PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang artinya cara
berpikir, kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau
adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada 3 (tiga) arti yang dapat dipakai
untuk kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai
atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau
kelompok untuk bersikap dan bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai
kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain
itu, Etika bisa juga diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk
yang diterima dalam suatu masyarakat.
WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Umum bahasa Indonesia
mengemukakan bahwa pengertian etika adalah: ilmu pengetahuan tentang
asas asas (moral). (WJS. Poerwadarminta, 1986: 278). 1
Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti :
Ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia
hidup dalam masyarakat, ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn
akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi
dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen.
1 Suhrawardi K. Lubis,S.H,Etika Profesi Hukum,Hlm 1
Profesi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
tertentu.2 Jenis profesi yang dikenal antara lain: profesi hukum, profesi bisnis,
profesi kedokteran, profesi pendidikan (guru).
Profesi hukum mempunyai ciri tersendiri, karena profesi ini sangat
bersentuhan langsung dengan kepentingan manusia yang lazim disebut
dengan klien. Profesi hukum mempunyai keterkaitan dengan bidang-bidang
hukum yang terdapat dalam negara kesatuan Repoblik Indonesia, misalnya
kehakiman, kejaksaan, kepolisian, mahkamah agung, serta mahkamah
konstitusi. Profesi hukum adalah profesi untuk mewujudkan ketertiban
berkeadilan yang memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupannya
secara wajar (tidak perlu tergantung pada kekuatan fisik maupun finansial).
Menurut Notohami djodjo dalam melaksanakan kewajibannya professional
hukum perlu memiliki:
a. Sikap manusiawi, artinya tidak menanggapi hukum secara formal
belaka,melainkan kebenaran yang sesuai dengan hati nurani.
Pengertian kode etik profesi menurut Abdul Kadir Muhammad, kode etik
profesi merupakan produk etika terapan karena di hasilkan berdasarkan
penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah
dan di ubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga anggota kelompok profesi tidak akan ketinggalan jaman. 4
Terjadinya pelanggaran nilai moral dan nilai kebenaran karena kebutuhan
ekonomi yang terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan psikis
yang seharusnya berbanding sama. Usaha penyelesaiannya adalah tidak lain
harus kembali kepada hakikat manusia dan untuk apa manusia itu hidup.
hakikat manusia adalah mahkluk yang menyadari bahwa yang benar, yang
indah dan yang baik adalah keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan
kebutuhan psikis dan inilah yang menjadi tujuan hidup manusia. Etika sangat
diperlukan karena beberapa pertimbangan (alasan) berikut :
1. Kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik, juga dalam
bidang moral, sehingga kita bingung harus mengikuti moralitas yang
mana.
Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat, antara lain
adalah:
Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup
mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan
dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.
5 Ibid.,Hlm 24
Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis
sebagai sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu
penandanya.
Kode etik profesi dapat diubah seiring dengan perkembangan zaman yang
mengatur diri profesi yang bersangkutan dan perwujudan nilai moral yang
hakiki dan tidak dipaksakan dari luar. Jadi kode etik diadakan sebagai sarana
kontrol sosial dan untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi serta
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan atau
penyalahgunaan keahlian.
Dampak yang timbul jika tidak diciptakannya kode etik profesi :
Terjadinya penyalahgunaan profesi
Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang dapat memberikan
image yang buruk dari profesi yang ditekuninya kepada masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Abdulkadir Muhammad, 1997. Etika Profesi Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti.
http://kbbi.web.id/profesi
MAKALAH HUKUM ETIKA PROFESI
DI SUSUN OLEH:
MUHAMMAD AULIA A
A1011141183
FAKULTAS HUKUM
2016