b. Perbedaan Pengukuran
Perbedaan dalam pendekatan untuk menentukan jumlah yang diakui yang dihasilkan baik dari
perbedaan dalam metode yang dipakai/diharuskan dipakai atau perbedaan dalam pedoman
rinci untuk menerapkan method serupa.
c. Alternatif.
IFRS memungkinkan pemilihan antara dua atau lebih metode alternatif, sedangkan GAAP
memerlukan satu metode tertentu untuk digunakan (hanya 1 metode yang harus digunakan).
d. Perbedaan presentasi atau penyajian laporan
Ada perbedaan dalam penyajian materi dalam laporan keuangan (apakah formatnya sama atau
tidak). dan elemen laporan yang berbeda menyebabkan penyajian yang berbeda.
e. Perbedaan pengungkapan.
perbedaan dalam informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan yang terkait
dengan apakah pengungkapan diperlukan atau tidak, dan cara di mana pengungkapan ini
harus dibuat. Seperti pengungkapan hal – hal yang belum dapat dihitung secara tepakt seperti
pajak yang masih dalam proses sengketa atau litigasi dengan pihak lain.
h. Perbedaan fleksibilitas
Dalam banyak kasus, IFRS lebih fleksibel daripada GAAP. beberapa standar akuntansi
internasional (IAS) memungkinkan suatu perusahaan untuk memilih salah satu diantara dua
perlakuan alternatif dalam akuntansi untuk item tertentu. juga, IFRS umumnya memiliki lebih
sedikit pedoman peraturan (tidak terlalu banyak peraturan) dari pada GAAP; sehingga
penilaian/pertimbangan lebih lanjut diperlukan dalam menerapkan IFRS. IFRS merupakan
system akuntansi berbasis prinsip/principle-based accounting system (prinsip-prinsip luas
dengan aturan rinci yang terbatas), sedangkan GAAP adalah sistem berbasis aturan. namun,
dalam beberapa kasus, IFRS lebih rinci dari US GAAP.
Dibawah ini adalah tabel perbandingan beberapa persamaan dan perbedaan antara IFRS dengan
GAAP :
Keuntungan
Beban
Kerugian
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASB. Indonesia
sendiri mengadopsi IFRS ke PSAK sebagai bentuk harmonisasi dengan standar yang sudah ada.
Alasan Indonesia mengadopsi IFRS adalah agar laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat
dibandingkan dan relevan jika dihadapkan dengan laporan-laporan keuangan yang dihasilkan oleh
negara2 lain yang juga menggunakan/mengadopsi IFRS. Selain itu, perusahaan2 Indonesia akan lebih
mudah untuk melakukan ekspansi ke negara yang sudah menggunakan/mengadopsi IFRS sehingga
biaya untuk melakukan penyesuaian laporan keuangan menjadi rendah.
Dan alasan lain yang menjadi alasan mengapa indonesia mengadopsi IFRS adalah untuk
meningkatkan arus investasi dari para investor asing dengan transparansi laporan keuangan, dan
penyajian laporan keuangan yang dapat dipahami secara global. Serta dapat menurunkan modal
dengan membuka fund raisingmelalui pasar modal secara global.
Dalam era globalisasi saat ini praktik akuntan sebagai suatu bidang penyedia jasa informasi
bagi para pengguna dihadapan dengan berkembangnya usaha menuju pasar global, sehingga
mengharuskan sebuah transformasi PSAK sehingga laporan yang dihasilkan tidak menyesatkan.
Para pengguna di era gobalisasi menuntut laporan akuntansi mudah dipahami dan dapat diterima
secara universal untuk menghadapi persaingan usaha di pasar global. Investor pada pasar modal
global menuntut PSAK yang sudah ada di Indonesia agar dapat menikuti standart akuntansi yang
sudah diakui secara global, oleh karena itu Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
mencanangkan konvergensi IFRS kedalam PSAK yang sudah ada untuk meningkatkan kredibilitas
laporan keungan serta menghasilkan laporan yang lebih transparan untuk para investor asing.