S
DENGAN PNEUMONIA DI RUANG ABIMAYU
RSUD SANJIWANI GIANYAR
TGL 23 – 26 JUNI 2021
Oleh :
209012531
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama ( Initial) : Tn. S
Umur : 64 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl.Patih Jelantik no 23 Gianyar
Tanggal Masuk : 23 April 2021
Tanggal Pengkajian : 23 April 2021
No. Register : 664453
Diagnosa Medis : Pneumonia Bilatral
Genogram :
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien
3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan apabila dirinya dan keluarganya sakit, akan segera mengunjungi
pusat pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Pasien mengatakan pasien makan 3x dalam sehari. Jenis makanan yang klien konsumsi
nasi, lauk pauk, sayur lodeh dan bening, buah (kadang – kadang). Pasien mengatakan
pasien menyukai makanan atau masakan bening/sayur bening. Pasien mengatakan
pasien dalam sehari minum 2 botol air mineral (3 liter).
Pada saat pengkajian pasien menghabiskan setengah gelas air putih.
c. Pola Eleminasi
Pasien BAK 5-6 x/hari, Konsistensi cair, Bau khas urine, Warna urine kuning pekat.
Pasien BAB 1x sehari. Konsistensi padat, Bau khas feses, Warna kuning kecoklatan
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien berperan sebagai kepala keluarga. Kegiatan sehari-hari banyak diisi dengan
bekerja, yaitu sebagai pedagang, pasien di rumah jarang membantu mengerjakan
pekerjaan rumah. Pasien tampak bedrest dan tidak boleh turun dari tempat tidur serta
beraktivitas dibantu keluarga dan perawat.
e. Pola koqnitif dan Persepsi
Pasien mengatakan mampu menerima dan mengetahui penyakit yang dialaminya saat
ini.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan dirinya sebagai pedagang, dan sebelum sakit pasien mampu
melakukan aktivitas secara mandiri. Saat ini pasien menerima bahwa dirinya sedang
sakit dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Pasien berharap agar segera pulih dan
mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan dalam sehari tidur malam selama 6-7 jam.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien berperan sebagai kepala keluarga dengan satu istri dan dua orang anak. Pasien
mengatakan hubungan di dalam keluarga baik dan harmonis.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien memiliki 2 orang anak dan tidak memiliki masalah dalam pola seksual dan
reproduksinya.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan apabila memiliki masalah segera untuk mendiskusikan dengan istri
dan anaknya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama hindu, pasien mengatakan saat di rumah pasien biasa melakukan
persembahyangan. Saat sakit pasien tidak bisa melakukan persembahyangan, namun
tetap berdoa di tempat tidur.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Keadaan umum lemah, kesadaran pasien composmentis. GCS 15 (E4V5M6)
b. Tanda Vital
TD : 155/99 mmHg
N : 102 x/menit
RR : 28 x/menit (reguler,spontan)
S : 37,5 °C
Sat O2 : 95%
c. Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala normochepal, tidak tampak lessi, warna rambut hitam dan ada beberapa
uban, persebaran warna rambut dan pertumbuhan rambut merata, kulit kepala tampak
berminyak dan terdapat ketombe, tidak tampak massa.
Palpasi :
Kepala terasa nyeri, saat di palpasi tidak teraba massa, tidak terdapat krepitasi tulang.
d. Mata
Inspeksi :
Alis terletak simetris persebaran pertumbuhan dan warna alis merata, mata tampak
cekung dan tampak kantong mata, mata terletak simetris, mata tampak berwarna
kemerahan, pupil miosis reflek cahaya +/+, warna konjungtiva merah muda
Palpasi :
Bola mata teraba kenyal dan melenting pada saat dilakukan palpasi pasien tidak
mengeluh adanya nyeri tekan, pasien dapat menggerakan bola mata ke 8 arah penjuru,
pasien menggunakan kacamata untuk membaca.
e. Hidung
Inspeksi :
Lubang hidung terletak simetris, lubang hidung tampak ada sedikit kotoran, tampak
bulu-bulu halus didalam lubang hidung, tidak tampak massa pada bagian dalam
hidung, septumnasi tepat berada di tengah, tidak ada epistaksis (pendarahan pada
hidung/mimisan) dan tampak adanya pernafasan cuping hidung.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada seluruh daerah sinus (edmodialis, frontalis, dan maksilaris).
f.Telinga
Inspeksi :
Daun telinga simetris, tidak tampak massa maupun lessi, tidak tampak perdarahan pada
lubang telinga, telinga bersih
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan pada tragus, fungsi pendengaran pasien baik, terbukti pasien
dapat mengulangi kata yg diucapkan pada saat tes berbisik
g. Mulut
Inspeksi :
Mukosa bibir tampak kering, warna bibir tampak kecoklatan, gigi utuh tampak
kekuningan, tidak tampak perdarahan pada gusi dan bibir, lidah tampak bersih, uvula
tepat berada di tengah berwarna merah muda, tidak tampak pembesaran tonsil (T1).
h. Leher
Inspeksi :
Tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak tampak massa maupun lessi
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan massa pada saat dilakukan perabaan.
i. Dada dan Punggung
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada simetris, persebaran warna kulit
merata, iktus kordis < 1 cm, tampak adanya tarikan dinding dada pada saat bernafas
Palpasi :
Saat dilakukan pemeriksaan taktil fremitus teraba getaran suara yang sama diseluruh
lapang paru, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi :
Pada area jantung (ICS 3-5 sinistra) terdengar pekak dan suara lapang paru resonan.
Auskultasi
Terdengar bunyi nafas tambahan wheezing
j. Abdomen
Inspeksi :
Tidak tampak asites, tidak ada lesi
Auskultasi :
Bising usus 12 x/menit
Perkusi :
Terdengar hipertimpani pada hipokondria kanan.
Palpasi :
Saat dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan pada daerah epigastrik
k.Ekstremitas
Inspeksi :
- Ekstermitas Atas : tidak tampak massa ataupun lessi, simetris tangan kanan dan kiri,
nadi teraba cepat, pada tangan kiri tampak terpasang cairan infus Asering 8
tetes/menit.
- Ekstermitas Bawah : tidak tampak fraktur, kaki kanan dan kiri simetris, terdapat bulu
kaki kanan dan kiri
Palpasi :
- Ekstermitas Atas : tangan dan akral teraba hangat, tidak terdapat krepitasi tulang, klien
tidak merasa nyeri pada saat tangan kanan dan kiri saat di palpasi, nadi teraba kuat.
Pada tangan kiri terpasang infus Asering
- Ekstermitas Bawah : tidak teraba massa pada kaki kanan atau kiri, klien tidak merasa
nyeri pada saat kaki kanan dan kiri di palpasi tidak terdapat krepitasi tulang, kaki
teraba hangat
- Kekuatan otot
555444
555444
l. Genetalia
Pada saat melakukan pengkajian klien tampak terpasang kateter, urin klien tampak
berwarna kemerahan karna faktor pengeruh obat, jumalah urin klien 100 cc.
6. THERAPI
7. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Kolaboratif /
Keperawatan
DS : Respon inflamasi Pola nafas
- Pasien mengatakan merasa tidak efektif
sesak Pembentukan sputum
- Pasien mengatakan kalau
merasakan sesak pada saat Gangguan pengirimiman O2 ke
tubuh
melakukan aktifitas dan pada
saat berpindah tempat
Ventilasi inadekuat
DO :
RR meningkat, nafas dangkal,
- Keadaan umum lemah penggunaan otot nafas
- Kesadaran
composmentis
- GCS E4 V5 M6 Pola nafas tidakefektif
g. Kekuatan tubuh bagian atas (skala menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
h. Kekuatan tubuh bagian bawah Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Memberikan minuman
DS: pasien mengatakan
hangat
Pkl 10.30 wita 1 mauuntuk meminum air
hangat
DO: pasien tampak
nyaman dan meminum
air hangat
Mengajarkan cara
Pkl 11.00 wita 1 batuk efektif DS: pasien mengatakan
mampu batuk
DO: pasien tampak
paham dengan cara batuk
efektif, dan mampu batuk
serta mengeluarkan
sputum
24 April 2021 1 Melakukan monitoring DO: pasien mengatakan
nafas
Pkl 08.00 wita sesak dan nafas berat
DS: pasien tampak sesak
nafas, repirasi 24x/ menit
DS:pasien mengatakan
Pkl 09.30 wita 1 Memberikan posisi nyaman dengan posisi
semi fowler atau fowler
yang diberikan
kepada pasien
DO: pasien dengan
posisisemifowler dan
tampak nyaman
Melakukan monitoring
Pkl 09.00 wita 1 sputum pasien DS: pasien mengatakan
batuk
DO: terdapat sputum
berwarna putih
DS:pasien mengatakan
Memberikan posisi
Pkl 09.30 wita 1 semi fowler atau fowler nyaman dengan posisi
kepada pasien
yang diberikan
DO: pasien dengan
posisisemifowler dan
tampak nyaman
Memberikan minuman
hangat DS: pasien mengatakan
Pkl 10.30 wita 1 mauuntuk meminum air
hangat
DO: pasien tampak
nyaman dan meminum
air hangat
1 26 juni 2021 1 S:
- Pasien mengatakan sudah tidak
sesak
O:
- Keadaan umum cukup
- Kesadaran composmentis
- GCS E4 V5 M6
- Tampak pernafasan cuping
hidung
- Terpasang O2 nasal 2 lpm
- Terpasang infus Asering di
tangan kiri
- Pasien masih
dibantu dalam melakukan
ADL
- Pasien dalam posisi fowler
Auskultasi wheezing (+)
- Tanda – tanda vital : TD 100/70
mmHg N 78 x/mnt
S 36,2°C
RR 24 x/mnt
SpO2 96 - 98%
A:
Masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Manajemen jalan nafas
- Pemantauan respirasi
2 26 juni 2021 2 S:
pasien mengatakan masih lemas,
namun sudah mampu melakukan
aktivitas mandiri
O:
Pasien tampak melakukan aktivitas
secara bertahap, ADL pasien masih
dibantu sebagian oleh kelarga
seperti berjalan ke kamarmandi
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi intoleransi
aktivitas
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn S No RM : 664453
Umur : 64 Tahun Tgl MRS: 23 juni 2021
Jenis kelamin : Laki- laki Dx Medis: Pneumonia
Ruang : Abimayu
Kondisi klien :
Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, pasien sesak dan batuk, terpasang oksigen
NRM 10 lpm dan infus Nacl 0,9 % 20 tpm
Alasan masuk RS :
Klien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari dan batuk disertai demam.
Data fokus :
DS : “ sesak nafas, batuk
DO :
Klien tampak sesak
Klien batuk dan keluar dahak sedikit
Klien terlihat sulit bernafas
Vital sign :
TD : 140/90 mmhg
Nadi : 90 x/mnt
RR : 28 x/mnt
Suhu 37,5 ◦c
Hasil AGD ( PH : 7,4 PC02 : 34, HCO3 : 21)
Diagnosa keperawatan (masalah)
1. Pola nafas tidak efektif b/d leukositosis bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas b/d imobilisasi
Tindakan keperawatan : tindakan apa yang akan dilakukan, SOP tindakan tersebut
( terlampir)
1. Melatih batuk efektif
2. Manajemen jalan nafas
3. Memantau respirasi
4. Memberikan terapi oksigen
5. Membantu klien untuk mengindentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
6. Membantu untuk mengindentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan
untukaktivitas yang diinginkan
7. Membantu untuk mengidentifikasikan aktivitas yang sesuai
8. Membantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
- Salam terapeutik :
“ Selamat pagi pak. Perkenalkan nama saya Made yani, Saya mahasiswa
Stikes Wira Medika yang bertugas disini selama 1 minggu kedepan. Nama
bapak siapa ya? “
- Evaluasi/validasi :
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak masih merasakan sesak
dan batuk?”
- Kontrak
Topik : “Pagi ini karena bapak masih merasa sesak dan batuk saya akan mengukur tanda-
tanda vital bapak dan mengajarkan bapak latihan batuk efektif, bagaimana
pak?”
Waktu : “ untuk waktunya saya mulai sekarang kurang lebih selama 30 menit”
Tempat : “ Tindakan akan saya lakukan disini di kamar perawatan bapak”
B. KERJA
(Langkah-langkah tindakan keperawatan) : komunikasi saat melakukan tindakan
1. Memasang manset 1 inchi (2,5 cm) diatas nadi brachialis, menghubungkan pipa
tensimeter dengan pipa manset, menutup sekrup balon manset, membuka kunci
reservoir, dan saya meletakkan diafragma stetoskop diatas tempat denyut nadi tanpa
menekan nadi brachialis. Kemudian balon manset saya pompa ± 180 mmhg. Dan saya
mengendorkan pompa dengan cara membuka sekrup balon manset hingga melewati
bunyi denyut nadi terakhir. Kemudian mengukur pola nafas dengan cara inspeksi pola
nafas dan menghitung selama 60 detik. Mengukur nadi dengan cara palpasi pada
tangan hitung selama 60 detik. Kemudian mengukur suhu tubuh dengan thermometer
dan meletakan di ketiak pasien.
2. Melatih batuk efektif dengan cara menganjurkan minum air hangat sebelum memulai
latihan, mengatur posisi duduk dengan mencondongkan badan kedepan, minta pasien
menarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan memalui mulut sebanyak 4-5
kali, pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik. Angkat
bahu pasien dan dada dilonggarkan serta minta pasien batukkan dengan kuat dan
spontan, keluarkan dahak sampai bunyi huf..huf..huf… Lakukan berulang kali sesuai
kebutuhan pasien dan hindari batuk terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan
dan hipoksia.
C. TERMINASI
- “ Bagaimana perasaan bapak setelah dilakukan tanda vital dan latihan batuk efektif tadi?’’
- “ Baik, untuk selanjutnya saya akan melatih batuk efektif bapak supaya dahak bapak
mampu keluar, diharapkan batuk dan sesak bapak dapat berkurang. Untuk kontrak waktu
berikutnya bagaimana jika kita lakukan besok pagi, apa bapak setuju?”