Penyelundupan Narkoba)
Disusun Oleh:
Universitas Padjadjaran
I. PENDAHULUAN
Kejahatan lintas negara ini sejatinya menimbulkan banyak masalah dan juga
kerugian bagi suatu negara, bahkan daerah-daerah yang ada dalamnya pun ikut
terkenadampak dari kejahatan lintas negara ini. Begitu banyak bentuk penyimpangan
yang terjadi akhirnya menimbulkan banyak masalah, salah satunya adalah
pengeksplotasian sumber daya yang berlebihan. Ditambah lagi kejahatan ini dapat
menembus batas-batas negara dan tentunya menjadikan ancaman bagi keamanan global.
Dalam konvensi yang diadakan oleh PBB pada tahun 2000 atau dikenal sebagi
Palermo Convention yang menghasilkan sebuah keputusan dan telah diratifikasi oleh
Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pengesahan UNTOC
yang menyebutkan sejumlah kejahatan yang termasuk dalam kategori kejahatan lintas
negara terorganisir yaitu pencucian uang, korupsi, perdagangan gelap flora dan fauna liar
yang dilindungi, perdagangan manusia, penyelundupan manusia, perdagangan dan
penyelundupan narkotika serta produksi dan perdagangan senjata api. Berbagai kejahatan
tersebut juga telah disebutkan pada konvensi PBB tahun 1995.
Salah satu bentuk ancaman global yang paling sering terjadi adalah
penyelundupan obat-obatan terlarang atau narkotika. Narkotika dianggap sebagai
ancaman serius bagi keamanan global, karena sifat kejahatan ini yang membutuhkan
banyak tangan, mulai dari ‘si penanam’ hingga sampai ke ‘si pembeli’. Dalam kejahatan
ini, Indonesia juga menjadi salah satu negara tujuan pasar narkotika.
Hal tersebut membuat pemerintah Indonesia menempatkan kejahatan
penyelundupan narkotika ini sebagai high-risk crime atau kejahatan tingkat tinggi. Dan
tentunya Indonesia melakukan berbagai penangan untuk terus menekan tingkat kejahatan
narkotika ini, salah satunya dengan meratifikasi 3 konvensi tentang pemberantasan
narkotik atau anti-narkotika, yaitu sebagai berikut:
Selain itu juga Indonesia selalu melakukan kerjasama internasional untuk terus
memberantas peningkatan penyelundupan narkotika di dunia.
Kejahatan lintas negara ini tentunya memiliki berbagai bentuk dan juga
karakteristik yang sangat kompleks, sehingga menjadi sangat penting untuk seluruh
negara dalam meningkatkan kerjasama internasional secara kolektif menanggulangi
kejahatan lintas negara yang mengancam keamanan global ini. Secara lebih jelasnya akan
dijelaskan dalam pembahasan tulisan ini mengenai kejahatan lintas negara, khususnya
kejahatan penyelundupan obat-obatan terlarang atau narkotika.
Dalam artian Tradisional, Keamanan di beri definisi dalam istilah Militer. Istilah
tersebut memiliki fokus utama pada Perlindungan terhadap negara dan kepentingan
nasional dari ancaman luar maupun dalam. Berakhir era perang dingin menandakan
masuknya pemahaman baru mengenai Keamanan. Pasca Perang dingin, keadaan Dunia
mengubah Sistem Internasional, dati Bipolar (Blok Barat dan Timur) ke Multipolar. Isu
– Isu keamanan pun ikut mengalami Pergeseran, dari keterkaitan dengan Tema
Militer/Tradisional yang kini bertambah kepada isu yang tergolong Keamanan Non
Tradisional.
III. PEMBAHASAN
Ada banyak sekali kasus kejahatan lintas negara ini termasuk yang melibatkan
Indonesia, seperti kasus perdagangan manusia, kasus terorisme, pembajakan, pencucian
uang, pepenebangan pohon secara liar, perdagangan liar, dan penyelundupan narkoba
(Hasan, 2018). Hal yang menarik adalah bahwa dalam kasus penyelundupan narkoba ini
biasanya melibatkan lebih dari dua negara sebagai pengedarnya, orang yang terlibat
dalam misi, dan juga agen di negara tujuan. The Golden Triangle atau segitiga emas
adalah sebuah kawasan yang terletak di Asia Tenggara, yang menjadi kawasan
produksinya narkotika, heroin, dan amphetamine, dari kawasan inilah obat-obatan
terlarang disebarkan keseluruh penjuru dunia. Hal ini tentu menjadi sebuah bisnis yang
sangat menguntungkan dan membuat para pelaku kejahatan sangat sulit untuk
ditaklukkan karena para pelaku pengedar obat-obatan terlarang ini memiliki jalur khusus
untuk menyebarkan obat-obatan terlarang tersebut, misalnya dari Myanmar obat-obatan
yang diselundupkan ke Thailand, jalur lainnya melalui Yunan, Guangdong, Hongkong,
dan Philipina dari sinilah kemudian obat-obatan tersebut disebarkan keseluruh dunia
termasuk ke Indonesia.
Menurut laporan Kepala BNN pada 2013 lalu, pengguna narkoba mencapai angka
4,9 juta jiwa (Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 4.9 juta, 2013). Hal inilah
yang mendasari alasan Indonesia menjadi negara target bagi pada pengedar luar negeri
sebagai lahan bisnis yang ‘empuk’.
Kesimpulan
Kejahatan transnasional menjadi salah satu ancaman bagi keamanan global saat
ini, bukan hanya karena dapat terjadi lintas batas-batas negara, tetapi juga memiliki
bentuk yang beragam dan kompleks. Istilah kejahatan transnasional pada awalnya
digunakan merujuk kepada kejahatan terorganisir pada tahun 1970 an, kemudian disebut
pada konvensi wina, dan juga pada konvensi pbb yang menyangkut tentang pencegahan
kejahatan dan perlakuan terhadap para pelanggar hukum pada tahun 1990, dalam
pertemuan tersebut, kejahatan transnasional dalam lingkup multilateral disebut
Transnasional Organized Crime (TOC).
Kemenlu. (2019, Mei 01). Kejahatan Litas Negara. Diambil Kembali Dari
Kemenlu.Go.Id:
Https://Kemlu.Go.Id/Portal/Id/Read/89/Halaman_List_Lainnya/Kejahatan-
Lintas-Negara
(2013). Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 4.9 Juta. Jakarta: Kompas.Com.