Berbicara tentang mutu, tentu tidak asing lagi bagi kita. Kita sering menjumpai istilah mutu
tidak hanya terpampang pada suatu produk yang berbentuk barang , tetapi
istilah mutu juga sering menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan
dialami dan juga merupakan kepatuhan terhadap standar yang tlah ditetapkan
Azwar (2006). Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah suatu kondisi
yang berupa barang atau jasa yang dibuat berdasarkan standar yang telah
seseorang atau suatu kelompok menawarkan kelompok/ orang lain sesuatu yang
pada dasarnya tidak terwujud dan produksinya berkaitan atau tidak berkaitan
sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan itu merupakan suatu aktivitas yang
tanpa mengesampingkan rasa empati , respek dan tanggap , serta ramah kepada
lima dimensi :
dipercaya, pelayanan harus konsisten, dan pelayanan akan dapat diberikan jika
Responsif(Responsiveness)
Empaty (Empathy)
pelayanan akan berada di sisi yang sama dengan pelanggan sehingga dapat lebih
Kompetensi (Competency).
Kompetensi dalam hal ini lebih difokuskan pada staf yang berhubungan
KEPERAWATAN
manajemen, keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam
fasilitas keperawatan. Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari
jumlah besarnya mutu, mutu struktur, besarnya anggaran atau biaya, dan
instrumen yang tersedia dan dipergunakan untuk pelayanan. Selain itu pada
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Tappen (2005), yaitu bahwa
Staf, meliputi pengalaman, tingkat absensi, rata rata turnover, dan rasio pasien-
perawat.
diantaranya yaitu :
Fasilitas fisik, yang meliputi ruang perawatan yang bersih, nyaman dan aman,
Peralatan, peralatan keperawatan yang lengkap, bersih, rapih dan ditata dengan
baik
Staf keperawatan sebagai sumber daya manusia, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas
kata lain penilaian dilakukan terhadap perawat dalam merawat pasien. Dan baik
tidaknya proses dapat diukur dari relevan tidaknya proses bagi pasien,
yang semestinya, dan kewajaran (tidak kurang dan tidak berlebihan). Tappen
Pendekatan ini adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan perawat terhadap
pasien. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik
positif maupun negatif. Sehingga baik tidaknya hasil dapat diukur dari derajat
kesehatan pasien dan kepuasan pasien terhadap pelayanan perawatan yang telah
dari aktivitas yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hasil ini dapat dinilai dari
pendekatan ini yaitu pada hasil dari pelayanan keperawatan, dimana hasilnya
kedua hal tersebut dapat dijadikan indikator dalam menilai mutu pelayanan
keperawatan.
MENGUKUR MUTU
Selain itu, indikator harus dipilih sehingga akurat dan bisa dipercaya.
Indikator klinis yang sangat populer diukur di banyak rumah sakit adalah
Kesehatan mengenai indikator klinis. Saat ini, manual yang dipakai lebih
luas adalah standar pelayanan minimal rumah sakit yang juga diterbitkan
telaah rekam medis oleh profesi medis sendiri. Tujuan dilakukan audit
medis adalah pelayanan medis prima yang bersumber pada evaluasi mutu
kebutuhan pasien dan standar yang telah ada. Audit medis di Indonesia
diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan no. 496 tahun 2005.
merupakan upaya yang terus menerus. Proses inti audit medis adalah
C. Mortality review adalah bagian dari audit medis. Lewat mortality review,
global trigger tools. Global trigger tools memuat puluhan entry point ke
keadaan pasien baik antar dokter, dokter kepada perawat, perawat kepada
Data mortality review dapat dipakai juga oleh rumah sakit dalam rangka
menjamin mutu atau memastikan mutu karena Quality Assurance berasal dari
teknik-teknik seperti inspeksi, internal audit dan surveilan untuk menjaga mutu
diinginkan.
kegiatan menjamin mutu yang berfokus pada proses agar mutu pelayanan
digunakan adalah :.