OLEH :
SEPTIA DWI ANGGRAINI
(160020110011022)
Universitas Brawijaya
2017
Financial Accounting Theory
a. Penelitian normatif
Sementara teori positif cenderung didasarkan pada pengamatan empiris, ada teori
lain yang tidak didasarkan pada pengamatan melainkan pada apa yang diyakini
peneliti harus terjadi dalam keadaan tertentu. Teori yang menentukan tindakan
tertentu disebut teori normatif.
Sebagai contoh, Chambers Continuously accounting kontemporer menjelaskan
bagaimana akuntansi keuangan harus dilakukan. Ini bersifat preskriptif dan sentral
terhadap teori ini adalah pandangan bahwa sebagian besar informasi bermanfaat
tentang aset organisasi untuk tujuan keputusan ekonomi adalah informasi tentang
arus kas mereka saat ini.
Kerangka konseptual akuntansi adalah contoh teori akuntansi normatif.
Mengandalkan berbagai asumsi tentang jenis atau atribut informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan, CFA memberikan panduan bagaimana aset,
kewajiban, biaya, pendapatan dan ekuitas harus didefinisikan, kapan harus dikenali,
dan akhirnya bagaimana hal itu harus diukur.
b. Central Premises
Untuk Kerangka Konseptual Model Akuntansi, didasarkan pada
premis sentral bahwa tujuan akuntansi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan bertujuan umum
untuk membuat dan mengevaluasi keputusan tentang alokasi sumber daya
yang langka. Jika kita tidak menerima premis sentral ini maka kita bisa
menolak panduan yang diberikan oleh kerangka kerja meskipun bisa
dianggap terstruktur secara logis.
c. Faktor manusia
Sementara kita harus selalu mempertimbangkan logika sebuah
argumen dan berbagai asumsi yang telah dibuat, apa yang juga harus kita
ingat adalah bahwa teori, seperti khususnya yang ada dalam ilmu sosial
secara alamiah adalah abstraksi realitas. Kita tidak bisa benar-benar
mengharapkan teori tertentu tentang faktor manusia untuk diterapkan setiap
saat.
Referensi :
Deegan, Craig. (2004). Financial Accounting Theory. New South Wales: McGraw-Hill
Australia.