1. definisi RE
2. Tujuan dari GPFR
3. Pengguna dari GPFR
4. karakteristik kualitatif yang harus dimiliki GPFR
5. elemen-elemen laporan keuangan
6. dan juga tentang pendekatan dan pengukurannya
dalam kerangka konseptual, diperlukan untuk menghasilkan laporan keuangan tujuan-umum, atau yang
dikenal sebagai pelaporan entitas. Istilah laporan keuangan bertujuan umum mengacu pada laporan
keuangan yang memenuhi standar akuntansi dan prinsip akuntansi diterima umum , untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari pengguna yang beragam.
Tujuan dari GPFR, secara tradisional bertujuan untuk memungkinkan pihak luar untuk menilai
pengolaan manajemen. Yaitu, apakah sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen telah
digunakan untuk tujuan yang sesuai.
Dalam SFAC 1 fokus utama dari laporan keuangan yaitu untuk investor, calon investor dan pengguna
lainnya yang memiliki kepentingan finansial secara langsung terhadap entitas.
Sedangkan perspektif dari TCR Semua kelompok yang terkena dampak operasi organisasi memiliki hak
atas informasi tentang pelaporan entitas , tidak harus terkait dengan pihak yang memiliki keputusan
dalam pengalokasi sumber daya.
Karakteris kualitatif yang utama dalam laporan keuangan yaitu relevan dan reliabel.
Relevansi tekait dengan materialitas,
Sehingga informasi dapat dikakatan relevan, jika Dapat mempengaruhi Keputusan tentang alokasi
sumber daya, dan dapat membuat perbedaan dalam suatu keputusan.
Karakteristikdari informasi yang relevan yaitu predictive value & feedback value,
Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi
tentang hasil akhir dalam pengambilan pekuputas. dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan.
Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memungkinkan pemakai dapat
mengkonfirmasikan expekstasi dari informasi tersebut.
Salah satu masalah utama dalam setiap diskusi tentang laporan keuangan adalah karakteristik
laporan dari entitas yang memberikan indikasi kebutuhan yang jelas untuk menghasilkan laporan
keuangan yang bertujuan umum. Istilah laporan keuangan bertujuan umum mengacu pada laporan
keuangan yang memenuhi standar akuntansi dan prinsip akuntansi diterima umum oleh entitas untuk
memenuhi kebutuhan permintaan dari pengguna yang beragam. Pada kerangka kenseptual memberikan
definisi entitas diperlukan untuk mengasilkan laporan keuangan bertjuan umum, dan dikenal sebagai
pelaporan entitas. Menurut SAC 1 paragraf 6, mendefinisikan GPFRs sebagai;
...intended to meet the information needs common to users who are unable to command the
preparation of reports tailored so as to satisfy, specifically all of their information needs.
Paragraf 8 SAC 1, menyatakan bahwa GPFR harus disiapkan ketika ada pengguna;
…whose information needs have common elements, and those users cannot command the
preparation of information to satisfy their individual information needs.
Jika suatu entitas tidak dianggap sebagai entitas pelapor (yaitu tidak ada pengguna yang
bergantung pada GPFR), maka entitas tersebut tidak diharuskan untuk membuat laporan keuangan
bertujuan umum, sehingga tidak diharuskan untuk mematuhi standar akuntansi. Faktor-faktor yang
dapat mengindikasikan sebagai entitas pelapor ( dan kebutuhan untuk menghasilkan GPFR) termasuk:
Pemisahan manajemen dari pihak yang memiliki kepentingan ekonomi dalam entitas
Pengaruh entitas terhadap pihak lain/memiliki kepentingan ekonomi atau politik
Karakteristik keuangan perusahaan.
Laporan keuangan bertujuan umum, secara tradisional bertujuan untuk memungkinkan pihak luar
untuk menilai pengolaan manajemen. Yaitu, apakah sumber daya yang dipercayakan kepada
manajemen telah digunakan untuk tujuan yang sesuai. Tujuan lain dari laporan keuangan yaitu untuk
membantu dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Sebagai contoh FASB mencatat dalam SFAC 1 bahwa tujuan utama pelaporan kuangan adalah;
untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lain dalam
pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan lainnya secara rasional.
Tujuan ini mengacu pada keputusan rasional. Secara umum diterima dalam literature ekonomi dan
akuntansi bahwa keputusan rasional adalah keputusan yang memaksimalkan manfaat yang diharapkan,
dengan manfaat, dengan manfaat tersebut biasanya terkait dengan memaksimalisasi kekayaan. Dalam
SAC 2, tujuan dari GPFR yaitu untuk memberikan informasi kepada pengguna untuk membuat dan
mengevaluasi keputusan tentang pengalokasian sumberdaya. Setelah bergerak menuju kegunaan
pengambilan keputusan , suatu tujuan secara terbuka yang dianut dalam kerangka konseptual, mingkin
mempertanyakan apakah informasi biaya historis (yang bisa dibilang berguna untuk menenilai
pengelolaan) berguna untuk keputusan pengguna laporan keuangan, seperti apakah berinvestasi atau
meminjamkan dana pada sebuah organisasi. Tujuan lain dari GPFR yaitu untuk memungkinkan entitas
pelapor untuk menunjukkan akuntabilitas antara entitas dan pihak-pihak yang dianggap bertanggung
jawab oleh entitas.
Menurut SFAC 2, kesetiaan representasional mengacu pada korespondensi atau persetujuan antara
suatu ukuran atau deskripsi dan fenomena yang ingin diwakili. Feribilitas dijelaskan dalan SFAC 2 sebagai
‘kemampuan melalui consensus di antara pengukur untuk memastikan bahwa informasi mewakili apa
yang dimaksudkan untuk diwakili. Atau ukuran bahwa metode pengukuran yang dipilih telah digunakan
tanpa kesalahn atau bias. Netrabilitas menyiratkan bahwa informasi tidak dibangun atau dikompilasi
untuk menghasilkan hasil yang telah ditentukan.
Dapatkah laporan keuangan bersifat netral dan tidak memihak tentang kinerja dan posisi entitas?
Tinjauan kerangka kerja konseptual yang ada, menunjukan bahwa laporan keuangan dapat
memberikan perspektif yang netral dan tidak memihak tentang kinerja dan entitas pelapor. Hines
(1991, p.314) menyatakan;
…it appears that the ontological assumption underpinning the conceptual framework is that
the relationship between financial accounting and economic reality is a unidirectional,
reflecting or faithfully reproducing relationship; economic reality axist objectively,
intersubjectively, concretely and independently of financial accounting practices; financial
accounting reflects, mirrors, represents or measures the pre-existent reality.
Sebelum standar akuntansi mengeluarkan persyaratan yang beru atau diubah, ia mencoba untuk
mempertimbangkan konsekuensi ekonomi dari keputusan tersebut.
…future economic benefits controlled by the entity as a result of past transaction, or other
past events.
Definisi tersebut serupa dengan apa yang diadopsi oleh FASB dan IASC, mengidentifikasikan tiga
karakteristik utama:
SAC 4 menyatakan bahwa manfaat ekonomi masa depan dapat dibedakan dari sumber objek atau
hak manfaat tertentu. Definisi mengacu pada manfaat dan bukan pada sumbernya. Dengan demikian
suatu objek dapat diungkapkan sebagai aset apabila adanya manfaat ekonomis dari objek tersebut.
Kerangka kerja konseptual memang mengharuskan suatu item harus memiliki nilai sebagai imbalan
sebelum dapat diakui sebagai aset. Manfaat ekonomi dapat dihasilkan dari penggunaannya yang
berkelanjutan dalam organisasi. Pendekatan ini dapat dikontraskan dengan model akuntansi yang
diusulkan oleh Raymond Chambers; continuously contemporary accounting. Dibawah pendekatan
Chambers untuk akuntansi, jika suatu aset tidak memiliki nilai pasar saat ini (nilai tukar) maka harus
dikeluarkan dari laporan keuangan.
Mempertimbangkan karakteristik pengendalian, paragraph 24 SAC 4 menyatakan bahwa
pengendalian berkaitan dengan kapasitas entitas untuk mendapatkan menfaat dari aset dan untuk
menolak atau mengatur akses lainnya terhadap manfaat. Paragraph 25 menyatakan bahwa kapasitas
untuk mengendaliakan bisanya berasal dari hak hukum, namun. Penegakan hukum bukan persyaratan
untuk menetapkan keberadaan pengendalian. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa
pengendalian, dan bukan kepemilikan yang sah, diperlukan sebelum aset dapat ditampilkan dalam
neraca entitas. Seringkali aset yang dikendalikan dimiliki tetapi ini tidak selalu terjadi. Organisasi sering
mengungkapkan aset sewaan sebagai bagian dari total asetnya. Paragraph 30 menyatakan bahwa
dengan mengharuskan transaksi yang relevan telah terjadi, manfaat ekonomi masa depan yang saat ini
tidak dikendalikan akan dikeluarkan dari pengakuan neraca.
sehubungan dengan kriteria pengakuan, paragraf 38 dari SAC 4 menyatakan bahwa suatu aset
harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang terkandung dalam aset akan terjadi
2. aset memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal
kewajiban mengakui liabilitas bergantung pada adanya kewajiban saat ini kepada entitas lain yang
memiliki implikasi untuk pengungkapan berbagai akun provisi, seperti provisi untuk pemeliharaan.
Praktik akuntansi yang diterima secara umum telah mengharuskan jumlah tersebut untuk diungkapkan
sebagai kewajiban, meskipun tidak melibatkan kewajiban kepada pihak eksternal.
Pengertian Ekuitas
Paragraf 78 dari SAC 4, mendefinisikan ekuitas sebagai ‘The Residual Interest’ pada aset perusahan
setelah dikurangi dengan kewajiban. Dalam pertimbangan pengekuan ekuitas, dalam paragraph 92 dari
SAC 4 menyatakan bahwa;
Since equity is the residual interest in the assets and the amount assigned to equity will always
correspond to the excess of the amounts assigned to its assets over the amounts assigned to its
liabilities, the criteria fo the recognition of assets and liabilities provide the criteria for the
recognition of equity.
Kerangka konspetual Australia tidak memiliki definisi laba (income) atau pendapatan (revenue)
yang terpisah. Melainkan hanya mendefinisikan expense dan revenue. Laba merupakan pernyajian yang
direpresentasikan oleh selisih antara pendapatan dan beban.
BAGIAN V
KONSEP LAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN
FASB No. 5, 6, dan 7