Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN ANESTESI

CONTOH INFORMASI TENTANG ANESTESI dan SEDASI DALAM DAN MENENGAH:

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Tanggal lahir :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan informasi tetang ANESTESI/
SEDASI DALAM /MENENGAH (coret yang tidak dilakukan) keadaan yang tidak
diharapkan, efek samping serta risikonya walaupun keadaan ini sangat jarang terjadi.

Tindakan anestesi secara umum terdiri dari anestesi umum dan anestesi regional.

1. Anestesi umum adalah kondisi atau prosedur ketika pasien menerima obat untuk
amnesia, analgesia, melumpuhkan otot, dan sedasi. Anestesi umum dapat
menggunakan obat intravena (injeksi) atau inhalasi. Anestesi umum ditujukan
membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Obat bius biasanya
disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat
pernafasan.
Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anestesi
umum memengaruhi otak dan seluruh tubuh. Selama dalam pengaruh anestesi,
fungsi tubuh Efek samping tersebut di antaranya: Mengiritasi aliran udara,
menyebabkan batuk dan spasme laring (golongan halogen). Menimbulkan stadium
kataleptik yang menyebabkan pasien sulit tidur karena mata terus terbuka
(Ketamin). Depresi napas. Depresi pada susunan saraf pusat. Aspirasi. Nyeri
tenggorokan. Sakit kepala. Perasaan lelah dan bingung selama beberapa hari.
Hal-hal tersebut di atas adalah sebagian dari efek samping pembiusan total. Efek
samping tersebut bersifat sementara. Namun, ada pula komplikasi serius yang
dapat terjadi. Untungnya, komplikasi tersebut sangat jarang, dengan perbandingan
4 komplikasi dalam jutaan pasien yang diberi obat anestesi. Pencegahan efek
samping anestesi yang terbaik adalah dengan penjelasan selengkap mungkin
terhadap pasien mengenai efek samping dan risiko yang mungkin terjadi,
pemeriksaan menyeluruh, dan pemberian obat anestesi yang tidak melebihi dosis.
2. Anestesi regional adalah anestesi lokal dengan menyuntikan obat anestesi
disekitar syaraf sehingga area yang di syarafi teranestesi. Anestesi regional
diberikan pada dan di sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang
lebih besar. Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode
waktu yang lebih panjang. Di sini, obat anestesi disuntikkan dekat sekelompok
saraf untuk menghambat rasa sakit selama dan setelah prosedur bedah.

Anestesi regional dibagi menjadi epidural, spinal dan blok saraf tepi.
 Anestesi Spinal adalah suntikan obat anestesi kedalam ruang
subarahnoid. Anestesi spinal atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah
bentuk anestesi regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang
pasien, pasien akan mengalami mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan
dari anestesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf. Setelah
sinyal sistem saraf terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit, Biasanya
pasien tetap sadar selama prosedur medis, namun obat penenang
diberikan untuk membuat pasien tetap tenang selama operasi. Jenis
anestesi ini umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul,
perut, dan kaki.
 Anestesi Epidural adalah penyuntikan obat lokal anestesi kedalam
ekstradural. Anestesi epidural adalah bentuk anestesi regional dengan
cara kerja mirip anestesi spinal. Perbedaannya, anestesi epidural
disuntikkan di ruang epidural dan kurang menyakitkan daripada anestesi
spinal. Epidural paling cocok digunakan untuk prosedur pembedahan
pada panggul, dada, perut, dan kaki.
 Anestesi Blok Saraf Tepi dilakukan penyuntikan di saraf yang
memberikan persarafan didaerah yang akan dioperasi.
3. Anestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk operasi kecil pada bagian
tertentu tubuh. Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi
untuk mengurangi rasa sakit. Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep
atau semprotan. Sebuah anestesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang
operasi, tapi akan mengalami mati rasa di sekitar daerah yang diperasi. Anestesi
lokal memiliki pengaruh jangka pendek dan cocok digunakan untuk operasi minor
dan berbagai prosedur yang berkaitan dengan gigi. Efek Samping Anestesi yang
mungkin terjadi walapupun sangat jarang terjadi. Beberapa komplikasi mungkin
dirasakan oleh sebagian pasien setelah mendapatkan anestesi terutama jika
prosedur dan dosis tidak diberikan secara tepat. Komplikasi bisa bersifat
sementara, namun ada pula yang berefek hingga cukup lama.

Di bawah ini adalah beberapa efek samping anestesi :

1) Nyeri di sekitar tempat suntikan.


2) Nyeri punggung bagian bawah dalam kasus anestesi spinal.
3) Penurunan tekanan darah.
4) Kerusakan saraf.
5) Karena overdosis anestesi, pernapasan pasien dan sistem peredaran darah
bisa saja mengalami masalah.
6) Mati rasa pada mulut.

Komplikasi anestesi seperti diatas jarang terjadi. Segera hubungi dokter jika efek
samping tersebut muncul.
Anestesi umum dan regional serta prosedur pembedahan dapat menyebabkan
kondisi vital pasien menjadi tidak stabil sehingga perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi secara kontinual terhadap oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi
jaringan.

4. Sedasi yang harus mendapat informed consent terdiri dari sedasi dalam dan
menengah
 Sedasi dalam/analgesia. Obat-obat jenis ini merangsang depresi dan
penurunan kesadaran pasien. Kita akan sulit menyadarkan pasien
dengan keadaan ini, namun masih dapat dibantu dengan memberikan
stimulasi berulang atau stimulasi nyeri kepada pasien.
 Sedasi menengah. Obat sedasi ini menurunkan kesadaran pasien,
namun ia masih akan dapat memberikan respons terhadap perintah
verbal, baik dengan kemampuannya sendiri ataupun dengan stimulasi
rangsang cahaya.

Anda mungkin juga menyukai