Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Vol. 18 No. 1, Februari 2018: 61-73


www.jab.fe.uns.ac.id

DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS: PENGARUH DEWAN WANITA TERHADAP KE-


BIJAKAN DIVIDEN DI INDONESIA

ELDINAR ISTY FAUZIAH (eldinarif@gmail.com)


AGUNG NUR PROBOHUDONO (anprobohudono@staff.uns.ac.id)

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

ABSTRACT

Some of institutional specificities of emerging economies are market uncertainty that


may increase agency problems that raise doubts about future cash flows such as
dividend payments. This research aims to analyze the impact of board gender
diversity on dividend policy in Indonesia. The sample of this research is 37 companies
from various industries listed from Indonesia Stock Exchange over the period 2013-
2016. This research is a quantitative research with purposive sampling method. The
dividend policy was measured with Dividend Payout Ratio (DIVPR). The evidence
indicates that women directors is negatively related to dividend policy, while women
commissioners has positive impact. Moreover, we find that women independent
directors and women independent commissioners do not have an effect on dividend
policy. The sample in this study is limited because the payment of dividends is not an
obligation and women are still a minority on board.
Keywords: Dividend Payment, Board Gender Diversity, Agency Theory

Beberapa kekhususan institusi negara berkembang adalah ketidakpastian pasar


yang dapat meningkatkan masalah keagenan sehingga timbul keraguan tentang
arus kas masa depan seperti pembayaran dividen. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh keragaman gender terhadap kebijakan pembayaran dividen
di Indonesia. Sampel penelitian ini sebanyak 37 perusahaan dari berbagai industri
yang terdaftar dari Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan metode purposive sampling. Kebijakan
dividen diukur dengan Dividend Payout Ratio (DIVPR). .Bukti menunjukkan bahwa
direktur wanita berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sementara
komisaris wanita memiliki pengaruh positif. Selain itu, direktur independen wanita
dan komisaris independen wanita tidak berpengaruh pada kebijakan dividen.
Sampel dalam penelitian ini terbatas karena pembayaran dividen bukanlah suatu
keharusan dan wanita masih merupakan minoritas di jajaran dewan.
Kata kunci: Pembayaran Dividen, Keanekaragaman Gender, Teori Agensi

PENDAHULUAN pembayaran dividen di negara berkembang


Beberapa tahun terakhir, semakin sulit diprediksi (Saeed & Sameer, 2017).
meningkat keraguan para investor Risiko terbesar yang kerap dihadapi oleh
terhadap pengembalian yang diberikan manajemen di negara berkembang adalah
oleh perusahaan terutama di negara adanya perubahan ekonomi, aktivitas
berkembang. Negara berkembang pesaing, perubahan teknologi, dan
cenderung lemah mekanisme kebijakan perubahan peraturan (Thornton, 2015).
dan tingginya keterlibatan pemerintah (La Perubahan-perubahan tersebut sangat
Porta, Lopez-de-Silanes, Shleifer, & Vishny, berpengaruh terhadap keputusan yang
2000). Selain itu, ciri lain dari negara akan diambil oleh manajemen. Adanya
berkembang meliputi kurangnya ketidakpastian pasar menyebabkan risiko-
perlindungan hak minoritas, luasnya risiko tersebut sulit untuk diprediksi
kepemilikan pemerintah, dan menyebabkan adanya keraguan bagi direksi
ketidakpastian pasar yang menyebabkan maupun komisaris akankah mengeluarkan
mekanisme peramalan kebijakan tentang kas atau menahan kas untuk

61
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 18, No. 1, Februari 2018: 61-73

meminimalkan risiko selama adanya Spanyol menunjukkan adanya hubungan


ketidakpastian. Ang, Fatemi, dan Tourani- positif antara keragaman gender dan
Rad (1997) menunjukkan bahwa pembayaran dividen. Byoun, Chang, dan
perusahaan yang memiliki laba yang Kim (2016) juga menemukan bahwa
berlimpah akan memilih untuk menahan perusahaan-perusahaan di US yang
laba mereka karena pengembalian yang memiliki keragaman gender akan lebih
didapat dari pembagian dividen mungkin banyak membayar dividen jika
tidak sebesar apabila laba tersebut dibandingkan dengan perusahaan dengan
diinvestasikan kembali. tingkat keragaman gender yang rendah.
Para pemegang saham berupaya Akan tetapi, Saeed dan Sameer (2017) yang
untuk mengurangi adanya masalah agensi dilakukan di beberapa negara berkembang
ini dengan mendesak perusahaan untuk seperti India, China, dan Rusia
meningkatkan keragaman gender dalam menunjukkan semakin banyak wanita akan
jajaran dewan perusahaan. Direksi dan mengurangi pembayaran dividen karena
komisaris dengan proporsi wanita yang wanita cenderung enggan terhadap risiko.
lebih banyak menunjukkan pengelolaan Negara dengan perlindungan investor yang
keuangan yang lebih baik pada periode lemah menyebabkan pemegang saham
setelah krisis keuangan sebab wanita minoritas mendapat dividen lebih rendah
cenderung mengambil keputusan keuangan daripada negara-negara dimana
yang tepat dengan risiko yang rendah perlindungan investor relatif kuat (La Porta
(Ward & Forker, 2015). Keragaman dewan et al, 2000). Terdapat hasil yang
diharapkan dapat secara efektif memantau bertentangan dari penelitian sebelumnya
untuk mengurangi tindakan maka mendorong penulis untuk meneliti
penyelewengan wewenang yang dilakukan kembali bagaimana pengaruh keragaman
oleh manajer (Adams & Ferreira, 2009). gender terhadap kebijakan dividen.
Direksi dan dewan komisaris yang beragam Penelitian ini meninjau dari sisi direktur
akan memiliki lebih banyak variasi ide dan wanita dan komisaris wanita karena
perspektif yang berbeda. Keragaman Indonesia menerapkan two-tiers system.
gender memungkinkan untuk evaluasi Dalam two-tiers system terdapat
pilihan yang lebih menyeluruh karena pemisahaan peran antara pengawasan yang
informasi yang tersedia semakin banyak. dilakukan oleh komisaris dan peran
Selain itu, keragaman anggota dewan baik pengelolaan yang dilakukan oleh direksi.
direksi maupun komisaris dapat Objek penelitian ini adalah
menghasilkan keputusan dengan kualitas perusahaan di Indonesia. Penerapan two-
yang lebih tinggi (Amason, 1996) dan tiers system di Indonesia turut mendorong
menghasilkan solusi yang lebih inovatif banyaknya wanita berada di tingkat direksi
(Chen, Liu, & Tjosvold, 2005). Dewan yang dan dewan komisaris. Penulis memilih
beragam akan lebih efektif dalam Indonesia karena beberapa alasan, seperti
menangani perubahan organisasi sehingga di Indonesia tidak ada peraturan khusus
adanya keragaman akan lebih mampu yang mengatur tentang keragaman gender,
merespon perubahan dinamis yang cepat di tetapi keragaman gender di Indonesia
pasar yang tidak pasti (Erhardt, Werbel, & merupakan tertinggi di kawasan ASEAN
Shrader, 2003). Selain itu, keberadaan karena menerapkan two-tiers system (Ferry,
wanita yang lebih banyak di jajaran direksi 2016). Selanjutnya, tingkat perekonomian
maupun komisaris dapat meningkatkan di Indonesia masih berkembang sehingga
reputasi dan berdampak positif terhadap memperbesar kekhawatiran perusahaan
kinerja keuangan, investasi institusional, terhadap arus kas masa depan sehingga
dan harga saham (Fombrun & Pan, 2006). mereka akan cenderung menahan kas
Sebagian besar negara maju memiliki untuk pendanaan di masa depan.
peraturan tata kelola perusahaan yang Lembaga Grant Thornton (2015)
mendukung perlindungi hak minoritas. menemukan bahwa direktur pria dan
Pucheta-Martinez dan Bel-Oms (2016) wanita melihat risiko dan peluang dari
dengan objek penelitian perusahaan di sudut pandang yang berbeda. Terdapat

62
Direksi Dan Dewan Komisaris: Pengaruh Dewan Wanita Terhadap Kebijakan Dividen Di Indonesia (Fauziah dan
Probohudono)
stereotip yang mengatakan wanita Selanjutnya, metode penelitian akan
cenderung tidak berani untuk mengambil menguraikan tentang teknik pengumpulan
risiko dibandingkan pria (Saeed & Sameer, dan analisis data. Pembahasan hasil juga
2017). Secara umum, pria dianggap lebih dijabarkan untuk menjelaskan semua
kompetitif, percaya diri, dan lebih berani aspek terkait penelitian. Kemudian,
untuk mengambil suatu risiko (Eckel & kesimpulan, saran, implikasi dan
Grossman, 2008). Hasil yang bertentangan keterbatasan digunakan sebagai penutup
dikemukakan oleh Adams dan Funk (2012) dalam penelitian ini.
menemukan bahwa direktur wanita
cenderung lebih risk-loving daripada TINJAUAN PUSTAKA DAN
direktur pria. Direktur wanita juga PENGEMBANGAN HIPOTESIS
memiliki keunggulan komparatif Teori Keagenan
sehubungan dengan diversifikasi produk Teori keagenan berfokus pada konflik yang
dan tugas-tugas yang berhubungan dengan terjadi pada perusahaan berdasarkan
komunikasi (Schubert, 2006). Bukti lainnya hubungan kontraktual antara prinsipal dan
bahwa direktur wanita memiliki tingkat agen (Jensen & Meckling, 1976). Menurut
sensitivitas lingkungan yang lebih tinggi teori keagenan, manajer memiliki
sehingga meningkatkan aktivitas tanggung kesempatan untuk menggunakan sumber
jawab sosial perusahaan (Bear, Rahman & daya perusahaan untuk kepentingan
Post, 2010), mengurangi manipulasi laba sendiri, tetapi pemilik juga memiliki
dan penipuan (Bermig & Frick, 2010). wewenang untuk memberikan batasan
Pemegang saham menekankan kepentingan manajer agar hak-hak para
keberadaan wanita karena adanya pemegang saham terlindungi.
anggapan wanita mampu mengerti Meningkatnya informasi asimetri antara
pemegang saham dengan baik. pemilik dan manajemen akan
Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007) menyebabkan masalah keagenan semakin
menemukan wanita lebih berhati-hati, besar dan menimbulkan keraguan para
cenderung enggan terhadap risiko, dan pemilik terhadap arus kas masa depan.
teliti. Sikap tersebut dapat mendukung Salah satu cara untuk mengurangi
peran komisaris. Komisaris bertugas untuk masalah keagenan ini adalah dengan
mengawasi jalannya perusahaan agar membagikan dividen. Menurut Jensen
sesuai dengan tujuan perusahaan. (1986), dividen bertindak sebagai
Memperhatikan kesejahteraan pemegang mekanisme untuk mengurangi masalah
saham merupakan salah satu tujuan keagenan yang timbul dari konflik antara
perusahaan. Komisaris wanita dapat pemilik dan manajemen. Ang, Fatemi, dan
memperbesar kemungkinan untuk Tourani-Rad (1997) menunjukkan bahwa
membagikan dividen, karena komisaris perusahaan yang memiliki laba yang
wanita akan menuntut lebih banyak berlimpah akan memilih untuk menahan
mekanisme kontrol dari tim manajemen laba kemudian diinvestasikan kembali
serta membuat keputusan lebih baik yang karena pengembalian yang didapat dari
berdampak positif bagi pemegang saham pembagian dividen mungkin tidak sebesar
(Adams, Hermalin & Weisbach 2010). Akan apabila laba tersebut diinvestasikan. Jensen
tetapi, apakah dengan keberadaan direksi (1986) berpendapat bahwa manajer
wanita dan komisaris wanita dapat memiliki insentif untuk menggunakan
memengaruhi pembayaran dividen? sumber daya organisasi demi keuntungan
Penelitian ini akan meguji tentang mereka sendiri ketika mereka menahan
pengaruh keberadaan wanita di direksi dan kas, daripada menggunakan kelebihan arus
komisaris terhadap kebijakan pembayaran kas ini untuk membayar dividen kepada
dividen. pemegang saham. Oleh karena itu, para
Setelah pendahuluan, artikel ini akan pemegang saham mendorong adanya
menjabarkan tentang literatur dan keragaman gender. Keragaman gender
pengembangan hipotesis yang diperkuat dianggap mampu untuk memberikan
dengan hasil penelitian terdahulu. pemantauan secara efektif kepada

63
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 18, No. 1, Februari 2018: 61-73

manajemen sehingga dapat mengurangi dividen.


masalah keagenan (Adams & Ferreira,
2009). Karakteristik Wanita
Kurangnya perlindungan investor di negara
Kebijakan Dividen berkembang mendorong pemegang saham
Kebijakan pembayaran dividen merupakan meningkatkan upaya untuk melindungi
salah satu masalah terpenting terkait arus kepentingannya seperti memperbanyak
kas bebas. Arus kas bebas adalah arus kas wanita di jajaran direksi (Saeed & Sameer,
yang melebihi dari yang diperlukan untuk 2017). Hal ini disebabkan karena wanita
mendanai semua proyek (Jensen, 1986). memiliki karakteristik-karakteristik yang
Kebijakan dividen merupakan pembagian dianggap dapat menguntungkan para
hasil baik dalam bentuk uang tunai pemegang saham. Wanita dinilai lebih
maupun saham kepada para pemegang independen dibandingkan pria karena
saham. Jensen (1986) menunjukkan dividen direktur wanita menjadi kaum minoritas
dapat mengurangi masalah keagenan. Akan dan sebagian besar berasal dari karir non-
tetapi, Ang Ang, Fatemi, dan Tourani-Rad bisnis, seringkali mereka naik ke eselon
(1997) menunjukkan bahwa perusahaan atas dengan menunjukkan kinerja handal
yang memiliki laba akan memilih untuk dan pendidikan mereka yang mencolok
menahan laba mereka karena (Hillman, Cannella Jr & Harris, 2002). Ini
pengembalian yang didapat lebih besar jika menyiratkan bahwa direktur wanita tidak
laba diinvestasikan kembali dibandingkan memiliki jaringan koneksi dengan pihak
dengan membagikan laba tersebut sebagai lain. Selain itu, keberadaan wanita biasanya
dividen. memiliki hubungan yang kuat dengan
La Porta et al. (2000) menyajikan jaringan masyarakat yang lebih beragam
model yang menjelaskan kebijakan dividen menyiratkan kemudahan dalam mengakses
di pasar negara berkembang. Pertama, sumber daya (Hillman, Cannella & Poetzold,
menurut outcome model terdapat 2000). Mudahnya dalam mengakses sumber
hubungan positif antara praktik tata kelola daya akan mencegah tindakan manajemen
dan kebijakan dividen. Jadi semakin baik untuk menahan kas. Di sisi lain, wanita
tata kelola perusahaan maka akan juga cenderung enggan terhadap risiko
membayarkan dividen lebih tinggi. Dividen (risk aversion). Saeed, Belghitar dan Yousaf
dijadikan bentuk pertanggungjawaban (2016) meneliti beberapa negara
perusahaan terhadap pemegang saham. berkembang dan menemukan bukti bahwa
Kedua, menurut substitution model tingkat wanita rendah di perusahaan yang
terdapat hubungan negatif antara praktik memiliki risiko yang tinggi. Direksi wanita
tata kelola perusahaan dan kebijakan lebih cenderung menahan kas ketika
dividen. Jadi, ketika tata kelola perusahaan terjadi ketidakpastian pasar (Saeed &
mereka buruk maka mereka akan Sameer, 2017). Penelitian terdahulu banyak
meningkatkan dividen yang dibayarkan di lakukan di negara yang menganut one-
untuk membangun reputasi dan menarik tiers system sedangkan penelitian ini di
para investor agar berinvestasi di lakukan di Indonesia yang menganut two-
perusahaan tersebut. tiers system. Oleh karena itu, penelitian ini
Undang-Undang Nomor 40 Tahun akan menguji apakah direktur wanita dan
2007 menjelaskan perusahaan dapat komisaris wanita berpengaruh terhadap
membagikan dividen jika perseroan kebijakan dividen.
memiliki saldo laba positif. Perseroan wajib
menyisihkan sejumlah kas dari laba bersih Proporsi Direktur Wanita dan Kebijakan
setiap tahun untuk dicadangkan minimal Pembayaran Dividen
20% (dua puluh persen) dari jumlah modal Wanita, tampaknya lebih berhati-hati dalam
yang ditempatkan dan modal yang disetor. menghadapi risiko. Terdapat banyak faktor
Kemudian, seluruh laba bersih setelah yang dapat memperbesar risiko keuangan
dikurangi penyisihan untuk cadangan akan seperti terjadinya ketidakpastian pasar.
dibagikan kepada pemegang saham sebagai Direktur wanita cenderung memilih untuk

64
Direksi Dan Dewan Komisaris: Pengaruh Dewan Wanita Terhadap Kebijakan Dividen Di Indonesia (Fauziah dan
Probohudono)
menahan kas selama adanya (Hillman, Cannella, & Paetzold 2000).
ketidakpastian pasar untuk melindungi Mudahnya akses sumber daya dikarenakan
keuangan perusahaan. Risiko terbesar yang wanita dapat membangun saluran
kerap dihadapi oleh manajemen di negara komunikasi dan keharmonisan dengan
berkembang adalah adanya perubahan pemangku kepentingan eksternal untuk
ekonomi (Grant Thornton, 2017). mengurangi biaya agensi di tingkat dewan
Perubahan tersebut sangat berpengaruh dan memperoleh dukungan serta
terhadap keputusan yang akan diambil menciptakan legitimasi di lingkungan
oleh manajemen. Adanya ketidakpastian eksternal (Adams & Ferreira, 2009).
pasar menyebabkan risiko tersebut sulit Kemudahan dalam mengakses modal dapat
untuk diprediksi sehingga direktur wanita mencegah tindakan komisaris untuk
akan cenderung menahan arus kas keluar. menahan kas di masa krisis.
Marter dan Lighthall (2012) Dewan komisaris dengan proporsi
berpendapat ketika dihadapkan dengan wanita yang lebih tinggi menunjukkan
keadaan yang tidak pasti maka wanita akan pengelolaan keuangan yang superior,
cenderung merasa takut sedangkan pria sehubungan dengan kualitas pinjaman
akan cenderung mengeluarkan amarah. pada periode setelah krisis keuangan sebab
Emosi ini memberikan efek bagi perilaku wanita cenderung mengambil keputusan
seperti rasa takut mendorong orang untuk keuangan yang tepat dengan risiko yang
berusaha mengurangi risiko sedangkan rendah (Ward & Forker, 2015). Komisaris
amarah akan mendorong orang untuk bertugas untuk mengawasi kegiatan
berani mengambil risiko. Cabo, Gimeno dan operasional perusahaan. Adanya
Nieto (2012) menguji tentang peningkatan jumlah wanita di komisaris
keanekaragaman gender dalam sektor maka kemungkinan untuk membayar
perbankan. Persentase wanita di direksi dividen akan lebih besar karena komisaris
dalam sektor perbankan dinilai rendah wanita akan menuntut lebih banyak
karena sektor perbankan dianggap rentan mekanisme kontrol serta membuat
terhadap risiko. Tingginya risiko terkait keputusan lebih baik yang berdampak
pasar di negara berkembang dan positif bagi pemegang saham.
kecenderungan keengganan terhadap risiko H2: Proporsi komisaris wanita berpengaruh
dari direktur wanita, maka kemungkinan positif terhadap kebijakan
besar mereka akan meminimalkan risiko pembayaran dividen
lingkungan dengan mempertahankan uang
tunai dan membayar dividen rendah (Saeed Direktur Independen Wanita dan Ke-
& Sameer, 2017). bijakan Pembayaran Dividen
H1: Proporsi direktur wanita berpengaruh Para pemangku kepentingan membutuhkan
negatif terhadap kebijakan perwakilan di dewan independen untuk
pembayaran dividen melindungi aset mereka. Hillman, Cannella
Jr, dan Harris (2002) memberikan bukti
Proporsi Komisaris Wanita dan Kebijakan bahwa sebagian besar dewan wanita
Pembayaran Dividen berasal dari karir non-bisnis; seringkali
Pemegang saham menekankan keberadaan mereka naik ke jabatan atas dengan
wanita di jajaran dewan komisaris karena menunjukkan kinerja profesional dan
adanya anggapan wanita mampu mengerti pendidikan mereka yang mencolok. Ini
pemegang saham dengan baik (Adams & menyiratkan bahwa direktur wanita tidak
Ferreira, 2009). Wanita dalam jajaran memiliki jaringan koneksi dengan pihak
komisaris dapat membantu pengambilan lain. Direktur independen lebih konservatif
keputusan yang tepat dengan resiko yang daripada direktur internal dan dapat
rendah. Keberadaan wanita berpengalaman membantu mengurangi biaya agensi yang
biasanya memiliki hubungan yang kuat timbul dari adanya informasi asimetri
dengan jaringan masyarakat yang lebih antara pemegang saham dan manajer.
beragam menyiratkan keuntungan dalam Direktur independen juga memiliki insentif
mempermudah mengakses sumber daya untuk menetapkan keputusan dengan tepat

65
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 18, No. 1, Februari 2018: 61-73

untuk mempertahankan reputasi karena beberapa alasan. Pertama seperti


(Probohudono, Tower & Rusmin, 2013). yang dijelaskan Ferry (2016) bahwa
Direktur independen dapat membatasi Indonesia tidak memiliki pedoman tata
perilaku oportunistik manajer yang kelola perusahaan yang membahas tentang
seringkali merugikan pemegang saham. keragaman gender. Meskipun tidak ada
Prasanna (2014) menunjukkan direksi peraturan khusus, Indonesia memiliki
independen wanita lebih memilih untuk tingkat keberagaman gender yang tertinggi
membayar dividen daripada karena menerapkan two-tiers system
mempertahankan laba. Oleh karena itu, dimana terdapat posisi direksi dan
penulis menduga bahwa semakin banyak komisaris. Ke dua, tingkat perekonomian di
direktur independen wanita maka akan Indonesia masih berkembang sehingga
meningkatkan pembayaran dividen. memperbesar kekhawatiran perusahaan
H3: Direktur independen wanita terhadap arus kas masa depan sehingga
berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen cenderung rendah.
kebijakan pembayaran dividen
Sampel
Komisaris Independen Wanita dan Ke- Metode pemilihan sampel dalam penelitian
bijakan Pembayaran Dividen ini menggunakan metode purposive
Pihak independen dianggap pengamanan sampling dengan kriteria :
optimal dari nilai pemegang saham dengan 1. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
memantau secara ketat tim manajemen Indonesia pada tahun 2013-2016.
dan dengan memberikan saran strategis 2. Memiliki laba bernilai positif.
dan kontak bisnis (Andrés, Arranz-Aperte , 3. Membagikan dividen selama tahun 2013-
2016.
& Rodriguez-Sanz 2017). Komisaris
4. Perusahaan yang menyajikan laporan
independen dapat mengurangi masalah
tahunan pada tahun 2013-2016
agensi (Sharma, 2011). Adams dan Ferreira
5. Perusahaan menyajikan laporan
(2009) memberikan bukti wanita dapat
keuangan dalam mata uang rupiah pada
memantau perilaku manajer dengan efektif
periode 2013-2016.
daripada laki-laki dengan cara memantau
6. Memiliki direksi dan komisaris wanita.
melalui diskusi, komunikasi yang lebih baik
Penelitian ini bertujuan untuk
dengan karyawan dan wanita mampu
menguji pengaruh keragaman gender
menampilkan pemikiran independen yang
dewan terhadap kebijakan pembayaran
lebih baik. Hal ini penting dilakukan untuk
dividen pada tahun 2013-2016 yang
memeriksa kegiatan oportunistik dan
berasal dari berbagai sektor perusahaan
memberikan kontrol yang lebih baik
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
terhadap manajemen (Adams, Hermalin, &
Tabel 1 menunjukkan sampel yang
Weisbach, 2010). Komisaris independen
memenuhi kriteria penelitian ada 148
kerap melakukan pemantauan langsung
tetapi 10 sampel tergolong data outlier
dengan sistem pembayaran yang memadai
seperti dividen untuk menyelaraskan Tabel 1.
Objek penelitian
kepentingan pemegang saham dan
Keterangan Jumlah
manajemen (Holmstrom & Milgrom, 1994).
Perusahaan membayar dividen
Oleh karena itu, penulis menduga semakin
tahun 2013-2016 secara berturut- 84
banyak komisaris independen maka akan turut
membayarkan dividen lebih banyak. Laba berniali negatif (6)
H4: Komisaris independen wanita
Laporan keuangan dalam US$ (10)
berpengaruh positif terhadap
Tidak menerbitkan laporan tahunan (0)
kebijakan pembayaran dividen
Tidak memiliki direktur wanita atau
(31)
komisaris wanita
METODE PENELITIAN Total perusahaan 37
Penelitian ini akan berfokus pada negara
Tahun penelitian x4
Indonesia. Penulis memilih Indonesia
Total sampel 148

66
Direksi Dan Dewan Komisaris: Pengaruh Dewan Wanita Terhadap Kebijakan Dividen Di Indonesia (Fauziah dan
Probohudono)
sehingga dikeluarkan. Total sampel akhir pengaruh dari dewan wanita terhadap
yang digunakan dalam penelitian ini kebijakan dividen dilakukan dengan
sebanyak 138 sampel. analisis regresi berganda. Pembayaran
dividen dihitung dengan menggunakan
Definisi Operasional dan Pengukuran dividen payout ratio (DIVPR). Pengukuran
Variabel tersebut sudah banyak digunakan oleh
Dividen adalah proses pembagian hasil peneliti sebelumnya (Amidu, 2007).
keuntungan kepada pemegang saham Penelitian sebelumnya biasanya dilakukan
dalam bentuk uang tunai atau saham. di negara one-tiers system dimana hanya
Pembayaran dividen yang lebih tinggi ada posisi direktur sedangkan penelitian
kepada pemegang saham dapat mencegah ini menguji dari segi direksi dan komisaris
sejumlah uang mengalir ke manajer (Ben- karena Indonesia menerapkan two-tiers
Nasr, 2015). Kebijakan dividen diproksikan system.
dengan dividend payout ratio (DIVPR) Model penelitian untuk menguji
seperti yang digunakan dalam Amidu hipotesis, sebagai berikut:
(2006). DIVPR diformulasikan sebagai
dividen per saham dibagi laba per saham. DIVPRit = α + β1DDWit + β2DKWit + β3DDIWit +
β4DKIWit + β5FIRMSIZEit + β6ROAit +
Proporsi direktur wanita (DDW)
β7IND1it + β8IND2it + εit……………..(1)
dirumuskan sebagai jumlah direktur
wanita dibagi total anggota direktur. Catatan : DIVPR (Dividend Payout
Proporsi komisaris wanita (DKW) Ratio)= dividen per saham/laba per saham;
dirumuskan sebagai jumlah komisaris DDW (Direktur Wanita)= direktur wanita/
wanita dibagi total anggota dewan total anggota direksi; DKW (Komisaris
komisaris. Proporsi direktur wanita (DDIW) wanita)=komisaris wanita/total anggota
dirumuskan sebagai jumlah direktur dewan komisaris; DDIW (Direktur
independen wanita dibagi total anggota Independen Wanita) = direktur independen
direksi. Proporsi komisaris independen wanita/total anggota direksi; DKIW
wanita (DKIW) diformulasikan sebagai (Komisaris Independen Wanita)= komisaris
jumlah komisaris independen wanita dibagi independen wanita/total anggota
total anggota dewan komisaris. komisaris; Firmsize (Ukuran Perusahaan)=
Sebagai variabel kontrol, Firmsize total aset (log); ROA (Return of Asset)=laba
diformulasikan sebagai total aset. ROA bersih/total aset; IND (Tipe industri)
diformulasikan laba bersih dibagi total =variabel dummy dengan 3 kelompok.
aset. Jenis industri dikelompokkan menjadi
3 jenis industri berdasarkan Bursa Efek ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Indonesia yang terdiri dari: (1) industri Statistik Deskriptif
utama, (2) industri manufaktur, dan (3) Pada tabel 2, baik direksi maupun
industri jasa. Variabel ini akan diukur komisaris memiliki jumah wanita yang
dengan menggunakan variabel dummy. terus meningkat. Terdapat beberapa alasan
IND1 bernilai 0 dan IND2 bernilai 0 jika yang mendasari peningkatan wanita baik di
termasuk industri utama, IND1 bernilai 0 direksi maupun di komisaris salah satunya
dan IND2 bernilai 1 jika termasuk industri dilatarbelakangi oleh adanya globalisasi
manufaktur, IND1 bernilai 1 dan IND2 dan perdagangan lintas batas yang
bernilai 0 jika termasuk industri jasa.
Industri manufaktur dan industri jasa Tabel 2.
digunakan untuk menangkap pengaruh Persentase wanita di direksi dan
industri terhadap pembayaran dividen, komisaris
sedangkan industri utama berfungsi Jabatan 2013 2014 2015 2016
sebagai kategori referensi (Sekaran &
Bougie, 2013). Direktur
wanita 14% 19% 19% 19%

Model penelitian Komisaris


16% 18% 23% 23%
Analisis yang dilakukan untuk menguji wanita

67
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 18, No. 1, Februari 2018: 61-73

menghasilkan peningkatan kesadaran Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata


kesetaraan gender tenaga kerja, dan standar deviasi dari semua varibel
menguraikan adanya norma-norma yang digunakan dalam penelitian ini. Dapat
kemanusiaan yang kerap diserukan oleh dilihat bahwa rata-rata keseluruhan sampel
organisasi internasional seperti PBB untuk pada variabel dividen (DIVPR) sebesar 32%
menghapus adanya diskriminasi seperti dan nilai rata-rata tertinggi pada tahun
gender dan warna kulit (Saeed & Sameer, 2015 sebesar 34% sedangkan rata-rata
2017). terendah sebesar 30% pada tahun 2013.
Tabel 3 menunjukkan direktur Rata-rata keseluruhan pada variabel
independen wanita dan komisaris direktur wanita (DDW) sebesar 19% dan
independen wanita terus mengalami rata-rata tertinggi sebesar 20% pada tahun
peningkatan. Keragaman gender dewan 2016. Rata-rata keseluruhan sampel untuk
dapat meningkatkan kualitas variabel dewan komisaris wanita (DKW)
pengungkapan publik melalui pemantauan sebesar 20% dan rata-rata tertinggi sebesar
yang lebih ketat (Gul, Srinidhi, & Ng, 2011). 24% pada tahun 2016. Pada variabel
Hillman, Cannella Jr, dan Harris (2002) direktur independen wanita (DDIW), rata-
memberikan bukti bahwa sebagian besar rata keseluruhan sebesar 5% dan rata-rata
direksi wanita berasal dari karir non-bisnis pada tahun 2014-2016 cenderung tetap
dan menunjukkan kinerja profesional sebesar 6%. Variabel dewan komisaris
sehingga menyiratkan bahwa wanita tidak independen wanita (DKIW) memiliki rata-
memiliki jaringan koneksi dengan pihak rata keseluruhan sebesar 8% dan rata-rata
lain dan dianggap cocok sebagai pihak per tahun cenderung konstan sebesar 9%
independen. kecuali tahun 2014 (6%). Rata-rata
keseluruhan pada variabel FIRMSIZE
Tabel 3. sebesar Rp 18.913.109.836.165 dan rata
Persentase wanita di direktur independen
dan komisaris independen -rata tertinggi sebesar Rp
21.675.906.404.536 pada tahun 2015.
Jabatan 2013 2014 2015 2016 Variabel ROA memiliki rata-rata
Direktur keseluruhan sebesar 0,07 dan rata-rata
independen 4% 5% 5% 6% tertinggi pada tahun 2013 sebesar 0,09.
wanita
Komisaris
independen 6% 6% 9% 9%
Pengujian Hipotesis
wanita Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian
Tabel 4.
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Pooled Data Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Variabel (138 sampel) (30 sampel) (37 sampel) (37 sampel) (34 sampel)
Mean S.D Mean S.D Mean S.D Mean S.D Mean S.D

DIVPR 0,32 0,17 0,30 0,16 0,31 0,16 0,34 0,17 0,32 0,20

DDW 0,19 0,17 0,18 0,17 0,18 0,18 0,20 0,18 0,20 0,17

DKW 0,20 0,16 0,15 0,16 0,18 0,16 0,23 0,16 0,24 0,15

DDIW 0,05 0,10 0,04 0,08 0,06 0,12 0,06 0,10 0,06 0,10

DKIW 0,08 0,12 0,09 0,16 0,06 0,11 0,09 0,12 0,09 0,11

IND1 0,70 0,46 0,70 0,47 0,70 0,46 0,70 0,46 0,71 0,46

IND2 0,18 0,39 0,17 0,38 0,19 0,40 0,19 0,40 0,18 0,39
1,89E+ 3,49E 1,36E+ 2,63E 1,88E+ 3,46E+ 2,17E 4,07E+ 2,07E+ 3,6E+
FIRMSIZE 13 +13 13 +13 13 13 +13 13 13 13
ROA 0,07 0,05 0,09 0,06 0,08 0,06 0,06 0,04 0,06 0,04
Catatan : DIVPR (Dividend Payout Ratio; DDW (Proporsi Direktur Wanita); DKW (Proporsi Komisaris wanita); DDIW
(Proporsi Direktur Independen Wanita; DKIW (Proporsi Komisaris Independen Wanita); Firmsize (Ukuran
Perusahaan); ROA (Return of Asset); IND ( Tipe industri).

68
Direksi Dan Dewan Komisaris: Pengaruh Dewan Wanita Terhadap Kebijakan Dividen Di Indonesia (Fauziah dan
Probohudono)
hipotesis dengan menggunakan uji regresi pengembalian yang didapat dari pembagian
berganda. Panel A dan C menunjukkan dividen mungkin tidak sebesar apabila laba
adanya hubungan negatif dan signifikan (p- tersebut diinvestasikan kembali.
value < 0,05) antara direktur wanita (DDW) Pada tabel 5, Panel A , B dan E
dan pembayaran dividen. Menurut hasil variabel komisaris wanita (DKW) justru
penelitian ini maka H1 dinyatakan menunjukkan adanya pengaruh positif
diterima. Hasil penelitian ini mendukung signifikan terhadap pembayaran dividen.
penelitian dari Saeed dan Sameer (2017) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa keberadaan wanita di direksi ber- bahwa pengaruh keberadaan komisaris
pengaruh negatif terhadap pembayaran wanita dapat meningkatkan jumlah dividen
dividen. Jadi terbukti bahwa wanita cender- yang dibayarkan. Menurut hasil penelitian
ung enggan terhadap risiko karena sifat maka H2 dinyatakan diterima. Hasil
wanita yang lebih waspada terhadap risiko penelitian ini mendukung penelitian
(Hillman, Shropshire, & Cannella, 2007). Purcheta-Martinez dan Bel-Oms (2015);
Marter dan Lighthall (2012) menunjukkan Chen, Leung, dan Goergen (2017); Byoun,
bahwa adanya kecenderungan seorang Chang dan Kim (2016); dan Van Pelt (2013)
wanita akan merasa takut apabila berada bahwa keberadaan wanita di jajaran dewan
dalam keadaan yang berisiko sehingga komisaris berpengaruh positif terhadap
mereka akan cenderung untuk pembayaran dividen. Menurut Wellalage,
menghindari risiko. Adanya ketidakpastian Fauzi, dan Wang (2012) mengatakan bahwa
pasar menyebabkan seorang direksi wanita dewan komisaris yang beragam dapat
akan cenderung menahan kas dengan cara meningkatkan pembayaran dividen. Wanita
mengurangi dividen yang dibagikan. dapat membangun saluran komunikasi dan
Penelitian Ang, Fatemi, dan Tourani-Rad keharmonisan dengan pemangku kepent-
(1997) di Indonesia menunjukkan bahwa ingan eksternal untuk mengurangi masalah
perusahaan yang mendapatkan surplus bi- agensi dan mempermudah dalam
asanya memiliki laba yang berlimpah dan mengakses sumber daya (Adams & Ferreira,
tak jarang mereka memilih untuk menahan 2009). Wanita tampaknya juga memiliki
laba untuk diinvestasikan kembali karena keunggulan komparatif sehubungan

Tabel 5.
Hasil Uji Regresi Berganda
PANEL A PANEL B PANEL C PANEL D PANEL E
Pooled Data Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Variabel
(138 sampel) (30 sampel) (37 sampel) (37 sampel) (34 sampel)

t Sig t Sig t Sig t Sig t Sig

DDW -2,37 0,02** -1,50 0,15 -2,54 0,02** -0,40 0,70 -0,12 0,91

DKW 3,38 0,00*** 1,80 0,09* 1,25 0,22 0,54 0,59 2,00 0,06*

DDIW 1,18 0,24 0,52 0,61 1,56 0,13 0,81 0,42 -0,40 0,69

DKIW -1,57 0,12 -0,55 0,59 -0,68 0,50 -0,61 0,55 -1,60 0,12

IND1 0,40 0,69 -0,01 0,99 1,34 0,19 0,33 0,74 0,24 0,81

IND2 0,77 0,44 -0,19 0,85 0,80 0,43 -0,11 0,92 1,15 0,26

FIRMSIZE -1,10 0,27 -0,63 0,54 -0,14 0,89 -1,07 0,29 -0,61 0,55

ROA 2,83 0,01** 0,44 0,66 2,67 0,01** 1,96 0,06* 0,60 0,55
Signifikansi 1%***, Signifikansi 5% **, Signifikansi 10% *
Catatan : DIVPR (Dividend Payout Ratio)=dividen per saham/laba per saham; DDW (Proporsi Direktur Wanita)
=proporsi direktur wanita/total anggota direksi; DKW (Proporsi Komisaris wanita)=proporsi komisaris wanita/
total anggota dewan komisaris; DDIW (Proporsi Direktur Independen Wanita)= proporsi direktur independen
wanita/total anggota direksi; DKIW (Proporsi Komisaris Independen Wanita)=proporsi komisaris independen
wanita/total anggota komisaris; Firmsize (Ukuran Perusahaan)= total aset (log); ROA (Return of Asset)=laba
bersih/total aset; IND ( Tipe industri)=variabel dummy dengan 3 kelompok.

69
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 18, No. 1, Februari 2018: 61-73

dengan diversifikasi produk dan tugas- keberadaan direksi wanita berpengaruh


tugas yang berhubungan dengan komu- signifikan negatif terhadap pembayaran
nikasi (Schubert, 2006). Adanya dividen sedangkan semakin banyak wanita
keharmonisan dengan para pemegang di komisaris berpengaruh positif terhadap
saham menyebabkan komisaris mengerti jumlah dividen yang dibayarkan. Jadi,
apa yang diinginkan pemegang saham dan semakin banyak wanita di direksi dapat
bertindak demi kepentingan perusahaan mengurangi pembayaran dividen karena
maupun para pemangku kepentingan. direktur wanita cenderung mengurangi
Tampak pada Panel A, B, C, D, dan E risiko ketika terjadi ketidakpastian.
(tabel 3), variabel direksi independen Namun, peran wanita sebagai komisaris
wanita (DDIW) tidak berpengaruh terhadap justru dapat meningkatkan pembayaran
pembayaran dividen, maka H3 dinyatakan dividen karena komisaris wanita akan
ditolak. Variabel dewan komisaris menuntut lebih banyak mekanisme kontrol
independen wanita (DKIW) juga terhadap manajemen serta membuat
menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap keputusan yang berdampak positif bagi
pembayaran dividen, maka H4 dinyatakan pemegang saham salah satunya dengan
ditolak. Berdasarkan penelitian Darmadi membayarkan dividen tersebut. Direksi
(2013), direktur dan komisaris independen independen wanita dan komisaris
kurang independen karena di Indonesia independen wanita tidak berpengaruh
didominasi oleh perusahaan keluarga terhadap pembayaran dividen. Baik
sehingga kontrol dari pihak keluarga direktur independen wanita maupun
mendominasi dalam proses pengambilan komisaris independen wanita tidak
keputusan sehingga sulit untuk bertindak memiliki pengaruh karena sebagian besar
independen dan kontribusi pihak perusahaan di Indonesia dimiliki oleh
independen dalam pengambilan keputusan beberapa keluarga. Kontrol keluarga yang
terbatas. Para pihak independen mungkin mendominasi menyebabkan sulit bagi
tidak memiliki mandat, insentif dan pihak independen untuk bertindak
kemampuan untuk memantau secara ketat independen. Direktur independen dan
(Gutierrez & Sáez, 2012). komisaris independen belum mampu
Variabel kontrol terdiri atas tipe untuk memberikan pemantauan secara
industri, ukuran perusahaan (firmsize), dan efektif kepada manajemen sehingga
ROA. Panel A, B, C, D, dan E menunjukkan terdapat kemungkinan munculnya masalah
tipe industri dan ukuran perusahaan tidak agensi.
berpengaruh terhadap pembayaran
dividen, sedangkan variabel ROA Implikasi
menunjukkan pengaruh positif signifikan Kesetaraan gender di dunia kerja masih
seperti yang ditunjukkan oleh Panel A, C, banyak disoroti baik organisasi domestik
dan D (Tabel 5). Jadi, semakin baik maupun internasional. Oleh karena itu,
kemampuan perusahaan dalam penelitian ini merekomendasikan agar
menghasilkan laba dari aset maka mereka perusahaan memperbanyak keragaman
akan memberikan dividen yang lebih tinggi. gender di tingkat manajemen agar tercipta
sistem pengambilan kebijakan yang lebih
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI baik khususnya terkait dividen. Selain itu,
Kesimpulan perusahaan juga harus lebih
Penelitian ini bertujuan untuk menguji memperhatikan dan meningkatkan
pengaruh keragaman gender baik di direksi independensi baik direksi maupun
maupun di dewan komisaris terhadap komisaris agar mereka dapat menyuarakan
kebijakan dividen. Kebijakan dividen di hak-hak para pemegang saham seperti hak
proksikan dengan dividend payout ratio. untuk mendapatkan dividen. Kemudian,
Penelitian ini menggunakan 138 sampel pemerintah diharapkan juga mendorong
dari semua sektor yang terdaftar di Bursa adanya kesetaraan gender tenaga kerja
Efek Indonesia selama tahun 2013-2016. untuk menciptakan kesadaran akan
Penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat keberagaman gender di jajaran

70
Direksi Dan Dewan Komisaris: Pengaruh Dewan Wanita Terhadap Kebijakan Dividen Di Indonesia (Fauziah dan
Probohudono)
dewan. Economic Literature, 48(1), pages 58-
107.
KETERBATASAN DAN SARAN Amason, A.C. (1996). Distinguishing the
effects of functional and
Keterbatasan
dysfunctional conflict on strategic
Pada penelitian ini memiliki beberapa decision making: Resolving a paradox
keterbatasan, seperti sampel yang terbatas for top management teams. Academy
sebab pembayaran dividen bukanlah suatu of management journal, 39(1), 123-
keharusan. Perusahaan akan membagikan 148.
dividen apabila mendapatkan laba dan Amidu., J.A. (2006). Determinants of
dapat menyisihkan sekitar 20% untuk dividend payout ratios in Ghana. The
Journal of Risk Finance, 7(2), 136 –
dijadikan dana cadangan. Terlebih lagi,
145.
wanita juga masih menjadi kaum minoritas Andrés, P., Arranz-Aperte, L., & Rodriguez-
di jajaran dewan baik direksi maupun Sanz, J,A. (2017). Independent versus
dewan komisaris. Terdapat kemungkinan non-independent outside directors in
apabila jumlah data yang tersedia lebih European companies: Who has a say
banyak maka hubungan linear antara on CEO compensation?. BRQ Business
keragaman gender dan dividen mungkin Research Quarterly, 20(2), 79-95.
Ang, J., Fatemi, A., & Tourani-Rad, A.
akan berubah. Mengingat penelitian ini
(1997). Capital structure and
hanya menggunakan informasi yang dividend policies of Indonesian firms.
tersedia di laporan tahunan dan laporan Pacific-Basin Finance Journal, 5(1), 87
keuangan maka sulit untuk menentukan -103.
apakah keberadaan wanita benar-benar Bear, S., Rahman, N., & Post, C. (2010). The
dapat menghasilkan keputusan yang impact of board diversity and gender
composition on corporate social
berbeda dengan anggota yang dominasi
responsibility and firm reputation.
pria terkait keputusan pembayaran Journal of Business Ethics, 97(2), 207-
dividen. Diperlukan adanya observasi lebih 221.
lanjut untuk dapat memahami perbedaan Ben-Nasr, H. (2015). Government ownership
perilaku antara wanita dan pria dalam and dividend policy: Evidence from
mengambil keputusan. newly privatized firms. Journal of
Business Finance & Accounting, 42(5),
665–704.
Saran
Bermig, A., & Frick, B. (2010). Board size,
Penulis menyarankan beberapa hal bagi board composition, and firm
penelitian selanjutnya, seperti melakukan performance: Empirical evidence from
perbandingan dengan negara lain karena Germany. Diakses dari https://
terdapat kemungkinan setiap negara ssrn.com/abstract=1623103
berkembang memiliki keadaan Byoun, S., Chang, K., & Kim, Y.S. (2016).
perekonomian yang berbeda sehingga Does corporate board diversity affect
corporate payout policy?. Asia‐Pacific
memungkinkan keputusan yang diambil
Journal of Financial Studies, 45(1), 48-
oleh seorang direktur wanita dan komisaris 101.
wanita akan berbeda sesuai dengan Cabo, R., Gimeno, R., & Nieto, M. (2012).
keadaan lingkungan yang dihadapi. Gender Diversity on European Banks’
Boards of Directors. Journal of
DAFTAR PUSTAKA Business Ethics 109, 145-162
Adams, R.B., & Ferreira, D. (2009). Women Chen, G., Liu, C., & Tjosvold, D. (2005).
in the boardroom and their impact of Conflict management for effective
governance and performance. Journal top management teams and
of Financial Economics, 94(2), 291– innovation in China. Journal of
309. Management Studies, 42(2), 277-300.
Adams, R.B., & Funk, P. (2012). Beyond the Chen, J., Leung, W.S., & Goergen, M. (2017).
glass ceiling: Does gender matter?. The impact of board gender
Management science, 58(2), 219-235. composition on dividend payouts.
Adams, R.B., Hermalin., & Weisbach. (2010). Journal of Corporate Finance, 43, 86-
The role of boards of directors in 105.
corporate governance: A conceptual Darmadi, S. (2013). Do women in top
framework and survey. Journal of management affect firm

71
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 18, No. 1, Februari 2018: 61-73

performance? Evidence from Kusumastuti, S., Supatmi, S., & Sastra, P.


Indonesia. Corporate Governance: (2008). Pengaruh board diversity
The international journal of business terhadap nilai perusahaan dalam
in society, 13(3), 288–304. perspektif corporate governance.
Eckel, C.C. & Grossman, P.J. 2008. Men, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(2),
women and risk aversion: 88-98.
Experimental evidence. Handbook of La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer,
experimental economics results, 1 A., & Vishny, R.W. (2000). Agency
(113), 1061-1073. problems and dividend policies
Erhardt, N.L., Werbel, J.D., & Shrader, C.B. around the world. The Journal of
(2003). Board of director diversity Finance, 55(1), 1–33.
and firm financial performance. Mather, M., & Lighthall, N.R. (2012). Risk
Corporate governance: An and reward are processed differently
international review, 11(2), 102-111. in decisions made under stress. Cur-
Ferry, K. (2016). Diversity Scorecard 2016 : rent Directions in Psychological
Building Diversity In Asia Pasific Science, 21(1), 36-41.
Boardroom. Prasanna, P.K. (2014). Firm–level
Fombrun, C.J., & Pan, M. (2006). Corporate governance quality and dividend
reputations in China: How do decisions: evidence from India.
consumers feel about companies?. International Journal of Corporate
Corporate Reputation Review, 9(3), Governance, 5(3), 197–222.
165-170. Probohudono, A.N., Tower, G., & Rusmin, R.
Gul, F.A., Srinidhi, B., & Ng, A.C. (2011). (2013). Risk disclosure during the
Does board gender diversity improve global financial crisis. Social
the informativeness of stock prices?. Responsibility Journal, 9(1), 124-137.
Journal of Accounting and Economics, Pucheta-Martínez, M.C., & Bel-Oms, I.
51(3), 314-338. (2015). The board of directors and
Gutiérrez, M., & Sáez, M. (2013). dividend policy: The effect of gender
Deconstructing independent diversity. Industrial and Corporate
directors. Journal of Corporate Law Change, 25(3), 523-547.
Studies, 13(1), 63-94. Saeed, A., & Sameer, M. (2017). Impact of
Hillman, A.J., Cannella, A.A.,& Paetzold, R.L. board gender diversity on dividend
(2000). The resource dependence role payments: Evidence from some
of corporate directors: Strategic ad- emerging economies. International
aptation of board composition in re- Business Review, 26(6), 1100-1113.
sponse to environmental change. Saeed, A., Belghitar, Y., & Yousaf, A. (2016).
Journal of Management studies, 37(2): Firm-level determinants of gender
235–256. diversity in the boardrooms: Evidence
Hillman, A.J., Shropshire, C., & Cannella, from some emerging economies.
A.A. (2007). Organizational International Business Review, 25(5),
predictors of women on corporate 1076–1088.
boards. Academy of Management Schubert, R. (2006). Analyzing and
Journal, 50(4), 941–952. managing risks – on the importance
Hillman, A.J., Cannella Jr, A.A., & Harris, of gender differences in risk
I.C. (2002). Women and racial attitudes. Managerial Finance, 32(9),
minorities in the boardroom: how do 706 – 715.
directors differ?. Journal of Sekaran, U., & Bougie. (2013). Edisi 5,
Management ,28, 747. Research Methods for Business: A skill
Holmstrom, B., & Milgrom, P. (1994). The Building Approach. New York: John
Firm as an incentive system. The wiley.
American Economic Review, 84(4), Sharma, V. (2011). Independent directors
972-991. and the propensity to pay dividends.
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). The Journal of Corporate Finance, 17(4),
theory of the firm: managerial 1001–1015.
behavior, agency costs and ownership Thornton, G. (2015). Women in business:
structure. Journal Finance and the path to leadership. Grant
Economic, 3, 305–360. Thornton International Business Re-
Jensen, M.C. (1986). Agency costs of free port.
cash flow corporate finance, and Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
takeovers. American Economic Perseroan Terbatas. 16 Agustus 2007.
Review, 76(2), 323–329. Lembaran Negara Republik Indonesia

72
Direksi Dan Dewan Komisaris: Pengaruh Dewan Wanita Terhadap Kebijakan Dividen Di Indonesia (Fauziah dan
Probohudono)
Tahun 2007 Nomor 106. Jakarta. Gender Diversity in Member-
Van Pelt, T. (2013). The effect of board Governed, Community Financial
characteristics on dividend policy. Institutions. Journal of Business
Unpublished working paper, Tilburg Ethics, 141(2), 351–366.
School of Economics and Wellalage, N., Fauzi, F., & Wang, G. (2012).
Management, Department of Finance. Corporate governance and cash
Tilburg University: The Netherlands, 1 dividend policy: Evidence from
-62. Chinese IPOs. Unpublished working
Ward, A., & Forker, J. (2015). Financial paper, 1-24.
Management Effectiveness and Board

73

Anda mungkin juga menyukai