Anda di halaman 1dari 5

KEPASIFIKAN

KELOMPOK 11

Nama : Cornelis C.Y Mandak 18071101656


Kalvari Palandi 18071101497
Jeremi Sumolang 18071101558
Allan Setiawan Maniwu 18071101298
Kejahatan terorganisasi transnasional

Kejahatan terorganisasi transnasional (atau kejahatan transnasional) adalah kejahatan


terorganisasi yang terjadi lintas perbatasan negara dan melibatkan kelompok atau jaringan yang bekerja
di lebih dari satu negara untuk merencanakan dan melaksanakan bisnis ilegal. [1] Demi mencapai tujuan
mereka, kelompok penjahat ini menggunakan kekerasan sistematis dan korupsi. Kejahatan terorganisasi
transnasional yang paling lazim adalah pencucian uang; penyelundupan manusia; kejahatan siber;
dan perdagangan manusia, obat-obatan, senjata, hewan terancam punah, organ tubuh, atau material
nuklir.

Efek

Jumlah efek negatif kejahatan terorganisasi transnasional tidak pasti. Kejahatan terorganisasi
transnasional dapat mengganggu demokrasi, menghambat pasar bebas, menguras aset negara, dan
mencegah pembangunan masyarakat yang stabil. Atas alasan tersebut, kelompok penjahat nasional dan
internasional dapat dikatakan mengancam keamanan semua negara. Korban jaringan kejahatan
transnasional adalah pemerintah yang tidak stabil atau tidak cukup kuat untuk mencegahnya. Mereka
melakukan aktivitas ilegal yang menjadi sumber pendanaan kelompok. Kejahatan terorganisasi
transnasional mengganggu perdamaian dan kestabilan negara di seluruh dunia lewat penyuapan,
kekerasan, atau teror.

Menurut direktur eksekutif United Nations Office on Drugs and Crime, kejahatan terorganisasi
transnasional kurang dipahami dengan baik. [2] Dalam laporan kejahatan terorganisasi transnasional
berskala besar oleh PBB tahun 2010, ia menulis bahwa, "informasi mengenai pasar dan tren kejahatan
transnasional sangat sedikit. Beberapa penelitian yang ada berfokus pada sepotong masalah,
berdasarkan sektor atau negara, bukan gambaran besarnya. Tanpa perspektif global, kebijakan yang
berdasar kuat tidak dapat dirumuskan."[2] Menanggapi ancaman ini, sejumlah badan penegak hukum
menyusun serangkaian pendekatan efektif untuk melawan kejahatan terorganisasi transnasional. [3]

Kejahatan transnasional sangat identik dengan perdagangan gelap dan pencucian uang. Perdagangan
gelap meliputi perdagangan produk-produk berbahaya maupun tidak berbahaya secara ilegal, seperti
perdagangan manusia, perdagangan organ tubuh, dan lain sebagainya. Salah satu perdagangan gelap
yang paling sering terjadi adalah perdagangan narkoba (drugs trafficking). Menurut United Nations
Office Drugs and Crime (UNODC), drugs trafficking adalah penjualan narkoba secara gelap yang
melibatkan budidaya, manufaktur, dan distributor yang tunduk pada aturan hukum yang ilegal. Salah
satu organisasi kejahatan transnasional yang berfokus pada drugs trafficking yaitu Cocaine Cartels yang
bermarkas di Columbia dan Meksiko.
Kemudian kegiatan lainnya yang dilakukan oleh organisasi kejahatan transnasional adalah pencucian
uang atau money laundering. Money laundering menurut Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ialah suatu upaya atau proses untuk
mengubah harta tunai yang didapat dari hasil suatu kejahatan, dan dimanipulasi seakan-akan harta
tersebut merupakan harta legal. Tentu saja antara pencucian uang dan perdagangan gelap ada
kaitannya. Organisasi kejahatan transnasional mendapatkan keuntungan dari kegiatan ilegalnya.
Keuntungan tersebut pastilah bersifat ilegal pula. Untuk tetap dapat menggunakan atau menimbun
keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut dimanipulasi agar terkesan legal.

Kejahatan transnasional sangat berbahaya karena dapat berefek negatif pada dinamika dunia. Pertama,
kejahatan transnasional dapat mengganggu masyarakat sipil serta merusak sistem politik dan
kedaulatan suatu negara. Kedua, kejahatan transnasional dapat membahayakan mekanisme pasar serta
mengganggu keuntungan sistem ekonomi dan perdagangan yang adil, bebas, dan aman. Ketiga,
kejahatan transnasional dapat mengancam sistem lingkungan dengan merusak sistem pengamanannya.
Keempat, kejahatan transnasional dapat menginterupsi kebijakan luar negeri dan sistem internasional.
Kelima, kejahatan transnasional dapat memicu beban sosial yang dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh
karena itu, sebaiknya kejahatan transnasional memang harus diberantas hingga ke akar-akarnya.
KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI NEGARA KAWASAN PASIFIK

- KORUPSI SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN TRANSNASIONAL TERORGANISI


- Abstrak

-Maraknya kasus korupsi, baik yang terjadi di negara berkembang maupun di negara maju, seringkali
menimbulkan kesulitan dalam penegakan hukumnya. Hal ini dikarenakan pelaku melarikan diri dan
menyimpan harta hasil korupsinya ke negara lain. Dibentuknya United Nations Convention against
Corruption 2003 merupakan suatu upaya internasional untuk menanggulangi persoalan tersebut.
Perkembangan kejahatan korupsi yang dulunya merupakan kejahatan nasional dan bersumber pada
hukum nasional menjadi kejahatan Internasional yang bersifat transnasional terorganisir, karena tindak
pidana korupsi terkait dengan kejahatan ekonomi, money laundering serta dapat merapuhkan sendi-
sendi demokrasi di suatu negara. Kerjasama internasional sangat diperlukan dalam rangka memberantas
kejahatan korupsi yang bersifat transnasional tersebut. Berbagai bentuk kerjasama dilakukan, antara
lain berupa pengembalian harta korupsi yang disimpan di negara lain dan termasuk beberapa
pengecualian dari asas ekstradisi. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penegakan hukum terhadap
tersangka korupsi yang melarikan diri ke negara lain, meskipun negara diminta ekstradisi tidak
mempunyai perjanjian ekstradisi dengan negara diminta.

Tindak pidana transnasional memiliki beberapa definisi, hal ini terkait dengan latar belakang pendidikan,
pengalaman, serta kepentingan yang menyebabkan beberapa Ahli merumuskan definisi tindak pidana
transnasional sangat bervariasi, namun secara garis besar terdapat kata kunci yang dapat digunakan
sebagai panduan dalam merumuskan pengertian tindak pidana transnasional, antara lain: 1. Suatu
perbuatan sebagai suatu kejahatan; 2. Terjadi antar negara atau lintas negara. Menurut G.O.W. Mueller,
kejahatan transnasional adalah istilah yuridis mengenai ilmu tentang kejahatan, yang diciptakan oleh
perserikatan bangsa-bangsa bidang pencegahan kejahatan dan peradilan pidana dalam hal
mengidentifikasikan fenomena pidana tertentu yang melampaui perbatasan internasional, melanggar
hukum dari beberapa

negara, atau memiliki dampak pada negara lain.3 Bassiouni mengatakan bahwa kejahatan transnasional
atau transnational crime adalah kejahatan yang mempunyai dampak lebih dari satu negara, kejahatan
yang melibatkan atau memberikan dampak terhadap warga negara lebih dari satu negara, sarana dan
prasarana serta metodemetode yang dipergunakan melampaui batas-batas teritorial suatu negara. 4
Jadi, istilah kejahatan transnasional dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kejahatan-kejahatan yang
sebenarnya bersifat nasional (di dalam batas wilayah suatu negara), tetapi dalam beberapa hal terkait
kepentingan negara-negara lain. Sehingga tampak adanya dua atau lebih negara yang berkepentingan
atau yang terkait dengan kejahatan itu. Kejahatan transnasional jelas menunjukkan perbedaannya
dengan kejahatan atau tindak pidana dalam pengertian semata. Demikian pula sifat internasionalnya
mulai semakin kabur oleh karena aspek-aspeknya sudah
meliputi individu, negara, benda, publik, dan privat. 5 Sifatnya yang transnasional yang meliputi hampir
semua aspek nasional maupun internasional, baik privat maupun publik, politik maupun bukan politik.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri telah menentukan karakteristik apa saja yang termasuk dalam
kategori kejahatan transnasional, yaitu:6 a) Dilakukan lebih dari satu negara; b) Dilakukan di suatu
negara namun bagian penting dari persiapan, perencanaan, pengarahan, atau pengendalian dilakukan di
negara lain; c) Dilakukan dalam suatu negara namun melibatkan suatu kelompok kriminal terorganisasi
yang terlihat dalam aktifitas kejahatan lebih dari satu negara; atau d) Dilakukan dalam satu negara
namun memiliki efek penting dalam negara lainnya.

Transnational Organized Crime) tindak pidana transnasional yang terorganisasi itu dikualifikasikan
antara lain: (a) Tindak pidana atas penyertaan (partisipasi) dalam kelompok pelaku tindak pidana
terorganisasi;18 (b) Tindak pidana atas pencucian hasil tindak pidana (termasuk dan tidak terbatas
pencucian uang);19 (c) Tindak pidana korupsi;20 (d) Tindak pidana yang berkaitan dengan proses
peradilan;21 Berdasarkan United Nations Convention Against Transnational Organized Crime, tindak
pidana adalah bersifat transnasional, jika:22 a) Dilakukan lebih dari satu negara; b) Dilakukan di suatu
negara namun bagian penting dari persiapan, perencanaan, pengarahan, atau pengendalian dilakukan di
negara lain; c) Dilakukan dalam suatu negara namun melibatkan suatu kelompok criminal terorganisasi
yang terlihat dalam aktifitas kejahatan lebih dari satu negara;

Anda mungkin juga menyukai