Anda di halaman 1dari 76

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GENDER DIVERSITY


SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di


Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020)

SKRIPSI

OLEH:

NAMA : Ni Kadek Lidya Amelia Kristina


NPM :1833122011
JURUSAN : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

Berbagai instrumen dapat digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan

yaitu dengan melakukan investasi dan mencari sumber pendanaan untuk

performance dari perusahaan itu sendiri. Pada dasarnya tujuan manajemen

keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Mewujudkan tujuan

tersebut terdapat konflik antara pemegang saham dengan manajer, dan

penyedia dana sebagai kreditur. Pemegang saham akan cenderung

memaksimalkan nilai saham dan memaksa manajer untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan mereka melalui pengawasan. Kreditur disisi lain

cenderung akan berusaha melindungi dana yang sudah mereka investasikan

dalam perusahaan dengan jaminan dan kebijakan pengawasan yang ketat

pula. Manajer juga memiliki dorongan untuk mengejar kepentingan pribadi

mereka. Bahkan tidak tertutup kemungkinan para manajer melakukan

investasi walaupun investasi tersebut tidak dapat memaksimalkan nilai

pemegang saham (Kumalasari, 2019).

Perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan konflik yang sering

disebut konflik agensi. Perusahaan dapat mengurangi konflik tersebut

dengan mengalirkan sebagian kelebihan arus kas ke pemegang saham

melalui dividen yang tinggi dan alternatif lainnya adalah penggunaan hutang.

1
2

Diharapkan dengan hutang yang lebih tinggi dapat memaksa manajer

menjadi lebih disiplin.

Nilai perusahaan penting bagi manajer dan bagi seorang investor, nilai

perusahaan bagi manajer merupakan suatu tolak ukur atas prestasi kerjanya.

Apabila seorang manajer berhasil meningkatkan nilai perusahaan maka

manajer tersebut telah menunjukkan kinerja baik bagi perusahaan. Selain itu,

secara tidak langsung manajer ini telah mampu untuk meningkatkan

kemakmuran bagi pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan.

Sedangkan bagi investor peningkatan nilai perusahaan mencerminkan

besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan, nilai perusahaan sangatlah

penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi

persepsi investor terhadap perusahaan. Semakin besar nilai perusahaan maka

semakin besar pula kemakmuran yang didapatkan oleh pemegang saham

(Setiani, 2013).

Keputusan investasi merupakan pengalokasian dana dalam bentuk-

bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan di masa depan.

Apabila menunjukkan pertumbuhan positif maka akan menjadi prospek

menguntungkan bagi investor (Ilhamsyah, 2017). Susanti (2010:49)

menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan

investasi, artinya keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai

tujuan perusahaan dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan investasi

perusahaan. Investasi modal merupakan salah satu aspek utama dalam

keputusan investasi selain penentuan komposisi aktiva. Dengan demikian


3

dapat disimpulkan apabila dalam berinvestasi perusahaan mampu

menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan

secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan lebih dari

calon investor atau penanam modal untuk membeli sahamnya. Dengan

demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi profit yang

didapatkan oleh suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Felly

(2016), Rafai Enggar (2016), Rafika (2017), Yulia (2019), Fendyka (2017),

menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Namun hasil penelitian Rinnaya (2016) menyatakan bahwa

keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan

proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi

yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia dan

semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham

(Kumalasari, 2019). Pendanaan perusahaan dapat dikelompokkan

berdasarkan sumber dananya yaitu pendanaan internal dan pendanaan

eksternal. (Efni, et al., 2011) menyatakan bahwa pendanaan internal

merupakan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan berupa laba

ditahan sedangkan pendanaan eksternal yaitu pendanaan hutang, ekuitas, dan

hybrid securities. Hal ini sesuai dengan penelitian Rinnaya (2016) dan

Rafika (2017) menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian dari Felly (2016), Enggar

(2016) dan Yulia (2019) menyatakan bahwa keputusan pendanaan tidak


4

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pembangunan ekonomi nasional selama ini masih belum mampu

meningkatkan kesejahteraan rakyat secara luas. Indikator utamanya adalah

tingginya ketimpangan dan kemiskinan. Salah satu ketimpangan yang terjadi

adalah terkait ketimpangan dalam hal gender. Ketimpangan gender yang masih

terjadi di Indonesia, diantaranya ada pada pasar kerja, yaitu adanya akses

perempuan terhadap kesempatan yang mendatangkan pendapatan lebih rendah

daripada akses laki-laki. Perempuan lebih kecil kemungkinannya untuk tidak

dipekerjakan. Perempuan cenderung mendapatkan upah lebih kecil daripada laki-

laki (Puspitawati, 2010). Hal tersebut mendorong adanya diskriminasi dalam hal

gender di perusahaan. Adanya diskriminasi gender dalam perusahaan merupakan

salah satu bentuk dari tidak diterapkannya melakukan good corporate

governance karena tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap

karyawan di dalam perusahaan. Dari diskriminasi yang dilakukan perusahaan

akan berdampak buruk pada citra perusahaan di mata masyarakat, termasuk

investor.

Keberagaman dalam komposisi dewan direksi semakin diperhatikan,

karena komposisi dewan direksi memiliki peran besar dalam proses pengambilan

keputusan bagi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Komposisi dalam dewan direksi suatu perusahaan dapat bervariasi

dalam hal gender atau jenis kelamin, umur, ras, etnis, pendidikan dan

pengalaman kerja. Terdapat beberapa argumen yang mendukung maupun

menolak adanya keberagaman di dalam dewan direksi suatu perusahaan,


5

terutama keberagaman gender (Gender Diversity).

Carter et al.(2002) menyatakan bahwa masalah penting dalam tata kelola

yang dihadapi oleh manajer, direksi, dan pemegang saham pada perusahaan

modern adalah mengenai komposisi gender, ras dan budaya dari dewan. National

Association of Corporate Directors Blue Ribbon Commission juga

merekomendasikan bahwa diversitas gender, ras, umur, dan kebangsaan harus

dipertimbangkan dalam pemilihan dewan. Isu mengenai diversitas dewan

komisaris dan direksi serta kode etik perusahaan juga dipertimbangkan ketika

menilai efektivitas pengambilan keputusan perusahaan. Keduanya dipandang

sebagai indikator independensi dan akuntabilitas pembuatan keputusan (Maier,

2005)

Williams dan O’Reilly (1998) menyebutkan bahwa diversitas dewan

komisaris dan direksi yang semakin tinggi akan menimbulkan gaya kognitif yang

semakin bervariasi, sehingga semakin memperkaya pengetahuan, kebijaksanaan,

ide dan pendekatan yang tersedia bagi dewan perusahaan, dan pada akhirnya

akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan kompleks. Adanya

diversitas dalam anggota dewan komisaris dan direksi dipercaya dapat

memengaruhi nilai perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang

(Robinson dan Dechant, 1997). Semakin besar diversitas dalam anggota dewan

komisaris dan direksi, akan memberikan opini dan alternatif penyelesaian

masalah yang semakin beragam, karena adanya perspektif yang heterogen dari

individu anggota dewan. Selain itu, diversitas anggota dewan komisaris dan

direksi juga memberikan karakteristik unik bagi perusahaan yang dapat


6

menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan meningkatkan nilai

perusahaan (Carter et al., 2007).

Menurut Górska (2016) menyatakan keberadaan budaya, organisasi, dan

kepribadian menjadi faktor yang mempengaruhi bagaimana dewan direksi pria

dan wanita dalam berperilaku dalam gaya kepemimpinan. Direksi wanita

cenderung bertindak memberi lebih banyak kebebasan kepada bawahannya,

lebih sedikit pengawasan, lebih meremehkan dan toleran dibandingkan dengan

direksi pria. Sehingga diketahui bahwa dewan direksi wanita cenderung lebih

demokratis dalam memimpin. Wanita kecil kemungkinan menerapkan

kepemimpinan yang otoriter, karena tingkat penerimaan atas sistem autokrasi

pada wanita lebih rendah dibandingkan pria. Dewan direksi wanita lebih

berorientasi pada tugas dibandingkan pria yang berorientasi pada hubungan

dengan pihak-pihak lainnya. Lalu, perlunya relasi yang dimiliki dewan direksi

pria dengan pihak-pihak lainnya yang lebih luas.

Argumen yang mendukung keberadaan keberagaman gender menyatakan

bahwa keberagaman gender dapat menyediakan perspektif yang beragam dalam

proses pengambilan keputusan perusahaan, sehingga alternatif keputusan yang

dipilih dapat lebih memperhatikan kepentingan pemangku perusahaan. Di sisi

lainnya, argumen yang menolak keberagaman gender di dalam dewan direksi

perusahaan berpendapat bahwa keberagaman gender berpeluang menciptakan

konflik dalam proses pengambilan keputusan sehingga kinerja dewan direksi

menjadi kurang efektif (Juliana dan Yunia, 2019). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sjahputra dan Sujarwo (2022) serta Juliana dan Yunia (2019)
7

menyatakan bahwa gender diversity berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Setia dan Etna (2017)

menyatakan bahwa gender diversity berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai suatu perusahaan telah banyak dilakukan. Namun karena

ada ketidakkonsistenan isu research gap atau hasil penelitian yang berbeda

pada penelitian terdahulu, maka penelitian ini dilakukan kembali. Hasil dari

ketidakkonsistenan dari penelitian terdahulu diakibatkan karena adanya

perbedaan faktor yang terbukti berpengaruh pada satu penelitian, tetapi

belum tentu berpengaruh pada penelitian yang lain. Penelitian ini

menggunakan empat tahun pengamatan yaitu tahun 2017-2020, dengan

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian.

Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di di Bursa

Efek Indonesia dikarenakan perusahaan manufaktur dikarenakan perusahaan

manufaktur merupakan perusahaan yang berskala besar jika dibandingkan

dengan perusahaan lain, sehingga dapat melakukan perbandingan antara

perusahaan satu dengan perusahaan lain. Perusahaan manufaktur juga

memiliki saham yang tahan terhadap krisis ekonomi. Hal ini dikarenakan

sebagian besar produk manufaktur tetap dibutuhkan, sehingga sangat kecil

kemungkinan untuk rugi.

Penelitian ini juga menambahkan ukuran perusahaan, yang bermaksud

untuk menguji adanya indikasi bahwanya terjadi perbedaan nilai perusahaan


8

pada perusahaan besar, sedang dan kecil dengan menggunakan ukuran

perusahaan sebagai cut off penguji (Yudha, 2017), hal ini dilakukan sebagai

faktor pembanding dari penelitian terdahulu dan penelitian ini bisa menjadi

acuan baru untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Penelitian ini

menggunakan Price Book Value (PBV) sebagai proksi dari variabel nilai

perusahaan, Price Earnings Ratio (PER) sebagai proksi dari variabel

keputusan investasi, Debt to Equity Ratio (DER) sebagai proksi dari variabel

keputusan pendanaan dan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai proksi dari

variabel kebijakan dividen. Dari uraian diatas diduga terdapat perbedaan

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan

Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Besar, Sedang Dan

Kecil (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2017-2020).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?

2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah gender diversity dapat memoderasi berpengaruh keputusan

investasi terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah gender diversity dapat memoderasi berpengaruh keputusan


9

pendanaan terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, ada beberapa tujuan

yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi terhadap nilai

perusahaan;

2. Untuk menganalisis pengaruh keputusan pendanaan terhadap

nilai perusahaan;

3. Untuk menganalisis kemampuan gender diversity memoderasi pengaruh

keputusan investasi terhadap nilai perusahaan;

4. Untuk menganalisis kemampuan gender diversity memoderasi pengaruh

keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan;

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tidak ditentukan oleh kompleksitas model atau alat

analisis canggih yang digunakan. Kualitas penelitian sangat ditentukan oleh

seberapa besar kontribusi untuk mengatasi masalah praktis yang dihadapi oleh

para praktisi atau seberapa besar penelitian tersebut memberikan kontribusi

terhadap pengembangan teori. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.3.3 Manfaat Teoritis

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh variabel


10

keputusan investasi, keputusan pendanaan dengan gender diversity sebagai

variabel moderasi oleh karena manfaat penelitian dari segi teoritis yaitu:

1. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis berkenaan untuk

memvalidasi teori pensinyalan dalam kontek mengeksplor hubungan antar

variabel fundamental perusahaan;

2. Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi terkait teori pengambilan

keputusan terutama pengambilan keputusan investasi dan pendanaan;

3. Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris kemampuan teori gender

biologis untuk menjelaskan hubungan antara keputusan investasi terhadap nilai

perusahaan.

4. Mengingat terjadinya perubahan peran, saat ini banyak sekali peran laki-laki

dilakukan oleh perempuan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu penelitian ini

juga diharapkan memberikan kontribusi teoritis apakah teori gender biologis

ini masih relevan untuk mengeksplor peneitian berkenaan dengan gender.

1.3.4 Manfaat Praktisi

Penelitian ini berkenaan dengan pengambilan keputusan investasi terutama

bagi investor di Pasar Modal oleh karena itu manfaat praktisnya adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis terutama bagi investor

di Pasar Modal terutama faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan sehingga tidak membeli saham nilainya terlalu tinggi atau

menjual saham nilainya terlalu rendah yang berdampak terhadap kinerja

perdagangannya;
11

2. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis terutama bagi Badan

Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan

Otoritas Jasa Keuangan dengan membuat regulasi berkenaan dengan pasar

modal;

3. Bagi Perusahaan atau Pimpinan Perusahaan hasil ini dapat digunakan

sebagai dasar dalam pengelolaan Perusahaan terutama berkenaan dengan

informasi apa yang dapat digunakan sebagai pensinyalan kepada

stakeholder.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab

yang disusun secara sistematis sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan landasan teori, publikasi penelitian

sebelumnya, kerangka pemikiran, dan rumusan hipotesis sebagai

acuan dalam memecahkan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian,

identifikasi variabel, definisi oprasional variabel, jenis dan sumber


12

data, metode penentuan sampel, metode pegumpulan data, dan

teknik analisis data.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat uraian tentang deskripsi data hasil penelitian dimana

akan menguraikan mengenai deskripsi objek penelitian dan

pembahasan instrumen penelitian, selanjutnya diuraikan mengenai

pengujian persyaratan pengolahan data, pengujian hipotesis yang

sesuai dengan tujuan penelitian serta diuraikan pembahasan

mengenai hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menyajikan simpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya,

dan saran-saran yang dipandang perlu diberika kepada peneliti

selanjutnya.
13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal dicetuskan pertama kali oleh Michael Spence (1973)

dalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling. Teori ini

melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam seperti manajemen yang berperan

sebagai pihak yang memberikan sinyal dan pihak luar seperti investor yang

berperan sebagai pihak yang menerima sinyal tersebut. Spence mengatakan

bahwa dengan memberikan suatu isyarat atau sinyal, pihak manajemen

berusaha memberikan informasi yang relevan yang dapat dimanfaatkan oleh

pihak investor. Kemudian, pihak investor akan menyesuaikan keputusannya

sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut.

Teori ini dikembangkan kembali oleh Ross (1977), memaparkan

bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih baik

mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi

tersebut kepada investor. Informasi tersebut biasanya dalam bentuk laporan

keuangan tahunan yang berisi mengenai informasi keadaan perusahaan,

catatan masa lalu maupun keadaan perusahaan, dan juga dapat

mencerminkan kinerja suatu perusahaan.

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.

13
14

Perusahaan didorong memberikan informasi karena terdapat asimetri

informasi antara perusahaan dan pihak luar. Informasi yang terdapat di

perusahaan tentu lebih banyak dari pihak luar (investor, kreator). Salah satu

cara untuk mengurangi asimetri informasi dengan memberikan sinyal pada

pihak luar, berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan

mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Teori ini juga mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal yang

diberikan berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh

manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa

promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut

lebih baik daripada perusahaan lain.

2.1.2 Teori Agensi (Agency Theory)

Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976)

yang menggambarkan hubungan keagenan (agency relationship) sebagai

hubungan yang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara

principal yang menggunakan agent untuk melaksanakan jasa yang menjadi

kepentingan principal. Ada dua bentuk keagenan, yaitu antara manajemen

dan pemegang saham serta hubungan antara manajemen dan pemberi

pinjaman (bondholder). Shareholder atau principal mendelegasikan

pembuatan keputusan sehari hari kepada manajer atau agen. Manajer

ditugaskan dengan menggunakan dan mengawasi sumber-sumber ekonomi


15

perusahaan. Manajer tidak selalu bertindak sesuai dengan keinginan terbaik

pemegang saham, sebagian disebabkan oleh pemilihan yang kurang baik

(adverse selection) atau moral hazard, oleh sebab itu pemegang saham harus

memonitor manajer untuk memastikan mereka telah berbuat sesuai dengan

ketentuan dari isi kontrak perjanjian. Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dan

informasi asimetri antara principle (pemegang saham) dan agent

(manajemen). Konflik kepentingan antara pemilik dan agent terjadi karena

kemungkinan agent tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan

principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).

2.1.3 Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Teori ini menjelaskan berdasarkan konsep nature-nurture dan melihat

bahwa perbedaan peran gender merupakan hasil dari tuntutan dan harapan

lingkungan (Sadli, 2010).

2.1.3.1 Nature

Secara etimologi nature diartikan sebagai karakteristik yang melekat atau

keadaan bawaan pada seseorang atau sesuatu, diartikan juga sebagai

kondisi alami atau sifat dasar manusia. Dalam kajian gender, nature

diartikan sebagai teori atau argumen yang menyatakan bahwa perbedaan

sifat antar gender tidak lepas dan bahkan ditentukan oleh perbedaan

biologis. Disebut sebagai teori nature karena menyatakan bahwa

perbedaan lelaki dan wanita adalah natural dan dari perbedaan alami

tersebut timbul perbedaan bawaan berupa atribut maskulin dan feminim


16

yang melekat padanya secara alami. Namun, dalam menyikapi perbedaan

yang ada bukan dengan menghilangkannya, melainkan dengan menghapus

diskriminasi dan menciptakan hubungan yang serasi.

2.1.3.2 Nurture

Secara etimologi nurture berarti kegiatan perawatan/pemeliharaan,

pelatihan serta akumulasi dari faktor-faktor lingkungan yang

mempengaruhi kebiasaan dan ciri-ciri yang nampak. Terminology kajian

gender memaknainya sebagai teori atau argumen yang menyatakan bahwa

perbedaan sifat maskulin dan feminim bukan ditentukan oleh perbedaan

biologis, melainkan konstruk sosial dan pengaruh faktor budaya.

Perbedaan konstruk social dalam masyarakat mengakibatkan relativitas

tolak ukur atribut maskulin dan feminim antar budaya. Sifat tertentu dan

dilekatkan pada suatu gender di suatu komunitas belum tentu sama dengan

yang lainnya.

2.1.4 Nilai Perusahaan

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2018:7) Nilai perusahaan

merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha

untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan memiliki harga saham

perusahaan yang tinggi.

Menurut Nurhayati (2016) Nilai perusahaan dapat didefinisikan

sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor

terhadap emiten bersangkutan, dan nilai wajar perusahaan dapat tercermin


17

dari rasio price to book value (PBV) yang diperoleh dengan membandingkan

harga pasar per lembar saham dengan nilai bukunya.

Berdasarkan penjelasan tentang nilai perusahaan dari beberapa ahli

dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan merupakan seberapa besar harga

yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.

Dimana calon pembeli yang akan membeli perusahaan tersebut dapat melihat

dari harga saham perusahaan yang akan dibeli. Semakin tinggi harga saham

perusahaan maka juga menunjukan bahwa nilai perusahaan juga tinggi.

Karena nilai perusahaan yang tinggi menunjukan kemakmuran dan

kesejahteraan para pemegang saham juga semakin tinggi. Sehingga dapat

membuat calon pembeli tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut

dan membuat para investor tetap mempertahankan dana bahkan

meningkatkan investasi kepada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan sering diproksikan dengan price to book value (PBV).

Price to book value dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga

saham dengan nilai buku per lembar saham. Menurut Ang (1997) secara

sederhana menyatakan bahwa PBV merupakan rasio pasar yang digunakan

untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut

Damodaran (2016) rasio PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai

berikut:

1. Nilai buku mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat

diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya


18

dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book

value sebagai perbandingan.

2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan yang sama

sebagai petunjuk adanya under atau over valuation.

3. Perusahaan-perusahaan dengan earnings negatif, yang tidak dapat

dinilai dengan menggunakan price earnings ratio (PER) dapat

dievaluasi menggunakan price book value (PBV).

Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan

strategi investasi di pasar modal karena melalui price to book value, investor

dapat memprediksi saham yang overvalued atau undervalued. PBV

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu

perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik pada umumnya memiliki

rasio price to book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar

saham lebih besar dari nilai bukunya. Price to book value yang tinggi

mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana

kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari

perusahaan.

2.1.5 Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva yang

dikelola perusahaan. Harjito dan Martono (2017:144) menyatakan bahwa

investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan


19

ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di

masa yang akan datang. Keputusan investasi berpengaruh secara langsung

terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan di masa-

masa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan

menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah,

dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya,

investasi dibedakan ke dalam investasi pada aktiva riil dan investasi pada

aktiva non-riil (aktiva finansial). Investasi pada aktiva riil misalnya investasi

dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan. Adapun investasi pada

aktiva non-riil misalnya investasi ke dalam surat-surat berharga.

Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh

kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan

jangka panjang maupun jangka pendek atau yang disebut likuiditas

perusahaan. Perusahaan harus menjaga likuiditas agar tidak terganggu,

sehingga tidak mengganggu kelancaran aktivitas perusahaan untuk

melakukan investasi dan tidak kehilangan kepercayaan dari pihak luar

(Hidayat, 2018:462). Adanya kesempatan investasi yang menghasilkan

keuntungan merupakan esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan. Jika

terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka manajer berusaha

mengambil kesempatan tersebut untuk memaksimumkan kesejahteraan

pemegang saham, karena semakin besar kesempatan investasi yang

menguntungkan maka investasi yang dilakukan akan semakin besar.


20

Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dimiliki pada saat

ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang

akan datang. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh

pihak luar. Manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu

membuat keputusan investasi. Keputusan ini sangat penting dengan semakin

besarnya dan berkembangnya perusahaan. Semakin perusahaan berkembang,

maka manajemen dituntut mengambil keputusan investasi, seperti

pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya

(Sutrisno, 2016:121).

Dalam penelitian ini menggunakan proksi Price Earnings Ratio

(PER) yang merupakan indikasi penilaian pasar modal terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan potensial perusahaan

di masa yang akan datang. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak investor

bersedia membayar untuk setiap laba yang dilaporkan (Brigham dan

Houston, 2017). Semakin besar price earnings ratio suatu saham maka harga

saham tersebut akan semakin tinggi terhadap pendapatan bersih per

sahamnya. PER juga merupakan rasio yang menunjukkan tingkat

pertumbuhan sebuah perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan prospek

pertumbuhan perusahaan yang bagus dan resikonya rendah.

2.1.6 Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berhubungan dengan

sumber dana yang didapat perusahaan. Sumber dana bisa berasal dari hutang
21

dan modal sendiri. Keputusan pendanaan yang dipakai untuk membelanjai

investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang

tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling

efisien. Hasil dari keputusan pembelanjaan tampak pada neraca sisi pasiva,

yaitu berupa utang lancar, utang jangka panjang dan modal. Modal

perusahaan dapat berasal dari sumber dana di luar perusahaan, yaitu saham

dan sumber dana dari dalam perusahaan, yaitu laba ditahan (Meidha, 2017).

Menurut Sutrisno (2018:5) keputusan pendanaan ini sering disebut

sebagai kebijakan struktur modal, karena pada keputusan ini, manajer

keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi

dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai

kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan. Menurut Hanafi (2016:297),

terdapat beberapa pendekatan teori struktur modal, yaitu:

1. Pendekatan tradisional

Pendekatan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal

mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain struktur modal

mempunyai pengaruh terhadap nilai suatu perusahaan. Struktur modal

bisa diubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Pada pendekatan Modigliani dan miller (MM), tahun 1960an kedua

ekonom tersebut memasukan faktur pajak ke dalam analisis mereka.

Dalam teori MM, terdapat berbagai asumsi yang dirasa tidak realistis,
22

hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting dengan

menunjukkan kondisi-kondisi dimana struktur modal tersebut tidak

relevan. MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa

yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan dan yang

mempengaruhi nilai perusahaan Brigham dan Houston (2007). Mereka

sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan utang lebih

tinggi adalah tidak relevan dibandingkan nilai perusahaan tanpa utang.

Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari

penggunaan utang.

2.1.7 Gender Diversity

Skeptisisme profesional adalah “Skeptisisme Gender merupakan aspek

hubungan sosial yang dikaitkan dengan diferensiasi seksual pada manusia

(Ellyanti, 2019). Istilah “gender” yang berasal dari bahasa Inggris yang di

dalam kamus tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender.

Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan kata

gender. Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan

gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau

konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini,

Maghfiroh (2019) mengemukakan bahwa gender adalah hubungan laki-laki

dan perempuan secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan

perempuan dalam pergaulan hidup sehari-hari, dibentuk dan dirubah.


23

2.2 Publikasi Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan pemetaan penelitian yang meneliti topik pengaruh

keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan

dengan gender diversity sebagai variabel moderasi, berikut adalah jurnal yang

dipakai sebagai acuan:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sjahputra dan Sujarwo (2022)

penelitian berjudul “Pengaruh Gender Diversity Eksekutif dan Ukuran

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Tax Avoidance Sebagai

Intervening”. Tempat publikasi Universitas Pamulang, 2022 Teknik

pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling dengan

jumlah data sebanyak (N) 82 perusahaan. Teknik analisis data yang

digunakan analisis regresi linier berganda, uji F, uji t, uji mediasi dan uji

koefisien determinasi (R2).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Felly Sintinia (2016) penelitian

berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Pendanaan, Kebijakan Dividen

dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”. Tempat publikasi jurnal

Ilmu Dan Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 4, April 2016. Teknik

pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling dengan

jumlah data sebanyak (N) 150 perusahaan. Teknik analisis data yang

digunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji

parsial (uji t), uji determinasi (R2), uji signifikan simultan (Uji F), dan uji

regresi linier berganda.


24

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ista Yansi Rinnaya (2016) penelitian

berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Keputusan Pendanaan

Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014)”.

Tempat publikasi Journal of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling

dengan jumlah data sebanyak (N) 155 perusahaan. Teknik analisis data

yang digunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji

hipotesis.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Meidha Rafika (2017) penelitian

berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan

Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. Tempat publikasi Jurnal

Ilmu Dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 11, November 2017 E-

ISSN: 2461- 0593. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah

purposive sampling dengan jumlah data sebanyak (N) 18 perusahaan.

Teknik analisis data yang digunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi

klasik, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji

parsial (uji t), uji determinasi (R2), uji signifikan simultan (Uji F), dan uji

regresi linier berganda dan Uji Kelayakan Model.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Fendyka Lugman Ilhamsyah (2017)

penelitian berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi,

dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”. Tempat publikasi Jurnal


25

Ilmu Dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 2, Februari 2017 E-ISSN:

2461-0593. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive

sampling dengan jumlah data sebanyak (N) 15 perusahaan. Teknik

analisis data yang digunakan uji asumsi klasik, uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji parsial (uji t), uji determinasi

(R2), uji signifikan simultan (Uji F), dan uji regresi linier berganda.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Setia dan Etna (2017) penelitian

berjudul berjudul “Pengaruh Gender Diversity Eksekutif terhadap Nilai

Perusahaan, Tax Avoidance Sebagai Variabel Intervening: Studi Kasus

pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015”.

Tempat publikasi Universitas Diponegoro, 2017 Teknik pengambilan

sampel yang dilakukan adalah purposive sampling dengan jumlah data

sebanyak (N) 87. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi

linier berganda, uji F, uji t, uji mediasi dan uji koefisien determinasi (R2).

7. Penelitian yang dilakukan oleh Chesa (2021) yang bejudul “Pengaruh

Gender Diversity Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Manajemen Laba

Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Property

Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-2019)”. Tempat

publikasi Universitas Islam Negeri, 2017.Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis Partial Least Square.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dkk (2020) yang berjudul

“Pengaruh Diversitas Dewan Direksi Terhadap Nilai Perusahaan” Tempat


26

publikasi Jurnal Riset Nasional Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi.

Volume 2, 2020. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi

Linear Berganda dengan program Stata dan tingkat signifikansi 5%.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Krisna dan Dewi (2016) yang berjudul

“Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris dan Direksi pada Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2009-2013”. Tempat publikasi E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana Vol.16.1, 2016. Pemilihan sampel menggunakan

metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda.


27

Tabel 2.1

Mapping Publikasi Penelitian Sebelumnya

Variabel Bebas (x)

No Nama Peneliti Variable X1 X2 Z TATO ROA Ukuran Tax Manajemen Age Latar
Terikat (Y) perusaha avoidance laba diversity Belakang
an pendidikan

1 Sjahputra dan Nilai √+ X X


Sujarwo (2022) Perusahaan

2 Felly Sintinia Nilai √ X √


(2016) Perusahaan

3 Ista Yansi Nilai X √ √ √


Rinnaya (2016) Perusahaan

4 Meidha Rafika Nilai √ √


(2017) Perusahaan
28

5 Fendyka Lugman Nilai √ √


Ilhamsyah (2017) Perusahaan

6 Setia dan Etna Nilai √- X


(2017) Perusahaan

7 Chesa (2021) Nilai X X


Perusahaan

8 Krisna dan Dewi Nilai √+ X √+


(2016) Perusahaan

9 Nugroho dkk Nilai X √- X


(2020) Perusahaan
29

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran
Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Gender Diversity sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020)
Isu determinan yang mempengaruhi nilai perusahaan
sangat relevan untuk terus dikaji karena berdampak
langsung kinerja perusahaan dan kesejahteraan pemilik.

Studi Empiris

Sjahputra dan Sujarwo (2022)


Felly Sintinia (2016)
Grand Theory Ista Yansi Rinnaya
(2016)
Teori Sinyal Meidha Rafika (2017)
Fendyka Lugman
Teori Agensi Ilhamsyah (2017)
Setia dan Etna (2017)

Hipotesis:

H1: Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai


perusahaan
H2: Keputusan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
H3: Komposisi Dewan Komisaris Perempuan memoderasi pengaruh keputusan
investasi terhadap nilai perusahaan
H4: Komposisi Dewan Komisaris Perempuan memoderasi pengaruh keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan

Teknik Analisis:
Analisis Linier Berganda

Hasil Penelitian

Simpulan
30

2.4 Kerangka Konsep

Berikut adalah kerangka konsep penelitian untuk menggambarkan hubungan

variabel yang menjadi perhatian peneliti seperti terlihat pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Konsep
Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Gender Diversity sebagai Variabel Pemoderasi

Keputusan
Investasi Nilai
Perusahaan
X1

Keputusan Y
Pendanaan

X2 Gender
Diversity

2.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, teori dan temuan

empiris maka dirumuskan hipotesis penelitian, Rumusan hipotesis merupakan

jawaban sementara didasarkan atas teori yang ada. Adapun rumusan hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.5.1 Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan.

Adanya pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan


31

menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan memaksimumkan investasi

dalam upayanya menghasilkan laba sesuai dengan jumlah dana yang terikat.

Pengaruh yang diberikan keputusan investasi ini berefek langsung keputusan

investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari

kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan

lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih

efisien, pengembangan research dan development. Pengeluaran modal

perusahaan (capital expenditure) sangat penting untuk meningkatkan nilai

perusahaan karena jenis investasi tersebut memberikan sinyal tentang

pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yang akan

datang dan mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan yang diproksikan

melalui return saham. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian felly

(2016), Rafai Enggar (2016), Meidha Rafika (2017), Yulia (2019), fendyka

(2017), menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka rumusan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.5.2 Keputusan Pendanaan dan Nilai Perusahaan.

Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar tentang

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan

datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang telah

memberikan sinyal positif. Apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka


32

peningkatan nilai perusahaan terjadi akibat efek tax deductible, yaitu

perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang

dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan manfaat

bagi pemegang saham. Apabila peningkatan pendanaan perusahaan melalui

laba ditahan atau penerbitan saham baru, maka risiko keuangan perusahaan

semakin kecil. Penelitian yang dilakukan Ista Yansi Rinnaya (2016) dan

Meidha Rafika (2017) menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka

rumusan hipotesis sebagai berikut:

H2: Keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan

2.5.3 Keputusan Investasi, Gender Diversity dan Nilai Perusahaan

Keberagaman dalam komposisi dewan direksi semakin diperhatikan,

karena komposisi dewan direksi memiliki peran besar dalam proses pengambilan

keputusan bagi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Komposisi dalam dewan direksi suatu perusahaan dapat bervariasi

dalam hal gender atau jenis kelamin, umur, ras, etnis, pendidikan dan pengalaman

kerja. Keberadaan direktur wanita di dalam dewan direksi perusahaan dinilai

dapat menyediakan perspektif beragam dalam pengambilan keputusan

perusahaan, sehingga keberadaan direktur wanita bisa meminimalisir peluang

konflik antara manajemen dengan pemegang saham, lebih memperhatikan

ekspektasi pemangku kepentingan perusahaan lainnya, serta mengalokasikan

sumber daya perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Pengambilan keputusan
33

yang baik oleh dewan direksi perusahaan dapat berujung pada peningkatan kinerja

dan nilai perusahaan di mata investor.

Dalam pengambilan keputusan, antara wanita dan pria memiliki

perbedaan pola sikap karena perbedaan gender. Fakih (1999) menyebutkan

wanita umumnya dinilai lemah lembut, emosional, keibuan dan sebagainya.

Sedangkan pria dianggap kuat, rasional, objektif dan lebih agresif. Wanita

dengan sikap yang lemah lembut maka dalam mengambil keputusan akan

cenderung terbawa perasaan. Sedang, pria dengan sifatnya yang lebih keras

dibanding wanita, akan cenderung lebih berani dan agresif dalam mengambil

keputusan dan mengambil risiko. Luckerath-Rovers (2013) melakukan

penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa keberagaman gender dalam

dewan dapat meningkatkan kualitas pembuatan keputusan karena dapat

mengambil dari banyak perspektif pendapat dan lebih terbuka. Nilai

perusahaan semakin meningkat signifikan untuk perusahaan dengan direktur

wanita. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mahbubi (2016) yang

juga menunjukkan bahwa CEO wanita cenderung memiliki tingkat investasi

dan tingkat hutang yang lebih rendah dibandingkan dengan CEO pria, namun

CEO wanita cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Sedangkan di sisi

lain, terdapat hasil penelitian yang berbeda dari Wellalage dan Locke (2011)

yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara keberadaan Wanita

(women on board) dalam direksi terhadap nilai perusahaan, karena diversitas

gender akan meningkatkan konflik agensi dalam pengambilan keputusan dan

mengurangi nilai perusahaan, Berdasarkan teori dan gap penelitian-penelitian


34

di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Komposisi Dewan Direksi Perempuan memoderasi pengaruh keputusan

investasi terhadap nilai perusahaan

2.5.4 Keputusan Pendanaan, Gender Diversity dan Nilai Perusahaan

Secara umum berbagai penelitian telah menyatakan bahwa demografi

(misalnya gender, pendidikan, umur), ekonomi sosial (pendapatan, profesi), dan

aspek personalitas (pencarian sensasi, sikap) mempengaruhi seseorang terhadap

risiko (Gumus & Dayioglu, 2015; Morse, 1998). Penelitian sebelumya

menunjukan perempuan lebih risk averse ketika mengambil keputusan investasi

bila dibandingakan dengan Laki-laki (Apalkova et al., 2018; Bernasek & Shwiff,

2001; Jianakoplos & Bernasek, 1998; Nelson, 2015; Powell & Ansic, 1997).

Mengingat Perempuan lebih risk averse, ada kemungkinan Perempuan kurang

menyukai memperoleh pembiayaan dari hutang tetapi lebih mengutamakan dari

faktor internal seperti saham. Schopohl dkk, (2021) hasil penelitiannya

menemukan bahwa Chief Financial Officers (CFO) Perempuan secara signifikan

menurunkan keputusan pendanaan (leverage). Adusei dkk, (2019) menemukan

Dewan Direksi Perempuan memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap

struktur pendanaan. Hasil penelitian Ellyant kk, (2019) menemukan keberadaan

dewan komisaris wanita tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pendanaan

perusahaan.

Berbagai penelitian menyatakan bahwa keberadaan Dewan Direksi

Perempuan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Agyemang-

Mintah dkk, (2019) menemukan Keberadaan Dewan Direksi Perempuan pada


35

perusahaan institusi financial di Inggris memiliki pengaruh positif dan secara

statistic signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil sebaliknya ditemukan di New

York Stock Exchange bahwa komposisi Dewan Direksi Perempuan tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang tidak konsisten baik

hubungan antara keberadaan Dewan Direksi Perempuan terhadap Keputusan

pendanaan dan nilai perusahaan, maka peneliti menduka bahwa keberadaan

Dewan Direksi Perempuan sebagai pemoderasi hubungan antara keputusan

pendanaan dengan nilai perusahaan sehingga hipotesis penelitian ini sebagai

berikut:

H4: Komposisi Dewan Direksi Perempuan memoderasi pengaruh keputusan

pendanaan terhadap nilai perusahaan


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Objek Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penelitian ini

dilakukan dengan mengakses data-data sekunder berupa laporan keuangan

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data-

data yang diperlukan dalam penelitian ini diakses melalui www.idx.co.id

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2017-2020.

3.1.2 Objek Penelitian

Mengingat bahwa nilai perusahaan merupakan informasi sangat

penting bagi para stakeholder di Pasar modal, maka penelitian ini mengambil

Objek penelitian berkenaan dengan diterminan-diterminan dari nilai

perusahaan serta keberadaan dari komposisi Dewan Direksi Perempuan pada

Perusahaan.

3.2 Populasi dan Metode Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

36
37

(Sugiyono, 2019;80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-

2020 yaitu sebanyak 158 perusahaan.

3.2.2 Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel

penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data

yang diperoleh nantinya lebih representative (Sugiyono, 2019:85).

Pengambilan sampel pada penelitian ini melalui beberapa kriteria sebagai

berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2017-2020.

2. Perusahaan manufaktur yang datanya tersedia sesuai dengan tujuan

penelitian dari tahun 2017-2020.

Setelah dilakukan identifikasi dan penelitian sampel berdasarkan

kriteria yang dikemukakan maka dari seluruh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 terdapat 35

perusahan yang memenuhi kriteria sampel yang ada. Rekonsiliasi

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:


38

Tabel 3.1
Tabel Hasil Rekonsiliasi Sampel

No Kriteria Sampel Penelitian Total


1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa 158
Efek Indonesia dari tahun 2017-2020.

2 Perusahaan manufaktur yang datanya tidak 91


tersedia sesuai dengan tujuan penelitian dari tahun
2017-2020.
Jumlah sampel perusahaan 67
Tahun 4
penelitian
Jumlah total data sampel 268
Sumber: Data Diolah Melalui Database Osiris.

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai orang atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:39). Variable-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019:39). Variabel

terikat penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y).

2. Variabel independen yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2019:39).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keputusan investasi (X1),

keputusan pendanaan (X2)


39

3. Variabel Moderasi

Variabel Moderasi mempunyai pengaruh (memperkuat dan memperlemah)

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Sugiyono,

2012) variabel moderasi digunakan karena diduga terdapat variabel lain

yang mempengaruhi hubungan profitabilitas dan keputusan investasi dengan

nilai perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel moderator yaitu

Struktur gender diversity.

3.4 Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor pada perusahaan

tentang kinerja baik perusahaan dan selalu dikaitkan dengan harga saham.

Apabila harga saham naik, maka nilai perusahaan juga akan naik begitu juga

sebaliknya. Untuk mencapai nilai perusahaan dibutuhkan seorang manajer

yang mampu mengambil keputusan yang tepat. Sehingga perusahaan dapat

mewujudkan tujuan jangka panjangnya apabila nilai perusahaan tinggi. Nilai

perusahaan dalam penelitian ini dapat diukur melalui price to book value

(PBV). Brigham dan Houston (2009) menyatakan bahwa price to book value

merupakan pembagian nilai pasar saham dengan nilai buku per lembar

saham. Price book value menurut Sudana (2015:27) dapat diformulasikan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


40

Harga Saham
PBV =
Nilai Buku Saham

3.4.1 Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan tentang pengalokasian

dana perusahaan, baik dilihat dari sumber dana dari dan luar perusahaan.

Tujuan dari keputusan investasi yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang

tinggi dengan risiko tertentu. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Price Earnings Ratio (PER). Price Earnings Ratio merupakan

perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar sahamnya. Apabila

semakin tinggi nilai PER, maka harga saham akan naik, begitu pula

sebaliknya. Hal ini menimbulkan persepsi yang baik bagi investor akan

prospek perusahaan di masa yang akan datang mampu meningkatkan nilai

perusahaan.

Price earnings ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Harga Saham
PER= Earnings Per Share

3.4.2 Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang menyangkut

bagaimana perusahaan membiayai kegiatan investasi perusahaan dengan

mencari sumber dana baik dari dalam maupun luar perusahaan. Keputusan
41

pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui debt to equity ratio

(DER). Debt to equity ratio merupakan imbangan antara hutang perusahaan

dengan modal sendiri. Semakin tinggi debt to equity ratio berarti modal

sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Bagi perusahaan,

sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban

tetapnya tidak terlalu tinggi. Debt to equity ratio dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

Total Hutang
DER=
Total Ekuitas
3.4.3 Gender Diversity

Diversitas gender dapat meningkatkan keberagaman karakteristik

eksekutif sehingga diharapkan dapat memberikan alternatif penyelesaian

terhadap suatu masalah yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan dengan Social Learning Theory. Teori ini

menjelaskan berdasarkan konsep nature-nurture dan melihat bahwa perbedaan

peran gender merupakan hasil dari tuntutan dan harapan lingkungan (Sadli, 2010).

Pengukuran variabel gender diversity yaitu dengan membandingkan antara jumlah

Dewan Direksi Wanita dengan total jumlah Direksi yang ada dalam satu

perusahaan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis data berdasarkan sumbernya

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder dengan tipe data


42

eksternal yaitu data tidak langsung didapat dari perusahaan, tapi diperoleh

dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan oleh

pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia berupa data melalui internet

(www.idx.co.id).

3.5.2 Jenis data berdasarkan sifatnya

Ditinjau dari sifatnya penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu

data berupa angka berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode observasi non-partisipan, dimana dalam metode ini

peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa ikut

terlibat dalam fenomena yang diamati (Sugiyono, 2019: 226). Pengumpulan

dapat diperoleh dari sumber data yang digunakan dengan cara melakukan

penelusuran, mengamati, membaca, dan melakukan pencatatan informasi

yang terjadi terhadap data sekunder berupa laporan keuangan Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020.

3.7 Metode Analisis Data

Adapun Teknik analisis data digunakan untuk membuktikan hipotesis

yang telah dirumuskan serta untuk menjawab rumusan masalah terdiri dari:

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini selain untuk


43

menggambarkan tentang populasi dan sampel, juga digunakan untuk

mendeskripsikan data terkait dengan variabel-variabel yang digunakan penelitian

ini.

3.7.2 Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel independent, 1 variabel moderating

dan 1 variabel dependen oleh karena itu Teknik analisis yang digunakan adalah

regresi berganda. Supaya hasil regresi ini menghasilkan hasil tidak bias maka

harus dipenuhi berapa uji asumsi klasik sebagai berikut

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2016:154). Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan uji

statistic. Uji statistic yang dapat digunakan yaitu uji statistic non

parametric Kolmogorov-Smirnov (K_S). Residual dikatakan normal

bila nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov (K_S) lebih besar 0,05.

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi dimana

dalam pengujian yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel bebas. Uji Multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika dinilai toleransi

lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka data terbebas dari

kasus Multikolinearitas (Ghozali, 2016:103).


44

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas, atau tidak terjadi heteroskedastisitas, digunakan

metode Glejser yaitu dengan meregresi ini absolute residual dari

model yang diestimasikan terhadap variabel independen (Ghozali,

2016: 134). Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat, maka tidak ada gejala

heteroskedastisitas.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistika yang dilakukan

untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model

prediksi dengan perubahan waktu. Uji Autokorelasi dilakukan apabila

data merupakan data time series atau runtun waktu, bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2016:

107). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan alat


45

analisis Durbin-Watson, apabila nilai Durbin-Watson berada diantara

nilai du dan 4-du maka tidak ada gejala autokorelasi.

Setelah lolos uji asumsi klasik maka dilanjutkan dengan uji

regresi linier berganda untuk menguji kelayakan model serta uji hipotesis

penelitian atau uji t. Berikut persamaan regresi penelitian ini sebagai

berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1.Z + β4X2.Z + ԑ

Keterangan:
Y : Nilai Perusahaan
α : Konstantan
β : Koefisien Regresi dari X1,X2, X3 dan X4
X1 : Keputusan Investasi
X2 : Keputusan Pendanaan
Z : Gender Diversity
ԑ : Faktor lain yang mempengaruhi variable Y

3.7.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji kelayakan model terdiri-dari uji diterminansi atau R Square

Adjusted untuk mengetahui besarnya korelasi variabel yang dimasukan

dalam model mempengaruhi variable dependen. Selain itu uji kelayakan

model juga dilakukan dengan uji F atau uji simultan. Menurut Ghozali

(2016: 171) uji statistic F digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen. Setelah dilakukan uji kelayakan model dilanjutkan dengan uji


46

hipotesis atau uji t.

3.7.4 Uji Hipotesis (Uji t)

Uji statistic t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu uji tjuga

digunakan untuk menguji pengaruh variabel moderasi terhadap hubungan

antara variabel independent dengan variabel dependen. Adapun kriteria

pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. H1, H2, H3 dan H4 ditolak apabila nilai T-hitung < T-tabel atau P-Value > α

artinya tidak ada pengaruh positif atau negatif dan secara statistic signifikan

masing-masing variabel independen dan moderasi terhadap variabel

dependen.

2. H1, H2, H3 dan H4 terdukung apabila nilai T-hitung > T-tabel atau P-Value <

α artinya ada pengaruh positif atau negatif dan secara statistik signifikan

masing-masing variabel independen dan moderasi terhadap variabel

dependen.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh keputusan

investasi, keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan dengan gender

diversity sebagai variabel moderasi, maka dilakukan penelitian secara empiris

di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil populasi perusahaan manufaktur

dari tahun 2017-2020.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengambarkan

demografi dari sampel sehingga diketahui karakteristik-karakteristik

dari sampel tersebut untuk mendukung analisis data. Adapun hasil

analisis statistik deskriptif masing-masing variabel seperti terlihat

pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai Perusahaan 205 -1.14 82.44 3.8892 9.39397
Keputusan Investasi 205 -3711.79 652.83 8.4481 269.65222
Keputusan Pendanaan 205 -88.70 91.69 51.7209 21.90925
Gender Diversity 205 .00 .67 .0844 .13998
Unstandardized 205 -16.45656 69.22732 .0000000 8.62402122
Residual
Valid N (listwise) 205
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0

47
48

Berdasarkan tabel diketahui jumlah pengamatan (N) dari

peneltian ini sebanyak 205. Variabel Keputusan Investasi (X1)

memiliki nilai minimum sebesar -3711,79 dan nilai maksimum

sebesar 652,83 sehingga diperoleh skor rata-rata 8,4481 dan standar

deviasi sebesar 269,65222.

Variabel Keputusan Pendanaan (X2) memiliki nilai minimum

sebesar -88,70 dan nilai maksimum sebesar 91,69 sehingga diperoleh

skor rata-rata 51,7209 dan standar deviasi sebesar 21,90925.

Variabel Gender Diversity (X3) memiliki nilai minimum

sebesat 0,00 dan nilai maksimum sebesar 0,67 sehingga diperoleh

nilai rata-rata 0,0844 dan standar deviasi sebesar 0,13998.

Variabel Nilai Perusahaan (Y) memiliki nilai minimum

sebesar -1,14 dan nilai maksimum sebesar 82,44 sehingga diperoleh

nilai rata-rata 3,8892 dan standar deviasi sebesar 9,39397.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif, langkah

selanjutnya melakukan analisis regresi linier berganda dan pengujian

hipotesis dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil

analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis

penelitian ini terbebas dari penyimpangan. Asumsi klasik meliputi uji

normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.


49

Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

4.2.2.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

analisis antara variabel dependen dengan variable

independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,

dengan uji ini dapat diketahui bahwa data yang digunakan

dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak pada

alpha sebesar 5%. Dalam pengujian one sample Kolmogrov-

Smirnov Test, suatu variabel dikatakan terdistribusi normal

jika hasil signifikansi diatas 5% atau nilai sig > 0,05.

Berikut hasil uji normalitas data residual mengunakan uji

Kolmogorov-Smirnov sepert telihat pada tabel 4.2 berikut:


50

Tabel 4.2
Uji Normalitas Data dengan Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov
4.2.2.1.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 205
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 8.62402122
Most Extreme Absolute .210
Differences Positive .210
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z 3.010
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

4.2.2.1.3

4.2.2.1.4
4.2.2.1.5

Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0


Berdasarkan uji Normalitas Komogorov-Smirnov

diperoleh nilai Asym Sig atau P-Value 0,000 < 0,05, dapat

disimpulkan data tidak berdistribusi normal.

4.2.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independent. Pengujian multikolinearitas dilihat

berdasarkan nilai tolerance value dan variance inflation

factor (VIF). Nilai yang umum dipakai menunjukkan


51

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≥ 0.10 atau

sama dengan nilai VIF ≤ 10. Adapun nilai tolerance dan

nilai VIF ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearistas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 4.752 1.598 2.974 .003
Keputusan .000 .002 .013 .206 .837 .998 1.002
Investasi
Keputusan -.058 .028 -.135 -2.078 .039 .999 1.001
Pendanaan
Gener 25.094 4.349 .374 5.770 .000 .998 1.002
Diversity
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0
Berdasarkan pengujian moltikolinieritas diperoleh

nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 sehingga dapat

disimpulkan model bebas dari gejala moltikolinieritas atau

tidak ada korelasi yang signifikan antar variabel

independent dalam model regresi.

4.2.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan


52

mengamati grafik scatter plot pada output SPSS dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang

teratur maka diindikasikan terdapat masalah

heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat

masalah heterokedastisitas.

Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0


Berdasarkan uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan scater plot, menunjukan bahwa titik-titik

membentuk pola tertentu sehingga dapat diduga model

regresi belum bebas asumsi heteroskedastisitas.

4.2.2.1.4 Uji Autokorelasi


53

Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model

apakah antara variabel pengganggu masing-masing

variabel bebas saling memepengaruhi. Untuk mengetahui

apakah pada model regresi mengandung autokorelasi,

dapat digunakan pendekatan Durbin Watson (DW).

Kriteria autokorelasi dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Nilai DW di bawah 1, berarti diindikasikan ada

autokorelasi positif.

b) Nilai DW di antara 1 sampai 3, berarti diindikasikan

tidak ada autokorelasi.

c) Nilai DW di atas 3, berarti diindikasikan ada

autokorelasi negatif.

Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .396a .157 .145 8.68814 1.688
a. Predictors: (Constant), Gener Diversity, Keputusan Pendanaan,
Keputusan Investasi
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0
Berdasarkan pengujian autokorelasi diperoleh nilai

DW 1 < 1,688 < 3, maka menurut Durbin Watson model

regresi bebas dari gejala Autokorelasi

Jadi berdasarkan uji asumsi klasik, model regresi masih

mengandung data tidak normal dan terjadi heteroskedastisitas,


54

Langkah selanjutnya dilakukan penyembuhan terhadap gejala tersebut

dengan transformasi data. Dilakukan transformasi data dengan LN

sehingga ada beberapa data di drop yaitu perusahaan no 12, 18, 26, 27,

32, 39, 62, 65, 66, 71, 75, 76, 84, 92, 123, 127, 128, 131, 147, 169,

174, 178, 179, 186, 199.

Uji asumsi Klasik setelah transformasi data mendrop

beberapa data outlier setelah transformasi data.

4.2.2.1.5 Uji Normalitas Data


Tabel 4.5
Uji Normalitas Data dengan Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 146
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .82296102
Most Extreme Absolute .070
Differences Positive .032
Negative -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .848
Asymp. Sig. (2-tailed) .469
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0

Setelah transformasi data dan menghilangkan data

outlier kemudian dilakukan uji normalitas data residual

dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai Asmp Sig


55

atau P-Value 0,469 > 0,05, dapat disimpulkan data

residual berdistribusi normal.


56

4.2.2.1.6 Uji Moltikolinieritas


Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearistas

Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0

Berdasarkan uji moltikolinieritas diperoleh nilai

tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 dapat disimpulkan

tidak ada korelasi signifikan dalam model regresi.

4.2.2.1.7 Uji Heteroskedastisitas

Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan scatter plot hasilnya sebagai berikut

Gambar 4.7
Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0


57

Uji heteroskedastisitas menggunakan scatter plot

terlihat titik-titk menyebar diatas atau dibawah nilai 0 dan

tidak membentuk suatu pola sehingga dapat disimpulkan

data bebas dari gejala heteroskedastisitas.

4.2.2.1.8 Uji Autokorelasi


Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .560a .313 .299 .83161 1.863

a. Predictors: (Constant), Gener Diversity, LN_DAN, LN_INV

b. Dependent Variable: LN_FV


Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0
Sebelum dilakukan uji autokorelasi terlebih dahulu

cari nilai dl dan du dalam tabel DW. Nilai dl dan du jika n

= 146 dan K = 3 adalah dl = 1.6878 dan du = 1,7716 dan 4

– du = 2,228, jadi du < DW < 4-du (1,7716 < 1,863 <

2,228) dapat disimpulkan model regresi bebas dari gejala

autokorelasi.

4.2.2.1.9 Uji Kelayakan model

Uji F bertujuan menguji kelayakan model (fit of

model) dengan melihat pengaruh variabel independen

secara simultan, yang ditunjukkan dalam tabel ANNOVA.

Kriteria pengujiannya adalah:


58

a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka keputusannya adalah

terima H0 atau variabel independen secara simultan

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen atau modelnya tidak fit.

b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka keputusannya tolak

H0 atau variabel dependen secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen atau modelnya

fit.

Berikut disajikan uji kelayakan model dengan uji F dan

diterminasi sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVAb
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 45.949 5 9.190 13.260 .000a
Residual 97.030 140 .693
Total 142.980 145
a. Predictors: (Constant), DANAXG, LN_DAN, LN_INV,
INVXG, Gener Diversity
b. Dependent Variable: LN_FV
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui nilai signifikansi F

adalah 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan model

dianggap layak untuk memprediksi pengaruh keputusan

investasi, keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan

dengan gender diversity sebagai variabel moderasi.


59

4.2.2.1.10 Uji Koefisien Determinasi (Uji Stastistik R2)

Koefisien determinasi adalah suatu ukuran

menjelaskan variasi variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variansi variabel independen. Nilai

koefisen determinasi terletak antara 0 dan 1, yaitu 0 ≤ r2 ≤

1. r2 = 1, berarti 100% total variasi variabel dependen

dijelaskan oleh variabel independennya, dan menunjukkan

ketepatan yang baik.

r2 = 0, berarti tidak ada total variasi variabel dependen

yang dijelaskan oleh variabel independennya.

Tabel 4.10
Hasil Uji Analisis Determinasi
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .567a .321 .297 .83251

a. Predictors: (Constant), DANAXG, LN_DAN, LN_INV, INVXG, Gener


Diversity
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa

nilai adjusted R square = 0,297, berarti sebesar 0,297

atau 29,7 % pertumbuhan nilai perusahaan dipengaruhi

oleh variabel keputusan investasi (X1), keputusan

pendanaan (X2), gender diversity (X3), dan sisanya

sebesar (100 – 29,7) = 70,3 % dipengaruhi oleh variabel

lain di luar model penelitian ini.


60

4.2.2.1.11 Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui apakah variabel dependen dapat dipengaruhi

oleh lebih dari satu variabel independent. Dalam penelitian

ini, teknik analisis data yang dipakai adalah regresi linear

berganda (multiple regression). Adapun persamaan regresi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1.Z + β4X2.Z + ԑ

Keterangan:

Y : Nilai Perusahaan

α : Konstantan

β : Koefisien Regresi dari X1,X2, X3 dan X4

X1 : Keputusan Investasi

X2 : Keputusan Pendanaan

Z : Gender Diversity

ԑ : Faktor lain yang mempengaruhi variable Y

Y = -4,411 + 0,531 + 0,86 + 0,524 + 3,032


61

Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.411 1.155 -3.818 .000
LN_INV .531 .102 .460 5.220 .000
LN_DAN .826 .292 .240 2.827 .005
Gener - 10.535 -1.397 -1.322 .188
Diversity 13.92
9
INVXG .524 .767 .150 .683 .496
DANAXG 3.023 2.459 1.227 1.230 .221
a. Dependent Variable: LN_FV
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi linear

berganda dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Koefisien variabel Keputusan Investasi (X1) adalah

0,531, artinya apabila Keputusan Investasi meningkat

sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,531.

2) Koefisien variabel Keputusan Pendanaan (X2) adalah

0,826 artinya apabila Keputusan Pendanaan meningkat

sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,826.

3) Interaksi Keputusan Investasi dengan Gender Diversity

adalah 0,524, artinya apabila Keputusan Investasi


62

melibatkan Gender Diversity meningkat sebesar 1

satuan maka nilai perusahaan akan mengalami

peningkatan sebesar 0,524 satuan.

4) Interaksi Keputusan Pendanaan dengan Gender

Diversity adalah 3,032, artinya apabila Keputusan

Pendanaan melibatkan Gender Diversity meningkat

sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan

mengalami pengingkatan sebesar 3,032 satuan.

4.2.2.1.12 Uji t atau Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen,

adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika nilai

signifikansi > 0,05 maka keputusannya adalah tolak Hi

atau variabel independen secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen atau hipotesisnya

tidak terdukung. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka

keputusannya terima H1 atau variabel dependen secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

atau hipotesisnya terdukung.


63

Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.411 1.155 -3.818 .000
LN_INV .531 .102 .460 5.220 .000
LN_DAN .826 .292 .240 2.827 .005
Gener Diversity -13.929 10.535 -1.397 -1.322 .188
INVXG .524 .767 .150 .683 .496
DANAXG 3.023 2.459 1.227 1.230 .221
a. Dependent Variable: LN_FV
Sumber: Data diolah dengan SPSS 17.0

1) Pengaruh Variabel keputusan investasi (X1) Terhadap

Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji t pada tabel 4.12 menunjukan Variabel

keputusan investasi memiliki koefisien regresi sebesar 0,531

dan nilai signifikansi 0,000 < 0.05. Hal ini berarti variabel

keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis yang

menyatakan semakin tinggi keputusan investasi, maka

pertumbuhan perusahaan juga semakin tinggi tidak terbukti

atau terdukung.
64

2) Pengaruh Variabel keputusan pendanaan (X2) Terhadap

Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji t pada tabel 4.12 menunjukan Variabel

keputusan pendanaan memiliki koefisien regresi sebesar

0,826 dan nilai signifikansi 0,005 < 0.05. Hal ini berarti

variabel keputusan pendanaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan nilai perusahaan sehingga

hipotesis yang menyatakan semakin tinggi keputusan

pendanaan, maka pertumbuhan perusahaan juga semakin

tinggi tidak terbukti atau terdukung.

3) Kemampuan Komposisi Dewan Direksi Perempuan

dalam memoderasi pengaruh Keputusan Investasi

terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan uji t pada tabel 4.12 menunjukkan koefisien

regresi Interaksi Keputusan Investasi dengan Gender

Diversity adalah 0,524 dan nilai signifikansi 0,496 > 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi

dewan direksi perempuan dalam memoderasi keputusan

investasi terhadap nilai perusahaan. Jadi hipotesis yang

menyatakan Komposisi Dewan Direksi Perempuan

memoderasi pengaruh keputusan investasi terhadap nilai

perusahaan tidak terdukung.


65

4) Kemampuan Komposisi Dewan Direksi Perempuan

dalam memoderasi pengaruh Keputusan Pendanaan

terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan uji t pada tabel 4.12 menunjukkan koefisien

regresi interaksi keputusan pendanaan dengan gender

diversity adalah 3,032 dan nilai signifikansi 0,221 > 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi

dewan direksi perempuan dalam memoderasi keputusan

pendanaan terhadap nilai perusahaan. Jadi hipotesis yang

menyatakan Komposisi Dewan Direksi Perempuan

memoderasi pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai

perusahaan tidak terdukung.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis untuk masing-masing variabel, maka

Langkah selanjutnya dilakukan pembahasan apakah teori yang digunakan

mampu menjelaskan hubungan antar variabel.

4.3.1 Pengaruh Variabel keputusan investasi Terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh

kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi

kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek atau yang disebut

likuiditas perusahaan. Adanya kesempatan investasi yang menghasilkan

keuntungan merupakan esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan. Jika

terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka manajer


66

berusaha mengambil kesempatan tersebut untuk memaksimumkan

kesejahteraan pemegang saham, karena semakin besar kesempatan

investasi yang menguntungkan maka investasi yang dilakukan akan

semakin besar. Keputusan ini sangat penting dengan semakin besarnya

dan berkembangnya perusahaan. Semakin perusahaan berkembang,

maka manajemen dituntut mengambil keputusan investasi, seperti

pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan

lainnya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0.05 sehingga H1 diterima

yang berarti bahwa variabel keputusan investasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Koefisien variabel Keputusan

Investasi memiliki nilai sebesar 0,531, artinya apabila Keputusan

Investasi meningkat sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,531.

4.3.2 Pengaruh Variabel keputusan pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berhubungan

dengan sumber dana yang didapat perusahaan. Keputusan pendanaan

ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal, karena pada

keputusan ini, manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan

dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis

bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta

kegiatan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari 0.05 sehingga H 2 diterima


67

yang berarti bahwa variabel keputusan pendanaan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Koefisien variabel Keputusan

Pendanaan adalah 0,826 artinya apabila Keputusan Pendanaan

meningkat sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami

peningkatan sebesar 0,826.

4.3.3 Kemampuan Komposisi Dewan Direksi Perempuan dalam memoderasi

pengaruh Keputusan Investasi terhadap nilai perusahaan

Komposisi dalam dewan direksi suatu perusahaan dapat

bervariasi dalam hal gender atau jenis kelamin, umur, ras, etnis,

pendidikan dan pengalaman kerja. Keberadaan direktur wanita di dalam

dewan direksi perusahaan dinilai dapat menyediakan perspektif

beragam dalam pengambilan keputusan perusahaan, sehingga

keberadaan direktur wanita bisa meminimalisir peluang konflik antara

manajemen dengan pemegang saham, lebih memperhatikan ekspektasi

pemangku kepentingan perusahaan lainnya, serta mengalokasikan

sumber daya perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Pengambilan

keputusan yang baik oleh dewan direksi perusahaan dapat berujung

pada peningkatan kinerja dan nilai perusahaan di mata investor. Dalam

pengambilan keputusan, antara wanita dan pria memiliki perbedaan

pola sikap karena perbedaan gender. Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,496 lebih besar dari

0,05 sehingga H3 tidak terdukung berarti keberadaan perempuan dalam

jajaran dewan direksi tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil


68

tidak signifikan ini disebabkan masih sedikitnya jumlah perempuan di

jajaran dewan direksi khususnya perusahaan manufaktur yang go public

di Bursa Efek Indonesia. Seperti terlihat pada tabel 4.1 nilai mean

gender diversity 0,0844 ini artinya rata-rata proporsi dewan direksi

perempuan kurang dari 1% sehingga tidak cukup signifikan

mempengaruhi semua kebijakan yang dibuat oleh perusahan. Hasil ini

juga membuktikan kurangnya kesetaraan gender dalam jajaran dewan

direksi pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek

Indonesia. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sjahputra dan Sujarwo (2022) menyatakan bahwa

gender diversity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4.3.4 Kemampuan Komposisi Dewan Direksi Perempuan dalam memoderasi

pengaruh Keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan

Terdapat salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan

pendanaan yaitu adanya faktor psikologi yang melekat pada dewan

direksi perempuan yakni kecenderungan untuk menghindari risiko.

Dewan direksi wanita lebih sedikit menggunakan pendanaan dalam

bentuk hutang karna terdapat risiko yang melekat pada hutang yakni

risiko beban bunga dan gagal bayar. Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,221 lebih besar dari

0,05 sehingga H4 tidak terdukung berarti keberadaan perempuan dalam

jajaran dewan direksi tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil

tidak signifikan ini disebabkan masih sedikitnya jumlah perempuan di


69

jajaran dewan direksi khususnya perusahaan manufaktur yang go public

di Bursa Efek Indonesia. Seperti terlihat pada tabel 4.1 nilai mean

gender diversity 0,0844 ini artinya rata-rata proporsi dewan direksi

perempuan kurang dari 1% sehingga tidak cukup signifikan

mempengaruhi semua kebijakan yang dibuat oleh perusahan. Hasil ini

juga membuktikan kurangnya kesetaraan gender dalam jajaran dewan

direksi pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek

Indonesia. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Juliana dan Yunia (2019) menyatakan bahwa gender

diversity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka didapat

simpulan hasil penelitian sebagai berikut:

5.1.1 Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, karena nilai signifikansi sebesar 0,000 <0.05 dan koefisien

variabel Keputusan Investasi memiliki nilai sebesar 0,531, artinya

apabila Keputusan Investasi meningkat sebesar 1 satuan maka nilai

perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,531.

5.1.2 Keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, karena nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0.05 dan koefisien

variabel Keputusan Pendanaan adalah 0,826 artinya apabila Keputusan

Pendanaan meningkat sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,826.

5.1.3 Tidak terdapat pengaruh interaksi dewan direksi perempuan dalam

memoderasi keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena

nilai signifikansi sebesar 0,496 > 0,05 dan koefisien Interaksi

Keputusan Investasi dengan Gender Diversity adalah 0,524, artinya

69
71

apabila Keputusan Investasi melibatkan Gender Diversity meningkat

sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan

sebesar 0,524 satuan.

5.1.4 Tidak terdapat pengaruh interaksi dewan direksi perempuan dalam

memoderasi keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena

nilai signifikansi sebesar 0,221 > 0,05 dan koefisien Interaksi

Keputusan Pendanaan dengan Gender Diversity adalah 3,032, artinya

apabila Keputusan Pendanaan melibatkan Gender Diversity meningkat

sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami pengingkatan

sebesar 3,032 satuan.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Perusahaan

Perusahaan perlu memperbaiki atau mengevaluasi kembali

membentuk nilai perusahaan yang baik sehingga dapat menciptakan

persepsi positif dari para investor dan mempertimbangkan keberadaan

wanita dalam perusahaan yang cukup memiliki pengaruh.

5.2.2 Bagi para investor

Sebaiknya dalam melakukan investasi terhadap saham yang

diperjualbelikan di bursa efek, investor hendaknya lebih berhati-hati

dalam mempelajari kondisi keuangan perusahaan dengan melihat nilai


72

perusahaan dan seberapa baik suatu perusahaan dalam mengambil

keputusan investasi.

5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dilakukan dari rentan tahun 2017 – 2020, sehingga

untuk tahun-tahun mendatang, hasil penelitian ini masih perlu diuji

kembali. Penelitian lanjutan dapat menambah variabel lain yang

diprediksi dapat memperngaruhi nilai perusahaan.


73

DAFTAR PUSTAKA

Adusei, Michael, and Emmanuella Yaa Takyiwah Obeng. (2019). "Board gender
diversity and the capital structure of microfinance institutions: A global
analysis." The Quarterly Review of Economics and Finance 71, 258-269.

Agyemang-Mintah, Peter, and Hannu Schadewitz. (2019). "Gender diversity and


firm value: evidence from UK financial institutions." International
Journal of Accounting & Information Management.

Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. (2009). Dasar-dasar Manajemen


Keuangan. Edisi Kesepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Damodaran, A. Swath. (2001). Corporate Finance: Theory and Practice 2nd


ed. USA: John Wiley and Sons Inc.

Efni, Y., D, Hadiwidjojo, U, Salim, dan M, Rahayu. (2011). Keputusan


Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen:
Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor Properti
dan Real Eastate di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Aplikasi
Manajemen, 10 (1): 128-141.

Ellyanti, Ignatius Roni Setyawan. (2019). "Peran Diversitas Gender Terhadap


Pengambilan Keputusan Pendanaan Pada Perusahaan Indeks Kompas
100." Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan 1.3: 420-429.

Efni, Yulia, Djumilah Hadiwijoyo, Ubud Salim, dan Mintarti Rahayu.


(2012). Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan
Dividen: Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Sektor Properti dan Real Eastate di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Aplikasi Manajemen, 10 (1): 128-141.

Fakih, Mansuor. (1999). Analisis Gender dan Transformasi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Ghozali. (2016). Aplikasi analisis multi variete dengan program IBM, SPSS
23. Edisi Kedelapan. Semarang.

Harjito, D.A. dan Martono. (2014). Manajemen Keuangan. Edisi Kedua.


Cetakan Keempat. Ekonisia. Yogyakarta.

Hanafi, Mamduh M. (2016). Manajemen Keuangan. Edisi kedua.


Yogyakarta: BPFE.

Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi dan Financial Constraints: Studi


Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan
74

Perbankan 12 (4): 457-479.

Himawan, M.R. dan Y.J.Christiawan. (2016). Pengaruh Keputusan


Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada
Sektor Manufaktur Di Indonesia. Business Accounting Review,
Vol.4, No.1.

Husnan, S. dan E. Pudjiastuti. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Edisi Keenam. Cetakan Pertama. UUP STIM YKPN. Yogyakarta.

Ilhamsyah, Fendyka Lugman. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen,


Keputusan Investasi, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 2, E-ISSN:
24610593.

Jogiyanto, H.M. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan


Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Kumalasari, Yulia Putri Andrian. (2019). Pengaruh Keputusan Investasi,


Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2017). Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Luckerath-Rovers, Mijntje. (2013). Women on Board and Firm Performance.


Springer Journal. Vol. 10.

Mahbubi, Jawahirul. (2016). Gender CEO dan Keputusan Keuangan Perusahaan


di Indonesia. Journal Universitas Airlangga.

Nurhayati, M. (2013). Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran


Perusahaan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan Sektor Non Jasa. Jurnal Keuangan dan Bisnis 5(2):
144-153.

Rafika, Meidha. (2017). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan


Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 11, E-ISSN:
2461- 0593.

Santi Rahayu, (2012). Moderasi Reputasi Auditor Terhadap Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Auditor Switching Pada
Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada
Tahun 2006- 2010. Jakarta. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Esa Unggul.

Rinnaya, Ista Yansi. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Rasio Aktivitas,


Keputusan Pendanaan Keputusan Investasi Terhadap Nilai
75

Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang


Terdaftar Di Bei Tahun 2010- 2014). Journal Of Accounting, Vol. 2,
No. 2.

Schopohl, Lisa, Andrew Urquhart, and Hanxiong Zhang. (2021). "Female CFOs,
leverage and the moderating role of board diversity and CEO power."
Journal of Corporate Finance 71: 101858.

Setiani, Rury. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,


dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Universitas Negeri Padang.

Sintinia, Felly. (2016). Pengaruh Keputusan Investasi, Pendanaan, Kebijakan


Dividen dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi: Vol. 5, No. 4.

Sudana, I.M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik.


Edisi 2. Erlangga. Jakarta.

Sudiarto, Rafai Enggar. (2016). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan


Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2014). Jurnal
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


alfabeta. Bandung.

Susanti, Rika. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public yang
Listed Tahun 2005-2008).

Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi


Pertama. Ekonisia. Yogyakarta.

Yudha, Cokorda Krisna. (2017). Pengaruh Opini Going Concern, Pergantian


Manajemen, Kesulitan Keuangan, Dan Reputasi Auditor Pada
Auditor Switching: Studi Pada Perusahaan Berukuran Besar, Sedang
Dan Kecil. Jurnal Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai