Anda di halaman 1dari 31

OM SWASTYASTU

NAMA KELOMPOK
• I GUSTI AGUNG DIANA RATRI ASTUTI 18.321.2832
• I MADE AGUNG SURYA DIYASA 18.321.2834
• NI LUH PUTU WIDI WULANDARI 18.321.2843
• NI MADE VINA WIDYA YANTI 18.321.2849
• NI PUTU ARI ADNYANI 18.321.2852
• PUTU DIAH WULANDARI 18.321.2862
GASTRITIS
DEFINISI GASTRITIS
gastritis itu adalah Suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi. Erosif  karena perlukaan hanya
pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini
adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai
derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa
tempat
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :
• Gastritis akut
• Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik
oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori (Brunner dan suddart)
ETIOLOGI
• Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan
erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid
dan digitalis.
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama
aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat
disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung
seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal :
492).
• Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya
belum diketahui. Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada
peminum alkohol, dan merokok.
PATOFISIOLOGI
GASTRITIS AKUT
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat
kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang
pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres
akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus)
yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam
lambung.
Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia
maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus,
mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya
untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.
GASTRITIS KRONIS
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang
berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel
dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL, Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa
terjadi perdarahan serta formasi ulser.
MANIFESTASI KLINIS
Gastritis akut erosive sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada
kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
• Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat
sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
• Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan
asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada
uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
• Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
• Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
• Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai
darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda
anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
• Gastritis Kronis
1. Bervariasi dan tidak jelas
2. Perasaan penuh, anoreksia
3. Distress epigastrik yang tidak nyata
4. Cepat kenyang
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Pengobatan gastritis meliputi(Soeparman, 1999, hal :
96) :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila
dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat
ulkus lambung yang lain.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Endoskopi
• Hispatologi
• Radiologi dengan kontras ganda
• EGD (Esofagogastriduodenoskopi)
• Minum barium dengan foto rontgen
• Analisa gaster
• Angiografi
• Amilase serum
KOMPLIKASI
• Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan
jarang terjadi perforasi.
• Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B
12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus
• Perdarahan saluran cerna bagian atas dan Ulkus
peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan
absorbsi vitamin
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Pengkajian Riwayat Kesehatan
• Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalanan penyakit
pasien, awal dari gejala yang dirasakan kalien. Keluhan timbul
dirasakan secara mendadak atau betahap, faktor pencetus,
untuk mengatasi masalah tersebut.
• Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang
berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah saki
dan riwayat pemakaian obat.
• Riwayat penyakit keluarga : Terdapat keluarga menderita
penyakit yang behubungan dengan penyakit yang diderita
penyakit yang diderita oleh pasien.
Pengkajian pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL)
• Aktivitas / Istirahat
Biasanya klien mengalami kelelahan, kelemahan, dan hiperventilasi.
• Sirkulasi
Biasanya klien mengalami kelemahan, berkeringat, warna kulit pucat, nadi
perifer lemah, pengisian kapiler lambat, warna kulit pucat dan kelemaan pada
kulit.
• Integritas ego
Apakah ada faktor stress akut atau kronis (kehilangan, hubungan kerja) dan
perasaan tak berdaya.
• Eliminasi
Adanya riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya karena perdarahan atau
masalah yang berhubungan dengan gastritis.
• Makanan atau cairan
Anoreksia, mual, muntah( muntah yangmemenjang diduga obstruksi pilorik
bagian luar sehubungan dengan luka duodenal). Neurosensori Rasa berdenyut,
pusing/ sakit kepala karena sinar, kelemahan.
PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Tampak kesakitan dari pemeriksaan fisik


terdapat nyeri tekan dikuadran epigastrik:
• B1 (breath) = takhipnea
• B2 (blood = takikardi, hipotensi, distrinia, nadiperiver lemah,
pengisian perifer, warna kulit pucat.
• B3 (brain) = Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
terganggu, bisorientasi, nyeri epigastrum.
• B4 (bladder) = Oliguria ( gangguan keseimbangan cairan)
• B5 (bowel) = Anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati,
tidak toleran makanan pedas.
• B6 (bone ) = Kelelahan, kelemahan.
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan darah:
• Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori.
• Uji nafas urea :
• Suatu metode diagnostik berprinsip bahwa urea diubah oleh
ureaseha.
• Pemeriksaan Feces.
• Suatu metode yang dapat membuktikan apakah ada bahteri
H. Pylori dalam veses atau tidak
• Pemeriksaan Endoskopi saluran cerna bagian atas:
• Tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalanpada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
• Rontgen saluran cerna bagian atas:
• Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya.
• Analisis lambung :
• Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan teknik
penting untuk menegakan diaknosis penyakit lambung.
• Analisis Stimulasi :
• Tes ini untuk mengetahui terjadinya aklorhidria atau tidah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung
teriritasi.
• Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan masukan cairan yang tidak cukup dan
kehilangan cairan yang berlebih karena
muntah
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubunga dengan
masukan nutrient yang tidak adekuat
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. kaji secara komphrehensif tentang


keperawatan diharapkan nyeri akut nyeri meliputi: lokasi, karakteristik
klien dapat membaik dengan krteria dan onset, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas/beratnya nyeri,
hasil: dan factor-faktor presipitasi
• Klien dapat mengetahui 2. lakukan teknik variasi untuk
penyebab nyeri, onset nyeri, mengurangi nyeri (farmakologi,
mampu menggunakan teknik non-farmakologi dan
non-farmakologi untuk interpersonal)
mengurangi nyeri, dan 3. ajarkan penggunaan teknik non-
tindakan pencegahan nyeri. farmakologi (missal: relaksasi,
guided imagery, terapi music,
• klien mampu mengenal skala distraksi, aplikasi panas-dingin,
intensitas, frekuensi dan massage)
lamanya episode nyeri 4. berikan analgetik yang tepat
• klien mengatakan rasa nyaman waktu terutama saaat nyeri
setelah nyeri berkurang hebat
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. identifikasi factor-faktor yang


nutrisi 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi berpengaruh terhadap hilangnya
adekuat dengan kriteria hasil:
nafsu makan klien
1. adanya peningkatan berat badan sesuai
2. berikan makanan bergizi, tinggi
tujuan
2. tidak terjadi penurunan berat badan kalor yang tepat dipilih
yang berarti 3. berikan informasi yang tepat
3. klien mampu mengidentifikasi tentang kebutuhan nutrisi dan
kebutuhan nutrisi bagaimana memnuhinya
4. intake nutrisi dan cairan adekuat
4. kolaborasi dengan ahli gizi
5. klien melaporkan keadekuatan tingkat
menenai jumlah kalori dan jenis
energy
zat gizi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan energy
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji dan dokumentasikan warna dan


konstipasi
diharapkan kemampuan saluran gastrointestinal
kosistensi feses; keluarnya flatus;
untuk membentuk dan mengeluarkan feses secara
tidak adanya bising usus dan distensi
efektif (bowel elimination) dengan kriteria hasil:
abdomen pada keempat kwadran
1. pola eliminasi dalam rentang yang
diharapkan: feses lembut dan berbentuk 2. palpasi adanya distensi abdomen,
2. klien mengeluarkan feses tanpa bantuan perkusi bunyi dullness dan
3. klien mengkonsumsi cairan dan serat dengan auskultasi bunyi peristaltic usus.
adekuat Pada klien dengan konstipasi,
4. klien dapat mempertahankan konsistensi bab
abdomen sering mengalami distensi
lunak, bab 1x sehari
3. ajarkan pada klien tentang efek diet
5. klien dapat mengidentifikasi pencegahan dan
pengobatakn konstipasi (misalnya: cairan dan serat) pada
6. klien melaporkan keluarnya feses dengan eliminasi
berkurangnya nyeri dan mengejan 4. konsultasikan dengan ahli gizi untuk
meningkatkan serat dan cairan dalam
diet
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Diare Setelah dilakukan tindakan 1. kaji dan catat frekuensi,


keperawatan diharapkan diare dapat warna, konsistensi dan
dikendalikan/dihilangkan dengan jumlah feses
kriteria elimininasi efektif 2. lakukan tindakan untuk
1. pola eliminasi dlam rentang mengistirahatkan usus besar
yang diharapkan (missal: puasa atau diet cair)
2. diare tidak ada 3. ajarkan klien penggunaan
3. darah dan lender pada feses obat anti diare yang tepat
tidak ada 4. konsultasikan pada dokter
4. nyeri kram tidak ada jjka ada tanda dan gejala
5. kembung tidak ada diare terus menerus
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. monitor masukan

cairan keperawatan diharapkan tidak terjadi makanan/cairan dan hitung


kurang volume cairan dengan kriteria intake kalori harian
hasil: 2. pertahankan kecepatan
1. status hidrasi adekuat pemberian cairan intravena
2. status nutrisi: asupan 3. motivasi keluarga untuk
makanan dan cairan adekuat membantu klien makan
3. klien dapat mempertahankan 4. kelola pemberian obat-
cairan dalam tubuh obatan yang meninngkatkan
urin ouput sesuai kebutuhan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan


diharapkan pengetahuan klien tentang pasien berhubungan degan
proses penyakitnya meningkat (knowledge
proses penyakitnya
disease process) dengan kriteria hasil:
2. Sediakan lingkungan yang
1. menjelaskan proses penyakitnya
2. Menjelaskannya penyebab kondusif untuk belajar
penyakit 3. Berikan pengajaran yang
3. Menjelaskan tanda dan gejala sesuai dengan tingkat
penyakitnya pemahaman klien,
4. Menjelaskan efek dari
mengulang informasi bila
penyakitnya
diperlukan
5. Menjelaskan tindakan-tindakan
4. Rencanakan penyesuaian
intuk meminimalkan progresi
penyakitnya dlam penannganan bersama
klien dan dokter untuk
memfasilitasi kemampuan
klien mengikuti penanganan
yang dianjurkan
• IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien di sesuaikan dengan
prioritas masalah yang telah disusun. Yang
paling penting pelaksanaan mengacu pada
intervensi yang telah ditentukan dengan maksud
agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi
Jam
1   1 S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
O: pasien terlihat sudah tidak meringis
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

2   2 S: pasien mengatakan nafsu makannya sudah


meningkat, tdak ada mual muntah
O: tidak terjadi penurunan berat badan
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

3   3 S: pasien mengatakan sudah tidak terlalu


mengejan saat bab
O: pasien terlihat bab 1x sehari
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi
Jam

4   4 S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang


O: pasien terlihat sudah tidak meringis
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

5   5 S: pasien mengatakan nafsu makannya sudah


meningkat, tdak ada mual muntah
O: tidak terjadi penurunan berat badan
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

6   6 S: pasien mengatakan sudah tidak terlalu


mengejan saat bab
O: pasien terlihat bab 1x sehari
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
OM SANTI, SANTI, SANTI, OM

Anda mungkin juga menyukai