Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK CEO DAN DAMPAKNYA PADA NILAI

PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Ni Made Heri Apriastini1, Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi2, Tiara Kusuma Dewi 3
Fakultas Bisnis dan Pariwisata Universitas Triatma Mulya Badung
Email:

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh karakteristik CEO
terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 25 perusahaan LQ45
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam jangka waktu 2018-2021, sehingga
total amatan yang diperoleh adalah 100 data. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling dan penelitian ini menggunakan teknik analisis
regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari annual report melalui website www.idx.co.id. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa variabel masa jabatan CEO, CEO asing, umur CEO dan CEO wanita secara
parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: karakteristik CEO, nilai perusahaan.

ABSTRACT
This study aims to re-examine the effect of CEO characteristics on firm
value. The population of this study is the LQ45 index companies on the Indonesia
Stock Exchange. The sample in this study were 25 LQ45 companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in the 2018-2021 period, so that the total observations
obtained were 100 data. Sampling was done by purposive sampling method and this
study used multiple linear regression analysis techniques. This study uses secondary
data obtained from the annual report through the website www.idx.co.id. The results
of this study indicate that the variables of CEO tenure, foreign CEO, CEO age and
female CEO partially have a positive effect on firm value..

Keywords: CEO characteristics, firm value.

1
I. PENDAHULUAN
Perkembangan perusahaan mengindikasikan seberapa jauh perusahaan berada
pada keseluruhan sistem ekonomi. Perusahaan saling bersaing dalam pasar modal,
terutama perusahaan yang merupakan bagian dari LQ45 di BEI. Perusahaanpun
berupaya meningkatkan kinerjanya dalam menghadapi persaingan tersebut.
Perusahaan LQ45 menjadi sorotan para investor dikarenakan tingkat likuiditasnya
yang tinggi sehingga firm value pada Indeks LQ 45 menjadi topik yang hangat untuk
diteliti. Nilai perusahaan menjadi acuan investor terhadap tingkat kesuksesan
perusahaan dalam memberikan kemakmuran para shareholders secara maksimal yang
tercermin dengan peningkatan harga saham perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi tujuan jangka panjang perusahaan karena para investor menilai suatu
perusahaan pada umumnya dengan mengamati pergerakan harga saham di bursa
(Indasari dan Yadnyana, 2018).
Investor selanjutnya dapat menilai perkembangan suatu perusahaan salah
satunya dengan melihat CEO perusahaan tersebut. CEO (Chief Executive Officer)
sering disebut dengan direktur utama, yaitu jajaran eksekutif tertinggi atau manajemen
puncak yang mempunyai tanggung jawab dan kewenangan penuh atas seluruh
operasional perusahaan. CEO dapat membuat keputusan besar dan vital yang
berhubungan dengan kinerja finansial dan non finansial perusahaan. CEO dengan
kemampuan yang mumpuni akan menjadi perhatian investor, karena dipercaya mampu
mengembangkan perusahaan (Li et al., 2015).
CEO atau direktur utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pada tanggal
29 Mei 2019 meraih penghargaan sebagai The Asian Banker CEO Leadership
Achievement Award for Indonesia dari The Asian Banker yang diadakan di Bangkok,
Thailand. Suprajarto selaku CEO BRI terpilih karena kepemimpinan yang kuat dan
sustain baik pada level nasional maupun pada level regional di kawasan Asia Pasifik.
Suprajarto dinilai mampu membangun BRI menjadi manajemen Bank terbaik di
Indonesia yang didasarkan dari performa finansial/keuangan, mengukur strategi dan
visi perusahaan, survei terhadap staf, nasabah sebagai customer, investor atau calon
investor dan industri perbankan, serta validasi para ahli terkait manajemen tim.
Penghargaan tersebut tentunya memicu peningkatan nilai perusahaan yang tercermin
dari nilai saham yang semakin kuat. Saham Bank BRI mencetak rekor pada level Rp
4.060 pada saat penutupan. Hal ini membuat kapitalisasi pasar Bank BRI meningkat
mencapai Rp.500,78 triliun, sehingga menduduki posisi ketiga terbesar di Regional
Asia Tenggara.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa CEO memiliki peran yang vital dalam
upaya peningkatan keberhasilan perusahaan. Bukan bertanggung jawab atas
keberhasilan keuangan saja, akan tetapi juga keberhasilan dalam kinerja non
keuangan, sehingga perusahaan dipandang baik oleh stakeholder atapun pemangku
kepentingan lainnya. Hambrick dan Mason (1984) melalui upper echelon theory,
menyatakan bahwa strategi yang dipilih pemimpin merupakan cerminan dari nilai,
norma dan kognitif mereka. Upper echelon theory menerangkan bahwa karakteristik
manajemen mempunyai peran yang sangat penting, karena akan menentukan kinerja
perusahaan dan akhirnya akan berdampak pada nilai perusahaan. Beberapa unsur
karakteristik CEO yang mampu mempengaruhi nilai perusahaan antara lain : masa
jabatan, kewarganegaraan, umur dan gender CEO.
Masa Jabatan CEO yaitu seberapa lama seorang CEO menjabat di dalam suatu
perusahaan dalam posisi CEO atau posisi lainnya yang berhubungan dengan CEO
yang disetujui oleh pihak manajemen puncak. Masa jabatan merupakan karakteristik
CEO yang mempengaruhi penentuan keputusan serta aksi yang diadopsi perusahaan.

2
Apabila masa jabatannya panjang, kebijakan atau tindakan CEO pada umumnya akan
mempertimbangkan untuk melakukan proyek jangka panjang dengan perkiraan hasil
yang telah dirumuskan di masa mendatang tanpa harus mengorbankan kinerja jangka
pendek perusahaan. Semakin lama masa jabatan seorang CEO, maka semakin
meningkat kinerja CEO yang juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut
dijelaskan oleh Hidayati (2017) serta Sudana dan Dwiputri (2018) yang menemukan
bahwa masa jabatan CEO berdampak positif atau searah terhadap nilai perusahaan,
berbeda dengan penelitian Kim (2018) yang menyatakan masa jabatan CEO
berpengaruh negatif pada nilai perusahaan.
CEO dengan kewarganegaraan asing dianggap membawa opini dan perspektif
yang beragam antara satu negara dan negara lain, baik dari segi bahasa, keyakinan,
latar belakang keluarga dan pengalaman profesional (Kristina dan Wiratmaja, 2018).
Dengan adanya CEO asing, akan mampu memberikan image internasional pada
perusahaan, karena warga negara asing memiliki kesan yang lebih kompetitif dan
profesional. Hal tersebut juga disampaikan oleh Yogiswari dan Badera (2019) serta
Saputra (2019) bahwa terdapat pengaruh positif antara CEO asing dengan nilai
perusahaan. Hidayati (2017) justru menemukan hasil yang berbeda, bahwa dewan
berkewarganegaraan asing memiliki pengaruh negatif pada nilai perusahaan.
Umur CEO selanjutnya juga menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan
nilai perusahaan (Naseem et al., 2019). Hubungan antara usia dan kinerja seseorang
termasuk CEO kemungkinan akan menjadi topik yang penting selama beberapa
dekade mendatang. Usia yang lebih tua dinilai memiliki kualitas positif pada pekerjaan
mereka, bai dari segi pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat serta komitmen
terhadap kualitas hasil pekerjaannya. Usia di sekitar 50 tahun merupakan kategori usia
yang masih sehat secara fisik, berkepribadian tenang, memiliki pengendalian diri yang
baik, bertanggung jawab, serta bijaksana (Santrock, 1995). Penelitian Temprano dan
Gaite (2020) serta Putri (2020) menemukan bahwa usia memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan yang menentukan nilai perusahaan. Kristina dan
Wiratmaja (2018) dalam penelitiannya justru menemukan hasil yang berbeda yaitu
usia berpengaruh negatif pada nilai perusahaan.
Gender secara umum diartikan sebagai perbedaan yang terlihat antara laki-laki
dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Gender dibangun melalui
sosial, budaya, psikologis berdasarkan pada ciri-ciri pribadi yang menyangkut pria dan
wanita (Fathonah, 2019). Penelitian ini berfokus pada CEO wanita di dalam suatu
perusahaan. CEO wanita dipercaya dapat mengambil keputusan yang lebih tepat,
penuh pertimbangan serta minim risiko, sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai
perusahaan kedepannya. Keberadaan wanita dalam perusahaan juga menandakan
bahwa perusahaan memberikan kesempatan yang sama dengan tidak memandang jenis
kelamin (tidak diskriminasi), tetapi berdasarkan kemampuan, kredibilitas serta daya
juang seseorang. Perusahaan akan dinilai memiliki pemahaman yang luas mengenai
pasar dan konsumen, sehingga dapat meningkatkan legitimasi perusahaan dan nilai
perusahaanpun akan naik. Dewi dan Dewi (2016) dalam penelitiannya menemukan
bahwa keberadaan wanita dalam perusahaan berdampak positif terhadap nilai
perusahaan. Hal serupa ditemukan oleh Ullah et al. (2019) bahwa perempuan dalam
manajemen puncak akan mendapatkan hasil yang lebih baik sekaligus meningkatkan
nilai pasar perusahaan. Kristina dan Wiratmaja (2018) justru menemukan hasil yang
berbeda, yakni gender tidak berdampak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan permasalahan dan research gap yang dipaparkan tersebut, terlihat
bahwa CEO bisa saja memberikan dampak terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
sebelumnya di sisi lain juga masih berbeda dan belum konsisten. Oleh karena itu, judul

3
atau tema yang diambil dalam penelitian ini adalah "pengaruh karakteristik CEO
terhadap nilai perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun
2018-2021".

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Upper Echelon Theory
Hambrick dan Mason (1984) mengembangkan upper echelon theory yang
menjabarkan asumsi pembelajaran terhadap top management team (TMT) perusahaan
untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada perusahaan tersebut. Karakteristik MTM
dapat menjelaskan mengapa suatu perusahaan mengambil suatu keputusan dan
menjalankan suatu tindakan. Pemimpin sevagai bagian dari TMT memainkan peran
penting dalam penetuan keputusan strategis serta alokasi sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Hambrick dan Mason (1984) melalui upper echelon theory, menyatakan
bahwa strategi yang dipilih seorang pemimpin merupakan gambaran dari nilai, norma
dan kemapuan kognitif yang mereka miliki. Teori ini menunjukkan bahwa usia,
pengalaman, pendidikan, latar belakang sosial, kondisi ekonomi dan karakteristik
kelompok dapat menentukan saat mereka mencerna, menganalisis dan mencoba
memahami anatomi permasalahan bahkan mengambil tindakan setelahnya. Hal ini
membuat pimpinan memungkinkan dalam menganalisa situasi dan tindakan apa yang
akan diambil dalam situasi tersebut.
Karakteristik pemimpin berperan penting dalam bagaimana cara pemimpin
mengidentifikasi dan mempersepsikan anatomi keadaan yang akan atau sedang
berlangsung serta bagaimana cara meresponnya dengan pilihan-pilihan strategis.
Karakteristik manajemen sangat penting berdasarkan penjabaran tersebut, karena akan
berdampak pada kinerja perusahaan, yang pada akhirnya berimbas pada nilai
perusahaan (Tulung dan Ramdani, 2016).
2.2 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut dijual (Purnaya, 2016). Nilai perusahaan yang go public
pada umumnya dilihat dengan harga perlembar pasar saham perusahaan, sedangkan
nilai perusahaan yang belum go public dilihat dari harga perusahaan ketika dijual.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan adalah
tingkat pencapaian suatu perusahaan mengenai berhasil atau tidaknya perusahaan
dalam mencapai tujuan. Harga saham yang stabil atau bahkan terus naik,
mencerminkan perusahaan berhasil mencapai kinerja yang baik sehingga tujuan
tercapai (Wijaya, 2017). Tobin’s Q adalah rasio yang digunakkan sebagai indikator
nilai perusahaan pada penelitian ini.
2.4 Masa Jabatan CEO
Masa jabatan CEO adalah tenggang waktu seberapa panjang seseorang menjabat
di dalam suatu perusahaan sebagai CEO atau jabatan lain yang berhubungan yang
sudah disetujui oleh manajemen perusahaan. Masa jabatan CEO dapat mempengaruhi
cara seorang CEO dalam mengambil keputusan dan tindakan untuk perusahaannya.
CEO dengan masa jabatan yang panjang tentunya tentunya memiliki pengalaman
terhadap berbagai situasi serta memahami keadaan perusahaannya. CEO dengan masa
jabatan yang panjang juga memahami betul kelemahan dan kekuatan perusahaannya,
sehingga dapat memaksimalkan sumber daya perusahaan untuk mengambil suatu
tindakan (Hidayati, 2017).
2.5 Kewarganegaraan CEO
CEO dengan kewarganegaraan asing dianggap membawa opini dan perspektif
yang beragam antara satu negara dan negara lain, baik dari segi bahasa, keyakinan,

4
latar belakang keluarga dan pengalaman profesional (Kristina dan Wiratmaja, 2018).
Dengan adanya CEO asing, akan mampu memberikan image internasional pada
perusahaan, karena warga negara asing memiliki kesan yang lebih kompetitif dan
profesional. CEO yang berasal dari negara maju diharapkan mampu mengadopsi cara
kerja perusahaan di negara tersebut, sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
2.6 Umur CEO
Umur dapat digunakan sebagai alternatif untuk sifat yang berbeda dan tingkat
perkembangan kognitif. Hubungan antara usia dan kinerja seseorang termasuk CEO
kemungkinan akan menjadi topik yang penting selama beberapa dekade mendatang.
Usia yang lebih tua dinilai memiliki kualitas positif pada pekerjaan mereka, bai dari
segi pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat serta komitmen terhadap kualitas
hasil pekerjaannya. Usia di sekitar 50 tahun merupakan kategori usia yang masih sehat
secara fisik, berkepribadian tenang, memiliki pengendalian diri yang baik,
bertanggung jawab, serta bijaksana (Santrock, 1995).
2.7 Gender CEO
Gender secara umum diartikan sebagai perbedaan yang terlihat antara laki-laki
dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Gender dibangun melalui
sosial, budaya, psikologis berdasarkan pada ciri-ciri pribadi yang menyangkut pria dan
wanita (Fathonah, 2019). Penelitian ini berfokus pada CEO wanita di dalam suatu
perusahaan. CEO wanita dipercaya dapat mengambil keputusan yang lebih tepat,
penuh pertimbangan serta minim risiko, sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai
perusahaan kedepannya. Keberadaan wanita dalam perusahaan juga menandakan
bahwa perusahaan memberikan kesempatan yang sama dengan tidak memandang jenis
kelamin (tidak diskriminasi), tetapi berdasarkan kemampuan, kredibilitas serta daya
juang seseorang. Perusahaan akan dinilai memiliki pemahaman yang luas mengenai
pasar dan konsumen, sehingga dapat meningkatkan legitimasi perusahaan dan nilai
perusahaanpun akan naik.
2.8 Hipotesis
Adapun model atau rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Masa Jabatan CEO (X1)


H1
(+)

Kewarganegaraan CEO (X2) H2


(+)
Nilai Perusahaan (Y)

Umur CEO (X3) H3


(+)

H4
Gender CEO (X4) (+)

Gambar 1
Rancangan Penelitian
Sumber: Data Diolah, 2022

5
Hipotesis
H1 : Masa jabatan CEO berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H2 : CEO asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H3 : Umur CEO berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H4 : CEO Wanita berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

III. METODE PENELITIAN


Desain penelitian ini secara umum termasuk dalam penelitian berjenis kuantitatif
bersifat asosiatif/relasi, yaitu penelitian untuk mengetahui keberadaan hubungan suatu
variabel penelitian dan kaitannya dengan variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan
pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2018-2021 dengan jumlah 45 perusahaan. Pengambilan
sampel penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu metode
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018:85), sehingga
ditentukan jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan yang diamati selama 4 tahun
terakhir dan jumlahnya menjadi 100 total amatan. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi yaitu berupa sumber data tertulis dari perusahaan
LQ45 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dalam websitenya www.idx.co.id.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu
analisis statistik inferensial, yang terdiri dari: uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, analisis koefisien determinasi, uji simultan/kelayakan model (F-test) dan uji
parsial (t-test). Persamaan regresi linier berganda pada model penelitian ini adalah
sebagai berikut.
FV= 𝑎 + 𝛽1MJ + 𝛽2 AS + 𝛽3 UM + 𝛽4 WN + 𝑒 ………………………………………..…(1)
Dimana:
FY = Nilai Perusahaan
ɑ = Nilai Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
MJ = Masa Jabatan CEO
AS = CEO Asing
UM = Umur CEO
WN = CEO Wanita
e = Error

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .30708880
Most Extreme Differences Absolute .078
Positive .078
Negative -.037
Test Statistic .078
Asymp. Sig. (2-tailed) .143c
Sumber: Data Olahan Hasil Kuesioner, 2022

6
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,143 >
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance VIF
MJ CEO 0,478 2,093
CEO Asing 0,733 1,364
Umur CEO 0,380 2,629
CEO Wanita 0,855 1,169
Sumber: Data Olahan Hasil Kuesioner, 2022
Berdasarkan Tabel 2 tersebut, diketahui bahwa nilai tolerance dari setiap
variabel bebas lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig.
MJ CEO 0,345
CEO Asing 0,312
Umur CEO 0,231
CEO Wanita 0,336
Sumber: Data Olahan Hasil Kuesioner, 2022
Tabel 3 memperlihatkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 atau tidak ada variabel bebas yang berpengaruh signifikan
terhadap absolute residual-nya, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Coefficientsa
Std. Error
Adjusted of the Durbin-
Model R R Square R Square Estimate Watson
1 .648a .420 .396 .31349 1.989
a. Predictors: (Constant), CEO Wanita, MJ CEO, CEO Asing, Umur
CEO
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Data Olahan Hasil Kuesioner, 2022
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diketahui nilai durbin Watson (DW) 1,989.
Nilai sample sebesar 100 dan nilai k (variabel bebas) = 4, nilai dU = 1,758, nilai 4–
dU ( 4 – 1,758 = 2,242), dengan persamaan uji durbin Watson dU < dW < 4 – dU yaitu
1,758 < 1,989 < 2,242, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian terbebas
dari autokorelasi.

7
4.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara masa
kerja CEO, CEO asing, umur CEO dan CEO wanita terhadap nilai perusahaan dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien t Sig.
Regresi
(Constant) 0,352 0,840 0,403
MJ CEO 0,044 3,803 0,000
CEO Asing 0,391 2,537 0,013
Umur CEO 0,016 2,102 0,038
CEO Wanita 0,392 2,749 0,007
R Square 0,420
Adjusted R Square 0,396
F Statistic 17,219
Signifikansi F 0,000b
Sumber: Data Olahan Hasil Kuesioner, 2022
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
FY = 0,352 + 0,044MJ + 0,391AS + 0,016UM + 0,392WN + e
Persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
1) Dilihat dari nilai a = 0,352; berarti apabila nilai dari MJ CEO (X1), CEO asing (X2),
Umur CEO (X3) dan CEO wanita (X4) sama-sama nol (0) atau tidak meningkat,
maka nilai perusahaan (Y) akan tetap atau konstan sebesar 0,352.
2) Dilihat dari nilai β1= 0,044; berarti apabila MJ CEO (X1) meningkat sebesar 1
satuan, maka nilai perusahaan (Y) akan meningkat sebesar 0,044 dengan asumsi
faktor atau variabel lain dianggap konstan.
3) Dilihat dari nilai β2= 0,391; berarti apabila CEO asing (X2) meningkat sebesar 1
satuan, maka nilai perusahaan (Y) akan meningkat sebesar 0,391 dengan asumsi
faktor atau variabel lain dianggap konstan.
4) Dilihat dari nilai β3= 0,016; berarti apabila umur CEO (X3) meningkat sebesar 1
satuan, maka nilai perusahaan (Y) akan meningkat sebesar 0,016 dengan asumsi
faktor atau variabel lain dianggap konstan.
5) Dilihat dari nilai β4= 0,392; berarti apabila CEO wanita (X4) meningkat sebesar 1
satuan, maka nilai perusahaan (Y) akan meningkat sebesar 0,392 dengan asumsi
faktor atau variabel lain dianggap konstan.
4.3 Analisis Koefisien Determinasi
Berdasarkan Tabel 5, diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R Square)
sebesar 0,396. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel
masa jabatan CEO, CEO asing, umur CEO dan CEO wanita terhadap nilai perusahaan
sebesar 39,6%. sedangkan sisanya sebesar 60,4% dipengaruhi oleh faktor ayau
variabel lain di luar model yang dianalisis. Hal tersebut wajar karena sangat banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di luar model penelitian ini.
4.4 Uji Simultan / Kelayakan Model (F-test)
Berdasarkan hasil Tabel 5 sebelumnya, dapat dilihat nilai sig sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti model yang digunakan pada penelitian ini adalah
layak (fit) digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan.

8
4.5 Uji Parsial (t-test)
Hasil uji t pengaruh MJ CEO (X1), CEO asing (X2), umur CEO (X3) dan CEO
wanita (X4) terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusaaan LQ45 yang terdaftar di BEI
tahun 2018-2021 yang terlihat pada Tabel 5 sebelumnya, memiliki penjelasan sebagai
berikut.
1) Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi t MJ CEO sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,044 yang memiliki nilai
positif sehingga H1 diterima. Hal ini berarti MJ CEO memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
2) Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi t CEO asing sebesar 0,013 yang
lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,391 yang memiliki nilai
positif sehingga H2 diterima. Hal ini berarti CEO asing memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
3) Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi t umur CEO sebesar 0,038 yang
lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,016 yang memiliki nilai
positif sehingga H3 diterima. Hal ini berarti umur CEO memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
4) Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi t CEO wanita sebesar 0,007 yang
lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,392 yang memiliki nilai
positif sehingga H4 diterima. Hal ini berarti CEO wanita memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut.
1) Pengaruh Masa Jabatan CEO terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa masa
kerja CEO berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut
menunjukan bahwa lamanya CEO menjabat diperusahaan dapat memberikan
pengaruh terhadap kenaikan nilai perusahaan. Pengetahuan CEO akan semakin
berkembang seiring bertambahnya pengalaman kerja, hal tersebut akan
meningkatkan kemampuan CEO dalam berorganisasi, menyelesaikan masalah, dan
mengambil keputusan yang tepat bagi kepentingan perusahaan. Lamanya masa
jabatan CEO juga menjadi sinyal baik kepada para investor bahwa perusahaan
tersebut akan mampu meningkatkan kinerja di masa depan, sehingga investor akan
menanamkan dananya pada saham perusahaan sehingga menyebabkan nilai
perusahaan turut meningkat (Sudana dan Dwiputri, 2018). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2017) serta Sudana dan
Dwiputri (2018) yang menyatakan bahwa masa jabatan CEO berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
2) Pengaruh CEO Asing terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa CEO
asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut menunjukan
bahwa CEO dengan kewarganegaraan asing dapat memberikan pengaruh terhadap
kenaikan nilai perusahaan. CEO yang berkewarganegaan asing dianggap membawa
opini dan perspektif yang beragam antar satu negara dan negara lainnya. Dengan
adanya CEO asing, maka perusahaan akan mampu mengangkat citra perusahaan,
karena kesan warga negara asing lebih memiliki kompetensi dan profesionalitas di
bidangnya. Dengan pengalaman industri yang luas maka hal tersebut akan
mempengaruhi minat para investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan

9
(Kristina dan Wiratmaja, 2018). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Saputra (2019) serta Yogiswari dan Badera (2019) yang menyatakan
bahwa CEO asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3) Pengaruh Umur CEO terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa umur
CEO berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut menunjukan
bahwa usia CEO berkaitan dengan kebijaksanaan yang dimiliki. Semakin
bertambah usia, semakin bijaksana seseorang termasuk CEO. Hal tersebut yang
membuat keputusan dalam perusahaan yang dibuat semakin tepat dan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini memperlihatkan bahwa usia dapat
mempengaruhi kinerja seseorang dalam perusahaan yang kemudian dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, para pekerja yang lebih tua biasanya
memperlihatkan lebih banyak kesetiaan kepada perusahaan dari pada pekerja yang
masih muda (Dessler 1997). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2020) serta Temprano dan Gaite (2020) yang menyatakan
bahwa umur dewan direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
4) Pengaruh CEO Wanita terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa CEO
wanita berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut menunjukan
bahwa adanya wanita sebagai CEO dipercaya dapat mengambil keputusan yang
lebih tepat dan berisiko lebih rendah, yang pada akhirnya diharapkan akan
meningkatkan nilai perusahaan (Fathonah, 2019). Wanita juga cenderung
menghindari risiko terkait dengan pembiayaan perusahaan, sehingga rasio hutang
perusahaan lebih rendah jika dibandingkan dengan dewan direksi tanpa keberadaan
wanita. Keberadaan wanita membuat komposisi dewan direksi lebih baik dan
mempengaruhi kinerja perusahaan (Harris, 2014). Keberadaan wanita dalam
perusahaan menandakan bahwa perusahaan memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap orang (tidak diskriminasi), memiliki pemahaman yang luas mengenai
pasar dan konsumen, sehingga dapat meningkatkan reputasi (legitimasi) perusahaan
dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dewi dan Dewi (2016) yang menyatakan bahwa keberadaan wanita dalam
perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut juga
dijelaskan oleh Ullah et al. (2019) yang menunjukkan bahwa perempuan dalam
manajemen puncak akan mendapatkan hasil yang lebih baik sekaligus
meningkatkan nilai perusahaan.

V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik simpulan sebagai berikut.
1) Masa Jabatan CEO memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukan semakin lama CEO menjabat, maka nilai perusahaan
semakin meningkat.
2) CEO Asing memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
ini menunjukan semakin banyak CEO yang berkewarganegaraan Asing dalam
perusahaan maka dapat meningkatkan nilai perusahaan.
3) Umur CEO memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
ini menunjukan semakin bertambahnya usia CEO juga akan menambah
pengetahuan dan pengalamannya sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

10
4) CEO Wanita memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
ini menunjukan semakin banyak CEO wanita pada manajemen puncak dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta simpulan yang diperoleh,
maka saran yang dapat diajukan yaitu sebagai berikut.
1) Bagi para investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
dalam mengambil keputusan berinvestasi dengan memperhatikan katakteristik
CEO yang digunakan sebagai aspek dalam penilaian nilai perusahaan.
2) Bagi para peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan indikator nilai
perusahaan yang berbeda. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran
lainnya, seperti price to book value dan price earning ratio, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. (1997). Human Resources Management, Edisi 7 Jilid 1 terjemahan.
Jakarta: PT. Prenhallindo.
Dewi, L. G. K., & Dewi, A. A. (2016). Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris dan
Direksi pada Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013. E-Jurnal Akuntansi, 16(1), 812–836.
Fathonah, A. N. (2019). Pengaruh Gender Diversity dan Age Diversity terhadap
Kinerja Keuangan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 6(3), 373–380.
Hambrick, D. C., & Mason, P. A. (1984). Readings in Organizational Theory: Open-
Systems Approaches. In The Acadamy of Management Review, 9(2), 193–206.
Harris, C. K. (2014). Women Directors on Public Company Boards: Does a Critical
Mass Affect Leverage? Bussiness and Economic Faculty Publications Ursinus
College, 29(10), 139–154.
Hidayati, N. (2017). Pengaruh Masa Jabatan Direktur Utama, Direksi Asing,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Administrative Expense
Ratio, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Profita,
2(1), 1–15.
Indasari, A. P., & Yadnyana, I. K. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Growth
Opportunity, Likuiditas, dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Akuntansi, 22(1), 714–746.
Kim, B. H. (2018). Is Narcissism Sustainable in CEO Leadership of State-Owned
Enterprises? Journal Sustainability, 10(7), 1–13.
Kristina, I. G. A. R., & Wiratmaja, I. D. N. (2018). Pengaruh Board Diversity dan
Intellectual Capital pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 22(3), 2313-
2338.
Naseem, M. A., Lin, J., Rehman, R. ur, Ahmad, M. I., & Ali, R. (2019). Does
Capital Structure Mediate the Link Between CEO Characteristics and Firm
Performance?. Management Decision, 58(1), 164–181.
Purnaya, I. G. K. (2016). Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Putri, W. E. (2020). Pengaruh Board Directors Diversity terhadap Nilai Perusahaan
dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan,
8(2), 307–318.
Saputra, W. S. (2019). Dewan Direksi Wanita Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB), 4(3), 503–510.

11
Santrock, J. W. (1995). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5
Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudana, I. M., & Dwiputri, E. (2018). Karakteristik CEO dan Kinerja Perusahaan Non-
Keuangan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Indonesia, 5(3), 299–314.
Sugiyono. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Temprano, M. A. F., & Gaite, F. T. (2020). Types of Director, Board Diversity and
Firm Performance. Journal of Business in Society, 20(2), 324–342.
Tobin, J. (1969). A General Equilibrium Approach To Monetary Theory. Journal of
Money, Credit and Banking, 1(1), 15–29.
Tulung, J. E., & Ramdani, D. (2016). The Influence of Top Management Team
Characteristics on BPD Performance. International Research of Journal
Business Studies, 8(3), 155–166.
Ullah, I., Fang, H., & Jebran, K. (2019). Do Gender Diversity and CEO Gender
Enhance Firm’s Value? Evidence from an Emerging Economy. Journal of
Business in Society, 20(1), 44–66.
Wijaya, D. (2017). Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapannya (1st ed.).
Jakarta: PT Grasindo.
Yogiswari, N. L. P. P., & Badera, I. D. N. (2019). Pengaruh Board Diversity terhadap
Kinerja Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance pada Perusaahaan
Manufaktur Di BEI 2005. E-Jurnal Akuntansi, 26(3), 2070–2097.

12

Anda mungkin juga menyukai