Anda di halaman 1dari 32

TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

KONSEP DATABASE RELASIONAL PADA SISTEM PELAPORAN DAN


BUKU BESAR

Pada PT. Bursa Efek Indonesia

Dosen Pengampu :

Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

Lia Nur Farida 43218010014

Program Stdi Akuntansi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mercu Buana

2020
ABSTRAK

Materi ini membahas tentang operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan untuk
memperbarui buku besar dan membuat laporan yang meringkas hasil-hasil
aktivitas organisasi. Sistem buku besar dan pelaporan keuangan memainkan
peranan penting dalam SIA perusahaan. Fungsi utamanya adalah untuk
mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut.
 Setiap sub sistem siklus akuntansi yang menyediakan informasi mengenai
transaksi reguler. (Hanya arus data utama dari setiap sub sistem yang
digambarkan, untuk menjaga agar figur menjadi rapi).
 Bendahara menyediakan informasi mengenai aktivitas pendanaan dan
investasi, seperti penerbitan atau penyelesaian instrumen utang dan ekuitas
dan pembelian serta penjualan sekuritas investasi.
 Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran.
 Kontrolir menyediakan jurnal penyesuaian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem
yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang
sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan.
Input sistem buku besar berasal dari siklus transaksi. Rangkuman aktivitas
transaksi diolah oleh sistem buku besar untuk memperbaharui akun-akun
control buku besar.
Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan status sumber daya
keuangan dan perubahan dalam sumber daya tersebut. Sistem pelaporan
keuangan mengkomunikasikan informasi terutama pada pemakai esternal.
Jenis pelaporan ini disebut nondiscretionary karena organisasi memiliki
sedikit atau tidak ada sama sekali pilihan dalam informasi ini terdiri atas
laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak dan dokumen hukum
lainnya.
Sistem buku besar dan pelaporan keuangan melakukan pengumpulan data
transaksi, mengolah transaksi yang masuk, menyimpan data transaksi,
memelihara pengendalian akuntansi, menghasilkan laporan keuangan, dan
mengklasifikasian data transaksi dan akun.
Sistem pemprosesan transaksi dalam perusahaan dapat dilakukan secara
manual maupun komputerisasi. Dua system pemprosesan tersebut akan
mempengaruhi input, proses, output, menejemen data dan pengendaliannya.
Transaksi secara manual dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat
dalam jurnal khusus dan jurnal umum sesuai dengan tipe
transosesmpraksinya. Sistem pemprosesan transaksi terkomputerisasi pada
dasarnya memiliki proses yang sama dengan system pemprosesan transaksi
secara manual.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja aktivitas-aktivitas dasar dalam system pelaporan dan buku
besar?
2. Apa saja ancaman dan pengendalian dalam system pelaporan dan buku
besar ?
3. Bagaimana system pelaporan XBRL (eXtensible Business Reporting
Language) ?
4. Bagaimana database relasional dalam kreasi organisasi file akuntansi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami aktivitas dasar dalam system pelaporan dan buku besar.
2. Memahami ancaman dan pengendalian dalam system pelaporan dan buku
besar.
3. Memahami pelaporan XBRL (eXtensible Business Reporting Language).
4. Memahami konsep database relasional dalam kreasi organisasi file
akuntansi.
BAB II

LITERATUR TEORI

A. Buku Besar
Pengertian Buku Besar

Buku Besar Akuntansi merupakan suatu kumpulan akun-akun yang


digunakan untuk meringkas sebuah transaksi yang telah dicatat dalam jurnal.
Buku besar juga dapat diartikan sebagai salah satu dari tahapan catatan
terakhir dalam akuntansi book of final entry yang menampung ringkasan data
yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal.

Buku besar (Ledger) adalah sebuah buku yang berisi suatu kumpulan


akun atau perkiraan (accounts). Akun (rekening) tersebut dapat digunakan
untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Akun – akun buku besar dapat digolongkan seperti berikut ini :

Akun Ril (Real Account) adalah suatu akun-akun yang terdapat di dalam


neraca, misalnya saja aktiva, hutang, kewajiban dan modal.

Akun Nominal (Nominal Account) adalah suatu akun-akun yang terdapat pada


laporan laba rugi, misalnya saja pada akun pendapatan dan beban.

Macam-macam buku besar :


1. Buku Besar Umum (General Ledger)
Buku besar umum yakni semua perkiraan yang saling berdiri sendiri dan
ada dalam suatu periode tertentu seperti pada kas, piutang, persediaan
utang dan modal. Perkiraan ini mengikhtisarkan suatu pengaruh transaksi
terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
2. Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu seringkali disebut juga dengan istilah buku
tambahan, yang didalamnya terdapat sekelompok rekening yang khusus
untuk dapat mencatat piutang usaha dan utang usaha secara detail.

Buku besar pembantu dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu :


a. Buku Besar Pembantu Piutang Usaha
Buku besar pembantu piutang usaha atau seringkali disebut juga
sebagai buku piutang yang khusus merinci langganan kredit, kepada
siapa perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit, dimana
lokasi alamat dan berapa jumlah transaksinya.
b. Buku Besar Pembantu Utang
Buku besar pembantu utang atau seringkali disebut juga sebagai buku
utang yang khusus mencatat tiap-tiap pemasok secara terperinci, siapa
saja pemasok yang memberikan pinjaman kredit dan berapa jumlah
utangnya.

Bentuk Buku Besar :

1. Bentuk T
Bentuk T adalah salah satu buku besar yang berbentuk huruf T. Buku
besar ini merupakan sebuah buku besar yang paling sederhana dan paling
banyak digunakan, biasanya untuk keperluan suatu analisis transaksi dan
keperluan menjelaskan mekanisme penggunaan akun dalam pelajaran
akuntansi.
2. Bentuk Skontro
Bentuk Skontro adalah salah satu buku besar berbentuk sebelah-
menyebelah atau disebut 2 kolom. Buku besar ini juga merupakan buku
besar bentuk T yang lebih lengkap.
3. Bentuk Staffel
Bentuk Staffel adalah salah satu buku besar berbentuk halaman dan
memiliki lajur saldo. Buku besar ini juga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu buku besar 3 kolom (memiliki lajur saldo tunggal) dan buku besar 4
kolom (memiliki lajur saldo rangkap).

Bentuk Staffel dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal
Bentuk staffle berkolom saldo tunggal merupakan salah satu bentuk
buku yang digunakan apabila dibutuhkan penjelasan dari transaksi
yang jumlahnya relatif banyak.
b. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap
Bentuk staffle berkolom saldo rangkap merupakan salah satu bentuk
buku besar yang mirip dengan bentuk kolom saldo tunggal.

Manfaat Buku Besar :

 Mencatat semua transaksi pada akuntasi dengan akurat.


 Melakukan suatu posting pada semua transaksi tersebut sesuai dengan
akunnya masing-masing.
 Menjaga suatu keseimbangan pada perkiraan yang ada baik itu dikolom
debit ataupun kredit.
 Akomodasi entry pada jurnal penyesuaian yang diperlukan.
 Membantu untuk mempersiapkan dan menghasilkan laporan keuangan
yang bisa dipercaya dan bisa disajikan tepat waktu untuk setiap periode
akuntansi.

 Tujuan Sistem Buku Besar Umum :

 Untuk dapat mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.
 Untuk dapat memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.
 Untuk dapat menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.
 Untuk bisa mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
 Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
tepat waktu untuk setiap periode akuntansi.

 Fungsi Sistem Buku Besar Umum :

 Untuk bisa mengumpulkan data transaksi.


 Untuk dapat mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi serta
akun.
 Untuk memvalidasikan suatu transaksi yang terkumpul.
 Untuk dapat memperbarui akun Buku Besar Umum dan File transaksi.
 Untuk dapat mencatat penyesuaian terhadap akun.
 Untuk bisa mempersiapkan laporan keuangan.

Kegunaannya Buku Besar Pembantu :

 Untuk bisa memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena dalam


buku besar umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit.
Hal ini pula yang akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku
besar umum.
 Akan menghasilkan suatu ketelitian dalam pembukuan sehingga dapat
diuji dengan membanding-kan saldo dalam akun buku besar umum
dengan jumlah pada saldo-saldo dalam buku pembantu.
 Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengerjaan suatu akuntansi.
 Dapat memungkinkan pembukuan harian dari suatu bukti-bukti
pendukung transaksi kedalam buku pembantu.
 Bisa dengan segera dapat diketahui jumlah macam-macam elemen.
 Sebagai suatu pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti
Hutang, Piutang, dan Persediaan.
B. Database Relasional

Database relasional merupakan jenis Database Management System


(DBMS) yang terbaru,  yang memberikan gambaran atau bagam skema yang
menjelaskan tentang hubungan antar tabel bisa dilakuan di dalam sebuah
database. Model database ini digagas  oleh seorang pakar database bernama
EF codd.

Untuk diketahui Database adalah sekumpulan tabel yag disimpan dalam


bentuk file/elektronik dan dikelompokkan berdasarkan skema yang sudah
dibuat oleh user. Untuk melakukan pembuatan struktur, pengisian,
pengeditan, dan penghapusan database diperlukan software atau perangkat
lunak, dan jenis perangkat lunak  yang dimaksud adalah RDBMS atau
disebut Relational Database Management System. Sedangkan command
yang diterapkan untuk melakukan berbagai manipulasi terhadap database dan
tabel yang ada di software RDBMS disebut SQL (Structured Query
Language).

RDBMS adalah sebuah software komputer yang digunakan untuk


membuat, menyunting dan menanajemen basis data yang telah mendukung
skema relational. Pemanfaatan program ini sangat banyak sekali contohnya,
misalnya dalam sistem apoteker, sistem penyewaan (Rental) mobir, sistem
penjualan barang, sistem kepustakaan, sistem pertokoan, dan masih banyak
lagi. RDBMS sendiri memiliki tingkatan sesuai skala yang akan digunakan,
ada RDBMS yang digunakan untuk small-scale database semisal aplikasi
stock sederhana, aplikasi perpustakaan, dan ada aplikasi large-scale database
yaitu aplikasi RDBMS dengan skala yang lebih luas mencakup kebutuhan
enteprise, contohnya adalah aplikasi Oracle yang digunakan untuk menangani
kebutuhan akan manajemen Perusahaan berskala besar (dengan jumlah record
yang sangat besar).

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem Buku Besar dan Pelaporan

Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data
yang berkaitan dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening
buku besar dan pembuatan laporan yg merupakan ikhtisar hasil operasi
perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan siklus lain dan berbagai pihak,
baik eksternal maupun internal.
Siklus ini menerima berbagai informasi dari sumber lain :
1. Informasi mengenai transaksi regular (siklus pendapatan, pengeluaran,
sistem produksi, akuntansi biaya, dan sistem persediaan).
2. Bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi
3. Departemen anggaran (berupa data anggaran)
4. Kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian)

System buku besar dan pelaporan merupakan merupakan suatu puat yang
terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi.
Menunjukkan jenis model suatu sistem buku besar dan pelaporan online.

Tujuan system buku besar :


1. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat.
2. Untuk memposting pada rekening yang tepat.
3. Untuk menjaga keseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit.
4. Mengakomodai kebutuhan pembuatan jurnal penyesuian.
5. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat.

Diagram Konteks Sistem Buku Besar dan Pelaporan

Informasi ini harus diatur dan disimpan dalam cara yang memfasilitasi
pemenuhan berbagai kebutuhan informasi dan pemakai eksternal. Para manajer
perlu informasi terinci mengenai hasil-hasil operasi dalam bidang tanggung jawab
mereka masing-masing.

Para investor dan kreditor menginginkan laporan keuangan periodik untuk


membantu mereka menilai kinerja organisasi. Semakin banyak dari mereka yang
meminta laporan yang lebih terinci dan sering.

Lembaga pemerintah juga memiliki kebutuhan informasi periodik yang harus


dipenuhi. Akibatnya sistem buku besar dan pelaporan harus didesain untuk
menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung kebutuhan
pertanyaan real-time.

Contohnya, para menejer departemen harus sewaktu-waktu mampu menilai


kinerja aktual dengan yang direncanakan agar  penyimpangan dapat
diidentifikasikan sedini mungkin untuk dapat dilakukan tindakan korektif. Begitu
pula dengan bendahara, dia harus mampu secara dekat mengawasi arus kas
agar  penyimpangan dari prediksi dapat diidentifikasikan tepat pada waktunya,
untuk menyesuaikan peminjaman jangka pendek.

Diagram Arus data level 0 Siklus Buku Besar dan Pelaporan (terhubung
dengan menyertakan ancaman)
Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan
PENGENDALIAN (NOMOR PERTAMA MENGACU
AKTIVITAS ANCAMAN
PADA ANCAMAN YANG SESUAI)
Masalah-masalah umum 1. Data buku besar yang tidak 1.1 Pengendalian integritas pengolahan data
di seluruh siklus buku akurat atau tidak valid 1.2 Pembatasan akses ke buku besar
besar dan pelaporan 1.3 Tinjauan terhadap seluruh perubahan pada data buku besar
2. Pengungkapan laporan 2.1 Pengendalian akses
keuangan yang tidak diotoritasi 2.2 Enkripsi
3. Hilangnya atau perusakan data
3.1 Bakcup dan prosedur pemulihan bencana
Memperbahrui buku 4. Pemburuan yang tidak akurat 4.1 Pengendalian integritas pemrosesan entri data
besar atas buku besar 4.2 Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
4.3 Pembuatan dan tinjauan jejak audit
5. Entri jurnal yang tidak 5.1 Pengendalian akses
diotorisasi 5.2 Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
5.3 Tinjauan dan pembuatan jejak audit
Memasukan jurnal 6. Jurnal penyesuaian yang tidak 6.1 Pengendalian integritas pemrosesan entri data
penyesuaian akurat 6.2 Pengendalian perlindungan kesalahan spreedsheet
6.3 Jurnal penyesuaian standar
6.4 Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
6.5 Tinjauan dan pembuatan jejak audit
7. Jurnal penyesuaian yang tidak 7.1 Pengendalian akses
diotorisasi 7.2 Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
7.3 Tinjauan dan pembuatan jejak audit
Menyiapakan laporan 8. Laporan keuangan yang tidak 8.1 Pengendalian integritas pemrosesan
keuangan tepat 8.2 Penggunaan serangkaian perangkat lunak
8.3 Pelatihan dan pengalaman dalam menarapkan IFRS dan XBRL
8.4 Audit
9. Laporan keuangan yang curang 9.1 Audit
Membuat laporan 10. Laporan dan grafik yang 10.1 Akuntansi pertanggungjawaban
manajerial didesain dengan buruk 10.2 Balance score card
10.3 Pelatihan desain grafik grafis yang layak

Aktivitas Dasar Sistem Buku Besar dan Pelaporan

1. Aktivitas Memperbarui Buku Besar


Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku
besar. Aktivitasmemperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang
berasal dari dua sumber:
a. Subsistem Akuntansi
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal
untuk memperbarui buku besar. Secara teori, buku besar dapat
diperbarui setiap saat tiapterjadinya transaksi. Akan tetapi praktiknya,
berbagai subsistem akuntansi biasanyamemperbarui buku besar
dengan membuat ayat jurnal ringkasan yang menyajikan hasildari
semua transaksi yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu.
Contohnya,subsistem siklus pendapatan akan menghasilkan ayat
jurnal ringkasan yang mendebit piutang usaha dan kas serta
mengkredit penjualan untuk semua penjualan yang dilakukanselama
periode pembaruan.
b. Bendahara
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk
memperbarui buku besar atas transaksi nonrutin seperti penerbitan
atau pengeluaran utang, pembelianatau penjualan saham investasi,
atau perolehan saham perbendaharaan.
2. Aktivitas Posting Jurnal Penyesuaian
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan
berbagai ayat jurnal penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler,
setelah neraca saldo dibuat.
Neraca Saldo adalah Laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari
semua akun buku besar. Namanya mencerminkan kenyataan bahwa
apabila semua aktivitas dicatat dengan benar, makatotal saldo debit dalam
berbagai akun, harus sama dengan total saldo kredit.

AJP terbagi dalamlima kategori dasar :

a. Akrual 
Mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan berbagai kegiatan yang terjadi tetapi kas belum
diterima atau dikeluarkan. Contohnya : pencatatan pendapatan bunga
yang di dapat dan utang gaji.
b. Pembayaran di muka
Mencerminakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansiuntuk
mencerminkan pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan terkait.
Contohnya : sewa, bunga, asuransi.
c. Perkiraan
Mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang terjadi
selama beberapa periode akuntansi. Contohnya : meliputi beban
depresiasi atau penyusutan dan beban piutang tak tertagih.
d. Penilaian ulang 
Jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan nilai
yangsesungguhnya dengan yang dicatat atas suatu aset atau perubahan
dalam prinsip akuntansi.Contohnya : perubahan metode yang
digunakan untuk menilai persediaan, menguranginilai persediaan untuk
mencerminkan umur atau menyesuaikan catatan perdiaan
unuk mencerminkan hasil yang di dapt selama perhitungan fisik
persediaan.
e. Perbaikan
Mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh kesalahan
yangditemukan dalam buku besar.
3. Aktivitas Menyiapkan Laporan Keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
membuat laporan-laporan keuangan. Laporan pertama yang disusun
adalah laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan
biaya di neraca saldo disesuaikan. Kedua, neraca yang didalamnya
membutuhkan ayat jurnal penutupan yang akan menolkan semua akun
pendapatan dan pengeluaran, serta memindahkan laba bersih atau
kerugian ke laba ditahan. Ketiga, laporan arus kas yang menggunakan
data dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan rincian
mengenai aktivitas investasi dan keuangan organisasi.
4. Aktivitas Menghasilkan Laporan Manajerial
Aktivitas akhir dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
menghasilkan berbagai laporan manajerial, termasuk anggaran. Aktivitas
terakhir dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai
laporan manajerial.
Prinsip-prinsip manajemen memberikan wawasan pada kebutuhan
informasi manajemen. Prinsip yang langsung memengaruhi MRS adalah:
1. Formalisasi Pekerjaan
2. Tanggung Jawab dan Wewenang
3. Jangkauan pengendalian
4. Manajemen dan Pengendalian
5. Fungsi, Tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen.

Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian pada sistem pelaporan dan buku besar pada dasarnya
sama dengan tujuan pengawasan pada sistem lainnya, yaitu menjamin bahwa:
1. Semua aktivitas pemutakhiran data ke buku besar telah diotorisasi secara
tepat
2. Semua transaksi yang dicatat dalam buku besar adalah valid (benar-benar
terjadi)
3. Semua transaksi buku besar yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
4. Semua transaksi buku besar telah dicatat secara akuntansi
5. Data buku besar dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6. Aktivitas sistem buku besar dilaksanakan secara efisien dan efektif

Dukungan dan catatan yang dirancang dengan baik memainkan peran yang
penting dalam mencapai enam tujuan diatas. Jika perusahaan menggunakan
voucer jurnal, maka dokumen tersebut harus secara jelas memberikan intruksi
tetang cara – cara melengkapi dokumen tersebut.
Pencatatan data transaksi secara on-line oleh bagian keuangan dan kepala
bagian akuntansi sebagaimana pada flowchart, memudahkan pencatatan
kedalam jurnal secara akurat dan efektif. Dalam kondisi semacam ini,
penggunaan elemen pengawasan aplikasi yang tepat, seperti pengecekan
validitas, dan pengecekan field, akan meningkatkan akurasi entry data.
Pemberian spasi baik pada dokumen kertas maupun dokumen elektronik
untuk mencatat/mencantumkan petugas yang mengisi dan mengkaji formulir
memberikan bukti bahwa jurnal telah diotorisasi secara tepat. Cara lain
berupa penggunaan nomor dokumen yang telah tercetak secara urut, akan
memudahkan melalui pengecekan untuk memastikan bahwa semua transaksi
telah dicatat.

Contoh Ancaman, Akibat, dan Prosedur Pengawasan Pada Siklus Buku


Besar dan Pelaporan
Ancaman Akibat Prosedur Pengawasan
Kesalahan dalam meng-      Catatan dan laporan       Pengawasan edit
update buku besar: tidak lengkap sehingga input, dan pemrosesan
         Jurnal yang tidak menghasilkan informasi   Rekonsiliasi dan
akurat/ lengkap yang keliru sehingga laopran kontrol
         Posting yang tidak keputusan yang dibuat
akurat/ lengkap menjadi tidak tepat.
Akses ke buku besar      Kehilangan data       Pengawasan akses
secara tidak sah penting/ rahasia  Jejak audit yang
      Buku besar todak memadai
akurat
      Pencurian tidak
terdeteksi
Kerugian/kerusakan data      Kehilangan data       Prosedur backup
buku besar      Kehilangan aktiva Rencana pemulihan
(kas) kerusakan

Pada table tersebut ditunjukan berbagai ancaman yang dihadapi, lalu


diuraikan akibat yang ditimbulkan jika ancaman tersebut benar-banar terjadi,
dan pada kolom terakhir (paling kanan) diuraikan prosedur-prosedur
pengawasan yang dapat diterapkan untuk menanggulangi ancaman tersebut
agar tidak terjadi. Karena sistem pelaporan dan buku besar hanya mencakup
informasi pemrosesan informasi, maka hanya ada sedikit ancaman yang
dihadapinya. Selain itu ancaman serius yang dihadapi terutama berhubungan
dengan korupsi, kehilangan, atau perusakan data.

XBRL (eXtensible Business Reporting Language)

XBRL (eXtensible Business Reporting Language) merupakan suatu bahasa


pemrograman yang secara spesifik didesain bagi penggunaan dalam
mengomsumsi isi dari data keuangan.

Berikut XBRL yang mengubah proses pelaporan :


Contoh laporan XBRL :
PROSES XBRL DAN TERMINOLOGI :
Dokumen contoh (instance document): sebuah file XBRL yang berisi data
yang ditandai.
Elemen (element):  sebuah komponen data tertentu dalam suatu dokumen
contoh XBRL, seperti hal baris laporan keuangan.
Taksonomi (taxonomy): suatu rangkaian file XBRL yang menjelaskan
elemen-elemen dan hubungan di antaranya.
Skema (scheme): sebuah file XBRL yang menjelaskan setiap elemen yang
muncul dalam sebuah dokumen contoh spesifik.
Berikut ini adalah beberapa atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan
setiap elemen.
- Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik.
- Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan
elemen degan benar.
- Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb).
- Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit).
- Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu
periode waktu tertentu, disebut durasi).

Informasi atribut disertakan dalam tanda. Dengan demikian, untuk


melanjutkan contoh yang ada, skema akan berisi suatu definisi dari elemen
Penjualan Bersih berikut:
<element name = "PenjualanBersih" description="Penjualan bersih atas
retur dan potongan" type=monetaryItemType balance= "kredit"
periodeType= "durasi"</elemen>
Taksonomi tersebut juga menyertakan serangkaian file yang
disebut linkbases, yang menjelaskan hubungan antar-elemen dalam sebuah
dokumen contoh tertentu. Linkbase penting menyertakan hal-hal sebagai
berikut:
Linkbases Reference mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan
(misalnya, U.S-GAAP, IFRS) bagi elemen itu.
Linkbases Calculation dikhususkan untuk menjelaskan cara
mengombinasikan elemen-elemen tersebut (misalnya, bahwa "Aset Lancar"
sama dengan jumlah Kas, Piutang Usaha, dan Persediaan).
Linkbases Definition menunjukkan hubungan hierarkis antar-elemen
(misalnya, bahwa "Aset Lancar" adalah bagian dari "Aset").
Linkbases Presentation  menjelaskan cara mengelompokkan elemen
(misalnya, Aset, Kewajiban, dan Ekuitas)/
Linkbases Label mengasosiasikan label-label yang termasuk
kelompok human-readable dengan elemen.
Berikut pelaporan elektronik dengan XBRL:

Style sheet:  sebuah file XBRL yang menyediakan instruksi mengenai cara


untuk menayangkan (memberikan) sebuah dokumen contoh baik dalam layar
komputer atau laporan tercetak.
B. Database Relasional dalam Kreasi Organisasi File Akuntansi
1. Proses Basis data SIA
Organisasi basis data untuk penyajian informasi akuntansi didasarkan
dokumen sumber dan pendukung yang dikelompokkan dalam siklus
pengolahan transaksi masing-masing. Pendekatan yang digunakan dalam
organisasi database menggunakan prinsip kegiatan siklus pengolahan
transaksi antara lain: siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus
produksi dan siklus keuangan. Proses penyusunan laporan keuangan
merupakan aplikasi dari siklus akuntansi yang berawal dari persiapan
dokumen transaksi sampai menjadi neraca lajur dan laporan keuangan.
Lebih lanjut, informasi satuan moneter yang tercantum dalam laporan
keuangan merupakan data dari dokumen masukan yang diinput baik secara
manual ataupun komputerisasi yang memiliki hubungan sistematis
(systematically relation) diantaranya.
2. Siklus Pemrosesan Transaksi
Konsep basis data mengacu pada kegiatan siklus pengolahan transaksi
yang umumnya terdiri dari; siklus pendapatan, siklus pengeluaran,
produksi dan keuangan. Selanjutnya kegiatan proses dalam siklus ini
dapat diuraikan:
1. Identifikasi jenis transaksi yang dicatat
2. Arsipkan formulir transaksi dalam suatu arsip file
3. Identifikasikan jenis formulir/dokumen yang berkaitan
4. Tentukan hubungan antara setiap formulir tersebut
5. Identifikasikan isi dan bentuk laporan yang akan disajikan dengan
tahapan berikut : buat file induk, perbaharui jurnal, perbaharui buku
besar dan sajikan laporan keuangan atau laporan manajemen lainnya
3. Model Basis Data Relasional
Fokus perancangan basis data adalah pada pengembangan sistem
organisasi basis data yang berorientasi bagi kebutuhan para pemakai.
Oleh karena itu, pendekatan model data ini diarahkan pada tiga tahap
perancangan basis data, yaitu desain basis data konseptual, desain basis
data logis dan desain basis data fisik.
a. Desain Basis Data Konseptual
Desain database konseptual melibatkan penemuan dan analisis
terhadap kebutuhan data organisasi. Perangkat utama yang digunakan
dalam pembuatan sebuah model data adalah diagram relasi entitas.
Tingkat asosiasi antara dua entitas ditampilkan secara kardinalitas
yakni jumlah record dalam satu file yang dihubungkan dengan satu
record tunggal di file lain.
b. Desain Basis Data Logis
Desain basis data ini merupakan pengembangan dari sudut
pandang secara konseptual pemakai ke dalam tabel-tabel. Tabel-tabel
ini pada akhirnya akan digunakan untuk mendeskripsikan basis data
secara fisik bagi para pemakai akhir untuk pengambilan keputusan.
Desain basis data logis mempertimbangkan data dan formulir apa
yang akan diolah sebagai proses yang sistematis dengan hubungan
atribut dari kegiatan pengolahan transaksi sampai kepada pencatatan
antara dokumen sumber dan dokumen pendukung.
Selanjutnya dapat diberikan tinjauan secara sistematis sebagai berikut:
1. Menciptakan tabel yang tidak dinormalisasikan pada formulir
Pada tahap ini, formulir masih berupa form masukan yang masih
sederhana sehingga perlu diatur lebih rapi. Pengumpulan dokumen
ini dilakukan secara berkelompok. Penting bagi analis sistem untuk
melakukan studi kelayakan terhadap kebutuhan data yang akan
dijadikan dokumen sumber dan pendukung sehingga proses
akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan dalam hal ini akan
tersusun dengan baik.
2. Menentukan Relasi Antara Tabel-tabel Spesifikasi
Relasi antar tabel perlu dilakukan atas dasar tiga jenis asosiasi data,
yaitu : satu- dengan-satu (1:1), satu-dengan-banyak (1:M) dan
banyak-dengan-banyak (M:M). Kecermatan dalam pentabelan ini
juga memperhatikan bukti-bukti audit secara fisik untuk informasi
laporan keuangan dalam siklus audit dengan melakukan
penelusuran atas hubungan antara setiap dokumen bagi pemrosesan
berdasarkan sistem komputerias
3. Membuat Identifikasi Data
Identifikasi data merupakan kekayaan sebuah formulir yang berisi
tentang material data yang akan ditampilkan dan diproses dalam
sebuah formulir transaksi. Nama lain dari identifikasi data adalah
kamus data (data dictionary) yang berisi atribut- atribut formulir.
4. Membuat Relasi Antar Tabel
Sebelum kita menentukan hubungan relasi antar tabel yang
merupakan hubungan item kunci antar formulir, kita terlebih
dahulu menentukan kunci utama dari sebuah formulir. Kunci utama
(primary key) ini merupakan atribut data yang mewakili sebuah
formulir dan menghubungkannya dengan form lain untuk
keperluan pemrosesan.
5. Penempatan kunci-kunci asing dalam tabel
Setelah terbentuknya asosiasi antar tabel,maka tugas selanjutnya
adalah menghubungkan nilai setiap kunci dalam setiap database
relasional yang bersangkutan. Penempatan kunci-kunci asing dalam
tabel akan membantu pada desain hubungan antara setiap masukan
untuk menghasilkan laporan yang komplet.
 Kunci-kunci dalam asosiasi 1:1, Kunci ini digunakan, jika
terdapat asosiasi 1:1 diantara tabel-tabel, terdapat fleksibilitas
kunci primer yang dapat menjadi kunci asing dalam tabel yang
saling berkaitan tersebut.
 Kunci-kunci dalam asosiasi 1:M, Kunci ini akan dirancang,
jika terdapat asosiasi M, kunci primer untuk sisi 1 ditanamkan
dalam tabel di sisi M.
 Kunci-kunci dalam asosiasi M : M, Untuk menyajikan asosiasi
M : M diantara database
6. Membuat Normalisasi Tabel
Normaliasi merupakan bentuk transformasi tinjauan pemakai yang
kompleks dimana data tersimpan ke dalam sekumpulan bagian
struktur data yang kecil dan stabil. Normalisasi merupakan
kegiatan perlakuan data untuk menyederhanakan sebuah tabel data
agar lebih terstruktur dan mudah digunakan. Pemahaman
normalisasi merupakan keterampilan yang harus diperhatikan oleh
programmer sistem dengan mengadakan pengamatan dan analisis
yang memadai pada formulir atau dokumen masukan menjadi
laporan utama. Suatu tahapan dalam normalisasi umumnya
meliputi tiga langkah utama, yaitu:
a. Penghilangan bentuk perulangan (redundancy) Tahap pertama
dari proses normalisasi adalah menghilangkan semua
kelompok terulang dan mengidentifikasikan kunci utamanya.
b. Mengubah ketergantungan parsial Dalam tahap ini, atribut-
atribut data yang bukan merupakan kunci utama (primary key)
sedikit demi sedikit diubah bentuknya dan diletakkan dalam
hubungan lain.
c. Mengubah ketergantungan transitif Tahap ini merupakan tahap
terakhir, dimana semua atribut bukan kunci akan tergantung
pada atribut bukan kunci lainnya.

4. Langkah-langkah Pemanfaatan Basis Data Relasional


Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan kembali
database yang telah dirancang. Langkah-langkah ini antara lain:
a. Memilih sebuah relasi dari basis data, Langkah ini dilakukan dengan
cara menjaga directory/tujuan pemakai sebagai memori bantuan.
b. Menggabungkan dua relasi secara bersamaan, Gabungan operasi ini
dimaksudkan untuk mengambil dua relasi dan menempatkannya
secara bersamaan untuk membuat relasi yang lebih besar.
c. Membangun kolom dari relasi, Kegiatan ini dilakukan dengan
membangun relasi yang lebih kecil dengan hanya memilih atribut
yang relevan dari relasi yang ada
d. Memilih baris dari relasi, Pemilihan baris akan membuat sebuah
hubungan baru (yang lebih kecil) dengan mengekstrasi record yang
berisi sebuah atribut yang bertemu syarat tertentu.
e. Membagi atribut yang baru, Langkah ini meliputi manipulasi data
yang ada ditambah beberapa parameter tambahan (jika diperlukan)
untuk memperoleh data baru. Kemudian, kolom baru dibuat untuk
hasil relasi.
f. Memberi indeks atau mengurutkan baris, Pengindeksan merupakan
susunan baris secara logika dalam sebuah relasi menurut beberapa
kunci, sedangkan pengurutan merupakan penyusunan sebuah relasi
secara fisik.
g. Menghitung total untuk menampilkan hitungan, Jika sub kelompok
data yang tepat telah ditentukan dan baris relasi telah disusun maka
total dan hasil hitungan dapat dilakukan.
h. Menampilkan data, Langkah terakhir dalam mendapatkan kembali
data adalah presentasi yang ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik,
gambar dan sebagainya.
BAB IV
IMPLEMENTASI
Salah satu contoh yaitu yang menggunakan XBRL yaitu PT. Bursa Efek
Indonesia ( IDX ). Bursa Efek Indonesia mengimplementasikan XBRL karena
memberikan manfaat sebagai berikut:

- Untuk menyempurnakan proses pengumpulan data pelaporan emiten supaya


lebih efisien, komprehensif, dan dapat diandalkan informasinya.
- Meningkatkan daya saing produk-produk data yang kami tawarkan kepada
investor institusi dan swasta.
- Memperkokoh keterbukaan dan keutuhan informasi pasar modal, serta
meningkatkan pelayanan untuk semua konsumen informasi pasar modal.

XBRL diciptakan secara spesifik untuk mengkomunikasikan informasi antara


pihak bisnis dan pengguna informasi keuangan seperti analis, investor dan
regulator, dengan menyajikan format elektronik yang sudah distandarisasi secara
umum untuk digunakan dalam pelaporan bisnis. XBRL tidak mengubah informasi
yang dilaporkan, hanya mengubah bagaimana informasi tersebut dilaporkan.

Secara singkat alur kerja terkait dengan pengembangan pelaporan berbasis XBRL,
sebagai berikut :
Latar Belakang dan Tujuan Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia

Seiring dengan perkembangan industri pasar modal, kebutuhan informasi atas


laporan-laporan tersebut yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan semakin tinggi. Keinginan agar informasi yang dimiliki suatu
perusahaan ataupun suatu Negara dapat digunakan dan diproses secara cepat dan
efisien, diharapkan dapat tercapai apabila informasi disajikan dalam bentuk
format bahasa yang sama. Karenanya, untuk dapat mewujudkan keinginan
tersebut serta juga dapat mendukung terciptanya sarana dalam pelaksanaan
business intelegence, dan mempermudah investor maupun regulator dalam
mengakses maupun mengolah data yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan diperlukan suatu solusi terintegrasi dalam standarisasi bahasa pelaporan
informasi, dalam hal ini yaitu Extensible Business Reporting Language (XBRL).
Saat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet.
Data yang disampaikan Emiten sebagian besar belum dapat digunakan
secaraoptimal oleh pengguna data karena:

- Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam
lampiran.
- Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten.
- Validasi data yang dilakukan masih manual.

Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk


mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.

Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam pengolahan data
yang lebih cepat. Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk
menyamakan standar format pelaporan yang berbeda-beda, sehingga
memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan penyamaan standar
pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten juga dapat digunakan dalam berbagai
bahasa.

Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat, agar dapat melakukan


pemantauan dan tindak lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan informasi
yang cepat, handal dan informatif karena :

- Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI


- Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan
Perusahaan Tercatat
- Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima
- Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat

Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia

Sejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai


pengembangan pelaporan dengan berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya
pelaporan tersebut, BEI harus menyiapkan sebuah taksonomi yang mewakili suatu
pelaporan. Sebagai langkah pengembangan awal, BEI telah menyelesaikan
taksonomi khusus untuk laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya taksonomi
laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada seluruh Perusahaan Tercatat.
Pelaporan informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut berencana untuk
segera diimplementasikan pada tahun 2015.

Adapun jenis taksonomi laporan keuangan yang ada meliputi laporan:

1. Laporan Posisi Keuangan;

2. Laporan Laba Rugi;

3. Laporan Perubahan Ekuitas;

4. Laporan Arus kas.

Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan


perusahaan dari seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI.
Informasi detil terkait dengan taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam
menu taksonomi.

Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan


melanjutkan pengembangan taksonomi ke area Disclosure (Pengungkapan).
Hingga saat ini, area disclosure yang akan dikembangkan masih dalam tahap
pembahasan. Area Disclosure tersebut dapat berupa:

1. Catatan atas laporan keuangan Emiten;


2. Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;

3. Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll.

Berikut salah satu ilustrasi penggunaan XBRL di BEI :

BAB V

KESIMPULAN

Aktivitas – aktivitas  siklus buku besar dan pelaporan di bagi menjadi empat


yaitu, pemuktakhiran (Update) rekening buku besar, pembukuan transaksi
pengesuaian, penyusunan laporan keuangan, penyusunan lapora manajerial.
Penggunaan teknologi memberikan peluang bagi penigkatan efisiensi dan
elektivitas siklus buku besar dan pelaporan dalam hal ketepatan waktu penaksiran
buku besar, proses penutupan buku bulanan, dan pembuatan laporan keuangan.
Adapun ancaman dari prosedur pengendalian internal yaitu: kesalahan dalam
pemutahiran buku besar, akses ke buku besar secara tidak sah, kehilangan atau
kerusakan data buku besar.

Buku besar dan sistem pelaporan keuangan mengintegrasikan dan


merangkum hasil dari berbagai subsistem akuntansi untuk pendapatan,
pengeluaran, produksi, dan siklus sumber daya manusia. Buku besar adalah file
induk utama dalam sistem akuntansi. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan
prosedur pengendalian untuk memastikan keakuratan dan keamanannya.
Pengendalian penting termasuk pemeriksaan integritas pemrosesan data dari
catatan voucher jurnal yang diposting ke ke buku besar, pengendalian akses, jejak
audit yang memadai, serta backup dan prosedur pemulihan bencana yang tepat.
Output yang dihasilkan oleh sistem buku besar terbagi dalam dua kategori
utama: laporan keuangan dan laporan manajerial. Yang pertama disiapkan secara
berkala sesuai akad dengan kerangka peraturan (GAAP atau IFRS) dan
didistribusikan ke pengguna internal dan eksternal. Yang terakhir disiapkan untuk
penggunaan internal saja dan karena itu sering termasuk perbandingan antara
kinerja aktual dan dianggarkan. Kegunaan laporan-laporan ini, baik disajikan
dalam bentuk tabel atau grafik, dipengaruhi oleh seberapa baik mereka dirancang.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2018). Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Sistem Pelaporan


Dan Buku Besar. Modul Kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : FEB-
Universitas Mercu Buana.

Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3).

https://www.researchgate.net/publication/
332547869_SISTEM_BUKU_BESAR_DAN_PELAPORAN_KELOMPOK_8

http://friskaayuk.blogspot.com/2018/12/bab-16-sistem-buku-besar-dan-pelaporan.html

http://yuriaiuary.blogspot.com/2017/05/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html

https://saharaberlianah.wordpress.com/2019/01/21/makalah-siklus-buku-besar-dan-
pelaporan-information-system/

https://sarjanaekonomi.co.id/buku-besar/

https://medium.com/@khristdamay/siklus-proses-bisnis-mendukung-buku-besar-
general-ledger-dan-siklus-pelaporan-serta-aba8ac47c50a

Anda mungkin juga menyukai