehingga pergaulan hidupnya selalu
dipenuhi oleh konflik baik sesama orang Islam maupun dengan non-Islam.
- bangsa Indonesia dimungkinkan sebagai masyarakat yang antara satu dengan lainnya saling
bermusuhan.
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali
keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik
dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah:
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam”. (al-An’aam, 6: 162)
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan
pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung
dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang
beruntung. (al-Baqarah, 2: 5).
- Dari aspek biologis kemanusiaannya disebut dengan basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik
biologisme.
- Dari aspek kecerdasanya disebut dengan insan yakni mahluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu
menyerap ilmu pengetahuan.
- Dari aspek sosiologisnya disebut annas yang menunjukan sifatnya yang berkelompok sesame jenisnya.
- Dari aspek posisinya disebut ‘abdun(hamba)yang menunjukan kedudukanya sebagai hamba ALLAH
yang harus tunduk dan patuh kepadaNya.
1. Untuk menyembah kepada Sang pencipta, ALLAH SWT. Sebagaimana dijelaskan ALLAH Ta’ala
dalam firmannya ; Q.S Az- Zaariyaat, 56-58)
2. Sedangkan fungsi penciptaan manusia di muka bumi ini adalah tiada lain untuk menjadi khalifah,
hal ini diterangkan ALLAH Azza Wajala dalam Firmannya;Q.S Al-Baqarah, 30), Q.S Al-Baqarah, 107
Dari segi etimologi Islam dapat diambil dari kata “aslama” yang berarti menyerah kepada kehendak
Allah SWT, kemudian dari kata “silmun” yang berarti damai dengan Allah SWT dan sesama makhluk,
serta dari kata “salima” yang berarti selamat dunia dan akhirat.
b. Secara Terminologi
secara umum, Islam adalah agama yang dibawa dan diajarkan oleh semua Nabi dan Rasul Allah sejak
Nabi yang pertama, yaitu Nabi Adam as sampai dengan nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.
1. Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan dan
perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab
Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
2. Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang telah ditetapkan Allah
SWT. Rukun Islam terdiri atas Rukun Islam yang lima
3. Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan sesama makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah
menyaksikannya sepanjang waktu.
1. Agama Wahyu, yakni ajaran Allah yang disampaikan kepada para Rasul-Nya, yaitu Islam. Agama
Samawi adalah di mana wahyu itu tidak diturunkan secara langsung kepada masyarakat, akan tetapi
melalui Rasul atau Utusan Allah.
2. Agama Budaya, adalah ajaran yang dihasilkan fikiran dan persamaan manusia secara kumulatif.