Anda di halaman 1dari 156

Update Pokok-pokok

Akuntansi dan Keuangan

Presented by : Drs. Ali Irfan, MSA., Ak., CA., BKP


(Cipta Jasatama)
LECTURER PROFILE
 Name : Drs. Ali Irfan, MSA., Ak., CA., BKP.
 Contact : +62-8383-415-7603
 Office : Cipta Jasatama Malang
 Email : airf4n@yahoo.com, ali.irf4n@gmail.com
 Education background
 Undergradute degree from Brawijaya University
 Graduate Master of Science in Accounting from Brawijaya University
 Work Experiences
 Auditor
 Accounting/Finance/Management/Tax Consultant
 Lecturer at Brawijaya University, Gajayana University of Malang, Ma Chung
University of Malang, and several state/private universities more
Pokok-Pokok AKUNTANSI & Keuangan

PRE/POST-TEST
Standar Akuntansi

Review
Standar akuntansi yang tepat untuk diterapkan bagi
koperasi di Indonesia sekarang adalah:
a. PSAK No. 27
b. SAK Berbasis IFRS
c. SAK ETAP
d. PSAK No. 45
e. SAK Syari’ah

Solution on
notes page
Timing Issues

Review
Salah satu pernyataan berikut tentang accrual basis dalam
akuntansi adalah salah. Pernyataan tersebut adalah:

a. Peristiwa yang mengubah laporan keuangan suatu


perusahaan dicatat dalam periode terjadinya transaksi.

b. Pendapatan diakui dalam periode ketika ia diperoleh.

c. Accrual basis dalam akuntansi bersesuaian dengan prinsip


akuntansi yang berlaku umum.

d. Pendapatan dicatat hanya ketika kas diterima, dan beban


dicatat hanya ketika kas dibayarkan.

e. Jika seorang karyawan bekerja pada bulan Oktober dan


5
gajinya dibayar pada bulan November, beban gaji dicatat
Solution on
pada bulan oktober
notes page
Aturan Pencatatan Debit/Kredit

Review
Akun yang normalnya memiliki saldo di sebelah
debit adalah:
a. aset, beban, dan pendapatan.
b. aset, beban, dan modal.
c. aset, kewajiban, dan dividen/SHU yang dibagi.
d. aset, dividen/SHU yang dibagi, dan beban.
e. aset, kewajiban, dan modal
6
Penggolongan dalam Laporan Keuangan

Review
Kas, dan sumberdaya lain yang diharapkan akan
terealisasi sebagai kas atau dijual atau dipakai dalam
kegiatan usaha dalam satu tahun atau kurang, disebut:
a. Investasi jangka panjang.
b. Aset tidak berwujud.
c. Aset lancar.
d. Aset tetap.
e. Kas dan setara kas.
7

SO 6 Identify the sections of a classified statement of financial position.


Penggolongan dalam Laporan Keuangan

Review
Manakah di antara berikut ini yang bukan merupakan
kewajiban lancar?
a. Utang pajak penghasilan
b. Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
c. Utang Pajak Pertambahan Nilai
d. Utang hipotek/KPR
8
e. Beban yang masih harus dibayar
Rasio Keuangan

Review
Manakah di antara rasio keuangan berikut ini yg dapat
digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan
dibandingkan total aset yang telah diinvestasikan?
a. Current Ratio
b. Quick Ratio
c. Accounts Receivable turnover
d. Return On Assets
9
e. Return On Equities
4 PILAR AKUNTANSI KEUANGAN 2012
 Standar Akuntansi Keuangan
 SAK-ETAP
 Standar Akuntansi Syari’ah
 Standar Akuntansi Pemerintah

 IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


 SAK ETAP berbasis IFRS for SME diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July
2009
 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah, entitas sektor
publik lainnya menggunakan PSAK 45 (Revisi 2010)
10

10
MENGAPA IFRS
 Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
 Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah
Indonesia sebagai anggota G20 forum.
 Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington
DC, 15 November 2008 :
 “Strengthening Transparency and Accountability”
 Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan
untuk Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call
on the accounting standard setters to work urgently with supervisors
and regulators to improve standards on valuation and provisioning
and achieve a single set of high-quality global accounting
standards.”
11
12
THE CONVERGENCE SO FAR
PSAK DISAHKAN 2007 - 2008

1. PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap  IAS 16


2. PSAK 13 (revisi 2007) : Properti Investasi  IAS 40
3. PSAK 30 (revisi 2007) : Sewa  IAS 17
4. PSAK 14 (revisi 2008) : Persediaan  IAS 14

Akan segera digantikan dengan Standar baru pada 2011


(sekarang masih berbentuk Exposure Draft)

14

14
PSAK DISAHKAN 23 DESEMBER 2009
1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan  IAS 1
2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas  IAS 7
3. PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri  IAS 27
4. PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi  IAS 14/IFRS 8
5. PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama  IAS 31
6. PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi  IAS 28
7. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan  IAS 8
8. PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset  IAS 36
9. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 
IAS 37
10. PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan  IFRS 5

15
INTERPRETASI DISAHKAN
23 DESEMBER 2009
1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus 
SIC 12
2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas
Restorasi, dan Liabilitas Serupa  IFRIC 1
3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan  IFRIC 13
4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik  IFRIC 17
5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter
oleh Venturer  SIC 13

16
PPSAK DISAHKAN SEPANJANG 2009
(BERLAKU EFEKTIF 2010)
1. PPSAK 1 : Pencabutan PSAK 32 Akuntansi Kehutanan, PSAK 35
Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37 Akuntansi
Penyelenggaraan Jalan Tol
2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43:
Akuntansi Anjak Piutang
3. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang
Piutang bermasalah
4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi
Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49:
Akuntansi Reksa Dana
5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan
16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada
Kontrak dalam Mata Uang Asing
17
PSAK DISAHKAN 2010

PSAK Disahkan 19 Februari 2010


 PSAK 19 (2010) : Aset tidak berwujud
 ISAK 14 (2010) : Biaya Situs Web
 PSAK 23 (2010) : Pendapatan
 PSAK 7 (2010) : Pengungkapan Pihak-Pihak yang Berelasi
 PSAK 22 (2010) : Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
 PSAK 10 (2010) : Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret
2010)
 ISAK 13 (2010) : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan
Usaha Luar Negeri

18
PSAK DISAHKAN PER NOV 2010

 PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja


 ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)
 PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan
 PSAK 50 (R 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian
 PSAK 8 (R 2010) : Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
 PSAK 53 (R 2010) : Pembayaran Berbasis Saham

19
YANG DISAHKAN SETELAH 27 APRIL
2010

 PSAK 18 (2010) : Program Manfaat Purnakarya


 ISAK 15 : Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimum dan Interaksinya.
 PSAK 3 : Laporan Keuangan Interim
 ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan
Penurunan Nilai

20
PSAK YANG DITERBITKAN SETELAH
AGUSTUS 2010

1. ISAK 20 : Pajak
Penghasilan: Perubahan dalam Status
Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham
2. PSAK 46 : Pajak Penghasilan
3. ISAK 18 : Bantuan
Pemerintah – Tidak ada Relasi Spesifik
dengan Aktivitas Operasi
4. PSAK 63 : Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
5. PSAK 61 : Akuntansi Hibah
Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan
Pemerintah 21
PSAK DISAHKAN SETELAH 18 NOV 2010
1. PSAK 34 : Kontrak konstruksi
2. PSAK 45 : Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
3. ISAK 19 : Penerapan Penyajian Kembali dalam
PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi
4. ISAK 21 : Perjanjian Konstruksi Real Estate
5. PPSAK 6 : Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas,
ISAK 1 Penentuan Harga Pasar Dividen, ISAK 2 Penyajian
Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham,
ISAK 3 Akuntansi atas Sumbangan dan Bantuan
6. PPSAK 7 : Pencabutan PSAK 44 Konstruksi Rel
Estate
7. PPSAK 8 : Pencabutan PSAK 27 Akuntansi Koperasi
22
PSAK DISAHKAN SETELAH JANUARI
2011
1. PSAK 62 : Kontrak Asuransi
2. PSAK 28 : Akuntansi Asuransi Kerugian
3. PSAK 36 : Akuntansi Asuransi Jiwa
4. PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
5. PPSAK 10 : Pencabutan PSAK 51 Akuntansi
Kuasi Reorganisasi

23
PSAK DISAHKAN SETELAH MARET 2011
1. PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum
2. PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
3. ISAK 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
4. ISAK 23: Sewa Operasi-Insentif
5. ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang
Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
6. PSAK 11: Pencabutan PSAk 39: Akuntansi Kerja Sama
Operasi.

24
SAK ETAP
 SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas
tanpa akuntabilitas publik
 ETAP adalah entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
dan lembaga pemeringkat kredit.
25

October 18, 2023


Siapa Pengguna ETAP
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan berarti
 tidak tercatat di pasar modal

Tidak sedang dalam proses untuk pengajuan pernyataan


pendaftaran di pasar modal
 bukan lembaga keuangan

Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan dapat


menggunakan SAK ETAP jika diizinkan oleh otoritas
berwenang

26
26
Siapa Pengguna ETAP
 BI menetapkan BPR menggunakan SAK ETAP dengan
menerbitkan Pedoman Akuntansi BPR yang berlku 1
Januari 2010 yang mengadopsi SAK ETAP
 Entitas Nirlaba dapat menyusun LK berdasar PSAK 45
dan SAK ETAP untuk perlakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan transaksi.
 Kementerian BUMN menegaskan BUMN TIDAK
diperkenankan menggunakan SAK ETAP

27
Siapa Pengguna ETAP
 Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau


dalam proses pernyataan pendaftaran, pada otoritas
pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau

Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia


untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank,
entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Harus menggunakan PSAK - IFRS based kecuali jika ada


regulasi yang mengijinkan penggunaan SAK ETAP 28
Kapan Penggunaan SAK ETAP?
 SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011
dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010
 Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan
prospektif :
 Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
 Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh
SAK ETAP
 Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan
PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP
 Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui
sesuai SAK ETAP 29
Ketentuan MasaTransisi
ƒ ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK - IFRS atau
menggunakan SAK ETAP.
ƒ Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009
menggunakan satu PSAK yaitu PSAK yang berlaku per 31
Desember 2009.
 ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK - IFRS tidak
boleh di kemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.

 Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah


memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan
SAK ETAP.
ƒ ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka
harus menggunakan PSAK - IFRS dan tidak boleh lagi
menggunakan SAK ETAP 30
Jadi, Penerapan SAK ETAP:

1 Januari 2011 Ya Apakah Entitas Ya


apakah Entitas memilih
memenuhi syarat menggunakan SAK
ETAP? ETAP?

Tidak Entitas menerapkan


SAK ETAP secara
Tidak KONSISTEN
Ya

Tidak diperkenankan
Apakah Entitas tetap
memenuhi syarat
Entitas menerapkan ETAP?
PSAK secara 31
KONSISTEN Tidak
Keterterapan SAK ETAP
 Jenis Entitas :
1. Entitas Perorangan
2. Persekutuan Perdata
3. Firma
4. Commanditaire Vennootschap (CV)
5. Perseroan Terbatas
6. Koperasi
7. Entitas Nirlaba (kombinasi alternatif)

32
Rerangka Prinsip Akuntansi Konvensional
yang Berlaku Umum

Rerangka Prinsip Akuntansi


Konvensional yang Berlaku Umum

Praktik Konvensi & Kebiasaan Buku Teks/Ajar, Artikel, dan


Tingkat 3 Pelaporan yang Sehat Pendapat Ahli

Landasan
Operasional SAK Pedoman/
Buletin Peraturan
Internasional Praktik
atau Tingkat 2
atau negara
Teknis pemerintah untuk
Akuntansi
Landasan industri (regulasi)
lain Industri
Praktik

Pernyataan Standar Interpretasi Pernyataan


Tingkat 1 Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
Akuntansi Keuangan (PSAK)

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian


Landasan Konseptual Laporan Keuangan (KDPPLK)

33
Sumber: PSAK per 1 Juli 2009 (IAI, 2009)
Rerangka Prinsip Akuntansi Syariah yang
Berlaku Umum
Rerangka Prinsip Akuntansi
Syariah yang Berlaku Umum di Indonesia

Praktik Konvensi & Kebiasaan


Buku Teks/Ajar, Artikel, dan
Tingkat 3 Pelaporan yang Sehat sesuai
dengan syariah Pendapat Ahli

Landasan SAK
Operasional Pedoman/
Internasional Buletin Peraturan
atau Praktik
Tingkat 2 atau negara Teknis pemerintah untuk
Landasan Akuntansi
lain yang industri (regulasi)
Praktik Industri
sesuai syariah

PSAK dan ISAK Umum


Tingkat 1 PSAK dan ISAK Syariah
yang Sesuai dengan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian


Landasan Konseptual
Laporan Keuangan Syariah
Fatwa Syariah yang Berlaku Umum

Landasan Syariah Al Hadits

Al Quran 34

Sumber: PSAK 2009 (IAI, 2009)


Framework for
Financial Reporting

Summary of the
Structure
First
First Level:
Level: Basic
Basic Objective
Objective

OBJECTIVE

“To provide financial information about the reporting entity


that is useful to present and potential equity investors,
lenders, and other creditors in making decisions in their
capacity as capital providers.”

 Provided by issuing general-purpose financial statements.


 Assumption is that users have reasonable knowledge of business
and financial accounting matters to understand the information.
Second
Second Level:
Level: Fundamental
Fundamental Concepts
Concepts

Qualitative Characteristics of Accounting


Information
IASB identified the Qualitative Characteristics of accounting information
that distinguish better (more useful) information from inferior (less useful)
information for decision-making purposes.
Second
Second Level:
Level: Fundamental
Fundamental Concepts
Concepts

Hierarchy of
Accounting Qualities

LO 4 Identify the qualitative characteristics of accounting information.


Second
Second Level:
Level: Fundamental
Fundamental Concepts
Concepts

Fundamental Quality - Relevance


Relevance is one of the two fundamental qualities that make
accounting information useful for decision-making.
Second
Second Level:
Level: Fundamental
Fundamental Concepts
Concepts

Fundamental Quality – Faithful Representation


Faithful representation means that the numbers and
descriptions match what really existed or happened.
Second
Second Level:
Level: Fundamental
Fundamental Concepts
Concepts

Enhancing Qualities
Distinguish more-useful information from less-useful
information.
ASSUMPTIONS PRINCIPLES CONSTRAINTS
1. Economic entity 1. Measurement 1. Cost
2. Going concern 2. Revenue recognition 2. Materiality
Third
3. Monetary unit
4. Periodicity
Basic
Basic Elements
3. Expense recognition
Elements
4. Full disclosure
level

5. Accrual

QUALITATIVE
CHARACTERISTICS ELEMENTS
1. Fundamental 1. Assets
qualities 2. Liabilities Second level
2. Enhancing 3. Equity
qualities 4. Income
5. Expenses
Framework for
Financial Reporting
OBJECTIVE
Provide information
about the reporting
entity that is useful
to present and potential First level
equity investors,
lenders, and other
creditors in their
capacity as capital
Providers.
LO 4
Second
Second Level:
Level: Basic
Basic Elements
Elements
Third
ThirdLevel:
Level:Recognition,
Recognition,Measurement,
Measurement,and
andDisclosure
Disclosure
Concepts
Concepts

These concepts explain how companies should recognize,


measure, and report financial elements and events.

Recognition, Measurement, and Disclosure Concepts


ASSUMPTIONS PRINCIPLES CONSTRAINTS
1. Economic entity 1. Measurement 1. Cost
2. Going concern 2. Revenue recognition 2. Materiality
3. Monetary unit 3. Expense recognition
4. Periodicity 4. Full disclosure
5. Accrual

Framework for
Financial Reporting
Third
Third Level:
Level:Assumptions
Assumptions

Basic Assumptions
Economic Entity – company keeps its activity separate from
its owners and other business unit.
Going Concern - company to last long enough to fulfill
objectives and commitments.
Monetary Unit - money is the common denominator.
Periodicity - company can divide its economic activities into
time periods.
Accrual Basis of Accounting – transactions are recorded in
the periods in which the events occur.
Third
Third Level:
Level: Principles
Principles
Principles
Measurement

Cost is generally thought to be a faithful representation of the


amount paid for a given item.
Fair value is “the amount for which an asset could be exchanged,
a liability settled, or an equity instrument granted could be
exchanged, between knowledgeable, willing parties in an arm’s
length transaction.”

IASB has taken the step of giving companies the option to use fair
value as the basis for measurement of financial assets and
financial liabilities.
Third
Third Level:
Level: Principles
Principles

Revenue Recognition - revenue is to be recognized when it


is probable that future economic benefits will flow to the company
and reliable measurement of the amount of revenue is possible.
Illustration 2-3
Timing of Revenue Recognition
Third
Third Level:
Level: Principles
Principles

Expense Recognition - outflows or “using up” of assets


or incurring of liabilities (or a combination of both) during a
period as a result of delivering or producing goods and/or
rendering services. Illustration 2-4
Expense Recognition

“Let the expense follow the revenues.”


Third
Third Level:
Level: Principles
Principles

Full Disclosure – providing information that is of sufficient


importance to influence the judgment and decisions of an
informed user.
Provided through:

Financial Statements
Notes to the Financial Statements
Supplementary information
Third
Third Level:
Level: Constraints
Constraints

Constraints
Cost – the cost of providing the information must be weighed
against the benefits that can be derived from using it.

- an item is material if its inclusion or omission would


Materiality
influence or change the judgment of a reasonable person.
Siklus Akuntansi
dan
Cash Basis vs Accrual Basis
MEKANISME/SIKLUS PENYELESAIAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DALAM BADAN USAHA SELAMA SATU TAHUN

Penyetoran pajak yg terkait


dengan transaksi usaha dg
media SSP, SSB, atau lainnya
seperti : penyetoran PPh 21,
(Bukti) 22, 23, 25, 26, PPN & PPnBM,
Identifikasi;Penghitungan;
Transaksi dptg/diput & atau memtg/
PBB, BPHTB, Pajak Daerah Harus dilaksanakan
usaha dalam oleh WP setiap
memungut pajak-pajak yg
bulan/masa dlm satu
satu tahun terkait dg transaksi usaha
Pelaporan pajak yg terkait tahun pajak
pajak 20XX dengan transaksi, dengan
media SPM PPh 21, SPM PPh
22, SPM PPh 23, SPM PPN &
PPnBM

Neraca
Dicatat dalam Diposting ke
Saldo/Lajur
buku Jurnal Buku Besar

Laporan Keuangan
Buku Pembantu Komersial

SPT Tahunan PPh Terutang; Laporan Rekonsiliasi ke LK


PPh Badan/OP PPh Ps 28A/29 Keuangan Fiskal
Fiskal (Koreksi Fiskal)
52
 Cash basis

28 DES No Entries

8 JAN Kas 1.000.000


Pendapatan 1.000.000

 Accrual basis
28 DES Piutang Usaha 1.000.000
Pendapatan 1.000.000

8 JAN Kas 1.000.000


Piutang Usaha 1.000.000

(Accrual: Pendapatan diakui setelah penyerahan barang/jasa atau saat kedaluarsa)

53
 Cash basis

31 DES No Entries

2 JAN Beban Gaji 1.000.000


Kas 1.000.000

 Accrual basis
31 DES Beban Gaji 1.000.000
Utang Gaji 1.000.000

2 JAN Utang Gaji 1.000.000


Kas 1.000.000

(Accrual: Beban diakui stlh barang/jasa dinikmati, dipakai, atau telah kedaluarsa)

54
PSAK 1 (R 2009): PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
PEDOMAN PENYAJIAN

 Laporankeuangan disajikan berdasarkan


PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang “Penyajian
Laporan Keuangan”.

 PSAK No. 1 (revisi 2009) mengadopsi IAS 1:


Presentation of Financial Statements (2009).

56
Kepatuhan terhadap SAK

 Pernyataan eksplisit bahwa entitas mematuhi SAK (PSAK dan


ISAK) tanpa kecuali

 Perbaikan kebijakan akuntansi yang salah tidak dapat


dilakukan hanya dengan pengungkapan namun harus
melihat aturan dalam PSAK 25

57
Penyimpangan dari PSAK

 Syarat:
 Kepatuhan terhadap suatu PSAK memberikan informasi yang
salah, bertentangan dengan tujuan laporan keuangan dalam
KDPPLK
 Seluruh entitas dalam industri melakukan hal yang sama dan
regulasi mensyaratkan atau tidak melarang penyimpangan

58
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN LENGKAP

1. Laporan Laba Rugi 2. Laporan


(Komprehensif) Perubahan
Ekuitas

4. Laporan Arus Kas 3. Laporan Posisi Keuangan


(Neraca)
5. Catatan Atas
Laporan
Keuangan
Tambahan: 59
6. laporan posisi keuangan
pada awal periode komparatif
Penyajian Laporan posisi keuangan

60
Laporan posisi keuangan
 Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi
dengan regulasi di Indonesia
 Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi
kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
 Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan
sebagai pengurang laba dalam LK konsolidasian
 Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retrospektif
 Minimum line item Penyajian Neraca
 Properti Investasi
 Provisi
 Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
 Aset yang dimiliki untuk dijual
 dll

 Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1
(Aset tidak lancar di atas)
61
Laporan posisi keuangan
 Informasi minimal yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat ditambahkan jika penambahan tersebut relevan
 Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka
pendek

62
LAPORAN LABA RUGI
KEGUNAAN

Evaluasi kinerja periode lalu.

Memprediksi kinerja periode


mendatang.

antisipasi risiko dan ketidakpastian


arus kas periode mendatang.

64
KETERBATASAN

Eliminasi item yang tidak dapat


diukur secara andal.

Pendapatan dipengaruhi oleh


metode akuntansi yang digunakan.

Pengukuran pendapatan melibatkan


judgments.

65
PENJABARAN POS-POS DALAM
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

PENGHASILAN (INCOME)
Adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.
Terdiri dari pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain). Pendapatan berasal dari
aktivitas normal perusahaan, sedangkan keuntungan berasal dari luar aktivitas
normal perusahaan.
Rekening Pendapatan (Revenue) Rekening Keuntungan (Gain)
Penjualan Keuntunganpenjualan surat berharga
Pendapatan Sewa Keuntungan penjualan aset tetap
Pendapatan Bunga
Pendapatan Dividen 66
PENJABARAN POS-POS DALAM
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

BEBAN POKOK PENJUALAN (COST OF GOOD SOLD)

Menunjukkan beban pokok dari barang yang terjual.

67
PENJABARAN POS-POS DALAM
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

LABA BRUTO (GROSS PROFIT)

• Dihitung dengan mengurangkan beban pokok penjualan dari


penjualan bersih.
• Pengungkapan penjualan bersih sangat berguna.
• Pendapatan yang tidak biasa atau insidental diungkapkan dalam
pendapatan dan beban lainnya.
• Analis dapat lebih mudah memahami dan menilai tren pendapatan
dari operasi yang dilanjutkan.

68
PENJABARAN POS-POS DALAM
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

BEBAN (EXPENSES)
Adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau deplesi aset atau kewajiban tidak lancar yang mengakibatkan
penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemegang
saham.
Biaya meliputi biaya (expenses) dan kerugian (losses). Biaya berasal dari aktivitas
normal perusahaan, sedangkan kerugian berasal dari luar aktivitas normal
perusahaan.
Rekening Biaya (Expenses) Rekening Kerugian (Losses)
Beban Pokok Penjualan Kerugian penjualan aset tetap
Depresiasi Kerugian penjualan surat berharga
Bunga
Gaji 69
Format

Illustration

Includes all of the


major items in the list
above, except for
discontinued
operations.
Format of the Income Statement

Condensed

More
representative
of the type
found in
practice.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Melaporkan perubahan dari masing-masing akun ekuitas dan


total ekuitas selama periode pelaporan.

- Laba untuk periode tersebut.


- Kontribusi (penerbitan saham) dan distribusi (dividen) kepada
pemilik.
- Rekonsiliasi jumlah tercatat masing-masing komponen ekuitas
dari awal ke akhir periode.

73
FORMAT LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PT. MAJU MAJU


Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
Saham Saldo Laba Surplus Total Ekuitas
Biasa yang Revaluasi
Beredar
Saldo Awal 300.000.000 50.000.000 60.000.000 410.000.000
Total Laba 110.000.000 30.000.000 140.000.000
Komprehensif
Dividen (10.000.000) (10.000.0000)
Saldo Akhir 300.000.000 150.000.000 90.000.000 540.000.000
74
74
NERACA
DEFINISI

Neraca, atau Laporan Posisi Keuangan (untuk SAK berbasis IFRS):

1. Melaporkan aset, kewajiban/liabilitas, dan ekuitas pada


tanggal tertentu.

2. Menyediakan informasi tentang sumber daya, kewajiban


kepada kreditur, dan ekuitas dalam sumberdaya bersih.

3. Membantu memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian


arus kas masa depan.

76
KEGUNAAN

Menghitung tingkat pengembalian.


Mengevaluasi struktur modal.
Menilai risiko dan arus kas masa depan.
Analisis perusahaan dalam hal:
 Likuiditas
 Solvabilitas
 Fleksibilitas keuangan

77
KETERBATASAN

(Sebagian besar) aset dan kewajiban/liabilitas


dilaporkan pada biaya historis.

Menggunakan judgments dan estimasi.

Banyak item dari nilai finansial dihilangkan.

78
PENGUNGKAPAN

Pertimbangan yang digunakan dalam proses


penerapan kebijakan akuntansi dan memiliki
dampak paling signifikan.

Sumber estimasi ketidakpastian yang memiliki risiko


signifikan untuk berpotensi akan mengakibatkan
penyesuaian material pada periode berikutnya.

Informasi tujuan, kebijakan dan pengelolaan modal.

Puttable financial instruments yang diklasifikasikan79


sebagai ekuitas.
ELEMEN NERACA/LAPORAN POSISI KEUANGAN

KEWAJIBAN/LIABILITAS
- Kewajiban/Liabilitas Jangka
ASET Pendek
- Aset Lancar - Kewajiban/Liabilitas Jangka
- Aset Tidak Lancar: Panjang
o Investasi Jangka Panjang
o Properti Investasi
o Aset Tetap
EKUITAS
o Aset Lain-lain - Hak non Pengendali
- Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan ke Pemilik
Entitas Induk
80
ASET LANCAR

Kas dan aset lain yang dimiliki oleh perusahaan dan diharapkan
dapat diubah menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi baik dalam satu
tahun atau dalam siklus operasi normal, mana yang lebih lama.

Rekening Dasar Penilaian


Kas dan setara kas Nilai wajar
Investasi Jangka Pendek Secara umum, nilai wajar
Uang Muka Biaya perolehan
Piutang Estimasi jumlah yang dapat tertagih
Persediaan Biaya perolehan atau nilai realisasi
bersih, mana yang lebih rendah

81
ASET LANCAR

KAS DAN SETARA KAS

Umumnya setiap uang yang tersedia “on demand."


Setara kas- investasi jangka pendek yang sangat likuid yang akan
jatuh tempo dalam 3 bulan atau kurang.
Pembatasan atau komitmen harus diungkapkan.

82
ASET LANCAR

INVESTASI JANGKA PENDEK

PORTOFOLIO TIPE PENILAIAN KLASIFIKASI


Held-to-Maturity Utang Amortized Cost Current or
Noncurrent
Trading Utang atau Fair Value Current
Ekuitas
Available-for-Sale Utang atau Fair Value Current or
Ekuitas Noncurrent

83
ASET LANCAR

Held-to-maturity securities – sekuritas utang


yang direncanakan dipegang hingga jatuh tempo
Di neraca disajikan dengan nilai yang telah
diamortisasi.
Held-to-maturity securities dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar atau invetasi jangka panjang
tergantung sisa masa jatuh temponya.

84
ASET LANCAR

Trading securities – investasi dengan tujuan


laba jangka pendek
Disajikan sebagai aset lancar di neraca.
Diukur berdasarkan fair value.
Dapat berbentuk sekuritas utang maupun
ekuitas.

85
ASET LANCAR

Available-for-sale securities – investasi dalam


bentuk sekuritas utang atau sekuritas ekuitas yang
dimiliki bukan untuk aktif diperdagangkan namun
dapat dijual sebelum jatuh tempo
Disajikan berdasarkan fair value
Laba atau rugi aktual disajikan di laporan laba rugi
komprehensif
Laba atau rugi yang belum direalisasikan disajikan
sebagai rekening ekuitas
86
ASET LANCAR

UANG MUKA

Pembayaran kas, yang dicatat sebagai aset tetapi manfaat atau


jasa akan diterima di masa depan.
Uang muka sering terjadi dalam hal:
- Asuransi
- Iklan
- Sewa
- Pemeliharaan peralatan
87
ASET LANCAR

PIUTANG

Klaim kepada pelanggan atau pihak lain berupa:


 uang,
 barang, atau
 jasa.

Pengelompokan piutang harus ditampilkan dalam laporan


posisi keuangan atau catatan yang terkait.
88
ASET LANCAR

PERSEDIAAN

Adalah aset:
(a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
(b) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.

89
ASET TIDAK LANCAR

Secara umum terdiri dari:

Investasi Jangka Panjang

Aset Tetap

Aset Tidak Berwujud

Aset Lain-lain

90
ASET TIDAK LANCAR

INVESTASI JANGKA PANJANG


Terdiri dari:

1. Sekuritas (obligasi, saham biasa, wesel).

2. Aset berwujud yang tidak digunakan untuk kegiatan operasi


(misalnya: tanah yang dimiliki untuk tujuan investasi).

3. Dana khusus (dana simpanan, dana pensiun, atau dana


perluasan pabrik).

91
Klasifikasi Investasi Jangka Panjang

PORTOFOLIO TIPE PENILAIAN KLASIFIKASI


Held-for- Utang Amortized Cost Current or
Collection Noncurrent
Trading Utang atau Fair Value Current
Ekuitas
Non-Trading Ekuitas Fair Value Current or
Equity Noncurrent

92
92
ASET TIDAK LANCAR

ASET TETAP

Aset berwujud jangka panjang yang digunakan oleh


perusahaan untuk operasi regulernya.

Properti berwujud seperti tanah, bangunan, mesin,


furnitur, peralatan.

Kecuali tanah, perusahaan harus melakukan depresiasi


(misalnya bangunan) atau deplesi (misalnya cadangan
minyak) atas aset-aset tersebut.

93
ASET TIDAK LANCAR

ASET TIDAK BERWUJUD

Kurangnya substansi fisik dan bukan instrumen keuangan.

Paten, hak cipta, waralaba, goodwill, merek dagang, nama


dagang, dan daftar pelanggan.

Amortisasi aset tidak berwujud selama masa manfaatnya.

94
ASET TIDAK LANCAR

ASET LAIN-LAIN

Dalam praktik itemnya sangat bervariasi, meliputi:

 Beban dibayar di muka jangka panjang

 Piutang macet

 dll

95
KEWAJIBAN/LIABILITAS JANGKA PENDEK

Kewajiban perusahaan yang diharapkan untuk diselesaikan


pada satu siklus operasi normal perusahaan atau satu tahun,
mana yang lebih panjang. Konsep ini meliputi:
1. Hutang dari kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa:
hutang dagang, hutang gaji dan upah, dsb.

2. Kas yang diterima di muka untuk pengiriman barang atau


pemberian pelayanan, seperti sewa diterima di muka.

3. Bagian dari utang jangka panjang yang akan jatuh tempo


dalam kurun waktu satu siklus operasi normal atau satu
tahun, mana yang lebih panjang.
96
KEWAJIBAN/LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban perusahaan yang tidak mungkin diselesaikan


dalam satu siklus operasi normal atau satu tahun, mana
yang lebih panjang, antara lain:
1. Kewajiban yang timbul dari situasi pembiayaan spesifik.

2. Kewajiban yang timbul dari operasi normal perusahaan.

3. Kewajiban yang tergantung pada terjadinya atau tidak


terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan untuk
mengkonfirmasi jumlah hutang, atau penerima
pembayaran, atau tanggal hutang.
97
Classification

Report Form

98

Illustration
LAPORAN ARUS KAS [PSAK No. 2 (2009)]
PSAK 2 (R2009) VS PSAK 2 (R1998)
 Perubahan PSAK 2 (R2009) banyak disebabkan karena
perubahan dari PSAK 1 yakni:
 Pengaturan mengenai arus kas dari pos luar biasa dihilangkan

100
TUJUAN

Tujuan utama: untuk menilai kemampuan entitas dalam


menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.

Laporan tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Where did the cash come from?

2. What was the cash used for?

3. What was the change in the cash balance?


101
KEGUNAAN

Untuk mengukur tingkat:

Financial Liquidity

Financial Flexibility

Free Cash Flow

102
KEGUNAAN

Financial Liquidity
Arus Kas Bersih
Current Cash
Dari Aktivitas Operasi
Debt Coverage =
Ratio Liabilitas Jangka Pendek

Rasio tersebut untuk mengukur apakah perusahaan


dapat melunasi liabilitas jangka pendeknya dari
operasinya. Sebuah rasio 1:1 adalah baik.
103
KEGUNAAN

Financial Flexibility
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas
Cash Debt Operasi
Coverage =
Ratio Total Liabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk


membayar kewajiban dari kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi, tanpa harus melikuidasi aset yang
digunakan dalam operasinya. 104
KEGUNAAN

Free Cash Flow

Jumlah tersebut dapat digunakan untuk investasi


tambahan untuk pembelian, utang pensiun, pembelian
treasury stock, atau hanya menambah likuiditas.
105
DOKUMEN SUMBER

Untuk menyusun laporan arus kas dibutuhkan informasi


dari beberapa sumber sbb:

(1) laporan posisi keuangan komparatif,

(2) laba bersih, dan

(3) data transaksi tertentu.

106
KLASIFIKASI

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode


tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas:

(1) operasi,

(2) investasi, dan

(3) pendanaan.

107
KLASIFIKASI

108
KLASIFIKASI

AKTIVITAS OPERASI

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi


merupakan indikator utama untuk menentukan apakah
operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar.

109
KLASIFIKASI

AKTIVITAS OPERASI
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas, antara lain:
(a) penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
(b) penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
(c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
(d) pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
(e) penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
(f) pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian
dari aktivitas pendanaan dan investasi;
(g) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing). 110
KLASIFIKASI

AKTIVITAS OPERASI

Arus kas dari aktivitas operasi:

Jika jumlahnya besar - mampu menghasilkan kas


yang cukup untuk membayar tagihannya perusahaan.

Jika jumlahnya kecil – perusahaan harus meminjam


atau menerbitkan surat berharga ekuitas untuk
membayar tagihan.

111
KLASIFIKASI

AKTIVITAS INVESTASI

mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk


sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan.

112
KLASIFIKASI

AKTIVITAS INVESTASI

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi


adalah:
a) pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan
yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
b) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan,
serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain;
c) pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau
instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura
bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang
dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk
diperdagangkan atau diperjualbelikan); 113
113
KLASIFIKASI

AKTIVITAS INVESTASI
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
d) penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen
ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain
penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
e) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain
uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
f) penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
diberikan oleh lembaga keuangan);

114
KLASIFIKASI

AKTIVITAS INVESTASI
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
g) pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future, forward opsi,
dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
h) pembayaran kas dari kontrak future, forward opsi, dan swap,
kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan
atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

115
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
STRUKTUR

Catatan atas laporan keuangan:

a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan


keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan.

b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang


tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan;
dan

c. Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun


dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan
untuk memahami laporan keuangan. 117
STRUKTUR

Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan


keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk
membantu pengguna memahami dan membandingkan
dengan laporan keuangan entitas lainnya:
(a) Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK;
(b) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;
(c) Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan
perubahan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif,
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian
118
laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
STRUKTUR

Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan


keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk
membantu pengguna memahami dan membandingkan
dengan laporan keuangan entitas lainnya:
(d) Pengungkapan lainnya, termasuk:

(i) liabilitas kontinjensi dan komitmen kontraktual yang belum


diakui;

(ii) pengungkapan informasi nonkeuangan, misalnya tujuan dan


kebijakan menajemen risiko keuangan. 119
Compute common
financial ratios.
Common Financial Ratios

Short-term debt-paying ability

Liquidity activity ratios

Ability to meet long-term debt obligations

Profitability ratios

121
Short-term
Debt-paying Ability

Cash ratio:
(Cash + Marketable securities) ÷ Current liabilities

Quick ratio:
(Cash + Marketable securities
+ Net accounts receivable) ÷ Current liabilities

Current ratio:
Current assets ÷ Current liabilities 122
Liquidity Activity Ratios

Accounts receivable turnover:


Net sales ÷ Average gross receivables

Days to collect receivables:


365 days ÷ Accounts receivable turnover

Inventory turnover:
Cost of goods sold ÷ Average inventory 123
Liquidity Activity Ratios

Days to sell inventory:


365 days ÷ inventory turnover

124
Ability to Meet Long-term Debt Obligation

Debt to equity:
Total liabilities ÷ Total equity

Times interest earned:


Operating income ÷ Interest expense

125
Profitability ratios

Gross Profit Percentage:


Gross Profit ÷ Sales

Return on Assets:
Net Income ÷ Assets

Return on Equities:
Net Income ÷ Stockholders’ Equities 126
ANALISIS CVP dan BEP

127
LO 1

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA
(BVL/CVP)

Analisis BVL/CVP dapat mengggambarkan:


 Jumlah unit yang harus terjual agar tercapai titik impas
 Dampak pengurangan biaya tetap dalam jumlah tertentu
terhadap titik impas
 Dampak kenaikan harga jual terhadap laba
 Analisis Sensitivitas atas dampak berbagai tingkatan harga dan
biaya terhadap laba

128
LO 1

Titik Impas (BREAK-EVEN POINT): Definisi

Adalah titik di mana total


pendapatan sama dengan total
biaya; titik di mana Laba Nihil .

129
LO 1

LABA OPERASI: Formula

Laba Operasi mencakup pendapatan & beban


dari kegiatan operasi normal perusahaan.

Laba Operasi
= Pendapatan dari Penjualan
– Beban Variabel
– Beban Tetap 130
LO 1

LABA BERSIH: Definisi

Adalah Laba operasi dikurangi


pajak penghasilan.

131
LO 1

TITIK IMPAS (BEP) : Formula

Titik Impas adalah laba = 0.

Titik Impas:
0 = Penjualan – Beban Variabel – Beban Tetap
0 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45,000
($75 x Unit) = $45,000
Unit = 600
132
LO 1

KOPERASI JAYA:
√Laporan Laba Rugi
√Cek titik impas
Penjualan (600 unit @ $400) $ 240,000
Dikurangi: Beban Variabel 195,000
CM (Laba Kontribusi) $ 45,000
Dikurangi: Beban Tetap 45,000
Laba Operasi $ 0

133
LO 1

CONTRIBUTION MARGIN (LABA


KONTRIBUSI): Definisi

Adalah pendapatan dari


penjualan dikurangi biaya
variabel (Penjualan – VC).

134
LO 1

FORMULA: Titik Impas

Titik impas menggunakan laba


kontribusi (contribution margin).

Unit titik impas:


# Unit = Biaya Tetap / Contribution margin per
unit
# Unit = $45,000 / ($400 - $325)
= 600
135
LO 1

FORMULA: Target Laba % Penjualan

Target laba dapat dihitung sebagai


suatu % terhadap pendapatan.

Target laba terhadap % penjualan:


0.15 ($400 x Unit) =
($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45,000
$60 x Unit = ($75 x Unit) - $45,000
# Unit = 3,000 136
LO 2

RASIO BIAYA VARIABEL: Definisi

Adalah proporsi setiap rupiah


penjualan yang digunakan untuk
menutup biaya variabel.

137
LO 2

RASIO CONTRIBUTION MARGIN


(CMR): Definisi

Adalah proporsi setiap rupiah


penjualan yang tersedia untuk
menutup biaya tetap dan untuk
memberikan laba.

138
LO 2

KOPERASI JAYA: : Background

CMR.
Penjualan (1,000 unit @ $400) $ 400,000 100.00%
Dikurangi: Beban Variabel 325,000 81.25%
Laba Kontribusi (CM) $ 75,000 18.75%
Dikurangi: Beban Tetap 45,000
Laba Operasi $ 30,000

139
LO 2

FORMULA: Titik impas CMR

Contribution margin ratio (CMR)


membuat perhitungan jadi lebih mudah.

0 = Penjualan (1 – tarif VC) – Biaya Tetap


= Penjualan (1 – 0.8125) - $45,000
Penjualan = $240,000
ATAU
Penjualan impas = Biaya tetap / CMR
$240,000 = $45,000 / 0.1875 140
LO 3

Apakah kita dapat menggunakan


Analisis CVP jika Koperasi Jaya
memiliki lebih dari 1 produk?

Ya. Tetapi kita hrs


Biaya tetap langsung
menambahkan
ke dalam
analisis.
141
LO 3

BIAYA TETAP LANGSUNG: Definisi

Adalah biaya tetap yang dapat


dilacak ke setiap produk dan
akan hilang/tak ada jika pro-
duknya tidak ada.

142
LO 3

KOPERASI JAYA: Penjualan campuran &


CVP

Laba untuk beberapa/multi produk


Unit Isi dalam
Produk Price VC CM Paket Laba*

Semen $400 $325 $ 75 3 $ 225


Cat 800 600 200 2 400
Total Paket $ 625
*Laba = Unit dalam paket x CM

143
LO 3

FORMULA: Titik Impas Paket

Pendakatan Contribution margin untuk


beberapa/multi produk.

Titik impas paket = Biaya tetap / CM Paket


= $96,250 / $625
= 154 Paket

144
LO 3

TITIK IMPAS PAKET


Penjualan Semen = $400
x 3 x 154 paket.

Semen Cat

ILUSTRASI 145
LO 4

ASUMSI CVP
Analisis CVP mengasumsikan bahwa:
 Fungsi Pendapatan & Biaya bersifat linier
 Harga, total biaya tetap, & biaya variabel per unit dapat
diidentifikasi dengan akurat & tetap konstan untuk rentang
tertentu
 Produk yang diproduksi terjual semua
 Penjualan campuran diketahui
 Harga jual & biaya diketahui dengan pasti

146
LO 4

GRAFIK COST-PROFIT-VOLUME
Ya. CVP dapat diterap-
kan selama fungsi penda-
patan & biaya mendekati
linier dalam rentang
waktu yang relevan.

ILUSTRASI 147
147
LO 5

Apa yang dapat dilakukan


Koperasi Jaya utk meningkatkan
penjualan semennya?

Penjualan dapat ditingkatkan


dengan mengombinasikan
peningkatan promosi dan
penurunan harga.
148
LO 5

ALTERNATIF
Untuk meningkatkan penjualan (misal; berdasarkan contoh di
muka):
#1 Jika pengeluaran untuk promosi meningkat sebesar $8,000,
penjualan semen akan meningkat dari 1,600 menjadi 1,725.
#2 Penurunan harga semen dari $400 menjadi $375 per unit akan
meningkatkan penjualan dari 1,600 menjadi 1,900.
#3 Penurunan harga menjadi $375 dan peningkatan promosi sebesar
$8,000 akan meningkatkan penjualan semen dari 1,600 menjadi
2,600.

149
LO 5

Bagaimana Koperasi Jaya


menggunakan hasil analisis
dari ke-3 alternatif tersebut?

Koperasi Jaya harus memperhi-


tungkan pilihannya dlm konteks
risiko & ketidakpastian.

150
LO 5

RISIKO & KETIDAKPASTIAN


Untuk Koperasi Jaya, risiko meliputi pula fakta
bahwa biaya dan harga tidak dapat diprediksikan
secara pasti. Risiko meng-asumsikan bahwa
distribusi variabel yg sedang dihitung diketahui
(y.i, kita me-ngetahui bagaimana penjualan akan
bere-aksi terhadap perubahan biaya dan harga).
Sedangkan berkaitan dengan ketidakpas-tian,
distribusi ini tidak kita ketahui.

151
151
LO 5

ANALISIS SENSITIVITAS: Definisi

Adalah penggunaan “bagaimana


jika” untuk mengetahui dampak
perubahan-perubahan yang di-
asumsikan terhadap hasil operasi.

152
LO 5

ANALISIS SENSITIVITAS
Berdasarkan kedua sistem,
perubahan harga yang sama
memberikan efek yang
berbeda terhadap elemen
CVP serta respon berbeda
pula terhadap risiko &
ketidakpastian.

ILUSTRASI 153
153
LO 6

ABC & CVP

ABC membagi biaya ke dalam kategori basis-unit


& non-basis-unit. Untuk itu CVP harus
menyesuaikan formulanya agar dapat
diterapkan.

154
LO 6

Apa implikasi strategis dari 2


pendekatan terhadap analisis
CVP?

Pendekatan ABC ke CVP


memungkinkan penjabaran biaya
yang lebih baik untuk menganalisis
alternatif yang direkomendasikan.
155
THE END

156

Anda mungkin juga menyukai