Anda di halaman 1dari 9

SUMMARY BAB I

STANDAR PELAPORAN KEUANGAN

1.1 Pengertian Pelaporan Korporat dan Pelaporan Keuangan


Pelaporan korporat merujuk pada aspek penyajian, pengungkapan dan ditujukan kepada
pemangku kepentingan perusahaan. Beberapa jenis pelaporan korporat diantaranya: laporan
keuangan, laporan tahunan, dan laporan terintegrasi.
Pelaporan keuangan merupakan salah satu jenis paling umum dari pelaporan korporat
yang menginformasikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang berguna bagi berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi.

1.2 Standar Akuntansi di Indonesia


Standar akuntansi terdiri atas standar akuntansi pemerintahan dan standar akuntansi
entitas privat. SAK di Indonesia meliputi: SAK berbasis IFRS (SAK Umum), SAK ETAP,
SAK EMKM. Penjelasan mengenai beberapa jenis SAK tersebut adalah sebagai berikut:
a. SAK Umum adalah standar akuntansi yang diperuntukan untuk entitas yang diwajibkan
menyusun laporan keuangan.
b. SAK ETAP digunakan oleh entitas yang relatif kecil, tidak memiliki akuntabilitas
publik atau diperkenankan oleh regulator.
c. SAK EMKM ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu
memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP.
d. SAK Syariah merupakan standar akuntansi yang diterapkan untuk entitas yang
melakukan transaksi berbasis syariah.

1.3 Konvergensi IFRS


Konvergensi IFRS merupakan proses adopsi standar akuntansi dan keuangan yang
berlaku dan diterima di dunia internasional, sesuai dengan international best practice. Proses
konvergensi IFRS ada dua fase yaitu fase 1 (2008-2012) dan fase 2 (2012-2015).
SAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2019 sebagai berikut:
No. Standar Akuntansi Keuangan Tanggal Pengesahan
1 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 28/10/2015
2 PSAK 2 Laporan Arus Kas 28/09/2016
3 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 28/09/2016

1
4 PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri 18/11/2015
5 PSAK 5 Segmen Operasi 18/11/2015
6 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 18/11/2015
7 PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 27/08/2014
8 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 27/08/2014
9 PSAK 13 Properti Investasi 18/09/2017
10 PSAK 14 Persediaan 27/08/2014

11 PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura 26/04/2017


Bersama
12 PSAK 16 Aset Tetap 16/12/2015

13 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat 27/08/2014


Purnakarya
14 PSAK 19 Aset Tak berwujud 18/11/2015
15 PSAK 22 Kombinasi Bisnis 28/11/2018
16 PSAK 23 Pendapatan 27/08/2014
17 PSAK 24 Imbalan Kerja 28/11/2018

18 PSAK 25 Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi 18/11/2015


Akuntansi, dan Kesalahan
19 PSAK 26 Biaya Pinjaman 28/11/2018
20 PSAK 28 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 11/12/2012
21 PSAK 30 Sewa 27/08/2014
22 PSAK 34 Kontrak Konstruksi 27/08/2014
23 PSAK 36 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa 11/12/2012
24 PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali 11/09/2012
25 PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat 23/12/1997
26 PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba 08/04/2011
27 PSAK 46 Pajak Penghasilan 28/11/2018
28 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset 29/04/2014
29 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian 29/04/2014
30 PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham 18/09/2017

31 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan 18/11/2015


Pengukuran
32 PSAK 56 Laba Per Saham 27/08/2014

33 PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset 18/11/2015


Kontinjensi

34 PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual 27/08/2014


dan Operasi yang Dihentikan
35 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan 28/09/2016

36 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah 27/08/2014


dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
37 PSAK 62 Kontrak Asuransi 28/10/2015
38 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 27/08/2014

2
39 PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada 27/08/2014
Pertambangan Sumber Daya Mineral
40 PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian 18/11/2015
41 PSAK 66 Pengaturan Bersama 28/11/2018
42 PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain 26/04/2017
43 PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar 18/11/2015
44 PSAK 69 Agrikultur 16/12/2015

45 PSAK 70 Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan 14/09/2016


Pajak

46 ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung 27/08/2014


Suatu Sewa

47 ISAK 9 Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, 27/08/2014


Restorasi, dan Liabilitas Serupa
48 ISAK 10 Program Loyalitas Pelanggan 27/08/2014
49 ISAK 11 Distrubusi Aset Nonkas kepada Pemilik 27/08/2014

50 ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan 27/08/2014


Usaha Luar Negeri
51 ISAK 14 Aset Tak berwujud – Biaya Situs Web 27/08/2014

52 ISAK 15 PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan 01/10/2014


Pendanaan Minimum, dan Interaksinya
53 ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa 27/08/2014
54 ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai 27/08/2014

55 ISAK 18 Bantuan Pemerintah –Tidak Berelasi Spesifik 27/08/2014


dengan Aktivitas Operasi

56 27/08/2014
ISAK 19 Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam
PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

ISAK 20 Pajak penghasilan – Perubahan


57 27/08/2014
dalam Status Pajak Entitas
atau Para Pemegang Sahamnya
58 ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real Estat 18/05/2011
59 ISAK 22 Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan 27/08/2014
60 ISAK 23 Sewa Operasi –Insentif 27/08/2014

61 ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi 27/08/2014


yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
62 ISAK 25 Hak atas Tanah 29/11/2011
63 ISAK 26 Penilaian Kembali Derivatif Melekat 27/08/2014
64 ISAK 27 Pengalihan Aset dari Pelanggan 27/08/2014
ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas
65 27/08/2014
Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

66 ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap 27/08/2014


Produksi pada Tambang Terbuka
67 ISAK 30 Pungutan 28/10/2015

3
68 ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti 18/11/2015
Investasi

69 10 Maret 2017
ISAK 32 Definisi dan Hierarki Standar Akuntansi Keuangan
70 ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Di Muka 18/09/2017
ISAK 34 Ketidakpastian Dalam Perlakukan Pajak
71 28/02/2018
Penghasilan

PPSAK 1 Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan,


72 16/06/2009
PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan
PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

73 PPSAK 2 Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran 05/12/2009


dan PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang

74 PPSAK 3 Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Rekstrukturisasi 22/12/2009


Utang Piutang Bermasalah

PPSAK 4 Pencabutan PSAK 31: Akuntansi Perbankan,


75 15/12/2009
PSAK 42:Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49:
Akuntansi Perusahaan Reksa Dana

PPSAK 5 Pencabutan ISAK 6: Interpretasi atas paragraf 12


76 15/12/2009
dan 16 PSAK 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif
Melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing

PPSAK 6 Pencabutan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas, ISAK 1:


77 Penentuan Harga Pasar Dividen; ISAK 2: Penyajian Modal 01/02/2011
dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham, dan
ISAK 3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau
Bantuan

78 PPSAK 7 Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas 11/08/2011


Pengembangan Real Estat
79 PPSAK 8 Pencabutan PSAK 27:Akuntansi Perkoperasian 08/04/2011

PPSAK 9 Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14


80 20/12/2011
PSAK 50 (1998) Tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar
Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual

81 PPSAK 10 Pencabutan PSAK 20/12/2011


51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi

82 PPSAK 11 Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama 28/06/2011


Operasi

PPSAK 12 Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan


83 12/07/2013
Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum

1.4 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK)


KKPK merupakan konsep yang menjadi landasan bagi penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Tujuan KKPK yaitu:
a. Membantu DSAK IAI dalam mengembangkan SAK;

4
b. Membantu penyusun Laporan Keuangan (LK) untuk mengembangkan kebijakan
akuntansi yang konsisten ketika tidak ada standar yang berlaku untuk transaksi tertentu
atau peristiwa lain atau ketika standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi;
c. Membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan standar.
Apabila terdapat pertentangan antara KKPK dengan SAK maka ketentuan SAK yang
harus diunggulkan relatif terhadap KKPK. Kerangka dasar ini memiliki beberapa aspek yaitu:
1. Tujuan, Kegunaan, dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
Laporan keuangan bertujuan umum menyediakan informasi mengenai posisi keuangan
entitas pelapor dan informasi mengenai dampak dari transaksi dan peristiwa lainnya yang
mengubah sumber daya ekonomik dan klaim entitas.
Pengguna LK dapat menilai dari informasi yang disajikan yaitu:
a. Kinerja keuangan terefleksikan oleh akuntansi akrual
b. Kinerja keuangan terefleksikan oleh arus kas masa lalu
Sumber daya ekonomik dan klaim entitas pelapor dapat berubah diantaranya karena
kinerja keuangan, penerbitan instumen keuangan atau ekuitas.
LK menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam LK berguna
bagi pemakai. Karakteristik kualitatif fundamental yaitu:
a. Relevansi
Informasi disebut memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi di masa
lalu.
b. Representasi Tepat
Tiga karakteristik yang menunjukkan representasi tepat dengan sempuran yaitu
lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan,
Karakteristik kualitatif peningkat yaitu:
a. Keterbandingan
Keterbandingan adalah karakteristik yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan perbedaan antara, pos-pos.
Keterbandingan tidak berhubungan dengan satu pos. Sebuah perbandingan
mensyaratkan paling tidak dua pos.

5
Konsistensi merujuk kepada penggunaan metode yang sama terhadap pos-pos yang
sama, baik dari periode ke periode dalam suatu entitas pelapor atau dalam satu
periode antar entitas.
b. Keterverifikasian
Keterverifikasian berarti bahwa berbagai pengamat independen dengan
pengetahuan berbeda-beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak selalu
mencapai kesepakatan, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi
tepat.
c. Ketepatwaktuan
Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu
yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka.
d. Keterpahaman
Hal-hal yang membuat informasi menjadi terpaham diantaranya
mengklasifikasikan, pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan
ringkas.
3. Kendala Biaya Pelaporan Keuangan
Biaya merupakan kendala besar untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan
keuangan.
4. Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Entitas Pelapor
Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun LK. Entitas
pelapor dapat berupa entitas tunggal atau sebagian dari suatu entitas atau dapat terdiri lebih
dari satu entitas. Jika entitas pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anaknya, LK
entitas pelapor disebut sebagai LK konsolidasian.
5. Unsur Laporan Keuangan
Unsur-unsur pengukuran posisi keuangan dalam laporan posisi keuangan yaitu aset,
liabilitas, dan ekuitas. Unsur-unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Berikut adalah penjelasan LK berdasarkan karakteristik ekonominya.
a. Posisi Keuangan
Unsur-unsur pengukuran posisi keuangan dalam laporan posisi keuangan yaitu aset,
liabilitas, dan ekuitas yang didefinisikan sebagai berikut:
1) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan
akan mengalir ke entitas;

6
2) Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu;
3) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitas.
b. Kinerja
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lain
seperti imbal hasil investasi (ROI) atau laba per saham (EPS). Definisi unsur-unsur
penghasilan dan beban sebagai berikut:
1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi;
2) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi;
3) Penyesuaian pemeliharaan modal
Revaluasi atau penyajian kembali aset dan kewajiban menimbulkan
kenaikan atau penurunan ekuitas.
6. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
a. Pengakuan aset
Kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas
dan aset tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
b. Pengakuan liabilitas
Kemungkinan besar bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang
harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Pengakuan penghasilan
Kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau
penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
d. Pengakuan beban
Penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset
atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
7. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Adalah proses penetapan jumlah moneter ketika unsur-unsur LK akan diakui dan dicatat
dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Dasar pengukuran sebagai berikut:
a. Biaya historis (historical cost)

7
Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang aset,
liabiltas, dan penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang
diperoleh, setidaknya sebagian, dari harga transaksi atau peristiwa lain yang
memunculkannya.
b. Nilai kini
Pengukuran nilai kini memberikan informasi moneter tentang aset, liabilitas dan
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang dimutakhirkan untuk
mencerminkan kondisi pada tanggal pengukuran. Dasar pengukuran nilai kini
mencakup nilai wajar, nilai pakai untuk aset dan nilai pemenuhan untuk liabilitas,
dan biaya kini.
c. Nilai terealisasi/penyelesaian (realisable/ settlement value)
Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Liabilitas dicatat sebesar nilai
penyelesaiannya.
d. Nilai sekarang (present value)
Aset dicatat sebesar arus kas masuk neto masa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang dari pos yang diekspektasikan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal.
Liabiltas dicatat sebesar arus kas masuk neto masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang dari pos yang diekspektasikan akan diperlukan untuk menyelesaikan
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Dua konsep pemeliharaan modal yaitu pemeliharaan modal keuangan dan pemeliharaan
modal fisik. Perbedaan pokok antara dua konsep tersebut adalah perlakuan terhadap
dampak perubahan harga aset dan liabilitas entitas.
Konsep pemeliharaan modal keuangan mendefinisikan modal dalam satuan moneter
nominal, laba merupakan kenaikan dalam suatu modal uang nominal selama suatu periode.
Konsep pemeliharaan modal fisik mendefinisikan modal dalam kapasitas produksi fisik,
laba merepresentasikan kenaikan modal tersebut selama suatu periode.

1.5 Isu Terkini Dari Standar Pelaporan Keuangan


Beberapa isu penting terkini yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penyajian
LK pada saat ini diantaranya:

8
1. Besarnya pertimbangan manajerial (managerial judgement) dalam proses pengakuan,
penyajian dan pengungkapan informasi dalam LK. IFRS merupakan standar akuntansi
yang bersifat principle based;
2. Penentuan nilai wajar untuk aset dan liabilitas perusahaan sulit untuk dilakukan karena
tergantung ketersediaan data;
3. Cepatnya perubahan standar akuntansi dan praktik bisnis.

Anda mungkin juga menyukai