Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“Persekutuan Firma-Pembentukan”
Dosen Pengampu: Putu Nuniek Hutnaleontina, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
1. Ni Luh Putu Sayuni (2002022452)
Kelas : IV A Akuntansi Sore
Absen: 04

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022
Persekutuan Firma-Pembentukan

1. Pengertian Firma
Firma adalah merupakan bentuk perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau
lebih untuk memperluas usahanya atau untuk memperoleh laba. Tujuan pendirian
firma ini biasanya adalah untuk memperluas usaha & menambah modal agar lebih
kuat & mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lain. Firma biasanya
disebut juga Persekutuan (Partnership), dengan demikian pemilik Firma disebut
dengan anggota atau sekutu atau partner.
2. Prosedur pembukuan pembentukan Firma
Pembentukan Firma dapat terjadi karena beberapa kemungkinan, yaitu:
a. Firma didirikan oleh para anggota yang semuanya belum memiliki
usaha(semua anggota baru
b. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya
dananggota yang belum punya usaha.
c. Firma didirikan oleh para anggota yang semuanya sudah memiliki usaha
sebelumnya.
Ada 2 metode pembukuan akuntansi yang digunakan untuk mencatat pendirian
suatu Firma, yaitu:
a. Pembukuan firma menggunakan buku baru.
b. Pembukuan firma melanjutkan milik salah seorang anggota firma yang
sudahmemiliki usaha.
3. Pembagian laba rugi dalam firma
Adapun 7 pembagian laba rugi dalam Firma, yaitu:
a. Laba rugi dibagi sama (Apabila laba rugi dibagi sama, maka ini berarti setiap
anggota akan memperoleh hak atas laba atau rugi tersebut sama besar.)
b. Laba Rugi Dibagi Berdasarkan Perbandingan Tertentu yang telah Disepakati
(Dalam hal pembagian Laba Rugi dengan kesepakatan ini, maka pembagian
tersebut harus tercantum dalam akte pendirina Firma agar dapat dijamin oleh
hukum. Perbandingan pembagian laba rugi tersebut harus dicantumkan
dengan jelas, baik berupa angka perbandingan maupun prosentase
perbandingan (misalnya 1:2:3 atau 20%:40%:40%)
c. Laba Rugi Dibagi Sesuai dengan Perbandingan Modal Awal (Apabila Laba –
Rugi Firma dibagi sesuai dengan perbandingan modal awal masing – masing
anggota, maka yang dijadikan pedoman pembagian adalah jumlah modal
awal masing-masing anggota yang tampak dalam Neraca Awal Firma. Jika
Firma tersebut sudah berjalan selama beberapa tahun, maka yang dimaksud
modal awal adalah saldo modal masing-masing anggota pada awal tahun.)
d. Laba Rugi Dibagi Sesuai dengan Perbandingan Modal Akhir (Apabila Modal
akhir dipakai sebagai dasar pembagian Laba – Rugi Firma, maka
diperhitungkan mutasi modal masing-masing anggota sampai pada saat
pembagian Laba dilakukan.)
e. Laba Rugi Dibagi Sesuai dengan Perbandingan Modal Rata-Rata (Apabila
modal rata-rata yang digunakan sebagai dasar pembagian laba – rugi firma,
maka langkah yang ditempuh adalah menghitung modal rata-rata dengan
berpegang pada mutasi modal yang dapat dilihat dalam buku besar modal
masing-masing anggota.)
f. Laba Rugi Dibagi Sama Setelah Dikurangi Gaji dan Bonus (Apablila laba-
rugi firma dibagi setelah dikurangi gaji & bonus, maka yang akan mnenjadi
hal penting disini adalah jumlah gaji & bonus kepada para anggota. Dalam
hal ini terlebih dahulu ditetapkan besarnya gaji (misal, gaji bulanan) kepada
para anggota & juga diperhitungkan adanya bonus kepada anggota. Setelah
gaji & bonus ditetapkan jumlahnya, jumlah gaji & bonus tersebut mengurangi
laba-rugi firma & sisa laba dikurangi gaji & bonus tersbut barulah dibagikan
kepada para anggota sesuai dengan keputusan yang telah disetujui. Apabila
laba rugi firma dibagi setelah dikurangi gaji dan bonus , maka yang menjadi
hal penting disini adalah jumlah gaji dan bonus kepada para anggota.)
g. Laba Rugi Dibagi Sama Setelah Dikurangi Bunga Modal Rata-Rata (Dalam
pembagian laba rugi dibagi sama setelah dikurangi bunga modal rata-rata ini
terlebih dahulu harus ditentukan besarnya bunga modal rat-rata untuk
masing-masing anggota. Setelah jumlah bunga modal rata-ratra ditentukan,
barulah laba yang diperoleh firma dikurangi dengan jumlah bunga modal
rata-rata tersebut dan sisa laba kemudian dibagikan kepada para anggota
sesuai dengan ketentuan)
4. Penyusunan Laporan keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan Sebagaimana halnya pada perusahaan-perusahaan
umumnya, laporan keuangan yang biasanya disusun untuk badan usaha berbentuk
persekutuan terdiri dari dua laporan keuanganutama, yaitu neraca dan laporan
perhitungan laba/rugi ditambah dengan laporan perubahan modal.

5. Kasus/Latihan Soal

Jenis Aktiva Nilai Wajar

Ali (Rp) Ari (Rp) Amir (Rp)

Kas 35.000.000,00 10.000.000,00 -

Tanah (nilai buku Rp. 325.000.000,00 - -


100.000.000,00)

Gedung Kantor (nilai 50.000.000,00 - -


buku Rp. 75.000.000,00)

Truk (nilai buku - - 25.000.000,00


Rp.40.000.000,00)

Total 410.000.000,00 10.000,000,00 25.000,000,00


a. Pada tanggal 1 maret 2005 Ali, Amir dan Ari adalah tiga sekawan yang ingin membentuk
firma baru yang akan diberi nama 3A. Mereka setuju untuk menyetorkan aktiva dengan
nilai wajar sebagai berikut :
Diminta :
• Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembentukan firma 3A.
• Buatlah Neraca per pembentukan tersebut.
Penyelesaian:
- Ayat Jurnal : Pada tanggal 01 Maret 2005
Kas Rp. 45.000.000,00
Tanah Rp. 325.000.000,00
Gedung Rp. 50.000.000,00
Truk Rp. 25.000.000,00
Modal Ali Rp. 410.000.000,00
Modal Amir Rp. 10.000.000,00
Modal Ari Rp. 25.000.000,00

- Neraca Saldo Pada saat awal Pendirian:

FIRMA 3A
NERACA SALDO
PERIODE 01 Maret 2005

Anda mungkin juga menyukai