Anda di halaman 1dari 10

Ethics, Fraud, and Internal Control

Etika Bisnis
Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan
seseorang dalam membuat pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya di
berbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Secara
spesifik, etika bisnis melibatkan penemuan jawaban atas dua pertanyaan berikut.
1. Bagaimana para manajer merumuskan mengenai apa yang benar
dalam menjalankan bisnis mereka?
2. Ketika para manajer telah mengetahui apa yang benar, bagaimana
mereka dapat mencapainya?
Membuat Keputusan yang Beretika
Setiap keputusan yang beretika memiliki risiko dan manfaat. Mencari
keseimbangan antara berbagai konsekuensi tersebut adala tanggung jawab etika
(ethical responsibility) manajer. Berikut ini adalah beberapa prinsip beretika yang
dapat menjadi petunjuk dalam melaksanakan tanggung jawab.
1. Keadilan, manfaat keputusan harus didistribusikan secata adil ke orang-
orang yang menanggung risiko bersama. Mereka yang tidak mendapatkan
benefit tidak seharusnya menanggung risiko.
2. Meminimalisasi risiko, manfaat keputusan harus didistribusikan secata adil
ke orang-orang yang menanggung risiko bersama. Mereka yang tidak
mendapatkan benefit tidak seharusnya menanggung risiko.
Isu etika dalam bisnis terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Kesetaraan
a. Gaji eksekutif
b. Nilai yang dapat dibandingkan
c. Penetapan harga produk
2. Hak
a. Proses penilaian perusahaan
b. Pemeriksaan kesejahteraan karyawan
c. Privasi karyawan
d. Pelecehan seksual
e. Keanekaragaman
f. Peluang kerja yang setara
g. Pemberitahuan mengenai adanya kecurangan (Whistle-Blowing)
3. Kejujuran
a. Konflik kepentingan pihak manajemen dan karyawan

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

b. Keamanan data dan catatan perusahaan


c. Iklan yang menyesatkan
d. Politik bisnis yang meragukan di negara asing
e. Laporan yang akurat atas kepentingan pemegang saham
4. Penggunaan kekuasaan perusahaan
a. Komite aksi politik
b. Keamanan tempat kerja
c. Keamanan produk
d. Isu lingkungan
e. Divestasi kepentingan
f. Kontribusi politik perusahaan
g. Pengecilan ukuran perusahaan dan penutupan pabrik
Etika Komputer
Etika komputer (computer ethics) adalah analisis mengenai sifat dan
dampak sosial teknologi komputer serta berbagai formulasi dan justifikasi
kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika.
Hal ini meliputi perhatian mengenai perangkat lunak serta perangkat keras dan
berkaitan dengan jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dan
komputer itu sendiri.
Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika komputer yaitu pop, para, dan
teoritis. Etika komputer pop hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan
yang terdapat dalam media populer mengenai dampak baik dan buruk dari
teknologi komputer. Etika komputer para melibatkan perhatian sesungguhnya atas
berbagai kasus etika komputer dan membutuhkan tingkat serta pengetahuan
tertentu dalam bidang tersebut. Tingkat ketiga etika komputer teoritis, merupakan
perhatian berbagai peneliti multidisplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai teori
filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan tujuan untuk
menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.
Masalah Baru atau Hanya Bentuk Baru dari Masalah Lama?
Komputer adalah aset jenis baru. Banyak yang merasa bahwa program ini
tidak seharusnya dianggap berbeda dari berbagai bentuk property lainnya. Akan
tetapi banyak kelompokyang sangat tidak setuju dengan premis bahwa komputer
tidak berbeda dari teknologi lainnya.
1. Privasi, pembuatan pemeliharaan basis data yang besar dan dapat
digunakan Bersama membuat perlindungan atas orang dari potensi

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

penyalahgunaan data yang menjadi hal yang penting. Hal ini


memunculkan isu mengenai kepemilikan (ownership) dalam industri
informasi personal.
2. Keamanan (Akurasi dan Kerahasiaan), sistem keamanan mencoba
untuk mencegah penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer,
komputer ini sebagai pelindung dan juga merupakan kepentingan sah
dari berbagai konsistuensi system tersebut.
3. Kepemilikan Properti, hukum yang didesain untuk menjaga hak cipta
fsik telah dipeluas untuk meliputi apa yang disebut sebagai hak
intelektual, yaitu perangkat lunak. Hukum hak cipta telah dimunculkan
dalam usaha dalam melindungi orang-orang yang mengembangkan
perangkat lunak dari penyalinan.
4. Kesetaraan Akses, beberapa halangan untuk akses adalah bawaan
system teknologi informasi tetapi beberapa dapat dihindari melalui
desain system yang berhati-hati. Status ekonomi seseorang atau
pengaruh perusahaan akan menentukan kemampuan untuk
mendapatkan teknologi informasi. Budaya juga dapat membatasi
akses.
5. Masalah Lingkungan, kertas berasal dari pohon, sebuah sumber daya
yang berharga dan berakhir disebuah tempat sampah jika tidak didaur
ulang dengan tepat.
6. Kecerdasan Buatan, para teknis yang berpengetahuan dan para ahli
dibidang ilmunya harus memperhatikan tanggung jawab mereka atas
keputusan yang salah, dasar pengetahuan yang tidak lengkap atau
tidak akurat dan peran yang diberikan komputer dalam proses
pengambilan komputer.
7. Pengangguran dan Penggantian, banyak pekerjaan yang telah dan
sedang berubah sebagai akibat dari ketersediaan teknologi komputer.
Orang-orang yang tidak dapat atau tidak siap berubah akan diganti.
8. Penyalahgunaan Komputer, komputer dapat disalahgunakan dalam
banyak cara. Menyalin perangkat lunak berhak cipta, menggunakan
komputer perusahaan untuk kepentingan pribadi, dan melihat-lihat fle
milik orang lain merupakan contohnya.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

Penipuan dan Akuntan


Penipuan (fraud) merujuk pada penyalian yang salah atas suatu fakta yang
dilakukan oleh suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat
pihak lain tersebut meyakini fakta tersebut, walaupun merugikannya. Berdasarkan
hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini:
1. Penyajian yang salah
2. Fakta yang berbentuk material
3. Niat
4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi
5. Kerusakan atau kerugian
Dalam lingkungan bisnis, penipuan adalah pembohongan disengaja,
penyalahgunaan aset komputer, atau memanipulasi atas data keuangan dari
keuntungan pelaku penipuan.
Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan, yaitu:
1. Penipuan oleh karyawan (employee fraud), yaitu penipuan yang
dilakukan oleh karyawan nonmanajemen yang didesain secara lansung
mengonversi kas atau aktiva lainnya dengan mengondisikan sistem
pengendalian internal untuk keuntungan pribadi. Pada employee fraud
biasanya melibatkan tiga tahap yaitu:
a. mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva)
b. mengonversi aktiva tersebut kedalam bentuk yang dapat digunakan
(uang tunai)
c. menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi.
2. Penipuan oleh pihak manajemen (management fraud), .erupakan
penipuan kinerja yang seringkali melibatkan pendapatan dan atau
untuk menghindari diakuinya kebangkrutan atau penurunan
pendapatan agar investor tetap menanamkan sahamnya. Karakteristik
khusus dalam management fraud yaitu:
a. penipuan dilakukan pada tingkat manajemen di atas tingkat tingkat
dimana struktur pengendalian internal biasanya berhubungan.
b. penipuan tersebut seringkali melibatkan penggunaan laporan
keuangan untuk membuat ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat
dan sejahtera daripada sesungguhnya.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

c. jika penipuan tersebut menyalah gunakan aktiva, penipuan


seringkali disebarkan dalam berbagai transaksi yang rumit, dan
seringkali melibatkan pihak ketiga.
Adapun faktor yang membentuk penipuan yaitu:
1. Tekanan keadaan, adanya tekanan dari lingkungan sekitar berupa
keadaan yang menekan seseorang akhirnya melakukan tindakan
penipuan. Contohnya seperti seorang bapak mencuri dikarenakan
anaknya membutuhkan biaya sekolah.
2. Peluang, seseorang melakukan tindakan penipuan bisa didasarkan
karena ada peluang. Bisa saja seseorang tidak menipu karena
memang tidak ada peluang disana. Contohnya seperti seorang preman
berani melakukan penipuan di siang bolong dalam kondisi ramai pada
seorang wanita dengan cara menghipnotis. Preman tersebut berani
melakukan tindakan tersebut karena wanita yang menjadi korbannya
memakai perhiasan mencolok dengan muka tampak lelah (peluang).
3. Karakteristik pribadi (integritas), motivasi seseorang melakukan
penipuan diantaranya adalah memang karena karakteristik pribadi.
Artinya tanpa harus menunggu ada tekanan dan ada peluang,
seseorang bisa saja tetap menipu karena memang dasarnya dan
wataknya adalah pembohong.

Kerugian Keuangan Akibat Penipuan


Biaya sesungguhnya dari penipuan sulit di ukur karena sejumlah alasan,
antara lain:
1. Tidak semua penipuan terdeteksi;
2. Dari semua penipuan yang terdeteksi tidak semua di lampirkan;
3. Dalam banyak kasus penipuan hanya dapat di kumpulkan informasi
yang tidak lengkap;

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

4. Informasi tidak disebarkan dengan benar kepada pihak manajemen


atau ke badan penegak hukum;
5. Sering kali perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan
hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
Pelaku Penipuan
Peneliti ACFE memeriksa sejumlah faktor yang mencirikan pelaku
penipuan seperti:
1. Kerugian akibat penipuan berdasarkan posisi dalam perusahaan,
mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses
terbesar atas dana dan aktiva perusahaan.
2. Kerugian akibat penipuan dan pengaruh kolusi, ketika orang-orang
dalam posisi yang penting berkolusi, mereka menciptakan peluang
untuk mengendalikan atau mendapatkan akses ke berbagai aktiva,
yang tidak mungkin terjadi jika tidak berkolusi.
3. Kerugian akibat penipuan berdasarkan gender, walaupun gambaran
demografs berubah, terdapat lebih banyak pria daripada wanita yang
menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan
pria akses yang lebih besar ke aktiva.
4. Kerugian akibat penipuan berdasarkan umur, karyawan yang lebih tua
cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya dan
karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva perusahaan.
5. Kerugian akibat penipuan berdasarkan Pendidikan, umumnya mereka
yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati posisi yang lebih tinggi
dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses lebih besar atas
dana perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya.
Diluar dari pentingnya etika pribadi dan tekanan situasional, peluang
adalah faktor yang mendorong penipuan. Pengendalian dan akses adalah elemen-
elemen yang mendasar dari peluang.
Skema Penipuan
Tiga kategori umum skema penipuan adalah laporan tipuan, korupsi, dan
penyalahgunaan aktiva.
1. Laporan Tipuan, yang didasari oleh masalah-masalah:
a. Kurangnya indenpendensi auditor
b. Kurangnya indenpendensi direktur
c. Skema kompensasi eksekutif yang meragukan

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

d. Praktik akuntansi yang tidak tepat


2. Korupsi, ACFE mengidentifkasikan empat jenis umum korupsi yaitu:
a. Penyuapan (bribery)
b. Hadiah ilegal (illegal gratuity)
c. Konfik kepentingan (conflict of interest)
d. Pemerasaan secara ekonomi (economic extortion)
3. Penyalahgunaan Aktiva
a. Pembebanan ke akun beban
b. Gali lubang tutup lubang (lapping)
c. Penipuan transaksi (transaction fraud)
d. Penipuan computer (computer fraud)

Konsep dan Prosedut Pengendalian Internal


Pengendalian internal adalah suatu sistem yang disusun sedemikan rupa
sehingga antara bagian yang satu secara otomatis akan mengawasi bagian
lainnya, dan merupakan suatu pengujian kebenaran data yang dilakukan dengan
mencocokkan berbagai angka-angka dan transaksi, yang dilaksanakan oleh
petugas berbeda.
Sistem pengendalian internal (Internal control system) terdiri atas beberapa
kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai
empat tujuan umumnya:
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efsiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesusuaian dengan kebijakan serta prosedur yang
ditetapkan oleh pihak manajemen.
Memodifikasi Asumsi
Hal yang terdapat dalam berbagai tujuan pengendalian ini adalah empat
asumsi dasar tambahan yang membimbing para desainer serta auditor sistem
pengendalian internal.
1. Tanggung Jawab Pihak Manajemen (Management Responsibility)

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

2. Jaminan yang wajar (Reasonable Assurance)


3. Metode Pemrosesan Data
Eksposur dan Risiko
Gambar di bawah ini menggambarkan sistem pengendalian internal
sebagai perisai yang melindungi aset perusahaan dari berbagai peristiwa
yang tidak diinginkan yang membombardir organisasi. Ini termasuk upaya
akses tidak sah ke aset perusahaan (termasuk informasi); penipuan yang
dilakukan oleh orang-orang baik di dalam maupun di luar perusahaan;
kesalahan karena ketidakmampuan karyawan, program komputer yang
salah, dan data input yang rusak; dan tindakan nakal, seperti akses tidak
sah oleh peretas komputer dan ancaman dari virus komputer yang
merusak program dan basis data.

Eksposur dapat mengeskpos perusahaan ke satu atau lebih jenis risiko


berikut ini.
1. Penghancuran aktiva (baik aktiva fisik maupun informasi)
2. Pencurian aktiva
3. Kerugian informasi atau sistem informasi
4. Gangguan sistem informasi
Model Pengendalian Internal untuk Pencegahan-Pendeteksian-
Perbaikan
1. Pengendalian pencegahan (preventive control) adalah teknik pasif
yang didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang
tidak diinginkan.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

2. Pengendalian pemeriksaan (detective control) mengungkap berbagai


jenis kesalahan tertentu melalui perbandingn kejadian sesungguhnya
dengan standar yang ditetapkan.
3. Pengendalian perbaikan (corrective control) adalah tindakan yang
diambil untuk membalik berbagi pengaruh kesalahan yang terdeteksi
dalam tahap sebelumnya.

Komponen Pengendalian Internal


Pengendalian Internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri atas 5
komponen:
1. Lingkungan Pengendalian (control enviromment)
a. Integritas dan nilai etika manajemen
b. Struktur organisasi
c. Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit (jika ada)
d. Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya
e. Prosedur untuk melegalisasikan tanggung jawab dan otoritas
f. Metode manajemen untuk menilai kinerja
g. Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah
h. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya
manusianya.
2. Penilaian Risiko (risk assessment), untuk mengidetifikasi,
menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan
laporan keuangan.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Ethics, Fraud, and Internal Control

3. Informasi dan Komunikasi, Sistem Informasi komunikasi (SIA) terdiri


atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk
melakukan,mengidentifkasi, menganalisis, mengklasifkasi dan
mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung
berbagai aset dan kewajiban yang terkait di dalamnya.
4. Pengawasan Pengawasan (monitoring), proses yang memungkinkan
kualitas desain pengendalian internal serta operasinya berjalan.
Pengawasan pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalui
berbagai modul komputer yang terpisah ke dalam sistem informasi
yang menangkap berbagai data penting dan atau memungkinkan
pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional
rutin.
5. Aktivitas pengendalian (control activities), berbagai kebijakan dan
prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang
tepat telah diambil dalam mengatasi risiko pemisahan yang telah
diidentifkasi. Aktivitas pengendalian dapat dikelompokan menjadi dua
kategori yang berbeda, pengendalian komputer dan pengendalian fisik.
a. Pengendalian komputer, hal yang penting. Pengendalian ini, yang
secara khusus berhubungan dengan TI dan audit TI.
b. Pengendalian fisik, pengendalian yang berhubungan dengan
manusia yang digunakan dalam sistem akuntansi. Pembahasan
mengenai hal ini akan berkaitan dengan enam kategori aktivitas
pengendalian fisik yaitu:
1) Otorisasi Transaksi
2) Pemisahan Tugas (segregation of duties)
3) Supervisi
4) Catatan akuntansi terdiri atas dokumen sumber, jurnal dan
buku besar
5) Pengendalian akses
6) Verifkasi independen

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065

Anda mungkin juga menyukai