Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NI NYOMAN YUDANI

NIM : 193223194

PENGENDALIAN MUTU ASUHAN DAN PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Pengertian Mutu Keperawatan


Berdasarkan Depkes RI 1998; mutu pelayanan keperawatan adalah pelayanan kepada pasien
yang berdasarkan standar keahlian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga
pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada
rumah sakit,serta dapat menghasilkan keunggulan komperatif melalui pelayanan yang bermutu,
efisien, inovatif, dan menghasilkan customer responsiveness.

B. Proses Quality Control ( Kendali Mutu )


Secara sederhana proses kendali mutu ( Quality Control ) dimulai dari menyusun strandar –
standar mutu, selanjutnya mengukur kinerja dengan membandingkan kinerja yang ada dengan
standar yang telah ditetapkan. Apabila tidak sesuai, dilakukan tindakan koreksi. Bila diinginkan
peningkatan kinerja perlu menyusun standar baru yang lebih tinggi dan seterusnya. (Djoko
Wijono, 1999)

C. Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan


Windy (2009) menyatakan bahwa dimensi mutu dalam pelayanan keperawatan terbagi
kedalam 5 macam, diantaranya:
1. Tangible (bukti langsung) Merupakan hal-hal yang dapat dilihat dan dirasakan langsung
oleh pasien yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan staf keperawatan’.
perawatan yang digunakan; dan kerapian serta kebersihan penampilan perawat.
2. Reliability (keandalan) Merupakan kemampuan untuk memberikan ‘pelayanan
keperawatan yang tepat dan dapat dipercaya’ dalam hal ini didefinisikan sebagai
pelayanan keperawatan yang ‘konsisten’.
3. Responsiveness (ketanggapan) Perawat yang tanggap adalah yang ‘bersedia atau mau
membantu pelanggan’ dan memberikan’pelayanan yang cepat/tanggap’.
4. Assurance (jaminan kepastian) bagaimana perawat dapat menjamin pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien berkualitas sehingga pasien menjadi yakin
akan pelayanan keperawatan yang diterimanya. Dimensi kepastian atau jaminan ini
merupakan gabungan dari dimensi Kompetensi (Competence), Kesopanan (Courtesy),
Kredibilitas (Credibility), serta Empati (empathy),

D.   Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan

Penilaian terhadap mutu dilakukan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang


dikelompokkan dalam tiga komponen, yaitu:
1. Audit Struktur (Input) merupakan masukan (input) yang meliputi sarana fisik
perlengkapan/peralatan, organisasi, manajemen, keuangan, sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya dalam fasilitas keperawatan. Donabedian (1987, dalam Wijono
2000)
2. Proses (Process) kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan
(perawat) dan interaksinya dengan pasien. Merupakan proses yang mentransformasi
struktur (input) ke dalam hasil (outcome). Donabedian (1987, dalam Wijono 2000)
3. Hasil (Outcome )adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan perawat terhadap pasien. Baik
tidaknya hasil dapat diukur dari derajat kesehatan pasien dan kepuasan pasien terhadap
pelayanan perawatan yang telah diberikan (Donabedian, 1987 dalam Wijono 2000).

E. Strategi Mutu Pelayanan Keperawatan


1. Quality Assurance (Jaminan Mutu) yaitu kegiatan menjamin mutu yang berfokus pada proses
agar mutu pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan standar.
2. Continuous Quality Improvement (Peningkatan Mutu Berkelanjutan) merupakan upaya
peningkatan mutu secara terus menerus yang dimotivasi oleh keinginan pasien. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan mutu yang tinggi dalam pelayanan keperawatan yang komprehensif
dan baik, Wijonon (2000)
3. Total quality manajemen (TQM) yaitu suatu cara meningkatkan performansi secara terus
menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi,
dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia dan berfokus pada
kepuasan pasien dan perbaikan mutu menyeluruh. (Windy, 2009)

Anda mungkin juga menyukai