Anda di halaman 1dari 4

6 Fungsi Buku Besar dalam Akuntansi dan

Kegunaannya
Sponsors Link
Buku Besar adalah salah satu komponen yang tidak asing dalam
dunia perkembangan akuntansi. Pengertian buku besar ini adalah sebagai buku
utama yang merangkum catatan semua transaksi keuangan kemudian
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi. Inilah dasar pembuatan
laporan neraca maupun laporan laba rugi (L/R). Buku besar merupakan buku yang
memuat akun-akun yang sudah dicatat baik dalam jurnal umum maupun jurnal
khusus. Jurnal umum biasanya digunakan pada perusahaan jasa sementara jurnal
khusus digunakan pada perusahaan dagang.

ads

Poin kedua yang perlu dimengerti dari buku besar adalah yang dimuat dalam buku ini
mulai dari nama akun hingga saldo yang ada. Buku besar baru bisa disusun ketika
jurnal umum atau jurnal khusus selesai disusun. Bisa dikatakan bahwa sumber buku
besar itu sendiri adalah jurnal dengan cara membuat jurnal umum maupun khusus
yang sudah diketahui.

Mengapa buku besar dianggap penting? Pembahasan ini tidak jauh dari fungsi atau
manfaat yang dimilikinya. Klasifikasi, fungsi, dan bentuk serta hal-hal yang berkaitan
dengan buku besar akan dibahas melalui poin-poin berikut ini.

Klasifikasi Buku Besar


Buku besar terdiri dari beberapa klasifikasi yang memiliki sub klasifikasi lagi. Secara
garis besar, ada dua jenis buku besar yang dikenal, yaitu Buku Besar Umum dan Buku
Besar Pembantu.

1. Buku Besar Umum


Dikenal dengan nama lain Buku Besar Induk dan Buku Besar Utama (General Ledger).
Buku ini memuat informasi akun-akun sejenis yang sudah dicatat baik dalam jurnal
umum maupun jurnal khusus. Buku ini juga digunakan untuk mencatata perubahan
yang terjadi pada aset, ekuitas, maupun liabilitas suatu perusahaan. Selain itu buku
ini juga mencatat adanya pemasukan atau pendapatan dan beban yang terjadi dalam
satu periode konsep dasar akuntansi.

(Baca Juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)

Tahap Posting Buku Besar


Buku Besar Umum ini diyakini sebagai perkiraan pengendali dari Buku Besar
Pembantu. Pencatatan ke buku ini dilakukan secara berkala, biasanya setiap akhir
bulan berdasarkan informasi pada jurnal umum maupun jurnal khusus. Proses
pengisian atau cara membuat buku besar umum terdiri dari beberapa tahap yang
dijelaskan sebagai berikut:
 Tutup jurnal umum atau khusus dengan menjumlahkan angka dalam kolong
perkiraan.
 Hasil penjumlahan tersebut dipindahkan ke buku besar sesuai perkiraan yang
digunakan, baik itu setelah kredit atau debit.

 Isi kolom ref dengan nomor halaman jurnal. Ada pun kode-kode yang digunakan
untuk mengisi kolom ref tersebut adalah sebagai berikut

o JKM untuk Jurnal Penerimaan Kas

o JKK untuk Jurnal Pengeluaran Kas

o JP untuk Jurnal Penjualan

o JB untuk Jurnal Pembelian

o JU untuk Jurnal Umum

 Tulis tanggal posting. biasanya akhir bulan berjalan.

Sponsors Link

2. Buku Besar Pembantu


Buku Besar Pembantu adalah perluasan dari Buku Besar Umum. Catatan yang ada
dalam jenis buku besar ini adalah rincian yang lebih detil dari akun-akun yang ada
dalam Buku Besar Umum. Fungsi keberadaan Buku Besar Pembantu adalah sebagai
Akun Pengawas (Controlling Account) dan Akun Pembantu (Subsidiary Account) dari
rincian akun tertentu dari Buku Besar Umum. (Baca Juga: Fungsi Akuntansi Biaya)

Buku Besar Pembantu digunakan karena memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan


pertama adalah untuk memudahkan proses penyusunan laporan keuangan dengan
mengurangi kesalahan dalam Buku Besar Umum. Selain itu, ketelitian pembukuan
bisa kita diuji dengan cara membandingkan antara saldo akun pada Buku Besar
Umum dengan jumlah saldo yang terdapat dalam Buku Besar Pembantu. Kelebihan
ketiga adalah adanya pembagian tugas dalam pengerjaan akuntansi. Buku Besar
Pembantu ini juga memungkinkan adanya pembukuan harian dari berbagai bukti
pendukung transaksi. Kelebihan terakhir adalah memudahkan kita untuk segera
mengetahui jumlah macam-macam elemen.

Buku Besar Pembantu memiliki sub klasifikasi menjadi dua bagian yang umum
dikenal. Jenis-jenis yang lebih detil dari Buku Besar Pembantu ini akan dijelaskan
melalui tabel berikut.

Buku Besar Pembantu Piutang Usaha (Account Receivable Subsidiary Ledger)


Adalah buku besar yang memiliki fungsi sebagai tempat pencatatan perubahan
piutang pada debitor secara individual. Sumber pencatatan buku besar ini adalah
Jurnal Penjualan dan Jurnal Penerimaan Kas. Berkas yang bisa menjadi bukti
transaksi untuk dicatat dalam tipe buku besar ini antara lain: faktur penjualan, bukti
penerimaan kas untuk penerimaan piutang, dan nota debet atau nota kredit yang
digunakan sebagai bukti retur penjualan atau pengurangan harga.
Buku Besar Pembantu Utang (Account Payable Subsidiary Ledger)
ads

Fungsi dan Kegunaan Buku Besar


Buku besar memiliki beberapa fungsi yang menjadi dasar dipertahankannya buku ini
untuk digunakan selama proses penjurnalan dan pencatatan akuntansi. Fungsi buku
besar tersebut antara lain:

1. Mengumpulkan data-data transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan


dalam suatu periode akuntansi tertentu dan dilakukan secara berkelanjutan.
2. Media klasifikasi dan pengkodean data transaksi yang bersumber dari akun.

3. Validasi transaksi yang sudah terkumpul.

4. Melakukan updating akun pada Buku Besar Umum dan file atau berkas-berkas
transaksi.

5. Melakukan pencatatan penyesuaian terhadap akun.

6. Mempersiapkan laporan keuangan.

(Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah)

Kegunaan Buku Besar


Bukan hanya karena fungsinya, Buku Besar ini masih digunakan karena memiliki
kegunaan lain. Beberapa kegunaan buku ini adalah:

1. Melakukan pencatatan semua transaksi akuntansi dengan prinsip keakuratan


dan memastikan bahwa transaksi yang dicatat sudah benar.
2. Melakukan posting pada semua transaksi yang terjadi tersebut sesuai dengan
akunnya masing-masing secara tepat.

3. Menjaga keseimbangan pada akun yang ada baik di kolom debet maupun
kredit.

4. Akomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.

5. Membantu mempersiapkan dan menghasilkan laporan keuangan yang reliable


dan disajikan tepat waktu pada setiap periode akuntansi.

(Baca Juga: Fungsi Akuntansi Manajemen)

Bentuk Buku Besar


Buku Besar tidak hanya terdiri dari satu bentuk saja. Ada beberapa bentuk dari Buku
Besar. Berikut akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk Buku Besar.

1. Bentuk Scontro
Bentuk buku besar ini memiliki banyak kolom yang sebelah-menyebelah. Meskipun
terdiri atas banyak kolom, bentuk Scontro juga sering disebut sebagai Buku Besar 2
Kolom. Bentuk ini memisahkan Aktiva (di sebelah kiri) dan Pasiva (di sebelah kanan).

2. Bentuk Staffel
Jika bentuk Scontro melakukan penyusunan secara menyebelah, berbeda dengan
bentuk Staffel yang memiliki format penyusunan ke bawah. Jika dilihat sekilas,
bentuk Staffel akan mirip dengan model jurnal umum. Akun aktiva dan pasiva berada
dalam satu kolom hanya berbeda urutan. Dua kolom di sebelah kanan memuat kolom
untuk debet dan kredit. Ketika dijumlahkan, hasilnya akan sama.

Sponsors Link

3. Bentuk T (T Account)
Dianggap sebagai bentuk Buku Besar yang paling umum digunakan. Umum
digunakan karena buku besar ini relatif paling sederhana dengan garis berbentuk T
besar sebagai pemisahnya. Bagian kiri sebagai sisi Debet dan bagian kanan sebagai
sisi Kredit. Bentuk ini menyediakan informasi per akun yang namanya diletakkan
pada kiri atas dan kode di kanan atas.

4. Bentuk Saldo Tunggal


Merupakan bentuk buku besar yang sekilas mirip dengan bentuk staffel, hanya saja
di kolom paling kanan disediakan satu kolom saldo. Untuk mengetahui posisi saldo
tersebut, maka di sebelah kirinya disediakan kolom kode D atau K yang menunjukkan
Debet (D) atau Kredit (K).

(Baca Juga: Fungsi Sistem Informasi Akuntansi)

Anda mungkin juga menyukai