Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI BIAYA

SIFAT, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA


Disusun Oleh :

A. Rezky Aurillia Putri

A031211065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
A. LATAR BELAKANG
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karakteristik
dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama
dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya
dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah
diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah
ini akan membahas tentang cost yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada
tahap pembebanan. Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan
hasil (efforts and accomplishment). Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua
yaitu cost yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya
dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan cost satu periode
akuntansi didasarkan pada kriteria penentuan habisnya manfaat cost tersebut. Pertama, apakah
manfaat cost habis dalam rangka penyerahan produk, jasa, atau sering disebut dengan biaya
(expenses). Kedua, apakah manfaat cost habis karena sebab lain, yang digolongkan sebagai
rugi (losses).
B. PEMBAHASAN
1. Sifat Biaya
Pada dasarnya, menurut sifatnya biaya terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Biaya tetap (fixed cost), biaya-biaya yang secara total tidak berubah jumlahnya
meskipun jumlah produksi berubah. Contohnya seperti gaji dan asuransi.
b. Biaya variable (variable cost), biaya-biaya yang secara total selalu mengalami
perubahan, di mana perubahan itu searah dan sebanding dengan perubahan
tingkat kegiatan. Contohnya seperti biaya bahan mentah langsung dan biaya
tenaga kerja langsung.
c. Biaya semi-variabel (semi-variable cost), biaya-biaya yang tidak bersifat tetap
dan tidak pula bersifat variable. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak
sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Contohnya biaya peralatan dan
biaya pemeliharaan.
Terhadap ketiga macam kategori biaya di atas, dapat dilakukan penggolongan lain
atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan, sehingga diperoleh cara
pengelompokan lain, yakni biaya yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak
dapat dikendalikan (non-controllable).
Biaya yang dapat dikendalikan merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh manajer tertentu. Contohnya seperti biaya iklan surat kabar menjadi
biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran karena mempunyai kuasa
untuk mengotorisasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
Sedangkan biaya yang tidak dapat dikendalikan merupakan biaya yang tidak secara
langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu. Contohnya seperti biaya
penyusutan mesin perlengkapan pabrik yang bukan wewenang dari manajer
pemasaran.
2. Konsep Biaya
a. Pengertian Biaya
Biaya atau cost secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan
dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. Financial Accounting
Standards Board atau FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai aliran keluar
(outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya)
selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau
penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan
utama suatu entitas.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau
kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity)
sebagai akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan
pendapatan pada periode berjalan. Dari definsi-definisi di atas, definisi yang
dikemukakan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) sejalan dengan definisi yang diajukan
oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter
(penurunan aktiva, kenaikan hutang, atau kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi
yang dikemukakan FASB cenderung berbeda dengan definisi yang dikemukakan
Kam.
Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara
peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan
biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah
rupiah memiliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan
perubahan nilai objek ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter
yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan
operasional perusahaan. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost
yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya. Apabila dilihat dari pandangan
tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan bahwa biaya hanya
dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada
periode berjalan.
b. Pengukuran dan Pengakuan Biaya
Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan
laporan keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang
pengukuran dan pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan. Pengukuran biaya
sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu pengukuran biaya
dapat didasarkan pada biaya historis, biaya pengganti, dan setara kas.
Pada pengakuan biaya, biaya memiliki dua kedudukan penting yaitu sebagai aktiva
(potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada
dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu, agar informasi yang
dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan
dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya pada
periode berjalan) dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui
sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
c. Konsep Penandingan
Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan
merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya
mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi
oleh akuntan.
Paton dan Littleton mengungkapkan bahwa masalah utama dalam menandingkan
pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara
pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut.
Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk
melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan
melihat kondisi yang ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan
(reasonable) bukannya pengukuran fisik.
Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari
hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan
tersebut adalah hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi
sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dan pembebanan segera
(immediate recognition).
Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah
hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar
pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang atau jasa
tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu
dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. Komite American
Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat
sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan cost harus dihubungkan dengan
pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang
dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar
tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan
dan biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan
dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.
3. Klasifikasi Biaya
a. Terkait volume produksi
 Biaya tetap (fixed cost)
 Biaya variabel (variable cost)
 Biaya semi-variabel (semi-variable cost)
b. Terkait pembuat keputusan
 Biaya yang dapat dikendalikan (controllable)
 Biaya yang tidak dapat dikendalikan (non-controllable)
 Biaya relevan (relevan cost), biaya masa mendatang berbagai alternatif
untuk mengambil keputusan atau dalam pembuatan keputusan
merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan
alternatif tindakan oleh manajemen.
 Biaya tidak relevan (irrelevant cost), merupakan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
 Biaya standar (standard cost), merupakan biaya yang ditentukan di
muka (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.
 Biaya yang dianggarkan (budget cost), merupakan perkiraan total pada
tingkat produksi yang direncanakan.
 Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), adalah biaya variabel
yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), adalah biaya
variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.
 Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat
adanya tambahan aktivitas sejumlah unit tertentu.
 Biaya marjinal (marginal cost), adalah biaya di mana produksi harus
sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
 Biaya peluang (opportunity costs), merupakan pendapatan atau
penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya
alternatif tertentu.
c. Atas dasar waktu
 Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue
expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban
pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode
sekarang.
 Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital
expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya
dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi.
d. Sesuatu yang dibiayai
 Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi karena ada
sesuatu yang dibiayai.
 Biaya tak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadi tidak
tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda
biaya beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu
pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini
dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada
hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada
hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197708272008011-
AGUS_WIDARSONO/Materi_Kuliah_AK._Man/Konsep_%26_Klasifikasi_Biaya.pdf
https://www.scribd.com/document/350931960/Sifat-Konsep-Dan-Klasifikasi-Biaya-
Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai