Evanany
Falkultas Ekonomi dan Bisnis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh voting
right, non-financial blockholder, excess control right, cash holding, leverage ratio,
dan firm size terhadap pengambilan keputusan strategi. Penelitian ini menggunakan
data sekunder. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2019.
Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Data diolah
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah leverage
ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap pengambilan keputusan strategi
diferensiasi dan berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan
strategi cost leadership, firm size berpengaruh positif signifikan terhadap
pengambilan keputusan strategi diferensiasi dan berpengaruh negatif signifikan
terhadap pengambilan keputusan strategi cost leadership, sementara excess control
right, voting right, non-financial blockholder, dan cash holding tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan strategi.
Kata kunci: voting right; excess control right; nonfinancial blockholder; cash
holding; leverage ratio; firm size; differentiation strategy; cost leadership strategy
PENDAHULUAN
Agency Theory
Stakeholder Theory
Shareholder Theory
Menurut Smerdon, Shareholder Theory menyatakan bahwa tanggung jawab
yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak sesuai dengan kepentingan
pemegang saham yaitu meningkatkan value pemegang saham. Teori ini menjelaskan
hubungan antara manajemen perusahaan dan pemegang saham ini saling bersinergi
dan bersama-sama meraih tujuan mereka yaitu meningkatkan nilai perusahaan, laba
dan mengurangi risiko kerugian. Apabila seluruh sumber daya yang dimiliki
perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan
value added bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Segala tindakan dilakukan adalah untuk kepentingan pemegang saham
perusahaan.
Struktur Kepemilikan
Tabel 2
Variabel Indikator
OperatingIncome+ R∧D Expenditure
Differentiation PM =
Sales
Strategy
Tabel 3
Pengukuran Variabel Kontrol
Variabel Indikator
ROA OperatingIncome
ROA =
TotalAsset
Berikut ini merupakan hasil statistik yang akan menjelaskan nilai minimum,
maximum, mean serta standar deviasi dari masing-masing variabel. Tabel ini
digunakan untuk mengidentifikasi besar kecilnya penyimpangan masing-masing
variabel yang mempengaruhi variabel satu dengan variabel yang lainnya. Hasil dari
analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VR 320 0.1778 69.3499 4.912273 10.5828419
NFIB 320 0.1002 0.9972 0.669434 0.1907403
CH 320 0.0004 2.3793 0.117424 0.1836316
DS 320 -5.7175 14.1894 0.111399 0.8654585
FZ 320 25.6195 31.9960 28.330123 1.4442332
LR 320 0.0713 786.9311 4.067767 44.1350771
ROA 320 -0.3939 0.7114 0.089550 0.1143026
ATO 320 -0.7530 3.1066 1.005844 0.5748113
Sumber: data diolah (lihat lampiran)
a) Differentiation Strategy
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel Differentiation
Strategy adalah -5.7175 yaitu nilai DS perusahaan Panasia Indo Resources Tbk tahun
2019 yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki nilai profit margin yang
paling rendah. Untuk nilai maksimum adalah 14.1894 yaitu nilai DS perusahaan
Kalbe Farma Tbk tahun 2018 yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki nilai
profit margin yang paling tinggi sedangkan nilai rata-rata DS sebesar 0.111399 dan
standar deviasinya adalah 0.8654585.
b) Nonfinancial Institution Blockholder
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel Nonfinancial
Institution Blockholder adalah 10.02% yaitu nilai NFIB perusahaan Voksel Electric
Tbk dari tahun 2015-2019 yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki total
kepemilikan yang dimiliki perusahaan nonfinansial yang paling rendah. Untuk nilai
maksimum adalah 99.72% yaitu nilai NFIB perusahaan Fajar Surya Wisesa Tbk
tahun 2019 yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki total kepemilikan yang
dimiliki perusahaan nonfinansial yang paling tinggi sedangkan nilai rata-rata NFIB
sebesar 0.669434 dan standar deviasinya adalah 0.1907403.
c) Cash Holding
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel cash holding
adalah 0.0004 yaitu nilai CH perusahaan Panasia Indo Resources Tbk tahun 2019
yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki rasio kas yang paling rendah.
Untuk nilai maksimum adalah 2.3793 yaitu nilai CH perusahaan Pyridam Farma Tbk
tahun 2017 yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki rasio kas yang paling
tinggi sedangkan nilai rata-rata CH sebesar 0.117424 dan standar deviasinya adalah
0.1836316.
d) Firm Size
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel firm size adalah
25.6195 yaitu nilai FZ perusahaan Lionmesh Prima Tbk tahun 2015 yang
menunjukkan perusahaan tersebut memiliki ukuran perusahaan yang paling rendah.
Untuk nilai maksimum adalah 31.9960 yaitu nilai FZ perusahaan Gudang Garam Tbk
tahun 2019 yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki ukuran perusahaan
paling besar sedangkan nilai rata-rata FZ sebesar 28.330123 dan standar deviasinya
adalah 1.4442332.
e) Leverage Ratio
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel leverage ratio
adalah 0.0713 yaitu nilai LR perusahaan Multi Prima Sejahtera Tbk tahun 2019 yang
menunjukkan perusahaan tersebut menggunakan modal berupa hutang yang paling
rendah. Untuk nilai maksimum adalah 786.9311 yaitu nilai LR perusahaan Alumindo
Light Metal Industry Tbk tahun 2019 yang menunjukkan perusahaan tersebut
menggunakan modal berupa hutang paling tinggi sedangkan nilai rata-rata LR
sebesar 4.067767 dan standar deviasinya adalah 44.1350771.
f) Return on Asset
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel return on asset
adalah yaitu -0.3939 nilai ROA perusahaan Mustika Ratu Tbk tahun 2017 yang
menunjukkan perusahaan tersebut memperoleh return paling rendah dengan jumlah
aset yang dimiliki perusahaan. Untuk nilai maksimum adalah 0.7114 yaitu nilai ROA
perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2017 yang menunjukkan perusahaan
tersebut memperoleh return paling tinggi dengan jumlah aset yang dimiliki
perusahaan sedangkan nilai rata-rata ROA sebesar 0.089550 dan standar deviasinya
adalah 0.1143026.
g) Voting Right
Berdasarkan table 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel voting right
adalah 0.1778 yaitu nilai VR perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk tahun 2015
dan 2016 yang menunjukkan pemegang saham mayoritas memiliki hak kontrol
terendah dalam mengendalikan perusahaan induk dan perusahaan anak. Untuk nilai
maksimum adalah 69.3499 yaitu nilai VR perusahaan Indomobil Sukses
Internasional Tbk tahun 2019 yang menunjukkan pemegang saham mayoritas
memiliki hak kontrol tertinggi dalam mengendalikan perusahaan sedangkan nilai
rata-rata VR sebesar 4.912273 dan standar deviasinya adalah 10.5828419.
h) Cost Leadership Strategy
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum variabel cost leadership
strategy adalah -0.7530 yaitu nilai ATO perusahaan Betonjaya Manunggal Tbk tahun
2016 yang menunjukkan perusahaan memiliki asset turover operation yang paling
rendah. Untuk nilai maksimum adalah 3.1066 yaitu nilai ATO perusahaan Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk tahun 2018 yang menunjukkan perusahaan memiliki asset
turover operation yang paling tinggi sedangkan nilai rata-rata ATO sebesar 1.005844
dan standar deviasinya adalah 0.5748113.
Statistik Deskriptif Variabel Dummy
Berikut ini merupakan hasil uji statistik variabel dummy yaitu variabel excess
control right yang diukur menggunakan skala nominal berbentuk dummy dengan
skor 0 yang menunjukkan bahwa suatu perusahaan tidak memiliki struktur
kepemilikan piramida sehingga tidak memiliki excess control right dan skor 1 untuk
perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan piramida sehingga memiliki excess
control right. Berikut ini merupakan hasil deskriptif variabel dummy.
Tabel 4.2
Komposisi Variabel Dummy
Variabe Dummy = 1 Dummy = 0 Total
l N % N % N %
ECR 205 64.06% 115 35.94% 320 100%
Sumber: data diolah (lihat lampiran)
Berdasarkan table 4.2 di atas dapat diketahui jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 320 pengamatan. Dari tabel di atas dapat juga dilihat
bahwa penelitian ini terdapat 205 sampel atau sebanyak 64.06% dari total sampel
yang mempunyai struktur kepemilikan piramida dimana pemegang saham mayoritas
mempunyai excess control right sebaliknya terdapat 115 sampel atau sebanyak
35.94% dari total sampel yang tidak mempunyai struktur kepemilikan piramida
sehingga pemegang saham mayoritas tidak mempunyai excess control right.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk memastikan residual dari model
berdistribusi normal. Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji normalitas
adalah One sample Kolmogorov-smirnov Test dengan melihat hasil Monte Carlo.
Tabel 4.3.1
Hasil Pengujian Normalitas Model Regresi I
Variabel Dependen Sig. Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 4.3.3 jumlah hasil pemeriksaan data outlier sebanyak 213
sehingga jumlah data sampel yang akan diuji dalam penelitian menjadi107 sampel.
Data ini kemudian diuji kembali untuk mengetahui bahwa model regresi I dan model
regresi II berdistribusi normal. Pengujian model regresi ini menggunakan pengujian
Monte Carlo. Berikut merupakan hasil pengujian Normalitas.
Tabel 4.3.4
Hasil Pengujian Normalitas Model Regresi I
Variabel Dependen Sig. Kesimpulan
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa antara variabel
independen tidak boleh berhubungan langsung dikarenakan apabila antar variabel
independen berhubungan langsung akan menimbulkan koefisien pengaruh akan kecil
dan nilai statistik menjadi rendah.
Tabel 4.4.1
Hasil Pengujian Multikolinearitas Model Regresi I
Variabel
VIF Kesimpulan
Independen
NFIB 1.157 Tidak ada multikolinearitas
CH 1.556 Tidak ada multikolinearitas
FZ 1.266 Tidak ada multikolinearitas
LR 1.279 Tidak ada multikolinearitas
VR 1.926 Tidak ada multikolinearitas
ECR 2.098 Tidak ada multikolinearitas
Note : Dependen variabel adalah differentiation strategy
Sumber: data diolah (lihat lampiran)
Berdasarkan hasil pengujian model regresi I, diketahui bahwa masing-masing
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki nilai VIF >
10. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi berganda I tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Tabel 4.4.2
Hasil Pengujian Multikolinearitas Model Regresi II
Variabel
VIF Kesimpulan
Independen
NFIB 1.157 Tidak ada multikolinearitas
CH 1.556 Tidak ada multikolinearitas
FZ 1.266 Tidak ada multikolinearitas
LR 1.279 Tidak ada multikolinearitas
VR 1.926 Tidak ada multikolinearitas
ECR 2.098 Tidak ada multikolinearitas
Note : Dependen variabel adalah cost leadership strategy
Sumber: data diolah (lihat lampiran)
Uji Autokorelasi
Asumsi autokolerasi yaitu suatu keadaan dimana error dari periode tertentu (
μt ) berkolerasi dengan error dari periode sebelumnya ( μt −1). Berikut ini merupakan
hasil pengujian autokolerasi.
Tabel 4.5.1.1
Hasil Pengujian Autokorelasi Model Regresi I
Variabel Dependen Sig. Kesimpulan
Hasil uji Durbin Watson menunjukkan hasil sebesar 1.912 dimana nilai 1.912
berada diantara 1.8479 dan (4 – 1.8479) sehingga bisa disimpulkan bahwa model
regresi I setelah diperbaiki sudah tidak terjadi autokolerasi.
Tabel 4.5.2
Hasil Pengujian Autokorelasi Model Regresi II
Variabel Dependen Sig. Kesimpulan
Dari hasil pengujian di atas diperoleh hasil run test dengan nilai Sig. Sebesar
0.099. Nilai Sig. 0.099 > ∝ 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model
regresi II tidak terdapat autokolerasi.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi gangguan acak atau error
pada setiap variasi bebas adalah heterogen yang menimbulkan koefisien estimasi
menjadi bias. Berikut ini merupakan hasil pengujian heteroskedastisitas.
Tabel 4.6.1
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Model Regresi I
Variabel Dependen R Square R square x n Kesimpulan
Tidak ada
differentiation strategy 0.052 5.564
heteroskedastisitas
Sumber: data diolah (lihat lampiran)
Dari hasil heteroskedastisitas di atas diperoleh bahwa nilai R Square sebesar
0.052. Hasil perkalian antara jumlah sampel sebanyak 107 dengan nilai R Square
sebesar 0.052 menghasilkan nilai sebesar 5.564 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
pada nilai distribusi chi square 12.59159 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
Tabel 4.6.2
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Model Regresi II
Variabel Dependen R Square R square x n Kesimpulan
1) Uji R Square
Pada tabel 4.11.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square
sebesar 0.619 artinya sebesar 61.9% variasi dari variabel independen (Voting
Right, Nonfinancial Institution Blockholder, Cash Holding, Excess Control
Right, Leverage Ratio, dan Firm Size) mampu menjelaskan variasi atau perilaku
dari variabel dependen (Differentiation Strategy).
1. Masyarakat publik serta para stakeholder mengetahui salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap kegagalan suatu perusahaan. Menurut penelitian ini,
kegagalan suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap jenis strategi yang
diputuskan oleh pemegang saham pengendali melainkan strategi lebih
dipengaruhi keputusan dari manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa pemegang saham pengendali tidak bisa disalahkan apabila terjadi
kegagalan suatu perusahaan yang dikarenakan gagal menerapkan strategi
perusahaan melainkan pihak manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan
dalam lebih banyak berpengaruh dalam mengambil keputusan strategi
dikarenakan manajemen perusahaan lebih memahami internal perusahaan
serta memiliki kemampuan, dan pengetahuan lingkungan bisnis perusahaan
dibandingkan pemegang saham pengendali. Tidak semua pemegang saham
pengendali mempunyai pengetahuan serta informasi perusahaan yang cukup
untuk memutuskan strategi yang tepat untuk digunakan dalam perusahaan.
2. Para auditor, kreditur, dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan menjadi
aware bahwa semakin banyak kas yang ditimbun dalam perusahaan bukan
menunjukkan perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang baik dikarenakan
kas perusahaan bukanlah hasil perencanaan manajemen perusahaan tetapi
gabungan hasil aktivitas perusahaan berupa operasional, pendanaan dan
investasi. Dalam menganalisis pinjaman yang diberikan kepada perusahaan,
kreditur perlu untuk mempertimbangkan rasio-rasio lainnya yang
berpengaruh seperti leverage ratio, ukuran perusahaan, ROI, ROA dan
sebagainya dikarenakan aktivitas-aktivitas itulah yang berpengaruh pada kas
yang dihasilkan perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada likuiditas
perusahaan.
3. Penelitian ini juga membantu para pemegang saham pengendali dalam
memonitor manajemen perusahaan serta mengatasi masalah keagenan antara
principle dan agent setelah mengetahui strategi yang digunakan dalam
perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa leverage ratio berpengaruh
positif terhadap pengambilan keputusan strategy cost leadership namun
berpengaruh negatif terhadap pengambilan keputusan strategi differentiation.
Modal perusahaan yang berasal dari hutang juga memicu para kreditur
perusahaan untuk ikut memonitor perusahaan. Namun, modal yang
diperlukan untuk perusahaan yang menggunakan strategi differentiation lebih
banyak berasal dari ekuitas perusahaan. Pemegang saham pengendali serta
manajemen perusahaan harus bijaksana dalam mengambil keputusan
perolehan modal untuk berinovasi dikarenakan hal tersebut berdampak
langsung pada pemegang saham lainnya. Apabila keputusan kebijakan
perolehan modal lebih banyak berasal dari retained earnings maka hal
tersebut dapat menurunkan deviden yang seharusnya menjadi pendapatan
para pemegang saham. Apabila keputusan perolehan modal dengan
menciptakan saham, maka proporsi kepemilikan semakin rendah dan
kepemilikan perusahaan semakin terdispersi yang dapat menurunkan aktivitas
monitoring manajer perusahaan oleh para pemegang saham pengendali.
KETERBATASAN
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, W. M., & Klepper, S. (1996). Firm Size and the Nature of Innovation within
Industries: The Case of Process and Product R&D. The Review of Economics and
Statistics, 78(2), 232-243.
Copeland, T. E., & Weston, J. F. (1992). Financial Theory And Corporate Policy.
USA: Wesley Publishing Company, Inc.
Craig, J. C., & Grant, R. M. (1996). Strategic Management. Jakarta: Ekex Media
Computindo.
Deegan. (2004). Financial Accounting Theory. Sydney: McGraw-Hill Book
Company.
Dewi, I. R. (2014). Effect of Capital Structure on Company Value (Study On Mining
Sector Listed in IDX period 2009-2012).
Dittmar, A., & S, J. M. (2005). Corporate Governance and the Value of Cash
Holdings.
Donaldson, T., & Preston, L. E. (1995). The Stakeholder Theory of the Corporation:
Concepts, Evidence, and Implications.
Eliana, Ridha, A., Dianah, A., & Amri, A. (2018). Cash Holding, Likuiditas,
Profitabilitas, Modal Kerja Bersih dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan
pada Perbankan yang terhadap di BEI. Jurnal AKBIS, 2(2).
Ernie, H. (2017). Excess Cash dalam Persektif Teori Keagenan.
Faccio, M., & Lang, L. P. (2002, 9). The Ultimate Ownership of Western European
Corporations. Journal of Financial Economics, 65(3), 365-395.
Fanani, Z., & S, Y. H. (2016). Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan. Journal of
Islamic Economics and Business, 9(1).
Foley, C. F., Hartzell, J. C., T, S., & T, G. J. (2007). Why do Firms Hold So Much
Cash? A Tax-based Explanation.
Fred, W. J., & Brigham, E. F. (1993). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2,
Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Friend, I., & Lang, L. H. (1998). An Empirical Test of the Impact of Managerial
Self-Interest on Corporate Capital Structure.
Ghosh, S. (2012). Does R&D intensity influence leverage? Evidence from Indian
firm-level data.
Gudono. (2014). Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE.
Hakim, M. I. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi dan
Karakteristik Komite Audit Terhadap Tingkat Keinformatifan Laba.
He, Z., & Wintoki, M. B. (2016). The Cost of Innovation: R&D and High Cash
Holdings in U.S. firms.
Ifada, L. M., & Inayah, N. (2017). Analisis Pengaruh Tingkat Leverage terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di
BEI Tahun 2011-2013).
Isnawati, Sriyanto, & Khaerunnisa, E. (2019, 12). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Return On Asset Sebagai Variabel Intervening
(Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2012-
2017). Sains Jurnal Manajemen dan Bisnis, 12(1), 136.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics.
29
Kang, M., Kim, S., & Cho, M.-K. (2019). The Effect of R&D and the Control-
Ownership Wedge on Firm Value: Evidence from Korean Chaebol Firms.
Keynes, j. M. (1936). The General Theory of Employment, Interest and Money.
Kim, S. C., S, A. E., & Mauer, D. C. (2012). The Determinants of Corporate
Liquidity: Theory and Evidence. Journal of Financial and Quantitative Analysis.
Korkmaz, A. G., Ma, Q., & Zhou, H. (2017). Blockholder Characteristics and
Earnings Quality.
Krismiaji. (2017, 6). Strategi bisnis,leveragekeuangan dan kinerja perusahaan. Jurnal
Akuntansi & Auditing Indonesia, 21(1).
Lestari, E. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang.
Lisa, O. (2012). Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: suatu Tinjauan dalam
Hubungan Keagenan.
Machmud, N., & Djakman, C. D. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada
LaporanTahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006.
Malan, I. N., Salamudin, N., & Ahmad, N. (2012). The Impact of Pyramid Structure
Towards Corporate Value Among Malaysian Firms.
Mansfield, E. (1963). Size of Firm, Market Structure, and Innovation. Journal of
Political Economy, 556.
Marschke, G., Kim, J., & Lee, S. J. (2004). Relation of Firm Size to R&D
Productivity.
Myers, S. C. (1977). Determinants of Corporate Borrowing. Journal of Financial
Economics, 147-175.
Myers, S. C. (1984). Capital Structure Puzzle. Journal of Finance, 39(3), 575-592.
Myers, S. C., & Majluf, N. S. (1984). Corporate financing and investment decisions
when firms have information that investors do not have. 13(2), 187-221.
Nakajo, A. (1995). Analysis of Firm Size Effect on R&D Activities in Japan. Journal
of Apllied Input-Output Analysis, 2(2).
Nakajo, A. (1995). Analysis of Firm Size Effect on R&D Activities in Japan. Journal
of Applied Input-Output Analysis.
Nicolic, J., & B, V. (2016). The Implications of Ownership Concentration for
Shareholder Protection and Strategic Decision Making.
Nikolic, J., & Babic, V. (2016). The implications of ownership concentration for
shareholder protection and strategic decision-making.
Nogueira, N. V., & Castro, L. R. (2019). Effects of Ownership Structure on The
Mergers and Acquisitions Decisions in Brazilian Firms. RAUSP Mangement
JournalEffects of Ownership Structure on The Mergers and Acquisitions Decisions
in Brazilian Firms, 55(2), 227-245.
Nopitasari, Hana, Tiorida, E., & Sarah, S. (2017). Pengaruh Financial Leverage
Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).
Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan.
Nurchayo, D. I. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan.
30