TUGAS 1
Jawaban :
pengertian dari money laundry itu sendiri adalah suatu tindakan kejahatan berupa
penggelapan ataupun menyamarkan dana ataupun aset yang memang bukan menjadi hak
nya dan dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tujuan mereka dalam
melakukan tindak kriminal ini adalah untuk memperkaya diri sendiri dan juga melipat
gandakan harta kekayaan yang sudah dimilikinya. Tindak kejahatan ini dilakukan dengan
cara menyamarkan asal ataupun sumber dana maupun aset, yang seolah-olah berasal dari
suatu kegiatan yang legal dan juga resmi. Padahal kenyataannya, aset ataupun uang yang
bukan miliknya tersebut dikaburkan dan tidak terlihat lagi seperti sudah digunakan sesuai
dengan keperluan. Sehingga, pihak yang melakukan tindak money laundry ini mampu
mengakuisisi ataupun aset tersebut secara penuh.
Money laundry ini termasuk dalam kegiatan yang ilegal dan juga sudah memiliki payung
hukumnya tersendiri, yakni pada UU No. 6 Tahun 2010. Bahkan, tindakan kejahatan dari
money laundry ini bisa disetarakan dengan kegiatan korupsi, terorisme, perampokan,
perdagangan manusia, illegal fishing, narkoba, dan juga tindakan kriminal berat lainnya.
Jawaban :
Kejahatan Transnasional berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan
Istilah ‘transnasional’ digunakan dalam United Nations Convention Against Transnational
Organized Crime (“UNCATOC”), yang dalam bahasa indonesia terdapat dalam Lampiran
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan United Nations Convention
Against Transnational Organized Crime (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang
Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi).
Untuk tujuan ayat 1 dari Pasal ini, tindak pidana adalah bersifat transnasional jika:
Peng Wang dan Jingyi Wang, sebagaimana dikutip James N. Mitchell dalam artikel di
Brawijaya Law Journal berjudul Transnational Organised Crime in Indonesia – The Need for
International Cooperation (hal. 176), menggunakan istilah ‘transnational organised crime’
(kejahatan transnasional terorganisir), yaitu:
behaviour of ongoing organizations that involves two or more nations, with such behaviour
being defined as criminal by at least one of these nations.
Jika diterjemahkan secara bebas, kejahatan transnasional terorganisasi adalah perbuatan
kelompok yang melibatkan dua negara atau lebih yang perbuatan tersebut merupakan tindak
pidana, setidak-tidaknya menurut salah satu negara.
Kejahatan Internasional
Sedangkan pengertian kejahatan internasional dapat dilihat dalam uraian Robert Cryer, et.al.
dalam buku An Introduction to International Criminal Law and Procedure (hal. 4), yang
menerangkan bahwa:
Another, and more substantive, approach to determining the scope of ‘international criminal
law’ is to look at the values which are protected by international law’s prohibitions. Under this
approach international crimes are considered to be those which are of concern to the
international community as a whole (a description which is not of great precision), or acts
which violate a fundamental interest protected by international law.
Jika diterjemahkan secara bebas, kejahatan internasional adalah kejahatan yang
menimbulkan keresahan komunitas internasional atau perbuatan yang melanggar
kepentingan mendasar yang dilindungi oleh hukum internasional.
Bentuk-Bentuk Kejahatan Transnasional dan Internasional
Robert Cryer, et.al dalam buku yang sama menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan jelas di
antara hukum pidana transnasional dan hukum pidana internasional (hal. 4). Namun menurut
hemat kami, perbedaannya, setidak-tidaknya dapat dilihat melalui klasifikasi tindak pidananya.
Robert Cryer, et.al. dalam buku yang sama memberikan beberapa bentuk tindak pidana
transnasional, di antaranya perdagangan narkotika, pembajakan kapal, perbudakan,
terorisme, penyiksaan, perdagangan senjata ilegal, dan perdagangan manusia (hal. 281).
Sementara itu, dalam buku yang sama dijelaskan pula bahwa klasifikasi kejahatan internasional
dapat merujuk pada Rome Statute of the International Criminal Court 2002 (“Statuta Roma
2002”) yang menjadi dasar pembentukan Mahkamah Pidana Internasional (hal. 4). Dalam
Statuta Roma 2002 diterangkan berbagai jenis kejahatan, yaitu:
Dalam Statuta Roma 2002, kami tidak menemukan bahwa kejahatan internasional sebagaimana
telah diterangkan harus selalu dilakukan lintas batas negara, dilakukan orang yang bukan warga
negara terkait, atau melibatkan dua negara atau lebih dalam perbuatannya. Perbuatan yang
dilakukan oleh warga negara sendiri di dalam suatu negara dapat pula dikategorikan sebagai
kejahatan internasional. Sebagai contoh, Pasal 8 ayat (1) Statuta Roma 2002 mengatur bahwa:
The Court shall have jurisdiction in respect of war crimes in particular when committed as part of
a plan or policy or as part of a large-scale commission of such crimes.
Apabila diterjemahkan secara bebas, bagian ini berarti Mahkamah Internasional memiliki
wewenang berkaitan dengan kejahatan perang, apabila dilakukan secara terencana dan
dilaksanakan dalam skala besar. Menurut hemat kami, hal ini menunjukkan bahwa kejahatan
perang yang dilakukan dalam satu negara pun tetap dapat dikategorikan sebagai kejahatan
internasional, karena menjadi wewenang Mahkamah Internasional.
Jawaban :