Anda di halaman 1dari 2

Dimensi Komitmen Organisasi

Dalam hal ini terdapat tiga bentuk dimensi komitmen organisasi seseorang “Allen & Meyer, 1991”
yaitu:

Komitmen Efektif “Affective Commitment”

Komitmen ini mengacu pada hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Orang-orang ingin
terus bekerja untuk organisasi tersebut karena mereka sependapat dengan tujuan dan nilai dalam
organisasi tersebut. Dengan kata lain Komitmen efektif (affective commitment) merupakan
keinginan pegawai yang ingin mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi karena
adanya keterikatan emosional dalam suatu organisasi. Orang-orang dengan tingkat komitmen afektif
yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap berada di organisasi karena mereka mendukung tujuan
dari organisasi tersebut dan bersedia membantu untuk mencapai tujuan tersebut. Ada 3 definisi
dari dimensi ini yaitu :

(1) keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi,

(2) kepercayaan terhadap nilai dan tujuan organisasi,

(3) kemauan untuk melakukan usaha atas nama organisasi (Porter et al., 1974; Cohen,
2008).

Komitmen Berkelanjutan “Continuance Commitment”

Komitmen ini mengacu pada keinginan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi tersebut karena
adanya perhitungan atau analisis tentang untung dan rugi dimana nilai ekonomi yang dirasa dari
bertahan dalam suatu organisasi dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Semakin
lama karyawan tinggal dengan organisasi mereka, semakin mereka takut kehilangan apa yang telah
mereka investasikan di dalam organisasi selama ini. Atau dengan kata lain Komitmen berkelanjutan
(continuance commitment) merupakan keinginan pegawai untuk mempertahankan keanggotaannya
dalam suatu organisasi karena mempertimbangkan keuntungan jika bertahan dan kerugian jika
berpindah. Karena adanya potensi kerugian seperti benefit  yang diterima di alternatif
pekerjaan lain tidak sebanding dengan yang didapatkan di pekerjaan saat ini. Dengan
demikian, itulah yang membuat mereka merasa bahwa meninggalkan organisasi akan
menjadi suatu hal yang sulit bagi mereka. Karyawan dengan komitmen kontinu yang kuat
memilih untuk tinggal karena merasa bahwa mereka harus melakukannya. Mc Gee dan
Ford (Cohen, 2008) menemukan 2 dimensi komitmen kontinu yang dapat dibangun:

(1) tinggi pengorbanan, dengan pengorbanan yang dilakukan karyawan dengan tetap tinggal
dalam organisasi,

(2) alternatif rendah, yang mewakili ketersediaan alternatif pekerjaan.

Komitmen Normatif “Normative Commitment”


Komitmen normatif (normative commitment) merupakan keinginan pegawai untuk bertahan sebagai
anggota dalam suatu organisasi karena adanya keharusan untuk patuh. Komitmen normatif disebut
juga sebagai komitmen moral (Levy, 2010). Komitmen ini mengacu pada perasaan karyawan dimana
mereka diwajibkan untuk tetap berada di organisasinya karena adanya tekanan dari yang lain.
Karyawan yang memiliki tingkat komitmen normatif yang tinggi akan sangat memperhatikan apa
yang dikatakan orang lain tentang mereka jika mereka meninggalkan organisasi tersebut. Mereka
tidak ingin mengecewakan atasan mereka dan khawatir jika rekan kerja mereka berpikir buruk
terhadap mereka karena pengunduran diri tersebut. Khattak dan Sethi, (2012), menyebutkan
bahwa komitmen normatif adalah tanggung jawab karyawan di tempat kerja dan kesetiaan
mereka terhadap organisasi. Karyawan dengan komitmen normatif yang kuat tetap
bertahan karena mereka merasa seharusnya untuk melakukannya.

https://binus.ac.id/entrepreneur/2021/11/11/dimensi-komitmen-organisasi/

https://www.dosenpendidikan.co.id/komitmen-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai